• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN ATLET SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN ATLET SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN ATLET ANGGAR SEBELUM MENGHADAPI

PERTANDINGAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Kepelatihan Olahraga

Oleh: Wisnu Haruman

0807684

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

WISNU HARUMAN 0807684

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN ATLET ANGGAR SEBELUM MENGHADAPI

PERTANDINGAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Komarudin, M. Pd NIP. 197204031999031003

Pembimbing II

Drs. Hadi Sartono, M. Pd NIP. 19600113198703102

Mengetahui

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua.

(3)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN ATLET ANGGAR SEBELUM MENGHADAPI

PERTANDINGAN

Oleh Wisnu Haruman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salahsatu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga

© Wisnu Haruman 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN ATLET SEBELUM MENGHADAPI

PERTANDINGAN

Pembimbing I : Dr. Komarudin, M.Pd. Pembimbing II : Drs. Hadi Sartono M.Pd

Wisnu Haruman* 0807684

Penelitian ini membahas menggenai pengaruh terapi musik klasik terdapat penurunan kecemasan atlet anggar sebelum menghadapi pertandingan. Penelitian ini bertujuan untuk menggetahui tingkat signifikansi pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan atlet sebelum manghadapi pertandingan. Untuk mengetahui tingkat signifikan, maka dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen dengan sampel atlet UKM anggar UPI sebayak 16 orang dengan menggunakan instrumen berupa angket. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh informasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terapi musik klasik terhadap penurunan kecamasan atlet sebelum menghadapi pertandingan. Terapi musik klasik memberikan penurunan kecemasan sebesar 37,05%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis memberikan saran bawah terapi musik kalsik perlu diberikan kepada atlet sebelum pertandingan, karena terapi musik klasik dapat menurunkan kecemasan atlet sebelum menghadapi pertandingan. Dampak positif terhadap diri atlet akan menjadi meningkat.

(5)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

C.Tujuan Penelitian... 4

D.Manfaat Penelitian... 4

E. Anggapan Dasar ... 5

F. Hipotesis Penelitian ... G.Lokasi dan Sampel Penelitian ... 6 7 BAB II TINJAUAN TEORITIS A.Kosep Dasar Terapi Musik ... 8

1. Pengertian Terapi Musik ... 8

2. Sejarah Terapi Musik ... 8

3. Jenis-Jenis Musik Dan Manfaat Musik ... 9

4. Manfaat Terapi Musik ... 11

5. Pengaruh tindakan terapis kepada terapi ...

6. Stategi Terapi Musik ... 12

(6)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B.Fokus Terapi Musik Klasik ... 14

1. Pengertian Musik Klasik ... 15

2. Manfaat Musik Klasik ... 15

3. Jenis-Jenis Psikoterapi ... 4. Pengunaan Musik Dalam Terapi ... 16 17 C.Kecemasan ... 19

1. Pengertian Kecemasan ... 19

2. Gejala kecemasan ... 20

3. Faktor Yang Menyebabkan Kecemasan ... 21

4. Jenis-Jenis Kecemasan ... D. Profil Anggar dan cara Permainan ... E. Pengaruh Kecemasan, Pertandingan dan Terapi Musik klasik ...

B.Lokasi, Populasi Sampel ...

1. Lokasi ...

F. Uji Validitas Dan Realibilitas ...

1. Validitas ...

2. Realibilitas ...

G.Pelaksanaan Pengumpulan Data ...

1. Prosedur Pengumpulan Data ...

(7)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Menguji Normalitas Data Dengan Menggunakan Uji

Kenormalan Liliefors ...

4. Menghitung Uji-t ... 42

43

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

A.Hasil Pengolahan Dan Analisis Data ... 44

(8)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL Tabel

3.1. Kisi-Kisi Angket Kecemasan Atlet Anggar ... 34

3.2. Pola Penskoran Alat Pengumpulan Data ... 36

3.3. Hasil Uji Validitas Butir Angket Penurunan Kecemasan ... 38

3.4. Hasil Uji Relibilitas Angket Penurunan Kecemasan ...

3.5 Kretiria frekuensi Presentase ...

4.1. Perbandingan Gejala Fisik Sebelum dan Sesudah ...

4.2. Perbandingan Gejala Psikis Sebelum dan Sesudah ...

4.3. Perbandingan Kecemasan Sebelum dan Sesudah ... 41

42

45

48

(9)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN Bagan

2.1. Proses Terjadinya Anxiety dan Ketegangan ...

2.2. Pengaruah Anxiety Terhadap Sterss/Kecemasan Pada Prestasi ... 22

25

2.3. Hubungan antara Kecemasan dengan Pertandingan ... 26

3.1. Desain Penelitian ... 31

3.2. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan kecemasan ... 32

4.1. U-terbalik ... 57

(10)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM Diagram

4.1. Gejala Kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) ...

4.2. Gejala Somatik/Fisik (sensorik) ...

46

46

4.3. Gejala Otonom ...

4.4. Perasaan Cemas (ansietas) ...

4.5. Ketegangan ...

4.6. Ketakutan ...

4.7. Perasaan Depresi (murung) ...

4.8. Gangguan Kecerdasaan ...

4.9. Gejala Grasrointestital (pencernaan) ...

4.10. Tingkah laku (sikap) ... 47

50

50

51

52

52

53

(11)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK Grafik

4.1. Gejala Fisik Sebelum dan Sesudah ... 44

4.2. Gejala Psikis Sebelum dan Sesudah ... 48

(12)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Olahraga anggar dapat diartikan sebagai permainan bela diri yang

menggunakan pedang. Menurut IKASI (2002: 1). Anggar dapat diartikan

sebagai permainan beladiri yang menggunakan pedang. Menurut Cheri (2002: 1)

