• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS KINERJA MANAJEMEN PROGRAM PENDIDIKAN POLITEKNIK: Studi Persepsi Dosen tentang Kontribusi Kepemimpinan Manajerial, Kompetensi Dosen, dan Sumber Daya Fasilitas Pendidikan terhadap Kualitas Kinerja Manajemen Program Pendidikan Politeknik di Politekn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KUALITAS KINERJA MANAJEMEN PROGRAM PENDIDIKAN POLITEKNIK: Studi Persepsi Dosen tentang Kontribusi Kepemimpinan Manajerial, Kompetensi Dosen, dan Sumber Daya Fasilitas Pendidikan terhadap Kualitas Kinerja Manajemen Program Pendidikan Politeknik di Politekn"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

D A F T A R I S I

PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH ………. v

DAFTAR ISI ……….. vi

D. Signifikansi Penelitian ………... 20

E. Struktur Organisasi Desertasi …..………..……… 22

3. Manajemen kualitas terpadu dalam pendidikan ………

4. Manajemen kualitas terpadu di perguruan tinggi ………

5. Standar kualitas pendidikan ……….……….….….

31

35

35

43

(2)

6. Manajemen kulitas pendidikan ………

7. Sistem penjamin kualitas perguruan tinggi ………

55 2. Karakteristik kompetensi …………..……….……. 3. Kompetensi dosen ………. E. Hasil Penelitian terdahulu ………. 99

1. Disertasi …..…………..……….…….... 2. Referensi dari Jurnal ……….….……… 3. Referensi dari Internet ……….…….. 4. Kesimpulan hasil penelitian terdahulu ………..…… 99 115 117 118 F. Kerangka Pemikiran Penelitian ………. 120

G. Hipotesis Penelitian ……….. 125

BAB III METODE PENELITIAN ……….……. 129

(3)

B. Populasi dan Sampel Penelitian …………..…………..….……..

2. Kepemimpinan manajerial (X1) ……….…….

3. Kompetensi Dosen (X2) ……….……….……

4. Sumber Daya Fasilitas Pendidikan (X3) ……….

133

2. Pengujian instrumen penelitian ……….….….

3. Pengujian validitas dan reliabilitas ……….….……….

135

2. Pengujian persyaratan penelitian ………..…..

3. Pengujian hipotesis penelitian ………..…………...…...

4. Analisis hubungan antar variabel ………..……….……

C. Model Konseptual Pengembangan Kualitas Kinerja Manajemen

(4)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……….…. 198

A. Kesimpulan ……….…. 198

B. Rekomendasi ……….…… 199

DAFTAR PUSTAKA ……….……. 203

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi secara tradisional ditentukan oleh faktor-faktor

modal berupa perangkat keras atau fisik, modal finansial, sumber daya alam, dan

sumber daya manusia. Perpaduan antara sumber-sumber daya tersebut semakin

lama semakin bergeser proporsi bobot kepentingannya kepada sumber daya

manusia. Aspek utama yang diunggulkan pada sumber daya manusia adalah

kemampuan akal dan daya nalar, yang merupakan perpaduan antara apa yang dia

ketahui tentang kebenaran yang berdasarkan azas ilmu pengetahuan, informasi

dan pengalaman-pengalaman kebenaran lain yang dia dapatkan, yang secara

umum dinamakan pengetahuan (knowledge). Dalam kaitan tersebut pertumbuhan

ekonomi akan lebih dipacu dengan gagasan-gagasan baru dan inovasi

pengetahuan. Artinya pengetahuan akan menjadi sumber daya yang lebih penting

dalam pertumbuhan ekonomi maupun dalam mengembangkan keunggulan

komparatif maupun kompetitif. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa

yang menjadi masalah utama adalah bagaimana mengembangkan dan mengelola

sumberdaya manusia yang berpengetahuan ini. Ekonomi yang pertumbuhannnya

mengandalkan akal budi atau pengetahuan manusia disebut ekonomi berbasis

pengetahuan (economy based knowledge), sedangkan untuk industrinya disebut

industri berbasis pengetahuan (knowledge based industry).

Menurut Hadi Waratama (2002:574), setiap dunia usaha atau industri pasti

(6)

lagi. Dalam industri yang berbasis pengetahuan, kemampuan menghasilkan dan

memanfaatkan pengetahuan untuk melakukan inovasi bukan hanya faktor penentu

kemakmuran, melainkan juga merupakan basis untuk menciptakan keunggulan

komparatif. Terlebih lagi dalam era seperti saat ini, yang disebut era informasi

dan globalisasi, hanya dunia usaha dan industri yang berbasis pengetahuanlah

yang akan bertahan, sedangkan yang lain, misal yang berbasis tenaga kerja murah

atau bahan baku melimpah, tidak akan bertahan. Seperti diketahui globalisasi

memudarkan bahkan menghilangkan batas-batas geografi perdagangan dunia,

yang disertai dengan tersedianya pengumpulan, pengolahan dan pengiriman

informasi yang berkemampuan tinggi, melalui kemajuan pesat pada bidang sistem

komunikasi serat optik, satelit, komputer dan sistem digital lainnya. Untuk dapat

mempertahan eksistensinya, industri secara umum harus dapat mengembangkan

gagasan-gagasan baru, produk-produk baru, maupun proses-proses baru secara

terus menerus dan berkesinambungan melalui pengembangan pengetahuan dan

kemampuan berinovasi tinggi, serta dilakukan secara cepat. Tantangan yang

dihadapi, dimana industri pada era globalisasi yang berbasis pengetahuan sangat

membutuhkan tenaga kerja yang amat mahir (highly-skilled workers). Tenaga

kerja tersebut harus mempunyai kemampuan belajar dan mau belajar terus

menerus untuk meningkatkan dan memperbaharui kemahiran dan keahliannya,

serta mampu memecahkan masalah dan merealisasikan konsep secara ekonomis.

Untuk menutupi kebutuhan akan tenaga kerja sesuai kebutuhan tersebut, maka

diperlukan sistem dan jenjang pendidikan dan pelatihan yang mumpuni.

Sesuai dengan undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

(7)

menengah ke atas di layani melalui pendidikan jenjang Perguruan Tinggi. Pasal

20 ayat 1, menyatakan bahwa Perguruan Tinggi dapat berbentuk akademi,

politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Jadi politeknik adalah

pendidikan tinggi yang mempunyai kedudukan setara dengan perguruan tinggi

lainnya. Jika universitas dalam pelaksanaan pendidikannya lebih menitikberatkan

pada bidang keilmuan, sedangkan politeknik menyelenggarakan pendidikan

terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus yang lebih berorientasi pada

kebutuhan industri.

Seperti halnya pada lembaga pendidikan lainnya, politeknik dalam

melaksanakan misi pendidikannya menggunakan wahana tridarma perguruan

tinggi, yakni menganut tiga azas : 1). Pendidikan, 2). Penelitian dan 3).

Pengabdian kepada Masyarakat. Ketiga komponen ini harus diupayakan untuk

dapat membentuk sinergi dan saling mendukung, serta mengoptimalkan

penggunaan semua sumber daya yang ada.

Salah satu tujuan umum pendidikan politeknik adalah untuk mendukung

pengembangan industri baru dan turut serta dalam memperbaiki industri yang

sudah ada. Selain itu politeknik juga mempunyai tujuan khusus, yaitu turut serta

dalam mencetak tenaga-tenaga yang terampil dan profesional di bidangnya, serta

siap berperan aktif dalam pembangunan nasional, khususnya dalam

perkembangan dunia industri.

