TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBAGIAN WARISAN
DENGAN CARA PERDAMAIAN (TASHALUH) MENURUT
HUKUM ISLAM
TESIS
Oleh
RIVA YULIA PRATIWI ERSA BR. PERANGIN-ANGIN
107011131/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
▸ Baca selengkapnya: cara menghitung nama seseorang menurut islam
(2)TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBAGIAN WARISAN
DENGAN CARA PERDAMAIAN (TASHALUH) MENURUT
HUKUM ISLAM
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
RIVA YULIA PRATIWI ERSA BR. PERANGIN-ANGIN
107011131/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
▸ Baca selengkapnya: cara menghitung nama jodoh menurut islam
(3)Judul Tesis : TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBAGIAN
WARISAN DENGAN CARA PERDAMAIAN
(TASHALUH) MENURUT HUKUM ISLAM
Nama Mahasiswa : RIVA YULIA PRATIWI ERSA BR. PERANGIN-ANGIN Nomor Pokok : 107011131
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD)
Pembimbing Pembimbing
(Prof. Dr. Abdullah Syah, MA) (Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 13 Agustus 2012
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD Anggota : 1. Prof. Dr. Abdullah Syah, MA
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :RIVA YULIA PRATIWI ERSA BR. PERANGIN-ANGIN
Nim :107011131
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis :TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBAGIAN
WARISAN DENGAN CARA PERDAMAIAN
(TASHALUH) MENURUT HUKUM ISLAM
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya seniri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
Nama :RIVA YULIA PRATIWI ERSA BR. PERANGIN-ANGIN
i ABSTRAK
Hukum Islam telah menentukan pembagian waris secara adil dan bijaksana dalam Al Qur’an dan Hadist. Namun pada kenyataannya, masih sering dijumpai pada masyarakat khususnya yang beragama Islam, dalam hal pembagian waris dapat menimbulkan sengketa atau pertengkaran diantara keluarga, dan tidak sedikit yang memaksa para pihak menyelesaikannya di Pengadilan Agama. Pembagian waris tidaklah mutlak harus secara pembagian menurut Hukum Islam, walaupun semua ahli waris dan pewaris adalah Muslim. Mereka para ahli waris dapat melaksanakan pembagian warisan dengan cara perdamaian (Tashaluh) yakni berdasarkan kesepakatan yang didasari atas kehendak sendiri, kesadaran penuh, dan keikhlasan dari masing-masing para ahli waris.
Pembahasan dalam penelitian adalah Pertama, Pembagian warisan dengan cara perdamaian (Tashaluh) menurut hukum Islam, Kedua, Kekuatan hukum hasil pembagian warisan dengan cara perdamaian (Tashaluh) menurut hukum Islam tersebut, dan Ketiga, Pembagian warisan dengan cara perdamaian (Tashaluh) di Pengadilan Agama. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif.
Hasil dari penelitian ini adalah Pembagian warisan dengan cara perdamaian (Tashaluh) menurut hukum Islam yakni pembagian warisan dengan berdasarkan kesepakatan para ahli waris untuk membagi warisan seperti menentukan besaran bagian masing-masing ahli waris sesuai kesepakatan, atas dasar kesadaran penuh kerelaan dan keikhlasan salah satu ahli waris menolak mendapatkan warisan ataupun, salah seorang ahli waris menyerahkan sepenuhnya bagian yang menjadi haknya untuk diberikan kepada ahli waris yang lain yang jauh lebih membutuhkannya. Hasil kesepakatan pembagian warisan dituangkan dalam bentuk akta perdamaian pembagian warisan. yang merupakan alat bukti tertulis yang sempurna dan berkekuatan hukum tetap. Pembagian warisan dengan cara perdamaian (Tashaluh) di Pengadilan Agama dilaksanakan sesuai dengan pasal 183 Kompilasi Hukum Islam (KHI). Hukum Islam adalah hukum yang sempurna, dengan diperbolehkan pembagian warisan dengan cara perdamaian (Tashaluh), maka hendaknya umat muslim dapat menerapkan hal tersebut agar terhindar dari perselisihan di dalam keluarga, dan terciptalah perdamaian dalam kehidupan sesama umat manusia di dunia. Dalam pelaksanaannya di masyarakat hukum Peranan Notaris dan Hakim Pengadilan Agama sangat diperlukan untuk melegalkan akta perdamaian pembagian warisan agar berkekuatan hukum tetap.
ii ABSTRACT
The Islamic law has ruled the distribution of inheritance fairly and wisely in the Al Quran and Hadist (the sayings and deeds of the Prophet Muhammad). In reality, however, the distribution of inheritance brings about dispute and quarrel especially among the Moslems, and it is not uncommon for them to get the solution in the Religious Court. The distribution of inheritance does not need to be absolutely according to the Islamic law although all testators and heirs are Moslems. The heirs can distribute the inheritance by reconciliation (Tushaluh), based on the agreement of their own accord, self awareness, and sincerity.
The analysis of the research comprised of first, the distribution of inheritance according to the Islamic law; secondly, legal force of the distribution of inheritance by reconciliation (Tushaluh), according to the Islamic law; and thirdly, the distribution of inheritance by reconciliation (Tashaluh) before the Religious Court. The research used judicial normative approach.
The result of the research showed that the distribution of inheritance by reconciliation (Tashaluh), according to the Islamic law, was based on the agreement of the heirs to determine the amount of the inheritance for each heir according to what had been agreed, based on the self awareness, willingness, and sincerity of one of the heirs to refuse to inherit, or one of them gives his right to the other heirs who need it. The agreement to distribute the inheritance is stipulated in a notarial deed so that it will become evidence in a written form, final and conclusive. The distribution of inheritance by reconciliation (Tashaluh) before the Religious Court is implemented according to Article 183 of KHI (Compilation of the Islamic Law). The Islamic law is perfect in which the distribution of the inheritance is implemented by reconciliation (Tashaluh); therefore, the Moslems should be able to apply it in order to avoid dispute in the families so that they will live in peace. In its implementation in the legal society, the role of Notaries and Judges in the Religious Court is urgently needed in order to legalize the deed of agreement; in consequence, the distribution of inheritance will be final and conclusive.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkah, rahmat serta karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul “ TINJAUAN YURIDIS TENTANG
PEMBAGIAN WARISAN DENGAN CARA PERDAMAIAN (TASHALUH)
MENURUT HUKUM ISLAM“.
Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi persyaratan
guna mencapai gelar Magister Kenotariatan pada Program Studi Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini belum tentu selesai tanpa
adanya pihak-pihak yang telah berjasa membimbing, mengarahkan, memberikan
semangat dan motivasi serta memberikan data kepada penulis, untuk itu dengan
segala kerendahan hati yang tulus, penulis ingin mempergunakan kesempatan ini
untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yang
Terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi
iv
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara;
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin Lubis, S.H, M.S, CN, selaku Ketua Program
Studi Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, sekaligus
penguji yang telah memberikan saran kepada penulis;
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, S.H, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program
Studi Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, sekaligus
penguji yang telah memberikan saran kepada penulis;
5. Bapak Prof. Dr. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD, selaku Komisi Pembimbing
utama yang telah memberikan perhatian, motivasi, dan arahan kepada penulis;
6. Bapak Prof. Dr. Abdullah Syah, MA, selaku Komisi pembimbing yang telah
memberikan perhatian, motivasi, dan arahan kepada penulis
7. Ibu Dr. Idha Aprilyana Sembiring, S.H, M.Hum, selaku Dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan perhatian, masukan, saran dan kritik, serta membantu
memeriksa tesis penulis;
8. Bapak-bapak dan Ibu-ibu staf pengajar serta para karyawan di Program Studi
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;
9. Kepada yang terhormat dan terkasih Bapak Erlaba Perangin-angin dan Ibu
Sarinah Br Sitepu sebagai orangtua terbaik yang selalu sabar dan memberikan
kasih sayang, doa, dan perhatian dari dulu, sekarang, esok dan seterusnya
v
10. Kepada saudara kandung Muhammad Iswan Perangin-angin, terima kasih telah
memberikan waktu disela kesibukan untuk membantu penulis dalam
menyelesaikan tesis ini;
11. Teman-teman mahasiswa Program Studi Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara angkatan 2010. Untuk teman saya Rotua Deswita
Raja Guk-guk S.H, Marhanita S.H, Leli Malasari S.H, Indah Puji Lestari S.H,
Evirosita S.H, Fitri Andriani, S.H. terima kasih karena selalu memotivasi serta
memberikan semangat dalam menyelesaikan tesis ini;
12. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatiannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari sempurna
namun diharapkan semoga penulisan tesis ini dapat memberikan manfaat dan
kegunaan untuk menambah pengetahuan, pengalaman bagi penulis pada khususnya
dan para pembaca pada umumnya.
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb
Medan, Agustus 2012 Penulis,
vi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR RIWAYAH HIDUP ... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR ISTILAH ... viii
BAB I PENDAHULUAN... ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... ... 7
C. Tujuan Penelitian... ... 8
D. Manfaat Penelitian... ... 8
E. Keaslian Penelitian... ... 9
F. Kerangka Teori dan Konsepsi... ... 9
1. Kerangka Teori ... 9
2. Konsepsi... ... 15
G. Metode Penelitian... ... 18
1. Spesifikasi Penelitian... 18
2. Sumber Data... ... 19
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 19
4. Analisis Data... 20
BAB II KONSEP PEMBAGIAN WARISAN DENGAN CARA PERDAMAIAN (TASHALUH) MENURUT HUKUM ISLAM... 21
A. Waris dalam pandangan hukum Islam ... 21
B. Pembagian waris menurut hukum Islam ... 37
vii
BAB III KEKUATAN HUKUM PEMBAGIAN WARISAN DENGAN CARA PERDAMAIAN (TASHALUH)
DALAM HUKUM ISLAM ... 55
A. Tinjauan Umum Perjanjian Perdamaian ... 55
B. Kekuatan Hukum Pembagian Warisan dengan Cara perdamaian (Tashaluh) dalam Hukum Islam ... 61
C. Peranan Notaris Dalam Pembuatan Akta Tentang Pembagian Warisan Dengan Cara Perdamaian (Tashaluh) ... 69
BAB IV PEMBAGIAN WARISAN DENGAN CARA PERDAMAIAN (TASHALUH) DI PENGADILAN AGAMA ... 79
A. Ketentuan Pembagian Warisan Dengan Cara Perdamaian berdasarkan Kompilasi Hukum Islam ... 79
B. Kewenangan Pengadilan Agama Dalam Mengadili Perkara warisan ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... ... 101
viii
DAFTAR ISTILAH
As-sulh : Akad untuk menyelesaikan suatu persengketaan atau perselisihan menjadi perdamaian
Ashhabul furudh : Ahli Waris yang mempunyai bagian tetap dalam menerima harta peninggalan dari sipewaris. Mereka adalah empat golongan laki-laki dan delapan golongan perempuan
Faraidh : Hukum yang mengatur tentang pembagian harta warisan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.
Fiqh : Hukum Islam, salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya.
Hadits : Perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad SAW. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam.
Islah : Damai
Ijtihad : Sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang dilaksanakan oleh Ulama yang mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Qur’an maupun Hadist dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang. Ulama yang berijtihad disebut mujtahid.
Ijma' : Kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits atas suatu perkara yang terjadi.
Privat Affair : paham yang mementingkan urusan pribadi
ix
berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.
Sulhu : Perdamaian
Syari”ah : Hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia dengan alam sekitar berdasarkan Al Qur’an dan Hadits.
Tashaluh : Saling berdamai
Ta'abbudi : Hukum yang tetap dan tidak pernah berubah oleh Ijtihad, penalaran akal manusia, dan umumnya yang bersifat ta'abbudi terdapat dalam ibadah khususnya ibadah mahdlah (yang diperintahkan oleh Allah).