• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PERDA KOTA PADANG PANJANG NO 8 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DAN KAWASAN TERTIB ROKOK (Studi Pada Kawasan Tanpa Asap Rokok di RSUD Kota Padang Panjang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PERDA KOTA PADANG PANJANG NO 8 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DAN KAWASAN TERTIB ROKOK (Studi Pada Kawasan Tanpa Asap Rokok di RSUD Kota Padang Panjang)."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PERDA KOTA PADANG PANJANG NO 8

TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

DAN KAWASAN TERTIB ROKOK

(Studi Pada Kawasan Tanpa Asap Rokok

di RSUD Kota Padang Panjang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

OLEH :

FITRIANITA

0810841007

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

(2)

i

ABSTRAK

FITRIANITA, No. BP: 0810841007, Implementasi Peraturan Daerah Kota Padang Panjang No 8Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok (Studi pada Kawasan Tanpa Asap Rokok di RSUD Kota Padang Panjang), Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang, 2014. Dibimbing oleh: Kusdarini, S.IP, M.PA dan Roza Liesmana S.IP, M.Si. Skripsi ini terdiri dari 153 halaman dengan referensi 9 buku teori, 9 buku metode, 1 skripsi, 7 dokumen, dan 7 website internet.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Implementasi Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok di RSUD Kota Padang Panjang. Perda ini bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya asap rokok, membudayakan hidup sehat dan menekan pertumbuhan perokok pemula. Penelitian ini di lakukan di RSUD Kota Padang Panjang dilatar belakangi oleh banyaknya pelanggaran yang terjadi dalam pelaksanaan Perda ini di RSUD Kota Padang Panjang berdasarkan razia penegakan Perda yang dilakukan oleh Satpol PP Padang Panjang di seluruh wilayah SKPD di Kota Padang Panjang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian untuk melihat kinerja tersebut dari hasil penelitian, maka dilakukan teknik triangulasi. Penelitian ini menggunakan model implementasi Donald S. Van Meter dan Carl S. Van Horn. Pelaksanaan Perda Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok di RSUD Kota Padang Panjang sudah berjalan cukup efektif berdasarkan teori implementasi Van Meter dan Van Horn. Isi kebijakan sudah dipahami oleh para implementor, sumber daya manusia dan finansial yang sudah memadai, komunikasi dan koordinasi sudah berjalan dengan baik, baik internal maupun ekstenal, telah memiliki pedoman dalam pelaksanaannya, mendapat dukungan politik serta para implementor telah memiliki disposisi yang baik untuk mendukung pelaksanaan Perda No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok di RSUD Kota Padang Panjang.Berdasarkan hasil temuan di lapangan sudah jarang ditemukan orang yang merokok di RSUD Kota Padang Panjang, ini menunjukan implementasi Perda ini sudah berjalan cukup efektif di RSUD Kota Padang Panjang. Meskipun dalam pelaksanaannya masih ditemukannya kendala seperti susahnya merubah kehidupan sosial masyarakat untuk berhenti merokok karena mereka menganggap rokok sebagai budaya Minang, tidak adanya sanksi yang diberikan kepada siperokok yang tercantum di dalam Perda Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok sehingga masih ditemukan orang yang merokok secara sembunyi-sembunyi di kawasan RSUD Kota Padang Panjang.

(3)

ii

ABSTRACT

FITRIANITA, No. BP: 0810841007, Implementation of Regional Regulation Padang Panjang No. 8 Year 2009 on Cigarette Smoke-Free Zone and Smoking Orderly Zone ( Studies on Cigarette Smoke-Free Zone in RSUD Padang Panjang ), Public Administration, Faculty of Social Sciences and Political Science, Andalas University, Padang, 2014. Supervised by : Kusdarini, S. IP, M.PA and Roza Liesmana S.IP, MSi. This thesis consists of 153 pages with references 9 theory books, 9 books method, 1 thesis, document 7, and 7 internet website .

This research is aimed to describe the implementation of Regional Regulation Padang Panjang No. 8 Year 2009 on Cigarette Smoke-Free Areas and Smoking Orderly Zone in RSUD Padang Panjang. This regulation aims to protect public health from the dangers of secondhand smoke, cultivate healthy living and suppress the growth of new smokers Research is done in RSUD Padang Panjang background by the number of violations that occurred in the implementation of this law in RSUD of Padang Panjang by law enforcement raids conducted by Satpol PP of Padang Panjang in SKPD-SKPD in the city of Padang Panjang . The method used in this research is descriptive qualitative. Data collection techniques used in this study were interviews, observation and documentations. Then to look at the performance of the research , the technique of triangulation. This study uses a modeling implementation Donald S. Van Meter and Carl S. Van Horn .

Implementation of Regional Regulation Padang Panjang No. 8 Year 2009 on Cigarette Smoke-Free Areas and Smoking Orderly Zone in RSUD Padang Panjang quite effective underway according to the theory Because the contents of the policy had understood by the implementor, human resources and adequate financial, communication and coordination are already well underway, both internal and ekstenal, has had guidelines in the implementation, as well as the effective in RSUD of Padang Panjang . Although in practice still found obstacles like difficult to change the social life of society to stop smoking because they consider smoking is Minang culture and no sanction given to smoker listed in Regional Regulation Padang Panjang No. 8 Year 2009 on Cigarette Smoke-Free Zone and Orderly smoking area that is still found people who smoked secretly in the RSUD Padang Panjang.

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil’alamin, puji sukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Perda Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok (Studi pada Kawasan Tanpa Asap Rokok di RSUD Kota Padang Panjang)” dengan baik, serta shalawat salam teruntuk Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia kepada kehidupan yang beradab dan berilmu pengetahuan.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah bersedia memberikan waktu dan perhatiannya. Oleh karena itu ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis berikan kepada:

1. Kedua orangtua penulis, Ayahanda Sawir dan Ibunda Zainidar yang telah memberikan dukungan, moril ataupun materil dan telah banyak berkorban untuk penulis.

2. Bapak Prof. Dr. rer. soz. Nursyirwan Effendi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas beserta dengan seluruh jajaran.

3. Bapak Drs. Yoserizal, M.Si selaku ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Andalas.

(5)

iv

untuk penulis disela-sela kesibukan selama ini. Mohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan penulis selama proses bimbingan.

5. Bapak Drs. Yoserizal, M.Si, Bapak Roni Ekha Putera, S.IP, M.PA , Ibu Wewen Kusumi Rahayu, S.AP, M.Si, dan Desna Aromatica, S.AP, M.AP selaku tim penguji skripsi penulis yang telah memberikan masukan, kritik serta saran demi penyempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara, serta staf pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama duduk di bangku kuliah.

7. Bapak dan Ibu staf subbagian akademik pada Jurusan dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas yang telah melayani keperluan penulis dalam mengurus surat-menyurat terkait penyelesaian skripsi ini. 8. Bapak Direktur RSUD Kota Padang Panjang beserta jajarannya, Kasatpol

PP Kota Padang Panjang beserta jajarannya, Bapak Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang beserta jajarannya,Bapak Ketua Komisi III DPRD Kota Padang Panjang, Ketua Forum Kota Sehat dan ketua Forum Peduli Penyakit Tidak Menular dan semua informan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu. yang telah banyak membantu penulis di lapangan.

(6)

v

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala kritik, saran, dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini akan sangat berguna bagi penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.

Padang, 27 Januari 2014 Penulis

(7)

vi 2.1. Studi Penelitian yang Relevan ... 16

2.2.Teori ... 20

2.2.1Implementasi Kebijakan ... 20

2.3.Skema Pemikiran ... 32 4.1.Gambaran Umum RSUD Kota Padang Panjang ... 52

4.2.Visi dan Misi RSUD Kota Padang Panjang ... 54

4.3.Tata Tertib RSUD Kota Padang Panjang ... 53

(8)

vii

BAB V

PEMBAHASAN

5.1.Implementasi Peraturan Daerah Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan

Tertib Rokok di RSUD Kota Padang Panjang ... 72

5.1.1 Ukuran-ukuran dasar dan tujuan kebijakan ... 75

5.1.1.1.Jelas ... 76

5.1.1.2.Terukur ... 80

5.1.2.Sumber Daya ... 86

5.1.2.1Sumber Daya Manusia ... 87

5.1.2.2Sumber Daya Dana... 96

5.1.3.Komunikasi Antar Organisasi dan Kegiatan Pelaksana ... 99

5.1.3.1 Komunikasi Antar Organisasi ... 99

5.1.3.2 Kegiatan Pelaksana Implementasi ... 103

5.1.4.Karakteristik Agen Pelaksana... 107

5.1.4.1 Struktur Birokrasi... 107

5.1.4.2 Pola-Pola Hubungan dalam Organisasi ... 111

5.1.5. Kondisi Sosial Ekonomi dan Politik ... 120

5.1.5.1.Kondisi Ekonomi... 121

5.1.5.2. Kondisi Sosial... 123

5.1.5.3.Kondisi Politik ... 131

5.1.6.Kecenderungan pelaksana ... 136

5.2. Analisis Pencapaian Tujuan... 145

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan... 152

6.2 Saran... 153 DAFTAR PUSTAKA

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pemda di Indonesia yang sudah mempunyai KTR ... 2

Tabel 1.2 Penghargaan Kota Padang Panjang di Bidang kesehatan... 5

Tabel 1.3 Laporan Hasil Penertiban dan Penegakan Perda No 8 Tahun 2009 ... 7

Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang... 19

Tabel 3.1 Daftar Informan... 46

Tabel 3.2 Proses Penelitian ... 48

Tabel 3.3 Data Informan Kroscek Data ... 51

Tabel 5.1 Jumlah Kunjungan di Poli paru ... 85

Tabel 5.2 Gambaran Pegawai RSUD Kota Padang Panjang ... 91

Tabel 5.3 Dana Sosialisasi di RSUD Padang Panjang ... 93

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pelanggaran Perda Rokok oleh Pegawai RSUD ... 9

Gambar 1.2 Pelanggaran Perda Rokok oleh Pengunjung RSUD ... 9

Gambar 1.3 Plang pengumuman perda di Depan Gerbang RSUD ... 11

Gambar 2.1 Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn ... 30

Gambar 4.1 Lanscape RSUD Kota Padang Panjang ... 52

Gambar 5.1 Ruang Konsul Rokok RSUD ... 93

Gambar 5.2 Sosialisasi Perda Outdoor ... 114

Gambar 5.3 Sosialisasi Perda Indoor ... 114

Gambar 5.4 Spansuk Iklan Anti Rokok ... 130

(11)

x

DAFTAR GRAFIK

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman wawancara

Lampiran 2 Surat izin penelitian dari fakultas

Lampiran 3 Rekomendasi penelitian dari KPPT Kota Padang Panjang

Lampiran 4 Bukti wawancara

Lampiran 5 Perda Kota Padang Pannjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok

(13)

DAFTAR ISI 3.1.Pendekatan dan Desain Penelitian ... .. 41

3.2.Teknik Pengumpulan Data ... .. 42

3.3.Teknik Pemilihan Informan ... 44

3.4.Peranan Peneliti ... 47

4.3.Tata Tertib RSUD Kota Padang Panjang... 53

(14)

BAB V

PEMBAHASAN

5.1.Implementasi Peraturan Daerah Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok di RSUD Kota Padang Panjang ... 72

5.1.1 Ukuran-ukuran dasar dan tujuan kebijakan ... 75

5.1.1.1.Jelas ... 76

5.1.1.2.Terukur ... 80

5.1.2.Sumber Daya ... 86

5.1.2.1Sumber Daya Manusia ... 87

5.1.2.2Sumber Daya Dana ... 96

5.1.3.Komunikasi Antar Organisasi dan Kegiatan Pelaksana... 99

5.1.3.1 Komunikasi Antar Organisasi ... 99

5.1.3.2 Kegiatan Pelaksana Implementasi ... 103

5.1.4.Karakteristik Agen Pelaksana ... 107

5.1.4.1 Struktur Birokrasi... 107

5.1.4.2 Pola-Pola Hubungan dalam Organisasi ... 111

5.1.5. Kondisi Sosial Ekonomi dan Politik ... 120

5.1.5.1.Kondisi Ekonomi ... 121 5.1.5.2. Kondisi Sosial ... 123

5.1.5.3.Kondisi Politik ... 131

5.1.6.Kecenderungan pelaksana ... 136

5.2. Analisis Pencapaian Tujuan ... 145

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan ... 152

6.2 Saran ... 153

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan aspek penting dari Hak Asasi Manusia (HAM) dan modal untuk

keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Karena tanpa kesehatan pelaksanaan pembangunan

nasional yang menyeluruh dan seutuhnya tidak akan terwujud. Oleh sebab itu pemerintah

melakukan pembangunan kesehatan. Dalam Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakan berbagai

upaya kesehatan bagi seluruh warga negara Indonesia dimana salah satu upayanya adalah

pengamanan Zat Adiktif yang diatur dalam bagian ketujuh belas Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa rokok merupakan zat adiktif yang perlu pengamanan

dalam penggunaannya agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan diri sendiri, orang

lain dan lingkungan sekitarnya. Karena dalam sebatang rokok terdapat 4000 bahan kimia, 400

diantaranya bahan beracun dan 40 bahan Karsinogenik.1

Salah satu langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi bahaya rokok adalah

dengan mengeluarkan kebijakan untuk melarang orang merokok di tempat-tempat yang

ditetapkan. Di dalam Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, secara tegas

menyebutkan pembentukan peraturan kawasan tanpa rokok oleh Pemerintah Daerah pada

Bagian Ketujuh Belas Pasal 115. Selain itu, pembentukan kawasan tanpa asap rokok oleh

1

(16)

Pemerintah Daerah dipertegas oleh Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2003 tentang

Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan pada Bagian Enam Pasal 22 – 25. Pasal 25 yang

memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mewujudkan kawasan tanpa rokok.

Namun peraturan tersebut belum menerapkan 100% kawasan bebas asap rokok karena masih

dibolehkan membuat ruang khusus untuk merokok dengan ventilasi udara di tempat umum dan

tempat kerja.

Tabel 1.1

Pemerintah Daerah di Indonesia yang telah memiliki Peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok No Pemerintah Daerah Peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok

1 DKI Jakarta Per-Gub No 75 Tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang Merokok

2 Bogor Perda No 8 Tahun 2006 tentang Ketertiban Umum, Pasal 14-16

3 Cirebon SK Walikota No 27A Tahun 2006 tentang Perlindungan terhadap Masyarakat Bukan Perokok di Kota Cirebon 4 Surabaya Perda No 5 Tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan

Kawasan Terbatas Rokok

Perwako No 25 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Perda No 5 Tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Rokok.

6 Payakumbuh Perda No 15 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok Perwako No 46 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Perda No 15 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok

7 Bukit Tinggi Perda No 1 Tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok Sumber : Hasil olahan peneliti dari berbagai sumber Tahun 2012

Berdasarkan tabel 1.1, terlihat bahwa belum semua Pemerintah Daerah di Indonesia yang

menindaklanjuti PP No 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan untuk

membentuk kawasan tanpa rokok. Padahal pemerintah sudah memberikan kewenangan kepada

Pemerintah Daerah untuk membentuk kawasan tanpa rokok. Ini mengindikasikan belum

(17)

Salah satu Pemerintah Daerah di Indonesia yang telah serius mengatasi masalah bahaya

rokok adalah Kota Padang Panjang. Kota Padang Panjang merupakan kota pertama di Sumatera

Barat yang menerapkan kawasan tanpa asap rokok. Tepat pada Tanggal 17 Maret 2009 Kota

Padang Panjang mengeluarkan Peraturan Daerah mengenai Kawasan Tanpa Asap Rokok dan

Kawasan Tertib Rokok yaitu Perda No 8 Tahun 2009. Kemudian dibuat petunjuk

pelaksanaannya yang dituangkan dalam Perwako Kota Padang Panjang No 10 Tahun 2009

tentang Juklak Perda No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib

Rokok.

Di dalam Perda No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan

Tertib Rokok berisi tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok. Kawasan

tanpa asap rokok adalah wilayah dimana tidak diperbolehkan untuk merokok. Wilayah itu yaitu :

tempat pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat ibadah, tempat kegiatan

anak-anak dan angkutan umum. Sedangkan kawasan tertib rokok adalah wilayah dimana hanya

diperbolehkan merokok pada tempat khusus yang disediakan. Tempat itu yaitu tempat umum

yaitu kawasan wisata, hotel, restoran atau rumah makan, pasar dan terminal serta tempat kantor

yaitu kantor pemerintah, kantor swasta dan pabrik atau perusahaan.2 Selain itu, di dalam Perda

ini juga dibahas mengenai peran serta masyarakat dalam mewujudkan kawasan tanpa asap rokok

dan kawasan tertib rokok, pembinaan dan pengawasan, sanksi serta larangan iklan rokok outdoor

di Kota Padang Panjang.

Perda Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan

Kawasan Tertib Rokok merupakan salah satu program unggulan Kota Padang Panjang di bidang

Kesehatan, hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya apresiasi yang diterima dari berbagai pihak

2

(18)

dalam kurun waktu 5 tahun belakangan ini, telah menjadikan Padang Panjang sebagai Kota

Sehat Tertinggi dari beberapa kota yang ada di Indonesia dan khususnya diantara kota di

Sumatera Barat dengan penganugrahan Piala Swastisaba Wistara dari Menteri Kesehatan, 14

November 2010 lalu dan Program Kesehatan Kota Padang Panjang juga dipercaya mewakili

Indonesia untuk dipresentasikan di negara Brazil beberapa waktu lalu.3

Tabel 1.2

Penghargaan Bidang Kesehatan untuk Pemerintah Kota Padang Panjang

No Penghargaan

1 Penghargaan Perlindungan Anak Nasional terhadap Bahaya Rokok Tahun 2010

2 Hari Tanpa Tembakau Sedunia Tingkat Nasional dipusatkan di kota Padang Panjang Tahun 2010

3 Penghargaan Karya Bhakti Husada sebagai Kepala Daerah yang menuju Padang Panjang Sehat dengan Iklan rokok Tahun 2010

4 Pengharagaan Menggala Bhakti Husada melalui ketua TP PKK atas dukungan kebijakan yang diambil walikota dengan memberikan penghargaan kepada Kepala Keluarga (KK) yang berhenti merokok 2010.

5 Penghargaan WHO TAPS (Tobacco Advertisement, Promotion and Sponsorship.) Tahun 2011

6 Penghargaan dari WHO Award For Significant Performance on Tobacco/Smoke Free Area Development Tahun 2011

Sumber: Hasil Olahan Peneliti dari berbagai sumber Tahun 2012.

3

(19)

Dari tabel 1.3 di atas, dapat terlihat bahwa dengan dikeluarkannya Perda No 8 Tahun

2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok dan Perwako No 10

Tahun 2009 tentang Juklak Perda No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan

Kawasan Tertib Rokok oleh Pemerintah Kota Padang Panjang di bidang Kesehatan telah

membuat Kota Padang Panjang banyak menerima penghargaan dan dicontoh oleh kota lain di

Indonesia. Khusus sektor kesehatan salah satu program unggulannya adalah kebijakan tentang

Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok, semua iklan berbau rokok di larang di

Padang Panjang, dan Walikota Padang Panjang tidak menghiraukan kehilangan pendapatan asli

daerah dari iklan rokok. Konsep dan gagasan Suir Syam itu kini banyak di contoh daerah lain di

nusantara.4

Setelah 4 tahun Perda Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa

Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok dilaksanakan sejak di mulai diberlakukan bulan Maret

2009 sudah banyak kepala keluarga dengan „Rumah Sehat Tanpa Asap Rokok‟ di Kota Padang

Panjang yang mendapat penghargaan dari Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan

Keluarga Kota Padang Panjang. Selain mendapat penghargaan, kepala keluarga yang berhenti

merokok juga mendapatkan reward sebesar Rp100.000.5 Tidak hanya itu pasca diberlakukannya

Perda ini, sepanjang jalan dan lorong di Kota Padang Panjang, baik di pusat kota maupun di

pinggiran kota tidak ditemukan lagi iklan rokok.

Namun, dalam pelaksanaan Perda ini, masih terdapat pelanggaran. Berdasarkan razia

juga dilakukan oleh Satpol PP Kota Padang Panjang terhadap seluruh SKPD di Kota Padang

4

www.harianhaluan.com. “Dua Gagasan”, diakses tanggal 5 Oktober 2012 Pukul 20.00 Wib 5

(20)

Panjang pada tanggal 21 Juni sampai dengan 24 Juni 2011 di 32 SKPD di Kota Padang Panjang,

ternyata masih ditemukan pelanggaran dalam pelaksanaan Perda ini. Berikut hasil razia Satpol

PP Kota Padang Panjang terhadap penegakan Perda Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009

tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok.

Tabel 1.3

Laporan Hasil Penertiban dan Penegakan Perda No 8 Tahun 2009 dan Perwako No 10 tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok di Lingkungan

Pemerintah Daerah Kota Padang Panjang

LOKASI PENERTIBA N

TEMUAN DI LAPANGAN TINDAKAN

Kantor KPU -Asbak rokok 4 buah -Korek api

-Rokok (LA Light, Lucky Strike dan Class Mild)

Membawa barang temuan ke kantor Satpol PP sebagai barang bukti Kantor

BAPPEDA

-Asbak rokok 1 buah

-Puntung-puntung rokok banyak ditemui di tong sampah

Membawa barang temuan ke kantor Satpol PP sebagai barang bukti Kantor Balai

Kota

-Asbak 5 buah

-Banyak puntung rokok ditemukan di bawah meja

Membawa barang temuan ke kantor

Puntung rokok banyak ditemukan di tong sampah

Membawa barang temuan ke kantor Satpol PP sebagai barang bukti

Kantor Lurah Silaing Bawah

Asbak rokok 2 buah beserta puntung rokok di dalamnya Membawa barang temuan ke kantor Satpol PP sebagai barang bukti Kantor Dinas

Perhubungan

Banyak puntung rokok berserakan di area perkantoran Ditemukan seorang pegawai negeri sipil sedang merokok di dalam ruangan

Banyak ditemukan orang yang sedang merokok di area

Rumah Sakit Umum Daerah diantaranya : Cleaning

Service, Pegawai Negeri Sipil Kab.Tanah Datar,

wartawan dan pengujung Rumah Sakit Umum Daerah

Memberitahukan kepada orang

(21)

Kantor DPRD Ditemukan puntung rokok berserakan di lantai atas Di pot bunga banyak ditemukan puntung rokok

Diberikan pengarahan kepada ber : Data Sekunder Tahun 2011.6

Berdasarkan tabel 1,3, dapat terlihat bahwa masih terdapat pelanggaran terhadap Perda

No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok. Masih

terdapat barang-barang yang seharusnya tidak ada di tempat kerja Pemerintah Daerah Kota

Padang Panjang seperti asbak rokok dan bungkus rokok serta masih ditemukan para pegawai

atau pengunjung yang merokok di tempat yang tidak seharusnya. Seperti di Kantor

SOSNAKER(Sosial dan Tenaga Kerja), Dinas Perhubungan dan RSUD (Rumah Sakit Umum

Daerah). Ketiga tempat ini termasuk tempat yang banyak ditemukan pelanggaran dalam

pelaksanaan Perda ini.

Berdasarkan hasil razia yang dilakukan oleh Satpol PP Kota Padang Panjang tanggal

21-24 Juni 2011, RSUD Kota Padang Panjang termasuk salah satu kawasan yang banyak ditemukan

pelanggaran Perda Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok

dan Kawasan Tertib Rokok yang dapat dilihat pada tabel 1.4. Padahal RSUD (Rumah

Sakit Umum Daerah) yang Kota Padang Panjang merupakan salah satu tempat pelayanan

kesehatan yang seharusnya bebas dari asap rokok. Karena termasuk Kawasan Tanpa Asap

Rokok seperti yang tertera dalam Pasal 2 ayat 1 dan 2 Poin a. Pelanggaran yang ditemukan

seperti ada orang yang sedang merokok di area Rumah Sakit Umum Daerah diantaranya :

Cleaning Service, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kab.Tanah Datar, wartawan dan pengujung

6

(22)

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang.7 Hasil razia Satpol PP Kota Padang Panjang

juga didukung oleh hasil dokumentasi peneliti terhadap pelanggaran Perda Kota Padang Panjang

No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok di RSUD

Kota Padang Panjang.

Gambar 1.1

Pelanggaran Perda Rokok oleh Pegawai RSUD Kota Padang Panjang

Sumber: Hasil dokumentasi Peneliti Tahun 2013.

Gambar 1.2

Pelanggaran Perda Rokok oleh Pengunjung RSUD Kota Padang Panjang

7

(23)

Sumber: Hasil dokumentasi Peneliti Tahun 2013.

Dari gambar 1.1 dan 1.2 tersebut, dapat terlihat adanya pelanggaran yang dilakukan oleh

implementor dan kelompok sasaran terhadap pelaksanaan Perda Kota Padang Panjang No 8

Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok, dimana mereka

masih merokok di dalam kawasan RSUD Kota Padang Panjang. Gambar 1.1 diatas terlihat salah

seorang satpam RSUD Kota Padang Panjang yang sedang merokok di salah satu pojok rumah

sakit tepatnya di belakang kantor Askes, ini merupakan contoh yang buruk. Aparat yang

seharusnya melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda Kota Padang Panjang No 8

Tahun 2009 tentang Kawasan Tertib Rokok di RSUD Kota Padang Panjang. Tetapi justru

melakukan pelanggaran dengan merokok di kawasan rumah sakit. Selain itu, gambar 1.2 juga

terlihat pelanggaran yang dilakukan oleh pengunjung rumah sakit yang sedang merokok di teras

di depan ruang tunggi pasien rawat jalan RSUD Kota Padang Panjang. Ini membuktikan bahwa

Perda Rokok ini belum berjalan cukup efektif karena masih terdapat para implementor dan

kelompok sasaran yang masih merokok di kawasan Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang

yang terlarang untuk merokok.

Selain itu, Selama peneliti melakukan observasi awal di RSUD Kota Padang Panjang,

peneliti banyak melihat adanya spanduk-spanduk yang isinya melarang untuk merokok. Pada

saat memasuki pintu gerbang RSUD Kota Padang Panjang, kita dapat melihat sebuah plang

besar yang bertuliskan “Anda Memasuki Kawasan Tanpa Asap Rokok” sehingga setiap

pengunjung dapat mengetahui bahwa di RSUD Kota Padang Panjang dilarang merokok. Selain

(24)

dibingkai bertuliskan “Dilarang Merokok”, disosialisasikan oleh Tim Promosi Kesehatan RSUD

Kota Padang Panjang. Seperti gambar di bawah ini,

Gambar 1.3

Plang Sosialisasi Perda di Depan Gerbang RSUD Kota Padang Panjang

Sumber: hasil Dokumentasi Peneliti Tahun 2013.

Dari gambar 1.2 di atas, terlihat sebuah plang besar yang bertuliskan sebuah

pengumuman yang menyatakan bahwa kita akan memasuki kawasan tanpa asap rokok yang

dilarang merokok di dalam kawasan tersebut. Namun pada kenyataannya masih juga ada

pegawai dan pengunjung yang tidak mematuhi larangan itu. Ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan Ketua Tim Promosi Kesehatan RSUD Padang Panjang :8

“Kami pihak rumah sakit sudah berusaha mensosialisasikan perda rokok ini bahwa di kawasan rumah sakit ini dilarang merokok bagi siapapun, dengan pembuatan spanduk, stiker maupun poster-poster diseluruh kawasan rumah sakit ini walaupun pada kenyataannya kami masih menemukan pengunjung, keluarga pasien yang merokok”

Fakta berikutnya yang membuat peneliti memilih RSUD Kota Padang Panjang yaitu

sebelum diberlakukannya Perda Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa

Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok, cafe RSUD terletak dalam kawasan rumah sakit dan

para pengunjung rumah sakit banyak yang merokok dalam café tersebut. Tetapi sejak

8

(25)

diberlakukannya Perda Rokok tersebut, café dipindahkan keluar kawasan rumah sakit dan

dibuatkan daerah khusus. Sehingga pengunjung rumah sakit yang merokok di café rumah sakit

tidak mencemari kawasan rumah sakit. Walaupun tidak dapat dipungkiri masih ditemukannya

pengunjung yang masih merokok di kawasan rumah sakit. Padahal rumah sakit harus steril dari

segala macam polusi termasuk asap rokok.

Fakta lain yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di RSUD Padang

Panjang adalah selama peneliti melakukan observasi di RSUD Padang Panjang selama 1

Minggu, peneliti menemukan masih ada keluarga pasien yang menginap di rumah sakit yang

merokok di kawasan rumah sakit. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Kemi salah satu

keluarga pasien yang menginap9

“ Apak lai tau kalo disiko dilarang merokok,tapi apak merokok kan

mandok-mandok nyo. kalo la malam hari dingin tu lamak marokok dinyo”

( Bapak tahu kalau di sini dilarang merokok, Tapi Bapak merokok sembunyi-sembunyi. Lagipula cuaca malam hari dingin)

Hal yang senada juga disampaikan oleh seorang cleaning service rumah sakit yang

mmengungkapkan10

Sejak ada Perda rokok ko masih ada juo pengunjung maupun keluarga pasien yang marokok mandok-mandok sepeti di wc di teras rumah sakik. Buktinyo pagi-pagi uni manyapu banyak uni basobok abu rokok, puntuang rokok berserakan berarti ado yang marokok tadi malam ma”

( Sejak ada Perda Rokok ini masih ada juga ditemukan pengunjung maupun keluarga pasien yang masih merokok sembunyi-sembunyi seperti di wc dan teras rumah sakit. Ini terbukti ketika uni menyapu pagi-pagi banyak ditemukan abu rokok dan punting rokok berserakan berarti ada yang merokok tadi malam )

9

Hasil Wawancara dengan dengan Pak Kemi salah satu keluarga pasienyang menginap di RSUD kota Padang Panjang tanggal 23 Desember 2012.

10

(26)

Dari wawancara di atas, dapat diketahui bahwa masih ada ditemukan pelanggaran dalam

pelaksanaan Perda Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok

dan Kawasan Tertib Rokok yaitu masih ditemukannya pengunjung maupun keluarga pasien

yang merokok sembunyi – sembunyi di kawasan rumah sakit padahal kawasan rumah sakit

dilarang untuk merokok.

Pelanggaran dalam pelaksanaan Perda Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang

Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok di RSUD Kota Padang Panjang terkait

kehidupan sosial masyarakat Kota Padang Panjang pada umumnya dan masyarakat Sumatera

Barat pada khususnya yang bersuku Minangkabau, yang menganggap rokok sebagai alat

kelengkapan adat dalam mamanggie kaum laki-laki menghadiri perhelatan atau kenduri.

Sehingga kebiasaan merokok bagi masyarakat Kota Padang Panjang sulit untuk berubah.

Tentunya kehidupan sosial masyarakat ini akan berpengaruh dalam pelaksanaan Perda Kota

Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Tertib Rokok di

RSUD Kota Padang Panjang.

Fakta-fakta empiris di atas, membuat peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana

implementasi dari Perda Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap

Rokok dan Kawasan Tertib Rokok di RSUD Kota Padang Panjang yang akan menuju RSUD

yang bertaraf international. Harapan peneliti nantinya hasil penelitian ini dapat menjadi acuan

bagi RSUD dalam mengoptimalkan implementasi dari pelaksanaan perda ini yang akhirnya nanti

dapat menjadi contoh bagi rumah sakit-rumah sakit lain yang terdapat di Sumatera Barat bahkan

Indonesia sekalipun.

(27)

Pemerintah Kota Padang Panjang mengeluarkan Peraturan Daerah No 8 Tahun 2009

tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok. Dimana di dalam Perda

tersebut diatur mengenai kawasan tanpa asap rokok dan kawasan tertib rokok. Kawasan tanpa

asap rokok adalah kawasan dimana tidak diperbolehkan merokok pada kawasan tersebut.

Kawasan itu yaitu tempat pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat Ibadah,

tempat kegiatan anak-anak dan angkutan umum. Sedangkan Kawasan Tertib Rokok adalah

kawasan dimana hanya diperbolehkan merokok pada tempat khusus yang disediakan. Tempat itu

yaitu tempat umum yaitu kawasan wisata, hotel, restoran atau rumah makan, pasar dan terminal

serta tempat kantor yaitu kantor pemerintah, kantor swasta dan pabrik atau perusahaan.

Setelah 4 tahun pelaksanaan Perda ini, RSUD yang termasuk Kawasan Tanpa Asap

Rokok ternyata masih banyak pengunjung maupun pegawai yang merokok. Padahal RSUD Kota

Padang Panjang merupakan Kawasan Tanpa Asap Rokok yang harus bebas dari asap rokok. Atas

dasar itu, rumusan masalah yang dikemukakan adalah Bagaimana Implementasi Perda Kota

Padang Panjang No 8 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan

Tertib Rokok di RSUD Kota Padang Panjang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan Implementasi Perda Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009

tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok di RSUD Kota Padang

Panjang.

1.4 Manfaat Penelitian

(28)

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk mengimplementasikan serta

mengembangkan ilmu-ilmu yang telah didapatkan selama masa perkuliahan dan juga berguna

bagi perkembangan khazanah ilmu administrasi negara.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi

pemerintah daerah selaku pelaksana kebijakan dalam menyempurnakan proses

Gambar

Tabel 1.1 Pemerintah Daerah di Indonesia yang telah memiliki
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Gambar 1.1 Pelanggaran Perda Rokok  oleh Pegawai RSUD Kota Padang Panjang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan nilai stabilitas pada campuran aspal beton AC-BC adalah pertama-tama penyiapan semua bahan dan material serta peralatan. Tahap

Dari hasil pengumpulan data spasial maupun data non spasial yang didapatan dari LEMIGAS yang bersumber dari SKK Migas, maka dihasilkan Sistem Informasi Geografis

Alat bukti akta ikrar wakaf sangatlah urgen dalam penyelesaian sengketa wakaf di pengadilan karena dari segi kekuatan akat ikrar wakaf digolongkan pada pembuktian alat bukti

Hasil uji Duncan pada parameter jumlah daun menunjukkan bahwa hasil terbaik ditunjukkan oleh kelompok media TSkn (tanah, sekam dan pupuk kandang) dan TKSKn (tanah,

Skripsi karya seni berjudul “Penulisan Skenario Program Cerita “Senja Felicia” dengan Penggunaan Sudut Pandang Orang Pertama sebagai Pembangun Surprise ” ini

LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN. Semester Pertama Semester Pertama Prognosis

Bagian tubuh yang tidak terletak di badan adalah…….. makan tidak teratur

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: (1) Kemampuan guru dalam merancang pembelajaran ilmu pengetahuan alam