Pendidikan politeknik di Indonesia, dirintis oleh Institut Teknologi

Bandung (ITB) yang berkerjasama dengan Departemen Pekerjaan Umum tahun

1972. Pada saat itu didirikan Lembaga Pendidikan Politeknik Pekerjaan Umum –

(8)

kerja dengan keterampilan tinggi yang mampu menjembatani antara lulusan

universiatas atau institut dengan lulusan sekolah menengah kejuruan. Pada tahun

1976 didirikan lembaga pendidikan politeknik yang baru, dengan nama

Politeknik Mekanik Swiss-Institut Teknologi Bandung (PMS-ITB), lembaga ini

didirikan untuk memenuhi akan kebutuhan tenaga terampil dan profesional level

akhli madya yang berkaitan dengan bidang mekanik. Selanjutnya setelah dicapai

keberhasilan dari dua politeknik yang didirikan ITB dan lembaga lain, pada tahun

1982 pemerintah Indonesia membangun dan membuka enam buah politeknik baru

di berbagai daerah.

Pendidikan politeknik hingga saat ini terus berkembang dan bertambah

jumlahnya, baik yang dibangun oleh pemerintah maupun pihak swasta.

Perkembangan ini dilandasi oleh pengalaman yang menunjukkan bahwa:

 Pertama, masa studi yang berlangsung dan terlaksana sesuai kurikulum dan

terkontrol secara ketat, sehingga dapat dikatakan pendidikan di politeknik

dapat dilaksanakan tepat waktu. Hal ini menguntungkan baik dari segi

perencanaan dan penggunaan waktu, juga tingkat mentalitas dan kedisiplinan

lulusannya relatif lebih baik.

 Kedua, daya serap pasar kerja khususnya dunia industri terhadap lulusan

politeknik yang begitu tinggi. Alasan utama industri lebih memilih lulusan

politeknik antara lain mereka lebih terampil dan profesional.

 Ketiga, lulusan politeknik masih memungkinkan untuk dapat melanjutkan

pendidikan pada program-program pendidikan yang lebih tinggi, baik pada

(9)

Jalur pendidikan politeknik merupakan jalur pendidikan yang saat ini

disebut jalur pendidikan vokasi dengan berbagai tingkatan atau disebut jalur

diploma. Jenjang ini berkembang sesuai „setara‟ dengan beberapa program

pendidikan strata pada jalur akademik. Program-program diploma yang

dikembangkan di politeknik ditujukan untuk memenuhi pasar kerja sesuai dengan

prinsip dapat mengimplementasikan dan mentransformasikan sains dan atau

teknologi kedalam produk dan atau jasa yang bernilai guna dan ekonomis, sesuai

dengan standar, nasional atau internasional.

Saat ini jenjang pendidikan yang diselengarakan di politeknik dapat berupa

jenjang diploma 1 (D1), diploma 2 (D2), diploma 3 (D3) dan diploma 4 (D4).

Untuk jenjang diploma 3 di kategorikan dengan sebutan sebagai Akhli madya

(Amd), sedangkan untuk jenjang diploma 4 di kategorikan sebagai Sarjana Sain

Terapan (SST). Sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan

Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, maka arah pendidikan yang

diselenggarakan politeknik adalah:

 Program Diploma 1, diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai

kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin, atau

memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat maupun kontekstualnya

dibawah bimbingan.

 Program Diploma 2, diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai

kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin, atau

(10)

secara mandiri, baik dalam bentuk pelaksanaan maupun tanggunggjawab

kerjanya.

 Program Diploma 3, diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai

kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin maupun yang

belum akrab sifat-sifat maupun kontekstualnya, secara mandiri dalam

pelaksanaan maupun tanggunggjawab pekerjaannya, serta mampu

melaksanakan pengawasan dan bimbingan atas dasar keterampilan manajerial

yang dimilikinya.

 Program Diploma 4, diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai

kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks, dengan dasar

kemampuan profesional tertentu, termasuk keterampilan merencanakan,

melaksanakan kegiatan, memecahkan masalah dengan tanggungjawab mandiri

pada tingkat tertentu, memiliki keterampilan manajerial, serta mampu

mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi dalam bidang

keahliannya.

Gambaran yang lebih jelas mengenai lulusan politeknik dan sarjana teknik

dapat dijelaskan seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.1. Pada gambar tersebut

menjelaskan jenjang tenaga kerja yang harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan

(11)

Gambar 1.1. Piramida Sistem Pendidikan di Indonesia (Sumber: Budiono Bambang. Dr. Ir. ME 2004:13)

Berkaitan dengan hubungan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja,

pada tanggal 17 januari 2012 diterbitkan Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012,

tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). KKNI adalah kerangka

penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,

dan mengintegarsikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta

pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai

dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. KKNI terdiri atas sembilan jenjang

kualifikasi, mulai dari jenjang 1 sebagai jenjang terendah sampai jenjang 9

sebagai jenjang tertinggi. Jenjang kualifikasi pada KKNI dibagi pada tiga

kategori, yaitu :

a). Jenjang kualifikasi 1 sampai dengan jenjang 3, dikelompokkan dalam jabatan

operator.

b). Jenjang kualifikasi 4 sampai dengan jenjang 6, dikelompokkan dalam jabatan

(12)

c). Jenjang kualifikasi 7 sampai dengan jenjang 9, dikelompokkan dalam jabatan

ahli.

Penyetaraan capaian pemebelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan

dengan jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri atas:

a). lulusan pendidikan dasar setara dengan jenjang 1

b). lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang 2

c). lulusan Diploma 1, paling rendah setara dengan jenjang 3

d). lulusan Diploma 2, paling rendah setara dengan jenjang 2

e). lulusan Diploma 3, paling rendah setara dengan jenjang 5

f). lulusan Diploma 4, atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara

dengan jenjang 6

(13)

g). lulusan Magister Terapan dan Magister, paling rendah setara dengan jenjang 8

h). lulusan Doktor Terapan atau Doktor, setara dengan jenjang 9

i). lulusan pendidikan Profesi, setara dengan jenjang 7 atau 8, dan

j). lulusan pendidikan Spesialis, setara dengan jenjang 8 atau 9.

Politeknik Negeri Bandung (Polban) mempunyai visi: “Menjadi institusi

yang unggul dan terdepan dalam pendidikan vokasi yang inovatif dan adaptif

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan”. Sedangkan misi Polban adalah : 1) Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan

lulusan yang kompeten, memiliki semangat terus berkembang, bermoral, berjiwa

kewirausahaan dan berwawasan lingkungan. 2). Melaksanakan penelitian terapan

dan menyebarluaskan hasilnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dan 3). Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui

pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung peningkatan

mutu kehidupan.

Pada awalnya Polban dinamakan Politeknik-ITB karena berada dalam

naungan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan 4 program studi dalam tiga

jurusan yaitu: Program studi Teknik Sipil (Jurusan Teknik Sipil); Program studi

Teknik Mesin (Jurusan Teknik Mesin); Program studi Teknik Elektronika dan

Teknik Listrik (Jurusan Teknik Elektro). Politeknik ITB memulai penerimaan

mahasiswa baru pertama kali pada Tahun Akademik 1982/1983 yang

pendiriannya diresmikan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi bersama-sama

dengan Politeknik USU Medan, Politeknik UNSRI Palembang, Politeknik UI

(14)

Tahun 1986 dibuka program pendidikan diploma bidang Tata Niaga di

bawah Jurusan Tata Niaga dengan tiga program studi yaitu Program studi

Akuntansi, Program Studi Keuangan & Perbankan, dan Program Studi

Kesekretariatan & Administrasi Perkantoran. Di tahun yang sama juga membuka

program studi Telekomunikasi di bawah jurusan Teknik Elektro.

