• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SLTPN KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SLTPN KOTA BANDUNG."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU

Dl SLTPN KOTA BANDUNG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Bidang Administrasi Pendidikan

4fe

Oleh:

Hj. AAS HASANAH

NIM. 01 94 39

PROGRAM PASCASARJANA (S - 2)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DISETUJLI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbino

y f

V

Prof. Dr. H. Abin yramsudin Makmun. M.A.

Pembimbins II

(3)

MENGETAHLI

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

(4)

ABSTRAK

Seknlrf,

^T

1"1.bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan Kepala

Seko ah terhadap kmerja guru. Penelitian ini dilakukan terhadap sampel dan

populas, Sekolah menengah Pertama Negeri yang ada di kota Bandung

Teoi-teon yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan penelitian

terutama mengenai kepemimpinan Kepala Sekolah yang meliputi gaya

kepemimpman peran Kepala Sekolah sebagai pendidik, manajer, administrLr

dan supervisor daiam kaitannya dengan peningkatan kinerja guru

h. t •

^ltlm

mi menggunakan pendekatan lcuantitatif dengan metoda

oroSf

S£ "T te^TlmeMm "#**

dl°lah dengan k«r -laid

S T

a-

.

, nXCe1' Qengan rumus Persamaan regresi, selanjutnya

ditafsirkan, dianahsis dan dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian

Y

Hasil-hasil pengujian lineritas regresi dan analisis data yang diperoleh dari

keenam hipotesis ternyata populasi regresi linier, karena diperolehnya FhitT

SLT

bahwa keenam hipotesis kerja yang diajukan seluruhnya diterima, hal ini

P,3da a,pha ( a }=°'°5- Dan dan hasil Peneliria" menunjukkan

didukung oleh data empirik dengan diperolehnya koefisien -koefisien korelasi

yang positif, sehingga dapat ditafsirkan bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah

S^nlTl^3 kePfn™PiMn. Peran KeP^a Sekolah sebagai pendidik,

JZfT J

°l3h

Sebagm manajer' Peran KePala Sekolah sebaga,:

administrator, dan peran Kepala Sekolah sebagai supervisor, baik secara terpisah

maupun secara terpadu berpengaruh terhadap kinerja guru

Dan hasil penelitian disimpulkan hal-hal sebagai berikut

(1) Gava

kepemimpman Kepala Sekolah memberikan pengaruh positif yang sangat besar

terhadap kinerja guru pada SLTP Negen di kota Bandung; f^)^afKeph

SekoM, sebagai pendidik memberikan pengaruh positif yang sangat Er

sltrf , hnCrja

Sekolah sebagai manajer memberikan pengaruh positif yang sedang terhadap

***

Pada SLTP Negeri dl k0ta B-dungf (si perl Kepala

hnerja guru pada SLTP Negeri di kota Bandung; (4) penm Kepafa SekS

tTLf^TT^mQmb^m

PCngaruh P°sitif >*« besar terhadap kinerja

SZrvP

I I*8™

dl k°ta Bandung; (5) PCTan KePala Sekolah sebagai

supervisor memberikan pengaruh positif yang besar terhadap kinerja guru pada

SLTP Negen d, kota Banding; (6) kepemimpinan Kepala Sekolah yang meliputi

-spe~ gaya kepemimpman, Kepala Sekolah sebagai pendidik, manajer

administrator, dan supervisor secara bersama-sama memberikan pengaruh positif

yang sangat besar terhadap kinerja guru pada SLTP Negeri di kota Bandung

Sehubungan dengan itu, direkomendasikan kepada berbagai pihak atau

lembaga untuk meningkatkan kepemimpinan Kepala Sekolah yang professional

(5)

ABSTRACT

The purpose of this research is to find out an effect of the headmaster leadership on teacher's performance. This research is done trough the sample from thepopulation ofgovernmentjunior high schools in Bandung. Some theories used as the research foundation are especially the headmaster leadership, including a leadership style, a headmaster's role as an instructor, a manager, an

administrator and supervisor, in connection with the development ofthe teacher's performance.

This research uses a quantitative approach with a descriptive method. The

data collected through questionnaires, are processed by a computer trough SPSS

and Excel Program, with the regression equation formula and then they are interpreted, analyzed and described based on thepurpose ofthis research.

The result of the regression linearity observation and data analysis

obtained from the six hypotheses are the linear regression population. It is because thefinding ofthe significant F at alpha = 0.05. And the results show that

the six working hypotheses are all accepted. It is supported b empirical data by obtaining the positive coefficient of correlation. Therefore, it can be interpreted

that the headmaster leadership, including the leadership style, the headmaster's

role as an administrator, and the headmaster's role as a supervisor, both separately and together, has an effect on the teacher's performance.

From the research result, it can be concluded that (I). The style of the

headmaster leadership has a huge positive effect on the performance of

government junior high school teachers in Bandung; (2). The headmaster's role as a manager has an adequate positive effect on the performance ofgovernment

junior high school teachers in Bandung; (3). The headmaster's role in

administrator has a big positive effect on the performance ofgovernment junior high school teachers in Bandung; (4). The headmaster's role as a supervisor has

a big positive effect on the performance of government junior high school

teachers in Bandung; (5). The headmaster's leadership, which consists of the leadership style, the headmaster as an instructor, a manager, an administrator,

and a supervisor has a big positive effect on the performance of government

junior high school teachers in Bandung.

It is therefore recommended to many parties or institution to develop the

headmaster leadership professionally in connection with the development of

(6)

DAFTAR ISI

HAL

LEMBAR PERSETUJUAN PERNYATAAN

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR jjj

DAFTARISI vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BABI PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Batasan Masalah 8

C. Rumusan Masalah 12

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 13

E. Kerangka Berfikir 14

F. Definisi Operasional 18

G. Hipotesis Penelitian 20

H. Sistematika Penulisan 21

BABII TINJAUAN PUSTAKA 23

A. Tinjauan Teoritik 23

1. Perilaku Kepemimpinan 28

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah 41

3. Tinjauan Tentang Kinerja Guru 96

4. Efektifitas dan Indikator Keberhasilan Kinerja

Guru 107

B. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan 109

C. Posisi/Kaitan Kajian Teoritik Dengan Studi yang

Terdahulu i 12

BABIII PROSEDUR PENELITIAN 115

A. Objek Penelitian 115

B. Metode Penelitian yang Digunakan 115

C. Populasi dan Sampel 118

D. Teknik Pengumpulan Data 122

E. Teknik Pengolahan Data 128

F. Proses Pengolahan Data melalui SPSS for Windows 131

BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN 133

A. Deskripsi Analisis Univariate Variabel yang

Diteliti 133

(7)

B. Deskripsi

Analisis

Bivariate

tentang

Pengaruh

Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah terhadap

Kinerja Guru

145

C. Rangkuman Hasil Analisis Data

155

D. Pembahasan ]59

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI....

171

A. Kesimpulan 171

B. Implikasi ] 72

C. Rekomendasi

174

DAFTARPUSTAKA

177

LAMPIRAN-LAMPIRAN

''"'

179

(8)

DAFTAR GAMBAR

[image:8.595.96.454.160.572.2]

HAL

Gambar 1.1 Skema Hipotesis Pengaruh Kepala Sekolah dengan

Kinerja Guru 21

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Gum 22

Gambar 2.1 Hubungan antara Konsiderasi dan Struktur Inisiasi 29

Gambar2.2 Lima Peranan Manajer 51

Gambar 2.3 Tugas Pendahuluan, Operasional, dan Pengembangan ....

80

Gambar 3.1 Model Konstelasi Penelitian 117

Gambar 3.2 Tahap Pengambilan Sampel

121

Gambar 4.1 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis

159

(9)

DAFTAR TABEL

HAL

Tabel 1.1 Hasil Prestasi Belajar Ujian Akhir Nasional Berdasarkan

Tiga Mata Pelajaran Tahun Pelajaran 2002 - 2003 SLTPN

[image:9.595.87.448.151.664.2]

Kota Bandung 10

Tabel 1.2 Data Kondisi Guru SLTP Negeri Kota Bandung

11

Tabel 2.1 Dimensi Perilaku Tugas dan Perilaku Hubungan Besena

Indikator Perilakunya

40

Tabel 2.2 Perbedaan Manajer dengan Kepemimpinan

53

Tabel 2.3 Formulasi Alternatif (Proses Administrator)

62

Tabel 2.4 Dua Tujuan Evaluasi Kinerja : Suatu Perbandingan

105

Tabel 2.5 Indikator Keberhasilan Kinerja Guru

109

Tabel 3.1 Daftar Populasi Klasifikasi Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama NegeriKota Bandung

119

Tabel 3.2 Daftar Keadaan Seluruh Sampel SLTP Negeri Kota

Bandung 120

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

123

Tabel 4.1 Hasil

Uji

Validitas

dan

Reliabilitas

Item

Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X^

134

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Gaya Kepala

Sekolah sebagai Fcndiuik(X2) 136

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Gaya Kepala

Sekolah sebagai Manajer(X3) 137

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Gaya Kepala

Sekolah sebagai Adminitrator (X4)

139

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Gaya Kepala

(10)

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Kinerja Guru (Y)

142

Menurut Persepsi Kepala Sekolah

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Kinerja Guru (Y)

Menurut Persepsi Siswa 144

[image:10.595.160.440.283.556.2]

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Korelasi 147

Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi dan Residual 148

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket Instrumen Penelitian

2. DataAwal

3. Hasil Perhitungan dengan Menggunakan Program SPSS

4. DAFTAR RI WAYAT HIDUP

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah harus menjadi

dinamisator dan komando daiam menggerakan segenap potensi tenaga

kependidikan khususnya guru daiam rangka mencapai tujuan dengan cara

membantu guru-guru secara kooperatif untuk meningkatkan produktivitas kerja,

karena para guru menginginkan Kepala Sekolah yang bukan saja teoritis memiliki

syarat-syarat

kepemimpinan

umumnya,

tetapi

yang

terpenting

adalah

penerapannya melalui kepemimpinan yang benar-benar dapat dirasakan dan

berpengaruh terhadap peningkatanproduktivitas kerja guru.

Suatu kesalahan sering kali dilakukan Kepala Sekolah baik disengaja

ataupun yang tidak disengaja dengan kepemimpinan yang kurang dapat dipercaya

oleh para guru, yaitu dengan memberikan janji-janji kepada para guru namun

sedikit sekali yang dapat terpenuhi, mungkin maksudnya baik akan tetapi akibat

tidak dipenuhi janji tersebut melemahkan semangat kerja dan sedikit banyak

menimbulkan unsur keiidak percayaan para guru kepada Kepaia Sekolah.

(13)

sehingga produktivitas kerja guru tinggi dan hasil belajar siswa meningkat.

(A. Tabrani Rusyan :1996 ; 75).

Kutipan diatas, menunjukan bahwa Kepala Sekolah yang dapat memimpin

para guru sebagai bawahan adalah Kepala Sekolah yang konsisten, bijaksana,

tegas, pandai berkomunikasi, nyata dan memandang bawahannya sebagai manusia

bukan sekedar alat, serta daiam tindakan-tindakarmya pandai menciptakan team

work yang kompak, pandai menciptakan suasana kerja yang menggembirakan,

mampu memberikan petunjuk- petunjuk atau jalan yang baik, bersikap benar,

berbuat dan berbicara menarik, dapat memahami kesulitan-kesulitan (keluh kesah)

para guru, dapat mengembangkan para guru yang benar-benar potensial dapat

dipertanggung jawabkan, mengayomi/melindungi para guru dan sebaliknya dapat

memberikan sangsi-sangsi kepada guru yang benar-benar bersalah.

Tugas seorang pemimpin seperti Kepala Sekolah menyangkut bagaimana

Kepala Sekolali bertanggung jawab atas sekolahnya daiam melaksanakan berbagai

kegiatan, seperti mengelola berbagai masalah pelaksanaan administrasi sekolah,

pembinaan tenaga kependidikan, pendayagunaan sarana dan prasarana serta

mewujudkan sekolah sebagai wawasan wiyata mandala.

Sebagai penanggung jawab daiam penyelenggaraan pendidikan Kepala

Sekolah juga mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Educator(guru)

2. Manager(pengarah, penggerak sumber daya)

3. Administrator(penguins administrasi)

(14)

Melihat kutipan di atas, memberikan gambaran bahwa kepemimpinan

Kepala Sekolah daiam mengarahkan dan memanfaatkan segala sumber daya yang

tersedia sangat menentukan hasil belajar para siswa. Guna mewujudkan tanggung

jawab tersebut maka Kepala Sekolah sangat berperan daiam mengendalikan

keberhasilan kegiatan pendidikan, meningkatkan pelaksanaan administrasi sekolah

sesuai dengan tujuan pendidikan, dan mengatur secara profesional pendayagunaan

serta memelihara sarana dan prasarana pendidikan.

Daiam menyinggung mengenai tugas yang berat yang harus dilaksanakan

oleh Kepala Sekolah, Mortimer J. Adlert (1982) mengarahkan bahwa

"The quality

ofteaching and learning that goes in a school islargely determined by the quality

of principals leadership"

(mutu pembelajaran yang terjadi di sekolah adalah

ditentukan oleh sebagian besar mutu kepemimpinan Kepala Sekolah). Perlunya

Kepala Sekolah meningkatkan pengelolaan sekolah ditegaskan oleh Lipham dan

Trankin (1982) yang menyatakan bahwa

"Principals must understand anddevelop

skills in the implementation of change if school are to become more effective"

(Kepala Sekolah harus memahami dan mengembangkan keterampilan daiam

melaksanakan perubahan jika sekolah iiigin menjadi efektif)

Tugas Kepala Sekolah sangat banyak dan harus bergerak dari satu tugas ke

tugas yang lain yang kadang-kadang ada tugas mendadak yang harus diselesaikan.

Dengan demikian, diperlukan Kepala Sekolah yang bisa bergerak cepat dan

dinamis serta tidak cengeng agar kinerja guru meningkat sehingga hasil

(15)

Disamping itu sebagai seorang perencana, Kepala Sekolah bertanggung

jawab tentang administrasi sekolah, dimana hal ini menurut pengetahuan tentang

teknik pengelolaan sekolah, baik daiam hal proses maupun teknik operasionalnya.

Keterampilan daiam proses administrasi ini meliputi juga tentang pemahaman

bagaimana mengkomunikasikan, mengkoordinir dan merumuskan berbagai hal

yang berhubungan dengan berbagai kebijakan yang datang dari atas dan

ditransformasikan ke berbagai kegiatan di sekolah.

Kemampuan teknik manajerial bagi Kepala Sekolah akan meliputi tentang

berbagai keterampilan daiam hal pemahaman yang luas tentang seluruh

operasional sekolah daiam hubungannya dengan tuntutan teknik yang harus

dikuasai, diantaranya pengembangan kurikulum, manajemen, murid, personal,

keuangan, tata usaha, pemeliharaan sarana, pelayanan bantuan dan hubungan

sekolah dengan masyarakat.

Setiap Kepala Sekolah daiam memimpin sekolah masing-masing

mempunyai kepemimpman tersendiri, demikian kepemimpinan ini berpengaruh

terhadap kinerja guru dan hasil belajar para siswa.

Studi kepemimpinan telah banyak dilakuksn, baik dari sudut pandang sosiologis maupun dari susut pandang psikologis. Studi yang diangkat dan cocok

untuk diterapkan pada kepemimpinan Kepala Sekolah adalah pendekatan

kepemimpinan yang ditinjau dari sudut keperilakuan. Pendekatan keperilakuan

memandang bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah dapat dipelajari dari pola

(16)

kegiatannya untuk mempengatuhi para guru. Perilaku ini dapat berorientasi pada

tugas Kepala Sekolah ataupun pada hubungan dengan para guru.

Halpin dan Wimer (1957) dari Ohio State University melakukan studi

kepemimpinan yang menekankan dua dimensi perilaku pemimpin, yaitu apa yang

diistilahkan "Initiating structure" (memprakarsai struktur) dan "Consideration"

(pertimbangan).

Memprakarsai struktur ialah Kepala Sekolah daiam menentukan hubungan

kerja dengan para guru dan juga usahanya daiam membentuk hubungan kerja

dengan para guru dan juga usahanya daiam membentuk pola-pola organisasi,

saluran komunikasi dan prosedur kerja yang jelas. Sedangkan pertimbangan ialah

perilaku Kepala Sekolah menunjukkan persahabatan, perhatian dan respek daiam

hubungan kerja antara Kepala Sekolah dan guru daiam suatu kelompok kerja.

Selanjutnya, studi ini telah disempurnakan oleh Stogdill (1963) dengan

menunjukkan 12 faktor perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah, yaitu :

1. Representation (perwakilan). Pemimpin bicara dan bertindak sebagai wakil dari kelompok.

2. Demand reconciliation (perlunya pemufakatan). Pemimpin menyelesaikan konflik dan mengurangi ketidakberesan.

3. Tolerance to uncertainty (toleran pada ketidaktentuan). Pemimpin mampu bertoleransi pada ketidaktentuan dan pengunduran tanpa harus marah.

4. Persuasiveness (bujukan). Pemimpin menggunakan bujukan dan argumentasi yang efektif dan menunjukkan keyakinan yang kuat.

5. Initiation structure (memprakarsai struktur). Pemimpin menjelaskan perannya dan menjelaskan kepada bawahannya apa yang dia harapkan.

6. Tolerance of freedom (toleran pada kebebasan). Pemimpin memberi

kesempatan pada bawahan untuk punya prakarsa, memutuskan.

7. Rote Assumption (Asumsi peranan). Pemimpin secara aktif melatih

kepemimpinannya daripada orang lain.

8. Consideration (pertimbangan). Pemimpin mengupayakan kelancaran,

(17)

9. Productive emphasis (menekankan hasil). Pemimpin menekankan pada hasil

yang ingin dicapai.

10. Predictive accuracy (jangkau yang tepat). Pemimpin memperkirakan berbagai

hal secara tepat.

11. Integration (integrasi). Pemimpin menjaga persatuan dan mengintegrasikan

berbagai program.

12. Superior orientation (orientasi pada atasan). Pemimpin menjaga hubungan baik dengan atasan berupaya meningkatkan status yang tinggi.