“Sebelum adanya bentuk Anggar seperti sekarang, pedang digunakan pada masa Persia, Yunani, Romawi dan Babilonia. Relief yang terdapat di candi Luxor di

Mesir menggambarkan adegan pertandingan anggar sekitar abad 119 sebelum

Masehi, menggunakan pedang sebagai alat.” Saat itu, permainan pedang juga

sudah menggunakan pelindung muka juga pelindung pada ujung pedang agar

tidak mencelakakan orang. Disamping itu, ada seorang yang bertugas mencatat

hasil pertandingan yang digambarkan dengan indahnya dalam relief tersebut.

Anggar masuk ke Indonesia pada zaman Belanda, para tentara Kerajaan

Belanda membawa serta olahraga anggar masuk ke Indonesia. Pada saat itu

terdapat dua macam tujuan permainan anggar, nyaitu untuk berkelahi dan

olahraga. Kemampuan bermain anggar untuk berkelahi diwajibkan bagi setiap

tentara Hindia Belanda (KNIL) dengan menggunakan kelewang (pedang) atau

sangkur. Sedangkan, permainan anggar untuk olahraga dipersilakan bagi para

bintara, perwira, serta mahasiswa.

Olahraga anggar merupakan suatu olahraga bela diri yang bersifat

perorangan atau individu. Permainan anggar bersifat menyerang dan bertahan

dari serangan lawan main, pada saat pertarungan (sparring), sehingga

dibutuhkan penguasaan reaksi emosi untuk selalu dapat berkonsentrasi dengan

baik selama pertandingan supaya mendapatkan perpormance yang baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi penampilan yang baik adalah faktor psikologis.

Pengaruh faktor psikis pada atlet anggar biasanya bisa tidak langsung atau

non teknis misalnya, sepatu, baju anggar dan senjata yang tidak nyaman pada

saat pertandingan, hal tersebut akan mempengaruhi penampilannya. Adapun

(13)

2

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penampilan yang baik untuk mencapai gelar juara pada saat bertanding oleh

seorang pelatih sehingga menjadikan ketegangan emosi atau kecemasan yang

berlebih pada atlet anggar.

Kecemasan ini akan menyertai disetiap kehidupan manusia terutama bila

dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik. Sebenarnya

kecemasan merupakan suatu kondisi yang pernah dialami oleh hampir semua

orang, hanya tarafnya saja yang berbeda-beda. Menurut Richard Streers &

Stewart Black 1994 dalam Ibrahim dan Komarudin (2008: 243). “Kecemasan

adalah suatu perasaan tidak mampu menghadapi suatu bahaya yang mengancam.

Jadi, rasa cemas atau khawatir akan muncul ketika seseorang tidak memiliki

respons yang sesuai untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.”

Kecemasan yang dirasakan seseorang dapat dibedakan menjadi ke dalam

dua jenis kecemasan. Pertama, “State Anxiety” ialah kecemasan yang dirasakan seseorang dalam waktu tertentu, dan lebih bersifat sementara. Kedua, “Trait Anxiety” ialah sifat pencemas yang melekat dalam kepribadian seseorang.

Kondisi emosi seperti cemas adalah sesuatu yang wajar muncul. Bahkan

dalam situasi-situasi tertentu, kondisi ini dibutuhkan agar membangkitkan

gugahan emosi dalam bentuk kegairahan untuk melakukan sesuatu dalam

berkompetisi, meskipun dibayang-bayangi oleh kekuatan akan gagal. Jika

seorang atlet pada dasarnya memiliki trait anxiety, maka manifestasi

kecemasannya akan selalu berlebihan dan mendominasi aspek psikhisnya. Hal

ini merupakan kendala yang serius bagi atlet tersebut untuk dapat berpenampilan

baik.

Masalah kecemasan ini bukan tidak mungkin untuk diatasi, sebenarnya

banyak cara yang bisa dilakukan. Tiap orang mempunyai caranya sendiri untuk

mengatasi kecemasan salah satunya dengan kebiasaan-kebisasan yang dilakunan

atlet itu sendiri misalnya berbincang-bincang, makan coklat, makan permen dan

mendengarkan musik.

Menurut Djohan (2005: 23) “Musik secara psikologis penentuan aktifitas

musik termasuk persepsi dan kognisi ditanggapi secara apriori walapun prilaku

(14)

3

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitian ilmiah. Menurut Lane (2007: 112) dikatakan bahwa “... psychological effects entail the impact music has on mood, emotion, affect ( feelings of pleasure/displeasure), cognitive (thought processes) and behavior.” Efek psikologis memerlukan musik dampak pada suasana hati, emosi, mempengaruhi

(perasaan senang/ ketidak senangan), kognitif (proses berpikir) dan perilaku.

Musik telah terbukti dapat mengurangi kecemasan dan stres. Menurut Aizid

(2011: 99) “Seseorang yang sering mendengarkan musik, khususnya musik

klasik atau musik-musik yang menenangkan jiwa, maka kemungkinan untuk

mengalami stres dan kecemasan sangat kecil.” Menurut Djohan (2005: 223)

“Penggunaan musik sebagai peralatan terapis untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi. Kemampuan nonverbal,

kreativitas dan rasa alamiah dari musik menjadi fasilitator untuk hubungan,

ekspresi diri, komunikasi, dan pertumbuhan.”

Menurut Milyartini dalam Aizid (2011: 99) berdasarkan hasil penelitian bahwa:

Musik dapat meningkatkan kreativitas, membangun kepercayaan diri, mengembangkan keterampilan sosial, dan meningkatkan keterampilan motorik, persepsi, serta perkembangan psikomotorik musik juga bisa dijadikan terapi untuk berbagai kebutuhan, seperti pengganti obat depresan bagi mereka yang akan menghadapi meja operasi di rumah sakit.

Musik menurut Aizid (2001: 102) “Musik diyakini dapat digunakan untuk

relaksasi, meringankan stres, dan mengurangi kecemasan karena musik

merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang terorgaisasi, yang terdiri atas

melodi, ritme, harmoni, bentuk, dan gaya.” Menurut Campbell dalam Hermaya

(2002: 97) “... ada salah satu cara dalam mengurangi kecemasan, salah satunya

dengan mendengarkan musik Mozart/musik klasik. Musik klasik adalah musik

yang mampu memperbaiki konsentrasi, ingatan dan persepsi social.”

Berdasarkan uraian di atas peneliti menganggap penting untuk diangkat

dalam bentuk penelitian, khususnya penelitian mengenai terapi musik klasik

terhadap penurunan kecemasan atlet sebelum bertandingan. Oleh sebab itu,

peneliti berkeinginan untuk membuat penelitian tentang terapi musik terhadap

penurunan kecemasan, dan mengambil judul. Pengaruh terapi musik terahadap

(15)

4

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut : “Apakah terapi musik klasik memberi pengaruh yang

signifikan terhadap penurunan kecemasan atlet anggar sebelum bertandingan.”

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh terapi musik

klasik terhadap penurunan kecemasan atlet anggar sebelum pertandingan.

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan, maka penelitian ini

diharapkan bermanfaat bagi seluruh mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga

dan Kesehatan (FPOK), atlet UKM anggar UPI dan atlet Jawa Barat, para

pelatih dan insan olahraga dan pihak lain yang berkepentingan dalam bidang

olahraga anggar.

1. Secara Teoritis

a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi ilmuwan

psikologi dan pelatih sehingga dapat mengembangkan ilmu psikologi

khususnya yang berkaitan dengan pengaruh terapi musik klasik terhadap

penurunan kecemasan.

b. Untuk memperoleh pemahaman dan gambaran secara teoritis mengenai

pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan atlet sebelum

Pertandingan.

2. Secara Praktis

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan atau acuan bagi para

pelatih, atlet dan insan olahraga khususnya untuk penurunan tingkat

kecemasan dengan terapi musik klasik dalam proses pembinaan yang

dijalankan.

b. Dapat memberikan sumbangan dalam upanya meningkatkan kualitas dan

(16)

5

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

olahraga dan atlet dalam proses latihan terutama untuk penurunan

kecemasan atlet dengan terapi musik klasik.

E. Anggapan Dasar

Dalam melaksanakan suatu penelitian, anggapan dasar merupakan suatu

asumsi yang menjadi tumpuan segala pandangan kegiatan terhadap masalah

yang diteliti. Arikunto (2010: 65) “Anggapan dasar adalah suatu gagasan tentang

letak persoalan atau permasalahan dalam hubunganya yang lebih luas.”

Dalam penelitian ini anggapan dasar yang diajukan adalah sebagai berikut:

Kecamasan bagi atlet dalam bertanding itu hal bisa dan lumrah karena

acaman bahaya yang tidak jelas bagi atlet dalam dirinya dan setiap orang

mengalaminya, kecemasan berpengaruh terhadap perilaku dan penampilan atlet

sebelum bertanding seperti dikemukakan oleh Mun & Frenalt, 1969; Holme,

1972; Bernard,1972, Levitt, 1980 dalam Husdarta (2010: 73) “Kecemasan dapat

didefinisikan sebagai salah satu perasaan sebjktif terhadap salah satu yang

ditandai oleh kehawatiran, ketakutan, ketegangan, dan meningkatnya kegairahan

secara fisiologik.” Adapun terapi menurut Djohar (2005: 223) dalam psikologi

musik:

Terapi pada umunya untuk menanggulangi sesorang dalam bentuk hal apapun agar menjadi lebih baik, seperti penyakit ataupun kecemasan dan terapi yang tepat untuk kecemasan sendiri ialah Terapi musik adalah penggunaan musik sebagai peralatan terapis untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi. Kemampuan nonverbal, kreativitas dan rasa alamiah dari musik menjadi fasilitator untuk hubungan, ekspresi diri, komunikasi, dan pertumbuhan.

Musik pada umumnya setiap orang menyukai musik tergantung kepada

individu seseorang musik apa yang disukai, karena bayak jenis dan aliran musik

itu sendiri, musik adalah produk pikiran, seperti dikemukakan Parker, 1990

dalam Djohar (2005: 24).

(17)

6

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Elemen vibrasi (fisika dan kosmos) atas frekuensi, bentuk, ampitudo, dan durasi belum jadi musik bagi masusia sampai semua itu ditranformasi secara neurologis dan diinterperstasikan melalui otak menjadi: pitch, warna suara, keras lembut dan waktu (dalam krangka total). Tranformasi kedalam musik dan respon manusia (perilaku) adalah unik untuk dirasa (afeksi) kerena otak manusia (kognisi) berkembang dengan amat pesat sebagai akibat pengalaman musikal.