Tahun Akademik 1987/1988 Pendidikan Ahli Teknik Komputer yang

berada dalam lingkungan ITB dialihkan ke Politeknik-ITB menjadi jurusan

Teknik Komputer. Pada tahun yang sama Politeknik-ITB membuka jurusan baru

bernama Jurusan Teknik Kimia. Dua program studi baru di bawah jurusan Teknik

Mesin juga dibuka yaitu program studi Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, dan

program studi Teknik Energi.

Melalui surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

0313/O/1991 tentang Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan

Institut Negeri, maka Politeknik Bandung berada di bawah binaan ITB dan

bernama Politeknik ITB, menyelenggarakan pendidikan program diploma dengan

7 Jurusan yaitu : Jurusan Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik

Komputer, Teknik Kimia, Akuntansi, dan Administrasi Niaga.

Pada Tahun 1997 Politeknik-ITB menjadi institusi mandiri berpisah dari

ITB secara passing-out menjadi Politeknik Negeri Bandung (Polban) melalui

Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 085/O/1997. Statuta

Polban ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No. 269/O/1998, yang kemudian setelah dilakukan beberapa perbaikan dan

ditetapkan oleh menteri melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

(15)

Tahun 2001 melalui SK Dirjen Dikti No. 45/Dikti/Kep/2001 ditetapkan

perubahan nama Program Studi Kesekretariatan dan Administrasi Perkantoran

menjadi program studi Administrasi Bisnis. Di tahun yang sama melalui SK

Dirjen Dikti No 46/Dikti/Kep/2001 dibuka Program Studi Usaha Perjalanan

Wisata yang berada di bawah jurusan Administrasi Niaga.

Mulai tahun akademik 2006/2007 Polban mengembangkan program

pendidikan D4 atau Sarjana Sains Terapan (SST), dengan membuka beberapa

program studi yaitu : Program Studi Perancangan Jalan dan Jembatan (Jurusan

Teknik Sipil); Program Studi Teknik Telekomunikasi Nirkabel (Jurusan Teknik

Elektro); Program Studi Akuntansi Manajemen Pemerintahan dan Program

Keuangan Syari‟ah (Jurusan Akuntansi); dan Program Studi Manajemen Aset

(Jurusan Administrasi Niaga). Pada tahun akademik 2011/2012 Polban kembali

membuka 3 program pendidikan D4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin

(Jurusan Teknik Mesin), Teknik Refrigerasi dan Tata Udara (Jurusan Teknik

Refrigerasi dan Tata Udara), dan Teknik Otomasi Industri (Jurusan Teknik

Elektro).

Sampai dengan tahun akademik 2011/2012 Polban menyelenggarakan

pendidikan Diploma 3, 18 Program Studi dan pendidikan D4/Sarjana Sains

Terapan 14 Program Studi. Dengan jumlah mahasiswa aktif 4475 orang. Adapun

proses penyelenggaraan pendidikan di Polban diampu oleh dosen tetap dengan

kualifikasi pendidikan mulai SI/D4 sampai yang berkualifikasi S3 (Doktor).

Jumlah dosen Polban berdasarkan kualifikasi pendidikan adalah berpendidikan D4

sebanyak 21 orang, S1 sebanyak 82 orang, SP-1 sebanyak 6 orang, S2 sebanyak

(16)

Sebagian besar dosen dengan pendidikan D4 dan S1, saat ini sedang mengikuti

studi lanjut program S2, diberbagai perguruan tinggi, sehingga pada tahun 2014

diharapkan semua dosen Polban minimal berpendidikan S2.

Pokok permasalahan yang timbul dari paparan di atas adalah: apakah

pendidikan politeknik, khususnya Polban pada saat ini sudah atau masih

menghasilkan lulusan yang mempunyai kualifikasi “highly skilled worker” untuk

memenuhi kebutuhan industri dengan standar “knowledge based Industry” ?. Bila

“lulusannya” masih memenuhi kualifikasi berarti politeknik berjalan pada

jalurnya, tetapi bila tidak memenuhi, berarti perlu dilakukan evaluasi dan

dilakukan upaya perbaikan-perbaikan.

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas kinerja lembaga pendidikan

termasuk politeknik, untuk tetap konsisten menjaga dan terus meningkatkan

kualitas “produknya”. Salah satu sudut pandang yang komprehensif yang

menyangkut hal tesebut, bila dilihat dari ilmu administrasi pendidikan adalah

dengan menguji “kualitas kinerja manajemen program pendidikan” tersebut.

Selanjutnya akan timbul pertanyaan faktor-faktor atau variabel apa saja yang

terkait dengan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik

tersebut?.

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik yang

dibahas pada penelitian ini, antara lain:

a. Masih terdapat kesenjangan antara kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan di

(17)

b. Karakteristik kualitas lulusan politeknik yang cenderung dikeluhkan oleh pihak

industri selain pada tingkat keterampilan dibidangnya akan tetapi juga pada

sikap atau etos kerja yang masih dianggap relatif rendah.

c. Secara umum penyelenggaraan (manajemen) dan pengembangan program

pendidikan politeknik dilaksanakan secara normative mengikuti pola dan

kaidah penyelenggaraan baku pendidikan ringgi yang berlaku pada umumnya.

d. Kesulitan politeknik memenuhi harapan industri dan pasar kerja terutama

disebabkan oleh keterbatasan kemampuan manajerial kelembagaan politeknik

dalam menciptakan, memanfaatkan dan mengerahkan berbagai sumberdaya

atau kapital yang ada pada lembaga politeknik.

e. Kompetensi dosen memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas

pelayanan pendidikan yang diberikan dosen pada mahasiswanya.

f. Banyak kebijakan yang tidak efektif dan menjadi penyebab rendahnya kinerja

dan memperlemah pencapaian tujuan mulai dari hulu sampai hilir pada suatu

lembaga pendidikan.

g. Perilaku kepemimpinan, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

kinerja dosen.

h. Fasilitas sekolah berpengaruh signifikan terhadap proses belajar mengajar di

tingkat SMA Kabupaten Serang.

i. Fasilitas belajar dapat menghambat guru dan siswa dalam meraih sukses. Hasil

survei terhadap guru di Chicago menunjukkan bahwa 85% dari meraka

berpendapat bahwa fasilitas pendidikan mempengaruhi kemampuan mereka

(18)

j. Pada suatu distrik di Columbia sebanyak 38% guru meninggalkan sekolah

mereka, dikarenakan fasilitas yang dipunyai sekolahnya kurang memadai.

Hasil dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang berkaitan dengan kualitas “produk” yang dihasilkan suatu

lembaga pendidikan, antara lain berkaitan dengan : 1). Kualitas kinerja lembaga

pendidikan, 2). Kepemimpinan, 3). Kompetensi dosen, dan 4). Fasilitas

pendidikan.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah

Suatu lembaga pendidikan dapat dinyatakan memenuhi standar, bila

lembaga tersebut setelah dievaluasi sesuai dengan visi dan misi, serta memenuhi

standar baku yang telah ditetapkan. Di Indonesia untuk perguruan tinggi evaluasi

suatu lembaga pendidikan dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi (BAN-PT). Standar evaluasi ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 15 tahun 2005. Ruang lingkup, Fungsi dan Tujuan,

dinyatakan pada pasal 2, yaitu :

(1) Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: a. standar isi; b. standar

proses; c. standar kompetensi lulusan; d. standar pendidik dan tenaga

kependidikan; e. standar sarana dan prasarana; f. standar pengelolaan; g.

standar pembiayaan; dan h. standar penilaian pendidikan.

(2) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar

(19)

(3) Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan

berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,

dan global.

Pasal 3, Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka

mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Pasal 4 Standar Nasional

Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat.

