• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMAN 11 GARUT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMAN 11 GARUT."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMAN 11 GARUT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

NENENG MIDA N NIM 0808404

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2012

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE

TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMAN 11 GARUT

SKRIPSI

Oleh :

Neneng Mida Nurhayati NIM. 0808404

Telah Disetujui Oleh:

PEMBIMBING I

Drs. H. Yayat Supriyatna, MM NIP. 19640206 198803 6 001

PEMBIMBING II

Asep Kurniawan, S.Pd, M.Pd NIP. 19770319 200112 1 001

Mengetahui

Ketua Prodi,

(3)

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM

MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMAN 11 GARUT

Neneng Mida Nurhayati

Pembimbing I : Drs. Yayat Supriyatna, MM Pembimbing II : Asep Kurniawan, S.Pd, M.Pd

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di SMA N 11 Garut. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas XII IPS pada mata pelajaran akuntansi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara kelas yang menerapkan model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray dengan kelas kontrol dalam mata pelajaran akuntansi di SMAN 11 Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen dengan bentuk desain penelitian

Nonequivalent Group Design. Populasi pada penelitian ini adalah semua kelas XII IPS

SMA N 11 Garut, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh, artinya seluruh siswa kelas XII IPS dijadikan sebagai sampel penelitian. Kelas XII IPS 1 dijadikan sebagai kelas eksperimen dan XII IPS 2 dijadikan sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data untuk prestasi belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes dalam bentuk soal uraian yang diberikan sebanyak dua kali yaitu pretest dan

posttest. Teknik pengolahan data menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan

pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda rata-rata (uji t).

Berdasarkan hasil pengolahan data pada eksperimen ke-1 diperoleh nilai thitung = 2,137 > ttabel = 1,999 dan pada pengujian hipotesis eksperimen ke-2 diperoleh thitung = 2,203 > ttabel = 1,999. Kedua hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas yang menerapkan model Cooperative Learning Type Two

Stay Two Stray dengan kelas kontrol dalam mata pelajaran akuntansi di SMA N 11

Garut.

(4)

THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION COOPERATIVE LEARNING TYPE TWO STAY TWO STRAY TOWARD STUDENT ACHIEVEMENT IN SUBJECT

OF ACCOUNTING AT SMAN 11 GARUT

Neneng Mida Nurhayati

Supervisor I: Drs. Yayat Supriyatna, MM Supervisor II: Asep Kurniawan, S. Pd, M.Pd

ABSTRACT

The research was conducted at SMA N 11 Garut. Issues examined in this study is the lack student achievement of XII IPS in matter of accounting subject. The purpose of this study was to determine the differences in achievement between classes that implement cooperative learning model of type two stay two stray with grade control accounting subject in SMA N 11 Garut. The method used in this research is a Quasi-Experimental research in form of Nonequivalent Group Design. The population in this study were all XII IPS class at SMA N 11 Garut, saturated sample was used in this research, it means all student of class XII IPS used as a sample. Class XII IPS 1 used as an experimental class and XII IPS 2 used as a control class.

Data collection technique for student achievement examined by giving an essay test, pretest and posttest. Data processing techniques using normality test, homogenety, and hypothesis test using uji beda rata-rata (uji t).

Based on results of experimnent-1 thitung = 2,137 > ttabel = 1,999 and hypothesis test of experiment-2 thitung = 2.203 > ttabel = 1.999. Results show that there are differences in achievement between classes that implement of Cooperative Learning Type Two Two Stray Stay model with grade control accounting subject at SMA N 11 Garut.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Penelitian ...1

1.2. Rumusan Masalah ...8

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ...8

1.4. Kegunaan Penelitian ...9

BAB II LANDASAN TEORI ...10

2.1 Model Pembelajaran ...10

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran ...10

2.1.2 Fungsi Model Pembelajaran ...11

2.1.3 Pembelajaran Konvensional ...11

2.2 Model Pembelajaran Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray ...14

2.2.1 Pengertian Model Cooperative Learning ...14

2.2.2 Macam-Macam Model Cooperative Learning ...17

2.2.3 Tujuan Model Cooperative Learning ...19

2.2.4 Pengertian Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray ...20

2.2.5 Keunggulan dan Resiko Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray ...21

2.2.6 Langkah-Langkah Penerapan Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray ...22

2.3.5 Cara Pengukuran Prestasi Belajar ...32

2.3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...33

2.4 Karakteristik Pembelajaran Akuntansi ...36

2.4.1 Pengertian Akuntansi ...36

2.4.2 Siklus Akuntansi ...37

2.4.3 Ruang Lingkup Akuntansi di SMA ...38

2.4.4 Jurnal Khusus ...38

(6)