Menurtut Campbell dalam Hermaya (2002: 97) “Musik klasik pada dasarnya

musik yang dimainkan dengan not-not rendah yang enak untuk di dengarkan.

Musik klasik seperti Haydn dan Mozart memiliki kejernihan dan keanggunan dan

kebeningan. Musik ini memperbaiki konsentrasi ingatan dan persepsi spesial.”

Musik dikatakan Djohan (2005: 26) “Hubungan (interaksi) antara konsep

psikologi dan musik juga ditunjukan olah tumbuh kembang disiplin terapi musik

dalam kontek pentingnya pengalaman musikal bagi kehidupan manusia.” Seperti

yang dikemukakan Adisasmito (2007: 64) “Bahwa melalui musik yang

menjadikan kegemaran atlet yang sedang mengalami ketegangan atau

kecemasan.” Dalam jurnal Karageorghis dan Terry (1997) Music in sport and exercise: Theory and practice. The Sport. Menyatakan In the hotbed of competition, where athletes are often very closely matched in ability, music has the potential to elicit a small but significant effect on performance.” Dalam ajang kompetisi, dimana atlet seringkali sangat erat cocok dalam kemampuan, musik

memiliki potensi untuk menimbulkan efek yang kecil tapi signifikan terhadap

kinerja.

Menurut Campbell dalam Hermaya (2002: 17) “Berdasarkan penelitian

mengurangi stres ataupun kecemasan bisa dengan terapi musik dan

kemungkinan bisa juga menguranggi kecemasan atlet anggar sebelum

menghadapi pertandingan. Pemberian musik mozart hanya belasan menit.”

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesa merupakan suatu jawaban sementara yang perlu diuji

kebenarannya Arikunto (2010: 110) bahwa: “Hipotesis adalah suatu jawaban

yang sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

(18)

7

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sebagai berikut: “Terdapat pengaruh yang signifikan terapi musik klasik

terhadap penurunan kecemasan atlet anggar sebelum pertandingan.”

G. Lokasi dan Sampel Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan adanya sumber data penelitian. Sumber

data tersebut diperoleh dari lokasi dan sampel penelitian, berikut ini adalah

lokasi dan sampel dalam penelitian ini.

1. Lokasi

Lokasi penelitian digedung GOR trilomba juang dan Sport Hall, UKM atlet anggar UPI Bandung dan atlet Jawa Barat.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populusi tersebut. Menurut (Sugiyono, 2011: 81). Menurut Arikunto (2010:

183) “Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas

strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.”

Menurut Sugiyono (2011: 91) “Mengatakan bahwa batas sampel untuk quasi eksperimen sederhana antara 10-20 orang.” Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet Jawa Barat yang tergabung dalam UKM anggar

(19)

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai

tujuan penelitian yang tepat dalam melakukan proses penelitian. Tujuan penelitian

adalah untuk menggungkap, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan

masalah melalui cara tertentu sesaui prosedur jenis penelitian. Sesuai maksud dan

tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap

penurunan kecemasan atlet sebelum bertandingan. Menurut Arikunto (2010: 123) “Maka metode yang digunkan oleh penulisan adalah metode Pre Eksperimen. karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang

dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.”

Pelaksanaan metode Pre Eksperimen ini belum memenuhi persyaratan yang sungguh-sungguh seperti eksperimen umumnya yang dapat dilakukan ilmiah

mengikuti peraturan-peraturan tertentu yang dianggap belum baik seperti eksperimen

sebenarnya seperti True eksperimen.

B. Lokas, Populasi dan Sampel 1. Lokasi

Lokasi penelitian tanggal 1-2 Juni 2013 digedung GOR Trilomba Juang dan Sport Hall, UKM atlet anggar UPI Bandung dan atlet Jawa Barat.

2. Populasi

Dalam suatu penelitian yang dilaksanakan oleh seorang peneliti terlebih dahulu

perlu menetukan populasi sebagai sumber data untuk keperluan penelitian. Menurut

Sugiono (2011: 61) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tentu ditetapkan oleh

(20)

30

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

UKM anggar merupakan salah satu cabang olahraga dari semua cabang

olahraga yang ada di UPI yang mempunyai anggota dari univeritas baik di luar

universitas yang mengikuti UKM anggar tersebut. Beberapa diantaranya adalah

atlet pelatnas atau pengcab Jawa Barat, pada penelitian ini hanya pada aspek

psikologis saja atlet yang mengalami kecemasan, dan kecemasan ini diraskan oleh

setiap individu yang akan melakukan pertandingan.

3. Sampel

Pengambilan sampel dalam suatu penelitian dikarena adanya batasan-batasan

penelitian dalam poses terjadinya penelitian yang akan dilakukan. Menurut Sugiono

(2011: 81) menyatakan bahwa.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila penelitian besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

Dalam penelitian penulis mengambil sampel diambil dengan cara purposive sampling. Menurut Sugiono (2011: 30) “Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.” Pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengambil sampel adalah sampel yang

digunakan merupakan atlet anggar yang telah mengikuti beberapa kejuaraan dan

memiliki pengalaman bertanding baik daerah maupun nasional.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan pertimbangan atlet menjadi sampel adalah yang sering mengikuti

pertandingan anggar ditingkat Jawa Barat maupun tingkat nasional. Dalam hal ini

penulis mengambil sampel 10-20 atlet UKM anggar UPI dan atlet Jawa Barat.