Untuk menjamin pelaksanaaan, pengembangan dan terjaganya mutu

pendidikan di Indonesia, mulai pasal 73 Peraturan Pemerintah ini menyatakan :

Dalam rangka pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian standar

nasional pendidikan, dengan Peraturan Pemerintah ini dibentuk Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP).

Bertitik tolak dari latar belakang sebagaimana diuraikan terdahulu, tema

sentral permasalahan penelitian ini adalah ingin melakukan evaluasi terhadap

kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, khususnya Polban.

Kajian faktor-faktor yang berhubungan dan mempengaruhi kualitas kinerja

pendidikan polietknik dalam penelitian ini, didasarkan kepada teori Manajemen

Kualitas Terpadu. Dari sudut pandang manajemen kualitas, kualitas suatu

organisasi dapat dicapai melalui interelasi kompleks dari berbagai elemen yang

membentuk sistem kualitas manajemen.

Melihat begitu banyak faktor yang akan berpengaruh terhadap kualitas

(20)

membatasi pada variabel : Kepemimpinan manajerial (X1), Kompetensi dosen

(X2), Sumber daya fasilitas pendidikan (X3) dan Kualitas kinerja manajemen

program pendidikan politeknik (Y).

Alasan ditelitinya variabel tersebut, dapat dijelaskan pada paparan di

bawah ini.

Kepemimpinan adalah salah satu faktor penting dalam mengelola suatu

organisasi termasuk lembaga pendidikan. Kualitas kepemimpinan akan

berpengaruh besar akan jalannya suatu organisasi, semakin baik kepemimpinan,

maka akan semakin baik kualitas organisasi tersebut, demikian sebaliknya.

Stephen P. Robbins (1991:354) mengatakan :kepemimpinan adalah

kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian (tujuan).

Pendapat ini memandang semua anggota kelompok organisasi sebagai satu

kesatuan, sehingga kepemimpinan dimaknai sebagai kemampuan mempengaruhi

semua anggota kelompok organisasi agar bersedia melakukan kegiatan/bekerja

untuk mencapai tujuan kelompok atau organisasi. Menurut Jacobs & Jacques

(1990), kepemimpinan adalah sebuah proses memberi makna (pengaruh yang

bermakna) terhadap suatu kolektif dan mengakibatkan kesediaan untuk

melakukan usaha yang diinginkan dalam mencapai tujuan.

Sondang P. Siagian (1994) menyatakan bahwa: kepemimpinan

merupakan inti manajemen, yakni sebagai motor penggerak bagi sumber-sumber

dan alat-alat dalam organisasi. Sukses tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan

yang ditetapkan tergantung atas cara-cara memimpin yang dipraktikan

(21)

pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien, Azis A.

W (2011:132).

Kompetensi tenaga pendidik, khususnya dosen, diartikan sebagai

seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,

dikuasai dan diwujudkan oleh dosen dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

Kompetensi tersebut meliputi : (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi

kepribadian, (3) kompetensi sosial dan (4) kompetensi profesional.

Pada buku Pedoman Beban Kerja Dosen dan Evaluasi Pelaksanaan

Tridarma Perguruan Tinggi (Dirjen Dikti, 2010), dijelaskan bahwa dosen adalah

salah satu komponen esensial dalam suatu sistem pendidikan di perguruan tinggi.

Peran, tugas, dan tanggung jawab dosen sangat penting dalam mewujudkan tujuan

pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan

kualitas manusia Indonesia, yang meliputi kualitas iman dan takwa, akhlak mulia,

dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan

masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab. Untuk

melaksanakan fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis tersebut,

diperlukan dosen yang profesional.

Sumber daya pendidikan menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

(SPM-PT : 2010), terdiri dari manajemen: 1) akademik, 2) kemahasiswaan, 3)

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, 4) fasilitas dan infrastruktur, 5)

sumber daya manusia, 6) keuangan, dan 7) sistem informasi. Lembaga-lembaga

dan unit-unit di lingkungan perguruan tinggi mengatur penggunaan sumber daya

dalam menunjang proses utama untuk menghasilkan output, yaitu alumni dan

(22)

Mengingat banyaknya komponen yang termasuk sumber daya pendidikan,

maka pada penelitian ini hanya dibatasi sumber daya pendidikan pada yang

berkaitan dengan manajemen fasilitas dan infrastuktur atau sarana dan prasarana,

serta yang berkaitan dengan manajemen sistem informasi. Hal ini peneliti anggap

penting mengingat : 1) komposisi kurikulum pendidikan polteknik menerapkan

perbandingan matakuliah teori dengan praktik sekitar 50% : 50%, dengan

koposisi tersebut mengharuskan penyediaan sarana dan prasarana untuk

pendidikan politeknik lebih banyak dari perguruan tinggi lainnya, 2) untuk

mendukung semua yang terkait dengan pengelolaan atau manajemen sumber daya

pendidikan seperti dijelaskan pada SPM-PT, maka dengan sendirinya peranan dari

manajemen sistem informasi menjadi sangat penting untuk mendukung

operasional pendidikan yang berkualitas, khususnya bagi pendidikan politeknik.

Perumusan Masalah

Secara umum rumusan masalah penelitian ini adalah, apakah struktur

hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi secara langsung maupun

tidak langsung terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan

politeknik (Y), yang terdiri dari: 1). Kepemimpinan manajerial (X1), 2).

Kompetensi dosen (X2), dan 3). Sumber daya fasilitas pendidikan (X3).

Rumusan masalah secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Berapa besar kontribusi kepemimpinan manjerial terhadap kualitas kinerja

manajemen program pendidikan politeknik?

2. Berapa besar kontribusi kompetensi dosen terhadap kualitas kinerja

(23)

3. Berapa besar kontribusi sumber daya fasilitas pendidikan terhadap kualitas

kinerja manajemen program pendidikan politeknik?

4. Berapa besar kontribusi kepemimpinan dan kinerja dosen terhadap kualitas

kinerja manajemen program pendidikan politeknik?

5. Berapa besar kontribusi kepemimpinan dan sumber daya pendidikan terhadap

kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik?

6. Berapa besar kontribusi kinerja polban dan Sumber daya pendidikan terhadap

kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik?

7. Berapa besar kepemimpinan, kompetensi dosen dan sumber daya fasilitas

pendidikan berkontribusi terhadap kualitas kinerja manajemen program

pendidikan politeknik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum, adalah untuk memperoleh pemahaman

dan fakta empirik berdasarkan persepsi dosen mengenai struktur hubungan

variabel-variabel yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung

terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, yang terdiri

dari : kepemimpinan manajerial, kompetensi dosen dan sumber daya fasilitas

pendidikan. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh pemahaman dan fakta empirik tentang:

a. Kontribusi kepemimpinan terhadap kualitas kinerja manajemen program

pendidikan politeknik.

b. Kompetensi dosen berkontribusi terhadap kualitas kinerja manajemen

(24)

c. Sumber daya fasilitas pendidikan berkontribusi terhadap kualitas kinerja

manajemen program pendidikan politeknik.

d. Kepemimpinan dan kompetensi dosen berkontribusi terhadap kualitas

kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

e. Kepemimpinan dan sumber daya fasilitas pendidikan berkontribusi

terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

f. Kompetensi dosen dan sumber daya fasilitas pendidikan berkontribusi

terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

g. Kepemimpinan, kompetensi dosen dan Sumber daya fasilitas pendidikan

berkontribusi terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan

politeknik.

2. Menganalisis berbagai fakta empirik seperti dijelaskan pada butir satu,

khususnya hal-hal apa saja yang berkontribusi secara signifikan atau

sebaliknya, terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan

politeknik.

3. Mengembangkan “model pengembangan manajemen program pendidikan

politeknik yang berkualitas”.