2.5 Aplikasi Model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray

Terhadap Mata Pelajaran Akuntansi ...41

2.6 Kerangka Pemikiran ...42

2.7 Hipotesis Penelitian ...47

BAB III METODE PENELITIAN ...48

3.1. Desain Penelitian ...48

3.2. Operasionalisasi Variabel ...49

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...50

3.4. Teknik Pengumpulan Data ...51

3.5. Prosedur Penelitian ...51

3.6. Teknik Analisis Data dan Pengujian Instrumen ...56

3.6.1. Teknik Pengujian Instrumen ...56

3.6.1.1. Validitas Butir Soal ...56

3.6.1.2. Reliabilitas Tes ...56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...64

4.1 Profil SMA Negeri 11 Garut ...64

4.1.1 Identitas Sekolah ...64

4.1.2 Sejarah Singkat SMA Negeri 11 Garut ...64

4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan ...68

4.1.4 Logo Sekolah...70

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...72

4.2.1 Analisis Data Instrumen Penelitian ...72

4.2.1.1 Uji Validitas...73

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ...73

4.2.1.3 Indeks Kesukaran ...74

4.2.1.4 Daya Pembeda ...75

4.3 Hasil Penelitian ...76

4.4 Pengolahan Data Hasil Penelitian ...81

4.4.1 Uji Normalitas Data Pretest ...81

4.4.2 Uji Normalitas Data Posttest ...83

4.4.3 Uji Homogenitas ...85

4.4.4 Uji Gain ...85

4.4.5 Pengujian Hipotesis ...87

4.4.5.1 Pengujian Hipotesis Eksperimen Ke-1 ...87

4.4.5.2 Pengujian Hipotesis Eksperimen Ke-2 ...88

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...93

5.1 Kesimpulan ...93

5.2 Saran ...93

DAFTAR PUSTAKA ...95 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian... 3

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 48

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 50

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 73

Tabel 4.2 Hasil Uji Indeks Kesukaran Instrumen Penelitian ... 74

Tabel 4.3 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Penelitian ... 75

Tabel 4.4 Klasifikasi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-1 ... 76

Tabel 4.5 Klasifikasi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-2 ... 77

Tabel 4.6 Klasifikasi Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-1 ... 79

Tabel 4.7 Klasifikasi Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-2 ... 80

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ... 81

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ... 82

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ... 83

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ... 84

Tabel 4.12 Uji Normalitas Pretest dan Posttest ... 84

Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Tes Awal ... 85

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Teori Tiga Komponen Utama Proses Belajar Mengajar ... 5

Gambar 2.1 Struktur Two Stay Two Stray... 23

Gambar 2.2 Skematik Siklus Akuntansi ... 37

Gambar 2.3 Skematik Kerangka Berfikir ... 46

Gambar 4.1 Logo Sekolah ... 70

Gambar 4.2 Klasifikasi nilai Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-1 ... 77

Gambar 4.3 Klasifikasi nilai Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-2 ... 78

Gambar 4.4 Klasifikasi nilai Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Eksperimen Ke-1 ... 79

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah hal yang sangat penting, suatu bangsa akan maju apabila pendidikannya berkualitas sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Salah satu aspek yang membantu dalam menghasilkan sumber daya yang berkualitas adalah dengan adanya proses pendidikan yang terencana. Proses tersebut tidak semata-mata berusaha mencapai prestasi belajar, akan tetapi bagaimana memperoleh prestasi dari proses belajar yang dialami oleh peserta didik.

(11)

2

kompetensi yang akan dicapai yang nantinya berimbas pada peningkatan prestasi siswa.

Menurut hasil wawancara dengan beberapa siswa di SMAN 11 Garut pada tangga 3 September 2012, mereka mengemukakan bahwa mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang cukup sulit. Mata pelajaran ini bukan hanya hapalan tetapi memerlukan pemahaman mendalam dari siswa agar dapat memahaminya. Selain itu mata pelajaran akuntansi juga merupakan salah satu mata pelajaran vocational, yaitu mata pelajaran yang menuntut teori dan praktek dilakukan secara seimbang.