Kepemimpinan Kepala Sekolah yang dikemukakan oleh Blake dan Mouton

(1954) membedakan dua dimensi daiam kepemimpinan, yaitu "Concern for

people" (menekankan pada orang) dan "Concern for production" (menekankan

pada produksi). Menurut mereka ada 5 (lima) kepemimpinan, yaitu :

1. Impoverished dimana pemimpin menggunakan usahanya yang paling sedk\ikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini cukup untuk

mempertahankan organisasi.

2. Country club yang artinya kepemimpinan berdasarkan hubungan informal

antar individu, keramahtamahan, dan kegembiraan.

3. Task yang artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai faktor utama untuk keberhasilan organisasi. Yang ditekankan disini adalah penampilan individu daiam organisasi.

4. Middle of the road yang artinya pemimpin menjaga (tengah-tengah) antara

tugas dan hubungan manusiawi.

5. Team yang artinya keberhasilan organisasi bergantung pada hasil kerjasama

sejumlah individu yang penuh pengabdian. Dasar kepemimpinan ini adalah kerjasama, penghargaan, dan kepercayaan anggota kelompok.

Dari uraian diatas memberi gambaran bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh terhadap kinerja para guru. Kepemimpinan yang bagaimana yang digunakan Kepala Sekolah daiam mempimpin sekolah sehingga mampu

memberi kenyamanan, semangat kerja dan produktifitas kinerja terhadap guru

yang pada akhirnya para guru khususnya guru SLTP bekerja lebih baik dan

(18)

Daiam era globalisasi ditandai pula dengan tranformasi sosial budaya yang

dahsyat yang tidak terlepas dari transformasi mundial masyarakat dunia

Masyarakat Indonesia pada umumnya dan guru SLTP Kota Bandung khususnya

tidak terlepas dari masalah serta kecenderungan-kecenderungan global tersebut.

Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan globalisasi, maka guru SLTP Kota

Bandung perlu ditingkatkan kinerjanya daiam proses pembelajaran dengan

kepemimpinan Kepala Sekolah, yaitu :

a. Meningkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan para

siswa.

b. Menggalakkan penggunaan alat dan media pendidikan daiam proses pembelajaran.

c. Mendorong lahirnya "Sumber Daya Manusia" yang berkualitas melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

d. Menata pendayagunaan proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran

berdaya dan berhasil guna.

e. Membina para siswa yang menghargai nilai-nilai unggul (excellence) daiam proses pembelajaran.

f. Memotivasi guru, menghargai dan mengajar kualitas yang tinggi melalui proses pembelajaran.

g. Meningkatkan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan globalisasi. h. Memberi perhatian kepada guru yang berkualitas.

i. Mengubah guru untuk berorientasi kepada kekaryaan bukan kepada ijazah. j. Membudayakan sikap kritis dan terbuka sebagai syarat tumbuhnya pola pikir

yang lebih demokratis.

k. Membudayakan nilai-nilai yang mencintai kualitas kepada para guru.

1. Membudayakan sikap kerja kcras, produktif dan disiplin (A. Tabrani R : 1996 :96).

Melihat kutipan di atas, bahwa pemikir, perencana, pengelola dan

pelaksana proses pembelajaran berada di tangan guru. Guru SLTP Kota Bandung

sebagai pemikir harus berusaha menggerakkan proses pembelajaran. Selama ini

(19)

lain-lainnya. Hal seperti tersebut tidak akan mampu menggantikan gu)ru|;J||fc^|j§ff »

makhlukyangsadartujuandansadarlingkungan.

x •*£&*^n***^

B. Batasan Masalah

Daiam melaksanakan tugas sehari-hari, kepemimpinan Kepala Sekolah

sangatlah kompleks dari pengelolaan sumber daya baik ketenagaan, sarana

prasarana serta keuangan, proses belajar mengajar, pengelolaan lingkungan

sekolah dan berbagai kegiatan lainnya, baik yang menyangkut di daiam sekolah

maupun di luar sekolah. Dengan demikian secara rutinitas Kepala Sekolah tampak

berorientasi pada tugas administratif, sehingga kebutuhan dan pembinaan

keahliannya sering terabaikan.

Kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di

Kota Bandung sampai saat ini masih belum optimal daiam mempengaruhi kinerja

guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, daiam proses perlu ditingkatkan sebagai

upaya mengembangkan kegiatan yang ada menjadi kegiatan yang lebih baik.

Sehingga hasil belajar yang telah ditetapkan dicapai dengan baik pula melalui

kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target dan

tujuan yang telah ditetapkan melalui kepemimpman Kepala Sekolah yang efektif.

Namun karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis dan kompleksnya

dimensi kepemimpinan Kepala Sekolah, daiam studi ini fokus masalahnya akan

(20)

1. Kepemimpinan

a. Gaya kepemimpinan, yaitu gambaran efektifitas dan penyesuaian diri dari

seorang pemimpin.

b. Tipe kepemimpinan, yaitu ciri dan sifat yang dimiliki pemimpin daiam

menjalankarr tugasnya.

c. Fungsi dan Peran Kepala Sekolah, yaitu lebih dititik beratkan kepada

fungsi pengajaran dan administrasi yang berperan sebagai EMAS

(Educator Manajer, Administrator dan Supervisor).

2. Kinerja Guru

a. Absensi guru, yaitu prosentasi kehadiran guru

b. Sepuluh kompetensi dasar guru :

- Menguasai bahan ajar

- Mengelola program belajar mengajar Mengelola kelas

- Menggunakan media dan sumber pengajaran

- Menguasai landasan pendidikan

Mengelola interaksi belajar mengajar - Menilai prestasi belajar siswa

Mengenal fungsi dan program pelayanan BP

Mengenal dan ikut menyelenggarakan administrasi sekolah

- Memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan menafsirkannya

(21)
[image:21.595.46.486.43.745.2]

NO 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 Tabel 1.1

HASIL PRESTASI BELAJAR UJIAN AKHIR NASIONAL BERDASARKAN TIGA MATA PELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2002

SLTPN KOTA BANDUNG

NAMA SEKOLAH SLTPN 2 SLTPN 5 SLTPN 3 SLTPN 1 SLTPN 13 SLTPN 8 SLTPN 7 SLTPN 14 SLTPN 9 SLTPN 30 SLTPN 16 SLTPN 34 SLTPN 12 SLTPN 11 SLTPN 15 SLTPN 22 SLTPN 39 SLTPN 6 SLTPN 43 SLTPN 17 SLTPN 44 SLTPN 27 SLTPN 45 SLTPN 4 SLTPN 25 SLTPN 31 SLTPN 10 SLTPN 28 SLTPN 38 SLTPN 36 SLTPN 46 SLTPN 32 SLTPN 18 SLTPN 24 SLTPN 20 SLTPN 51 SLTPN 41 SLTPN 33 SLTPN 48 SLTPN 29 SLTPN 19 SLTPN 40 SLTPN 37 SLTPN 50 SLTPN 35 SLTPN 47 SLTPN 26 SLTPN 21 SLTPN 49 SLTPN 23 SLTPN 42 Klasifikasi JUMLAH Jml Peserta yg hadir 479 472 379 427 479 284 359 358 429 311 355 296 358 442 253 340 190 274 298 408 238 393 385 427 326 344 399 316 331 237 252 182 397 365 347 323 275 237 317 286 334 345 400 358 190 426 310 236 451 309 311 17,238

Nilai Mata Pelajaran

B.lng Rata-Rata B.lnd Rata-Rata 6.72 6.69 6.63 6.48 6.48 6.45 6.41 6.28 6.22 6.20 6.12 6.08 6.05 6.05 6.05 6.03 6.02 5.99 5.98 5.96 5.95 5.95 5.92 5.91 5.88 5.88 5.88 5.85 5.84 5.83 5.81 5.81 ?ifti 5.80 5.80 5.78 5.77 5.77 5.77 5.74 5.72 5.72 5.71 5.63 5.62 5.60 5.57 5.49 5.47 5.39 303.54 7.48 7.16 6.87 6.67 6.62 6.51 6.26 6.25 6.23 6.09 6.01 5.90 5.77 5.76 5.75 5.73 5.71 5.70 5.70 5.69 5.67 5.67 5.64 5.59 5.57 5.56 5.51 5.49 5.47 5.44 5.43 5.42 5.41 5.39 5.38 5.31 5.30 5.27 5.24 5.23 5.21 5.08 5.07 5.02 4.97 4.96 4.96 4.86 4.86 4.84 4.84 287.52 Mat Rata-Rata 7.17 6.92 6.53 6.46 6.42 6.37 6.23 5.89 5.87 5.83 5.81 5.80 5.79 5.72 5.71 5.69 5.58 5.57 5.54 5.54 5.54 5.52 5.46 5.41 5.39 5.38 5.38 5.37 5.37 5.34 5.32 5.31 5.28 5.27 5.25 5.25 5.24 5.23 5.22 5.19 5.13 5.13 5.12 5.11 5.11 5.08 5.01 4.98 4.98 4.96 4.84 282.61 Total Nilai 21.37 20.77 20.03 19.61 19.52 19.33 18.90 18.42 18.32 18.12 17.94 17.78 17.61 17.53 17.51 17.45 17.31 17.26 17.22 17.21 17.17 17.14 17.05 16.92 16.87 16.82 16.77 16.74 16.69 16.62 16.58 16.54 16.50 16.47 16.43 16.36 16.32 16.27 16.23 16.19 16.08 15.93 15.91 15.84 15.71 15.66 15.57 15.41 15.33 15.27 15.07 873.67 Niia\RataC 7.12 6.92 6.68 6.54 6.51 6.44 6.30 6.14 6.11 6.04 5.98 5.93 5.87 5.84 5.84 5.82 5.77 5.75 5.74 5.74 5.72 5.71 5.68 5.64 5.62 5.61 5.59 5.58 5.56 5.54 5.53 5.51 5.50 5.43 5.48 5.45 5.44 5.42 5.41 5.40 5.36 5.31 5.30 5.28 5.24 5.22 5.19 5.14 5.11 5.09 5.02 291.22

(22)

11

3. Keadaan guru SLTP Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung

Guru merupakan sumber daya manusia yang memiliki peranan penting daiam

kegiatan pendidikan di sekolah. Kualitas guru memberikan konstribusi yang

sangat dominan terhadap kualitas hasil pembelajaran di sekolah.

