No. Daftar FPEB 444/UN.40.FPEB.1.PL/2012
ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE
BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR ATTRIBUTES, DAN
ENGAGEMENT ATTRIBUTES
(Survei Pada KAP Di Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh :
Tri Novi Fuji Lestari
NIM. 0801099
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR ATTRIBUTES, DAN ENGAGEMENT ATTRIBUTES
(Survei Pada KAP di Bandung)
Oleh Tri Novi Fuji Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Tri Novi Fuji Lestari 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR ATTRIBUTES, DAN
ENGAGEMENT ATTRIBUTES
(Survei Pada KAP di Bandung)
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Tb. Aman F.,Ak,MM.Ak,CPA R. Nelly Nur Apandi, SE,M.Si NIP. 1955.07.20.1987.03.1.002 NIP. 1980.11.15.2008.01.2.010
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi
FPEB UPI
ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR
ATTRIBUTES, DAN ENGAGEMENT ATTRIBUTES (Survei Pada KAP di Bandung)
Oleh :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi auditor mengenai faktor yang menentukan audit fee berdasarkan Client Attributes, Auditor Attributes, dan Engagement Attributes pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Bandung. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan penulis untuk ciri Client Attributes yaitu ukuran perusahaan klien, kompleksitas, resiko bawaan, profitabilitas, perputaran utang, dan jenis industri. Sedangkan indikator untuk ciri Auditor Attributes yaitu spesialisasi auditor, audit tenure, dan lokasi. Adapun indikator yang digunakan untuk ciri ketiga Engagement Attributes yaitu permasalahan audit, audit report lag, musim sibuk, dan jumlah laporan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang ada di Bandung. Berdasarkan teknik sampling purposive dan yang memenuhi syarat maka diambil sebanyak 11 Kantor Akuntan Publik. Analisis statistik yang digunakan adalah SmartPLS versi 2.0 M3.
Hasil pengujian terhadap penelitian ini dengan menghitung loading factor dan metode bootastrapping yaitu, yang pertama bahwa persepsi auditor berdasarkan client attributes faktor penentu audit fee mulai dari yang dominan sampai tidak dominan adalah size, kompleksitas, profitabilitas, resiko bawaan, industry, dan leverage & liquidity, yang kedua yaitu menyatakan bahwa persepsi berdasarkan auditor attributes faktor penentu audit fee dari yang dominan sampai tidak dominan adalah audit tenure, lokasi, dan spesialisasi auditor. Dan yang ketiga menyatakan bahwa persepsi auditor berdasarkan engagement attributes faktor penentu audit fee dari yang dominan sampai tidak dominan adalah audit report lag, busy season, audit problems dan musim sibuk.
THE ANALYSIS OF AUDITORS PERCEPTION ABOUT DETERMINING FACTOR OF AUDIT FEE BASED ON CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR
ATTRIBUTES, AND ENGAGEMENT ATTRIBUTES (Survey on KAP in Bandung)
determining factors of audit fee based on Client Attributes, Auditor Attributes, and Engagement Attributes at The Public Accountant Firm residing in Bandung. In this research, the indicator that is used to characterize the Client Attributes are size, complexity, inherent risk, profitability, leverage and liquidity, and industry.
While the indicator to characterize the Auditor Attributes are auditor’s
specialization, audit tenure, and location. And the indicators to characterize the Engagement Attributes are audit problems, audit report lag, busy season, and number of reports.
The Method that is used in this research is a descriptive method. The population in this research is a public accountant in Bandung. Based on sampling techniques that saturated and qualified then it take about 11 offices of public accountant. SmartPLS ver 2.0 M3 are used as a Statistical analysis.
The result of this research with count the loading factor and bootstrapping method are, the first one that the perception of the auditor based on client attributes of audit fee determinants from which is very important to not important is size, complexity, profitability, inherent risk, industry, and leverage & liquidty, the second states that perception based on auditor attributes audit fee determinants from which is very important to not important is audit tenure, location, and specialization. And the third states that the perception of auditor engagement attributes based determinants of audit fee which is very important to not important audit report lag, busy season, audit problems and number of reports.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1 Maksud Penelitian ... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian... 10
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 10
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 11
2.1.1 Auditing ... 11
2.1.1.1 Pengertian Auditing ... 11
2.1.1.2 Tujuan Auditing ... 12
2.1.1.3 Proses Audit ... 14
2.1.1.4 Jenis-jenis Audit ... 15
2.1.2 Persepsi ... 20
2.1.2.1 Pengertian Persepsi ... 20
2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 21
2.1.2.3 Proses Terjadinya Persepsi ... 23
2.1.3 Audit Fee ... 24
2.1.3.1 Pengertian Audit Fee ... 24
2.1.3.2 Penentuan Audit Fee ... 26
2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Fee ... 29
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 33
2.2 Kerangka Pemikiran ... 35
2.3 Hipotesis ... 39
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 40
3.2 Metode Penelitian... 40
3.2.1 Desain Penelitian ... 40
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 41
3.2.2.1 Definisi Variabel ... 41
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 41
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 43
3.2.3.1 Populasi Penelitian ... 43
3.2.3.2 Sampel Penelitian ... 45
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.2.5.3 Partial Least Square (PLS) ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51
4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... 51
4.1.1.1 Profil Singkat Kantor Akuntan Publik ... 51
4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 60
4.1.1.3 Jasa yang Diberikan oleh Kantor Akuntan Publik ... 63
4.1.1.4 Karakteristik Responden ... 65
4.1.2 Uji Validitas Instrumen ... 72
4.1.3 Uji Reliabilitas Instrumen ... 74
4.1.4 Analisis dan Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 75
4.1.4.1 Model Pengukuran Dimensi Client Attributes (CA) ... 78
4.1.4.2 Model Pengukuran Dimensi Auditor Attributes (AA) ... 79
4.1.4.3 Model Pengukuran Engagement Attributes (EA) ... 81
4.1.4.4 Model Pengukuran Variabel Audit Fee ... 82
4.2 Pembahasan ... 83
4.2.1 Client Attibutes ... 83
4.2.2 Auditor Attributes ... 85
4.2.3 Engagement Attributes ... 87
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 89
5.2 Saran ... 90
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 33
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 41
Tabel 3.2 Daftar Kantor Akuntan Publik di Bandung ... 44
Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 45
Tabel 4.1 Daftar Kantor Akuntan Publik ... 52
Tabel 4.2 Data Pendistribusian Kuesioner ... 53
Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia ... 66
Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68
Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 69
Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja ... 71
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas ... 73
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 75
Tabel 4.9 Tabel Bobot Faktor Dimensi Client Attributes ... 78
Tabel 4.10 Tabel Bobot Faktor Dimensi Auditor Attributes ... 80
Tabel 4.11 Tabel Bobot Faktor Dimensi Engagement Attributes ... 81
Tabel 4.12 Tabel Bobot Faktor Variabel Audit Fee ... 82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 23
Gambar 2.2 Proses Terjadinya Persepsi ... 24
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 38
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 60
Gambar 4.2 Diagram Kelompok Responden Berdasarkan Usia ... 67
Gambar 4.3 Diagram Kelompok Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68
Gambar 4.4 Diagram Kelompok Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terkahir ... 70
Gambar 4.5 Diagram Kelompok Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja ... 71
Gambar 4.6 Loading Factor Audit Fee ... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. SK Sidang
Lampiran 2. Surat penelitian
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 5. Output SPSS Uji Validitas
Lampiran 6. Output SPSS Uji Reliabilitas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Perkembangan perusahaan go public di Indonesia mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Perkembangan ini menuntut setiap perusahaan untuk terus
mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis. Setiap perusahaan harus selalu
melakukan suatu perbaikan dalam kegiatan operasi perusahaan. Hasil operasi
suatu perusahaan selama satu periode tertentu tercermin dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan suatu perusahaan harus dievaluasi dengan cara dilakukannya
pemeriksaan (audit) terhadap laporan keuangan perusahaan, yang tujuannya
adalah untuk menilai apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan secara
benar dan wajar. Disinilah peran audit dibutuhkan sebagai suatu jasa profesi yang
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor.
Auditing sendiri merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian
antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan,
serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing
harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Siti Kurnia Rahayu
dan Suhayati, 2009 : 1).
Profesi auditor merupakan suatu profesi yang menjadi kepercayaan
masyarakat. Dalam menunjang profesionalismenya, auditor melaksanakan tugas
2
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yaitu standar umum, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Auditor melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dalam mengaudit laporan keuangan dituntut untuk memiliki
kompetensi yang memadai, sehingga ia mampu melaksanakan proses audit sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan, yang kemudian sebagai balasan atas
jasanya akan mendapatkan fee atau imbalan yang sesuai atas jasa profesional yang
telah ia berikan kepada klien.
Audit Fee sendiri diartikan sebagai besarnya imbal jasa yang diterima
oleh auditor akan pelaksanaan jasa audit. Imbalan jasa dihubungkan dengan
banyaknya waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, nilai jasa yang
diberikan bagi klien atau bagi kantor akuntan publik yang bersangkutan (Al
Shammari et al, 2008). Selain itu, Iskak dalam Michell Suharli (2008) mengatakan
bahwa audit fee adalah honorarium yang dibebankan oleh akuntan publik kepada
perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap
laporan keuangan.
Pada tanggal 2 Juli 2008 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
menerbitkan Surat Keputusan No. KEP. 024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan
Penentuan Audit Fee. Dalam surat keputusan tersebut dijelaskan bahwa panduan
ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik
Indonesia yang menjalankan praktek sebagai akuntan publik dalam menetapkan
3
Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam menetapkan suatu imbalan jasa
yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang
pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional
akuntan publik yang berlaku. Imbalan jasa yang terlalu rendah atau secara
signifikan jauh lebih rendah dari yang dikenakan auditor atau akuntan lain, akan
menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi anggota dalam
menerapkan standar teknis dan standar profesional yang berlaku.
Audit Fee sendiri di Indonesia masih menjadi perbincangan yang cukup
panjang sampai saat ini, mengingat belum adanya peraturan yang menetapkan
standar minimal audit fee yang akan diterima oleh auditor setelah melakukan
tugasnya. Seperti halnya yang disebutkan dalam jurnal Michell Suharli (2008),
yang mengatakan bahwa penetapan audit fee selama ini masih dilakukan secara
subjektif, yang artinya ditentukan oleh salah satu pihak atau atas dasar kekuatan
tawar-menawar antara akuntan publik dan klien dalam situasi persaingan akuntan
publik. Hal ini memungkinkan penetapan fee yang terlalu rendah atau terlalu
tinggi atas jasa yang diberikan, bergantung kepada kekuatan tawar-menawar
tersebut.
Selain masih terjadi tawar-menawar harga, besarnya audit fee di
Indonesia juga tidak tercantum secara transparan atau terperinci di dalam catatan
atas laporan keuangan perusahaan. Audit fee masuk kedalam pos beban umum dan
administrasi dan ditulis dengan nama akun jasa professional. Terbukti dengan data
yang penulis peroleh dari laporan keuangan 432 perusahaan yang terdaftar di
4
biaya audit secara terpisah dari akun jasa profesional yang terdapat dalam catatan
atas laporan keuangan perusahaan. Dari hal ini, terlihat fenomena belum adanya
transparansi mengenai besaran audit fee di Indonesia, karena pada dasarnya di
Indonesia memang belum ada ketentuan yang mengharuskan kantor akuntan
publik yang mempublikasikan besarnya fee audit yang diterima sebagaimana
praktek yang sudah berlangsung di negara-negara maju (Basioudis dan Fifi,
2004).
Penelitian sebelumnya mengenai audit fee telah dilakukan oleh David
Hay (2006), University of Auckland Business School dalam jurnal “The Accumulated Weight of Evidence in Audit Fee Research”, menyebutkan bahwa
faktor penentu audit fee dapat dilihat dari 3 (tiga) ciri. David Hay (2006)
mengatakan ketiga ciri tersebut adalah ciri klien (client attributes), ciri auditor
(auditor attributes), dan ciri penugasan (engagement attributes).
Menurut David Hay (2006),ciri klien (client attributes) merupakan salah
satu penentu besarnya audit fee yang berkenaan dengan klien. Klien merupakan
orang yang memperoleh layanan atau manfaat atas jasa professional yang
diberikan oleh auditor. Ciri klien ini meliputi ukuran perusahaan klien (size),
kompleksitas operasi klien (complexity), resiko bawaan (inherent risk),
profitabilitas (profitability), perputaran utang (leverage and liquidity), dan jenis
industri yang dimiliki oleh klien.
5
perusahaan, dan resiko inhenren atau bawaan. Dimana ketika ukuran perusahaan
semakin besar, kegiatan operasi perusahaan akan semakin kompleks serta resiko
inheren seperti salah saji dalam laporan keuangan bisa saja dapat terjadi sehingga
semakin banyak bukti yang harus dikumpulkan, yang menyebabkan auditor harus
lebih ketat dalam melakukan pengujian audit dan membutuhkan biaya yang cukup
tinggi.
Selain itu, profitabiltas perusahaan klien juga menjadi salah satu
faktornya. Menurut Toto Prihadi (2010 : 138) Profitabiltas adalah kemampuan
menghasilkan laba. Perusahaan dengan profit yang tinggi cenderung akan
membayar biaya audit yang tinggi karena keuntungan yang tinggi akan membuat
auditor melakukan pengujian yang ketat. Selain profitabilitas, yang harus
diperhatikan adalah tingkat ukuran utang perusahaan. Perusahaan yang memiliki
utang banyak beresiko lebih besar untuk terjerumus dalam kesulitan keuangan,
sehingga auditor memerlukan kehati-hatian dalam pengujian audit yang akan
membutuhkan biaya tinggi.
Ciri yang kedua yaitu ciri auditor (auditor attributes) merupakan faktor
penentu besarnya audit fee yang berkenaan dengan auditor yang dilihat dari
spesialisasi (specialization), waktu yang diperlukan untuk mengaudit (tenure), dan
lokasi tempat mengaudit (location). Hay (2006) mengatakan bahwa jika lokasi
atau jarak tempuh antara KAP dengan perusahaan klien berjarak sangat jauh maka
akan membuat biaya audit semakin besar, karena dibutuhkan sarana dan prasarana
dalam penugasan tersebut. Selain itu jika perusahaan klien yang diaudit memiliki
6
tinggi untuk mengaudit. Begitu juga jika auditor memiliki spesialisasi dalam
mengaudit dalam industri tertentu, maka fee yang dibayarkan akan lebih tinggi
mengingat adanya tambahan pengetahuan atau keahlian khusus yang auditor
miliki. Dalam melaksanakan audit, auditor juga tidak terlepas dari audit tenure
yaitu lamanya seorang auditor melaksanakan suatu audit di perusahaan klien.
Semakin lama seorang auditor mengaudit di tempat klien yang sama, maka akan
semakin paham mengenai lingkungan bisnis klien tersebut.
Ciri yang ketiga adalah ciri penugasan (engagement attributes)
merupakan faktor penentu besarnya audit fee yang berkenaan dengan penugasan
audit yang meliputi masalah audit (audit problems), jarak waktu antara tanggal
neraca dan tanggal laporan audit (lag), busy season, dan jumlah laporan yang
dibuat (number of reports). Penugasan seorang auditor yaitu untuk memecahkan
permasalahan audit yang ada dalam perusahaan yang kemudian auditor akan
mengungkapkan dan memberikan opini audit terhadap hasil auditannya. Dalam
melaksanakan tugasnya auditor membutuhkan waktu dalam penyampaian laporan
auditan. Laporan auditan yang harus dibuat auditor menentukan berapa luasnya
penugasan audit dalam keadaan tertentu dan seberapa banyak jumlah laporan yang
harus dibuat. Semua hal ini tidak terlepas dari fee yang diberikan oleh klien.
David Hay (2006) juga mengatakan ketika penugasan audit terjadi dalam musim
sibuk (seperti perusahaan dengan tanggal neraca 31 Desember), maka auditor
yang menerima penugasan akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi karena
7
Peneliti lain yang mencoba melakukan penelitian yang sama mengenai
audit fee, seperti Joshi dan Al-Bastaki (2000), melakukan penelitian di Bahrain
yang mana audit fee untuk klien kantor akuntan publik masih belum terpublikasi
seperti halnya di negara-negara maju. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan, risiko, profitabilitas, dan kompleksitas operasi klien
merupakan faktor-faktor yang menentukan besarnya audit fee. Wei Zhang dan
Myrteza (1996), melakukan penelitian mengenai determinan audit fee di
Australia. Sebanyak 243 sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Australia dijadikan sampel dalam penelian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji variabel yang digunakan oleh Simunic (1980), yaitu faktor ukuran
perusahaan, kompleksitas audit, waktu audit, kualitas audit dan risiko audit dapat
mempengaruhi besarnya audit fee. Hasil penelitiannya secara individu ukuran
perusahaan adalah faktor yang paling menentukan besarnya audit fee.
Al-Shammari et al. (2008) melakukan penelitian yang sama yaitu dengan
menguji faktor-faktor penentu biaya audit di Kuwait. Hasil penelitiannya juga
menunjukkan bahwa ada kesamaan faktor-faktor penentu biaya audit di Kuwait
dan negara-negara lain yang sebelumnya diteliti. Lebih lanjut penelitian ini
menjelaskan bahwa ukuran perusahaan dan kompleksitas klien merupakan faktor
penentu audit fee yang paling penting. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh
Michell Suharli (2008) yang menyebutkan rasio konsentrasi auditor, ukuran KAP,
ukuran auditee perusahaan, dan jumlah anak perusahaan sebagai faktor yang
menentukan besarnya fee audit. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat
8
perusahaan, sedangkan dua variabel lainnya hasilnya tidak signifikan yaitu ukuran
Kantor Akuntan Publik (KAP) dan jumlah anak perusahaan.
Dengan melihat penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya, penulis merasa perlu untuk meneliti kembali mengenai audit
fee. Penulis akan meneliti faktor penentu audit fee berdasarkan ketiga ciri yang
dikatakan oleh David Hay (2006) namun dilihat dari persepsi seorang auditor,
yang akan menetukan ranking dari faktor-faktor penentu besarnya audit fee. Hal
ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang hanya menguji seberapa
berpengaruh faktor-faktor tersebut dan mempunyai hasil yang signifikan sebagai
penentu besarnya audit fee. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Bandung,
dengan judul :
“Analisis Persepsi Auditor Mengenai Faktor Penentu Audit Fee Berdasarkan
Client Attributes, Auditor Attributes, dan Engagement Attributes”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
pokok-pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penting dalam
menentukan audit fee berdasarkan perspektif client attributes ?
9
3. Bagaimana persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penting dalam
menentukan audit fee berdasarkan perspektif engagement attributes?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi
yang relevan bagi penulisan penelitian sebagai salah satu syarat dalam menempuh
gelar Sarjana Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Akuntansi, di Universitas Pendidikan Indonesia.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penentu
audit fee dari yang paling penting sampai yang tidak begitu penting
berdasarkan persfektif client attributes
2. Untuk mengetahui persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penentu
audit fee dari yang paling penting sampai yang tidak begitu penting
berdasarkan persfektif auditor attributes
3. Untuk mengetahui persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penentu
audit fee dari yang paling penting sampai yang tidak begitu penting dalam
10
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Dalam kegunaan teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan mengenai faktor-faktor penting dalam menentukan audit fee. Mengingat
masih belum banyak penelitian mengenai hal tersebut khususnya di Indonesia,
maka diharapkan penelitian ini mampu memberikan referensi terhadap penelitian
selanjutnya.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Dalam kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi manajemen perusahaan dalam memahami audit fee, sehingga
manajemen dapat membayar audit fee secara rasional dan tidak merugikan
auditor. Hasil penelitian ini juga diharapkan dijadikan acuan oleh auditor ketika
menerima penugasan audit, sehingga auditor dapat menetapkan fee secara
profesional dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penentu audit
fee. Faktor-faktor penentu yang diteliti adalah faktor yang berkenaan dengan
client attributes, auditor attributes, dan engagement attributes. Penelitian ini
dilakukan pada 11 Kantor Akuntan Publik di daerah Bandung.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249), pengertian
desain penelitian adalah sebagai berikut :
“Desain Penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang
menyatakan metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti
dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data”.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan
dengan survei melalui memberikan kuesioner kepada Supervisor/Partner di 11
Kantor Akuntan Publik Bandung. Berdasarkan metode ini, aspek-aspek yang
berkaitan diteliti secara seksama, sehingga diperoleh data yang mendukung
masalah ini. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dan kemudian ditarik
kesimpulan dari masalah yang diteliti.
41
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.2.2.1 Definisi Variabel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:10) variabel adalah hal-hal yang
menjadi objek penelitian dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan
variasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Variabel penelitian pada dasarnya suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 59).
Disamping berfungsi sebagai pembeda, variabel-variabel juga berkaitan dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah audit fee.
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel
Untuk memahami penggunaan variabel dan menentukan data apa yang
akan diperlukan untuk memudahkan dalam pengukurannya, maka variabel
tersebut didefinisikan secara operasional ke dalam penjabaran konsep sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala No. Item
43
Waktu penyampaian laporan audit (Audit Report Lag)
Musim Sibuk auditor (Busy season)
Jumlah laporan yang
dibutuhkan (Number of reports)
12
13
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisa yang ciri-cirinya akan
diteliti. Populasi menurut Sugiyono (2012 : 115) yaitu: “wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
44
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kantor Akuntan Publik yang
ada di daerah Bandung dan responden dalam penelitian ini adalah
Supervisor/Partner Kantor Akuntan Publik. Alasan diambilnya Supervisor/Partner
adalah karena memiliki kemampuan dan pengalaman yang kompeten sebagai
seorang auditor, baik dari sudut pandang pengetahuan maupun praktek, sehingga
dapat memberikan pendapat yang lebih objektif. Adapun tabel populasi penelitian
berdasarkan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Direktory KAP dan
AP tahun 2012, terdaftar 28 KAP di Kota Bandung yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2
Daftar Kantor Akuntan Publik di Bandung
No Nama KAP No.KM Izin KAP
1 KAP. AF. Rachman & Soetjipto WS KEP-216/KM.6/2002
2 KAP. Drs. Atang Djaelani KEP-047/KM.1/2000
3 KAP. Drs. Bambang Budi Tresno KEP-1192/KM.17/1998
4 KAP. Drs Dadi Muchidin KEP-056/KM.17/1999
5 KAP. Djoemarma, Wahyudin & Rekan KEP-350/KM.17/2000 6 KAP. Ekamasni, Bustaman & Rekan KEP-021/KM.5/2005
7 KAP. Drs. Gunawan Sudrajat KEP-588/KM.17/1998
8 KAP. H.E.R Suhardjadinata, Dr, Ak, MM KEP-038/KM.6/2004
9 KAP. Heliantono & Rekan KEP-147/KM.5/2006
10 KAP. Drs. Jajat Marjat 13/KM.1/2011
11 KAP. JojoSunarjo, Ruchiat, & Arifin KEP-362/KM.5/2005 12 KAP. Drs. Joseph Munthe, Ms. Ak KEP-197/KM.17/1999
13 KAP. Karel, Widyarta KEP-269/KM.17/1999
14 KAP. Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih KEP-1032/KM.17/1998
15 KAP. La Midjan & Rekan KEP-1103/KM.17/1998
16 KAP. Moch Zainuddin & Sukmadi 918/KM.1/2010 17 KAP. DR. Moh Mansur SE. MM. Ak 1338/KM.1/2009
18 KAP. Peddy HF. Dasuki 472/KM.1/2008
19 KAP. Drs. R. Hidayat Effendy KEp-237/KM.17/1999 20 KAP. Roebiandini & Rekan 684/KM.1/2008
45
22 KAP. Sabar, CPA 842/KM.1/2011
23 KAP. Drs. Sahat P. Situmorang KEP-279/KM.6/2002 24 KAP. Sanusi, Supardi & Soegiharto KEP-949/KM.17/1998 25 KAP. Sugiono Paulus, SE., Ak., MBA KEP-077/KM.17/2000 26 KAP. Tb. Hasanuddin & Rekan KEP-353/KM.6/2003 27 KAP. Wisnu B. Soewito & Rekan 1273/KM.1/2011
28 KAP. Dra. Yati Ruhiyati KEP-605/KM.17/1998
Sumber : IAPI (2012)
3.2.3.2 Sampel Penelitian
Untuk memudahkan penelitian, maka perlu ditetapkan sampel yang
merupakan sebagian dari jumlah populasi dengan memperhatikan keabsahan dari
sampel yang diambil. Sugiyono (2012 : 116) mengatakan sebuah sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Purposive.
Menurut Sugiyono (2012 : 122), ”Sampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu”. Adapun Kantor Akuntan Publik yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu dicantumkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan Publik No.KM Izin KAP
1 AF. Rachman & Soetjipto KEP-216/KM.6/2002
2 Bambang Budi Tresno KEP-1192/KM.17/1998
3 H.E.R Suhardjadinata KEP-038/KM.6/2004 4 Koesbandijah, Beddy Samsi &
Setiasih (KBS)
46
8 Roebiandini & Rekan 684/KM.1/2008 9 Ronald Haryanto, Drs. KEP-051/KM.17/1999 10 Tb. Hasanuddin & Rekan KEP-353/KM.6/2003
11 Wisnu B. Soewito 1273/KM.1/2011
Sumber : Data IAPI yang diolah, 2012
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survei. Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data-data primer yang diperlukan mengenai masalah yang
diteliti dengan cara memberikan kuesioner kepada auditor di Kantor Akuntan
Publik mengenai faktor penentu audit fee.
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan mengenai variabel penentu
audit fee adalah kuesioner. Dari kuesioner tersebut didapat data berupa data
berskala ordinal. Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu
urutan.
3.2.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah kegiatan mengelompokkan data, mentabulasi
data. Dan menyajikan data berdasarkan variabel yang diteliti serta melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk
47
3.2.5.1Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2012 : 172) valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengujian validitas tiap butir pernyataan kuesioner menggunakan
koefisien korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman digunakan mencari
hubungan atau untuk menguji signifikasi hipotesis asosiatif bila masing-masing
variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel
tidak harus sama (Sugiyono, 2012 : 356). Rumus untuk menghitung koefisien
korelasi Rank Spearmen adalah :
ρ = 1
-
Dimana ρ : koefisien korelasi Rank Spearmen
bi : selisih tiap rank
n : banyaknya pasangan data
3.2.5.2Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2012 : 173).
J i k a a l a t u k u r d i n y a t a k a n v a l i d ,
m a k a b e r i k u t n y a a l a t u k u r t e r s e b u t
48
k o n s i s t e n s i s u a t u a l a t p e n g u k u r d i
d a l a m m e n g u k u r g e j a l a y a n g s a m a .
S e t i a p a l a t p e n g u k u r s e h a r u s n y a
m e m i l i k i k e m a m p u a n u n t u k
m e m b e r i k a n h a s i l p e n g u k u r a n y a n g
k o n s i s t e n ( H u s e i n U m a r , 2 0 0 3 : 8 0 ) .
D a l a m p e n e l i t i a n i n i p e n u l i s
m e n g g u n a k a n t e k n i k d a r i C r o n B a c h
d a l a m m e n g u j i r e l i a b i l i t a s i n s t r u m e n .
T e k n i k d a r i C r o n b a c h d i g u n a k a n u n t u k
m e n c a r i r e l i a b i l i t a s i n s t r u m e n y a n g
s k o r n y a b u k a n 0 - 1 , t e t a p i m e r u p a k a n
r e n t a n g a n a n t a r a b e b e r a p a n i l a i ,
m i s a l n y a 0 - 1 0 a t a u 0 - 1 0 0 , a t a u b e n t u k
s k a l a 1 - 3 , 1 - 5 , a t a u 1 - 7 , d a n s e t e r u s n y a
d a p a t m e n g g u n a k a n k o e f i s i e n a l p h a (α )
d a r i C r o n b a c h . R u m u s n y a a d a l a h
s e b a g a i b e r i k u t :
[ ] [ ]
dimana :
49
k = b a n y a k n y a b u t i r
p e r t a n y a a n
σt2 = v a r i a n t o t a l
= j u m l a h v a r i a n b u t i r
Jumlah varian butir dicari terlebih dahulu dengan cara mencari
nilai varian setiap butir, kemudian dijumlahkan. Rumus varian yang
digunakan adalah sebagai berikut :
=
dimana,
n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir
pertanyaan)
3.2.5.3Partial Least Square (PLS)
Menurut Imam Ghazali (2011 : 18) Partial Least Square (PLS)
merupakan factor indeterminacy metode analisis yang powerful oleh karena tidak
mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel
kecil. Tujuan Partial Least Square (PLS) adalah membantu peneliti untuk
mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi. Dalam penelitian ini yang
50
Dimana : AVE = average variance extracted
2 = composite reliabilityVar( i) = 1 - λ i2
Sedangkan rumus untuk mencari composite reliability adalah sebagai berikut :
Dimana : ρ c = composite reliability λ i2 = component loading Var( i) = 1 - λ i2
Data-data yang didapat dari hasil tabulasi akan dimasukkan sesuai rumus
diatas dengan menggunakan smartPLS versi 2.0 M3 yang akan menghasilkan :
1. nilai loading factor dari setiap indikator yang kemudian hasilnya akan di
analisis untuk mendapatkan suatu faktor yang dominan yang akan
diurutkan dari yang paling dominan sampai tidak dominan dari ketiga
dimensi variabel audit fee.
2. metode bootstrapping yaitu dengan menguji reliabilitas dari konstruk
indikator yang diteliti, dimana indikator yang memiliki nilai loading
factor < 0,5 akan di drop dari model, sedangkan composite reliability
yang dianggap memuaskan adalah > 0,7.
51
3. Dalam metode ini akan dihasilkan nilai thitung, dimana akan dikatakan
bahwa indikator yang digunakan mampu merefleksikan variabel audit fee
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah melakukan analisis persepsi auditor mengenai faktor penentu fee
audit berdasarkan Client Attributes, Auditor Attributes, dan Engagement
Attributes pada 11 Kantor Akuntan Publik di Bandung, maka dapat ditarik
kesimpulan :
1. Client attributes merupakan dimensi yang dominan dalam menentukan audit
fee. Client attributes yang terdiri dari enam indikator dapat diurutkan dari
hasil yang dominan sampai yang tidak dominan sebagai faktor penentu audit
fee adalah size, kompleksitas, profitabilitas, resiko bawaan, industri, dan
leverage liqudity.
2. Auditor attributes yang terdiri dari tiga indikator dapat diurutkan dari hasil
yang sangat penting sampai yang tidak begitu penting sebagai faktor penentu
audit fee adalah yaitu audit tenure, lokasi, dan spesialisasi auditor.
3. Engagement attributes yang terdiri dari empat indikator dapat diurutkan dari
hasil yang sangat penting sampai tidak begitu penting sebagai faktor penentu
audit fee adalah audit report lag, musim sibuk, permasalahan audit (audit
90
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
mengajukan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya guna menyempurnakan
beberapa kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, diantaranya adalah :
1. Kantor Akuntan Publik dalam menetapkan fee audit harus tetap berpedoman
pada ketentuan yang telah diatur oleh IAPI.
2. Perusahaan perlu mempublikasikan tarif fee audit kedalam laporan
keuangan sebagai salah satu bentuk transparansi.
3. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya memperluas lingkup penelitian
dengan memperbanyak jumlah sampel yang akan diteliti, menambah
faktor-faktor lain yang dapat dijadikan sebagai faktor-faktor penentu fee audit di
Indonesia, mengambil objek penelitian selain kota Bandung atau Indonesia,
responden lebih beragam dan karakteristik responden lebih dikhususkan
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
Al Shammari, et al. (2008). “Determinants of Audit Fees in Kuwait”. Journal Academy Business Economics. Vol 8.
Arens, Alvin A, and James K. Loebbecke. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Edisi 12 Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Arens, Alvin A, and James K. Loebbecke. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Edisi 12 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Arens, Alvin & James. (2006) .Auditing Edisi Indonesia,Alih bahasa oleh Amir. Abadi Yusuf. Jakarta: Salemba Empat.
Atkinson, Rita L. (2002). Pengantar Psikologi Edisi 11 Jilid I. Batam : Interaksa.
B. Santoso, Purbayu & Azhari. (2005). Analisis Statistik Dengan Ms. Excel & SPSS. Yogyakarta : Andi.
Basioudis, et al. (2004). “The Market For Professional Services in Indonesia”. International Journal of Auditing. Vol 8. p. 153-164.
Bursa Efek Indonesia. (2011). Laporan Keuangan Perusahaan. Jakarta : Bursa Efek Indonesia.
Cameran. (2005). “Audit Fess and the Large Auditor Premium in the Italian Market”. International Journal of Auditing. Vol.9.p. 129-146.
David Hay. (2006). “The Accumulated Weight of Evidence in Audit Fee Research”. sumber internet.
92
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntandi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati. (2009). Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Bandung : Graha Ilmu.
Rakhmat, Jalaluddin. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Riduwan. (2007). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung : CV. Alfabeta.
Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. (2009). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Rajawali Pers.
Robbins, Stephen P.(2007). Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Prentice Hall.
Robbins, Stephen P.(2011). Perilaku Organisasi Buku 2 Edisi Kedua Belas. Jakarta : Salemba Empat.
Sawir, Agnes. (2008). Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sofia, Khalida. 2011. Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Auditor. Publikasi Jurusan Pendidikan Akuntansi FPEB UPI: Bandung: tidak diterbitkan.
Sudjana. (2004). Statistika Edisi Kelima Jilid I. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Suharli, Michell , et al. (2008). “Konsentrasi Auditor dan Penetapan Fee Audit : Investigasi Pada BUMN”. JAAI. Vol. 12 No. 2. p. 132-150.
Thoha, Miftah. (1998). Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Tuanakotta, Theodorus M. (2011). Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta : Salemba Empat.
93
P.L Joshi and Hasan Al-Bastaki. (2000). “Determinants of Audit Fees : Evidence From the Companies Listed in Bahrain”. International Journal of Auditing. Vol 4.p. 129-138.
Ming –Wei Zhang and Steven Myrteza. (1996). “The Determinants of Audit Fees : Australian Perspective”. Asian Review Accounting. Vol 4.p. 81-97.