(12)

3

(Sumber : Diolah dari daftar nilai siswa kelas XII IPS 1 dan XII IPS 2 SMA N 11 Garut)

Dari data tersebut dapat terlihat bahwa prestasi belajar siswa kelas XII IPS pada mata pelajaran akuntansi di SMA N 11 Garut masih rendah. Prestasi tersebut dikatakan rendah karena nilai yang diperoleh beberapa siswa masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menganut sistem mastery

learning atau ketuntasan belajar, yang merupakan pencapaian taraf penguasaan

minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi atau unit bahan ajar secara perorangan. Jadi setiap siswa dikatakan sudah lulus atau mampu memahami pelajaran ketika nilainya melebihi KKM yang telah ditetapkan.

(13)

4

Rendahnnya prestasi belajar siswa dapat dikarenakan kurangnya ketertarikan siswa pada mata pelajaran akuntansi yang disebabkan proses pembelajaran hanya satu arah dari awal sampai akhir jam pelajaran. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Aunurrahman (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar diantaranya:

a. Faktor Internal : karakteristik siswa, sikap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menggali hasil belajar, rasa percaya diri, dan kebiasaan belajar.

b. Faktor Eksternal : Faktor guru, lingkungan sosial (termasuk teman sebaya), kurikulum sekolah, sarana dan prasarana.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka faktor yang akan dikembangkan adalah faktor guru. Guru adalah faktor penting yang berperan aktif dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa, oleh karena itu seorang guru harus memiliki kemampuan dalam menyampaikan materi secara menarik supaya siswa tertarik untuk belajar. “ Guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan sebagai anggota

kelompok”, Aunurrahman (2009:189). Penyampaian materi hanya satu arah menyebabkan kedudukan siswa hanya sebagai penerima materi (pasif). Sesuai pendapat Lie (2008:3)

Paradigma yang lama adalah guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Banyak guru dan dosen yang menganggap paradigma lama ini sebagai satu-satunya alternatif. Mereka mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa Duduk, Diam, Dengar, Catat, dan Hafal (3DCH).

Selain itu, Lie (2008:7) juga mengemukakan bahwa:

(14)

5

interaksi ini, siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai proses belajar.

Selain itu, Kemp (Wena, 2009: 189) juga mengemukakan „Perlu adanya kegiatan belajar mengajar sebagai pendorong peserta didik untuk aktif berpartisipasi, dengan aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan prestasi pembelajaran dan retensi siswa dapat meningkat dan kegiatan

pembelajaran lebih bermakna‟. Oleh karena itu diperlukan penerapan sebuah model pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan dengan pendapat Loree (Kurjono, 2010:56) yang menggambarkan proses belajar mengajar sebagai berikut:

Gambar 1.1

Teori Tiga Komponen Utama Proses Belajar Mengajar

“Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas” (Wuryanto, 2010). Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain rencana mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan perangkat pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Joyce (Wuryanto, 2010) “Earch model guides us

(15)

6

as we design instruction to help students achieve various objectis” . Artinya, setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Dengan penerapan model yang tepat, maka siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas. Ketepatan seorang guru dalam memilih model pembelajaran akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, untuk menciptakan interaksi pribadi antar siswa, dan interaksi antar guru dan siswa, maka suasana kelas perlu direncanakan sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lainnya. Guru perlu menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa bekerjasama secara gotong royong. Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas kerja sama antar siswa serta prestasi belajar siswa adalah metode cooperative learning. “ Cooperative Learning mengubah ruang kelas dari kumpulan individu menjadi suatu jejaring

kelompok”, Sharon(2012:viii). Metode cooperative learning dapat menyediakan lingkungan belajar yang kondusif untuk terjadinya interaksi belajar mengajar yang lebih efektif, sehingga siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya. Selanjutnya Stahl (Isjoni, 2011:12) menyatakan „cooperative learning dapat

meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong-menolong

dalam perilaku sosial‟.