D. Signifikansi Penelitian

Secara langsung maupun tidak langsung, penelitian ini dapat digunakan

untuk memperoleh gambaran dan mengkaji tentang faktor-faktor yang berkaitan

dengan kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, sehingga

nantinya dapat dijadikan untuk acuan dalam meningkatkan kualitas kinerja

(25)

kepada masyarakat, khususnya dilingkungan pendidikan politeknik Negeri

Bandung. Kegunaan secara teoritis dari hasil penelitian ini, akan memberikan

sumbangan bagi ilmu administrasi pendidikan, khususnya yang menyangkut

manajemen kualitas. Disamping itu temuan yang dihasilkan diharapkan mampu

dijadikan bahan pengembangan teoritik, atau bahan untuk mengkaji teori yang

sudah ada, sehingga akan dihasilkan kembali temuan-temuan ilmiah baru dan

lebih produktif. Secara lebih rinci manfaat penelitian yang diharapkan, yaitu:

Manfaat secara teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu

administrasi pendidikan bagi para pelaku perubahan termasuk di dalamnya

pimpinan dan penyelenggara pendidikan, dosen, mahasiswa, alumni dan

instansi lain sebagai penerima layanan pendidikan.

b. Mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya korelasi antar variabel

hubungannya dengan kualitas kinerja manajemen program pendidikan

pendidikan.

c. Penggunaan ilmu pengetahuan dan penelitian empirik di bidang

kepemimpinan, kompetensi dosen, dan sumber daya fasilitas pendidikan

secara lebih luas dalam hubungannya dengan peningkatan kualitas kinerja

manajemen program pendidikan politeknik.

Manfaat secara praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membantu dalam

pengembangan kebijakan yang menyangkut kepemimpinan, kompetensi

(26)

b. Masukan bagi pemangku kepentingan pendidikan tinggi, khususnya

politeknik untuk menentukan kebijakan yang menyangkut profil

kepemimpinan yang mampu meningkatkan kualitas kompetensi dosen,

sehingga dapat menjalankan tugas dengan lebih baik lagi.

c. Masukan bagi pimpinan dan dosen agar lebih mampu memberdayakan

sumber daya fasilitas pendidikan secara lebih efektif dan efisien.

d. Memberikan rekomendasi kebijakan dan operasionalisasi penyelenggara

manajemen kualitas yang adaptif terhadap pengembangan lingkungan

stratejik di politeknik.

e. Memberikan masukan dalam perbaikan sistem manajemen operasional

pendidikan politeknik, untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang lebih

baik lagi.

f. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan kajian dalam bidang yang

relevan sesuai dengan perkembangan ilmu dan praktik layanan manajemen

pendidikan.

E. Struktur Organisasi Penelitian

Struktur organisasi pendidikan dibagi menjadi lima bab, yaitu:

Bab 1. PENDAHULUAN, meliputi : Latar belakang penelitian, Identifikasi dan

perumusan masalah, Tujuan penelitian, Signifikansi penelitian, dan

Struktur organisasi penelitian.

Bab 2. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN, meliputi: Kualitas manajemen pendidikan,

(27)

pendidikan, Hasil penelitian terdahulu yang relevan, Kerangka pemikiran

dan Hipotesis penelitian.

Bab 3. METODE PENELITIAN, meliputi : Metode penelitian, Populasi dan

sampel penelitian, Definisi operasional, Prosedur penelitian, dan Analisis

data.

Bab 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, meliputi: Hasil penelitian,

Pembahasan penelitian, Model pengembangan kualitas kinerja

manajemen program pendidikan politeknik.

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini meggunakan metode survei dengan pendekatan penelitian

kuantitatif. Peneliti berusaha untuk mendapatkan dan mengumpulkan data, serta

informasi dari berbagai individu yang dijadikan responden penelitian dengan

menggunakan instrumen daftar pernyataan yang disusun secara terstruktur sesuai

dengan kepentingan data yang diperlukan, dan berpedoman pada substansi serta

judul penelitian. Penelitian survei dimaksudkan untuk menentukan hubungan

kausal dan pengujian hipotesis. Menurut Dyah K (2001), penelitian survei adalah

penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner

sebagai alat pengukur data pokok. Penelitian jenis ini dapat digunakan untuk

maksud : 1) penjajagan, 2) deskriptif eksplanatory atau confirmatory, yakni

menjelaskan hubungan kausal dan pengajuan hipotesis, 3) evaluasi, 4) prediksi, 5)

penelitian operasional, dan 6) pengembangan indikator-indikator sosial.

Sugiyono (2010) menyatakan: metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel

pada umumnya menggunakan sampel random, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif (statistik) dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Langkah-langkah yang dilakukan

penelitian survei, antara lain: 1) merumuskan masalah: masalah penelitian dan

(29)

kepustakaan, 3) menentukan sampel, 4) membuat kuisioner, 5) melakukan

pekerjaan lapangan, 6) mengolah data, dan 7) analisis dan pelaporan. Analisis data

yang digunakan adalah analisis jalur. Analisis ini akan digunakan dalam menguji

besarnya kontribusi ditunjukkan oleh keoefisien jalur pada setiap diagram jalur dari

hubungan antar variabel Kepemimpinan manajerial (X1), Kompetensi dosen (X2),

dan Sumber daya fasilitas pendidikan (X3) terhadap Kualitas kinerja manajemen

program pendidikan politeknik (Y).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan keudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga objek dan benda-benda slsm yang lain. Ppulasi juga bukan sekedar

jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek sampel itu Sugiyono

(2010). Dalam penelitian, populasi dibedakan antara populasi secara umum, populasi

target, dan populasi terukur. Populasi umum adalah populasi menyeluruh, populasi

target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian,

sedangkan populasi terukur adalah populasi yang secara ril dijadikan dasar dalam

penentuan sampel. Populasi target merupakan populasi yang dengan alasan yang kuat

memiliki kesamaan karakteristik dengan populasi terukur.

2. Sampel Penelitian

(30)

sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

Sedangkan menurut Arikunto (1998:117-120), bahwa yang disebut dengan sampel

adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili

seluruh populasi. Penentuan jumlah sampel dengan cara mengambil sebanyak 10%

s/d 15% atau 20 s/d 25 % atau lebih jika populasi lebih dari 100, sedangkan jika

kurang dari 100 sebaiknya diambil semuanya. Berkaitan dengan teknik

pengambilan sampel Nasution (2003:135) menyatakan bahwa, "Mutu penelitian

tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya

dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu

pelaksanaan dan pengolahannya.

Dalam penelitian kuantitatif yang menjadi perhatian utamanya ada populasi

oleh karena itu, dikemukakan beberapa pendapat, para ahli tentang pengertian

populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun

pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai

sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya

(Sudjana, 2003:6). Pada umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang

datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.

Pada tahun akademik 2011/2012 Polban menyelenggarakan pendidikan Akhli

Madya (Diploma 3) sebanyak 18 Program Studi dan pendidikan Sarjana Sains Terapan

(Dipoma 4) sebanyak 14 Program Studi. Dengan jumlah mahasiswa aktif 4475 orang.

