• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Service Recovery pada Kesetiaan Konsumen : Kepuasan Sebagai Variabel Mediasi pada Konsumen 2M Sport Gym.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Service Recovery pada Kesetiaan Konsumen : Kepuasan Sebagai Variabel Mediasi pada Konsumen 2M Sport Gym."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Di era modern seperti sekarang olah raga merupakan suatu kebutuhan yang tidak mengenal umur maupun status. Bagi seorang marketing ini merupakan suatu kesempatan meraih konsumen sebanyak mungkin dengan memanfaatkan ilmu ilmu yang di terapkan khususnya di bidang marketing management demi mencapai tujuan akhir yaitu keloyalitasan. Seiring berjalannya waktu gym telah banyak berkembang di banyak kota baik besar maupun kecil. Pasar konsumennya juga sangat besar baik itu kalangan anak sekolah, mahasiswa, pekerja kantoran, ibu rumah tangga hingga lansia. Service failure sendiri merupakan kegagalan servis yang terjadi baik secara internal maupun eksternal yang terjadi di lingkungan gym tersebut. Saat terjadi service failure ini maka perlu di lakukan antisipasi cepat yaitu service recovery untuk mengembalikan kepercayaan konsumen terhadap gym tersebut.dengan melihat pentingnya service recovery untuk mencapai keloyalitasan yang di mediasi pendapat konsumen sebagai variabel mediasi, maka penulis menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mencari tingkat keloyalitasan konsumen dengan mengambil sampel sebanyak 144 responden. Dengan tingkat pengembalian 100%. Di peroleh hasil bahwa service recovery, costumer satisfaction dan interaksi antara service recovery dengan costumer satisfaction berpengaruh signifikan terhadap consumer loyalty.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

In this modern era, sport is an important need that knows no-age and status. As a marketing this is an opportunity to reach the consumers as many as possible. by applying the knowladge, especially marketing management in order to achieve the goal,which is loyalty. As the time goes by gym has been developed and grown in many cities. They have a big customer’s market including students, office workers, house wives and elders. Service failure itself is a failure that happens both in internal and external in that gym. When the service failure happens, it is important have a quick anticipation which is service recovery to return or restore customer satisfaction to the gym. As we see the importance of service recovery to reach the loyalty that mediated customer’s opinion as mediation variables, So researcher used questionnaire as an instrument to find the loyalty level by taking the samples from 144 respondents/users. With a returning rate 100%. Obtained results that the service recovery, customer satisfaction and interaction between customer satisfaction and service recovery made significant improvement with consumer loyalty.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... .. iv

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... .. v

KATA PENGANTAR ... .. vi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1.8 Conflict Handling... 17

2.1.9 Attribute... 18

2.1.10 Customer Satisfaction... . 19

2.1.11 Consumer Loyalty ... 20

2.1.12 Riset Empiris ... 21

2.2 Rerangka Teoritis……… …….... . 26

(4)
(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.2.2 Profesi ... ... 59

4.2.3 Status... ... ... 60

4.2.4 Usia ... ... 61

4.2.5 Lama Menjadi Member... ... 62

4.2.6 Pendapatan Per Bulan... 63

4.2.7 Memiliki Keluhan Selama Berada Di 2M Sport Gym ... 64

4.3 Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 65

4.3.1 Variabel Service Recovery.. ... 65

4.3.2 Variabel Customer Satisfaction.. ... 69

4.3.3 Variabel Consumer Loyalty.. ... 72

4.4 Uji Asumsi Klasik ... ... 75

4.4.1 Uji Normalitas.. ... 76

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas.. ... . 76

4.4.3 Uji Multikolinearitas.. ... 77

4.5 Regresi Linear Berganda ... ... 78

4.5.1 Persamaan Regresi Linear Berganda... 79

4.5.2 Analisis Korelasi Pearson Product Moment... . 80

4.5.3 Analisis Koefisien Determinasi... 82

4.5.4 Pengajuan Hipotesis ... . 84

4.5.4.1 Uji Simultan ( Uji F ) ... 84

4.5.4.2 Uji Parsial ( Uji t ) ... 85

4.6 Perbandingan Hasil Riset Empiris ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... ... 91

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 91

5.3 Implikasi Penelitian ... 92

5.4 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... . 94

LAMPIRAN... 100

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Rerangka Teoritis ... .. 26

Gambar 2 Model Peneliti……… .. 27

Gambar 3 Rerangka Pemikiran……… .. 28

Gambar 4.1 Diagram Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. .. 59

Gambar 4.2 Diagram Profil Responden Berdasarkan Profesi...……… .. 60

Gambar 4.3 Diagram Profil Responden Berdasarkan Status...………. .. 61

Gambar 4.4 Diagram Profil Responden Berdasarkan Usia ...………. .. 62

Gambar 4.5 Responden Berdasarkan Lama Menjadi Member ... 63

Gambar 4.6 Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan . ... 64

Gambar 4.7 Responden memiliki keluhan di 2M Sport Gym ... . 65

Gambar 4.8 Uji Heterokedastisitas menggunakan Scatterplot ... .. 77

Gambar 4.9 Pengujian Parsial Service Recovery ... .. 86

Gambar 4.10 Pengujian Parsial Customer satisfaction ... .. 87

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Service Recovery (X1) ... 55

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Costumer Satisfication (X2)…... .56

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Consumer Loyalty (Y) ... 56

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian... . 57

Tabel 4.5 Banyaknya Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... . 58

Tabel 4.6 Banyaknya Responden Berdasarkan Profesi... 59

Tabel 4.7 Banyaknya Responden Berdasarkan Status... 60

Tabel 4.8 Banyaknya Responden Berdasarkan Usia... . 61

Tabel 4.9 Banyaknya Responden Berdasarkan Lama Menjadi Member... 62

Tabel 4.10 Banyaknya Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan... 63

Tabel 4.11 Banyaknya Responden Berdasarkan Pertanyaan “MemilikiKeluhan Selama Berada di 2M Sport Gym”... 64

Tabel 4.12 Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item Pernyataan Pada Variabel Service Recovery…... ... 66

Tabel 4.13 Persentase Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item Pernyataan Pada Variabel Service Recovery ... 67

Tabel 4.14 Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item Pernyataan Pada Variabel Customer Satisfication…... . 69

Tabel 4.15 Persentase Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item Pernyataan Pada Variabel Customer Satisfication ... 70

Tabel 4.16 Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item Pernyataan Pada Variabel Consumer Loyalty ... ... .72

Tabel 4.17 Persentase Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item Pernyataan Pada Variabel Consumer Loyalty... . 74

Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas ... 76

Tabel 4.19 Nilai VIF Uji Multikolinieritas... .. 78

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.21 Nilai Koefisien Korelasi Pearson Product Moment... .... 81

Tabel 4.22 Koefisien Korelasi dan Taksirannya ... .. 81

Tabel 4.23 Analisis Koefisien Determinasi ... .. 82

Tabel 4.24 Analisis Koefisien Beta × Zero-order... .. 83

Tabel 4.25 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji-F) ... . 85

Tabel 4.26 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji-t) ... . 85

Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Riset Empiris ... 89

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Tabel Critical Value ... 100

Lampiran B Hasil Output SPSS ... 103

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

Bab I

Pendahuluan

1.1Latar belakang masalah

Di era modern seperti sekarang olah raga merupakan suatu kebutuhan yang

tidak mengenal umur maupun status. Bagi seorang marketing ini merupakan suatu

kesempatan meraih konsumen sebanyak mungkin dengan memanfaatkan ilmu ilmu

yang di terapkan khususnya di bidang marketing management demi mencapai

tujuan akhir yaitu keloyalitasan. Seiring berjalannya waktu gym telah banyak

berkembang di banyak kota baik besar maupun kecil. Pasar konsumennya juga

sangat besar baik itu kalangan anak sekolah, mahasiswa, pekerja kantoran, ibu

rumah tangga hingga lansia.

Service sendiri dalam bahasa Indonesia bisa di artikan jasa yang berarti di

dalam lingkungan gym yang di jual ialah jasa berupa penyediaan fasilitas olahraga.

Seorang marketing selain sebagai bagian dari promosi juga berperan mengamati

apakah service berupa penyediaan tempat sudah mencapai kepuasan konsumen

sebagai goal terakhir yang di impikan semua usaha yaitu keloyalitasan , namun

faktanya dalam meraih keloyalitasan tersebut ada faktor faktor penghambat untuk

mencapainya yang lebih di kenal dengan nama service failure.

Service failure sendiri merupakan kegagalan servis yang terjadi baik secara

internal maupun eksternal yang terjadi di lingkungan gym tersebut. Saat terjadi

service failure ini maka perlu di lakukan antisipasi cepat yaitu service recovery

(10)

2 Universitas Kristen Maranatha dasarnya gym menawarkan jasa dan jasa ini bersifat kasat mata atau tidak dapat di

lihat namun bisa di rasakan.

Sevice Recovery merupakan penanganan pertama ketika terjadi service

failure karena di butuhkan perbaikan untuk membuat konsumen kembali percaya

terhadap merek atau jasa itu kembali. Masukan yang di berikan sangat penting

untuk perbaikan jasa sebelumnya ,tetapi dalam prosesnya, menempatkan perbaikan

jasa dimana jasa yang terlihat perlu saja untuk di perbaiki (Kau & Loh , 2006).

Service recovery penting karena dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan

konsumen dengan meminimalkan conflict handling antara perusahaan dengan

konsumen seperti yang di katakan Service recovery merupakan suatu hasil

pemikiran ,rencana proses untuk menebus kekecewaan konsumen menjadi puas

terhadap organisasi setelah pelayanan yang di berikan mengalami masalah (Zemke

dan beli,1990) namun faktanya service recovery ini bisa di lakukan hanya untuk

menangani konflik yang terjadi antara pihak penyedia jasa dengan konsumen. Ada

juga masalah dalam lingkup gym yang terjadi secara eksternal seperti konsumen

dengan konsumen yang membuat service recovery ini bukanlah menjadi solusi

penyelesaian yang tepat. Oleh sebab itu kerjasama dari sesama konsumen dan pihak

penyedia jasa menjadi solusi yang tepat yang lebih di kenal sebagai Conflict

handling.

Conflict handling atau penanganan konflik merupakan langkah awal

menemukan solusi yang tepat untuk mengurangi dampak dari suatu masalah ketika

terjadi konflik secara eksternal seperti perkelahian antar member. Conflict handling

memberi supplier kemampuan menangani konflik sebelum mereka membuat

(11)

3 Universitas Kristen Maranatha 2009). Conflict handling yang umum dilakukan dalam gym ialah dengan menjadi

penengah dalam konflik dan menyelesaikan secara musyawarah. Apabila dari

kedua belah pihak tidak menemukan solusi jalan perdamaian maka pihak penyedia

jasa berhak untuk memberi sanksi berupa peringatan agar suasana di tempat gym

bisa lebih nyaman dan konflik tidak mengganggu member lainnya yang sama sama

menggunakan jasa di gym tersebut.

Setelah melihat sedikit fenomena tentang kegagalan service yang mungkin

terjadi pada gym maka akan tercipta Customer satisfaction dimana pendapat

konsumen ini akan mempengaruhi apakah konsumen tersebut akan menjadi loyal

atau mencari alternative lain dan kecewa terhadap pihak penyedia jasa. Kegagalan

dalam suatu usaha merupakan hal yang biasa,karena dalam berbisnis tidak ada

bisnis yang dapat langsung berhasil. Apa lagi persaingan bisnis gym di Bandung

sangatlah ketat dari gym besar hingga kecil.kegagalan servis yang umumnya terjadi

di gym bisa terjadi oleh banyak faktor seperti antara penyedia fasilitas dengan

konsumen ataupun antara sesama konsumen dimana pihak penyedia fasilitas harus

bisa mengatasi permasalahan yang ada khususnya di area sekitar gym. Maintenance

fasilitas gym juga perlu di perhatikan karena bisa mencelakakan konsumen dan

membuat hilangnya kepercayaan konsumen.

Customer satisfaction sendiri merupakan tingkat kepuasan konsumen yang

bisa di ukur setelah adanya service recovery dimana perbaikan-perbaikan yang di

anggap di butuhkan konsumen telah terpenuhi . Respon atau tanggapan konsumen

mengenai pemenuhan kebutuhan , kepuasan merupakan penilaian mengenai ciri

(12)

4 Universitas Kristen Maranatha tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi

konsumen (Oliver ,1999)

Kepuasan juga bisa diukur oleh seorang marketing dengan memanfaatkan

feedback dari konsumen dengan bagaimana respon konsumen setelah konsumen

beraktivitas di gym tersebut. Respon ini juga di bagi menjadi dua :

Respon positif : konsumen merasa nyaman dan menunjukan feedback positif baik terhadap pihak penyedia fasilitas maupun dengan sesama konsumen.

Respon negative : konsumen merasa tidak nyaman dan menunjukan feedback negatif terhadap pihak penyedia fasilitas maupun dengan konsumen dan

biasanya berakhir dengan komunikasi yang menjatuhkan pihak penyedia

fasilitas. Komunikasi ini bisa tercipta karena kegagalan servis pihak penyedia

maupun antara sesama konsumen.

Pendapat konsumen merupakan hal yang di harapkan setelah dilakukannya

penanganan konflik.seperti dikutip bahwa prediksi dalam pengembangan kepercayaan

menunjukkan suatu kemampuan satu kelompok dalam memperkirakan perilaku kelompok

yang lain (Lau Lee,1999). Tentu saja pendapat konsumen ini sangat penting untuk

menilai apakah perbaikan jasa yang dilakukan telah menghasilkan jalan tengah

untuk mengembalikan kepuasan & keloyalitasan konsumen tersebut. Dengan

melihat pentingnya pendapat konsumen ini maka seorang marketing bisa

melakukan beberapa pendekatan untuk memperoleh informasi apakah memang

perlu dilakukan service recovery atau tidak terhadap gym tersebut agar

keloyalitasan itu bisa di peroleh.

Keloyalitasan dari konsumen menjadi penentu keberhasilan suatu usaha.

(13)

5 Universitas Kristen Maranatha konsumen terhadap merek, pelayanan, tempat, kategori produk, dan

aktivitas-aktivitas (Uncles, Dowling, Hammond, 2002). Loyalitas sama seperti kepercayaan,

kepercayaan dapat diartikan sebagai suatu keinginan untuk saling mempercayai

antar relasi (Moorman et al., 1992) dimana saat kepercayaan itu dirusak maka konsumen akan beralih mencari alternatif lain untuk memenuhi kepuasan tersebut.

Seperti dikutip oleh Morrisson and Huppertz (2010) Sousa and Voss (2009)

Loyalitas dan keinginan konsumen saling berhubungan,ketika semuanya berjalan

dengan baik. Lalu dari keloyalitasan tersebut akan memberikan efek pembelian

berkelanjutan. efek dari keloyalitasan membuat pembelian secara berulang dan

konstan hingga akhir ( Laroche & Brisoux , 1998). Loyalitas merek maupun jasa

tidak dapat dicapai tanpa adanya pengujian kepercayaan terhadap merek atau jasa

dan bagaimana hubungannya dengan loyalitas (Lau, Lee, 1999). Maka kepercayaan

terhadap merek atau jasa merupakan hal yang penting dan menjadi salah satu faktor

kunci dalam mengembangkan loyalitas terhadap merek atau jasa.

Bagi beberapa konsumen keloyalitasan bukan hanya dalam bentuk materi.

Tetapi bisa juga dalam bentuk fleksibilitas jarak dan waktu , kenyaman dalam gym

tersebut , fasilitas pendukung , hingga ruang lingkup pergaulan menjadi titik akhir

keloyalitasan konsumen. Karena bagi beberapa konsumen kenyamanan ialah hal

yang utama.

Untuk mencapai loyalitas di butuhkan peran antar sesama konsumen dan juga

pihak pemberi fasilitas , dengan adanya penanganan konflik yang cepat dan

perbaikan servis yang dilakukan pihak perusahaan , penulis ingin mencari tingkat

kepuasan konsumen setelah dilakukan perbaikan servis sehingga penulis

(14)

6 Universitas Kristen Maranatha recovery , Customer Satisfaction berpengaruh signifikan terhadap Consumer loyalty.

1.2Rumusan masalah

1. Apakah terdapat pengaruh Service recovery terhadap Consumer

Loyalty?

2. Apakah terdapat pengaruh Customer Satisfaction terhadap

Consumer Loyalty ?

3. Apakah terdapat pengaruh Service Recovery dan Customer

Satisfaction terhadap Consumer loyalty?

4. Apakah terdapat pengaruh Service recovery terhadap Consumer

Loyalty yang di mediasi Customer Satisfaction ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh antara Service Recovery

terhadap Consumer Loyalty.

2. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh antara Customer

Satisfaction terhadap Consumer Loyalty.

3. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh antara Service Recovery

dan Customer Satisfaction terhadap Consumer Loyalty.

4. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh antara Service Recovery

(15)

7 Universitas Kristen Maranatha 1.4Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan manfaat terhadap semua

pihak , antara lain :

1.2.1 2M Sport Gym

Penelitian bertujuan untuk menjadi bahan koreksi tentang

pentingnya perbaikan jasa sebagai masukan agar tetap dapat

mempertahankan keloyalitasan konsumen.

1.2.2 Pihak Internal 2M Sport Gym a. Manager

Untuk menjadi bahan koreksi pentingnya memperhatikan Service

Recovery , Customer Satisfaction dan Consumer Loyalty.

b. Personal Trainer

Agar lebih memperhatikan kinerjanya dalam mempertahankan

keloyalitasan konsumen.

c. Administrasi

Untuk memberi pelayanan yang terbaik bagi 2M Sport Gym dengan

menerima masukan-masukan dari konsumen untuk adanya

(16)

8 Universitas Kristen Maranatha d. Office Boy

Untuk memberi pelayanan yang terbaik bagi 2M Sport Gym dengan

tetap menjaga kenyaman gym di jam operasional dari sisi kebersihan

agar tidak terdapat komplain dari konsumen.

1.2.3 Bagi Peneliti

Untuk memperoleh data yang akurat dari masyarakat dengan cara

terjun langsung ke lingkungan masyarakat tersebut dengan tujuan

(17)

91 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan :

1. Secara parsial, service recovery tidak berpengaruh signifikan terhadap consumer loyalty dengan besarnya pengaruh sebesar 0,0289 atau 2,89%;

2. Secara parsial, Customer Satisfaction berpengaruh signifikan terhadap consumer loyalty dengan besarnya pengaruh sebesar 0,4322 atau 43,22%; 3. service recovery melalui Customer Satisfaction tidak berpengaruh signifikan terhadap consumer loyalty, dengan besarnya pengaruh sebesar -0,0120 atau -1,20%;

4. Secara simultan, service recovery, Customer Satisfaction dan interaksi antara service recovery dengan Customer Satisfaction berpengaruh signifikan terhadap consumer loyalty dengan total persentase pengaruh sebesar 44,9%, sedangkan sisanya sebesar 55,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

diamati di dalam penelitian ini.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak menggunakan keseluruhan bagian inti dari kajian pustaka

yang digunakan, dimana variabel seperti conflict handling dan conflict management

(18)

92 Universitas Kristen Maranatha banyak menjadi kendala apabila conflict di bahas pada penulisan karya ilmiah ini.

Bagi peneliti selanjutnya mungkin dapat melengkapi keterbatasan penelitian ini.

5.3 Implikasi Penelitian a) Implikasi Teoritis

Untuk mencapai keloyalitasan perlu langkah yang tepat dari sisi

Service Recovery dan Customer Satisfaction. Karena Customer Satisfaction

dari tiap individu berbeda-beda dan dapat berubah sehingga perlu di

terapkan marketing strategy yang baik dari sisi jasa yang di tawarkan ke

konsumen.

b) Implikasi Manajerial

Membangun suasana yang nyaman dari sisi service dan maintenance alat

(Service Recovery) agar konsumen dapat tetap loyal dan tidak kecewa

terhadap pelayanan 2M Sport Gym sebagai fasilitas gym indoor.

c)Implikasi Metodologi

Dalam Marketing terdapat konsep bauran pemasaran dimana produk yang

dijual di 2M Sport Gym ialah Service/Jasa. Strategi yang tepat dari 2M

Sport Gym sebagai fasilitas penyedia jasa menjadi tolak ukur konsumen

apakah pelayanan dari sisi jasa yang di tawarkan setara dengan apa yang

konsumen inginkan agar tercipta keloyalitasan sebagai tujuan akhir yang

(19)

93 Universitas Kristen Maranatha 5.4 Saran

 Bagi penelitian selanjutnya bisa mengembangkan variable yang belum di

bahas pada karya ilmiah ini seperti conflict handling untuk memperdalam studi

kasus ini.

 Untuk memperbaiki kinerja 2M Sport Gym dari variabel Service Recovery

seperti memberi informasi yang jelas pada konsumen sebelum di lakukan

Service Recovery dan mendengar keluhan konsumen apabila terjadi Service

Failure.

 Agar 2M Sport Gym mengambil langkah cepat sebelum terjadinya conflict

handling saat terjadi konflik internal sebelum pendapat konsumen/Customer

(20)

94 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Azwar S, 2010. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Ghozali, I.2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Harun Al. Rasyid, 2002. Metoda Sampling dan Penskalaan, Jurusan Statistika

Universitas Padjajaran. Bandung

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Ulber, S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama

Alma, Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pamasaran Jasa. Penerbit CV

Alfabeta, Bandung.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran, Edisi Milinium. Penerbit PT. Ikrar

Mandiriabadi, Jakarta.

Kotler, Philip, 2004, Marketing Management Eleven Edition, Terjemahan oleh Drs. Benyamin Molan, 2005, PT. Indeks, Jakarta..

Lamb, Charles W dan Joseph F Hair, Carl McDaniel. 2001. Marketing. Diterjemahkan Oleh David Octarevia. Buku Dua. Edisi Pertama. Penerbit

Salemba Empat. Jakarta.

Singarimbun & Effendi. S. 2001. Metode Penelitian Survai. Penerbit PT Pustaka

LP3ES Indonesia, Jakarta.

Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit CV Alfabeta, Bandung.

Swastha, Basu DH, & Irawan. 2007. Manajemen Penjualan, Penerbit BPFE,

Yogyakarta

Tjiptono, Fandi. 2001. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi Ofset, Yogyakarta

Zeithaml, Valarie A., Mary Jo Bitner dan Dwayned D. Gremler, 2006, Services

Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm, 4th edition, International Edition, McGraw-Hill, Singapore.

Aurier, P danBe´atrice S.M. 2007. Perceived justice and consumption experience

evaluations A qualitative and experimental investigation. International Journal of Service Industry Management Vol. 18 No. 5, pp. 450-471 Babakus, E. danYavas, U. 2008. “Does customer sex influence the relationship

between perceived quality andshare of wallet?”, Journal of Business Research, Vol. 61 No. 9, pp. 974-81.

(21)

95 Universitas Kristen Maranatha Interaksional terhadap Kepuasan Pemulihan Layanan,Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1, No.1, pp 99-120

Blodgett,J.G., Granbois, D.H., dan Alters,R.G.1993. The Effect of Perceived Justice on Complaints’ Negative ord of Mouth Behaviour and Repatronage Intentions, Journal of Retailing, Vol. 69, No.4,pp.399-428

Blodgett, J.G.,Hill, D.J., dan Tax, S.S 1997. “The effects of Destributive Justice, Procedural and Interactional Justice on Postcomplain Behaviour”,Journal of Retailing, Vol. 73 No. 2, pp. 185-210

Davidow, M. 2003. Have You Heard The world? The effect of word of mouth on

perceived justice, satisfaction and Repurchase Intention Following Complaint Handling. Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction and Complaining Behaviour.Vol.16, pp. 67-80

de Matos, C. A., dan Carlos A. V. R, 2008, Word-of-mouth communications in

marketing: a meta-analytic review of the antecedents and moderators, Journal of the Academy of Marketing Science,Vol.36, No. 5, pp.578–596

77

de Matos, C. A., Carlos. A. V. R. and, Ricardo T. V, Valter A. V. 2009.Consumer reaction to service failure and recovery: the moderating role of attitude toward complaining. Journal of Services Marketing, Vol.23, No. 7, pp.462–475

del Rio-Lanza, A. B., Vazquez-Casielles, R., dan Diaz-Martin A.M. 2009.

Satisfaction with service recovery: Perceived justice and emotional responses. Journal of Business Research, Vol. 62, No.8, pp. 775-781.

Donoghue, S., Helena. M., dan de. K.2006.Dissatisfied consumers’ complaint behavior concerning product failure of major electrical household appliances–a conceptual framework.Journal of Family Ecology and Consumer Sciences, Vol 34. No.5, pp.0378-5254

Fan,Yi-Wen, Cheng-Chieh W., dan Wei-Ting W., 2010. The Impacts Of Online

Retailing Service Recovery And Perceived Justice On Consumer Loyalty, International Journal of Electronic Business Management, Vol. 8, No. 3, pp.pp.239-249

Fang, Y, Chao.M.C., dan Eric T.G. Wang. 2011. Understanding customers’

satisfaction and repurchase intentions An integration of IS success model, trust, and justice. Internet Research,Vol. 21 No. 4, pp. 479-503

Folger, R., dan Cropanzano, R. 2001. Fairness theory: Justice as accountability.

Social Justice Research, 1, 199–218.

(22)

96 Universitas Kristen Maranatha Ghalandari, K, Leila .B and Maryam G. G. Jogh.2012. Investigation of the Effect

of Perceived Justice on Post-Recovery Overall Satisfaction, Post-Recovery Revisit Intention and Post-Recovery Word-of-Mouth Intention from Airline Industry in Iran: The Role of Corporate Image,World Applied Sciences Journal,Vol. 18 No.7, pp. 957-970

Karatepe, O.M. 2006, “Customer complaints and organizational responses: the effects of complaints’ perceptions of justice on satisfaction and loyalty”, International Journal of Hospitality Management, Vol. 25 No. 1, pp. 6990.

Kau, A.K. dan Loh, E.Wumer S.Y. 2006. The Effect of Service Recovery on

Consumer Satisfaction: A Comparasion between complainants and

nonComplainants,Journal of Service Marketing, Vol.20, No.2, pp.101-111

Kim, T., Joanne J. Y.,danGyehee. L. 2011.Post-recovery customer relationships

and customer partnerships in a restaurant setting. International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol. 24 No. 3, pp. 381-401 Kotler, P dan Kevin Lane Keller.2007. “ManajemenPemasaran”, EdisiKe 12,

Jilid1& 2, PT. Indeks, Jakarta.

Kotler, P dan Gary Amstrong. 2008. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Edisi Kedelapan. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Kuo, Y.F., Wu C.M.,dan Deng W.J.2009. The Relationships Among Service

Quality, Perceived Value, Customer Satisfaction, And Post-Purchase Intention In Mobile Value-Added Services. Computers in Human Behavior,Vol. 25. No. 4, pp. 887-896.

Lacey, R. dan, Morgan. R. M. 2009. Customer advocacy and the impact of B2B

loyalty programs. Department of Management and Marketing,University of Alabama, Tuscaloo. Journal of Business and Industrial Marketing,Vol. 24, No.1, pp. 3–13.

Lee, H.J., Hyeon.J.C., Wenwen.X dan Ann. F. 2010. The Influence of Consumers Traits and Demographics on Intention To Use Retail Self-Service

Checkouts, Journal Of Marketing Intelligence and Planing, Vol 28, No 1, pp. 46-58.

Lin, H.H, Yi-Shun.W. dan, Li-Kuan. C. 2011. Consumer responses to online retailer’s service recovery after a service failure A perspective of justice theory. Online retailer’sservice recovery, Managing Service Quality,Vol. 21 No. 5, pp. 511-534

Lovelock, C.H. dan, Wright, L.K 2007. Manajemen Pemasaran Jasa

(Aguidyantoro, Pentj.). ED.1. Jakarta: Indeks

(23)

97 Universitas Kristen Maranatha Malini, P. H. 2003. Analisis Pengaruh Keadilan Interaksional, Keadilan

Prosedural, Keadilan Distributif Terhadap Kepuasan atas Penanganan Keluhan Pelanggan,Thesis, Semarang: Program Study Magister Manajemen Universitas Diponogoro.

Malhotra, N. K. 2005. Riset Pemasaran: Pendekatan dan Terapan (Soleh Rusyadi

Maryam, Penjt.). Edisi 4, jilid 1&2. Jakarta:Indeks.

Malhotra, N K., Oly-Ndubisi, N., dan James.A. 2008. Public versus private complaint behaviour and customer defection in Malaysia: Appraising the role of moderating factors. EsicMarket, Vol.131, No.7, pp. 27-59.

Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta: ANDI.

Mattila, Anna S. 2010 "Do women like options more than men? An examination

in the context of service recovery",Journal of Services Marketing, Vol. 24 Iss: 7, pp.499 – 508

Mavin, S. dan Gina, G. 2012. Gender in Management: An International Journal

Vol. 27, No. 4, pp. 218-231

Maxham III, J.G. and Netemeyer, R.G. 2002, Modeling customer perceptions of complaint handling over time: The effects of perceived justice on

satisfaction and intent, Journal of Retailing, Vol.78, No.4, pp. 239-252.

McColl-Kennedy, J.R., Daus, C.S. and Sparks, B.A. 2003, The role of gender in reactions to service failure and recovery, Journal of Service Research, Vol. 6, No.1, pp. 66-82.

McQuilken, L., Andrea. V dan David. B. 2007, The Influence of Procedural and Interactional Justice, and Disconfirmation on Customers’ Postrecovery Satisfaction Evaluations. ANZMAC : 3Rs, reputation responsibility relevance, University of Otago, School of Business, Dept. of Marketing, Dunedin, N.Z

Moh. Nazir. 2000. Metode Penelitian, Cetakan Pertama, Jakarta : Ghalia.

Indonesia. Jakarta.

Ok, Chiyung. 2004. The Effectivness of Service Recovery and its Role in

Building Long-Term Relationships with Customer in Restaurant etting,

Dessertation, Departement of Hotel, Restaurant, Institution Management Prasongsukarn, K dan Paul G. Patterson. 2012. An extended service

recovery model: the moderating impact of temporal sequence of events.Journal of Services Marketing. Vol. 26, No. 7, 510–520 80

Qin, J., Qi Chen dan Yun.W. 2012. The Effects of Service Recovery Justice and

(24)

98 Universitas Kristen Maranatha Rahmqvist,M., Bara, A.C., 2010. Patient Characteristic and Quality Dimensions

Related to Patient Satisfaction. International Journal for Qua Related to Patient Satisfaction. International Journal for Quality in Health Care. Vol. 22. No.2. pp. 86-92.

Riduwan dan Kuncoro, E.A. 2007. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis

Jalur (Path Analysis), Bandung: Alfabeta.

Sabharwal, N., Soch. H. dan Kaur. 2010. Are Satisfied with Incompetent

Services? A Scale Development Approach for Service Recovery, Journal of Services Research, Vol. 10, No.1, pp.125-142.

Santos, dos C. P., dan Kenny Basso. 2012. Do ongoing relationships buffer the effects of service recovery on customers’ trust and loyalty?, International Journal of Bank Marketing, Vol. 30 No. 3, pp. 168-192

Santoso, S. 2007. Struktural Equation Modelling: Konsep dan Aplikasi dengan

AMOS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Schoefer, K dan Christine .E. 2005. The impact of perceived justice on

consumers’ emotional responses to service complaint experiences. Journal of Services Marketing. Vol. 19, No. 5, pp. 261–270

Seiler, V., Markus R. dan, Time. K. 2013. The influence of socio-demographic

variables on customer satisfaction and loyalty in the private banking industry.International Journal of Bank Marketing.Vol. 31 No. 4, pp. 235258

Skaalsvik, H. 2011. Service failures in a cruise line context: Suggesting

categorical schemes of service failures. European Journal of Tourism Research, Vol. 4, No.1, pp. 25-43.

Snipes, R.L. danNeal F.T., Sharon L. O. 2006. Gender bias in customer

evaluations of service quality: an empirical investigation, Journal of Service Marketing, Vol.20 No 4, pp.274–284

Sugiyono.2007. Metode Peneitian Bisnis, Cetakan Kesepuluh, Bandung: CV.

Alfabeta.

Suprapti, Ni Wayan Sri. 2010. Perilaku Konsumen: Pemahaman Dasar dan

Aplikasinya Dalam Strategi Pemasaran. Denpasar: Udayana University Press. 81

Tax, S., Brown, S. dan Chandrashekaran, M.1998. Customer Evaluations of

Service Complaint Experiences: Implication for Relationship Marketing, Journal of Marketing, Vol. 62, No.2, pp. 60-76.

Tronvoll, B. 2011. Negative Emotions and Their Effect on Customer Complaint

(25)

99 Universitas Kristen Maranatha Tung, J.J, Hui-Chen. C., dan Fu-Cai. H, 2013,The Study Among Service

Recovery, Perceived Justice And Service Recovery Satisfaction Of Alishan Travel Trip, Journal Business and Information, Vol.10, No.1, pp.7-9

Wang, J. 2008. The Relationships Between Perceived Justice and Consumers :

Behavioral Intention after Service Complaint Handling and the Role of Anger, The Businnes Review, Cambrige, Vol.10, No.1, pp. 218-222 Wang, X. 2011. The effect of inconsistent word-of-mouth. Journal of Services

Marketing. Vol.25, No. 4, pp. 252–259.

Walker, L. Jean Harrison. 2012. The role of cause and affect in service failure. Journal of Services Marketing. Vol. 26, No. 2, pp.115–123.

Wen, C., Victor.R.P.,danChenyan.X. 2011. An Integrated Model for

CustomerOnline Repurchase Intention. 2011. Journal of Computer Information Systems. Vol. 52, No.1, pp. 14-23.

Weun, S., Sharon E.B., dan Michael A.J. 2004. The Impact of Service Failure

Severity on Service Recovery Evaluations and Post-Recovery

Relationships. The Journal of Service Marketing. Vol.18,No.2,pp.133-146. Wirtz, J dan Anna S. Mattila. 2004. Consumer responses to compensation, speed

of recovery and apology after a service failure. International Journal of Service Industry Management, Vol. 15 No. 2, pp. 150-166

Yamin,S., dan Kurniawan, H. 2009. SPSS COMPLATE Teknik Analisis Statistik

Terlengkap dengan Software SPPS, Jakarta: Salemba Infotek

Zemke, R., dan Bell, C., 1990. Service Recovery: Doing it Right the Second

Time, Journal Training, Vol.27, No.6, pp. 42-48.

Zheng, T., Schrier, T.R., dan Millar, M. 2008. An Analysis of Online Customer

Complaints in Multiple Sectors of the Hotel Industry. Research Hospitality and Tourism, Orlando, Florida. 82

Gambar

Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Riset Empiris ...........................................

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itulah, peneliti tertarik ingin melakukan penelitian yang berjudul strategi mempertahankan produksi dan pendapatan petani karet pada masa pandemi covid 19 di Desa

Pengaruh bentuk roller slidding terhadap torsi kendaraan, dapat dilihat dari hasil torsi tertinggi dari roller slidding 11,82 N.m pada rpm 4000 lebih tinggi dibandingkan dengan

mempunyai fungsi ganda dari bahan yang tak mempunyai nilai ekonomis menjadi punya nilai jual, sehingga dapat menjadi bahan alternatif untuk penganti bahan pangan

Widyosaputro selaku tour guide yang bersedia untuk menjadi narasumber dan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai pertunjukan seni tradisional khususnya di

Guru Madya Tk.I SMP Karya Pembangunan Ciparay Kab.. Guru Madya SMP Pasundan

Struktur organisasi yang terkait langsung dengan RPIJM adalah: Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan, Bidang Kebersihan, Bidang Penerangan Jalan Umum dan Dekorasi Kota,

Berdasarkan dari hasil identifikasi, untuk indikator transportasi /node yang memiliki variabel ketersediaan jalur pejalan kaki yang terintegrasi dengan local

Untuk itu diperlukan suatu aplikasi akuntansi yang dapat memudahkan dalam pengolahan data laba bersih dan dapat di kelola dengan baik agar dapat menghasilkan data