Peneliti menyimpulkan atlet UKM UPI dan atlet Jawa Barat yang menjadi

sampel 16 orang, dan di Treatment dengan menggunakan kombinasi musik klasik

Albatross dan Symponi No 4 Mozart selama 10:31 menit dengan 16 kali pertemuan

(21)

31

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

C. Desain Penalitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu rencana untuk

menunjang tercapainya tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Dalam penelitian ini

diperlukan suatu desain penelitian, mengenai desain penelitian. Sukmadinata (2008:

287) menyatakan bahwa:

Tiap peneliti harus direncanakan. Untuk ini diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan peneliti.

Lebih jelas lagi Sugiyono (2011: 42) menyatakan: “. . . paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan antara variabel yang akan diteliti

sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab

melalui penelitian.” Adapun sesuai penelitian yang disusun oleh penulis seperti yang di Bagan 3.1.

r

Bagan 3.1.

Desain Penelitian

(Sugiono, 2011:42)

X = Kecemasan sebelum treatment terapi musik klasik

Y = Kecemasan sesudah treatment terapi musik klasik

r = Terapi musik klasik (treatment)

(22)

32

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian yang digunakan dalam langkah pengumpulan data Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Desain penelitian

Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan kecemasan Sampel

Treatment/ Terapi

Musik Klasik

Penurunan

Kecemasan

Sebelum Terapi

Musik Klasik

Angket

Analisis dan

Pengolahan data

Penurunan

Kecemasan

Setelah Terapi

Musik Klasik Populasi

(23)

33

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan penulisan mengunakan alat pengukar atau media pengumpulan data, instumen penelitian. Menurut Arikunto

(2006: 219) “Suatu alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data.” Sedangkan menurut Sigiyono (2011: 102) “Instumen penelitian adalah suatu alat ukar yang digunakan untuk mengukur penomena alam maupun sosial yang diamati.” Menurut Hawari (2006: 78) “Berkaitan dengan penelitian ini maka instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A).” (dimodifikasi).

1. Angket

Sehubungan dengan angket ataupun kuesioner dijelaskan oleh Sugiyono

(2011: 142) sebagai berikut: “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.” Kuesioner atau angket digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran apakah terapi musik klasik

bisa menurunkan kecemasan atlet sebelum melakukan pertandingan.

Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel, jenis,

indikator-indikator baik pertanyaan maupun pernyataan. Butir–butir pertanyaan ataupun pernyataan itu merupakan gambaran tentang tingkat kecemasan atlet

sebelum melakukan pertandingan. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket tertutup.

a. Menyusun Kisi-Kisi Angket

Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan dan

pernyataan angket setra alternatif jawaban yang tersedia, peneliti membuat

kisi-kisi. Kisi-kisi angket penelitian ini didasarkan pada Arikunto (2006: 12) sebagai

berikut:

1. Penelitian memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis

(24)

34

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Penelitian akan mendapatkan kemudahan akan dapat menyusun instrumen

karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menulis butir-butir

soal.

3. Instumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun

kisi-kisi penelitian belum dituntut untuk memikitkan rumusan

butir-butirannya.

4. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta perjalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data

tersebut dambil.

5. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap peneliti dapat menyerahkan tugas

dengan anggota tim yang menyusun atau membagi tugas dengan anggota

tim ketika menyusun instumen.

6. Validitas dan rebilitas instumen dapat diperolah dan diketahui pihak-pihak

luar tim peneliti sehingga pertanggung jawaban peneliti lebih tajam.

Indikator gejala kecemasan modifikasi dari instrumen (Hawari, 2006: 80-83)

untuk Atlet Anggar dilihat Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Kisi-Kisi Angket Kecemasan Atlet Anggar Terapi Musik

Variabel Sub Variabel Indikator No Soal

Kecemasan

(Anxiety)

Gejala Fisik 1. Gejala

kardiovaskuler

(jantung dan

pembuluh darah)

1,4

2. Gejala somatik/fisik

(sensotik)

7,13,24

(25)

35

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gejala Psikis 1. Gejala perasaan

cemas (ansietas)

11,16,19,35

2. Ketegangan 6,8,23,27,32,34

3. Ketakutan 5,18,26,30

4. Perasaan depresi

(murung)

3,9,14,21,28,31,33

5. Gangguan

kecerdasan

25,29

6. Gejala

Grasrointestital

(pencernaan)

20,15

7. Tingkah Laku

(sikap)

10,12,22

Indikator-Indikator yang telah dirumuskan kedalam kisi-kisi tersebut diatas

selanjutnya di jadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam

angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Menggenai alternatif

jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakin skala Likert. Sigiyono (2009:93) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial”. Responden diminta untuk memilih salah satu respon yang sesuai dengan dirinya terhadap suatu

pertanyaan dari 4 kategori jawaban, Sangat Sesuai (SS), Sering (S), Sesuai (K),

Kadang-Kadang (TS), Tidak Sesuai. Pola Penskoran Alat Pengumpulan Data

(26)

36

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2.

Tabel Penskoran Alat Pengumpul Data

Pilihan Positif Negatif

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Kadang-kadang (K) 2 3

Tidak sesuai (TS) 1 4

Dalam penulisan angket ini penulisan berpedoman pada penjelasan Sugiyono

(2011:142) sebagai beriku :

a. Isian dan tujuan pertanyaan harus jelas. Setiap pertanyaan harus skala

pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi atau mengukur yang diteliti.

b. Bahasa yang digunakan. Dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan

dengan kemampuan bahasa responden.

c. Tipe dan bentuk pertanyaan. Tipe pertanyaan yang tertutup akan membantu

respoden menjawab dengan cepat, dan memudahkan penelitian dalam

melaksanakan analisis data terhadap seluruh angket yang terkumpul.

d. Pertanyaan tidak mendua. Setiap pertanyaan angket jangan mendua

(double-barreled) sehingga menyulitkan responden menjawab.

e. Tidak menanyakan yang sudah lupa. Setiap pertanyaan dalam instrumen

angket, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal yang sekitar responden lupa,

atau pertanyan yang memerlukan jawaban dengan berfikir berat.

f. Pertanyaan yang mengiring. Jawaban tidak mengiring yang baik saja atau ke

yang jelek saja.

g. Pajang pertanyaan. Pertanyaan tidak terlalu panjang disarankan pertanyaannya

h. Urutan pertanyaan. Pertanyaan dimulai dari yang menuju ke hal yang sepesifik,

(27)

37

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

i. Perinsip pengukuran. Untuk mengukuar variabel yang akan diteliti, olah karena

itu instumen tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang

valid dan reliabel tentang variabel yang diukur.

j. Penampilan fisik angket. Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data

yang akan mempengaruhi responden atau keseriusan responden dalam mengisi

angket.

Dari uraian tersebut, maka akan menyusun pertanyaan dalam angket ini

harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket dalam

penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

E.Uji Coba Angket

Instumen yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat

validitas dan realibilitas dari setiap butir pertayaan-pertanyaan. Dan uji coba

instumen akan diperoleh sebuah instumen serta memenuhi syarat dan dapat di

gunakan sebagai pengukur alat pengumpulan data dalam penelitian ini.

Uji coba ini instumen dilakukan dengan tujuan untuk mengukur validitas dan

reabilitas instrumen serta untuk mengukur sejauh mana instrumen dapat

menggambarkan dengan tepat gejala-gejala yang akan diukur. Uji coba dalam

penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2013. Uji coba insrumen

diberikan kepada anggota UKM anggar UPI dan atlet pencab Jawa Barat dengan

berjumlah 16 orang, sebelum para sampel mengisi angket, penulis memberikan

penjelasan mengenai cara-cara pengisian angket tersebut.

F. Uji Validitas Dan Realibilitas 1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menujukan tingkat-tinggkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai valid

yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

(28)

38

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

contruct yang kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki

validitas kontruksi yang baik.”

Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan kelompok genap dan

kelompok ganjil dengan menggunakan rumus korelasi Pearson product moment Arikunto (2010: 22) sebagai berikut:

=

Keterangan Rumus:

rxy = Koefisiensi korelasi yang dicari

n = Jumlah responden

∑X = Jumlah skor variabel X (skor total butir soal) ∑Y = Jumlah skor variabel Y (skor total butir) ∑XY = Jumlah skor variabel X dikalikan dengan Y ∑X² = Jumlah hasil kuadrat skor variabel X

∑Y² = Jumlah hasil kluadrat skor variabel Y

Dari rumus diatas maka didapatkan uji validitas sebagai berikut seperti

terlihat dari Tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Hasil Uji Validitas Butir Angket Penurunan Kecemasan

No Soal Nilai r Keterangan No soal Nilai r Kererangan

1 0,576 Valid 22 0,192 Tidak Valid

2 0,768 Valid 23 0,720 Vailid

3 0,685 Valid 24 0,222 Tidak Valid

4 0,867 Valid 25 0,157 Tidak Valid

(29)

39

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6 0,082 Tidak Valid 27 0,704 Valid

7 0,378 Valid 28 0,755 Valid

8 0,406 Valid 29 0,454 Valid

9 0,447 Valid 30 0,382 Valid

10 0,459 Valid 31 0,060 Tidak Valid

11 0,714 Valid 32 0,600 Valid

12 0,551 Valid 33 0,831 Valid

13 0,051 Tidak Valid 34 0,729 Valid

14 0,704 Valid 35 0,609 Valid

15 0,555 Valid 36 0,628 Valid

16 0,461 Valid 37 0,032 Tidak Valid

17 0,581 Valid 38 0,451 Valid

18 0,804 Valid 39 0,851 Valid

19 0,635 Valid 40 0,625 Valid

20 0,849 Valid 41 0,799 Valid

21 0,611 Valid 42 0,552 Valid

Berdasarkan Tabel 3.3 dari 42 soal pertanyaan menunjukan bahwa 7 butir

pertanyaan tidak valid dan 35 valid dan dinyatakan sebagai alat pengukur data untuk

angket dalam penelitian terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan sebelum

bertandingan.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah menujukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Arikunto (2010: 221). Reliabilitas menunjukkan

apakah suatu prosedur yang dalam suatu penelitian dapat secara konsisten

memperoleh hasil yang mirip dalam mengukur suatu objek, sifat, atau gagasan

(30)

40

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dilakukan untuk mengukur konsistensi dari jawaban pertanyaan–pertanyaan yang ada. Instrumen dalam penelitian yang reliabel adalah variabel yang apabila

disebarkan secara berulang–ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama dan dapat dipercaya.

Uji realibilitas dalam penelitian ini dapat diukur dengan Cronbach’s coefficient alpha. Tingkat keandalan suatu data dapat dilihat dari koefisien alpha yang dihasilkan. Menurut Hair et al. Dalam buku Kusnaendi (1995: 41) “Apabila

Cronbach’s alpha diatas 0,70 maka menandakan bahwa variabel tersebut andal dan dapat diterima. Semakin tinggi nilai koefisien alpha mendekati 1, maka pertanyaan

dalam kuesioner dianggap memiliki reliabilitas yang tinggi.” Sedangkan Sekaran, (2003: 205) “Cronbach’s alpha adalah suatu koefisien relaibilitas yang member tanda seberapa baiknya suatu barang dengan melihat pengaruh positif dari satu

variabel ke variabel lainnaya.”

Rumus reliabilitas dengan metode cronbach alpha. Sugiono (2011: 132 ) sebagai

berikut:

=

Keterangan Rumus:

r

11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan ∑σb2 = Jumlah varian butir

(31)

41

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dari rumus diatas maka didapatkan uji realibilitas sebagai berikut seperti

terlihat dari Tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Hasil Uji Reliabilitas Angket Penurunan Kecemasan

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of

Items

0.947 42

Dari nilai Cronbach’s Alha sebesar 0,947 maka dapat dikatakan angket memiliki reliabilitas yang tinggi.

G.Pelaksanaan Pengumpulan Data 1. Prosedur Pengumpulan

Selanjutnya instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel diperbayak

dan disebarkan kepada sampel penelitian ini adalah atlet anggar Jawa Barat dan atlet

UKM anggar UPI Bandung.

a. Melakukan penyebaran kuesioner pada responden yang telah ditentukan.

b. Mendengarkan musik klasik (terapi musik).

c. Melakukan penyebaran kuesioner pada respoden setelah terapi musik.

d. Data yang berasal dari koesioner yang telah diisi responden. Kemudian

ditabulasikan dalam bentuk data kuantitatif.

e. Jawaban dari tiap responden disajikan dalam tabel distibusi.

2. Analisis Data

Data yang belum diolah yaitu berupa mentahan sehingga diperlukan

pengolahan data untuk membakukan. Kemudian data-data yang telah dibakukan

dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan suatu pengaruh yang positif melalui

(32)

42

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Menguji Normalitas Data Dengan Menggunakan Uji Kenormalan Liliefors

Prosedur yang digunakan untuk menguji normalitas data menurut Nurhasanet al.

(2008: 118-119) adalah :

a. Hitung nilai rata-rata ( dan simpangan baku(S).

b. Hitung nilai Zi masing-masing skor yang didapat dengan pendekatan

c. Tentukan luas daerah dengan bantuan tabel F (nilai-nilai Z). Jika nilai Zi nya

negatif, maka ketentuannya ( 0,5 – hasil tabel Z1 ) dan jika nilai Z1 nya positif, maka dalam menentukan F ( Z1 ) adalah ( 0,5 + hasil tabel Z1).

d. Selanjutnya dihitung proporsi S ( Z1) dengan pendekatan urutan skor dibagi

jumlah keseluruhan.

e. Menghitung selisih F ( Z1) - S ( Z1 ) kemudian tentukan harga mutlaknya.

f. Hasil selisih tersebut ambil harga terbesar ( Lo )

g. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis

L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah : hipotesis diterima apabila Lo < Lα tabel , dan hipotesis ditolak apabila Lo >Lα tabel.

4. Menghitung Uji-t

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode statistik yang

diambil dari buku “Pokok pokok materi statistika 2” karangan Ir. M. Iqbal Hasan, M.M (2001).

Adapun alat statistik yang digunakan adalah pengujian hipotesis beda dua rata-rata untuk data berpasangan dengan sampel n≤30 dengan rumus sebagai berikut.

(33)

43

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

= Rata-rata nilai d

sd = Simpangan baku dari nilai d

n = Banyaknya pasangan

t0 memiliki distribusi dengan db = n-1

Dalam hal ini memilih presentase dan menafsirkan kriteria penilaian presentase

yang diambil dari buku Hawari (2006: 76) yang terbagi dalam kriteria. Kreteria

frekwensi presentase dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5.

Kreteria frekwensi presentase

Rentang Nilai Kriteria Gajala per %

80% - 100% Kecemasan Sangat Tinggi

61% - 80% Kecemasan Tinggi

41% - 60% Kecemasan Sedang

21 %- 40% Kecemasan Rendah

(34)

61

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data dari penelitian yang telah

dilakukan menggenai pengaruh musik klasik terhadap penurunan kecemasan atlet

sebelum mengahadapi pertanding, maka dapat penulis simpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan dengan terapi musik klasik terhadap penurunan kecemasan

atlet sebelum mengahadapi pertandingan.

B. Saran

1. Untuk atlet agar tidak memiliki kecemasan yang tinggi sebelum menghadapi

bertandingan harus mengetahui bagaiman cara penanganan dalam penurunan

kecemasan dengan tepat dan positif yaitu dengan terapi musik klasik, bila

kecemasan penurunan bisa berdampak baik bagi atlet dalam penampilan

(performance) menghadapi pertandingan.

2. Untuk para pelatih, agar kecemasan atlet tidak tinggi pada waktu sebelum

menghadapi pertandingan maka diperlukan teknik-teknik khusus (treatmen

khusus) seperti terapi musik kalsik untuk menurunkan atau mengurangi

kecemasan gejala fisik maupun gejala psikis. Untuk itu peran pelatih sangat

diperlukan dalam menanggani atletnya menghadapi kecemasan.

3. Untuk para staf pelatih disarankan dalam penyusunan program latihan tidak hanya

latian fisik dan teknik dalam menangani atlet, akan tetapi harus disertai dengan

latihan mental kerena, mental menujang atlet dalam pertandingan.

4. Untuk peneliti yang akan datang, penulis mengharapkan agar mencoba melakukan

penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan lebih umum, serta

memiliki kriteria yang lebih baik, agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik

dan kajian lebih mendalam, agar berguna untuk meningkatkan kualitas mahasiswa

(35)

63

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Adisasmito, Sudarwat. L. (2007). Mental juara Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.

Aizid, Rizem. (2011). Sehat dan Cerdas dengan Terapi Musik. Jogjakarta: Penerbit Laksana.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Prkatik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Campbell, Don dan Hermaya (2002). Efek Mozart Memamfaatkan Kekuatan Musik untuk Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kereatifitas dan Menyehatkan Tubuh. Jakarta: Penerbit Gamedia Pusaka Utama.

Cheris, Elaine. (2002). Olahraga Anggar Langkah Menuju Sukses. Jakarta: Penerbit PB IKSI.

Djohan. (2005). Pisikologi Musik. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.

Hanton, Sheldon. Mellalieu, Stephen & Hall, Rose (2003). Slef-confidence and Anxiety: A qualitative investigation. Swanse : UK (8 Juni 2003).

Harmon, nicole & Kravitz, Len. (2006). The beat Goes On: The effects of Music on Exercise. [online]. Tersedia: www.drlenkravitz.com/Articles/musicexercisedlk. (15 Febuari 2013).

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek - Aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: Penerbit C.V. Tambak Kusuma.

Hasan, Iqbal. (2001). Poko-Poko Statistik 2. Jakarta: Penerbit Bumi Angkasa.

Hawari, Dadang. (2006). Menejemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta: Penertbit FKUI.

Husdarta. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Penerbit Alfabeta.

(36)

64

Wisnu Haruman, 2013

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet Sebelum Menghadapi Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

IKASI. (2002). Sejarah, Kegiatan, Peraturan. www.http//KONI.or.id.

Karageorghis, C.I. & Terry, P.C. (1997). The Psychophysical Effects of Music in Sport

and Exercise: A Review. [online]. Tersedia:

www.cabdirect.org/abstracts/19971804084. [15 Januari 2013].

Komarudin. (2013). Psikologi Olahraga. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Kusanaendi. (1995). Modul Persamaan Struktural Satu dan Multigrouf Sample dangan Lusrel. Bandung: Penerbit ALPABETA.

Lane, Andy. (2006). Sport and Exercise Psyhologoy. Inggris: Penerbit Hordder Education.

Nurhasan, Dudung, H.C. dan Nidaul, Hidayah. (2012). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Stuart. (2005). Penerapan Prinsip Dalam Praktik Keperawatan, Bandung: Penerbit Alpa Beta.

Susanti, Wijaya. D & Rohman, Ainun. F (2011). Efektivitas Musik Klasik Dalam Menurunkan Kecemmasan Matematika (Math Anxiety) pada Siswa Kleas XI. [online].Tersedia:www.journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/237le. co.id/#hl=id&sclient=psy-. [5 Febuari 2013].

Sugiyono. (2011). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit ALFABETA.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Penerbit Tarsito.

Wiramihardja, Sutardjo. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Penerbit Refika Aditama.

Yuliasari, Eka. (2010). Pengaruh Pemberian Musik Klasik (Mozart) Terhadap Peningkatan Daya Ingat Anak Autis di Rumah Sakit Bakasi Tahun 2010. Jakarta: Skipsi.

________. Albatros-Studio Version. [Online]. Tersedia: www.youtube.com/ watcfh?v=dAeFTj7GXwQ [4Desember 2012]

Gambar

Tabel 3.1.  Kisi-Kisi Angket Kecemasan Atlet Anggar ....................................
Grafik 4.1.  Gejala Fisik Sebelum dan Sesudah  ...............................................
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
+2

Referensi

Dokumen terkait

b) Mewakili pimpinan pelaksana bila pimpinan pelaksana berhalangan. a) Merawat dan menyiapkan semua alat PMK yang ada sehingga siap digunakan. b) Melaksanakan pemadam

Mekanisme pembayaran pajak yang diterapkan oleh DPPKAD Kota Medan yaitu untuk menjamin kelancaran pembayaran pajak oleh para wajib pajak, maka DPPKAD menugaskan petugas untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR ANALISIS SISWA D ENGAN PEMANFAATAN HEAD LINE NEWS MED IA MASSA KOAN “PIKIRAN RAKYAT” (PENELITIAN KELAS VII -B SMP NEGERI 40 BAND UNG..

c) apabila duplikasi dilakukan di luar media kertas, harus disiapkan peralatan untuk membaca, penemuan kembali dan memproduksi informasi suatu dokumen; dan.. d) metode duplikasi

Bahaya kebakaran merupakan suatu bencana yang dapat mengakibatkan kerugian besar yaitu berupa musnahnya tempat tinggal, instalasi-instalasi, perkantoran, alat peralatan

Kualitas suatu perguruan tinggi salah satunya ditentukan dari hasil riset. Riset ini dimaksudkan perguruan tinggi mampu memberikan peningkatan ilmu

.addComponent(dtul, javax.swing.GroupLayout.Alignment.LEADING, javax.swing.GroupLayout.DEFAULT_SIZE, 68, Short.MAX_VALUE).

Hubungan Interaksi Sosial Teman Sebaya Dengan Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..