Proses penyelenggaraan pendidikan di Polban diampu oleh dosen tetap dengan

kualifikasi pendidikan mulai SI/D4 sampai yang berkualifikasi S3. Adapun jumlah

dosen Polban berdasarkan kualifikasi pendidikan adalah D4 sebanyak 21 orang, S1

(31)

Dari penjelasan tersebut maka jumlah polulasi sebesar 492. Adapun Tabulasi

dari rincian tersebut ditunjukkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Dosen Tetap Politeknik Negeri Bandung

No. Strata Populasi Dosen

1. S1+D4 82+21=103

2. S2+Sp1 353+5=359

3. S3 30

Total 492

Teknik pengambilan sampel ini adalah berdasarkan kelompok yang mewakili

populasi, dan untuk menghitung banyaknya sampel pada penelitian ini dengan

menggunakan rumus Taro Yamane pada Riduwan (2008:44), yaitu:

n

=

N

(N� 2+1)

Dimana :

n = Jumlah sampel

N = Jumah populasi

d = presisi yang ditetapkan

Dengan menetapkan tingkat presisi sebesar 10%, tingkat kepercayaan 95% dan

jumlah populasi sebanyak 495, maka diperoleh:

n = 492

(492x0,1 2+1)

n = 492

(492x0,01+1)

n = 83,193

(32)

C. Definisi Operasional

1. Kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik (Y)

Ace Suryadi (1993) menjelaskan bahwa "Mutu pendidikan adalah kemampuan

lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk

meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin". Analisis konsep ini

menekankan kepada kinerja lembaga pendidikan, yaitu ada kecenderungan semakin

efektif dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan dan hasil yang dicapai

baik, maka dapat dikatakan pendidikan tersebut memiliki mutu yang baik. Menurut

Tampubolon (1996) perguruan tinggi merupakan lembaga yang melaksanakan usaha

pelayanan atau jasa. Usaha untuk penilaian kinerja perguruan tinggi tersebut

didasarkan pada lima di dimensi manajemen layanan, yaitu manajemen jasa : a)

kurikuler, b) penelitian, c) administrasi, d) kebijakan umum atau kepemimpinan, dan e)

ekstrakurikuler. Pada penelitian ini penulis memodifikasi pembidangan tersebut

menjadi : a) kebijakan umum/kepemimpinan, b) administrasi, c) pendidikan (kurikuler

dan ekstra kurikuler, dan d) penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Keempat

dimensi kajian tersebut pada penelitian ini di operasionalkan menjadi 80 item

kuisioner, yang disusun dengan format skala Linkert, kisaran secara kontinyu

antara 1 sampai dengan 5 jawaban.

2. Kepemimpinan manajerial (X1)

Dalam lingkungan pendidikan, secara spesifik kepemimpinan pendidikan

dimaknai sebagai kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya

tujuan pendidikan. Fungsi kepemimpinan pendidikan di sekolah sebagai

kepemimpinan manajerial adalah pengelola mutu, yang meliputi perencanaan mutu,

(33)

pelanggan secara efektif dan efisien . Kajian kepemimpinan manajerial yang

dikembangkan pada penelitian ini terdiri dari lima dimensi, yaitu : a) Kepemimpinan

Pendidikan, b) Kepemimpinan Personal, c) Kepemimpinan Relasional, d) Kepemimpinan

Intelektual, dan e) Kepemimpinan Organisasi. Kelima dimensi kajian tersebut di operasionalkan menjadi 28 item kuisioner, yang disusun dengan format skala

Linkert, kisaran secara kontinyu antara 1 sampai dengan 5 jawaban.

3. Kompetensi dosen (X2)

Penjabaran operasional variabel kompetensi dosen didasarkan pada aturan

yang dikeluarkan oleh Dikti, yakni membagi menjadi empat dimensi kajian, yakni:

a) kompetensi pedagogik, b) kompetensi kepribadian, c) kompetensi kompetensi

sosial, dan d) kompetensi profesional. Keempat dimensi kajian tersebut pada

penelitian ini di operasionalkan menjadi 28 item kuisioner, yang disusun dengan

format skala Linkert, kisaran secara kontinyu antara 1 sampai dengan 5 jawaban.

4. Sumber daya fasilitas pendidikan (X3)

Sumber daya fasilitas pendidikan menurut Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi (SPM-PT : 2010), meliputi dimensi manajemen : a) akademik, b)

kemahasiswaan, c) penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, d) fasilitas dan

infrastuktur, e) sumber daya manusia, g) keuangan, dan f) sistem informasi.

Dalam penelitian ini dimensi sumber daya pendidikan di tetapkan dengan

memilih elemen-elemen yang peneliti anggap “paling penting” dari standar yang

dikeluarkan oleh dikti, yaitu meyangkut : a) fasilitas dan infrastuktur atau sarana

dan prasarana, dan b) sistem informasi, serta di definisikan sebagai : sumber daya

(34)

operasionalkan menjadi 35 item kuisioner, yang disusun dengan format skala

Linkert, kisaran secara kontinyu antara 1 sampai dengan 5 jawaban.

D. Prosedur Penelitian

1. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu perangkat yang digunakan untuk

megukur nilai variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono(2010:120), langkah

dalam pengembangan instrumen penelitian dimulai dengan menentukan

variabel penelitian yang ditetapkan pada pendefinisian variabel penelitian,

menentukan indikator yang akan diukur, selanjutnya menjabarkan indikator

kedalam butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan

penyusunan instrumen, maka perlu digunakan “matriks pengembangan

instrumen” atau disebut kisi-kisi instrumen. Variabel dan dimensi atau indikator

penelitian yang ditunjukkan pada tabel 3.2.

2. Pengujian instrumen penelitian

Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk

mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Untuk itu instrumen

penelitian sebelum dipergunakan, harus dilakukan proses uji reliabilitas dan

uji validitas untuk setiap item pertanyaan. Pungujian diawali dengan

memberikan uji coba kepada populasi penelitian, kemudian hasil uji coba

dihitung validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Artinya instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang

(35)

objek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama. Setelah didapatkan

hasil dari perhitungan validitas dan reliabiltas, kemudian item pertanyaan yang

tidak valid direvisi atau diganti untuk digunakan pada penelitian sebenarnya.

Tabel 3.2. Variabel dan Dimensi Penelitian

No Variabel Dimensi Item

(36)

3. Pengujian validitas dan reliabilitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap

konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya

diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan

(2004:109) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang

kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat

ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur

secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan

skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

Uji validitas

Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product

Moment adalah :

Rxy = N∑XY− ∑X (∑Y)

{ N∑X2− ∑X 2}{ N∑Y2− ∑Y 2}

dimana:

Rxy = validitas instrumen

∑X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total N = jumlah responden

Selanjutnya dihitung uji-t dengan rumus:

t

hitung

=

r n−2

(37)

t = nilai thitung

Jika instrumen tersebut valid, maka dilihat kriteria penapsiran mengenai indeks

korelasinya ( r) sebagai berikut:

(a). Uji validitas variabel Kepemimpinan Manajerial (X1)

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Manajerial (X1)

(38)

Lanjutan Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas

(b). Uji validitas variabel Kompetensi Dosen (X2)

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Dosen (X2)

Item r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan

(39)

Lanjutan Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Dosen (X2)

Item r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan

p13 0.80 r hitung> r tabel Valid

(c). Uji validitas variabel Sumber Daya Fasilitas Pendidikan (X3)

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Sumber Daya Fasilitas Pendidikan (X3)

(40)

Lanjutan Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Sumber Daya Fasilitas Pendidikan (X3)

Item r hitung r tabel Keterangan Kesimpulan

p13 0.74 r hitung> r tabel Valid

p14 87.00 r hitung> r tabel Valid

p15 0.90 r hitung> r tabel Valid

p16 0.65 (n=85, =5%) r hitung> r tabel Valid

p17 0.62 0,213 r hitung> r tabel Valid

p18 0.54 atau r hitung> r tabel Valid

p19 0.58 (n=85, =1%) r hitung> r tabel Valid

p20 0.58 0,276 r hitung> r tabel Valid

p21 0.73 r hitung> r tabel Valid

p22 0.73 r hitung> r tabel Valid

p23 0.63 r hitung> r tabel Valid

p24 0.76 r hitung> r tabel Valid

p25 0.69 r hitung> r tabel Valid

p26 0.63 r hitung> r tabel Valid

p27 0.51 r hitung> r tabel Valid

p28 0.62 r hitung> r tabel Valid

p29 0.41 r hitung> r tabel Valid

p30 0.56 r hitung> r tabel Valid

p31 0.56 r hitung> r tabel Valid

p32 0.71 r hitung> r tabel Valid

p33 0.73 r hitung> r tabel Valid

p34 0.69 r hitung> r tabel Valid

p35 0.61 r hitung> r tabel Valid

(41)
(42)

Lanjutan 1 tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Kinerja Manajemen Program Pendidikan Politeknik (Y)

(43)

Lanjutan 2 tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Kinerja

Uji reliabilitas digunakan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keajegan

atau keandalan) instrumen penelitian. Riduwan (2004:115), untuk pengujian

reliabilitas digunakan rumus alpha, adapun tahapan yang halus dilakukan adalah:

(1). Menghitung varian skor tiap item :

(44)

∑ ��2 = jumlah kuadrat item xi ( ∑ �)2= jumlan item xi dikuadratkan N = jumlah responden

(2). Mejumlahkan semua varian :

Si = S1 + S2 + 31…. + Sn

Dimana :

Si = varian semua item

S1, S2, S3…n = varian item ke 1, 2, 3 ….n

(3). Menghitung varian total :

St = ∑ ���−

(∑ � )�)

� �

Dimana :

St = varian skor tiap item

∑ ��2 = jumlah kuadrat item xt ( ∑ �)2= jumlan item xt dikuadratkan N = jumlah responden

(4). Masukan nilai alpha:

r

11 = ( �

�−1)(1- ∑ �

�� )

Dimana :

r

11 = nilai reliabilitas

∑ �� = jumlah varian skor tiap item St = varian total

(45)

(5). Uji reliabilitas

Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson Product Moment

dengan teknik belah dua awal-akhir:

rb = �

(∑ )−(∑ ).(∑ ) {� ∑ 2− ∑ 2}−{� ∑ 2−(∑ )2}

Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes, atau disebut

tawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown,

yaitu :

r11

=

2��

1+��

Untuk mengetahui signifikansi koefesien korelasi, digunakan tabel

distribusi (Tabel t), untuk α = 0,05 atau =0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n

-2). Kemudian membandingkan r11 dengan rtabel, bila memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

Jika : r11 > rtabel , berarti instrumen Reliabel

Jika : r11 < rtabel , berarti instrumen Tidak Reliabel.

(a). Uji reliabilitas variabel Kepemimpinan manajerial (X1)

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepemimpinan Manajerial (X1)

Cronbach's Alpha N of Items

(46)

(b). Uji reliabilitas variabel Kompetensi Dosen (X2)

Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Dosen (X2)

Cronbach's Alpha N of Items

.945 28

(c). Uji reliabilitas variabel Sumber Daya Fasilitas Pendidikan (X3)

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sumber Fasilitas Pendidikan (X3)

Cronbach's Alpha N of Items

.953 28

(d). Uji reliabilitas variabel Kualitas Kinerja Manajemen Program Pendidikan Politeknik (Y)

Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Kinerja Manajemen Program Politeknik (Y)

Cronbach's Alpha N of Items

.982 28

Hasil uji reliabilitas untuk masing-masing variabel : kepemimpinan

manajerial, kompetensi dosen, sumber daya fasilitas pendidikan dan kualitas

kinerja manajemen program pendidikan politeknik seperti ditunjukkan pada tabel

(47)

0,982. Nilai-nilai tersebut lebih besar dari 0,6 , berarti semua variabel tersebut

memenuhi kriteria reliabilitas.

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses pengolahan data untuk mengambil atau

menentukan kesimpulan-kesimpulan dari data yang sudah dikumpulkan, dengan

demikian nantinya dapat diketahui hasil dari penelitian. Proses pengolahan data

seperti telah dilakukan pada pengujian validitas dan reliabilitas variabel, yakni

menggunakan alat bantu berupa komputer mikro dan perangkat lunak Statistical

Product and Service Solution (SPSS) versi 20 dan Microsoft Exel 2007. Adapun

prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: 1)

menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, 2) menentukan bobot nilai untuk

setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel dengan menggunakan skala

penilaian yang telah ditentukan, kemudian ditentukan skornya, 3) menganalisis

secara deskriptif, untuk mengetahui karakteristik data. Dari analisis ini akan

diketahui rata-rata, nilai tengah atau median, deviasi standar dan varian dari

masing-masing variabel.

Penentuan korelasi menggunakan rumus Pearson Product Moment, dimana

korelasi diberi lambang r. Nilai r berada pada minus satu sampai dengan satu (-1

≤ r ≤ 1). Bila nilai r = -1, bertarti korelasi negatif sempurna, bila r = 0 berarti tidak

ada korelasi, serta bia r = 1 , berarti korelasinya sempurna atau kuat. Definisi atau

(48)

Tabel 3.11. Interpretasi Koefesien Korelasi

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0,800 - 1,000 Sangat Kuat (SK)

0,600 - 0,799 Kuat (K)

0,400 – 0,599 Cukup Kuat (CK)

0,200 - 0,399 Rendah (R)

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan manajerial berkontribusi signifikan terhadap kualitas kinerja

manajemen program pendidikan politeknik, telah dapat dibuktikan dan hasil

penelitian ini telah dapat menjawab hipotesis yang diajukan.

2. Kompetensi dosen berkontribusi signifikan terhadap kualitas kinerja manajemen

program pendidikan politeknik, telah dapat dibuktikan dan hasil penelitian ini telah

dapat menjawab hipotesis yang diajukan.

3. Sumber daya fasilitas pendidikan berkontribusi signifikan terhadap kualitas kinerja

manajemen program pendidikan politeknik, telah dapat dibuktikan dan hasil

penelitian ini telah dapat menjawab hipotesis yang diajukan.

4. Kepemimpinan manajerial, kompetensi dosen, dan sumber daya fasilitas pendidikan

secara simultan berkontribusi secara signifikan terhadap kualitas kinerja manajemen

program pendidikan politeknik, telah dapat dibuktikan dan hasil penelitian ini telah

dapat menjawab hipotesis yang diajukan.

5. Sesuai dengan hasil pada butir empat, dimana kepemimpinan manajerial,

kompetensi dosen, dan sumber daya fasilitas pendidikan berkontribusi signifikan

terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, tetapi masih

terdapat residu sebesar 34,6%. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat variabel

(50)

6. Terdapat korelasi yang signifikan antar variabel kepemimpinan manajerial,

kompetensi dosen, dan sumber daya fasilitas pendidikan. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian mempunyai keterkaitan

antara satu dengan yang lainnya.

7. Nilai hasil perhitungan koefisien jalur masing-masing variabel terhadap kualitas

kinerja manajemen program pendidikan politeknik, urutan pertama adalah sumber

daya fasilitas pendidikan, kedua adalah kompetensi dosen, dan ketiga adalah

kepemimpinan manajerial.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, bahwa

variabel penelitian kepemimpinan manajerial, kompetensi dosen, dan sumber daya

fasilitas pendidikan telah terbukti berkontribusi secara signifikan terhadap variabel

kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik. Oleh sebab itu peneliti

mengajukan beberapa rekomendasi antara lain:

1. Untuk Pihak Internal

Berdasarkan hasil penelitian, maka bagi pihak internal diperlukan usaha-usaha

pengembangan kualitas kinerja kualitas kinerja manajemen program pendidikan

politeknik secara komprehensif, teratur dan berkesinambungan. Usaha-usaha yang perlu

dilakukan antara lain:

a). Melakukan pelatihan, workshop, seminar atau upaya lain yang menyangkut

pengembangan kualitas kepemimpinan manajerial di politeknik.

(51)

c). Masih diperlukan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia,

khususnya dosen, dengan berbagai usaha, seperti melaksanakan pelatihan-pelatihan

dan atau melalui pendidikan formal berupa studi lanjut pada jenjang yang lebih

tinggi.

d). Pengelolaan sumber daya fasilitas pendidikan, mulai dari perencanaan, pengadaan,

penggunaan, pemeliharaan dan perbaikan, hingga penggatian dengan perangkat

baru, harus diakukan dengan lebih terencana dan komprehensif. Hal ini guna

mendukung usaha pengembangan dan peningkatan kualitas kinerja manajemen

program pendidikan politeknik.

2. Untuk Pihak Eksternal

Berdasarkan hasil penelitian, maka bagi para pemangku kepentingan (termasuk

DIKTI), bila ingin meningkatkan kualitas kinerja manajemen program pendidikan

politeknik diperlukan berbagai langkah kongkrit, upaya peningkatan kualitas kinerja

yang secara langsug maupun tidak langsung mempengaruhi peningkatan kualitas kinerja

manajemen program pendidikan politeknik, antara lain:

a). Menerbitkan standar dan aturan yang secara langsung terkait dengan usaha

peningkatan kualitas kinerja politeknik, juga disesuaikan dengan jenis pendidikan

yang diselengarakan oleh lembaga politeknik. Hal ini sangat diperlukan mengingat

politeknik berupa pendidikan vokasi, jadi berbeda dengan jenis pendidikan pada

perguruan tinggi lain. Di politeknik koposisi mata kuliah teori dengan praktik

berkisar antara 50% teori dan 50% praktik, pola operasional pendidikannnya lebih

banyak belajar di kelas atau laboratorium, sehingga diperlukan aturan atau standar

(52)

dilaksanakan dengan sistem paket, jadi begitu harus menerapkan sistem kredit

semester (SKS), terjadi hambatan dalam operasionalnya. Misal seorang dosen yang

mengajar kuliah praktikum tertentu yang dilaksanakan dengan periode 6 jam di lab,

maka selama ini perhitungan sks-nya hanya sebesar 2, berarti untuk mendapatkan

bobot 10 sks, diperlukan mengajar sebanyak (10/2)x6 jam = 30 jam. Dampak dari

keadaan ini, seorang dosen di politeknik sulit melakukan aktifitas tridarma

perguruan tinggi yang lainnya, seperti penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, serta kesulitan melaksanakan program-program peningkatan diri yang

lainnya, karena waktunya habis dipakai mengajar di laboratorium.

b). Kontribusi sumber pendidikan terhadap kualitas kinerja politeknik pada penelitian

ini mempunyai nilai yang paling tinggi. Ini menunjukkan bahwa kualitas kinerja

politeknik sangat ditentukan oleh sumber daya pendidikan. Oleh karena itu bagi para

pemangku kepentingan harus mendukung secara penuh terhadap keberadaan,

pengadaan dan pengawasan sumber daya pendidikan. Kualitas dan kuantitas sumber

daya pendidikan tentunya akan berpengaruh secara lagsung, terhadap kualitas

kinerja politeknik. Hal yang paling pokok yang berkaitan dengan sumber daya

pendidikan adalah anggaran, jadi para pemangku kepentingan harus mengupayakan

untuk membantu dalam penyediaan anggaran yang proporsional, guna peningkatan

kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik.

c). Memberi dukungan kongkrit terhadap usaha-usaha peningkatan kualitas kinerja

pendidikan politeknik, seperti membuka jalan untuk kerja sama dengan berbagai

(53)

3. Untuk Penelitian Selanjutnya

Dari hasil penelitian menujukkan bahwa selain variabel kepemimpinan

manajerial, kompetensi dosen, dan sumber daya fasilitas pendidikan yang berkontribusi

terhadap kualitas kinerja manajemen program pendidikan politeknik, masih ada variabel

yang harus disertakan, seperti variabel iklim organisasi, budaya kualitas dan lain-lain,

agar penelitian lebih lengkap. Hal lain, misalnya masih perlu juga dilakukan penelitian

dengan menggunakan metode kualitatif untuk mengungkap karakteristik kepemimpinan,

(54)

Yusuf Sofyan

DAFTAR PUSTAKA

Akdon, 2009. Strategic Management for Educational Management (Manajemen Stratejik Untuk Pendidikan). Bandung : Penerbit Alfabeta

Argyris, Chris. 1992. On Organizational Learning (2nd edition). Oxford, UK : Blackwell

Ariatmi, Siti Zuhriah dan Andi Haris Prabawa. 2002. Paradigma Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi Tahun 2000. Surakarta : Penerbit Universitas Muhammadiyah Surakarta

Asosiasi Karyawan Pendidikan Nasional. 2002. Direktori Perguruan Tinggi Swasta Jawa Barat dan Banten. Jawa Barat : Asokadikna

Atmadilaga, Didi. 1997. Panduan Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung : Pionir Jaya Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi dan Management Umum. Jakarta :

Ghalia Indonesia

Aziz Abdul Wahab 2011, Anatomi Organisasi dan Kepemipinan Pendidikan, Bandung : Alfabeta

Beckef, Gary S. ----. Human Capital : A Theoretical and Empirical Analysis with Special Reference to Education. Chicago and London : The University of Chicago Press

Becker, Brian E. dkk. 2001. The HR Scorecard : Linking People, Strategy, and Performance. USA : Harvard Business School Press

Berk, Susan dan Joseph.1995. Total Quality Management : Implementing Continuous Improvement. Malaysia : S. Abdul Majeed & Co.

Budiono Bambang. 2005. Filosopi Pendidikan Politeknik. Makalah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Byram, Harold M. dan Ralph C. Wenrich. 1956. Vocational Education and Practical Arts in the Community School. New York : The Macmillan Company

Cartin, T.J. 1999. Principles and Practices of Organizational Performance Excellence. Milwaukee, Wisconsin : ASQ Quality Press

Cohn, Elchanan. 1979. The Economics of Education. USA : Ballinger Publishing Company

Danim Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan :Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Penerbit Pustaka Setia Bandung

Gambar

Gambar 1.2.  Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Tabel 3.1.  Jumlah Populasi Dosen Tetap Politeknik Negeri Bandung
Tabel 3.2. Variabel dan Dimensi Penelitian
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Manajerial  (X1)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Respon anak terhadap strategi yang dilakukan guru dalam dalam mengembangkan kecerdasan kinestetik pada aspek kelenturan di Kelompok B2 Taman Kanak-kanak Bina

NAMA SISWA ASAL SEKOLAH NILAI.. AKHIR

[r]

Sahabat MQ/ Banjir di Jeddah- Arab Saudi- telah mengakibatkan 77 orang meninggal dunia/ dan beberapa orang masih belum ditemukan// Banjir yang tidak terduga

“Adakah pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD bermedia flashcard terhadap kemampuan mengenal huruf TK Belia Kreatif Karangpilang Surabaya?” Tujuan yang ingin

Sebaiknya paket Installasi ini di Install semua dan jika ada paket yang tidak kita butuh dapat di REMOVE nantinya setelah Mikrotik kita konfigurasi lebih

IMPLEMENTASI ALGORITMA CAMELLIA DENGAN KUNCI 128 BIT PADA ENKRIPSI DAN DEKRIPSI ISI PESAN ELCTRONIC MAIL (EMAIL).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Perjanjian utang- piutang atau dalam istilah hukumnya disebut dengan pinjam-meminjam uang adalah perjanjian dimana pihak yang satu memberikan uang kepada pihak lainya dengan