No. Pendidikan Juniah Prosentase

Dl - 0.0

2 Dil 42 1.47

3 DIN 131 4.59

4 S1 2599 91.00

5 S2 84 2.94

6 S3 - 0.00

[image:22.595.73.449.182.648.2]

Juniah 2856

Tabel 1.2

Data kondisi guru SLTP Negeri Kota Bandung

( Sumber : Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2003 )

Berdasarkan data guru tersebut diatas diperoleh gambaran bahwa guru SLTPN

di Kota Bandung kualifikasinya sudah memadai. Hanya 1,47 % yang

kualifikasinya belum memadai dikarenakan oleh faktor umur yang mendekati

pensiun.

3. Data Prestasi Pendidikan Siswa SLTP Negeri Kota Bandung - Juara I Siswa Teladan Tk. Jabar an. Ima Nurbani (SLTP 5) - Juara II Siswa Teladan Tk. Jabar a.n. Moes Azhary (SLTP 14)

- Juara Harapan II Siswa Teladan Tk. Jabar a.n. Afsari (SLTP 5)

- Juara LTUB Tk. Jabar a.n. SLTP 51

(23)

12

C. Rumusan Masalah

Mengingat permasalahan yang akan diungkapkan sangat luas dan guna

mendapatkan data yang rasional, aplikatif dan ilmiah, maka perlu adanya

pembatasan masalah berdasarkan pertanyaan "Seberapa besar pengaruh perilaku

kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota

Bandung ." Adapun masalah utama yang akan diturunkan menjadi sub-sub

masalah adalah sebagai berikut

1. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja

guru daiam konteks peningkatan hasil belajarsiswa.

2. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai pendidik

terhadap kinerja guru daiam konteks peningkatan hasil belajar siswa.

3. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai manajer

terhadap kinerja guru daiam konteks peningkatan hasil belajar siswa.

4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai administrator

terhadap kinerja guru daiam konteks hasil belajar siswa.

5. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai supervisor

terhadap kinerja guru dulam konteks hasil belajar siswa

6. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah dilihat dari

dimensi perilaku hubungan (gaya kepemimpinan) dan dimensi perilaku tugas

sebagai pendidik, manajer, administrator dan supervisor secara bersama-sama

terhadap kinerja guru daiam konteks hasil belajar siswa di SLTP Negeri Kota

(24)

13

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Ingin mengetahui gambaran umum tentang gaya kepemimpinan Kepala

Sekolah terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

b. Ingin mengetahui gambaran umum tentang kepemimpinan Kepala

Sekolah sebagai pendidik terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota

Bandung

c. Ingin mengetahui gambaran umum tentang kepemimpinan Kepala

Sekolah sebagai manajer terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota

Bandung.

d. Ingin mengetahui gambaran umum tentang kepemimpinan Kepala

Sekolah sebagai administrator terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota

Bandung.

e. Ingin mengetahui gambaran umum tentang kepemimpinan Kepala

Sekolah sebagai supervisor terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota

Bandung.

f. Ingin mengetahui gambaran umum tentang porilaku kepemimpinan Kepala Sekolah dilihat dari dimensi perilaku hubungan (gaya kepemimpinan) dan dimensi perilaku tugas sebagai pendidik, manajer,

administrator dan supervisor secara bersama-sama terhadap kinerja guru

[image:24.595.94.451.279.546.2]
(25)

14

2. Manfaat Penelitian

a. Masukkan bagi Kepala Sekolah SLTP Kota Bandung daiam

kepemimpinan untuk meningkatkan kinerja guru yang bermutu,

demikian pun hasil penelitian ini menjadi acuan bagi para guru daiam

upaya meningkatkan kinerja guru daiam melaksanakan tugas

kesehariannya.

b. Menjadi bahan masukkan bagi para guru daiam rangka meningkatkan

kompetensi profesional sehingga kinerjanya menjadi lebih baik.

c. Memberikan sumbangan kepada almamater berupa karya ilmiah, yang

berkenaan dengan dampak kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap

kinerja guru di SLTP Kota Bandung.

d. Memberikan bahan informasi dan data untuk penelitian lebih lanjut

mengenai masalah yang menjadi pokok pembahasan daiam tesis ini,

yaitu "Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di

SLTP Negeri Kota Bandung.

E. Kerangka Berfikir

Guru Sekoiah Lanjutan Tingkat Pertama yang produktif akan mampu menggunakan dan memanfaatkan bahan-bahan, sumber-sumber, waktu, tenaga, uang dan faktor-faktor lain yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran

dengan efektif dan efisien sehingga menghasilkan suatu yang lebih baik, berdaya

(26)

Produktifitas kerja yang dihasilkan guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yaitu suatu bukti keberhasilan usaha

yang dicapai para siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang

diaplikasikan dengan memiliki berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan dan

sikap.

Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik di sekolah, para siswa

menempuh berbagai persaingan yang sangat ketat, baik sesama teman pria maupun

teman wanita yaitu dengan menyelesaikan tugas-tugas sekolah, menguasai

berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan serta aspirasi yang memberi

kepuasan diri memperoleh hasil belajar yang lebih baik bukan saja merencanakan

peningkatan pribadi tetapi juga menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap

ke daiam kehidupan sebenarnya. Maka dari itu agar siswa mendapat hasil belajar

yang lebih baik setelah melakkukan berbagai kegiatan daiam pembelajaran, harus

didukung oleh guru yang berproduktivitas kerjanya tinggi.

Kinerja

guru

Sekolah

Lanjutan

Tingkat

Pertama

daiam

rangka

meningkatkan hasil belajar siswa perlu didukung

oleh kepemimpinan Kepala

Sekolah yang mencerminkan adanya keharmonisan antara Kepala Sekolah, guru

dan siswa.

Proses pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan tuntutan dan siswa

mencapai hasil belajar yang lebih baik jika didukung oleh partisipasi guru yang

produktif, yaitu guru yang memiliki kemampuan ditunjang oleh ide-ide atau

gagasannya yang cemerlang serta dibuktikan dengan perilaku di daiam proses

(27)

16

Proses pembelajaran akan mengalami peningkatan dengan adanya

kepemimpinan Kepala Sekolah yang baik, akan berdampak terhadap kinerja guru

untuk lebih baik dibanding sebelumnya, jika :

1. Perilaku Kepala Sekolah dapat diterima dan memuaskan para guru

menganggap perilaku semacam itu merupakan sumber Iangsung dari

kepuasan atau berbagai alat untuk mendapatkan kepuasan di waktu yang akan

datang.

2. Perilaku Kepala Sekolah dapat memotivasi para guru sampai sejauh perilaku

itu memuaskan kebutuhan guru yang digantungkan pada hasil karya yang

efektif dan perilaku tersebut melengkapi lingkungan guru dengan

memberikan bimbingan, kejelasan pengarahan, dan imbalan yang perlu bagi

hasil karya yang efektif.

Proses pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan tuntutan bila

didukung oleh kepemimpinan Kepala Sekolah yang memiliki kemampuan. Sebab

kemampuan Kepala Sekolah daiam arti kemampuan jasmaniah berdasarkan upaya

yang dilakukan oleh Kepala Sekolah melalui kepemimpinan, sebab setiap Kepala

Sekolah akan •uenunjukkan kepentingan guru daiam rangka meningkatkan kinerja guru. Sehingga memiliki kemampuan profesional untuk bekerja dan belajar lebih lanjut.

Kinerja guru memberikan sumbangan yang sangat besar daiam proses

pembelajaran di sekolah. Sebab kemampuan yang dikembangkan guru SLTP

adalah kemampuan jasmaniah dan kemampuan rohamah. Adapun kemampuan

(28)

17

keterampilan, kecakapan. Nilai-nilai perikehidupan, sikap dedikasi dan disiplin.

Oleh karena itu maka kinerja guru SLTP merupakan suatu upaya untuk menjawab

tantangan terhadap masalah-masalah yang timbul daiam proses pembelajaran.

Untuk mewujudkan hal itu, maka diperlukan konformitas dan partisipasi yang

penuh rasa tanggung jawab.

Kinerja guru SLTP merupakan suatu pola sikap dan pola perilaku serta

perbuatan yang sesuai dengan tatanan atau norma yang telah digariskan yaitu

menerapkan budaya kinerja bagi guru.

Kinerja guru daiam kegiatan mampu meningkatkan pelaksanaan tugas dan

pekerjaan. Sehingga para guru SLTP daiam bertindak dan berfikir lebih aktif dan

kreatif. Sebab aktivitas dan kreativitas yang tinggi dapat beijalan dengan baik jika

ditopang dengan kinerja yang baik, karena pelaksanaan proses pembelajaran yang

ditunjang dengan kinerja yang baik akan memberikan arah kepada guru SLTP

untuk bersikap kreatif, dinamis dan motivatif. Sikap-sikap itu antara lain terbuka

dan peka terhadap rangsangan dari luar, interest, bervariasi. Bersikap mandiri,

memiliki rasa ingin tahu, berani menjelajahi dan meneliti serta berani

mengutarakan dan mengakfuahsasixan gagasan.

Kinerja guru SLTP Kota Bandung bisa lebih baik dan meningkat jika

ditunjang oleh kepemimpinan Kepala Sekolah yang sesuai dengan kebutuhan,

(29)

18

F. Definisi Operasional

Untuk memberi pengertian yang jelas pada unsur-unsur yang akan diteliti

sesuai dengan judul dan fokus masalah, maka definisi operasional dari judul tesis

adalah:

I. Perilaku Kepala Sekolah adalah segala tindakan yang dilakukan oleh Kepala

Sekolah daiam memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar

mengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan

murid yang menerima pelajaran. (Wahjosumidjo : 1999). Berdasarkan teori

perilaku menurut Kenneth Balanche pendekatan teori ini dibagi dua aspek :

dimensi tugas (admnistrasi) dan dimensi hubungan (relationship). Fungsi dan

peran Kepala Sekolah daiam melaksanakan tugas administrasi memunculkan

indikator-indikator diantaranya:

1. Kepala Sekolah sebagai Educator, harus mempunyai:

a Prestasi sebagai guru.

b. Kemampuan membimbing guru

c. Kemampuan untuk membimbin karyawan (TU, laboran, dsb)

6 Kemampuan membimbing siswa e. Kemampuan mengembangkan staf

f. Kemampuan mengikuti perkembangan iptek

g. Kemampuan memberi contoh mengajar/BK yang baik.

2. Kepala Sekolah sebagai Manajer, harus mempunyai:

a. Kemampuan menyusum program sekolah.

(30)

19

c. Kemampuan mengerakkan staf (guru dan karyawan)

d. Kemampuan mengoptimalkan sumber daya sekolah

3. Kepala Sekolah sebagai Aministrator, harus mempunyai:

a. Kemampuan mengelola administrasi KBM dan BK

b. Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan

c. Kemampuan mengeioia administrasi keuangan

d. Kemampuan mengelola administrasi ketenagaan

e. Kemampuan mengelola administrasi sarana / prasarana

f. Kemampuan mengelola administrasi persuratan

4. Kepala Sekolah sebagai Supervisor, harus mempunyai:

a. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan

b. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan

c. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi

Sedangkan dimensi hubungan (relationship) melalui aspek gaya kepemimpinan

memunculkan indikator-indikator diantaranya: a. Pengambilan kepurusan

b. Motivasi

c. Komunikasi

II. Kinerja Guru adalah proses dan hasil kerja guru daiam mengelola dan

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan pendidikan

dan pengajaran (Hickman 1990 : 57). Kinerja guru memunculkan

(31)

20

1. Kualitas hasi kerja

2. Kemampuan

3. Inisiatif

4. Komunikasi

5. Ketepatan waktu

G. Hipotesis Penelitian

a. Terdapat pengaruh positif gaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap

kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

b. Terdapat pengaruh positif Kepala Sekolah sebagai pendidik terhadap

kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

c. Terdapat pengaruh positif Kepala Sekolah sebagai manajer terhadap

kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

d. Terdapat pengaruh positif Kepala Sekolah sebagai administrator terhadap

kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

e. Terdapat pengaruh positif Kepala Sekolah sebagai supervisor terhadap

kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

f. Terdapai pengaruh positif gaya kepemimpinan, Kepala Sekolah sebagai

pendidik, manajer, administrator, dan supervisor secara bersama-sama

terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

(32)

21

Xi

fa*!•yj

X2

(p*2y)

-A X3

(pxs.y)

tf

U>*4

X4

v? *s>-,s>

X5

-(pX1,X2,X3,X4,X5,y)-Gambar 1.1 Skema Hipotesis Pengaruh Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru

H. Sistematika Penulisan

Daiam rangka mempemudah untuk mempelajari tesis ini, maka ditetapkan

sistematika sebagai berikut:

I. Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan, pada bab ini penulis mengutarakan

gambaran umum tentang latar belakang permasalahan, pembahasan masalah,

kegunaan penelitian, maksud dan tujuan dan perumusan masalah, keimigka

berpikir, agar pembaca memahami maksud penulis. Selanjutnya diuraikan pula

anggapan dasar, pertanyaan penelitian yang diajukan pada sub bab terakhir, penulis menyampaikan sistematika pembahasan.

II. Bab Kedua, merupakan uraian-uraian tentang teori-teori dasar yang ada

[image:32.595.80.450.89.516.2]
(33)

22

mengutarakan pengertian kepemimpinan, kepemimpinan Kepala Sekolah dan

efektivitas kinerja guru.

III. Bab Ketiga, menjabarkan tentang prosedur penelitian, yang secara garis besar

telali disingung pada bab satu. Diawali dengan metoda penelitian yang

digunakan, serta lokasi penelitian yang meliputi populasi dan sampel yang

diteliti. Berikutnya adalah pengembangan alat pengumpulan data sena iaporan

tentang instrumen yang digunakan tempat dan jadwal penelitian daiam sub bab

ini dibahas pula tentang rencana penelitian.

IV. Bab Keempat, penulis menyajikan data hasil penelitian, termasuk di daiam

uraian tentang deskripsi data hasil penelitian yang dilanjutkan dengan

mendeskripsikan data setiap variabel kualitas kinerja guru serta hasil belajar

siswa. Berikutnya bahasan analisis bivariate dan analisis dijelaskan secara rinci

tentang pengujian secara statistik atas pertanyaan penelitian yang diajukan

serta hasil yang diperoleh melalui penelitian.

V. Bab Kelima, pada bab ini penulis mencoba mengemukakan beberapa

kesimpulan dari uraian yang telah dikemukakan, yakni kesimpulan tentang

kepemimpinan Kepala Sekolah, kualitas kinerja guru-guru SLTP Negeri Kota

Bandung, serta sekolah tersebut dapat berpengaruh terhadap guru-guru SLTP

yang dipimpirmya, untuk selanjutnya diajukan rekomendasi bagi para pembuat

kebijakan, para pengguna hasil penelitian serta peneliti yang akan melanjutkan

penelitian ini, sebagai sumbangan penulis daiam rangka pencapaian tujuan

(34)

PERILAKU KEPEMIMPINAN CEPALA SEKOLAH

(X)

KERANGKA PEMIKIRAN

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Terhadap Kinerja Guru

DIMENSI PERILAKU

HUBUNGAN:

1. Gaya Kepemimpinan (X1)

a. Motivasi

b. Pengambilan Keputusan c. Komunikasi

DIMENSI PERILAKU TUGAS (ADM):

2. KS sebagai Educator (X2) 3. KS sebagai Manager (X3)

4. KS sebagai Administrator (X4)

5. KS sebagai Supervisor (X5)

A

Kinerja Guru (Y) Indikator: Kualitas Hasil Kerja Kemampuan Inisiatif Komunikasi Ketepatan Waktu PBM: 1. Merencanakan Pengajaran 2. Melaksanakan PBM 3. Mengevaluasi PBM Harapan

1. Kepala Sekolah dapat meningkatkan kemampuan

Teknik Manajerial Pemimpin secara optimal, baik

melalui perilaku tugas maupun perilaku hubungan

supaya mencapai hasil yang lebih baik.

2. Guru diharapkan mengintropeksi kemampuannya

daiam mengelola interaksi belajar mengajar daiam

kelas untuk prestasi kerja yang lebih baik

Temuan :

1. Kepala Sekolah melalui dimensi hubungan

sangat tinggi

2. Kepala Sekolah melalui dimensi tugas sangat tinggi

a. Educator : Tinggi b. Manajer : Sedang c. Administrator : Tinggi

(35)
(36)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini, bertitik tolak dari suatu persoalan manajerial pada

persekolahan khususnya SLTP Negeri, dipandang dari teori serta konsep

berkenaan dengan kinerja maka diduga akan berpengaruh terhadap peningkatan

mutu pendidikan. Objek yang diidentifikasikan mempakan informasi umum dan

karakteristik manajerial SLTP Negeri yang ada di kota Bandung. Informasi

diidentifikasi dari aktivitas Kepala Sekolah daiam tugas sehari-hari dipandang dari

dimensi kepemimpinannya.

B. Metode Penelitian yang Digunakan

Metode penelitian digunakan dengan tujuan untuk dapat mengungkapkan

permasalahan yang diteliti. Daiam penelitian mengenai pengaruh perilaku

kepemimpinan

Kepala Sekolah terhadap kinerja gum di Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama Negeri ini digunakan : metode deskriptif kuantitatif.

Metode deskriptif, menumt Nazir ( 1985 : 65 ) adalah suatu metode untuk

meneliti status kelompok manusia, suatu objek, serta kondisi dan system

pemikiran pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat gambaran secara

sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diteliti.

(37)

16

Metode kuantitatif, dilakukan melalui pendekatan koresional yang

digunakan untuk proses pengujian atas hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu

sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor

lainnya.

1. Operasionalisasi Variabel

Daiam penelitian ini difokuskan kepada perilaku kepemimpinan dari

Kepala Sekolah.

Variabel penelitian ini terbagi kedalam dua jenis, yaitu :

1. Variabel bebas atau variabel pengaruh (independent variabel), yaitu

kepemimpinan Kepala Sekolah.

2. Variabel terikat atau varabel terpengamh (dependent variabel), yaitu kinerja

gum.

Variabel bebas daiam penelitian ini terdiri dari lima sub variabel yakni,

Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (XI), Kepala Sekolah sebagai Pendidik

(X2), Kepala Sekolah sebagai Manajer (X3), Kepala Sekolah sebagai

Administrator (X4), dan Kepala Sekolah sebagai Supervisor (X5). Sedangkan

(38)

X,

^V

(pxi,y)

^^\(px2,y)

x.

(pxl, x2, x3, x4, x5, y)

^^^^

fe

x2

Y

x3 .

(px3,y)

^ y *

/S

(px5,y)

X4 .

x5

[image:38.595.88.444.45.603.2]

Y

=

Poi + PiXt

+£/•;,•=!, 2, 3, 4, 5

Gambar 3.1 Model Konstelasi Penelitian

Xi = Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah

X2 = Kepala Sekolah sebagai Pendidik

X3 = Kepala Sekolah sebagai Manajer

X4 = Kepala Sekolah sebagai Administrator

X5 = Kepala Sekolah sebagai Supervisor

(39)

Y = Kinerja Gum

pxi,y = besamya pengaruh X| terhadap y

px2,y = besamya pengaruh x2 terhadap y

pX3,y = besamya pengaruh x3 terhadap y

px4,y = besamya pengaruh X4 terhadap y

px5,y = besamya pengaruh X5 terhadap y

pxi,x2,X3,X4,x5,y = besamya pengaruh xi terhadap y

2. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperoleh, selaras dengan operasionalisasi variabel baik ditinjau

dari ukuran dan skala, maupun jenisnya. Maka data ini dapat dikelompokkan pada

data jenis data deskrit kontinu. Oleh sebab itu setiap data yang diperoleh terlebih

dahulu diklasifikasi dan diolah menjadi satu kelas data interval.

Sumber data daiam penelitian ini, diambil dari sumbernya dengan dua cara

yaitu, langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) sebagai informasi

tambahan atau pelengkap yang diambil dari pihak-pihak berwenang dan

kompeten.

1. Populasi

Sugiyono (1997:57) menyatakan bahwa "Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek-objek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

(40)

119

Populasi penelitian ini adalah gum SLTP Negeri di lingkungan Kota

Bandung. Adapun keselumhan dari populasi tersebut diklasifikasi pada tingkat

distribusi wilayah Barat, Utara, Timur dan Selatan.

Tabel 3.1 Daftar Populasi Klasifikasi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri

Kota Bandung

Peringkat Nama Sekolah Klasifikasi Wilayah Peringkat Nama Sekolah Klasifikasi Wilayah

1 SLTPNegeri 5 B Utara 27 SLTPNegeri 15 C Barat 2 SLTPNegeri 2 B Utara 28 SLTPNegeri 35 C Utara 3 SLTPNegeri 3 B Selatan 29 SLTPNegeri 20 C Timr 4 SLTPNegeri 8 B Timr 30 SLTPNegeri 36 C Selatan 5 SLTPNegeri 13 C Timr 31 SLTPNegeri 18 C Tirrur

6 SLTPNegeri 7 C Utara 32 SLTPNegeri 16 C Barat 7 SLTPNegeri 1 C Barat 33 SLTPNegeri 37 C Tirrur

8 SLTPNegeri 14 C Utara 34 SLTPNegeri 40 C Utara

9 SLTPNegeri 34 C Selatan 35 SLTPNegeri 19 C Utara

10 SLTPNegeri 9 C Barat 36 SLTPNegeri 50 C Timr 11 SLTPNegeri 28 C Selatan 37 SLTPNegeri 25 C Barat 12 SLTPNegeri 11 C Selatan 38 SLTPNegeri 48 C Timr

13 SLTPNegeri 12 C Barat 39 SLTPNegeri 38 C Selatan 14 SLTPNegeri 4 C Timr 40 SLTPNegeri 6 C Barat 15 SLTPNegeri 44 C Utara 41 SLTPNegeri 23 C Barat 16 SLTPNegeri 45 C Tirrur 42 SLTPNegeri 24 C Barat 17 SLTPNegeri 10 C Selatan 43 SLTPNegeri 47 C Barat 18 SLTPNegeri 31 C Timr 44 SLTPNegeri 41 C Barat 19 SLTPNegeri 27 C Utara 45 SLTPNegeri 21 C Selatan 20 SLTPNegeri 17 C Timr 46 SLTPNegeri 32 D Barat

21 SLTPNegeri 30 C Timr 47 SLTPNegeri 29 D Utara 22 SLTPNegeri 26 C Barat 48 SLTPNegeri 33 D Selatan 23 SLTPNegeri 46 C Tirrur 49 SLTPNegeri 49 D Barat

24 SLTPNegeri 43 C Selatan 50 SLTPNegeri 51 D Tirrur

25 SLTPNegeri 22 C Utara 51 SLTPNegeri 42 D Barat

26 SLTPNegeri 39 C Selatan

(Sumber: Kantor Dikua.;

jidikan Kota Bandung, 2003 )

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono 1997:57). Penentuan sampel sebagai responden penelitian

menggunakan pendekatan statistik dengan rancangan sampel Master bertahap

[image:40.595.82.456.157.541.2]
(41)

120

Secara lebih jelas, penentuan sampel sebagai responden di wilayah yang akan

diteliti yakni di Kota Bandung dapat diuraikan sebagai berikut:

Dari keempat wilayah di Kota Bandung (Barat, Timur, Utara dan Selatan),

diambil dari masing-masing dua SLTP Negeri sebagai sampel yang terdiri dari

kategori rangking/grade (tinggi/baik) dan (rendah/kurang) dengan berdasar pada

[image:41.595.80.455.235.527.2]

perolehan nilai rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM).

Tabel 3.2 Daftar Keadaan Slumh Sampel SLTP Negeri Kota Bandung

No. Wilayah Sekolah Peringkat Klasifikasi

1 Bandung Barat SLTPNegeri 12 13 C

SLTP Negeri 9 10 B

2 Bandung Timur SLTP Negeri 13 5 A

SLTP Negeri 30 21 B

3 Bandung Utara SLTP Negeri 2 2 A

SLTP Negeri 22 25 C

4 Bandung Selatan SLTPNegeri 3 3 A

SLTP Negeri 45 16 C

Selanjutnya dari masing-masing SLTPN yang dijadikan sampel penetitian

diambil responden sebagai anggota sampel yang terdiri tiga orang gum secara

random untuk mengukur perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah, sehingga

selumh responden untuk mengukur perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah

berjumlah 3 x 8 = 24 orang gum. Dan untuk mengukur kinerja gum, diambil

responden yang terdiri tiga rang siswa dari tiap sekolah secara acak. Dengan

demikian diperoleh jumlah responden 3x8 =24 orang siswa. Sedangkan pada

responden Kepala Sekolah untuk mengukur kinerja gum, untuk menyamakan

data, maka data yang diperoleh dari instrumen dikali 3 sehingga menjadi 24

(42)

121

Tahap pengambilan sampel tersebut secara sistematis dapat digambarkan

sebagai berikut.

8 Orang Kepala Sekolah

KOTA

BANDUNG

8x3=24

Orang Guru

8x3=24

[image:42.595.86.448.92.561.2]

Orang Siswa

(43)

122

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan daiam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah upaya untuk memperoleh keterangan ilmiah yang

bersumber dari buku karya para ahli, dokumen, karya ilmiah, dan Iain-lain

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan mempakan penelitian yang dilakukan secara langsung ke

lapangan. Daiam penelitian ini, studi lapangan yang dilakukan melalui

observasi, wawancara dan kuesioner atau angket.

a. Observasi, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan langsung

ke lokasi terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti daiam keadaan

sesungguhnya untuk memperoleh data-data primer

b. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung pada pihak

yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti, yang kemudian

mendapat jawaban baik secara lisan maupunh tulisan.

c. Kuesioner atau angket, yaitu dengan memberikan serangkaiau pertanyaaii

yang berhubungan dengan kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja

gum.

Untuk lebih jelasnya mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan

(44)

bagian-123

bagian yang menjadi dasar dan kemudian dioperasionalkan ke daiam item-item

[image:44.595.81.459.126.612.2]

pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator

(1) (2) (3)

1. Kinerja gum menumt pengamatan Kepala

Sekolah

1.1 Program Kerja 1.1.1 Fungsi Kepala

Sekolah

1.2 Pelaksanaan Kerja 1.2.1 Peranan

1.2.2 Tujuan

1.2.3 Kepemimpinan

1.2.4 Koordinasi

1.2.5 Laporan 1.2.6 Pembiayaan 1.2.7 Supervisi

1.2.8 Pembinaan

1.3 Kesulitan Kerja 1.3.1 Pembinaan

1.3.2 Pengarahan

1.3.3 Kendala 1.3.4 Kesulitan

1.3.5 Memotivasi gum 1.3.6 Iklim kerja gum

1.3.7 Sarana dan sumber

belajar

1.3.8 Diskusi

1.4 Upaya mengatasi kesulitan kerja

1.4.1 Monitor kerja

1.4.2 Pemahaman 1.4.3 Pemenuhan

kebutuhan gum

daiam pengajaran 1.4.4 Menanggapi saran

dan pendapat gum 1.4.5 Menanggapi

informasi yang disampaikan gum

1.4.6 Memanfaatkan

(45)

124

(1) (2) (3)

1.4.7 Sumbangan Kepala

sekolah

1.4.8 Teknik kepemimpinan

1.4.9 Kerjasama

2. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

2.1 Konsep

Kepemimpinan

Kepala Sekolah

2.1.1 Program kerj a gum

2.1.2 Pelaksanaan tugas gum

2.1.3 Motivasi yang

diberikan gum terhadap

siswa

2.2 Penerapan kepemimpinan Kepala Sekolah.

2.2.1 Keikutsertaan gum daiam berbagai kegiatan 2.2.2 Ketaatanguru 2.2.3 Kebiasaan para gum

datang ke tempat

mengajar

2.2.4 Persiapan mengajar yang dibuat para gum

2.2.5 Kerjasama gum dan Kepala Sekolah

2.2.6 Semangat kerja yang dilakukan para gum

2.2.7 Kendala disiplin daiam

pelaksanaan pengajaran

2.3 Kesulitan

Kepemimpinan

Kepala Sekclah

2.3.1 Kesulitan pelaksanaan kurikulum oleh gum 2.3.2 Kesulitan pencapain

tujuan mengajar oleh gum

2.3.3 Kesulitan membuat

persiapan mengajar oleh gum

2.3.4 Kesulitan penguasaan

materi pelajaran oleh

gum

(46)

ILL

3. Kinerja gum menumt pengamatan siswa

(2)

2.4 Cara mengatasi

kesulitan

kepemimpinan Kepala Sekolah

3.1 Kualitas hasil

kerja. 3.2 Kemampuan

m.

2.4.1 Kesulitan penerapan

disiplin kelas 2.4.2 Cara mengatasi

kesulitan pengelolaan pengajaran

2.4.3 Cara mengatasi

kesulitan sumber

belajar

2.4.4 Cara mengatasi kesulitan penggunaan metode mengajar 2.4.5 Cara mengatasi

kesulitan penggunaan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar 2.4.6 Cara mengatasi

kesulitan kelengkapan

administrasi kelas

2.4.7 Cara mengatasi

kesulitan koordinasi

gum daiam memahami

siswa

2.4.8 Cara mengatasi

kesulitan sarana dan dana

2.4.9 Cara mengatasi

kesulitan kebijakan

gum dengan Kepala

Sekolah dan para siswa

2.4.10 Cara mengatasi kesulitan lingkungan kerja

3.1.1 Kepuasan siswa

3.1.2 Pemahaman siswa 3.1.3 Prestasi siswa

3.2.1 Penguasaan materi 3.2.2 Penguasaan metode

(47)

126

(1) (2) (3)

3.3 Inisiatif 3.3.1 Pikiran untuk berbuat

yang baik

3.3.2 Mewujudkan

pikiran-pikiran mengarah

pada pencapaian prestasi

3.4 Komunikasi 3.4.1 Kualitas penyampaian

materi

3.4.2 Penguasaan keadaan

kelas

3.5 Ketepatan waktu 3.5.1 Kedatangan 3.5.2 Kepulangan

4. Kinerja Kepala

Sekolah

4.1 Kepala Sekolah

Sebagai Pendidik (Educator) 4.1.1 Pengarahan 4.1.2 Pelaksanakan 4.1.3 Evaluasi 4.1.4 Pengoptimalan

seluruh jajaran stafhya

4.1.5 Pengelolaan dan

pengawasan 4.1.6 Evaluasi dan

pengendahan kinerja

karyawan

4.1.7 Keterlibatan daiam ekstrakurikuler

4.1.8 Penyediaan bahan

4.2 Kinerja Kepala

Sekolah sebagai

Manager

4.2.1 Penyusun program

sekolah

4.2.2 Penggerak seluruh jajaran stafhya 4.2.3 Pengoptimal seluruh

sumber daya di

sekolah

4.2.4 Pengelola

administrasi

4.2.5 Pengarahan

4.2.6 Penyusun pembagian tugas

(48)

127

(1) (2) (3)

4.3 Kinerja Kepala 4.3.1 Kelengkapan data Sekolah sebagai administrasi

Administrator 4.3.2 Pengelolaan kegiatan

ekstrakurikuler

4.3.3 Kelengkapan data

hubungan sekolah dan orangtua siswa 4.3.4 Mengelola

administrasi

ketenagaan dan keuangan

4.3.5 Mengadakan dan mengelola sarana dan prasarana

4.3.6 Pengelolaan kearsipan 4.3.7 Membuat konsep

surat menyurat

4.3.8 Menghitung angka

kredit untuk kenaikan

pangkat

4.3.9 Pengelolaan kenaikan pangkat

4.4 Kinerja Kepala 4.3.1 Supervisi kelas

Sekolah sebagai 4.3.2 Supervisor

Supervisor 4.3.3 Supervisi pendidikan

kelas/akademik

4.3.4 Supervisi dadakan 4.3.5 Supervisi

ekstrakurikuler

4.3.6 Supervisi administrasi

kctenagaaan, perlengkapan, keuangan, kesiswaan 4.3.7 Menindaklanjuti hasil

supervisi

4.3.8 Memanfaatkan hasil

(49)

128

£. Teknik Pengolahan Data

Untuk mengolah data dan menganalisa data, menumt metodanya

penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang bemsaha untuk

melihat gambaran mengenai derajat keterkaitan antara satu variabel dengan

variabel yang lainnya, daiam hal ini adalah kepemimpinan Kepala Sekolah dengan

kinerja gum di SLTP Negeri Kota Bandung. Daiam pelaksanaannya, perhitungan

dan pengolahan data dilakukan melalui pesawat komputer dengan program SPSS

danMicrosoft Excel.

Pengolahan data daiam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen.

Keampuhan instrumen didalam penelitian mempunyai kedudukan yang paling

tinggi, karena data mempakan penggambaran variabel yang diteliti dan

berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya

data sangat menentukan bermuru tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar

tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data,

a. Untuk mengetahui kadar validitas angket (instrumen) yang digunakan

adalali dcagau liieiiggunakaii ramusproduci moment (Pearson).

NEXY - (EX)(EXY) r.XY

\ / (M vv2

{N EXZ - (EX')} {N EYZ - (EYZ)}

,vv2m

ixt

vvr2

/vv2i

(50)

129

b. Sedangkan untuk mengetahui kadar reliabilitas angket (instrumen)

digunakan mmusSpearman-Brown..

2.rXY fii =

(1 + rXY)

Jika rj,jt > rtab(95%), maka instrumen (item) tersebut dapat dinyatakan

reliabeL

2. Mengelompokkan dan memasangkan skor total dari masing-masing

instrumen, yaitu variabel-varabel independen (X) dengan variabeldependen

(Y).

3. Menentukan persamaan regresi:

Secara matematis, hubungan fungsional antara variabel terikat (Y) dengan

masing-masing variabel-variabel bebas XI, X2, X3, X4, dan X5 dapat

dinyatakan sebagai berikut:

Y = b + mlxl + m2x2 + m3x3 + m4x4 + m5x5

Persamaan di atas disebut dengan model regresi linear multiple (Berganda).

Dikatakan linier karena semua variabel yang terlibat pangkatnya satu dan

dikatakanmultiplekarena variabel bebasnya lebih dari satu.

4. Pengujian Koefisien Regresi dengan uji t(student) 5. Menentukan koefisien korelasi (p)dengan rumusCorrel

Analisis korelasi (correlation analysis), yaitu suatu analisa yang dipergunakan untuk mengetahui kuatnya korelasi (hubungan kait) antara

variabel X terhadap variabel Y. Koefesien korelasi(coefficient ofcorrelation),

(51)

130

diberi notasipdan nilainya berkisar antara -1 <p < +1. Koefisien korelasi =

-1 menyatakan korelasi negatif,

p

= 0 menyatakan tidak ada korelasi dan

p =

1 menyatakan korelasi positif.

6. Penentuan Hipotesis :

p =- -1 korelasi negatifsempurna

-1 < p ^ - 0,80 korelasi negatif tinggi sekali

-0,80 < p ^ - 0,60 korelasinegatiftinggi

-0,60 < p ^ - 040 korelasi negatif sedangi

-0,40 < p jg" -0,20 korelasi negatifrendah

-0,20 < p < 0 korelasi negatifrendah sekali

p = 0 tidak mempunyai korelasi linear

0 < p < 0,20 korelasi rendah sekali

0,20 < p < 0,40 korelasi rendah

0,40< p < 0,60 korelasi sedangi

0,60 <_p < 0,80 korelasi tinggii

0,80 < p < I korelasi tinggi sekali

p =- 1 korelasi sempurna

(E. Nurgana, 1985:56) 7. Menentukan Koefisien Pengaruh (Determinasi)

Untuk mengukur seberapa besar suatu variabel bebas berpengaruh

(52)

131

dengan koefisien determinasi, yang biasanya dinyatakan daiam prosentase (%)

dan dinotasikan dengan

p2.

Kn =p2. 100%

Besamya koefisien determinasi p2 .100 % dapat diinterpretasikan

sebagai besamya pengaruh variabel-variabel bebas yang ada daiam persamaan

terhadap varibel terikat. Apabila p2 mendekati 100 % mato» pengaruh

variabel bebas terhadap varibel terikat adalah besar, dan persamaan regresi

yang diperoleh mempakan persamaan yang baik karena dapat menjelaskan

variabel terikat secara kuat, demikian pula sebaliknya apabila p2 mendekati

0%.

8. Pengujian Hipotesis

p2 = 0% ttdakada pengaruh

0% < p2 _<_4% pengaruh rendah sekalii

4% -g"p2 < 16% pengaruh rendah

16% £ p2 <36% pengaruh sedang

36% ^ p2 < 64% pengaruh tinggi

p2 > 64 % pengaruh tinggi sekali

(E. Nurgana, 1985 : 80 ) F. Proses Pengolahan Data melalui SPSS for Windows

Pengujian hipotesis dilakukan dengan memanfaatkan pesawat komputer,

melalui program SPSS (Statistical Packagefor Sosial Science) for Windows, dan

(53)

TTT

<?<

Proses pengolahan data melalui

SPSS for Windows,

dilakukan dengan • .'""//

langkah-langkah sebagai berikut.

•> "'i*

*^^Jt

1. Memeriksa data yang telah disusun daiam tabel utama, sesuai dengan

kebutuhan SPSS. Hal ini dilakukan barangkali ada kesalahan ketik/rulis yang

dapat mengganggu proses kerja SPSS.

2. Memasukan data ke daiam SPSS berdasarkan kelompok variabel

masing-masing.

3. Menafsirkan hasil pengolahan data yang dilakukan oleh pesawat komputer

untuk menguji hipotesis dan menjawab pertanyaan penelitian, yang

selanjutnya akan digunakan sebagai bahan pembahasan dan untuk menarik

(54)
(55)

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Daiam Bab V ini disajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian,

implikasi, dan rekomendasi yang dikemukakan berdasarkan temuan-temuan

selama penelitin ini dilaksanakan, temtama yang berkenaan dengan "Pengamh

Perilaku Kepernimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Gum di SLTP Negeri

Kota Bandung". Penarikan kesimpulan dilakukan sesuai dengan masalah dan

tujuan penelitian, implikasi dirumuskan bedasarkan temuan hasil penelitian yang

telah disimpulkan, dan rekomendasi ditujukan kepada berbagai pihak yang

berkepentingan, khususnya perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap

kinerja gum di SLTP Negeri Kota Bandung. Rekomendasi berisi beberapa

gagasan yang dirumuskan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan

kesimpulan hasil penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

khususnya daiam upaya membangun mutu terpadu di sekolah menengah.

Rekomendasi ini juga ditujukan bagi penelitian lanjutan yang diangkat

berdasarkan beberapa keterbatasan penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana di bahas daiam Bab IV, secara

umum dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah, baik

dimensi perilaku hubungan maupun dimensi perilaku tugas (administrasi) sangat

berpengaruh dan menentukan kualitas kinerja gum.

(56)

7T

Secara khusus dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah memberikan pengamh yang positif dan

berpengaruh sangat besar terhadap kinerja gum pada SLTP Negeri di Kota

Bandung.

2. Dimensi perilaku tugas (administrasi)yang meliputi:

a. Kepala Sekolah sebagai Pendidik memberikan pengaruh yang positif dan

berpengaruh sedang terhadap kinerja gum pada SLTPNdi Kota Bandung.

b. Kepala Sekolah sebagai Manajer memberikan pengaruh yang positif dan

berpengaruh sedang terhadap kinerja gum pada SLTPNdi Kota Bandung.

c. Kepala Sekolah sebagai Administrator memberikan pengamh yang positif

dan berpengaruh sangat tinggi terhadap kinerja gum pada SLTPN di Kota

Bandung.

d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor memberikan pengaruh yang positif dan

berpengaruh tinggi terhadap kinerja gum pada SLTP Negeri di Kota

Bandung.

e. Perilaku kepernimpinan Kepala Sekolah yang meliputi gaya kepempinan,

Kepala Sekolah sebagai Pendidik, Manajer, Adminintrator, maupun

Supervisor secara terpadu memberikan pengamh yang positif dan

berpengaruh sangat tinggi terhadap kinerja gum pada SLTP Negeri di

Kota Bandung.

B. Implikasi

Hasil-hasil penelitian sebagaimana disimpulkan di atas mengandung

(57)

1. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kinerja gum di sekolah mener

Dari berbagai faktor tersebut, perilaku kepemimpinan Kepala SekoT

mempakan faktor yang cukup penting, karena Kepala Sekolah dipersiapkan

secara sengaja untuk memberi kemudahan belajar

(facilitate of learning).

Untuk kepentingan tersebut Kepala Sekolah dituntut agar dapat memainkan

peran dan fungsinya. Karena Kepala Sekolah mempakan salah satu faktor

penentu peningkatan kualitas kinerja gum, maka selayaknya apabila

kemampuan Kepala Sekolah senantiasa ditingkatkan. Peningkatan kualitas

Kepala Sekolah dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain melalui

diskusi sejawat dan mendanai mereka agar bisa melanjutkan pendidikan

formalnya ke jenjang yang lebih tinggi.

2. Perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah daiam meningkatkan kualitas kinerja

gum, antara lain dengan menguasai gaya kepemimpinan dan menempatkan

dirinya sebagai Pendidik, Manajer, Administrator, dan Supervisor. Dengan

gaya kepemimpinannya, Kepala Sekolah mampu menciptakan suasana yang

kondusifbagi mitra kerjanya. Sebagai Pendidik, mampu menciptakan kondisi

pembelajaran yang kondusif dan memberikan fasilitas yang memadai bagi

kelancaran proses belajar mengajar. Sebagai Manajer, mengatur selumh

kegiatan di sekolah. Sebagai Administrator, mengamr selumh kegiatan

administrasi pendidikan di sekolahnya. Sebagai Supervisor, mengawasi

seluruh

kegiatan

pendidikan

dan

membantu

gum

meningkatkan

(58)

T7T

3. Kepala Sekolah yang efektif, daiam melaksanakan proses kepemimpinannya

disesuaikan dengan tingkat kemampuan para gum dan para pegawai lainnya.

Bagi gum yang tingkat kemampuan dan kemauannya rendah, Kepala Sekolah

hams bemsaha memberikan pengarahan dan berbagai petunjuk berkaitan

dengan pelaksanaan tugas pokoknya. Bagi gum yang tingkat kemampuan dan

kemauannya sedang, memberikan peluang kepada mereka agar dapat

melibatkan diri daiam berbagai kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya. Bagi gum dan pegawai yang tingkat kemampuan dan kematangan

kerjanya tinggi, Kepala Sekolah dapat memberikan motivasi dan dorongan,

agar mereka dapat mengaktuaiisasikan kemampuannya daiam meningkatkan

kinerjanya.

4. Kinerja gum dapat dilihat dari prestasi belajar para siswa, yang dapat

dikelompokkan ke daiam tiga aspek

(domain),

yakni

kognitif

(termasuk

didalamnya informasi verbal, keterampilan intelekt

Gambar

Gambar 1.1 Skema Hipotesis Pengaruh Kepala Sekolah dengan
Tabel 1.2 Data Kondisi Guru SLTP Negeri Kota Bandung
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasidan Residual
Tabel 1.1HASIL PRESTASI BELAJAR UJIAN AKHIR NASIONAL
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyiapan tenaga kerja terdidik yang diharapkan nantinya setelah lulus dapat bekerja dengan baik apabila mahasiswa tersebut bekerja pada perusahaan yang

ECDHP Elliptic Curve Diffie–Hellman Problem ECDLP Elliptic Curve Discrete Logarithm Problem ECDSA Elliptic Curve Digital Signature Algorithm ECIES Elliptic Curve Integrated

Hasil perhitungan neraca air bulanan pada lokasi penelitian yang mewakili gambaran ketersediaan air di Desa Pungka, terlihat bahwa total hujan selama setahun sebesar 633,5

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan informasi yang bersifat reflektif-integratif mengenai perkembangan kemampuan kompetensi peserta didik

[r]

4.2 Perubahan Sikap Warga Belajar Sebelum dan Sesudah Mengikuti Pelatihan Tata Rias Pengantin Sunda Putri di LPK Tisaga Caterias ...154.. Surat Keputusan Direktur Program

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sibling rivalry yang terjadi pada anak kembar yang berbeda jenis kelamin, faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya

Pengaruh Modifikasi Dasar Permainan Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Anak Tunagrahita Ringan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu