• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior pada Klinik Mata Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior pada Klinik Mata Bandung."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Bandung Eye Center merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan mata. Kesehatan

mata sangat penting bagi seseorang karena mata merupakan panca indera manusia yang paling

penting. Mata berfungsi sebagai alat penglihatan pada manusia. Mata akan terus bekerja disetiap

waktu sehingga timbul bebagai penyakit mata yang dapat menganggu aktifitas manusia. Dari

berbagai penyakit yang timbul itu menjadikan salah satu faktor untuk manusia agar melakukan

pemeriksaan kesehatan mata. Eye center ini merupakan perkembangan klinik mata dari biasanya

karena ingin menjadi tempat pelayanan kesehatan yang memberikan implementasi interior yang

disesuaikan dengan fungsinya dengan keberadaan site yang mendukung juga banyaknya area

outdoor sehingga terdapat banyak bukaan yang dijadikan sebagai fasilitas tambahan untuk

menikmati suasana klinik yang asri untuk para pengunjung yang datang untuk periksa saja dan

juga yang hanya datang untuk mengantar.

(2)

ABSTRACT

Bandung Eye Center is one of the eye health care facilities . Eye health is very important

because the eyes are the most important human sense. Eyes function are for human vision. Eyes

will always to work every time so that the kinds of eye diseases which can interfere with human

activities . Various diseases arising from it makes one of the factors for the human eye in order

to do a health check . Eye center is an outgrowth opticians than usual because it wants to

become a health care site that provides implementations interior adapted to function with the

existence of the site that supports a plethora of outdoor areas so there are a lot of openings that

serve as additional amenities to enjoy the atmosphere of the clinic is beautiful for visitors who

came to check it and also that only came to escort .

(3)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Ide Gagasan ... 3

1.4 Manfaat Perancangan ... 3

1.5 Ruang Lingkup Perancangan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 4

2.1 Mata... 4

2.1.1 Definisi Mata ... 4

2.1.2 Bagian-bagian Mata ... 5

2.1.2.1Macam-macam Penyakit Mata ... 9

2.2 Kajian Klinik Secara Umum ... 11

2.2.1 Jenis Pelayanan Klinik ... 12

2.2.2 Persyaratan Lokasi Pendirian Klinik ... 12

2.2.3 Perizinan dan Penyelengaraan Klinik ... 13

2.3 Standar Profesi Klinik Mata ... 15

2.4 Persyaratan Pendirian Optikal ... 16

2.4.1 Persyaratan Sarana dan Peralatan Optikal... 18

2.5 Ergonomi ... 26

2.5.1 Ruang Klinik Mata ... 27

2.5.2 Pengukuran Ruangan Pasien ... 31

2.5.3 Koridor , Pintu dan Tangga ... 32

2.5.3.1 Koridor ... 32

2.5.3.2 Pintu ... 32

2.5.3.3 Tangga ... 33

2.5.4 Ruang Arsip Dan Gudang ... 34

2.5.5 Pusat Informasi ... 34

2.5.6 Ruang Prakter Dokter ... 34

(4)

2.5.6.2 Pencahayaan Pada Ruang Praktek ... 35

2.5.6.3 Penghawaan Pada Ruang Praktek ... 36

2.5.6.4 Warna ... 37

2.5.6.5 Pencahayaan Pada Rumah Sakit / Klinik ... 39

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI ... 41

3.1Deskripsi Proyek ... 41

3.2Deskripsi Site ... 41

3.3Analisis Fungsi ... 48

3.3.1Identifikasi User ... 48

3.3.2Struktur Organisasi ... 50

3.3.3 Personalia ... 51

3.3.4 Job Description ... 51

3.3.5Alur Sirkulasi User Bandung Eye Center ... 58

3.4Programming ... 60

3.4.1 Bubble Kedekatan Hubungan Kedekatan Ruang ... 60

3.4.2Zoning Blocking ... 61

3.4.3Daftar Tabel Kebutuhan dan Besaran Ruang ... 62

3.5 Ide Implementasi Konsep ... 64

3.5.1 Tema Perancangan ... 64

3.5.2 Konsep Perancangan ... 65

3.5.3 Konsep Bentuk ... 66

3.5.4 Konsep Warna ... 67

3.5.5 Konsep Material ... 68

3.5.6 Konsep Pencahayaan ... 69

3.5.7 Konsep Penghawaan ... 70

3.5.8 Sistem Keamanan dan Kebakaran ... 71

3.6 Studi Banding ... 71

BAB IV PERANCANGAN BANDUNG EYE CENTER ... 74

4.1 Penerapan Konsep Perancangan ... 74

(5)

4.3Perancangan Area Khusus ... 77

BAB V KESIMPULAN ... 92

5.1 Simpulan ... 92

5.2 Saran ... 92

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagian- bagian Mata ... 5

Gambar 2.2 Organ Dalam Mata ... 6

Gambar 2.3 Mata Miopi ... 9

Gambar 2.4 Mata Hipermetropi ... 9

Gambar 2.5 Mata Presbiopi ... 9

Gambar 2.6 Buta Warna ... 10

Gambar 2.7 Katarak ... 11

Gambar 2.8 Mata Astigmatis ... 11

Gambar 2.9 Ruang Kerja/Pemeriksaan bagi Refraksionis Optisien ... 18

Gambar 2.10 Ruang Pemeriksaan/Penyetelan Kacamata ... 18

Gambar 2.11 Ruang Pemasangan (fiting) Lensa Kontak ... 18

Gambar 2.10 Ruang Tunggu Pasien dan Tempat Peraga Kacamata/Lensa ... 19

Gambar 2.11 Lampu Senter ... 19

Gambar 2.12 Lup ... 19

Gambar 2.13 Oftalmoskop ... 20

Gambar 2.14 Kertas Schimer ... 20

Gambar 2.15 Tonometer Schiotz ... 20

Gambar 2.16 Midriatka ... 20

Gambar 2.17 Perimeter ... 21

Gambar 2.18 Optotip Snellen ... 21

Gambar 2.19 Satu Set Lensa Uji Coba... 22

Gambar 2.20 Strik Retinoskop ... 22

Gambar 2.21 Lensometer ... 22

Gambar 2.22 Sferometer ... 23

Gambar 2.23 Thicness Gauge ... 23

Gambar 2.24 Slit-Lamp ... 23

Gambar 2.25 Keratometer ... 24

Gambar 2.26 Mesin Gosok Lensa Sferis dan Lensa Silindris ... 24

Gambar 2.27 Penggosok lensa ... 25

(7)

Gambar 2.29 Lens Blocker ... 25

Gambar 2.30 Faset Lensa ... 25

Gambar 2.31 Peralatan Pasang Lensa Kacamata ... 26

Gambar 2.32 Alat Pemanas Bingkai ... 26

Gambar 2.33 Lensometer ... 26

Gambar 2.34 Ruang Diagnostik ... 27

Gambar 2.35 Ruang Praktek Dokter ... 28

Gambar 2.36 Ruang USG ... 28

Gambar 2.37 Ruang Laser... 29

Gambar 2.38 Ruang Lasik... 30

Gambar 2.39 Ruang Persiapan / Pemulihan ... 30

Gambar 2.40 Ruang Steril dan Ruang Operasi ... 31

Gambar 2.41 Pengukuran Ruangan Pasien ... 32

Gambar 2.42 Pintu dan Koridor ... 32

Gambar 2.43 Pintu dan Koridor ... 33

Gambar 2.44 Tangga ... 34

Gambar 2.45 Ruang Praktek Dokter ... 35

Gambar 3.1 Peta dan Fasad Starland Preschool and Kindergarten ... 42

Gambar 3.2 Zoning Blocking Lantai Satu ... 61

Gambar 3.3 Zoning Blocking Lantai Dua ... 62

Gambar 3.4 Konsep Bentuk ... 66

Gambar 3.5 Konsep Bentuk ... 66

Gambar 3.6 Konsep Bentuk ... 67

Gambar 3.10 Konsep Warna ... 67

Gambar 3.11 Konsep Material ... 68

Gambar 3.12 Konsep Pencahayaan ... 69

Gambar 3.13 Konsep Penghawaan ... 70

Gambar 3.14 Sistem Keamanan dan Kebakaran ... 71

Gambar 3.15 Entrance Bandung Eye Center ... 71

Gambar 3.16 Koridor Lantai 1 Bandung Eye Center ... 72

Gambar 3.17 Koridor Lantai 2 Bandung Eye Center ... 72

(8)

Gambar 3.19 Kantin dan Tangga ... 73

Gambar 4.1 General Layout First Floor ... 75

Gambar 4.2 General Layout Second Floor ... 76

Gambar 4.3 A-A’ Section General ... 76

Gambar 4.4 B-B’ Section General ... 77

Gambar 4.5 Ceiling Lobby , Lobby Layout ... 77

Gambar 4.6 A-A’ Section Lobby , B-B’ Section Lobby ... 78

Gambar 4.7 Perspective Lobby ... 79

Gambar 4.8 Detail Lobby Floor ... 79

Gambar 4.9 Detail Display Information ... 80

Gambar 4.10 Ceiling Optic and Diagnostic , Optic and Diagnostic Layout ... 81

Gambar 4.11 A-A’ Section , B-B’ Section, C-C’ Section Lobby ... 82

Gambar 4.12 Perspective Optic and Diagnostic ... 82

Gambar 4.13 Detail Interior Display ... 83

Gambar 4.14 Ceiling Ruang Praktek Dokter dan Area Tunggu ... 83

Gambar 4.15 Potongan Ruang Praktek Dokter dan Area Tunggu ... 84

Gambar 4.16 Perspektif Ruang Praktek Dokter ... 85

Gambar 4.17 Ceiling Ruang Operasi ,Denah Ruang Operasi ... 86

Gambar 4.18 Potongan Ruang Operasi ... 86

Gambar 4.19 Perspektif Ruang Operasi ... 87

Gambar 4.20 Doctor and Staff Lounge Ceiling ... 87

Gambar 4.20 Doctor and Staff Lounge Layout ... 88

Gambar 4.21 Doctor and Staff Lounge Section ... 88

Gambar 4.22 Detail Ceiling , Detail Meja Bar ... 89

Gambar 4.23 Doctor and Staff Lounge Perspective ... 90

Gambar 4.23 Ceiling Kamar Inap , Kamar Inap Layout ... 91

Gambar 4.24 Potongan Kamar Inap ... 91

(9)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Struktur Organisasi ... 49

Bagan 3.2 Sirkulasi Staff Medis dan Pengelola ... 57

Bagan 3.3 Sirkulasi Pasien ... 57

Bagan 3.4 Sirkulasi Pasien Gawat Darurat ... 57

Bagan 3.5 Sirkulasi Pasien di Ruang Operasi ... 58

Bagan 3.6 Sirkulasi Pengunjung ... 58

Bagan 3.7 Sirkulasi Barang ... 58

Bagan 3.8 Sirkulasi Limbah Rumah Sakit ... 58

Bagan 3.8 Bubble Diagram Kedekatan Ruang Lantai Satu ... 59

Bagan 3.9 Bubble Diagram Kedekatan Ruang Lantai Dua... 59

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penghawaan Pada Ruang Praktek Dokter ... 37

Tabel 2.2 Pencahayaan Pada Rumah Sakit / Klinik ... 40

Tabel 3.1 Analisis Site ... 44

Tabel 3.2 Analisis Bangunan ... 47

Tabel 3.3 Analisis Pengguna Aktifitas Bangunan... 49

Tabel 3.4 Personalia ... 51

Tabel 3.5 Daftar Kebutuhan dan Besaran Ruang ... 63

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan mata sangat penting bagi seseorang karena mata merupakan panca

indera manusia yang paling penting. Mata berfungsi sebagai alat penglihatan pada

manusia. Mata akan terus bekerja disetiap waktu sehingga timbul bebagai

penyakit mata yang dapat menganggu aktifitas manusia. Dari berbagai penyakit

yang timbul itu menjadikan salah satu faktor untuk manusia agar melakukan

pemeriksaan kesehatan mata.

Masyarakat lebih senang datang ke tempat instistusi atau individu tempat

mereka mendapatkan pelayanan yang menyenangkan, tempat yang menyediakan

kualitas pelayanan kesehatan melebihi harapannya.

Sampai saat ini kebutaan masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia.

Diperkirakan 1,5% penduduk Indonesia atau sekitar 3,6 juta mengalami kebutaan.

Penyebab utamanya, katarak, glaukoma, kelainan refraksi, gangguan retina,

(12)

Indonesia masalah kesehatan mata tidak hanya menjadi masalah kesehatan,

namun sudah menjadi masalah sosia. Penanggulangan masalah kesehatan mata

tidak mungkin dapat di atasi dari sektor kesehatan semata, namun di perlukan

peran lainnya termasuk partisipasi masyarakat luas.

Masalah kesehatan mata memang tidak menimbulkan kematian namun dapat

menyebabkan kebutaan. Gangguan penglihatan juga akan membebani masyarakat

lainnya dalam kaitan dengan indikator kesehatan. Selain angka kebutaan, kelainan

mata pun cukup tinggi terutama kelainan refraksi. Gangguan pengelihatan ini

yang sebenarnya dapat diatasi dengan mudah melalui penggunaan kaca mata.

Perkembangan fungsi pengelihatan anak akan terganggu dan produktifitas

kelompok dewasa akan sangat menurun tanpa penggunaan kaca mata yang

sangat dibutuhkan. Masalah lain yang cukup bermakna adalah kurangnya tenaga

kesehatan mata dan distribusinya yang tidak merata.

Untuk itu pengembangan ketenagaan merupakan masalah yang harus

dilakukan pertama kali melalui pelatihan dan pendidikan. Sehingga didapatkan

tenaga kesehatan mata yang yang memadai secara kuantitas dan kualitas.

Pengembangan infrastuktur dalam sistem pelayanan kesehatan mata juga di mulai

dan di sesuaikan dengan daerah setempat. Pelaksanaan penaggulangan kelainan

atau penyakit mata dilakukan secara rutin. Ini merupakan hal yang harus dimulai

agar penderita kesehatan mata dapat dicegah dan terutama jumlah kebutaan dapat

menurun.

Sebagai masyarakat Bandung, kita perlu meningkatkan kualitas kota Bandung

dengan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan mata yang berkualitas. Sekarang

ini pelayanan kesehatan mata yang terdapat hanya berada di Bandung Pusat.

Oleh karena itu, perancangan ini ingin menjadikan eye center pertama di

Bandung Utara. Di sisi lain, Bandung Utara sudah terkenal dengan udara yang

(13)

1.2 Identifikasi Masalah

Kemajuan pelayanan kesehatan saat ini sangatlah penting. Saat ini pelayanan

kesehatan merupakan suatu kebutuhan primer dalam masyarakat. Untuk itu

penulis ingin membuat pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan harga yang

dapat dijangkau untuk setiap kalangan masyarakat. Disamping sebagai pelayanan

yang mewadahi kegiatan medis, diarahkan juga pada pemenuhan psikis pemakai

fasilitas ini karena kondisi Bandung Eye Center pada saat ini yang berada di Jalan

Sumatera tidak memenuhi standar interior tata ruang yang sempit serta

mencekam.

1.3 Ide Gagasan

Perancangan Bandung Eye Center ini dialokasikan pada site yang baru yaitu

berada di kawasan Setiabudhi dengan tata letak ruang yang didukung dengan area

bukaan yang cukup banyak. Eye center ini merupakan perkembangan klinik mata

dari biasanya karena ingin menjadi tempat pelayanan kesehatan yang memberikan

implementasi interior yang disesuaikan dengan fungsi dari beberapa bagian yang

ada pada mata dan juga keberadaan site yang mendukung juga banyaknya area

outdoor yang dijadikan sebagai fasilitas tambahan untuk menikmati suasana

klinik yang asri untuk para pengunjung yang datang untuk periksa saja serta yang

hanya datang untuk mengantar.

1.4 Manfaat Perancangan

Manfaat perancangan ini untuk menampilkan sebuah desain klinik mata yang

tidah hanya melayani fisik pasien saja tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan

psikis bagi pengunjung yang datang ke klinik mata ini.

1.5 Ruang Lingkup Perancangan

Lingkup perancangan pada proyek ini yaitu pengembangan dari fungsi pada

mata yang di implementasikan ke setiap ruang ruang medis yang ada pada klinik

(14)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan perancangan Bandung Eye Center ini, poin penting yang dapat diambil adalah menjadi desainer harus perlu menguasai perancangan proyek yang ditentukan. Tidak hanya melihat dari segi visualnya saja tetapi dalam mendesain klinik mata dapat memanfaatkan desain lewat penerapan beberapa fungsi yang ada di bagian mata, sehingga desain yang tercipta memiliki makna yang sesuai dengan fungsi pada tiap ruang.

5.2 Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

- Buku

Budiono Sjamsu. (2013) “ Ilmu Kesehatan Mata”. Airlangga University Press

Oei Gin Djing. (2006) “ Buku Terapi Mata”. Penebar Plus

Ilyas H. Sidarta., Sri Rahayu Yulianti. (2010) “Ilmu Penyakit Mata”. Fakultas Kedokteran Unversitas Indonesia

Benya James dan Mark Karlen (2004) “ Dasar – Dasar Desain Pencahayaan”. Erlangga

- Website

Alat Periksa di Klinik Mata.(2012) Tersedia dari <elektromedik.blogspot.com >

[diakses pada tanggal 10 September 2015]

Peraturan Kesehatan Tentang Klinik. Tersedia dari <sinforeg.litbang.depkes.go.id>

[diakses pada tanggal 12 September 2015]

PMK Tentang Klinik. Tersedia dari <dinkes.surabaya.go.id>

[diakses pada tanggal 12 September 2015]

Pembentukan Karakter Ruangan Akibat Tata Cahaya (2013) Tersedia dari

<3lfiyulia.wordpress.com> [diakses pada tanggal 23 April 2016]

Pencahayaan Ergonomis Rumah Sakit (2013). Tersedia

Gambar

Tabel 3.4  Personalia ..........................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa faktor, yang perlu ditingkatkan ini antara lain, adalah kenaikan upah yang fair, yaitu dengan menerapkan Performance Appraisal (PA) per semester/tahun, yang sesuai

PENELITIAN • Masih rendahnya penulisan buku oleh dosen • Perolehan hak paten intelektual tidak ada • Keterlibatan dosen Unand dalam kelompok riset nasional masih sangat kurang

Dalam pewarnaan tokoh Tedjo dan Rudolf, penulis akan menggunakan dua jenis referensi. Pertama penulis akan menggunakan referensi warna kulit berdasarkan kedua ras yang

Tahniah dan syabas diucapkan kepada Jemaah Nazir Sekolah, Kementerian Pelajaran Malaysia atas inisiatif menerbitkan Standard Kualiti Pengurusan Dan Pengajaran Sains dan

Tujuan Penelitian Mengetahui apakah pemberian Ekstrak Etanol Biji Pepaya (EEBP) dapat menurunkan kadar trigliserida pada tikus Wistar jantan yang diinduksi

Staf Medis Fungsional adalah Staf Medis Fungsional di Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Samosir yang merupakan kelompok Dokter dan Dokter gigi yang bekerja

Pada kedua responden dilakukan intervensi yang sama dengan kriteria hasil berbeda yaitu menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan,

Permasalah bisa diambil dari sisi siswa (misalnya latar belakang kognitif, sosial ekonomi, latarbelakang budaya dan afektif ); dari proses atau kegiatan belajar