• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR ATTRIBUTES, DAN ENGAGEMENT ATTRIBUTES : Survei Pada KAP di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR ATTRIBUTES, DAN ENGAGEMENT ATTRIBUTES : Survei Pada KAP di Bandung."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPEB 444/UN.40.FPEB.1.PL/2012

ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE

BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR ATTRIBUTES, DAN

ENGAGEMENT ATTRIBUTES

(Survei Pada KAP Di Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh :

Tri Novi Fuji Lestari

NIM. 0801099

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR ATTRIBUTES, DAN ENGAGEMENT ATTRIBUTES

(Survei Pada KAP di Bandung)

Oleh Tri Novi Fuji Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Tri Novi Fuji Lestari 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR ATTRIBUTES, DAN

ENGAGEMENT ATTRIBUTES

(Survei Pada KAP di Bandung)

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Tb. Aman F.,Ak,MM.Ak,CPA R. Nelly Nur Apandi, SE,M.Si NIP. 1955.07.20.1987.03.1.002 NIP. 1980.11.15.2008.01.2.010

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi

FPEB UPI

(4)

ANALISIS PERSEPSI AUDITOR MENGENAI FAKTOR PENENTU AUDIT FEE BERDASARKAN CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR

ATTRIBUTES, DAN ENGAGEMENT ATTRIBUTES (Survei Pada KAP di Bandung)

Oleh :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi auditor mengenai faktor yang menentukan audit fee berdasarkan Client Attributes, Auditor Attributes, dan Engagement Attributes pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Bandung. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan penulis untuk ciri Client Attributes yaitu ukuran perusahaan klien, kompleksitas, resiko bawaan, profitabilitas, perputaran utang, dan jenis industri. Sedangkan indikator untuk ciri Auditor Attributes yaitu spesialisasi auditor, audit tenure, dan lokasi. Adapun indikator yang digunakan untuk ciri ketiga Engagement Attributes yaitu permasalahan audit, audit report lag, musim sibuk, dan jumlah laporan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang ada di Bandung. Berdasarkan teknik sampling purposive dan yang memenuhi syarat maka diambil sebanyak 11 Kantor Akuntan Publik. Analisis statistik yang digunakan adalah SmartPLS versi 2.0 M3.

Hasil pengujian terhadap penelitian ini dengan menghitung loading factor dan metode bootastrapping yaitu, yang pertama bahwa persepsi auditor berdasarkan client attributes faktor penentu audit fee mulai dari yang dominan sampai tidak dominan adalah size, kompleksitas, profitabilitas, resiko bawaan, industry, dan leverage & liquidity, yang kedua yaitu menyatakan bahwa persepsi berdasarkan auditor attributes faktor penentu audit fee dari yang dominan sampai tidak dominan adalah audit tenure, lokasi, dan spesialisasi auditor. Dan yang ketiga menyatakan bahwa persepsi auditor berdasarkan engagement attributes faktor penentu audit fee dari yang dominan sampai tidak dominan adalah audit report lag, busy season, audit problems dan musim sibuk.

(5)

THE ANALYSIS OF AUDITORS PERCEPTION ABOUT DETERMINING FACTOR OF AUDIT FEE BASED ON CLIENT ATTRIBUTES, AUDITOR

ATTRIBUTES, AND ENGAGEMENT ATTRIBUTES (Survey on KAP in Bandung)

determining factors of audit fee based on Client Attributes, Auditor Attributes, and Engagement Attributes at The Public Accountant Firm residing in Bandung. In this research, the indicator that is used to characterize the Client Attributes are size, complexity, inherent risk, profitability, leverage and liquidity, and industry.

While the indicator to characterize the Auditor Attributes are auditor’s

specialization, audit tenure, and location. And the indicators to characterize the Engagement Attributes are audit problems, audit report lag, busy season, and number of reports.

The Method that is used in this research is a descriptive method. The population in this research is a public accountant in Bandung. Based on sampling techniques that saturated and qualified then it take about 11 offices of public accountant. SmartPLS ver 2.0 M3 are used as a Statistical analysis.

The result of this research with count the loading factor and bootstrapping method are, the first one that the perception of the auditor based on client attributes of audit fee determinants from which is very important to not important is size, complexity, profitability, inherent risk, industry, and leverage & liquidty, the second states that perception based on auditor attributes audit fee determinants from which is very important to not important is audit tenure, location, and specialization. And the third states that the perception of auditor engagement attributes based determinants of audit fee which is very important to not important audit report lag, busy season, audit problems and number of reports.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 10

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 10

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Auditing ... 11

2.1.1.1 Pengertian Auditing ... 11

2.1.1.2 Tujuan Auditing ... 12

2.1.1.3 Proses Audit ... 14

2.1.1.4 Jenis-jenis Audit ... 15

(7)

2.1.2 Persepsi ... 20

2.1.2.1 Pengertian Persepsi ... 20

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 21

2.1.2.3 Proses Terjadinya Persepsi ... 23

2.1.3 Audit Fee ... 24

2.1.3.1 Pengertian Audit Fee ... 24

2.1.3.2 Penentuan Audit Fee ... 26

2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Fee ... 29

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 33

2.2 Kerangka Pemikiran ... 35

2.3 Hipotesis ... 39

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 40

3.2 Metode Penelitian... 40

3.2.1 Desain Penelitian ... 40

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 41

3.2.2.1 Definisi Variabel ... 41

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 41

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

3.2.3.1 Populasi Penelitian ... 43

3.2.3.2 Sampel Penelitian ... 45

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

(8)

3.2.5.3 Partial Least Square (PLS) ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... 51

4.1.1.1 Profil Singkat Kantor Akuntan Publik ... 51

4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 60

4.1.1.3 Jasa yang Diberikan oleh Kantor Akuntan Publik ... 63

4.1.1.4 Karakteristik Responden ... 65

4.1.2 Uji Validitas Instrumen ... 72

4.1.3 Uji Reliabilitas Instrumen ... 74

4.1.4 Analisis dan Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 75

4.1.4.1 Model Pengukuran Dimensi Client Attributes (CA) ... 78

4.1.4.2 Model Pengukuran Dimensi Auditor Attributes (AA) ... 79

4.1.4.3 Model Pengukuran Engagement Attributes (EA) ... 81

4.1.4.4 Model Pengukuran Variabel Audit Fee ... 82

4.2 Pembahasan ... 83

4.2.1 Client Attibutes ... 83

4.2.2 Auditor Attributes ... 85

4.2.3 Engagement Attributes ... 87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 89

5.2 Saran ... 90

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 33

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 41

Tabel 3.2 Daftar Kantor Akuntan Publik di Bandung ... 44

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 45

Tabel 4.1 Daftar Kantor Akuntan Publik ... 52

Tabel 4.2 Data Pendistribusian Kuesioner ... 53

Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia ... 66

Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 69

Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja ... 71

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas ... 73

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 75

Tabel 4.9 Tabel Bobot Faktor Dimensi Client Attributes ... 78

Tabel 4.10 Tabel Bobot Faktor Dimensi Auditor Attributes ... 80

Tabel 4.11 Tabel Bobot Faktor Dimensi Engagement Attributes ... 81

Tabel 4.12 Tabel Bobot Faktor Variabel Audit Fee ... 82

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 23

Gambar 2.2 Proses Terjadinya Persepsi ... 24

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 38

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 60

Gambar 4.2 Diagram Kelompok Responden Berdasarkan Usia ... 67

Gambar 4.3 Diagram Kelompok Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Gambar 4.4 Diagram Kelompok Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terkahir ... 70

Gambar 4.5 Diagram Kelompok Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja ... 71

Gambar 4.6 Loading Factor Audit Fee ... 76

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SK Sidang

Lampiran 2. Surat penelitian

Lampiran 3. Kuesioner

Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian

Lampiran 5. Output SPSS Uji Validitas

Lampiran 6. Output SPSS Uji Reliabilitas

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perkembangan perusahaan go public di Indonesia mengalami kemajuan

yang sangat pesat. Perkembangan ini menuntut setiap perusahaan untuk terus

mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis. Setiap perusahaan harus selalu

melakukan suatu perbaikan dalam kegiatan operasi perusahaan. Hasil operasi

suatu perusahaan selama satu periode tertentu tercermin dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan suatu perusahaan harus dievaluasi dengan cara dilakukannya

pemeriksaan (audit) terhadap laporan keuangan perusahaan, yang tujuannya

adalah untuk menilai apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan secara

benar dan wajar. Disinilah peran audit dibutuhkan sebagai suatu jasa profesi yang

dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor.

Auditing sendiri merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh

dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian

antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan,

serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing

harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Siti Kurnia Rahayu

dan Suhayati, 2009 : 1).

Profesi auditor merupakan suatu profesi yang menjadi kepercayaan

masyarakat. Dalam menunjang profesionalismenya, auditor melaksanakan tugas

(13)

2

oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yaitu standar umum, standar

pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Auditor melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya dalam mengaudit laporan keuangan dituntut untuk memiliki

kompetensi yang memadai, sehingga ia mampu melaksanakan proses audit sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan, yang kemudian sebagai balasan atas

jasanya akan mendapatkan fee atau imbalan yang sesuai atas jasa profesional yang

telah ia berikan kepada klien.

