• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE JIGSAW.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE JIGSAW."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 8

BAB II MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY DAN TIPE JIGSAW………...………..... 9

A.Belajar ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Hasil Belajar ... 10

B. Pembelajaran ... 16

1. Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran... 16

2. Ciri-ciri pembelajaran ... 17

3. Jenis-jenis Pembelajaran ... 18

4. Hakikat Belajar Mengajar ... 18

C. Model Cooperative Learning ... 21

1. Pengertian Cooperative Learning ... 21

2. Karakteristik Cooperative Learning ... 21

(2)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Tujuan Cooperative Learning ... 24

D. Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray ... 24

E. Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw ... 29

F. Persamaan dan Perbedaan yang Dimiliki Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan Tipe Jigsaw ... 33

G. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 37

H. Integrasi Cooperative dengan pembelajaran TIK ... 38

I. Tinjauan Pembelajaran Pengoperasian Dasar Komputer ... 39

J. Asumsi ... 46

K. Hipotesis... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian ... 48

B. Desain Penelitian ... 49

C. Metode Penelitian ... 50

1. Metodologi Penelitian ... 50

2. Variabel Penelitian ... 50

D. Devinisi Operasional ... 52

1. Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray ... 52

2. Cooperative Learning tipe Jigsaw ... 52

3. Hasil Belajar ... 53

4. Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 53

(3)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 54

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54

2. Uji Reliabilitas ... 55

3. Uji tingkat kesukaran tiap butir soal ... 57

4. Uji Daya pembeda butir soal ... 58

G. Prosedur Penelitian ... 59

1. Tahap Persiapan ... 59

2. Tahap pelaksanaan penelitian ... 59

H. Teknik Pengumpulan Data ... 63

I. Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Analisis Hasil Penelitian ... 68

1. Analisis Data Kelompok Two Stay Two Stray ... 68

2. Hasil Analisis Kelompok Jigsaw ... 72

3. Pengujian Hipotesis ... 76

a. Pengujian Hipotesis Pertama menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray ... 77

b. Pengujian Hipotesis Pertama menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw ... 78

c. Terdapat Perbedaan Signifikan Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Two Stay Two Stray dan di Kelas Jigsaw ... 80

(4)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 98

A.Simpulan ... 98

B.Keterbatasan Penelitian ... 99

C.Rekomendasi ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(5)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel.

3.1. Desain Penelitian ... 49

3.2. Variabel Penelitian ... 51

3.3. Kualifikasi Interpretasi Nilai Validitas ... 55

3.4. Kualifikasi Interpretasi Nilai Reliabilitas ... 56

3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran ... 57

3.6. Interpretasi Daya Pembeda ... 58

4.1. Tes Hasil Belajar Kelompok Two Stay Two Stray ... 69

(6)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar .

2.1.Bagan Tahap-Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Two Stay Two Stray ... 26

2.2.Bagan tahap-Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Jigsaw ... 29

2.3.Bagan Persamaan dan Perbedaan Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw... 36

3. Prosedur Penelitian... 62

4.1. Grafik Pre-Test Kelompok Two Stay Two Stray ... 70

4.2. Grafik Post-Test Kelompok Two Stay Two Stray ... 71

4.3. Grafik Pre-Test Kelompok Jigsaw... 73

4.4. Grafik Post-Test Kelompok Jigsaw ... 75

4.5. Uji Hipotesis Kelompok Two Stay Two Stray ... 77

4.6. Uji Hipotesis Kelompok Jigsaw ... 79

4.7. Uji Hipotesis Kelompok Two Stay Two Stray dan Jigsaw ... 81

(7)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

(8)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transformasi dunia karena revolusi teknologi komunikasi dan

komputer menjadi agenda utama perubahan dunia saat ini. Dunia tidak lagi

dapat dipandang sebagai benua-benua yang terpisah atau kumpulan negara

yang terpisah, melainkan dunia menjadi saraf global telekomunikasi dan

komputer telah mengantarkan masyarakat memasuki era global. Setiap

individu diera global dituntut mengembangkan kapasitas secara optimal,

kreatif dan mengadaptasikan diri kedalam situasi gobal yang amat berfariasi

dan cepat berubah. Pendidikan sebagai bagian integral kehidupan masyarakat

di era global harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan

berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal.

