ABSTRAK
Pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan di masa mendatang. Berbagai informasi dihimpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan dipertanggungjawabkan. Hal ini dilakukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pada seluruh proses bisnis perusahaan. Informasi finansial didapatkan dari penyusunan anggaran untuk mengendalikan biaya. Informasi nonfinansial merupakan faktor kunci untuk menetapkan strategi yang dipilih guna melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan. Kedua informasi di atas dapat dianalisis menggunakan metode balanced
scorecard.
Melalui penelitian ini, peneliti mencoba meneliti tentang “Analisis Penerapan Balance Scorecard Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Tribeca Urban Retreat)” sebagai objek penelitian yang berjumlah 30 responden. Adapun hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penerapan
Balance Scorecard terhadap kinerja perusahaan pada Tribeca Urban Retreat
Bandung yaitu 84,8%, yang diuji menggunakan analisis regresi linear sederhana. Pengujian dilakukan dengan SPSS versi 20.0.
Usaha untuk meningkatkan keunggulan bersaing dapat dilakukan dengan mengembangkan strategi inovasi dalam mengembangkan produk dan atau jasa yang berbeda dengan pesaing Tribeca Urban Bandung, diawali dengan SDM dalam Tribeca Urban Retreat harus bisa diberdayakan, ditingkatkan kemampuannya untuk kemajuan Tribeca Urban Retreat. Dalam hal ini Tribeca Urban Retreat harus bisa melakukan improvment terhadap faktor-faktor yang menjadikan karyawan lebih inovatif dan kreatif untuk bisa belajar dalam perusahaan. Ini karena karyawan merupakan modal perusahaan untuk mencapai pertumbuhan dalam jangka panjang.
Universitas Kristen Maranatha ii
ABSTRACT
Company performance measurement had becomes very important for management to evaluating the performance of the company and planning purposes in the future. Various information has been compiled in order to work performed would be controlled and accounted. This is done in order to achieve efficiency and effectiveness in all business processed. Financial information obtained from budgeting to control in costs. Non-financial information is the key factor to define the strategy chosen in order to carry out its intended purpose. Both of the above information can be analyzed using the balanced scorecard method.
Through this study, researchers tried researching on "Analysis of Application of Balance Scorecard on Performance Company (Studies in Tribeca Urban Retreat)" as the research object has 30 respondents.
The results showed the influence of the application of the Balanced Scorecard to company performance in Tribeca Urban Retreat Bandung is 84.8%, which was tested using simple linear regression analysis. Tests were performed with SPSS version 20.0.
Efforts to increase the competitive advantage could it be done by developing innovation strategies in developing products or services are different from competitors Tribeca Urban Bandung, Starts with Human Resources in Tribeca Urban Retreat must be developed, enhanced ability to get progress in Tribeca Urban Retreat. In this case Tribeca Urban Retreat should be able to do the improvment of the factors that make employees more innovative and creative to be able to learn in a company. This is because employees are the capital of the company to achieve long-term growth
vi
DAFTAR ISI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN ... 7
2.1Kajian Pustaka ... 7
2.1.1Pengertian Kinerja Perusahaan ... 7
2.1.1.1 Pengertian Pengukuran dan Penilaian Kinerja ... 7
2.1.1.2 Pengendalian dan Kinerja ... 9
2.1.1.3 Tujuan Pengukuran Kinerja ... 10
2.1.1.4 Tujuan Penilaian Kinerja... 10
2.1.2 Balanced Scorecard ... 11
2.1.2.1 Pengertian Balanced Scorecard ... 11
vii
Universitas Kristen Maranatha
2.1.2.3Perspektif Balanced Scorecard ... 13
2.1.2.4 Kerangaka Balanced Scorecard... 18
2.2 Penelitian Terdahulu ... 19
2.3 Kerangka Pemikiran ... 22
2.4 Hipotesis ... 24
BAB lll METODOLOGI PENELITIAN ... 25
3.1 Metode Penelitian... 25
3.1.1 Informan ... 25
3.1.2 Fokus Penelitian ... 26
3.1.3 Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.2 Definisi Variabel ... 28
3.2.1 Operasionalisasi Variabel... 28
3.3 Metode Pengujian Data ... 30
3.3.1 Uji Validitas ... 30
3.3.2 Uji Reliabilitas ... 33
3.4 Metode Analisis Data ... 35
3.4.1 Analisis Deskriptif ... 40
3.4.2 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 41
3.5 Koefisien Determinasi ... 42
3.6 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1 Hasil Penelitian ... 45
viii
4.1.2 Deskripsi Objek Penelitian ... 51
4.1.3 Deskripsi Variabel ... 51
4.1.3.1 Perspektif Pelanggan ... 51
4.1.3.2 Perspektif Proses Bisnis Internal ... 57
4.1.3.3 Perspektf Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 60
4.1.3.4 Perspektif Keuangan ... 66
4.1.4 Uji Analisis Data ... 70
4.1.4.1 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 70
4.1.4.2 Koefisien Determinasi ... 71
4.1.5 Uji Hipotesis ... 72
4.2 Pembahasan ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79
5.1 Kesimpulan ... 79
5.2 Saran ... 80
ix
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Uji Validitas ... 32
Tabel 3.2 Reliabilitas ... 34
Tabel 4.1 Tingkat Kepuasan Pelanggan ... 53
Tabel 4.2 Pengukuran Citra... 56
Tabel 4.3 Perspektif Proses Bisnis Internal... 59
Tabel 4.4 Kepuasan Karyawan ... 62
Tabel 4.5 Model Regrei Linear Sederhana ... 70
Tabel 4.6 Koefisien Determinasi... 71
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Penelitian ... 24
Gambar 3.1 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 44
Gambar 4.1 Logo Tribeca Urban Retreat ... 45
Gambar 4.2 STRUKTUR ORGANISASI TRIBECA URBAN RETREAT ... 49
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat
penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan
dan perencanaan tujuan di masa mendatang. Berbagai informasi dihimpun agar
pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan dipertanggungjawabkan. Hal ini
dilakukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pada seluruh proses bisnis
perusahaan. Gambaran mengenai kinerja perusahaan bisa didapatkan dari dua
sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial
didapatkan dari penyusunan anggaran untuk mengendalikan biaya.
Sedangkaninformasi nonfinansial merupakan faktor kunci untuk menetapkan
strategi yang dipilih guna melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan. Kedua
informasi di atas dapat dianalisis menggunakan beberapa modelpengukuran
kinerja perusahaan, salah satunya dengan menggunakan metode balanced
scorecard. Balanced scorecard hadir untuk menggantikan konsep scorecard
model lama yang hanya mengejar profitabilitas jangka pendek saja.
Balanced scorecard merupakan kerangka kerja komprehensif untuk
menerjemahkan visi dan misi serta strategi perusahaan dalam seperangkat ukuran
kinerja yang terpadu, tersusun dalam empat perspektif, yaitu finansial, pelanggan,
proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Hardiyanto dkk:
2
Peningkatan kinerja suatu perusahaan harus berdampak pada peningkatan
kinerja keuangan, maka sudah selayaknya pandangan terhadap kinerja perusahaan
dalam jangka panjang bukan saja dipandang dari sisi keuangan saja tetapi juga
non keuangan seperti proses bisnis internal, kapabilitas dan komitmen
personelnya (Srimindarti, 2004), karena hal tersebut berhubungan langsung
dengan hasil akhir yang berkelanjutan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
pengukuran kinerja yang hanya berdasarkan kinerja keuangan saja memiliki
kelemahan, yaitu tidak mampu untuk mempresentasikan kinerja aktiva tak
berwujud (intangible asset) dalam laporan keuangan secara memadai, padahal
struktur harta/ aset perusahaan di era informasi ini justru didominasi oleh aktiva
tak berwujud yang merupakan harta-harta intelektual seperti sistem, teknologi,
skill, enter-preneurship karyawan, loyalitas konsumen, kultur organisasi, dan
kepuasan pelanggan (Sudibyo, 1997). Menurut Kaplan dan Norton (1996) kinerja
keuangan saja tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih
baik, karena aktiva tak berwujud memungkinkan perusahaan untuk: (1)
Mengembangkan hubungan dengan pelanggan untuk mempertahankan loyalitas
dan memungkinkan berbagai segmen pelanggan dan wilayah pasar baru untuk
dilayani secara efektif dan efisien. (2) Memperkenalkan produk dan jasa inovatif
yang diinginkan oleh segmen yang dituju. (3) Memproduksi produk dan jasa
bermutu tinggi sesuai dengan keinginan pelanggan dengan harga yang rendah dan
dengan tenggang waktu yang pendek. (4) Memobilisasi kemampuan dan motivasi
pekerja bagi peningkatan kemampuan proses, mutu, dan waktu tanggap yang
3
Universitas Kristen Maranatha sistem. Untuk itu diperlukan metode pengukuran kinerja yang tidak
hanyamengukur kinerja keuangan, namun juga aspek-aspek lain yang dinilai
penting untuk mempertahankan eksistensi perusahaan.
Kaplan dan Norton (1996) menyatakan bahwa konsep balanced scorecard
(BSC) dikembangkan untuk melengkapi pengukuran kinerja keuangan (atau
dikenal dengan pengukuran tradisional) dan sebagai alat ukur yang cukup penting
bagi organisasi perusahaan untuk merefleksikan pemikiran baru dalam era
competitiveness dan efektivitas organisasi. Konsep ini memperkenalkan suatu
sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan kriteria-kriteria
tertentu yang merupakan penjabaran dari apa yang menjadi misi dan strategi
perusahaan jangka panjang. Kriteria tersebut digolongkan menjadi empat
perspektif yaitu: (1) perspektif keuangan, (2) perspektif konsumen, (3) perspektif
proses bisnis internal, dan (4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui
pengukuran keempat perspektif ini, manajemen perusahaan akan lebih mudah
untuk mengukur kinerja dari unit bisnis saat ini dengan tetapmempertimbangkan
kepentingan masa depan, mengukur apa yang telah diinvestasikan dalam
pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja
di masa datang, serta memungkinkan untuk menilai intangible asset seperti
kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, dan lain-lain.
Ukuran-ukuran pada masing-masing perspektif harus diseimbangkan
antara ukuran output dan ukuran kepastian (penggerak kinerja), antara
ukuran-ukuran objektif dan subjektif, antara ukuran-ukuran internal dan eksternal, dan ukuran-ukuran
4
target dari keempat perspektif tersebut yang selaras dengan perkembangan baru
dalam bidang organisasi seperti learning organization, diharapkan para karyawan
dari tingkat atas sampai tingkat bawah mengetahui apa visi dan strategi
perusahaannya, karena BSC bukan sebagai pengendali perilaku karyawan tetapi
lebih sebagai sarana komunikasi, informasi, dan proses belajar dalam suatu
perusahaan, serta mengarahkan upaya pencapaian tujuan perusahaan kepada
karyawan. Hal ini dimaksudkan untuk menghadapi pergeseran kekuasaan dalam
pasar akibat globalisasi ekonomi, dimana sekarang konsumenlah yang memegang
kendali bisnis. Konsumen menjadi sangat pemilih, serta menentukan barang dan
jasa apa yang akan didesain oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan mereka.
BSC memiliki keistimewaan dalam hal cakupan pengukurannya yang cukup
komprehensif karena selain tetap mempertimbangkan kinerja keuangan. BSC juga
mempertimbangkan kinerja-kinerja non keuangan, yaitu pelanggan, proses
internal bisnis, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Di samping itu, BSC tidak
hanya mengukur hasil akhir (outcome) tetapi juga mengukur aktivitas-aktivitas
penentu akhir (driver). Pengukuran driver tersebut konsisten dengan dan
merupakan perwujudan dari pendapat Porter dalam Kaplan dan Norton (1996)
yang menyatakan bahwa “only by moving to the level of underlying drivers can
the true sources of competitive advantage be identified”. Menurut survey yang
dilakukan oleh Gartner Group (dalam Monika Kussetya Ciptani, JAK 2000:31),
sebanyak 60% dari 1000 perusahaan versi majalah fortune (Agustus, 1999),
menerapkan filosofi BSC dalam keseluruhan sistem manajemen mereka pada
5
Universitas Kristen Maranatha karyawan yang dikembangkan melalui intranet perusahaan dan juga
mensosialisasikan program implementasi BSC melalui acara diskusi dan
pertemuan, serta perusahaan berusaha memonitor opini konsumen mengenai
produk yang dihasilkan melalui fraternal customer index.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, menarik untuk diteliti sejauh mana
tingkat keberhasilan kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan konsep BSC.
Mengacu pada permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Balance Scorecard Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Tribeca Urban Retreat)”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Bagaimana kinerja
perusahaan Tribeca Urban Retreat berdasarkan konsep balanced scorecard
meliputi perspektif keuangan, perspektif customer, perspektif internal bisnis dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui
kinerja perusahaan Tribeca Urban Retreat berdasarkan konsep balanced scorecard
meliputi perspektif keuangan, perspektif customer, perspektif internal bisnis dan
6
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
diantaranya:
1. Pemerintah
Dengan adanya penerapan balanced scorecard di setiap perusahaan maka
akan adanya peningkatan perekonomian. Karena adanya kepercayaan baik
konsumen dalam negri maupun luar negri untuk membeli produk yang
berkualitas.
2. Perusahaan
Sebagai acuan bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja kualitas
perusahaannya melalui penerapan balanced scorecard.
3. Karyawan
Adanya perubahan budaya organisasi yang semakin baik karena adanya
perbaikan secara terus menerus dan didukung dengan sistem akuntansi
manajemen yang baik.
4. Penelitian berikutnya
Sebagai alat bantu atau bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian
79
Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan dari setiap perspektif Balanced Scorecard yang
digunakan untuk mengukur kinerja Tribeca Urban Retreat Bandung
sebagai berikut:
1) Perspektif pelanggan pada umumnya merasa puas akan pelayanan
yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Dan hal tersebut juga
menunjukkan bahwa citra Tribeca Urban Retreat baik bagi para
pelanggan.
2) Perspektif Proses Bisnis Internal, Inovasi yang dilakukan Tribeca
Urban Retreat baik. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat inovasi yang
dilakukan perusahaan yang dapat membuat pelanggan cukup merasa
puas.
3) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Umumnya karyawan
merasa cukup puas. Indeks pembelajaran dengan peningkatan
program-program training yang dilakukan sudah mencapai bahkan
melebihi target yang diharapkan.
4) Perspektif Keuangan dari beberpa kajian yang dilakukan untuk
mengukur perspektif keuangan semua mengalami peningkatan namun
80
Secara keseluruhan, kinerja perusahaan dari 4 (empat) perspektif
balanced scorecard dapat dikatakan sangat baik karena perusahan dapat
mencapai melebihi standar yang telah ditetapkan. Terdapat 11 dari 12
tolok ukur yang digunakan dengan perspektif Balanced Scorecard berhasil
memenuhi target.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan hasil
penelitian adalah:
1) Perusahaan harus terus mempertahankan bahkan harus meningkatkan
kinerjanya pada tahun-tahun yang akan datang, ini dikarenakan dari
12 tolok ukur yang digunakan hanya 11 yang mampu dicapai bahkan
melebihi standar/target.
2) Perusahaan harus dapat menekan biaya yang digunakan dalam
menghasilkan layanan jasa. Karena dengan mengefisienkan biaya
tanpa mengurangi kualitas dari produk yang ditawarkan sehingga laba
yang dihasilkan akan lebih besar.
3) Perusahaan harus terus berusaha mempertahankan hubungan baik
dengan pelanggan bahkan lebih meningkatkan hubungan baik
tersebut.
4) Untuk peneliti-peneliti berikutnya yang ingin meneliti mengenai
Balanced Scorecard pada objek penelitian yang sama, disarankan
81
Universitas Kristen Maranatha penulis, diantaranya: untuk perspektif keuangan dalam melihat kinerja
keuangan diharapkan untuk dapat melihat dari segi target anggaran
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
Friska Sipayung. 2009. Balanced Scorecard Pengukuran Kinerja Perusahaan dan
Sistem Manajemen Strategis. Medan; Jurnal Universitas Sumatera Utara.
Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta; PT Gramedia Pustaka. Utama.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program. SPSS. Semarang; Badan Penerbit Undip.
Hansen dan Mowen., 2004. Management accounting. Jakarta; Salemba Empat.
Haryanto dkk. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. Semarang; Universitas Diponegoro.
Helfert, Erick A. 2004. Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis unutk
Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan. Dialihbahasakan oleh Herman Wibowo, Edisi Kedelapan, Jakarta; Erlangga.
Husein Umar. 2010. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan
Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta; PT
Raja Grafindo Persada.
Kaplan R.S. dan Norton D.P., 1996. Balanced Scorecard: Translating Strategy
Into Action, Harvard Business Review.
Kaplan R.S. dan Norton D.P., 2000. Balanced Scorecard Menerapkan Strategi
Aksi, Jakarta; Erlangga.
Kaplan, R.M. dan Saccuzzo, D.P. 1993. Psychological testing: Principles,
application and issue. California; Brooks/Cole Publishing Company.
Lofland, John & Lyn H. Lofland. 1984. Analyzing Social Settings: A Guide to
Qualitative Obsevation and Analysis. Belmont, Call; Wads word
Publishing Company.
Mardiasmo. 2009, Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta; Andi Offset.
Moleong. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja. Rosdakarya.
Monika Kussetya Ciptani. 2000. Balanced Scorecard sebagai Pengukuran
Kinerja Masa Depan: Suatu Pengantar. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Universitas Kristen Maranatha Mulyadi, 2001, Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer Untuk
Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta; Edisi ke-2,
Salemba Empat.
Mulyadi. 2002. Balanced Scorecard : Alat manajemen Kontemporer untuk
Pelipatganda Kinerja keuangan Perusahaan. Jakarta; Salemba Empat.
Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta; UPP-STIM YKPN
Sony. Yuwono, dkk. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard:
Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. Jakarta; PT Gramedia
Pustaka Utama.
Srimindarti, Caecilia. 2004. Balanced Scorecard:Sebagai Alternatif Untuk
Mengukur Kinerja. Fokus Ekonomi.
Sudibyo, Bambang. 1997. Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced
Scorecard: Bentuk, Mekanisme, dan Prospek Aplikasinya pada BUMN.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 12,2,35-49
Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, Bandung; CV. Alfabeta.
Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh. Bandung; CV. Alfabeta
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta.
Sugiyono. 2010. MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung; Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung; Alfabeta.
Susanto, Irwan.,Abdullah, Taman.,Sukirno. 2004. Balanced Scorecard sebagai
alat pengukuran kinerja Manajemen (Studi Kasus pada PT SariHusada).Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol.III No.1.
Yogyakarta; Universitas Negeri Yogyakarta.