Peneliti akan mencoba untuk menerapkan salah satu model Cooperative

Learning Type Two Stay Two Stray pada mata pelajaran akuntansi. Teknik two

stay two stray adalah salah satu teknik dalam metode diskusi yang berbasis

(16)

7

Kagan pada tahun 1992. Menurut Lie (2008:61) “teknik ini dapat digunakan

dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik”. Teknik

two stay two stray ini membentuk kelompok-kelompok kecil dan terdapat ciri

khas dalam pembentukan kelompoknya yaitu anggota-anggota kelompoknya bersifat heterogen (kemacamragaman). Walaupun menurut Gordon (Lie ,2002:41) Pada dasarnya manusia senang berkumpul dengan sepadan dan membuat jarak dengan yang berbeda. Namun pengelompokan dengan orang lain yang sepadan dan serupa ini bisa menghilangkan kesempatan anggota kelompoknya untuk memperluas wawasan dan memperkaya diri, karena dalam kelompok homogen tidak terdapat banyak perbedaan yang bisa mengasah proses berpikir, berorganisasi, berargumentasi dan berkembang.

Selain dituntut memahami materi untuk diri sendiri, siswa juga dituntut untuk dapat menjelaskan materi kepada temannya, oleh karena itu pemahaman siswa tersebut akan lebih mendalam. Sehingga model Cooperative Learning Type

Two Stay Two Stray cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran akuntansi yang

(17)

8

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMA N 11 Garut karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Garut . Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian pada mata pelajaran akuntansi

dengan judul “Pengaruh penerapan model Cooperative Learning Type Two Stay

Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntansi di

SMAN 11 Garut”.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah terletak pada waktu, objek serta materi yang digunakan. Penelitian terdahulu dilaksanakan oleh Arini Dinata tahun 2011 di SMK N 3 Bandung pada mata diklat akuntansi perusahaan dagang. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012 di SMA N 11 Garut pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal khusus dan ayat jurnal penyesuaian.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah Terdapat Perbedaan Prestasi Belajar Antara Kelas Yang Menerapkan Model Cooperative Learning

Type Two Stay Two Stray Dengan Kelas Kontrol Dalam Mata Pelajaran Akuntansi

di SMAN 11 Garut”.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

(18)

9

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah kontribusi terhadap proses belajar-mengajar dengan penerapan model cooperative learning type two stay two

stray dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi,

selain itu siswa juga belajar bekerjasama, bersosialisasi serta saling membantu sebagai upaya memahami materi yang diajarkan.

1.4.2. Manfaat Praktis

a) Bagi Guru

Dapat dijadikan inovasi dalam proses belajar, sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan model cooperative learing type two stay two stray dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam pengembangan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat memaksimalkan aktivitas kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

b)Bagi siswa

Penerapan model baru dapat membuat siswa lebih bersemangat dan antusias dalam proses belajar, karena siswa terlibat langsung secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, selain itu dapat menumbuhkan karakter bekerjasama dalam diri siswa.

c) Bagi peneliti

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Mc Millan (Muhadi, 2011:11) „Desain penelitian adalah rencana

dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris

dalam menjawab pertanyaan penelitian‟. Sedangkan “pengertian metode

penelitian ialah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2009:2). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu). Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan seperti tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas

Tes Awal

(pretest)

Model

Tes Akhir

(posttest)

Eksperimen T1E1 X1 T2E1

Kontrol T1E2 - T1E2

Keterangan :

(20)

49

T2E1 : Tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen T2E2 : Tes akhir (posttest) pada kelas kontrol

X1 : Penerapan model cooperative learning type two stay two stray - : Kelas kontrol

Di dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan treatment,kedua kelompok tersebut diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal. Hasil pretest dikatakan baik apabila hasil antara kedua kelompok tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Selanjutnya kelompok eksperimen belajar dengan menggunakan model

cooperative learning type two stay two stray sedangkan kelompok kontrol belajar

dengan metode yang digunakan seperti biasanya. Kemudian setelah treatment selesai diterapkan, kelompok eksperimen dan kontrol diberi posttest untuk melihat hasil dari penggunaan model TSTS pada kelompok eksperimen, serta melihat perbedaan hasil belajar apakah terdapat peningkatan dibandingkan hasil pretest serta membandingkan apakah terdapat perbedaan nilai posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut , kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009:60).

(21)

50

dan sesudah treatment pada kelas eksperimen dan dibandingkan pula antara objek yang diberikan treatment dengan objek yang tidak diberikan treatment (kelas kontrol). Berikut operasionalisasi variabel penelitian :

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala

Prestasi belajar siswa pada kelas yang menerapkan model Cooperative Learning

Type Two Stay Two Stray

(TSTS) (X1)

Nilai rata-rata pretest dan

posttest setelah treatment Interval

Prestasi belajar siswa pada kelas kontrol (X2)

Nilai rata-rata pretest dan

posttest Interval

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Suharsimi Arikunto (2010:172) menyatakan bahwa “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Sedangkan Sugiyono (2009:117) berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya “. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPS yang terdapat di Sekolah Menengah Atas (SMA) N 11 Garut.

(22)

51

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Dikarenakan SMA N 11 Garut hanya memiliki dua kelas IPS pada kelas XII, maka kedua kelas XII IPS tersebut dijadikan sebagai sampel. Kelas XII IPS 1 menjadi kelas eksperimen sedangkan XII IPS 2 menjadi kelas kontrol. Hal ini dikarenakan kelas IPS 1 memiliki nilai yang lebih rendah daripada kelas IPS 2.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan melalui teknik tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2010:193).

Bentuk soal tes dalam penelitian ini berbentuk uraian, pemilihan soal dengan bentuk uraian ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan pemecahan masalah akuntansi dan mengetahui seberapa jauh siswa dapat memahami langkah-langkah penyelesaian masalah akuntansi secara baik. Instrumen tes ini digunakan pada saat pretest dan posttest dengan karakteristik setiap soal pada masing-masing tes adalah identik, perbedaan hanya terletak pada nominalnya saja baik untuk soal pretest maupun soal posttest.

3.5 Prosedur Penelitian

(23)

52

1) Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.

3) Melakukan studi litelatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.

4) Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:

a) Mengidentifikasikan variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen;

b) Menentukan cara mengontrol;

c) Memilih rancangan penelitian yang tepat;

d) Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian;

e) Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen; f) Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi

pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan;

g) Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis. 5) Melaksanakan eksperimen.

6) Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.

(24)

53

8) Menganalisis data dan melakukan tes signifikasi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.

9) Menginterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan, pembahasan dan pembuatan laporan.

Prosedur penelitian yang dilaksanakan pada penelitian ini, mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap ini dimulai dari melakukan indentifikasi terhadap permasalahan yang sedang terjadi. Kemudian disusun sebuah instrumen penelitian yang diujicobakan kepada siswa diluar sampel penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda serta tingkat kesukaran soal. Uji coba instrumen penelitian ini dilaksanakan di kelas XII IPS 1 SMA N 1 Garut . 2. Tahap Penelitian

a. Pelaksanaan Pretest

Pelaksanaan Pretest dilaksanakan baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol pada setiap pokok bahasan (jurnal khusus dan ayat jurnal penyesuaian). Pretest dilaksanakan sebelum pembahasan materi.

b. Pelaksanaan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian, kelas eksperimen belajar dengan menggunakan treatment model cooperative learning type two stay two

(25)

54

tahapan pelaksanaan penerapan model cooperative learning type two

stay two stray:

 Tahap Awal

 Guru menjelaskan mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari. Pada eksperimen ke-1 guru menjelaskan mengenai jurnal khusus dengan menjelaskan satu contoh soal pada setiap jurnal khusus dan pada eksperimen ke-2 guru memberikan pola-pola jurnal dalam menyusun ayat jurnal penyesuaian.

 Guru mengkondisikan siswa untuk berkumpul sesuai anggota kelompok yang telah ditentukan.

 Tahap Pelaksanaan

 Guru memberikan soal latihan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.

 Siswa bekerjasama dalam kelompok beranggotakan empat orang.

 Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain.  Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan

hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

(26)

55

 Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.

 Guru mengawasi jalannya proses pembelajaran.  Tahap Akhir

 Guru menjelaskan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa.  Mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya. c. Pelaksanaan Postest

Postest dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setiap

materi pembelajaran telah selesai diberikan. 3. Tahap Laporan

Tahap pelaporan terdiri dari :

a. Pengolahan data Pretest dan Postest b. Analisis hasil Pretest dan Postest c. Pembuatan laporan

(27)

56

3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Instrumen

3.6.1 Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen yang sudah diuji coba, selanjutnya dianalisis. Dalam pengujian instrumen pemberian skor dilaksanakan seperti pemberian skor pada umumnya. Hal ini dilakukan agar mempermudah proses pengujian instrument penelitian. Analisis terhadap item soal uji coba meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Berikut merupakan analisis item soal uji coba tersebut:

3.6.1.1Validitas Butir Soal

Validitas ialah suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu, keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu.

Cara menentukan tingkat validitas soal ialah dengan menghitung koefisien korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas yang tinggi. Koefisien validitas butir soal essay akan dihitung dengan menggunakan

software Anates versi 4.0 .

3.6.1.2Reliabilitas tes

(28)

57

Jika rh > rt, maka data tersebut reliabel Jika rh ≤ rt, maka data tersebut tidak reliabel

3.6.1.3Indeks Kesukaran

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran (Difficulty Index). Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.

Klasifikasi indeks kesukaran yang sering digunakan adalah:

0,00DP0,30 = Sukar membedakan antara testi (siswa) yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Derajat daya pembeda (DP) suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00.

(29)

58

Dalam melakukan pengukuran validitas, raliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal essay, peneliti menggunakan alat bantu yaitu software

anates versi 4.0, perangkat ini dikembangkan oleh Drs.Karnato,M.Pd dan Yudi

Wibisono, ST.

Langkah-langkah dalam menggunakan software anates ini adalah sebagai berikut: 1. Aktifkan program anates untuk uraian, klik start, klik program, klik

anates.exe.

2. Maka akan muncul program anates.

(30)

59

4. Klik OK, kemudian akan terbuka halaman yaitu halaman edit data mentah. Isikan data-data yang diperlukan yaitu nama subjek/siswa, skor ideal setiap butir soal, dan skor yang diperoleh siswa pada setiap butir soal.

5. Simpan file

6. Kembali ke menu utama, klik penyekoran data 7. Kembali ke menu utama

(31)

60

3.6.2 Uji normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Kuadrat. Perhitungan yang akan digunakan dalam menghitung uji normalitas data pretest dan posttest adalah dengan menggunakan chi kuadrat sebagai berikut:

a. Menentukan skor terbesar dan terkecil b. Menentukan rentangan (R)

R= Skor terbesar-Skor terkecil c. Menentuan banyaknya kelas

BK= 1 + 3,3 log n

d. Menentukan panjang interval

e. Membuat tabulasi dengan menggunakan tabel penolong

No Kelas Interval f Nilai Tengah (X) 1 ...

2 ... 3 ...

Jumlah

f. Menentukan rata-rata / mean

(32)

61

h. Membuat daftar frekuensi Kriteria pengujian :

Jika χ2 hitung < χ2tabel maka data berdistribusi normal Jika χ 2 hitung≥χ2tabel maka data tidak berdistribusi normal

3.6.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memeriksa kesamaan kedua kelompok eksperimen. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam sampel tersebut homogen atau tidak. Dari kedua kelompok akan dinyatakan homogen jika variannya relatif sama. Uji homogenitas hanya dilakukan saat pretest, hal ini dimaksudkan hanya untuk mengetahui apakah dua kelompok sampel yang diambil tersebut mempunyai populasi yang sama.

Berikut adalah langkah-langkah serta perhitungan dalam pengujian homogenitas : a. Mencari nilai F dengan rumus :

F=

b. Menentukan derajat kebebasan dk1 = n1-1 ; dk2 = n2-1

c. Menentukan nilai F tabel pada taraf signifikansi 5% dari responden d. Penentuan keputusan.

(33)

62

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak (varians tidak homogen)

3.6.4 Uji Gain

Uji gain dipergunakan untuk menentukan seberapa besar kenaikan yang terjadi dari posttest ke pretest. Rumus untuk uji gain ini adalah sebagai berikut :

Gain = Skor Posttest – Skor Pretest

3.6.5 Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan signifikansi perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, perlu diuji secara statistik dengan uji-t. Perhitungan ini digunakan untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah treatment atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

̅̅̅ ̅̅̅ √

Dimana :

(Sumber, Sudjana 2004:162) Keterangan :

̅̅̅̅ = Nilai rerata kelas eksperimen ̅̅̅̅ = Nilai rerata kelas kontrol s = Simpangan baku

(34)

63

= Varians kelas kontrol

= Jumlah siswa kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas kontrol Kriteria pengujian hipotesis :

Jika : thitung < ttabel maka Ho diterima, artinya disimpulkan tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas yang menerapkan model Cooperative

Learning Type Two Stay Two Stray dengan kelas kontrol dalam mata pelajaran

akuntansi di SMAN 11 Garut.

Jika : thitung > ttabel maka Ho ditolak, artinya disimpulkan terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas yang menerapkan model Cooperative Learning Type

Two Stay Two Stray dengan kelas kontrol dalam mata pelajaran akuntansi di

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian yang dilaksanakan di SMA N 11 Garut pada kelas XII IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan XII IPS 2 sebagai kelas kontrol, kemudian dilakukan pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas yang menerapkan model

Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray dengan kelas kontrol dalam mata

pelajaran akuntansi di SMA N 11 Garut.

Oleh karena itu, model Cooperative Learning Type Two Stay Two Stray merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti, diantaranya sebagai berikut:

1. Guru dapat menerapkan model Cooperative Learning Type Two Stay Two

Stray sebagai salah satu alternatif variasi dalam proses pembelajaran mata

(36)

94

2. Agar penerapan model pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, maka sebaiknya pihak sekolah memberikan pembekalan berupa pelatihan model pembelajaran kepada para guru.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi gambaran untuk meneliti model

Cooperative Learning lainnya, yang variatif, efektif serta cocok dengan materi

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok Buku:

Arikunto,Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara ______________. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Baharudin. (2009). Pendidikan dan psikologi perkembangan. Jogjakarta:ar-ruz media Baharuddin dan Esa Nur. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta :

Ar-Ruzz Media

Dalyono. (2009).Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri . (2002).Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta . (2005).Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Gintings, A. (2010). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora Hamalik, Oemar. (2003). Psikologi belajar & mengajar. Bandung: Sinar baru algesindo Harahap, Sofyan syafri.(2007). teori akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Isjoni. (2011). Cooperative learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta

Kurjono. (2010). Proses Belajar Mengajar Dengan Aspek-Aspeknya. Tidak diterbitkan Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia

(38)

Moeslihat,Rahmat. (2005). Akuntansi untuk SMA Kelas XI. Bogor: Regina

. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi. FPEB. UPI

Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma baru pembelajaran.Jakarta:Prenada media Sadeli, Lili M. (2009).dasar-dasar akuntansi. Jakarta:Bumi aksara

Sardiman, A.M.(2007).Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sharon, Sholomon. (2012). The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta : Familia

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sudjana. (2004). Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga II. Bandung : PT. Tarsito

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2002). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

________. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung : Alfabeta

Syah, Muhibbin. (2010).Psikologi pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Trianto. 2011. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: konsep, landasan,

dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Jakarta: Prenada media group

(39)

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara

Kelompok Skripsi dan Jurnal:

Deliyani, Nena. (2008). Efektivitas Metode Cooperative Learning Two Stay Two Stray

Dalam Pembelajaran Dokkai: Penelitian Eksperimen Terhadap Mahasiswa

Tingkat 1 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Akademik 2007/2008.

Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI. Tidak diterbitkan

Dinata, Arini. (2011). Pengaruh Model Cooperative Learning Two Stay Two Stray

(TSTS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Akutansi Perusahaan

Dagang (Suatu Penelitian Quasi Eksperiman di Kelas X Akuntansi SMKN 3

Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Akuntansi FPEB UPI. Tidak diterbitkan

Efriliana, Wiwin. (2009). Penerapan metode two stay two stray (TSTS) untuk

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran siklus akuntansi siswa kelas X

akuntansi SMK PGRI 6 Malang. Skripsi Universitas Negeri Malang. Tidak

Diterbitkan

Kelompok Website:

Wuryanto, Agus. (2010). Prinsip Pendekatan Metode Tenik Strategi dan Model

Pembelajaran [online]. Tersedia:

http://aguswuryanto.wordpress.com/2010/07/20/prinsip-pendekatan-metode-teknik-strategi-dan-model-pembelajaran/ [13 April 2012]

M. Kholik. (2011). Metode Pembelajaran Konvensional [online]. Tersedia:

Gambar

Gambar 1.1 Teori Tiga Komponen Utama Proses Belajar Mengajar ............. 5
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian
Gambar 1.1 Teori Tiga Komponen Utama Proses Belajar Mengajar
Tabel 3.1  Desain Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi ilmiah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kartasura pada pembelajaran biologi mengalami peningkatan melalui penerapan

Dengan potensi dan masalah ini lah, maka muncul gagasan perancangan kembali kawasan Pasar Ikan Mayangan dengan menjadikan interaksi antara pengguna, potensi dan

burakumin banyak yang menyembunyikan status mereka pada masyarakat non-. buakumin, keluarga bahkan

of 802.11 authentication method is used on the client to associate to an Access Point on the Certkiller network. A.Open B.LEAP C.Closed D.EAPTLS

[r]

[r]

Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut: (1) Komisaris independen berpengaruh terhadap ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan, (2)

Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan