• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF DALAM MENINGKATKAN SELF-ESTEEM SISWA SMP NEGERI 17 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF DALAM MENINGKATKAN SELF-ESTEEM SISWA SMP NEGERI 17 MEDAN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF

DALAM MENINGKATKAN

SELF-ESTEEM

SISGA DI SMP

NEGERI 17 MEDAN

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

OLEH

ESKA SRI CAROLINA

NIM : 108 121 013

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan uanya bagi Tuuan Yesus Kristus, karena berkat dan cinta kasiu dan karunia yang berkelimpauan atas diri peneliti seuingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya, sebagai salau satu syarat untuk memperoleu gelar sarjana pendidikan jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan terimakasiu dan penguargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku pembantu Rektor Universitas Negeri Medan.

(4)

3. Bapak Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

4. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.S, Kons, S.Psi, selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar telau meluangkan waktu untuk membimbing dan mengaraukan penulis.

5. Seluruu Bapak dan Ibu Dosen jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan yang telau banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, sanran, dan motivasi kepada peneliti selama berada didalam maupun luar perkuliauan.

6. Rasa uormat dan terimakasiu penulis kepada konselor, guru bidang studi dan seluruu staf pengajar dan pegawai di SMP Negeri 17 Medan yang telau banyak membantu, membimbing dan atas sikap kekeluargaan yang peneliti terima sejak melakukan penelitian di SMP NEgeri 17 Medan.

7. Terkuusus buat keluarga tercinta terutama Papa (Jouan Agustinus Sinaga) yang selalu peruatian, Mama (Tiomanat Simbolon) yang terus ngirim doa, kakak dan abang (drg. Lukman FM dan dr. Agustina OS) selalu member motivasi, adik (Nani Ong Sinaga dan Rio Ong Sinaga), dan teristimewa buat my little angel (Racuel MIlitan, u my evrytuing).

(5)

Kepada seluruu piuak yang tidak disembutkan namanya satu persatu yang telau membantu peneliti secara langsung maupun tidak langsung dalam menyusun skripsi ini.

Akuir kata penulis menguarapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dalam bidang bimbingan dan konseling.

Medan, 03 September 2012 Penulis

(6)

ABSTRAK

ESKA SRI CAROLINA : Konseling Eklektik Melalui Media Kreatif Dalam Meningkatkan Self-Esteem Siswa SMP Negeri 17 Medan. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah self-esteem

dapat ditingkatkan melalui konseling eklektik dengan menggunakan media kreatif

pada siswa kelas VII SMP Negeri 17 Medan. Tujuannya adalah untuk mengetahui

keefektifan konseling eklektik dengan media kreatif dalam meningkatkan

self-esteem.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-3 SMP Negeri 17

Medan yang memiliki self-esteem rendah. Sampel diambil dengan teknik

purposive random sampling terhadap sejumlah siswa yang memiliki self-esteem

rendah. Berdasarkan hasil aplikasi instrumentasi di peroleh besar sampel adalah 4

orang siswa yang memerlukan layanan konseling individu. Alat pengumpul data

adalah angket dan analisis verbatim konseling dibandingkan dengan sebelum

tindakan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa self-esteem siswa meningkat.

Berdasarkan hasil ini dapat dikemukakan bahwa hipotesis penelitian yang

berbunyi: Konseling eklektik melalui media kreatif dapat meningkatkan

(7)

DAFTAR ISI

2.1.2 Self-esteem memberi pengaruh terhadap kehidupan remaja 10 2.1.3 1aktor-faktor yang mempengaruhi Self-esteem ………. 12

2.2Konseling eklektik ………... 17

(8)
(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 56

4.1 Hasil penelitian ………. 56

4.1.1 Keadaan 1isik SMPN 17 Medan

………. 56

4.1.2 Proses konseling …..

……….. 56

4.1.3 Pengujian hipotesis ……….………... 74

4.2.2 hasil penelitian sesudah tindakan……… 74

4.2 Pembahasan

……….. 74

BAB V TESIMPULAN DAN SARAN ………... 75

5.1 Kesimpulan ………..

……… 75

5.2 Saran

………. 75

DAFTAR PUSTATA ……… vii

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rencana Perangkat Penelitian ……….... 48

Tabel 3.2 Rencana Perangkat Penelitian ………. 49

Tabel 3.3 Skala Self-Esteem ………………. 50

Tabel 4.1 Rancangan Penilaian Kegiatan Konseling ……….. 55

Tabel 4.2 Data Penilaian Media Kreatif ………. 56

Tabel 4.3 Data Penilaian Proses Konseling ……….. 56

Tabel 4.4 Data Aktifitas Pelaksanaan Konseling Individu ……… 59

Tabel 4.5 Analisis Hasil Perbatim ………... 60

Tabel 4.6 Perbandingan Peingkatan Self-Esteem ……… 60

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Alur kegiatan konseling eklektik sistimatis ………...… 21

Gambar 2.2 : Intervensi terapeutik Model eklektik sistimatis ………...….. 22

Gambar 3.1 : Proses Penelitian Tindakan ……….………. 46

(12)

Grafik 4.1 Siswa 1 (Siklus I dan II) ………. 57

Grafik 4.2 Siswa 2 (Siklus I dan II) ………. 57

Grafik 4.3 Siswa 3 (Siklus I dan II) ………. 58

(13)

Lampiran 1 Inventori self-esteem ……….. 79

Lampiran 2 Kunci jawaban Inventori ……….. 87

Lampiran 3 Analisis data inventori ……….. 88

Lampiran 4 Pelaksanaan aktifitas konseling individual ………. 90

Lampiran 5 Data verbatim konseling eklektik ………. 90

Lampiran 6 Instrumen penilaian media ………. 100

Lampiran 7 Penilaian segera (LAISEG) ..……….. 116

Lampiran 8 Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN) ……….... 128

Lampiran 9 Instrumen penilaian RPKLI …...……….. 132

Lampiran 10. Satuan layanan bimbingan konseling ………. 133

Lampiran 11. Alur percakapan dalam konseling siswa 1 ...………. 152

Lampiran 12. Alur percakapan dalam konseling siswa 2 ...………. 172

Lampiran 13. Alur percakapan dalam konseling siswa 3 ………. 191

(14)

BABBI

PENDAHULUAN

1.1 LatarBBelakangBMasalah

Self-esteem adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri (Santrock,

2003:336). Self-esteem juga disebut sebagai harga diri atau gambaran diri sebagai

evaluasi yang dibuat individu dengan penghargaan untuk dirinya dan

mengindikasikan sejauhmana individu tersebut percaya bahwa dirinya mampu,

berarti, sukses, dan berharga. Hal ini merupakan pengalaman subyektif yang

disampaikan individu dengan laporan verbal dan tingkah laku yang terlihat.

Karena berkaitan dengan dirinya sendiri, penilaian tersebut biasanya

mencerminkan penerimaan atau penolakan terhadap dirinya, menunjukkan

seberapa jauh individu percaya bahwa dirinya mampu, penting, berhasil serta

berharga. Secara singkat dikemukakan, self-esteem adalah pendapat personal akan

keberhargaan diri yang diekspresikan dalam sikap individu yang berpengaruh

Remaja akan mengalami kesulitan dalam menampilkan perilaku sosialnya, merasa

(15)

perilaku sosialnya, tampil dengan keyakinan diri (self-confidence), dan merasa

memiliki nilai dalam lingkungan. Self-esteem juga merupakan struktur penting

bagi perkembangan kemampuan remaja. Misalnya, seorang remaja yang memiliki

self-esteem yang rendah maka prestasi yang dicapai oleh remaja tersebut tidak

akan optimal. Remaja tersebut akan ragu-ragu dalam bertindak, sehingga akan

menghambatnya dalam mengerjakan sesuatu.

Rendahnya self-esteem, untuk sebagian besar remaja, hanya menyebabkan

rasa tidak nyaman secara emosional yang bersifat sementara. Tetapi bagi para

remaja, rendahnya self-esteem dapat menimbulkan banyak maslaah. Rendahnya

self-esteem bisa menyebabkan depresi, bunuh diri, anoreksia nervosa, delinkuensi,

dan masalah penyesuaian diri lainnya (Damon & Hart, 1988;Fenzel, 1994; Harter

& Marold, 1992; Markus & Nurius, 1986; Pfeffer, 1986 dalam

Santrock,2003:339). Oleh karena itu, penilaian diri yang positif atau self-esteem

yang tinggi diperlukan remaja untuk dapat mencapai kualitas hidup yang lebih

baik. Banyak hal yang berkaitan dengan self-esteem yang dapat mempengaruhi

perkembangan mental remaja, di antaranya kasus kenakalan remaja, salah satu

faktor yang menyebabkan kenakalan remaja adalah rendahnya self-esteem yang

dimiliki remaja bersangkutan. Remaja yang memiliki self-esteem yang tinggi tidak

akan mudah terbawa godaan yang banyak ditawarkan oleh lingkungan, seperti

tawuran, ataupun penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Permasalahan yang

sering dialami dalam masa remaja adalah masalah self-esteem karena tubuhnya

dinilai kurang atau tidak ideal baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri,

atau merasa tidak memiliki kelebihan yang bisa dipakai sebagai modal dalam

(16)

misalnya malu untuk berhubungan dengan orang lain, tidak percaya diri untuk

tampil di muka umum, menarik diri, pendiam, malas bergaul dengan lawan jenis

atau bahkan kemudian menjadi seorang yang pemarah, sinis, dan lain-lain.

Pemahaman diri seorang remaja didasari oleh berbagai kategori peran dan

keanggotaan yang menjelaskan siapakah diri remaja tersebut (Harter, 1990a,

1990b dalam Santrock, 2003: 333), disamping itu Damon dan Hart, 1988 (dalam

Santrock 2003:333) juga mengatakan walaupun tidak membentuk identitas pribadi

secara utuh, pemahaman diri memberikan dasar identitas diri yang rasional.

Ketika tingkat self-esteem yang rendah berhubungan dengan proses

perpindahan sekolah atau kehidupan keluarga yang sulit, atau dengan

kejadian-kejadian yang membuat tertekan, masalah yang muncul pada remaja dapat

menjadi lebih meningkat (Rutter & Garmezy, 1983; Simmons & Blyth, 1987

dalam Santrock 2003:339)

Hasil penelitian yang dilaksanakan dengan menanyakan kepada siswa-siswi

kelas tujuh untuk menggambarkan diri mereka, menunjukkan bahwa terdapat

sejumlah istilah yang kontradiktif yang digunakan remaja dalam mendeskripsikan

dirinya, misalnya : Saya adalah remaja yang berubah perasaan hatinya dan mudah

memahami; jelek dan menarik; mudah bosan dan penuh ingin tau; peduli dan

tidak peduli; dan tertutup. Kondisi ini ditemukan juga pada siswa di SMP Negeri

17 Medan. Penelitian awal yang dilakukan di SMP Negeri 17 Medan pada bulan

Juni menunjukkan sejumlah siswa terkait masalah self-esteem.

Self-esteem yang sehat bisa dibentuk dan dibina yang tentunya dipengaruhi

(17)

keluarga, harga diri lahir dalam keluarga karena itulah tempat dinama individu

diperlakukan berbeda diantara mereka, dan mereka merasa layak, (4) Pencapaian

Prestasi, Hasil yang dicapai dan memadai merupakan salah satu faktor bagi

pengembangan self-esteem. Penciptaan perasaan tenang, yakin, dan mampu

melaksanakan suatu tugas merupakan bibit bagi pengembangan self-esteem, (5)

Diri Individu Sendiri, Sumber utama bagi pengembangan self-esteem adalah diri

individu sendiri.

Kenyataannya, siswa tidak selalu memberi dorongan, motivasi kepada diri

sendiri, dan tidak menganggap apa yang dikerjakannya dan apa yang telah

dilakukan adalah hasil dari kemampuan dirinya, karena hal itu siswa tidak mampu

melihat secara positif kemapuan yang ada dalam dirinya, sehingga siswa merasa

kurang mampu dan merasa kurang percaya diri.

Suatu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu siswa meningkatkan

self-esteem adalah konseling, pendekatan konseling yang dibutuhkan adalah

pendekatan konseling eklektik. Konseling eklektik membantu mengembangkan

(18)

konseli menjadi mahir dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya

(problem solving), konseling eklektik adalah pandangan yang berusaha

menyelidiki berbagai sistem metode, teori, atau doktrin, yang dimaksudkan untuk

memahami dan bagaimana menerapkannya dalam situasi yang tepat (Thorne

dalam Arintoko 2011:43-45). Konseling eklektik membantu konseli

mengembangkan integritasnya pada level tertinggi, yang di tandai oleh adanya

aktualisasi diri dan integritas yang memuaskan. Untuk mencapai tujuan yang

memuaskan maka konseli dibantu untuk menyadari sepenuhnya situasi

masalahnya, mengajari konseli untuk melatih pengendalian masalah tingkah laku.

Eklektik secara langsung fokus pada tingkah laku, tujuan, masalah, dan

sebagainya. Sejalan dengan ini maka akan terpenuhi kebutuhan harga diri siswa

dengan menganggap diri sendiri sebagai orang yang berharga dan sama baiknya

dengan orang lain yang sebaya dengan dirinya dan menghargai orang lain, dapat

mengontrol tindakannya terhadap dunia luar dirinya dan dapat menerima kritik

dengan baik. Sehingga siswa berhasil atau berprestasi di bidang akademik, aktif

dan dapat mengekspresikan dirinya dengan baik.

Bergerak dari kenyataan dan data yang diperoleh bahwa kondisi siswa tidak

dapat menyelesaikan masalahnya, konselor sekolah tidak efektif membantu siswa.

Maka dibutuhkan suatu model konseling yang dapat membantu siswa yang

mampu mengatasi masalahnya terutama siswa yang teridentifikasi memiliki

self-esteem yang sangat rendah. Diperkirakan konseling individu dengan media kreatif

dapat digunakan untuk membantu siswa mengatasi masalahnya hal ini

(19)

Sehubungan dengan ini maka penelitian ini direncanakan dengan judul

“Konseling Eklekti Melalui Media Kreatif Dalam Meningkatkan Self-Esteem

Siswa SMP Negeri 17 Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012 ”

1.2 IdentifikasiBMasalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang dan fokus masalah, maka

peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Siswa tidak selalu memberi dukungan kepada dirinya.

2. Apakah Konseling Eklektik dan Media Kreatif dapat mempengaruhi

self-esteem siswa SMP N 17 Medan ?

3. Siswa menganggap dirinya kurang mampu dan kurang percaya diri

1.3 PembatasanBMasalah

Agar penelitian dapat fokus dengan waktu yang tersedia maka penelitian ini

diarahkan fokus terhadap konseling individual melalui media kreatif dengan

self-esteem.

1.4 RumusanBMasalah

Apakah dengan menggunakan konseling eklektik melalui media kreatif

dapat meningkatkan self-esteem pada siswa SMP Negeri 17 Medan ?

1.5 TujuanBPenelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang dapat

menampilkan keefektifan konseling eklektik dalam mengatasi

(20)

2. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan self-esteem siswa SMP

Negeri 17 Medan.

1.6 ManfaatBPenelitian

1.6.1 ManfaatBTeoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi serta kajian bagi

pengembangan ilmu.

1.6.2 ManfaatBPraktis

a. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan petunjuk kepada siswa

mengenai self-esteem. Sehingga siswa dapat mengenal lebih dalam

tentang dirinya, memiliki gambaran cara memberi penghargaan terhadap

diri sendiri dan orang lain, sehingga dapat menyelesaikan permasalahan

pribadi dan dapat mengembangkan kompetensi yang dimilikinya.

b. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi atau jalan keluar

dalam upaya mengembangkan potensi dan memandirikan siswa.

c. Bagi Konselor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada konselor

tentang masalah self-esteem yang dialami siswa di SMP Negeri 17

Medan. Selain itu hasil penelitian tentang konseling eklektik dengan

media kreatif ini diharapkan menjadi salah satu strategi bagi Konselor di

(21)

d. Bagi peneliti

Penelitian ini menjadi pengalaman berharga dalam membangun

(22)

BABBV

KESIMPULANBDANBSARAN

5.1 KesimpulanB

Berdesereken temuen penelitien ini meke depet diembil kesimpulen sebegei berikut :

1. Self-esteem depet dientesken dengen menerime den mencintei keedeen diri

seutuhnye, den dengen motivesi ekstrinsik melelui medie kreetif.

2. Self-esteem siswe yeng rendeh depet ditingketken melelui konseling eklektik. 3. Konseling eklektik bertujuen untuk membentu siswe mengembengken

integritesnye pede level tertinggi, den seleh setunye edeleh mengembengken konsep diri siswe yeng mengecu pede self-esteem siswe.

4. Konseling eklektik depet meningketken self-esteem siswe.

5.1 Saran

(23)

1. Konselor depet mengguneken konseling eklektik sebegei seleh setu pemilihen

teknik konseling untuk mengetesi meseleh siswe serte membentu meningketken self-esteem den meseleh-meseleh leinnye.

2. Oreng tue depet bekerje seme dengen sekoleh delem meningketken

self-esteem siswe.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, 2002. Pengertian Media. (http://elearning.unesa.ac.id/tag/media-adalah)

Di akses pada 29 Februari 2012).

Anwar, S, 2004. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Offset.

Arintoko, 2011. Wawancara Konseling di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset.

Baron, R, A, 2003. Psikologi Sosial. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.

Coopersmith, 1967. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self-Esteem

(http://repository.usu.ac.id/bitstream123456789/23075/3/Chapter%20II.

Dewi, R, 2010. Penelitian Pendidikan (Desain Emprikal dan PTK). Medan :

Pasca Sarjana Unimed.

Farozin & Fathiyah, K, N, 2004. Pemahaman Tingkah Laku. Yogyakarga : PT

Rineka Cipta.

Field, L, 2003. Self Esteem For Women (Panduan Praktis Bagi Wanita Untuk

Mencapai Kesuksesan Dalam Cinta, Karier, Keluarga). Bandung :

Penerbit Kaifa.

Goode, C, B, 2005. Optimizing Your Child’s Talent. Jakarta : PT Buhana Ilmu

(25)

Rogers, Proses Kreatif. (http://tyaset4.blog.com/2010/02/15/definisi-kreativitas/)

Di akses pada 29 Februari 2012).

Prayitno, 2004. Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

Singgih & Yulia, S, D, 1985. Psikologi Perkembangan (Anak dan remaja).

Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.

Sarwono, S, W, 2011. Psikologi Remaja (Edisi Revisi). Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Sofian S. Willis. 2010. Konseling Individual (Teori Dan Praktek). Bandung :

Alabeta.

2004. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta

Surya, M, 2003. Psikologi Konseling. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

Santrock, J, W, 2003. Adolescence (Perkembangan Remaja). Jakarta : PT

Gelora Aksara Pratama.

Gambar

Tabel 3.1 Rencana Perangkat Penelitian ……………………………………....  48

Referensi

Dokumen terkait

pembelian konsumen kain batik adalah strategi pemasaran marketing mix yang.. berupa produk, harga, promosi,

Bahan penghancur adalah bahan yang ditambahkan dalam pembuatan tablet dengan maksud tablet hancur menjadi bagian-bagiannya apabila berada dalam medium air. Prinsip kerja

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan: (1) Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal- soal Fisika kelas X

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa melalui metode pembelajaran Two Stay- Two Stray dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa

(2007) bahwa bagian tanaman kamandrah yaitu daun, batang, dan biji dalam bentuk serbuk yang diekstrak dengan air dan etanol, serta minyak yang diekstrak dengan

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan model pooled least square , di dapat hasil variabel bebas yang signifikan terhadap variabel terikat tingkat

Hubungan itu lebih ditekankan pada infektivitas CMA, pertumbuhan akar dan serapan.hara karakteristika tumbuh, dan sifat agronomis tanaman pada tahap aklimatisasi,

Pihak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang