EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN GENERIK SISWA
PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI (TIK)
(Studi Kuasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung
Pada Materi Menggunakan Menu dan Ikon Pokok yang terdapat dalam
Aplikasi Pengolah Kata)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh
Tira Nur Indah 0907216
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
2013
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN GENERIK SISWA
PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI (TIK)
(Studi Kuasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung
Pada Materi Menggunakan Menu dan Ikon Pokok yang terdapat dalam Aplikasi Pengolah Kata)
Oleh Tira Nur Indah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Tira Nur Indah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
TIRA NUR INDAH
0907216
“EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN GENERIK SISWA PADA
MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(TIK)”
(Studi Kuasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung
Pada Materi Menggunakan Menu dan Ikon Pokok yang terdapat dalam
Aplikasi Pengolah Kata)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP: 19591121 198503 1 001
Pembimbing II
Dr. Deni Kurniawan, M.Pd NIP. 19691204 200501 1 002
Mengetahui :
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd Dr. Rusman, M.Pd
ABSTRAK
Tira Nur Indah (0907216). Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Peningkatan Keterampilan Generik Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Penelitian ini menyangkut penerapan model pembelajaran berbasis proyek pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di SMP Negeri 43 Bandung kelas VIII semester 1 tahun ajaran 2013/2014. Melalui model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan generik siswa sebagai modal dasar hidup di masyarakat. Adapun tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran berbasis proyek terhadap peningkatan keterampilan generik siswa pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung. Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perbedaan keterampilan generik siswa pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah sebelum diberi treatment antara siswa yang akan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang akan menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran TIK.
2. Mengetahui proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran TIK.
3. Mengetahui perbedaan keterampilan generik siswa pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah setelah diberi treatment antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran TIK.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian control group pre-test and post-test. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen tes dan ceklist observasi. Instrumen tes yang digunakan yaitu tes awal dan tes akhir untuk mengukur keterampilan generik siswa yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal. Sedangkan ceklist observasi digunakan untuk mendapatkan data pada saat proses kegiatan pembelajaran melalui penerapan model pembalajaran berbasis proyek. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan keterampilan generik yang signifikan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil rata-rata skor post-test kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan hasil rata-rata skor post-test kelas kontrol sebesar 11,25. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan generik siswa pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah pada mata pelajaran TIK.
ABSTRACT
Tira Nur Indah (0907216). The effective of project based learning process toward the improvement of students’ generic skill on ICT (Information and Communications Technology). This research is involved the application of project based learning process in learning material about the used of menu and main icons in the words processor application in 43 Bandung Secondary School class VIII year 2013/2014. This learning model is hoped to improve the students’ generic skill that would be useful for them in their life. The main aim of this research is to find out the affectivity of the project based learning model towards the improvement of students generic skill on the subject about the use of menu and main icons in words processor application in 43 Bandung Secondary School, And the goals of the research specifically are as follows:
1. To find out the difference of students generic skill in mastery the information technology and problem solving before the students get treatment between the students who use the project based learning process and those who use conventional learning model in TIK.
2. To find out the learning process which used project based learning model in TIK.
3. To find out the differences of students generic skill in mastering TIK and problem solving after the students get the treatment between the student who use project based learning model and those who use conventional learning model in TIK.
This research use quasi experiment method with control group pre-test and post test design. The test instrument which is used is test instrument and check list observation. Pre-test and post test are used to measure the students generic skill is multiple choices as many as 30 questions. Meanwhile check list observation is used to get the data during the learning process through the application of project based learning model. The result shows that there is different student generic skill improvement between the students who use project based learning model and those who use conventional learning model. The post test average score result of the experiment group is higher comparing to the post test average score result of the control group, the score is 11.25. based on the result of the research can be concluded that the use of the project based learning model is proven effective in improving the students generic skill in mastering the information technology and problem solving in TIK subject.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
UCAPAN TERIMAKSIH... ii
ABSTRAK... iii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR LAMPIRAN... viii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 9
A. Belajar dan Pembelajaran... 9
B. Model Pembelajaran Berbasis Proyek... 11
C. Hasil Belajar dan Keterampilan Generik... 16
D. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi... 19
E. Sarana dan Prasarana Penunjang Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi... 22
F. Kerangka Pemikiran... 24
BAB III METODE PENELITIAN...27
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian... 27
B. Desain Penelitian... 29
C. Metode Penelitian... 30
D. Definisi Operasional... 31
E. Instrumen Penelitian... 33
F. Proses Pengembangan Instrumen... 35
G. Teknik Pengumpulan Data... 38
H. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... 38
I. Analisis Data... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45
A. Analisis Data Hasil Penelitian... 45
B. Pengujian Persayaratan Analisis Data... 48
C. Pengujian Hipotesis... 53
D. Analisis Proses Kegiatan Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek... 56
E. Pembahasan Hasil Penelitian... 62
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan... 67
B. Rekomendasi... 69
DAFTAR PUSTAKA... 70
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini merupakan paparan pendahuluan yang menunjukkan tentang bagaimana kondisi pendidikan, dalam hal ini ialah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di jenjang sekolah menengah pertama pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), serta latar belakang dilakukannya penelitian ini. Adapun sistematika penulisan pada bab ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu pada bagian pertama merupakan latar belakang penelitian yang menggambarkan alasan penulis dalam melakukan penelitian, bagian kedua adalah identifikasi dan perumusan masalah yang menampilkan permasalahan-permasalahan apa yang dikaji dalam penelitian ini, bagian ketiga menggambarkan tentang tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, bagian keempat menggambarkan tentang manfaat apa yang bisa diambil dari hasil penelitian ini oleh stakeholder terkait, dan terakhir pada bagian lima adalah struktur organisasi skripsi yang merupakan urutan penulisan dari setiap bab dan bagian dalam skripsi.
A. Latar Belakang Penelitian
Bedasarkan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
dibidang ekonomi, tetapi juga kualitas sumber daya manusia yang baik yang menjalankan proses pembangunan tersebut.
Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan harkat serta martabat manusia. Melalui pendidikan itulah diharapkan dapat tercapai peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna. Keberhasilan pendidikan, tidak terlepas dari rentetan panjang proses pembelajaran yang dilakukan khususnya di sekolah-sekolah. Kegiatan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, hal ini menjadi sangat penting dalam meningkatkan pendidikan nasional, oleh karena itu kegiatan pembelajaran sudah barang tentu harus menciptakan suasana yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang mampu mendorong siswa untuk berfikir dan mengambangkan minat dan bakatnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat pesat, memberikan kemudahan manusia untuk memperoleh informasi dengan cepat dan berkomunikasi dengan baik. Hal tersebut memberikan tantangan tersendiri kepada generasi muda Indonesia untuk mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga kedepannya generasi muda Indonesia dapat menjadi tulang punggung pembangunan di Indonesia.
Di Indonesia pembelajaran mengenai teknologi informasi dan komunikasi sudah mulai diperkenalkan pada jenjang sekolah menengah pertama, hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan generasi muda agar mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam penguasaan teknologi.
arah horizontal dan melintasi segala tingkatan mulai dari tingkat pemula hingga manajer eksekutif pada arah vertikal.
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMP Negeri 43 Bandung. Pada tahun pelajaran 2013-2014, terdapat 28 rombel (rombongan belajar), yang terdiri dari 10 rombel kelas VII, 9 rombel kelas VIII dan 9 rombel kelas IX. Pada penelitian ini, penulis lebih mengkhususkan penelitian di kelas VIII pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Sebagai penelitian awal, penulis mewawancarai beberapa guru dan mengobservasi kondisi di SMP Negeri 43 Bandung. Berdasarkan hasil wawancara, kemampuan siswa dalam keterampilan generik khususnya dalam menguasai keterampilan teknologi informasi dan pemecahan masalah masih dirasa kurang, hal tersebut dikarenakan dalam pelaksanaan pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran TIK dilaksanakan dengan praktik yang minim dan lebih menekankan pada pengisian Lembar Kerja Siswa (LKS). Sehingga siswa hanya dijadikan sebagai objek dalam pembelajaran, bukan sebagai subjek pembelajaran.
SMP Negeri 43 Bandung memiliki laboratorium TIK yang baik untuk keterlaksanaan pembelajaran TIK yang mengikutsertakan keaktifan siswa dengan menggunakan metode praktik. Tetapi, proses pembelajaran TIK sering dilaksanakan di dalam ruangan kelas dengan fasilitas yang kurang menunjang. Siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru dan selanjutnya mengerjakan tugas mengisi LKS. Padahal materi yang harus dikuasai siswa adalah materi yang sangat membutuhkan praktik atau keterlibatan aktivitas untuk meningkatkan hasil belajar berupa keterampilan generik siswa.
Proyek mendorong siswa mendapatkan pengalaman belajar sampai pada tingkat yang signifikan. Proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rumit, dan tanggung jawab siswa, serta dapat memberikan keotentikan pada siswa. Karakteristik ini meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan siswa, konteks dimana proyek dilakukan, kolabotaror yang bekerja sama dengan siswa, produk yang dihasilkan, sasaran bagi produk yang dihasilkan dan unjuk kerja atau kriteria dimana produk-produk dinilai.
Jadi pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan, mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata, kemudian masalah tersebut dipecahkan secara berkelompok. Hasil yang diharapkan dalam pembelajaran berbasis proyek ini ialah siswa mampu menemukan sendiri penyelesaian dari produk/tugas yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan keterampilan generik siswa khususnya pada penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah.
Dalam penelitian ini penulis lebih mengkhususkan pada penerapan model pembelajaran berbasis proyek, untuk mengkaji pokok bahasan menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata untuk membuat dokumen sederhana. Alasan penulis mengambil pokok bahasan yang terdapat di jenjang SMP kelas VIII semester 1 ini ialah membuat dokumen pengolah kata merupakan salah satu skill dasar yang harus dimiliki oleh setiap lulusan sekolah menengah pertama, karena dengan menguasai aplikasi pengolah kata ini, setiap siswa akan mampu membuat berbagai jenis dokumen yang akan mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan generik siswa sebagai modal dasar hidup di masyarakat.
Berangkat dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini, adapun judul dari penelitian yang penulis lakukan adalah:
“Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Peningkatan Keterampilan Generik Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Merujuk pada permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka secara umum, masalah yang akan dikaji adalah: “Bagaimana efektivitas model pembelajaran berbasis proyek terhadap peningkatan keterampilan generik siswa pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung?.”
Adapun rumusan masalah secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan generik siswa pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah sebelum diberi treatment antara siswa yang akan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang akan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di kelas VIII?
2. Bagaimanakah proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung?
3. Apakah terdapat perbedaan keterampilan generik siswa pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah setelah diberi treatment antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di kelas VIII?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perbedaan keterampilan generik siswa pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah sebelum diberi treatment antara siswa yang akan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang akan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di kelas VIII.
2. Mengetahui proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung.
3. Mengetahui perbedaan keterampilan generik siswa pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah setelah diberi treatment antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang ingin diraih dari pelaksanaan penelitian ini, yaitu: 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan penelitian dalam dunia pendidikan serta sebagai pedoman bagi peneliti untuk mengadakan penelitian terkait dengan penerapan model pembelajaran berbasis proyek terhadap peningkatan keterampilan generik siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
2) Melalui model pembelajaran berbasis proyek diharapkan siswa mampu mengembangkan keterampilan generiknya pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah.
3) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. b. Bagi guru
1) Memberikan informasi bagi guru terkait penerapan model pembelajaran berbasis proyek dalam meningkatkan keterampilan generik siswa dalam mata pelajaran TIK.
2) Sebagai umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Bagi sekolah
Diharapkan dapat memberi nilai tambah dalam meningkatkan mutu sekolah khususnya dalam pengembangan model pembelajaran dan hasil belajar siswa, terkait dengan kemampuan generik siswa.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penelitian ini, penulis mengurutkan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Struktur Organisasi Skripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Belajar dan Pembelajaran
D. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
E. Sarana dan Prasarana Penunjang Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
F. Kerangka Pemikiran G. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian B. Desain Penelitian
C. Metode Penelitian D. Definisi Operasional E. Instrumen Penelitian
F. Proses Pengembangan Instrumen G. Teknik Pengumpulan Data H. Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian B. Analisis Data Hasil Penelitian
C. Pengujian Persayaratan Analisis Data D. Pengujian Hipotesis
E. Analisis Daya Dukung Terhadap Kegiatan Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek
F. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan secara terperinci mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan sesuai dengan topik penelitian. Sistematika penulisan pada bab ini terbagi menjadi sembilan bagian. Bagian pertama menjelaskan tentang lokasi dan subjek popuasi/sampel, bagian kedua menggambarkan tentang desain penelitian, bagian ketiga menjelaskan tentang metode penelitian, bagian keempat menjelaskan tentang definisi operasional, bagian kelima tentang instrumen penelitian, bagian keenam menggambarkan tentang proses pengembangan intrumen, bagian ketujuh menggambarkan tentang teknik pengumpulan dalam mencari data yang diperlukan dalam penelitian, bagian kedelapan menggambarkan tentang hasil uji coba instrumen penelitian dan bagian terakhir adalah analisis data.
A. Lokasi dan Subjek Popuasi/Sampel
a. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 43 Bandung, tepatnya di Jalan Kautamaan Istri no. 31 Kecamatan Regol Kota Bandung. Pada tahun pelajaran 2013-2014, terdapat 28 rombel (rombongan belajar), yang terdiri dari 10 rombel kelas VII, 9 rombel kelas VIII dan 9 rombel kelas IX. Pada penelitian ini, penulis lebih mengkhususkan penelitian di kelas VIII pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
b. Populasi
Menurut Sugiyono (2011:80), bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Adapun yang merupakan populasi dalam penelitian yang penulis lakukan ialah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung, yang terdiri dari 9 kelas mulai dari kelas VIII 1 hingga VIII 9.
c. Sampel
Menurut Tika (2005 : 24), “Sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi”. Sehingga dalam penelitian ini sampel yang digunakan tidak menggunakan semua siswa sebagai sampel karena akan sangat tidak efektif jika semua diberi perlakuan yang sama yaitu menerapkan model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran TIK.
B. Metode Penelitian
Untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang penulis ketengahkan, penulis menggunakan metode eksperimen dengan desain pre eksperimen. Pre experimental diistilahkan juga sebagai kuasi eksperimen atau eksperimen pura-pura. Menurut Arikunto (2005 : 84), “.... disebut eksperimen pura-pura karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.”
Hal tersebut sejalan dengan pengertian metode pre eksperimen yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:74) sebagai berikut:
Pre eksperimen masih dipengaruhi variabel luar terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
Sutrisno Hadi dalam Arikuto (2005:116) mendefinisikan bahwa “Variabel sebagai gejala yang bervariasi, sedangkan yang dimaksud dengan gejala disini adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.”
Adapun yang menjadi variabel penelitian, antara lain:
1. Variabel Bebas (Variabel X) adalah variabel yang menunjukan adanya gejala atau peristiwa sehingga diketahui intensitas dan pengaruhnya terhadap variabel terkait. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis proyek.
2. Variabel Terikat (Variabel Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, variabel terikat dalam penelitian ini peningkatan keterampilan generik siswa dalam hal ini ialah keterampilan penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah.
Hubungan antara kedua variabel diatas dapat digambarkan sebagai berikut:
Varabel X
Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Varabel Y
C. Desain Penelitian
Sebagai desain dalam penelitian ini, penulis menggunakan pre experimental design dengan desain penelitian control group pre-test and post-test karena penulis menggunakan kelas kontrol dan eksperimen. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Kelompok Prates Perlakuan Pascates
A (Kelas Eksperimen) O1 X O2
B (Kelas Kontrol) O1 O2
Gambar 3.2 Desain Penelitian
Keterangan :
O1 : Nilai Pretes O2 : Nilai Postes
X : Perlakukan dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis proyek
Adapun prosedur dalam desain penelitian yang penulis lakukan, yaitu: 1. Tahap Perencanaan
a. Penetapan lokasi dan sampel penelitian.
b. Studi lapangan untuk melihat pembelajaran di kelas yang biasa dilaksanakan.
c. Perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan.
d. Studi literatur mengenai model pembelajaran berbasis proyek.
2. Tahap pembuatan instrumen penelitian
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b. Menyusun instrumen penelitian, judgement instrumen penelitian, revisi/perbaikan instrumen.
3. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan pre-test di kelas kontrol dan eksperimen. b. Menganalisis hasil pre-test di kelas kontrol dan eksperimen.
c. Melaksanakan treatment pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek di kelas eksperimen dan pembelajaran dengan model konvensional di kelas kontrol, dengan diawasi oleh observer yang menilai bagaimana keterampilan siswa dalam penguasaan teknologi informasi dalam hal ini mempraktekan program aplikasi pengolah kata melalui proyek pembuatan surat dinas, serta memantau keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan dalam proyek tersebut. Pelaksanaan treatment pembelajaran ini dilakukan selama 2 (dua) kali pertemuan tatap muka di dalam kelas.
d. Melaksanakan post-test di kelas kontrol dan eksperimen.
4. Tahap Akhir
a. Mengolah data hasil tes awal, tes akhir, dan pedoman observasi mengenai keterampilan generik siswa dalam penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah.
b. Menganalisis dan membahas temuan hasil penelitian. c. Menarik kesimpulan dan saran.
D. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis
Proyek terhadap Peningkatan Keterampilan Generik Siswa pada Mata
Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)”. Untuk mempermudah
pembahasan dan sekaligus menghindari kesalahpahaman maka perlu penjelasan beberapa konsep yang terkandung di dalam tulisan:
a. Pembelajaran Berbasis Proyek
beraktivitas secara nyata, kemudian masalah tersebut dipecahkan secara berkelompok. Hasil yang diharapkan dari model pembelajaran ini ialah siswa mampu menemukan sendiri penyelesaian dari produk/tugas yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan teknologi informasi dan penyelesaian masalah
b. Ketarampilan Generik
Dalam penelitian ini keterampilan generik yang akan diteliti dalam hubungannya dengan model pembelajaran berbasis proyek adalah keterampilan dalam penguasaan teknologi informasi pada khususnya mempraktekan aplikasi pengolah kata (word processing) dan keterampilan penyelesaian masalah. Penguasaan teknologi informasi meliputi memahami dan menggunakan berbagai perintah pada menu Home, menu Insert dan menu Page Layout. Keterampilan penyelesaian masalah meliputi berpikir analitik, penilaian/berpikir kritis dan pengambilan keputusan. Karena menurut hemat penulis keterampilan tersebut merupakan modal dasar siswa hidup di masyarakat.
c. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
E. Instrumen Penelitian
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, instrumen merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif. Dengan berdasarkan pada masing-masing pengertian kata tersebut di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.
Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Pedoman Observasi
a. Instrumen observasi guru
Instrumen observasi ini digunakan untuk mendata kesesuaian langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran TIK melalui model pembelajaran berbasis proyek dan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menguasai kompetensi inti yang harus dimiliki oleh guru mata pelajaran TIK.
b. Instrumen observasi siswa
Instrumen observasi ini digunakan untuk memonitoring kegiatan pembelajaran siswa sesuai dengan prosedur dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek.
c. Instrumen observasi sarana dan prasarana
Instrumen observasi ini digunakan untuk melihat ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembelajaran TIK.
2. Instrumen Tes
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen tes awal dan tes akhir untuk mengukur keterampilan generik siswa.
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Rumusan Masalah Instrumen Data yang diteliti Sasaran
Teknik Bagaimanakah proses kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi
Kegiatan siswa dalam pembelajaran TIK melalui model pembelajaran berbasis proyek
Siswa Observasi Persentase
Pedoman Observasi
Kompetensi inti yang harus dimiliki oleh guru mata pelajaran TIK
Apakah terdapat perbedaan keterampilan generik siswa pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah sebelum diberi treatment antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di kelas VIII?
Apakah terdapat perbedaan keterampilan generik siswa pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah setelah diberi treatment antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di
Tes Keterampilan generik siswa pada ranah penguasaan teknologi informasi dan
Tes Keterampilan generik siswa pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah, sesudah treatment
Siswa Post Tes Uji Validitas
Tira Nur Indah, 2013
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Validitasi Intrumen
Untuk mengetahui validitas alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi productmoment yang dikemukakan oleh Pearson, adapun rumus untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut :
(Arikunto, 2008: 72) Keterangan:
rxy : validitas suatu butir soal (koefisien korelasi) N : jumlah peserta tes
X : nilai suatu butir soal Y : nilai total
Adapun kriteria acuan untuk validitas menggunakan kriteria nilai validitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2.Kriteria Koefisien Validitas Butir Soal
Koefisien validitas Interpretasi
0,80<rxy<1,00 Sangat Tinggi 0,60<rxy<0,80 Tinggi 0,40<rxy<0,60 Cukup 0,20<rxy<0,40 Rendah
0,00<rxy <0,20 Sangat Rendah rxy <0,00 Tidak Valid
(Arikunto, 2008:75)
2. Realibilitas Intrumen
Tira Nur Indah, 2013
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item benar q = proporsi subjek yang menjawab item salah ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes
Adapun kriteria acuan untuk realibilitas menggunakan kriteria nilai reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien validitas Interpretasi
0,80<r11<1,00 Sangat Tinggi 0,60< r11<0,80 Tinggi 0,40< r11<0,60 Cukup 0,20< r11<0,40 Rendah
0,00< r11<0,20 Sangat Rendah r11<0,00 Tidak Valid
(Arikunto, 2008:75)
3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi/pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2008:211). Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua, yaitu kelompok atas yang merupakan peserta tes dengan kemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu peserta tes yang berkemampuan rendah.
Tira Nur Indah, 2013
(Arikunto, 2008: 201)
DP = indeks daya diskriminasi.
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar soal tersebut. BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar soal tersebut. JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.4. Kriteria Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
DP<0.20 Jelek
0,20<DP<0,40 Cukup
0,40<DP<0,70 Baik
0,70<DP<1,00 Baik sekali (Arikunto, 2008:218)
4. Tingkat Kesukaran Soal
Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:
(Arikunto, 2008: 208) Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B= Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS= Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tira Nur Indah, 2013
yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.4.
Tabel 3.5.Tingkat Kesukaran Butir Soal
Nilai P Kriteria
0,00 Terlalu Sukar
0,00<P <0,30 Sukar 0,31 <P <0,70 Sedang
0,71 <P <1,00 Mudah
1,00 TerlaluMudah
(Arikunto, 2008:210)
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diharapkan, maka dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data melalui teknik sebagai berikut:
a) Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data yang aktual dan langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang menjadi objek penelitian dalam hal ini ialah kegiatan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek, adapun instrument penelitian yang digunakan adalah daftar cek (Ceklist).
b) Tes
Tira Nur Indah, 2013
H. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Sebelum melaksanakan kegiatan pengambilan data pada subjek penelitian, peneliti terlebih dahulu melaksanakan uji coba instrumen. Instrumen yang di uji cobakan adalah instrumen tes berupa soal pre-test dan post-test yang berjumlah 30 soal pilihan ganda. Untuk setiap jawaban benar dalam pre-test dan post-test diberi skor satu (1) dan untuk jawaban salah diberi skor nol (0).
Uji coba instrmen ini dilakukan untuk mengetahui validitas butir soal, realibilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Hal tersebut mampu menggambarkan kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam penelitan.
1. Uji Validitas Butir Soal
Uji validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2010, dimana soal dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel maka instrumen soal dinyatakan valid. Nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan sebanyak 31 yaitu 0,349. Adapun data hasil uji validitas butir soal ditampilkan dalam tabel 4.1, sebagai berikut.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Butir Soal Pre-test dan Post-test
No Soal
Validitas No
Soal
Validitas
Nilai Kriteria Keputusan Nilai Kriteria Keputusan
Tira Nur Indah, 2013
11 0,41 Valid Digunakan 26 0,43 Valid Digunakan
12 0,36 Valid Digunakan 27 0,38 Valid Digunakan
13 0,41 Valid Digunakan 28 0,39 Valid Digunakan
14 0,44 Valid Digunakan 29 0,43 Valid Digunakan
15 0,56 Valid Digunakan 30 0,51 Valid Digunakan
Setelah dilakukan uji validitas pre-test dan post-test butir soal yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal, dapat diketahui bahwa seluruh butir soal instrumen dinyatakan valid, hal tersebut dikarenakan nilai r hitung tiap butir soal lebih besar dari pada r tabelnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan sebanyak 30 soal instrumen yang diujikan dapat digunakan seluruhnya.
2. Uji Realibilitas Instrumen
Dalam uji realibilitas instrumen, penulis menggunakan rumus KR 20 (Kuder Richardorson) dengan mengacu pada tabel data hasil pengolahan instrumen soal yang terdapat pada lampiran. Dari tabel pengolahan jawaban siswa tersebut, kita dapat mengetahui bahwa:
Jumlah p*q = 6
Jumlah buitr soal (n) = 30 butir Standar deviasi (s) = 5,9
Tira Nur Indah, 2013
Dari hasil pengolahan di atas dapat kita ketahui bahwa reliabilitas instrumen seluruh butir soal ialah 0,86, yang artinya instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai reliabilitas yang sangat tinggi dan ajeg untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
3. Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan bilangan yang menunjukan sukar dan atau mudahnya suatu soal dapat dikerjakan oleh siswa, besarnya tingkat kesukaran ini antara 0,00 sampai dengan 1,00. Berdasarkan perhitungan dan perbandingannya dengan tabel klasifikasi tingkat kesukaran, dapat diketahui bahwa tingkat kesukaran tiap buitr soal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Pre-test dan Post-test
No
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 0,66 Sedang 11 0,75 Mudah 21 0,56 Sedang
Tira Nur Indah, 2013
terdiri 30 butir soal pilihan ganda memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi dari soal mudah hingga sukar.
4. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal, ialah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Berdasarkan perhitungan dan perbandingannya dengan tabel klasifikasi daya pembeda soal, dapat diketahui bahwa daya pembeda tiap buitr soal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal Pre-test dan Post-test
No
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 0,44 Baik 11 0,25 Cukup 21 0,25 Cukup butir soal yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal, diketahui 9 soal atau sebanyak 30 % memiliki daya pembeda soal yang baik, dan 21 soal atau sebanyak 70 % memiliki daya pembeda soal yang cukup.
I. Analisis Data
Tira Nur Indah, 2013
Berikut ini ialah teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui penguasaan keterampilan generik siswa sebagai berikut:
a) Analisis inferensial untuk mengetahui perbedaan hasil
Untuk mengetahui perbedaan dalam penguasaan keterampilan generik siswa, penulis menggunakan analisis inferensial menggunakan uji t untuk melihat perbedaan hasil yang didapat antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi mempraktikan program aplikasi pengolah kata.
Adapun formula uji t yang digunakan adalah sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan menggunakan formula uji t di atas, dengan taraf signifikansi 5%, apabila t observasi lebih besar dari pada t tabel, maka hipotesis alternatif diterima, sebaliknya jika t observasi lebih kecil dari t tabel maka hipotesis nol yang diterima.
b) Uji Gain
Indeks gain digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam penguasaan keterampilan generik pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah. Indeks gain adalah gain ternormalisasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kriteria indeks gain menurut Meltzer adalah sebagai berikut :
Tabel 3.9. Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi
Tira Nur Indah, 2013
g < 0,70 Tinggi
0,3 < g <0,7 Cukup
g <0,3 Rendah
c) Analisis Persentase
Analisis persentase digunakan untuk mengetahui kecenderungan-kecenderungan dari jawaban responden. Untuk menghitung perolehan nilainya, digunakan persamaan sebagai berikut:
Keterangan :
P : Persentase jawaban responden f : Frekuensi tiap kategori jawaban N : Jumlah keseluruhan responden 100% : Bilangan konstanta
Setelah perhitungan telah selesai, maka hasil perhitungan tersebut dikategorikan dalam kriteria sebagai berikut
0 % : tidak ada 15 – 24 % : sebagian kecil 25 – 49 % : hampir setengahnya 50 % : setengahnya
51 – 74 % : sebagain besar 75 – 99 % : hampir seluruhnya
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesimpulan Umum
Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang efektivitas model pembelajaran berbasis proyek terhadap peningkatan keterampilan generik siswa pada mata pelajaran TIK, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan keterampilan generik yang signifikan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung. Hal ini ditunjukan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek mengalami peningkatan keterampilan generik yang signifikan dibanding dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
2. Kesimpulan Khusus
Dalam penelitian ini, penulis merumuskan tiga kesimpulan khusus yang merupakan penjabaran dari kesimpulan umum dari penelitian ini. Adapun kesimpulan khusus pada penelitian ini yaitu:
kelas eksperimen sama dengan pengetahuan awal siswa kelas kontrol terkait keterampilan generik siswa dalam penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah
b. Kondisi pada saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek sangat mendukung terhadap keberhasilan pembelajaran. Diantaranya dilihat dari:
1) Proses pembelajaran TIK berjalan sesuai dengan RPP dan memenuhi aspek langkah-langkah pembelajaran yang terkait dengan model pembelajaran berbasis proyek.
2) Siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek.
3) Sarana dan prasarana penunjang mata pelajaran TIK di SMP N 43 Bandung telah memenuhi standarisasi menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007.
4) Guru mata pelajaran TIK menguasai kompetesi inti guru mata pelajaran TIK.
Kondisi-kodisi di atas menjadi daya dukung terhadap keberhasilan model pembelajaran berbasis proyek.
Sesuai dengan simpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut di buktikan dengan meningkatnya keterampilan generik pada ranah penguasaan teknologi informasi dan pemecahan masalah pada mata pelajaran TIK pada materi menggunakan menu dan ikon pokok yang terdapat dalam aplikasi pengolah kata di kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa rekomendasi, sebagai berikut:
1. Sekolah
Para pengelola program pengembang kurikulum dan akademik diharapkan dapat meningkatkan penyediaan sumber belajar, sarana dan prasarana penunjang mata pelajaran TIK yang memadai. Sehingga model pembelajaran yang membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai seperti model pembelajaran berbasis proyek dapat dilaksanakan dengan optimal demi peningkatan keterampilan generik.
2. Guru
Mampu menerapkan dan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek sebagai variasi pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan generik. Tentunya agar lebih optimal, guru harus menguasai kompetensi guru TIK khususnya kompetensi inti.
3. Peneliti Selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. (1989). Stategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Martina.
Hasan, I. (2008). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementerian Negara Riset dan Teknologi. (2006). Buku Putih. Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK Bidang Teknologi Informasi dan
Komunikasi Tahun 2005-2025. Jakarta: Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik Dan Kompetensi Guru.
Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007, Standar sarana dan prasarana pendidikan.
Nurohman, Sabar. (2007). Pendekatan Project Based Learning Sebagai Upaya Internalisasi Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika.[Tidak diterbitkan].
Pemerintah Republik Indonesia. (2003). UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pemerintah Republik Indonesia. (2008). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
Purnawan, Y. (2008). Project Based Learning. Dipetik April 19, 2012, dari Project Beased Learning Web Site: http://yudipurnawan.wordpress.com/ category/project-based-learning.
Purwanto, M. Ngalim. (2004). Pikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Raja Grafindo Persada.
Rusman. (2011). Manajemen Kurikulum. Bandung: Rajawali Pers.
Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Belajar. Bandung: Rajawali Pers. Tika, P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.