• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Bertutur Kata Positif dalam Media Jejaring Sosial dan Pengenalan UU ITE bagi Anak Muda.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Bertutur Kata Positif dalam Media Jejaring Sosial dan Pengenalan UU ITE bagi Anak Muda."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE BERTUTUR KATA POSITIF DALAM MEDIA JEJARING SOSIAL DAN PENGENALAN

UU ITE BAGI ANAK MUDA

Oleh: Eufrasia Zashana

NRP 1264081

Smartphone sekarang ini sudah sangat menyebar, tidak hanya di kalangan muda namun kini sudah merambah ke orang tua. Seperti yang kita ketahui bahwa smartphone sangat identik dengan media sosial. Keberadaan media sosial sangat membantu para pengguna smartphone dalam berkomunikasi dengan keluarga yang jauh, dan juga menambah pengetahuan.

Keberadaan media sosial tidak hanya memberikan dampak positif , melainkan memberikan dampak negatif juga. Tingkat kejahatan melalui media sosial sudah menjadi masalah yang cukup serius. Melalui media sosial, banyak kasus yang terjadi, seperti kasus pembunuhan, atau bunuh diri, dan kebanyakan terjadi dikalangan muda yang belum matang dalam penguasaan emosi.

Dengan begitu pemerintah membuat sebuah undang-undang yang mengatur tentang media sosial yang bertujuan agar pengguna media sosial tau mengenai sanksi dari tindakan yang dilakukan dalam media sosial, seperti terkena pasal yang menyangkut UU ITE berupa denda dan juga penjara.

Tujuan perancangan kampanye ini adalah untuk mengajak para anak muda agar lebih bijak dalam memilih kata-kata terutama dimedia sosial, dan juga bahaya dari bertutur kata yang dapat menyinggung orang lain. Metode yang digunakan adalah menggunakan media sosial, serta penggunaan illustrasi pada setiap desainnya. Media utama yang digunakan adalah media sosial dan didukung dengan beberapa media promosi seperti X-Banner, Billboard, Koran, Majalah, TVC dan juga Website. Melalui kampanye ini di harapkan agar banyak anak muda yang sadar akan pentingnya bertutur kata di media sosial.

(2)

vii

ABSTRACT

THE CAMPAIGN DESIGN OF POLITE UTTERANCE IN THE USE SOCIAL MEDIA BY TEENAGERS AND THE INTRODUCTION TO THE ITE

BILL TO YOUNGSTERS

Submitted by Eufrasia Zashana

NRP 1264081

At the present time, the use of smart phones has spread not only they are used by teenagers but also parents. The use of smart phones helps to broaden our knowledge and to communicate with members of the family in a far distance. Cell phones are also related to social media closely.

The use of smartphones and Internet among youngsters can have a good effect and a bad effect. Social media is to blame for crimes that have been committed by youngsters because they still immature and their mental emotion are not stable yet. A great number of cases like suicide and murder are committed because of the misuse or misapplication of social media and Internet.

Thus there have to be rules of how to use social media well so that there will be sanctions, fines and or even imprisonment for those who have misused the social media that can be categorized as crimes. That is the importance of having ITE bill.

Therefore, the purpose of this design is to make teenagers and youngsters realize and know how to use social media well and positive utterances every time they make use of the Internet or the social media. They must use their words wisely so that everything they write or say on the social media will not offend or even harm other people's lives.

The media that used for this design is through social media, Internet, x-banners, billboard , newspaper, magazines, TVC and websites. It is expected through this design that the social media users especially teenagers can control what they are going to say or write down on the social media or the Internet.

(3)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….. i

LEMBAR PENGESAHAN………. ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN………. iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN………. iv

KATA PENGANTAR………... v

1.1 Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup………... 3

1.3 Tujuan Perancangan……… 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data……….. 4

1.5 Skema Perancangan………. 5

(4)

ix

2.3.2 Proses Komunikasi……….. 14

2.4 Undang-Undang No.11 Tahun 2008 “Informasi dan Transaksi Elektronik 16 2.5 Teori Ilustrasi ………. 19

2.6 Teori Segmentasi, Targeting dan Positioning………... 20

2.7 Analisis SWOT……… 20

3.2.1 Kampanye Akibat Smartphone………... 35

3.2.2 Kampanye “You Look Disgusting” by Em Ford……… 37

3.3 Contoh Kasus Pelanggaran………... 39

3.3.1 Kasus Deddy Corbuzier……… 39

3.4 Mengidentifikasi Sasaran………. 41

3.4.1 Segmentasi, Targeting dan Positioning……… 41

(5)

x

4.3.4 Koran……… 50

4.3.5 X-Banner……….. 50

4.3.6 Gimmick……….. 50

4.3.7 Billboard……….. 51

4.4 Hasil Karya……….. 52

4.4.1 Logo Kampanye……….. 52

4.4.2 Tahapan Kampanye………. 53

4.4.3 Media Koran dan Majalah……… 57

4.4.4 Media X-Banner……….. 58

4.4.5 Media Billboard……… 59

4.4.6 Media Gimmick……… 59

4.4.7 Media Website……….. 60

4.4.8 Media Sosial……….. 61

4.4.9 Media TVC dan Youtube……….. 62

4.5 Budgeting………. 63

4.6 Timeline……… 64

BAB V PENUTUP……… 65

5.1 Simpulan……… 65

5.2 Saran……….. 65

DAFTAR PUSTAKA………... 66

(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan………... 5

Gambar 3.1 Logo Dinas Komunikasi dan Informatika………. 21

Gambar 3.2 Logo Dinas Pendidikan ……… 23

Gambar 3.3 Logo Telkomsel Indonesia……… 25

Gambar 3.4 Diagram hasil pembagian angket mengenai usia responden ……… 27

Gambar 3.5 Diagram hasil pembagian angket mengenai jumlah pengguna mediasosial……… 28

Gambar 3.6 Diagram hasil pembagian angket mengenai intesitas seseorang membuka sosial media………. 28

Gambar 3.7 Diagram hasil pembagian angket mengenai penggunaan waktu pada media sosial……… 29

Gambar 3.8 Diagram hasil pembagian angket mengenai jumlah pengikut di media sosial………. 29

Gambar 3.9 Diagram hasil pembagian angket mengenai kegiatan yang dilakukan saat membuka media sosial………. 30

Gambar 3.10 Diagram hasil pembagian angket mengenai banyaknya komentar negatif di media sosial……….. 30

Gambar 3.11 Diagram hasil pembagian angket mengenai hal yang terpikirkan saat melihat komentar negatif………. 31

Gambar 3.12 Diagram hasil pembagian angket mengenai jenis komentar yang sering dilihat………. 31

Gambar 3.13 Diagram hasil pembagian angket mengenai pendapat orang banyak mengenai sopan santun……….. 32

(7)

xii Gambar 3.15 Diagram hasil pembagian angket mengenai seberapa

banyak yang mengetahui UU ITE……… 33

Gambar 3.16 Diagram hasil pembagian angket mengenai sosialisasi seputar UU ITE……… 33

Gambar 3.17 Diagram hasil pembagian angket mengenai harapan dari adanya UU ITE……… 34

Gambar 3.18 Diagram hasil pembagian angket mengenai media sosial yang banyak digunakan……… 34

Gambar 3.19 Lain Dunia Lain Cerita by Galih Pakuan………. 36

Gambar 3.20 Diabaikan Gegara Gadget by Galih Pakuan………. 36

Gambar 3.21 Nongkrong Hari Ini by Galih Pakuan……….. 37

Gambar 3.22 Demam Nonton “Bola” by Galih Pakuan……… 37

Gambar 3.23 You Look Disgusting……… 38

Gambar 3.24 You Look Disgusting……… 38

Gambar 3.25 Don’t Judge Challenge………. 39

Gambar 3.26 Deddy Cobuzier tangkap haters……… 40

Gambar 3.27 Komentar haters Deddy……… 40

Gambar 3.28 Pasal yang menjerat pelaku……….. 41

Gambar 4.1 Font Bebas Neue………... 47

Gambar 4.2 Font Larke Sans Bold……… 47

Gambar 4.3 Pallete Warna……… 48

Gambar 4.4 Logo Kampanye………... 52

Gambar 4.5 Tipografi dan Palete warna Logo Kampanye……….. 52

(8)

xiii

Gambar 4.13 Majalah……… 58

Gambar 4.14 X-Banner……….. 58

Gambar 4.15 Billboard………... 59

Gambar 4.16 Gimmick………... 59

Gambar 4.17 Website………. 60

Gambar 4.18 Facebook………... 61

Gambar 4.19 Instagram……….. 61

(9)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Budgeting……… 63

(10)

xv DAFTAR LAMPIRAN

(11)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Seperti yang diketahui belakangan ini bahwa smartphone sudah menyebar di

semua kalangan, baik kalangan anak-anak hingga orang tua pun tidak asing lagi

dengan alat pembantu ini. Smartphone merupakan sebuah perangkat telepon yang

menyediakan berbagai macam fitur-fitur canggih yang berada diatas kemampuan

sebuah telepon genggam biasa. Sepanjang 1990-an berbagai jenis perangkat telepon

canggih muncul di pasaran. Berbagai macam model pun mulai banyak dirilis oleh

perusahaan-perusahaan telekomunikasi. Banyak fungsi dari desktop yang mulai

digantikan oleh smartphone. Jika dahulu telepon genggam hanya memperkuat pada

sisi jaringan internet maka saat ini hampir semua kemampuan komputer bisa

dilakukan secara mudah pada smartphone misalnya, game, editing gambar dan video,

office hingga aplikasi jejaring sosial. Jejaring sosial adalah media bertukar informasi dengan mudah dan cepat dengan menggunakan jaringan internet tanpa ada batasan.

Istilah jejaring sosial untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Professor J.A Barnes

(1954) jejaring sosial diartikan sebagai sebuah sistem struktur sosial yang terdiri dari

elemen-elemen individu atau organisasi.

Perkembangan teknologi dalam smartphone ini tidak hanya memberikan dampak

positif bagi kehidupan sosial, namun juga memberikan dampak negatif pada

kehidupan sosial penggunanya. Dampak positif yang dirasakan adalah kita dapat

berkomunikasi dengan saudara, keluarga, teman, bahkan berkenalan dengan teman

baru, kita bisa saling berhubungan melalui media jejaring sosial seperti Line,

Whatsapp, Facebook, Instagram, Path dan banyak media jejaring sosial yang sekarang begitu digemari oleh masyarakat di seluruh dunia. Selain itu dampak positif

dari jejaring sosial juga adalah dapat memperluas pertemanan , karena dengan

adanya jejaring sosial memudahkan kita untuk berteman dengan orang lain di seluruh

dunia. Sosial media juga dapat memotivasi untuk mengembangkan diri.

(12)

Universitas Kristen Maranatha 2 lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain. Jejaring sosial

juga bisa menjadi wadah bagi orang-orang karena melalui internet banyak orang

yang bisa berbagi mengenai perasaannya dan pengalaman hidupnya. Melalui media

jejaring sosial tersebut kita dapat memberikan komentar atau sekedar menyapa. Pada

dasarnya setiap manusia memiliki hak untuk berkomentar dan berkata-kata, namun

kebebasan berkomentar jangan disalahartikan yang akhirnya berujung pada

perkataan yang kurang sopan. Dampak negatif dari maraknya penggunaan media

jejaring sosial tersebut menjadikan media jejaring sosial sebagai ajang atau tempat

bagi orang-orang untuk pamer, bercerita bahkan sampai “memaki” atau memberikan

kata-kata tidak sopan kepada orang lain, contohnya seperti mengejek, menghina dan

membully secara terus menerus, dalam kasus ini banyak terjadi pada kehidupan para

public figure yang sering kali mendapatkan respon yang negatif dari para netizen atau biasa disebut Haters, tidak hanya respon yang negatif bahkan sering juga

mendapatkan caci maki atau kata-kata tidak senonoh. Dengan mulai banyaknya

kasus penyalahgunaan dari jejaring sosial ini, maka pada tahun 2008 pemerintah

mengeluarkan Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU

ITE) yang didalamnya terdapat aturan informasi elektronik dan/atau dokumen

elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah. Sehingga,

berdasarkan Pasal 5 ayat (1) UU ITE di atas setiap informasi dan/atau dokumen

elektronik yang diterima melalui blackberry atau perangkat komunikasi lainnya

dapat dijadikan alat bukti hukum yang sah.(Kejaksaan Agung RI Arief Kusuma

Adhi)

Maka dari itu penulis menyimpulkan perlu sebuah kampanye dengan visual yang

menarik simple serta mudah dimengerti dan juga penggabungan kata-kata yang baik

agar mudah dipahami oleh target, mengenai bertutur kata yang baik pada jejaring

sosial. Hal itu tentu berkaitan dengan bidang ilmu Desain Komunikasi Visual

(13)

Universitas Kristen Maranatha 3 kata-kata yang baik agar para pengguna jejaring sosial menjadi lebih bijak dalam

memilih kata-kata.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Dari rumusan masalah di atas dapat disimpulkan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengingatkan para anak muda agar memilih kata yang lebih

positif dalam berkomentar di media sosial?

2. Bagaimana mengajarkan kembali soal menjaga perkataan dalam berbicara di

dunia maya?

3. Bagaimana cara memperingatkan tentang sanksi dari bertutur kata yang tidak

sopan di media sosial?

Ruang lingkup mencakup perancangan kampanye yang akan disebar di media-media

promosi terutama media jejaring sosial yang diharapkan bisa menyadarkan para

pengguna media sosial. Dengan visualisasi yang berupa ilustrasi berwarna dan juga

konsep yang nantinya akan dibuat sedemikian rupa agar kampanye diterima oleh

kalangan muda. Kampanye akan dilakukan di beberapa sekolah ,kampus atau

tempat-tempat umum. Dengan targetnya adalah anak muda usia produktif 18-21

tahun.

1.3Tujuan perancangan

Dari pembahasan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Merancang visual gambar yang dapat memberi informasi agar para muda

mau berfikir lebih bijak saat mengeluarkan opini.

2. Mengingatkan kembali melalui visual gambar dan pengaturan kata-kata

(14)

Universitas Kristen Maranatha 4 3. Memperkenalkan lebih jauh tentang UU ITE yang mencakup Informasi dan

Transaksi Elektronik beserta sanksi-sanksinya.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Misalnya mengamati beberapa media jejaring sosial yang dimungkinkan

dapat menjadi sarana untuk memaki dan mengejek seseorang. Contoh nya

seperti pada media jejaring sosial Instagram, Facebook dan lain-lain.

2. Kuesioner

Pada penelitian ini kuesioner akan disebar kepada 100 responden di beberapa

sekolah, kampus dan tempat umum di Bandung.

3. Wawancara

Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan secara individual dengan para

muda-mudi yang berbeda, Dinas Komunikasi dan Telematika untuk

mengetahui seberapa tinggi pengaruh buruk yang diakibatkan dari kata-kata

kasar dan tidak sopan pada mental seseorang.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah mendapatkan informasi dengan membaca buku,

majalah, koran dan internet untuk mendukung penelitian yang sedang

dilakukan oleh penulis untuk mencari data dan fakta yang berkaitan dengan

(15)

Universitas Kristen Maranatha 5 1.5 Skema Perancangan

(16)

Universitas Kristen Maranatha 6 Gambar 1.1 Skema Perancangan

(17)

Universitas Kristen Maranatha 65

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dalam perancangan kampanye bertutur kata yang positif di media jejaring sosial

penulis mengambil kesimpulan, bahwa dunia media sosial bukanlah dunia yang baik

untuk anak-anak karena cukup banyak memberikan dampak buruk dari segi sosial

maupun mental. Dari segi sosial anak-anak menjadi lebih asik dengan gadgetnya,

memiliki banyak teman di media sosial tapi pada kehidupan nyata ia tidak memiliki

teman, secara mental juga anak-anak muda menjadi lebih berani mengungkapkan

sesuatunya melalui media sosial, contohnya, menghina orang lain, berkata-kata yang

kurang baik mencurahkan isi hati sehingga hal tersebut bisa saja mengundang hal

negatif yang nantinya bisa berbahaya bagi dirinya sendiri. Berkata yang sekiranya

dapat menyinggung orang lain dirasa cukup berhaya karena mungkin saja bukan

hanya 1 orang yang merasa tersinggung, karena media sosial merupakan sebuah

media umum yang bisa dimiliki dan dilihat oleh siapapun. Seperti contohnya tindak

kejahatan, sekarang ini sudah semakin banyak kejahatan yang diawali melalui media

sosial. Dalam hal sopan santun dalam berbicarapun kini sudah tidak begtu dihiraukan

lagi.

5.2 Saran

Saran saya terhadap topic ini adalah diharapkan kepada pemerintah untuk lebih

sering mensosialisasikan Undang-Undang ITE kepada masyarakat luas, dengan lebih

banyak menyelenggarakan event atau seminar karena jika masyarakat sudah

mengetahui keberadaan UU ITE dan kegunaannya, diharapkan angka kriminalitas

yang berasal dari media sosial dapat berkurang. Penulis juga berharap kedepannya

sopan santun dalam berbicara bisa ditumbuhkan kembali dalam diri setiap anak

(18)

Universitas Kristen Maranatha 66

DAFTAR PUSTAKA

Asri, Abdul Razak. 2008. “Undang-undang No.11 Tahun 2008”, Hukum Online, (Online),(http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/27912/nprt/1011/uu no-11-tahun-2008-informasi-dan-transaksi-elektronik diakses 18 Februari 2016 pukul 10.07PM)

Dewi, Irra Chrisyanti. 2015. Pengantar Psikologi Media. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Edisi keempatbelas.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ford, Em. 2015. “You Look Disgusting”, (Online),

(https://www.youtube.com/watch?v=WWTRwj9t-vU diakses 27 Februari 2016 pukul 05.40PM)

Ford, Em. 2015. “You Look Disgusting”, My Pale Skin,

(Online),(http://mypaleskin.blogspot.co.id/2015/07/you-look-disgusting.html#more diakses 27 Februari 2016 pukul 05.40PM)

Pakuan, Galih. 2016. “Komik-Info”, Dinas Komunikasi dan Informatika, (Online), (http://diskominfo.jabarprov.go.id/index.php/category/komik-info/ diakses 27 Februari 2016 pukul 04.36PM)

Putri, Dian.2014. ”Pendidikan Karakter pada Pembentukan Sopan Santun dan Tata

Krama pada

Anak”,Academia,(Online),(http://www.academia.edu/7306439/Pendidikan_K

arakter_pada_Pembentukan_Sopan_Santun_dan_Tata_Krama_pada_Anak diakses 24 Februari 2016 pukul 08.45PM)

Rangkuti, Freddy. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Edisi kensembilanbelas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Setiawan, Tri Susanto. 2016. “Lagi, Deddy Corbuzier Tangkap “Hater” Tak Sopan di Medsos”,

Kompas.com,(Online),(http://entertainment.kompas.com/read/2016/02/18/164 504910/Lagi.Deddy.Corbuzier.Tangkap.Hater.Tak.Sopan.di.Medsos diakses 29 Februari 2016 pukul 12.35AM)

Gambar

Gambar 4.20  TVC……………………………………………………………….. 62
Tabel 4.2 Timeline Pemasaran…………………………………………… 64
Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber : Data Penulis,2016)

Referensi

Dokumen terkait

Kedua-dua dimensi tingkah laku kepimpinan pengetua pula menunjukkan perhubungan yang rendah dan positif dengan keberkesanan organisasi.. Bengkel latihan patut dianjurkan

Winda terlahir sebagai anak tunggal dari rahim bunda yang telah meninggal saat Winda duduk di bangku SD, sedangkan Bang Ipul memiliki dua kakak yang telah menikah dan satu adik

Bahwa dari 12 orang responden yang pernah mengalami kejadian tidak dilayani oleh petugas polisi menyatakan dengan sengaja memperhatikan kinerja polisi sebanyak 6

[r]

Instrumen penilaian hasil belajar siswa berbasis TIK ini mampu mengukur kompetensi siswa yang sesungguhnya secara akurat, hal ini dibuktikan dengan nilai validitas dan

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala limpahan Rahmat, Hidayah serta Ridho-Nya kepada penulis, sehingga

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH

Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik riwayat paritas tidak memiliki hubungan bermakna dengan pelaksanaan IMD, hal ini disebabkan karena walau ibu yang belum