Audit Fee sendiri diartikan sebagai besarnya imbal jasa yang diterima

oleh auditor akan pelaksanaan jasa audit. Imbalan jasa dihubungkan dengan

banyaknya waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, nilai jasa yang

diberikan bagi klien atau bagi kantor akuntan publik yang bersangkutan (Al

Shammari et al, 2008). Selain itu, Iskak dalam Michell Suharli (2008) mengatakan

bahwa audit fee adalah honorarium yang dibebankan oleh akuntan publik kepada

perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap

laporan keuangan.

Pada tanggal 2 Juli 2008 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

menerbitkan Surat Keputusan No. KEP. 024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan

Penentuan Audit Fee. Dalam surat keputusan tersebut dijelaskan bahwa panduan

ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik

Indonesia yang menjalankan praktek sebagai akuntan publik dalam menetapkan

(14)

3

Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam menetapkan suatu imbalan jasa

yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang

pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional

akuntan publik yang berlaku. Imbalan jasa yang terlalu rendah atau secara

signifikan jauh lebih rendah dari yang dikenakan auditor atau akuntan lain, akan

menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi anggota dalam

menerapkan standar teknis dan standar profesional yang berlaku.

Audit Fee sendiri di Indonesia masih menjadi perbincangan yang cukup

panjang sampai saat ini, mengingat belum adanya peraturan yang menetapkan

standar minimal audit fee yang akan diterima oleh auditor setelah melakukan

tugasnya. Seperti halnya yang disebutkan dalam jurnal Michell Suharli (2008),

yang mengatakan bahwa penetapan audit fee selama ini masih dilakukan secara

subjektif, yang artinya ditentukan oleh salah satu pihak atau atas dasar kekuatan

tawar-menawar antara akuntan publik dan klien dalam situasi persaingan akuntan

publik. Hal ini memungkinkan penetapan fee yang terlalu rendah atau terlalu

tinggi atas jasa yang diberikan, bergantung kepada kekuatan tawar-menawar

tersebut.

Selain masih terjadi tawar-menawar harga, besarnya audit fee di

Indonesia juga tidak tercantum secara transparan atau terperinci di dalam catatan

atas laporan keuangan perusahaan. Audit fee masuk kedalam pos beban umum dan

administrasi dan ditulis dengan nama akun jasa professional. Terbukti dengan data

yang penulis peroleh dari laporan keuangan 432 perusahaan yang terdaftar di

(15)

4

biaya audit secara terpisah dari akun jasa profesional yang terdapat dalam catatan

atas laporan keuangan perusahaan. Dari hal ini, terlihat fenomena belum adanya

transparansi mengenai besaran audit fee di Indonesia, karena pada dasarnya di

Indonesia memang belum ada ketentuan yang mengharuskan kantor akuntan

publik yang mempublikasikan besarnya fee audit yang diterima sebagaimana

praktek yang sudah berlangsung di negara-negara maju (Basioudis dan Fifi,

2004).

Penelitian sebelumnya mengenai audit fee telah dilakukan oleh David

Hay (2006), University of Auckland Business School dalam jurnal “The Accumulated Weight of Evidence in Audit Fee Research”, menyebutkan bahwa

faktor penentu audit fee dapat dilihat dari 3 (tiga) ciri. David Hay (2006)

mengatakan ketiga ciri tersebut adalah ciri klien (client attributes), ciri auditor

(auditor attributes), dan ciri penugasan (engagement attributes).

Menurut David Hay (2006),ciri klien (client attributes) merupakan salah

satu penentu besarnya audit fee yang berkenaan dengan klien. Klien merupakan

orang yang memperoleh layanan atau manfaat atas jasa professional yang

diberikan oleh auditor. Ciri klien ini meliputi ukuran perusahaan klien (size),

kompleksitas operasi klien (complexity), resiko bawaan (inherent risk),

profitabilitas (profitability), perputaran utang (leverage and liquidity), dan jenis

industri yang dimiliki oleh klien.

(16)

5

perusahaan, dan resiko inhenren atau bawaan. Dimana ketika ukuran perusahaan

semakin besar, kegiatan operasi perusahaan akan semakin kompleks serta resiko

inheren seperti salah saji dalam laporan keuangan bisa saja dapat terjadi sehingga

semakin banyak bukti yang harus dikumpulkan, yang menyebabkan auditor harus

lebih ketat dalam melakukan pengujian audit dan membutuhkan biaya yang cukup

tinggi.

Selain itu, profitabiltas perusahaan klien juga menjadi salah satu

faktornya. Menurut Toto Prihadi (2010 : 138) Profitabiltas adalah kemampuan

menghasilkan laba. Perusahaan dengan profit yang tinggi cenderung akan

membayar biaya audit yang tinggi karena keuntungan yang tinggi akan membuat

auditor melakukan pengujian yang ketat. Selain profitabilitas, yang harus

diperhatikan adalah tingkat ukuran utang perusahaan. Perusahaan yang memiliki

utang banyak beresiko lebih besar untuk terjerumus dalam kesulitan keuangan,

sehingga auditor memerlukan kehati-hatian dalam pengujian audit yang akan

membutuhkan biaya tinggi.

Ciri yang kedua yaitu ciri auditor (auditor attributes) merupakan faktor

penentu besarnya audit fee yang berkenaan dengan auditor yang dilihat dari

spesialisasi (specialization), waktu yang diperlukan untuk mengaudit (tenure), dan

lokasi tempat mengaudit (location). Hay (2006) mengatakan bahwa jika lokasi

atau jarak tempuh antara KAP dengan perusahaan klien berjarak sangat jauh maka

akan membuat biaya audit semakin besar, karena dibutuhkan sarana dan prasarana

dalam penugasan tersebut. Selain itu jika perusahaan klien yang diaudit memiliki

(17)

6

tinggi untuk mengaudit. Begitu juga jika auditor memiliki spesialisasi dalam

mengaudit dalam industri tertentu, maka fee yang dibayarkan akan lebih tinggi

mengingat adanya tambahan pengetahuan atau keahlian khusus yang auditor

miliki. Dalam melaksanakan audit, auditor juga tidak terlepas dari audit tenure

yaitu lamanya seorang auditor melaksanakan suatu audit di perusahaan klien.

Semakin lama seorang auditor mengaudit di tempat klien yang sama, maka akan

semakin paham mengenai lingkungan bisnis klien tersebut.

Ciri yang ketiga adalah ciri penugasan (engagement attributes)

merupakan faktor penentu besarnya audit fee yang berkenaan dengan penugasan

audit yang meliputi masalah audit (audit problems), jarak waktu antara tanggal

neraca dan tanggal laporan audit (lag), busy season, dan jumlah laporan yang

dibuat (number of reports). Penugasan seorang auditor yaitu untuk memecahkan

permasalahan audit yang ada dalam perusahaan yang kemudian auditor akan

mengungkapkan dan memberikan opini audit terhadap hasil auditannya. Dalam

melaksanakan tugasnya auditor membutuhkan waktu dalam penyampaian laporan

auditan. Laporan auditan yang harus dibuat auditor menentukan berapa luasnya

penugasan audit dalam keadaan tertentu dan seberapa banyak jumlah laporan yang

harus dibuat. Semua hal ini tidak terlepas dari fee yang diberikan oleh klien.

David Hay (2006) juga mengatakan ketika penugasan audit terjadi dalam musim

sibuk (seperti perusahaan dengan tanggal neraca 31 Desember), maka auditor

yang menerima penugasan akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi karena

(18)

7

Peneliti lain yang mencoba melakukan penelitian yang sama mengenai

audit fee, seperti Joshi dan Al-Bastaki (2000), melakukan penelitian di Bahrain

yang mana audit fee untuk klien kantor akuntan publik masih belum terpublikasi

seperti halnya di negara-negara maju. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan, risiko, profitabilitas, dan kompleksitas operasi klien

merupakan faktor-faktor yang menentukan besarnya audit fee. Wei Zhang dan

Myrteza (1996), melakukan penelitian mengenai determinan audit fee di

Australia. Sebanyak 243 sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Australia dijadikan sampel dalam penelian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menguji variabel yang digunakan oleh Simunic (1980), yaitu faktor ukuran

perusahaan, kompleksitas audit, waktu audit, kualitas audit dan risiko audit dapat

mempengaruhi besarnya audit fee. Hasil penelitiannya secara individu ukuran

perusahaan adalah faktor yang paling menentukan besarnya audit fee.

Al-Shammari et al. (2008) melakukan penelitian yang sama yaitu dengan

menguji faktor-faktor penentu biaya audit di Kuwait. Hasil penelitiannya juga

menunjukkan bahwa ada kesamaan faktor-faktor penentu biaya audit di Kuwait

dan negara-negara lain yang sebelumnya diteliti. Lebih lanjut penelitian ini

menjelaskan bahwa ukuran perusahaan dan kompleksitas klien merupakan faktor

penentu audit fee yang paling penting. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh

Michell Suharli (2008) yang menyebutkan rasio konsentrasi auditor, ukuran KAP,

ukuran auditee perusahaan, dan jumlah anak perusahaan sebagai faktor yang

menentukan besarnya fee audit. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat

(19)

8

perusahaan, sedangkan dua variabel lainnya hasilnya tidak signifikan yaitu ukuran

Kantor Akuntan Publik (KAP) dan jumlah anak perusahaan.

Dengan melihat penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa

peneliti sebelumnya, penulis merasa perlu untuk meneliti kembali mengenai audit

fee. Penulis akan meneliti faktor penentu audit fee berdasarkan ketiga ciri yang

dikatakan oleh David Hay (2006) namun dilihat dari persepsi seorang auditor,

yang akan menetukan ranking dari faktor-faktor penentu besarnya audit fee. Hal

ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang hanya menguji seberapa

berpengaruh faktor-faktor tersebut dan mempunyai hasil yang signifikan sebagai

penentu besarnya audit fee. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Bandung,

dengan judul :

“Analisis Persepsi Auditor Mengenai Faktor Penentu Audit Fee Berdasarkan

Client Attributes, Auditor Attributes, dan Engagement Attributes.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

pokok-pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penting dalam

menentukan audit fee berdasarkan perspektif client attributes ?

(20)

9

3. Bagaimana persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penting dalam

menentukan audit fee berdasarkan perspektif engagement attributes?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi

yang relevan bagi penulisan penelitian sebagai salah satu syarat dalam menempuh

gelar Sarjana Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Jurusan

Akuntansi, di Universitas Pendidikan Indonesia.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penentu

audit fee dari yang paling penting sampai yang tidak begitu penting

berdasarkan persfektif client attributes

2. Untuk mengetahui persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penentu

audit fee dari yang paling penting sampai yang tidak begitu penting

berdasarkan persfektif auditor attributes

3. Untuk mengetahui persepsi auditor mengenai urutan faktor-faktor penentu

audit fee dari yang paling penting sampai yang tidak begitu penting dalam

(21)

10

1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Dalam kegunaan teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan mengenai faktor-faktor penting dalam menentukan audit fee. Mengingat

masih belum banyak penelitian mengenai hal tersebut khususnya di Indonesia,

maka diharapkan penelitian ini mampu memberikan referensi terhadap penelitian

selanjutnya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Dalam kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi manajemen perusahaan dalam memahami audit fee, sehingga

manajemen dapat membayar audit fee secara rasional dan tidak merugikan

auditor. Hasil penelitian ini juga diharapkan dijadikan acuan oleh auditor ketika

menerima penugasan audit, sehingga auditor dapat menetapkan fee secara

profesional dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan

(22)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penentu audit

fee. Faktor-faktor penentu yang diteliti adalah faktor yang berkenaan dengan

client attributes, auditor attributes, dan engagement attributes. Penelitian ini

dilakukan pada 11 Kantor Akuntan Publik di daerah Bandung.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249), pengertian

desain penelitian adalah sebagai berikut :

“Desain Penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang

menyatakan metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti

dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan

dengan survei melalui memberikan kuesioner kepada Supervisor/Partner di 11

Kantor Akuntan Publik Bandung. Berdasarkan metode ini, aspek-aspek yang

berkaitan diteliti secara seksama, sehingga diperoleh data yang mendukung

masalah ini. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dan kemudian ditarik

kesimpulan dari masalah yang diteliti.

(23)

41

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

3.2.2.1 Definisi Variabel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:10) variabel adalah hal-hal yang

menjadi objek penelitian dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan

variasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Variabel penelitian pada dasarnya suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012 : 59).

Disamping berfungsi sebagai pembeda, variabel-variabel juga berkaitan dan

saling mempengaruhi satu sama lain. Variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah audit fee.

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel

Untuk memahami penggunaan variabel dan menentukan data apa yang

akan diperlukan untuk memudahkan dalam pengukurannya, maka variabel

tersebut didefinisikan secara operasional ke dalam penjabaran konsep sebagai

berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala No. Item

(24)
(25)

43

 Waktu penyampaian laporan audit (Audit Report Lag)

 Musim Sibuk auditor (Busy season)

 Jumlah laporan yang

dibutuhkan (Number of reports)

12

13

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisa yang ciri-cirinya akan

diteliti. Populasi menurut Sugiyono (2012 : 115) yaitu: “wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

(26)

44

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kantor Akuntan Publik yang

ada di daerah Bandung dan responden dalam penelitian ini adalah

Supervisor/Partner Kantor Akuntan Publik. Alasan diambilnya Supervisor/Partner

adalah karena memiliki kemampuan dan pengalaman yang kompeten sebagai

seorang auditor, baik dari sudut pandang pengetahuan maupun praktek, sehingga

dapat memberikan pendapat yang lebih objektif. Adapun tabel populasi penelitian

berdasarkan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Direktory KAP dan

AP tahun 2012, terdaftar 28 KAP di Kota Bandung yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2

Daftar Kantor Akuntan Publik di Bandung

No Nama KAP No.KM Izin KAP

1 KAP. AF. Rachman & Soetjipto WS KEP-216/KM.6/2002

2 KAP. Drs. Atang Djaelani KEP-047/KM.1/2000

3 KAP. Drs. Bambang Budi Tresno KEP-1192/KM.17/1998

4 KAP. Drs Dadi Muchidin KEP-056/KM.17/1999

5 KAP. Djoemarma, Wahyudin & Rekan KEP-350/KM.17/2000 6 KAP. Ekamasni, Bustaman & Rekan KEP-021/KM.5/2005

7 KAP. Drs. Gunawan Sudrajat KEP-588/KM.17/1998

8 KAP. H.E.R Suhardjadinata, Dr, Ak, MM KEP-038/KM.6/2004

9 KAP. Heliantono & Rekan KEP-147/KM.5/2006

10 KAP. Drs. Jajat Marjat 13/KM.1/2011

11 KAP. JojoSunarjo, Ruchiat, & Arifin KEP-362/KM.5/2005 12 KAP. Drs. Joseph Munthe, Ms. Ak KEP-197/KM.17/1999

13 KAP. Karel, Widyarta KEP-269/KM.17/1999

14 KAP. Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih KEP-1032/KM.17/1998

15 KAP. La Midjan & Rekan KEP-1103/KM.17/1998

16 KAP. Moch Zainuddin & Sukmadi 918/KM.1/2010 17 KAP. DR. Moh Mansur SE. MM. Ak 1338/KM.1/2009

18 KAP. Peddy HF. Dasuki 472/KM.1/2008

19 KAP. Drs. R. Hidayat Effendy KEp-237/KM.17/1999 20 KAP. Roebiandini & Rekan 684/KM.1/2008

(27)

45

22 KAP. Sabar, CPA 842/KM.1/2011

23 KAP. Drs. Sahat P. Situmorang KEP-279/KM.6/2002 24 KAP. Sanusi, Supardi & Soegiharto KEP-949/KM.17/1998 25 KAP. Sugiono Paulus, SE., Ak., MBA KEP-077/KM.17/2000 26 KAP. Tb. Hasanuddin & Rekan KEP-353/KM.6/2003 27 KAP. Wisnu B. Soewito & Rekan 1273/KM.1/2011

28 KAP. Dra. Yati Ruhiyati KEP-605/KM.17/1998

Sumber : IAPI (2012)

3.2.3.2 Sampel Penelitian

Untuk memudahkan penelitian, maka perlu ditetapkan sampel yang

merupakan sebagian dari jumlah populasi dengan memperhatikan keabsahan dari

sampel yang diambil. Sugiyono (2012 : 116) mengatakan sebuah sampel adalah

sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Purposive.

Menurut Sugiyono (2012 : 122), ”Sampling purposive adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu”. Adapun Kantor Akuntan Publik yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu dicantumkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

No. Nama Kantor Akuntan Publik No.KM Izin KAP

1 AF. Rachman & Soetjipto KEP-216/KM.6/2002

2 Bambang Budi Tresno KEP-1192/KM.17/1998

3 H.E.R Suhardjadinata KEP-038/KM.6/2004 4 Koesbandijah, Beddy Samsi &

Setiasih (KBS)

(28)

46

8 Roebiandini & Rekan 684/KM.1/2008 9 Ronald Haryanto, Drs. KEP-051/KM.17/1999 10 Tb. Hasanuddin & Rekan KEP-353/KM.6/2003

11 Wisnu B. Soewito 1273/KM.1/2011

Sumber : Data IAPI yang diolah, 2012

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survei. Metode ini digunakan

untuk mengumpulkan data-data primer yang diperlukan mengenai masalah yang

diteliti dengan cara memberikan kuesioner kepada auditor di Kantor Akuntan

Publik mengenai faktor penentu audit fee.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan mengenai variabel penentu

audit fee adalah kuesioner. Dari kuesioner tersebut didapat data berupa data

berskala ordinal. Skala ordinal mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu

urutan.

3.2.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah kegiatan mengelompokkan data, mentabulasi

data. Dan menyajikan data berdasarkan variabel yang diteliti serta melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk

(29)

47

3.2.5.1Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2012 : 172) valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengujian validitas tiap butir pernyataan kuesioner menggunakan

koefisien korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman digunakan mencari

hubungan atau untuk menguji signifikasi hipotesis asosiatif bila masing-masing

variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel

tidak harus sama (Sugiyono, 2012 : 356). Rumus untuk menghitung koefisien

korelasi Rank Spearmen adalah :

ρ = 1

-

Dimana ρ : koefisien korelasi Rank Spearmen

bi : selisih tiap rank

n : banyaknya pasangan data

3.2.5.2Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono, 2012 : 173).

J i k a a l a t u k u r d i n y a t a k a n v a l i d ,

m a k a b e r i k u t n y a a l a t u k u r t e r s e b u t

(30)

48

k o n s i s t e n s i s u a t u a l a t p e n g u k u r d i

d a l a m m e n g u k u r g e j a l a y a n g s a m a .

S e t i a p a l a t p e n g u k u r s e h a r u s n y a

m e m i l i k i k e m a m p u a n u n t u k

m e m b e r i k a n h a s i l p e n g u k u r a n y a n g

k o n s i s t e n ( H u s e i n U m a r , 2 0 0 3 : 8 0 ) .

D a l a m p e n e l i t i a n i n i p e n u l i s

m e n g g u n a k a n t e k n i k d a r i C r o n B a c h

d a l a m m e n g u j i r e l i a b i l i t a s i n s t r u m e n .

T e k n i k d a r i C r o n b a c h d i g u n a k a n u n t u k

m e n c a r i r e l i a b i l i t a s i n s t r u m e n y a n g

s k o r n y a b u k a n 0 - 1 , t e t a p i m e r u p a k a n

r e n t a n g a n a n t a r a b e b e r a p a n i l a i ,

m i s a l n y a 0 - 1 0 a t a u 0 - 1 0 0 , a t a u b e n t u k

s k a l a 1 - 3 , 1 - 5 , a t a u 1 - 7 , d a n s e t e r u s n y a

d a p a t m e n g g u n a k a n k o e f i s i e n a l p h a (α )

d a r i C r o n b a c h . R u m u s n y a a d a l a h

s e b a g a i b e r i k u t :

[ ] [ ]

dimana :

(31)

49

k = b a n y a k n y a b u t i r

p e r t a n y a a n

σt2 = v a r i a n t o t a l

= j u m l a h v a r i a n b u t i r

Jumlah varian butir dicari terlebih dahulu dengan cara mencari

nilai varian setiap butir, kemudian dijumlahkan. Rumus varian yang

digunakan adalah sebagai berikut :

=

dimana,

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir

pertanyaan)

3.2.5.3Partial Least Square (PLS)

Menurut Imam Ghazali (2011 : 18) Partial Least Square (PLS)

merupakan factor indeterminacy metode analisis yang powerful oleh karena tidak

mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel

kecil. Tujuan Partial Least Square (PLS) adalah membantu peneliti untuk

mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi. Dalam penelitian ini yang

(32)

50

Dimana : AVE = average variance extracted

2 = composite reliability

Var( i) = 1 - λ i2

Sedangkan rumus untuk mencari composite reliability adalah sebagai berikut :

Dimana : ρ c = composite reliability λ i2 = component loading Var( i) = 1 - λ i2

Data-data yang didapat dari hasil tabulasi akan dimasukkan sesuai rumus

diatas dengan menggunakan smartPLS versi 2.0 M3 yang akan menghasilkan :

1. nilai loading factor dari setiap indikator yang kemudian hasilnya akan di

analisis untuk mendapatkan suatu faktor yang dominan yang akan

diurutkan dari yang paling dominan sampai tidak dominan dari ketiga

dimensi variabel audit fee.

2. metode bootstrapping yaitu dengan menguji reliabilitas dari konstruk

indikator yang diteliti, dimana indikator yang memiliki nilai loading

factor < 0,5 akan di drop dari model, sedangkan composite reliability

yang dianggap memuaskan adalah > 0,7.

(33)

51

3. Dalam metode ini akan dihasilkan nilai thitung, dimana akan dikatakan

bahwa indikator yang digunakan mampu merefleksikan variabel audit fee

(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan analisis persepsi auditor mengenai faktor penentu fee

audit berdasarkan Client Attributes, Auditor Attributes, dan Engagement

Attributes pada 11 Kantor Akuntan Publik di Bandung, maka dapat ditarik

kesimpulan :

1. Client attributes merupakan dimensi yang dominan dalam menentukan audit

fee. Client attributes yang terdiri dari enam indikator dapat diurutkan dari

hasil yang dominan sampai yang tidak dominan sebagai faktor penentu audit

fee adalah size, kompleksitas, profitabilitas, resiko bawaan, industri, dan

leverage liqudity.

2. Auditor attributes yang terdiri dari tiga indikator dapat diurutkan dari hasil

yang sangat penting sampai yang tidak begitu penting sebagai faktor penentu

audit fee adalah yaitu audit tenure, lokasi, dan spesialisasi auditor.

3. Engagement attributes yang terdiri dari empat indikator dapat diurutkan dari

hasil yang sangat penting sampai tidak begitu penting sebagai faktor penentu

audit fee adalah audit report lag, musim sibuk, permasalahan audit (audit

(35)

90

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

mengajukan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya guna menyempurnakan

beberapa kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, diantaranya adalah :

1. Kantor Akuntan Publik dalam menetapkan fee audit harus tetap berpedoman

pada ketentuan yang telah diatur oleh IAPI.

2. Perusahaan perlu mempublikasikan tarif fee audit kedalam laporan

keuangan sebagai salah satu bentuk transparansi.

3. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya memperluas lingkup penelitian

dengan memperbanyak jumlah sampel yang akan diteliti, menambah

faktor-faktor lain yang dapat dijadikan sebagai faktor-faktor penentu fee audit di

Indonesia, mengambil objek penelitian selain kota Bandung atau Indonesia,

responden lebih beragam dan karakteristik responden lebih dikhususkan

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.

Al Shammari, et al. (2008). “Determinants of Audit Fees in Kuwait”. Journal Academy Business Economics. Vol 8.

Arens, Alvin A, and James K. Loebbecke. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Edisi 12 Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Arens, Alvin A, and James K. Loebbecke. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Edisi 12 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Arens, Alvin & James. (2006) .Auditing Edisi Indonesia,Alih bahasa oleh Amir. Abadi Yusuf. Jakarta: Salemba Empat.

Atkinson, Rita L. (2002). Pengantar Psikologi Edisi 11 Jilid I. Batam : Interaksa.

B. Santoso, Purbayu & Azhari. (2005). Analisis Statistik Dengan Ms. Excel & SPSS. Yogyakarta : Andi.

Basioudis, et al. (2004). “The Market For Professional Services in Indonesia”. International Journal of Auditing. Vol 8. p. 153-164.

Bursa Efek Indonesia. (2011). Laporan Keuangan Perusahaan. Jakarta : Bursa Efek Indonesia.

Cameran. (2005). “Audit Fess and the Large Auditor Premium in the Italian Market”. International Journal of Auditing. Vol.9.p. 129-146.

David Hay. (2006). “The Accumulated Weight of Evidence in Audit Fee Research”. sumber internet.

(37)

92

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntandi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati. (2009). Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Bandung : Graha Ilmu.

Rakhmat, Jalaluddin. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Riduwan. (2007). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung : CV. Alfabeta.

Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. (2009). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Robbins, Stephen P.(2007). Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Prentice Hall.

Robbins, Stephen P.(2011). Perilaku Organisasi Buku 2 Edisi Kedua Belas. Jakarta : Salemba Empat.

Sawir, Agnes. (2008). Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sofia, Khalida. 2011. Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Auditor. Publikasi Jurusan Pendidikan Akuntansi FPEB UPI: Bandung: tidak diterbitkan.

Sudjana. (2004). Statistika Edisi Kelima Jilid I. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suharli, Michell , et al. (2008). “Konsentrasi Auditor dan Penetapan Fee Audit : Investigasi Pada BUMN”. JAAI. Vol. 12 No. 2. p. 132-150.

Thoha, Miftah. (1998). Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Tuanakotta, Theodorus M. (2011). Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta : Salemba Empat.

(38)

93

P.L Joshi and Hasan Al-Bastaki. (2000). “Determinants of Audit Fees : Evidence From the Companies Listed in Bahrain”. International Journal of Auditing. Vol 4.p. 129-138.

Ming –Wei Zhang and Steven Myrteza. (1996). “The Determinants of Audit Fees : Australian Perspective”. Asian Review Accounting. Vol 4.p. 81-97.

Gambar

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ................................
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Daftar Kantor Akuntan Publik di Bandung
Tabel 3.3 Sampel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Tahap pertama ini bertujuan untuk menentukan materi-materi mana yang dicantumkan dalam modul matematika. Penentuan materi dilakukan dengan cara melihat inti materi yang

We certify that the above-mentioned Company has delivered a copy of the above Notice to the Stock Exchange of Hong Kong Limited and that an authorized officer of that company

Hasil dari penelitian ini adalah sistem informasi penyelesaian tugas akhir untuk dapat memberikan solusi atas masalah yang terjadi pada kegiatan penyelesaian tugas

Selain itu, senyawa-senyawa yang diduga memiliki efek sedasi pada tanaman tersebut seperti flavonoid, terpenoid, dan senyawa fenolik juga terkandung dalam daun

Non-constant values should not be assigned at this point (and can't be in PHP 4); the variables should be initialized in a constructor (but don't worry about constructors just

Dalam selang waktu yang sama, besarnya nilai tegangan yang dihasilkan piezoelektrik sebanding dengan besarnya frekuensi ketukan mekanik yang diberiakan pada

Terkadang IS tidak merespon orang yang ada di dekatnya, sehingga dari hal tersebut terkadang pihak keluarga masih dapat masuk di dalam tempat kurungan IS untuk