Proses Belajar Mengajar adalah proses komunikasi transaksional

yang melibatkan guru, siswa, media atau channel serta komponen lain yang

mendukung dan juga merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum

dalam suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam mencapai tujuan

tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru

melalui proses pembelajaran yang didalamnya mencakup kurikulum, tujuan,

(9)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Depdiknas tujuan pendidikan nasional dapat teridentifikasi

dari pengertian pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 20

tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat (1) mengamanahkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.

Usaha untuk mewujudkan amanah Undang-undang Sisdiknas tersebut

dapat dipenuhi melalui Student active learning atau pendekatan cara belajar

siswa aktif di dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang mengakui

sentralitas peranan siswa di dalam proses belajar.

Terwujudnya amanah Undang-undang Sisdiknas dapat dirasakan dan

dilihat berdasarkan keberhasilan pembelajaran. Banyak faktor yang

mendukung keberhasilan siswa dalam pembelajaran, selain faktor internal

dari siswanya sendiri, juga faktor-faktor eksternal seperti guru, sarana belajar,

dan lingkungan belajar. Guru memiliki peranan penting dalam keberhasilan

siswa, karena sebagai bagian dari lingkungan eksternal siswa, guru berperan

untuk membantu siswa untuk memahami jalan pikiran dan proses

membangun pikiran siswa selama belajar. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,

guru harus menggeser pemahamannya tentang belajar dan pembelajaran dari

teacher centered‟ menjadi „student centered‟. Dengan bergesernya

(10)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengembangkan pemahaman dan pengetahuannya mengenai teori-teori

belajar yang sesuai dengan kebutuhan keberhasilan belajar dan pembelajaran

yang berpusat pada siswa.

Nurhadi (2003: 5) mengemukakan bahwa:

“tugas guru di kelas dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu

siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa)”.

Walaupun demikian kita tidak bisa mengesampingkan tugas guru sebagai

seorang pendidik, guru merupakan komponen penting dalam pendidikan.

Seberapa baiknya program pendidikan yang di kembangkan dan diterapkan oleh

pemerintah, kalau guru tidak dapat melaksanakannya dengan baik, maka hasilnya

tidak akan maksimal. Pentingnya peranan guru seperti dikemukakan oleh

Washton (Sanjaya. Wina.. 2006: 4) “di antara banyak faktor yang mempengaruhi

pelajaran TIK seperti guru, jumlah siswa dalam kelas, peralatan laboratorium, dan

staf administrasi, ternyata gurulah yang merupkan faktor utama untuk

keberhasilan pembelajaran TIK”. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam

mengemas proses pembelajaran di dalam kelas sangat penting, sehingga proses

belajar mengajar akan lebih menarik dan menyenangkan. Untuk menciptakan

keadaan kelas seperti itu siswa perlu dilibatkan langsung dalam proses

pembelajaran. Dengan demikian, keberadaan guru dalam kelas tersebut selain

(11)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pemahaman guru mengenai metode pembelajaran merupakan salah satu

penyebab rendahnya kualitas pendidikan di indonesia, sehingga guru hanya

menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran dan siswa

hanya sebagai penerima informasi bukan menemukan diri. Dalam pembelajaran

kontekstual siswa dilatih untuk menguatkan, memperluas dan menerapkan

pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam memecahkan masalah

yang mereka hadapi dalam suatu situasi, misalnya dalam bentuk simulasi pada

kegiatan praktikum. Menurut Nurhadi (2003: 5) bahwa “sesuatu yang baru (baca,

pengetahuan dan keterampilan) datang dari menemukan sendiri bukan apa kata

guru”.

Belajar tidak hanya menghafal teori-teori dan menuangkannya kembali

dalam ujian, tapi penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, siswa tidak mampu

memecahkan persoalan sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Nurhadi (2003: 3) mengatakan bahwa:

“Belajar akan lebih bermakna jika anak „mengalami‟ sendiri apa yang

dipelajarinya, bukan „mengetahui‟-nya. Pembelajaran yang berorientasi

target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi „mengingat‟ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang”.

Agar siswa mampu memecahkan masalah persoalan di luar sekolah, maka guru

harus membiasakan mereka menghadapi persoalan hidup, di mana guru mencoba

(12)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pendekatan kontekstual dalam menyampaikan materi pelajarannya. Sebagaimana

diungkapkan Nurhadi (2003: 4):

“pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat”.

Pendekatan kontekstual lebih menekankan siswanya untuk lebih aktif dan

kreatif dalam mencari dan memecahkan suatu masalah, sehingga dalam

pembelajaran ini siswa perlu sering berkomunikasi satu sama lain sehingga

mereka dapat meraih hasil belajar tinggi melalui saling tukar informasi dan

menjelaskan konsep satu sama lain melalui percakapan yang substansial.

Pengetahuan yang mereka dapatkan akan digabungkan untuk menghasilkan

pengetahuan baru, sehingga siswa menyadari bahwa proses belajar tidak hanya

didapat dari informasi yang diberikan oleh guru ataupun buku paket, tetapi juga

pengetahuan bisa didapat dari hasil diskusi dan tukar informasi dengan teman.

Siswa adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, seperti yang

dikemukakan oleh Djamarrah dan Aswan Zain (2002: 63) yang menyatakan

bahwa “anak didik adalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang

berkecenderungan untuk hidup bersama”. Dengan adanya komunikasi antar siswa

diharapkan dapat tumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap

anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois, sehingga terbina sikap

(13)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan persaingan yang sehat antar

siswa.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

secara umum masalah pokok yang akan diteliti adalah ”Bagaimanakah

perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi

dan Komunikasi, antara yang menggunakan model Cooperative Learning tipe

Two Stay Two Stray dengan tipe Jigsaw?”.

Secara lebih khusus masalah penelitian dirumuskan pada sub-sub

pokok masalah sebagai berikut

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi di kelas Cooperative Learning tipe Two Stay

Two Stray?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi

(14)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Bagaimana perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi di kelas Cooperative Learning tipe

Two Stay Two Stray dan di kelas tipe Jigsaw?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian ini yakni, mengkaji

tentang perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan pokok bahasan perangkat penyusun

komputer juga prosedur mengaktifkan dan mematikan komputer yang baik

dan benar antara yang menggunakan model Cooperative Learning tipe Two

Stay Two Stray dengan tipe Jigsaw tingkat SMA kelas X.

2. Tujuan Khusus

Selanjutnya tujuan tersebut dijabarkan secara lebih khusus yaitu sebagai

(15)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Mengkaji tentang peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi di kelas Cooperative Learning tipe

Two Stay Two Stray tingkat SMA kelas X.

b. Mengkaji tentang peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi di kelas Cooperative Learning tipe

Jigsaw tingkat SMA kelas X.

c. Mengkaji tentang bagaimana perbedaan peningkatan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di kelas

Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan di kelas tipe Jigsaw?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang perbandingan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) antara yang

menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dengan

tipe Jigsaw diharapkan dapat memberikan manfaat secara:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

kontribusi terhadap khazanah keilmuan khususnya yang berkaitan dengan

perkembangan pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang

(16)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Secara Praktis

Dengan diadakannya penelitian ini, peneliti berharap dapat

memberikan manfaat dan kontribusi bagi berbagai pihak yang

berhubungan dengan dunia pendidikan TIK pada umumnya maupun di

sekolah seperti:

a. Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan

Pendidikan TIK.

b. Mengambil manfaat dari proses pendidikan TIK, guna memecahkan

problematika pendidikan TIK pada masa kini.

c. Memiliki sikap bijaksana terhadap perubahan dan

pembaharuan-pembaharuan sistem pendidikan TIK.

(17)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:

130). Pelaksanaan penelitian pendidikan umumnya dilakukan terhadap

sekelompok subjek yang dipilih untuk mewakili seluruh anggota kelompok.

Menurut Sugiyono (2008: 117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dengan segala batasnya harus didefinisikan secara jelas

sehingga generalisasi hasil-hasil penelitian dapat dirumuskan secara akurat.

Menurut Furqon (2009: 211):

Polulasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, orang atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama.Dalam mendefinisikan populasi kita harus juga

mendefinisikan anggotanya sebagai satuan analisis.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X

(18)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada penelitian ini pemilihan sampel dilakukan dengan cara

Cluster Sampling yakni peneliti mengunakan kelompok kelas yang sudah ada.

Jadi peneliti tidak mengambil sampel dari anggota populasi secara individu.

Sampel yang dipilih adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) 1

Purwadadi, 2 kelas dari kelas X (sepuluh) yang berjumlah 80 orang.

B. Desain Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The

Static Group Prettest-Posttest Design yang diadaptasi dari Fraenkel & Wallen

(2006: 205). Pada desain ini menggunakan dua kelompok pengujian, dimana

keduanya merupakan kelompok eksperimen yang akan dibandingkan skor

hasil belajarnya berdasarkan masing-masing metode yang digunakan.

Berikut desain penelitian yang digunakan:

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelompok Test Awal Perlakuan Test Akhir

Eksperimen 1 O X1 O

Eksperimen 2 O X2 O

Keterangan:

(19)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

X1 : Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray

X2 : Cooperative Learning tipe Jigsaw

C. Metode Penelitian

1. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Kuasi Eksperimen, karena penentuan kelas dilakukan secara acak

kelas. Kelompok eksperimen 1 (kelompok yang diberi pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay Two Stray) maupun kelompok eksperimen 2

(kelompok yang diberi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw) akan

dibandingkan hasil pretes dan postesnya, dari hasil pretes dan hasil postes

antara pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan tipe

Jigsaw. Penelitian dilakukan di laboratorium komputer dalam kondisi

yang terkendalikan dan dengan waktu yang sudah ditentukan.

(20)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam penelitian ini penerggunaan model Cooperative Learning

tipe Two Stay Two Stray dan tipe Jigsaw ditempatkan sebagai variabel

bebas yang dianalogikan sebagai X, sedangkan hasil belajar siswa pada

mata pelajara teknologi informasi ditempatkan sebagai variable terikat

yang dianalogikan dalam Y.

Tabel 3.2. Variabel Penelitian

Variabel Bebas

Variabel Terikat

Cooperative Learning tipe Two

Stay Two Stray

(X1)

Cooperative Learning tipe Jigsaw

(X2)

Hasil Belajar X1. Y X2. Y

\

(21)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

X1 : Metode Cooperative tipe Two Stay Two Stray

X2 : Metode Cooperative tipe Jigsaw

Y : Hasil Belajar

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memakai kata-kata pada

penelitian ini maka peneliti mencantumkan definisi operasional sebagai berikut:

1. Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray

Guru membagi siswa kedalam kelompok, masing-masing kelompok

berisikan 4 anggota. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas kepada

semua kelompok dengan pokok permasalahan yang berbeda untuk memecahkan

(22)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berkunjung ke kelompok lain, sedangkan dua siswa lagi diam ditempat untuk

menjelaskan kepada dua tamu (siswa) yang datang, demikian juga yang harus

dilakukan dengan kelompok lainnya. Setelah siswa kunjung memahami masalah

dari kelompok lain, mereka harus kembali dalam kelompok inti untuk kemudian

menjelaskan pada dua siswa yang diam di tempat untuk bersama mencari

solusinya. Pada pembelajaran ini siswa mempunyai kesempatan untuk

membagikan hasil kerjanya kepada kelompok inti untuk didiskusikan.

2. Cooperative Learning Tipe Jigsaw

Siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang

dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap

anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi

yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok

yang lain.

3. Hasil Belajar

Skor hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan skor

hasil perbandingan kelompok eksperimen berdasarkan masing-masing

metode yang digunakan.dimana metode yang digunakan adalah metode

(23)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dimaksud disini

adalah mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tingkat

SMA kelas X, dengan pokok bahasan sejarah singkat dan perangkat penyusun

komputer juga prosedur mengaktifkan dan noonaktif komputer dengan baik

dan benar.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah bentuk Tes berupa Pilihan

Ganda (Multiple Choice) dengan jumlah 40 butir soal yang telah disusun

kemudian di ujicobakan kepada siswa diluar sampel penelitian yaitu pada kelas XI

SMAN 1 Purwadadi yang telah menerima materi kelas X pada tahun sebelumnya.

Uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran soaldan daya beda pembeda soal.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tes yang

(24)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dikemukakan oleh Sudjana dan Ibrahim (2009: 117) “validitas berkenaan dengan

ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur

apa yang seharusnya diukur.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa seperangkat soal

tes. Pelaksanaan tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes awal (pre-test) dan tes

akhir (post-test) terhadap setiap siswa yang dijadikan sampel penelitian.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian ini untuk pengujian validitas dan reliabilitas instrumen

berupa item-item soal tes digunakan rumus Korelasi Product Moment dengan

rumus sebagai berikut :

n XY – (X)( Y)

R yx =

 n(  x 2) – (x)2 n(  y 2) – (y) 2 (Sugiyono,2009: 212)

Keterangan :

r yx = Koefisien Korelasi

 x 2 = Jumlah kuadrat variabel x  y 2 = Jumlah kuadrat variabel y

(25)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Surapranata, S. (2005: 352), klasifikasi interpetari nilai rxy

terhadap derajat validitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Kualifikasi Interpretasi nilai Validitas

Nilai Validitas Tingkat Validitas

0,90 ≤ rij 1,00 Validitas sangat tinggi (baik sekali

0,70 ≤ rij < 0,90 Validitas tinggi (baik)

0,40 ≤ rij < 0,70 Validitas sedang (cukup)

0,20 ≤ rij < 0,40 Validitas rendah (kurang)

0,00 ≤ rij ≤ 0,20 Validitas sangat rendah (sangat kurang)

< 0,00 Tidak Valid

2. Uji Reliablitas

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan cara internal

consistency dengan menggunakan Rumus Alpha, sebagai berikut :

(26)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

r i j = 1 – (Arikunto, 2006 : 196)

n-1 Si2

Keterangan :

r jj = Koefisien Reliabilitas

r i = Koefisien Korelasi

Menurut Surapranata, S. (2005: 354), klasifikasi interpretasi nilai rij

terhadap tingkat reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4.

Kualifikasi Interpretasi nilai reliabilitas

Nilai Reliabiltas Tingkat Reliabilitas

rij ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah

0,20 ≤ rij < 0,40 Reliabilitas rendah

0,40 ≤ rij < 0,70 Reliabilitas sedang

0,70 ≤ rij < 0,90 Reliabilitas tinggi

(27)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Uji tingkat kesukaran tiap butir soal, dengan rumus :

An + Bn IK = Tingkat Kesukaran

IK = An = Jumlah skor yang dicapai kelompok atas

N x Maks Bn = Jumlah skor yang dicapai kelompok bawah

Maks = Skor maksimal ideal

Interpretasi tingkat kesukaran tiap butir soal mengacu kepada pendapat

Frankel, Jack, R, (dalam Arifin, Zaenal. 2009: 246), sebagai berikut :

TABEL 3.5.

INTERPRETASI TINGKAT KESUKARAN

INDEKS

KESUKARAN

Interpretasi

0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < TK  0,30 Soal sukar

(28)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

0,70 < TK < 1,00 Soal mudah

1,00 Soal terlalu mudah

4 Uji Daya pembeda butir soal, dengan rumus :

Aa - B b DP = Daya Pembeda

DP = Aa = Jumlah skor yang dicapai kelompok atas

½ n x maks Bb = Jumlah skor yang dicapai kelompok bawah

N = Jumlah seluruh siswa kelompok atas dan bawah

Mak = Skor maksimal ideal

Menurut Surapranata, S. (2005: 257), klasifikasi daya pembeda suatu soal

adalah sebagai berikut:

TABEL 3.6.

INTERPRETASI DAYA PEMBEDA

(29)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP  0,0 Jelek

0,0 < DP  0,40 Cukup

0,40 < DP < 0,70 Baik

0,70 < DP 1,00 Sangat baik

C. Prosedur Penelitian

Menurut Arifin, Zaenal. (2009:88). Tahapan penelitian dilakukan sebagai berikut :

1 Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Studi pendahuluan dengan cara mengkaji berbagai literatur berkaitan

(30)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Memuat perangkat pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan

dijadikan bahan pembelajaran di kelas

c. Menyusun instrument penelitian

d. Mempersiapkan LKS untuk diguanakan sebagai pelengkap pembelajaran

e. Melengkapi syarat-syarat administrasi pelakasanaan penelitian, seperti

pembuatan ijin penelitian

f. Melakukan tahap uji coba instrument

2 Tahap pelaksanaan Penelitian

a. Pembelajaran dilakukan di dua kelas penelitian dengan memberi

pembelajaran dengan cara yang berbeda (cooperative learning tipe Jigsaw

dan cooperative learning tipe Two stay two stray) pada standar

kompetensi : “melakukan Operasi Dasar Komputer” dan Kompetensi dasar

: mengkatifkan dan mematikan Komputer sesuai dengan prosedur yang

benar”.

b. Tes diberikan kepada kedua kelompok penelitian pada awal penelitian

(Pretes), untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan

perlakuan.

(31)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a) Siswa dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen I (cooperative learning tipe Jigsaw) dan kelompok

eksperimen II (cooperative learning tipe Two stay two stray)

d. Untuk setiap materi pokok, kelompok eksperimen I diberikan

pembelajaran dengan menggunakan cooperative learning tipe Jigsaw

sedangkan kelompok eksperimen II dengan menggunakan cooperative

learning tipe Two stay two stray.

e. Tes diberikan kepada kedua kelompok penelitian pada akhir penelitian

(Postes), untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah diberi

perlakuan (setelah menyelesaikan proses pembelajaran). Baik untuk

kelompok eksperimen I maupun kelompok eksperimen II.

Langkah-langkah pelaksanaan digambarkan sebagai berikut :

a.Siswa dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen I

dan kelompok eksperimen II

b.Tes diberikan kepada kedua kelompok eksperimen pada awal penelitian

(Pretes), untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan

(32)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c.Untuk setiap materi pokok, kelompok eksperimen I diberikan

pembelajaran dengan menggunakan cooperative learning tipe Jigsaw

sedangkan kelompok eksperimen II dengan menggunakan cooperative

learning tipe two stay two stray

d.Tes diberikan pada akhir penelitian (Postes), untuk mengetahui

kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan (setelah menyelesaikan

(33)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengelompokan Sampel

Kelompok Eksperimen 1

Kelompok Eksperimen 2

Pelaksanaan Pretest

Belajar Dengan Pendekatan Deduktif

Belajar Dengan Pendekatan Induktif

Pelaksanaan Postest

(34)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

[image:34.595.126.514.248.505.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3. Prosedur penelitian Rochmad. (2008: 109).

E Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dan

menentukan bagi keberhasilan pelaksanaan penelitian ini. Adapun

pengumpulan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1) Setelah kelompok penelitian diberikan penjelasan mengenai bentuk

penelitian yang akan dilakukan, baik kelompok eksperimen I maupun

kelompok eksperimen II melakukan tes awal (Pretes) dengan cara

mengerjakan soal-soal tes yang telah ditentukan. Hasil tes dari kedua

kelompok kemudian dianalisis, sebagai hasil awal penelitian.

2) Kelompok eksperimen I melaksanakan proses pembelajaran dengan

menggunakan cooperative learning tipe Jigsaw, dan kelompok eksperimen

II melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan cooperative

learning tipe two stay two stray. Pembelajaran dilaksanakan selama satu

(35)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Seluruh sampel dari kedua kelompok penelitian pada akhir pembelajaran

diberi tes sebagai tes akhir (Postes), dan hasil tes dianalisis sebagai data

akhir.

F Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan metoda

statistik sebagai langkah untuk menguji hipotesis penelitian.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1 Mencari Rata-rata dengan Distribusi frekuensi, untuk memperoleh nilai

rata-rata dan Standar Deviasi sebagai berikut :

- menentukan rentang skor, yaitu skor maksimum - skor minimum

- Menentukan banyak kelas, yaitu 1 + 3,3 log n

- Menentukan panjang kelas interval, yaitu rentang skor dibagi banyak kelas

(36)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu  f i x i

X =

 f i

n  f i x i - (  f i x i)

S 2 =

n ( n-1)

Keterangan :

X = Nilai rata-rata (Mean)

 fi xi = Jumlah perkalian frekuensi dengan nilai tengah

 f i = Jumlah frekuensi

S 2 = Varian

Sd = Standar deviasi (akar kuadrat dari varians)

(37)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 Menguji Normalitas data dengan Uji Chi-kuadrat, dengan rumus sebagai

berikut :

(E 0 – E 1) 2

2 = 

E 1 (Sugiyono, 2001 : 175)

Keterangan :

 2 = Nilai Chi Kuadrat

E 0 = Frekuensi Penelitian

E 1 = Frekuensi yang diharapkan

3. Pengujian Statistik Data (Uji Signifikansi)

1) Menyusun gain (d) post test – pre test

2) Mencari mean deviasi

3) Menyusun tabel xd dan x2d untuk memperoleh jumlah kuadrat deviasi

(38)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengujian hipotesis ke-1 dan ke-2, dalam penelitian ini uji signifikansi uji t

mengacu kepada pendapat Arikunto (1996 : 275), yang mengatakan bahwa untuk

menganalisis hasil eksperimen menggunakan pre test - post test digunakan rumus:

Md

t =

 X2 d

N(N-1)

Keterangan:

Md : Mean dari perbedaan pre test dengan post test

Xd : Deviasi masing-masing subjek

 x2d : Jumlah kuadrat deviasi

N : Subjek pada sampel

Sedangkan untuk menguji signifikansi peningkatan prestasi belajar pada

kelompok eksperimen digunakan rumus menurut Sugiyono (2001 : 155) sebagai

berikut :

X1 - X2

(39)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu S12 S22

n1 + n2

Keterangan :

X1 = Rata-rata data pada sampel 1

X2 = Rata-rata data pada sampel 2

S12 = Varian sampel 1

S2 2 = Varian sampel 2

n 1 = Jumlah anggota sampel 1

(40)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, dari penelitian

ini diperoleh kesimpulan tentang perbandingan hasil belajar siswa kelas X di

SMA Negeri 1 Purwadadi Subang pada pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK), yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan (nilai t = 17,69)

pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kelas

Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray, hal ditunjukkan dari

peningkatan rata-rata hasil tes awal (pre-test) ke tes akhir (pos-test)

sebesar 23,4 yaitu selisih antara rata-rata pos-test (81,5) dengan pre-test

(58,1).

2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan (nilai t = 27,108)

pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kelas

Cooperative Learning tipe Jigsaw, hal ditunjukkan dari peningkatan

rata-rata hasil tes awal (pre-test) ke tes akhir (pos-test) sebesar 13,0 yaitu

selisih antara rata-rata pos-test (72,5) dengan pre-test (59,5).

3. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan pada

mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kelas

Cooperative learning tipe Jigsaw dengan tipe two stay two stray, hal

(41)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan, diantaranya tidak

semua aspek kognitif pada pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray

dan jigsaw di teliti. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan sendiri oleh

peneliti juga menyebabkan banyak potensi dan permasalahan yang belum

digali dengan sempurna.

C. Rekomendasi

Dari kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, peneliti akan memberikan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) perlu diupayakan berbagai

strategi pembelajaran, diantaranya dengan cara memilih dan memilah

pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas

belajarnya. Seperti halnya pendekatan deduktif-induktif cukup baik

diterapkan dalam meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK), oleh sebab itu cara ini perlu

disosialisasikan kepada siswa, meskipun tidak harus selamanya dibelajarkan.

2. Hasil belajar yang dimiliki oleh siswa sangat bervariasi, begitu pula tingkat

motivasi dan keinginan belajar yang dimilikinya. Kondisi ini hendaknya

(42)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memilih dan memilah penggunaan strategi di dalam melaksanakan

pembelajaran. Sebaiknya strategi yang digunakan oleh guru dalam melakukan

proses belajar harus disesuaikan dengan pengetahuan dan kemampuan

berpikirnya.

3. Untuk memberi penguatan tentang hasil penelitian ini, penerapan pendekatan

dalam pembelajaran model Jigsaw dan Two stay two stray dapat

direkomendasikan untuk diterapkan pada pelajaran lain di luar pelajaran

(43)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin. W, dan Krathwol, David. R. (2001). A Taxonomy For Learning Teaching andAssesing (A Revision Of Bloom’s Taxonomy OfEducational Objectives). New York: David Mc. Kay Company. Inc.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Bandung: Bumu Aksara.

Arief, S, Sadiman. (1990). Pengertian pengembangan dan Pemanfaatan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Bloom, Benyamin, S, Et.al. (1956). Taxonomy Of EducationalObjective. New York; David Mc. Kay Company. Inc.

Dahar, R. Willis. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdikbud. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Djamarrah, Syaiful B. dan Aswin Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

E. Mulyasa. (2006). Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Fraenkel, J. R., & Wallen. N. E. (2006). How to Design and Evaluate Reaserch in Education. Boston: McGraw-Hill Inc.

Furqon. (2009). Statistika Terapan Unttuk Penelitian. Bandung: Alfabetha.

(44)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(TIK). Bandung: Jurusan pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) FPMIPA UPI.

Ismail, dkk.. (2003). Kapita Selekta Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Jakarta: Universitas Terbuka.

Karli, Hilda. (2002). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi: Model-Model Pembelajaran. Bandung: Bina Media Informasi.

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Bandung: Alfabeta.

Nurhadi, dan Agus G. Senduk. (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Panen, P. dkk.. (2003). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rahmayanti. (2003). Model Kooperatif dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Makalah pada Seminar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Untirta. Banten: Untirta.

Rochmad. (2008). Penggunaan Pola Pikir Induktif-deduktif dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Beracuan Konstruktivisme. Semarang: FMIPA UNES.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran. Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Press: Jakarta.

Russeffendi. E.T. (1996). Pengantar kepada Membantu Guru dalam Meningkatkan Kompetensinya dalam Mengajarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Sadiman. (2006). Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.

Sanjaya, Wina. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(45)

Windy Nurhikmawati

Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (tik) antara yang menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan tipe jigsaw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sudjana, Nana. (1989). Evaluasi Hasil Belajar: Konstruksi dan Analisis. Bandung: Pustaka Martiana.

--- . (1988). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.

Sudjana, Nana, R. Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudirman, dkk.. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suparmin dan Saksono. 2012. Buku Kerja Siswa SMA/MA Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas X. Surakarta: Suara Media Sejahtera.

Surya, Mohammad. 2003. Psikologi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.

Tim MKPBM. 2001. Strategi Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) UPI.

Trianto. (2009). Revisi Taksonomi Bloom atau Revised Bloom Taxonomy .[Online]. Tersedia:http://hilman.web.id/posting/blog852/revisi-taksonomi-bloom-atau-revised-boom-taxonomy.html[12April2011]

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia di http://www.bapsi.undip.ac.id/images/download/Dokumen/uu%20n o-20%20thn%202003%20sisdiknas.pdf[11september2001].

Gambar

Tabel. 3.1. Desain Penelitian ......................................................................................
Gambar . 2.1.Bagan Tahap-Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Two Stay Two Stray  ...... 26
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Tabel 3.2. Variabel Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

of 802.11 authentication method is used on the client to associate to an Access Point on the Certkiller network. A.Open B.LEAP C.Closed D.EAPTLS

[r]

Maka dari itu, penulis mengusulkan untuk membuat sistem yang dapat memonitoring jalannya proyek konstruksi berdasarkan rencana pekerjaan yang telah dibuat pada

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah e – Business berbasis website yang bertujuan untuk mempermudah proses promosi dan

[r]

Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut: (1) Komisaris independen berpengaruh terhadap ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan, (2)

Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan