• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA Implementasi Metode Pembelajaran Make A Match Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kebak Kecamatan Jumantono T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA Implementasi Metode Pembelajaran Make A Match Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kebak Kecamatan Jumantono T"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KEBAK KECAMATAN JUMANTONO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Diajukan Oleh:

MUZAYANAH

A54A 100047

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 KEBAK KECAMATAN JUMANTONO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Muzayanah

A54A 100047

Abstrak: Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi Energi melalui implementasi metode pembelajaran make a match pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak kecamatan Jumantono Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak Jumantono tahun pelajaran 2012/2013. Objek penelitian ini adalah pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak. Data dikumpulkan melalui metode observasi, dokumentasi, dan tes. Rancangan penelitian tindakan yang dipilih yaitu model siklus terdiri dari dua siklus. Setiap siklus meliputi unsur perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif mempunyai empat buah komponen pokok yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan metode make a match pada siswa kelas IV SD 72,7% dan meningkat serta mencapai hasil optimal pada siklus II 90,9%.

Kata kunci : make a match, metode pembelajaran, hasil belajar siswa.

PENDAHULUAN

(4)

guru dituntut peka terhadap berbagai situasi yang dihadapinya, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan situasi yang dihadapinya. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar.

Sekarang ini masih banyak guru yang kurang variatif dalam menyampaikan materi pelajaran, kebanyakan masih berpusat pada guru. Hal ini juga yang terjadi pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 01 Kebak dimana hanya 45% siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar IPA. Dalam pembelajaran IPA tersebut guru mendominasi di dalam kelas dan siswa hanya sebagai penerima yang pasif. Hal inilah yang menyebabkan siswa malas untuk berpikir lebih kritis dalam menerima pelajaran sebab mereka sering dimanjakan dengan segala informasi yang diterima dari guru. Faktor penyebab dari permasalahan di atas adalah metode pembelajaran yang kurang tepat diterapkan oleh guru, sehingga guru harus mencari metode pembelajaran yang tepat dan menarik bagi siswa sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk memperbaiki permasalahan di atas adalah metode pembelajaran make a match. Metode make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Metode pembelajaran make a match merupakan salah satu metode pembelajaran dengan cara mencari pasangan kartu-kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban. Dalam penerapan metode ini siswa diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

(5)

peningkatan hasil belajar siswa. Penerapan metode make a match diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak. Hal inilah yang menarik bagi penulis untuk mengadakan penelitian jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: “Implementasi Metode Pembelajaran Make A Match Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kebak Kecamatan Jumantono Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi Energi melalui implementasi metode pembelajaran make a match pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak kecamatan Jumantono Tahun Pelajaran 2012/2013.

METODE PENELITIAN

A.Setting Lokasi

Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri 01 Kebak Jumantono Kabupaten Karanganyar .

B.Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan November 2012 – Januari 2013. Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

C.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Berikut ini adalah bagan prosedur Penelitian Tindakan Kelas. PTK memiliki empat tahap yang dirumuskan oleh Lewin (Kemmis dan Mc Taggar, 1992:198) yaitu Planning (Rencana), Action (Tindakan), Observation (Pengamatan), dan Reflection (Refleksi).

1. Perencanaan (planning)

a. Guru merancang konsep pembelajaran dengan terlebih dahulu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

(6)

c. Membentuk siswa dalam kelompok-kelompok sesuai prosedur dalam metode pembelajaran.

2. Tindakan (acting) a. Apersepsi

Guru menyampaikan motivasi dan apersepsi, dan menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Kegiatan inti

Guru membimbing siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Kemudian guru memberikan materi yang akan didiskusikan siswa dalam kelompoknya masing-masing dengan bimbingan dari guru.

c. Penutup

Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi, guru memberikan penguatan materi kepada siswa. Pembelajaran ditutup dengan salam.

3. Observasi (observation) a. Tindak mengajar guru

Proses pembelajaran yang mencakup bagaimana kinerja guru atau tindakan guru selama pembelajaran dengan metode make a match dikumpulkan untuk diobservasi.

b. Tindak belajar siswa

Proses dan aktivitas belajar siswa serta hal-hal yang dilakukan siswa berkaitan dengan metode make a match diobservasi untuk mengethui sejauh mana peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

4. Refleksi (reflecting)

(7)

Data atau informasi yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Jenis data yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak kecamatan Jumantono Tahun Pelajaran 2012/2013 dan guru kelas VI SD Negeri 01 Kebak kecamatan Jumantono.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan tes. Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencatat atau mendapatkan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan antara lain:

1. Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran make a match. 2. Lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran make a match. 3. Data nilai IPA siswa.

4. Soal tes atau post tes IPA materi Energi.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data komparatif dan analisis kritis.

1. Analisis komparatif yaitu analisis data yang dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian dengan hasil pra siklus, siklus I, dan siklus II. Hasil perbandingan kemudian dibahas untuk mengetahui apakah relevan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

2. Analisis kritis adalah analisis data dengan mengkaji kondisi pembelajaran sebelum dan sesudah diadakan penelitian dengan mencari kelebihan dan kekurangannya, apakah ada perubahan ataukah tidak, serta mengkaji penyebab terjadinya perubahan tersebut.

(8)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

[image:8.612.106.543.213.658.2]

Proses dan hasil penelitian metode make a match dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak pada materi Energi secara keseluruhan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Make a Match Aspek Pra Siklus Siklus I Siklus II Metode

Pembelajaran

Ceramah Metode make a match Metode make a match Proses pembelajaran Pembelajaran kurang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran

Menerapkan metode make a match dalam pembelajaran IPA materi Energi

Menerapkan metode make a match pada materi Energi dengan memaksimalkan pembagian kelompok (secara heterogen)

Hasil Observasi

Siswa pasif dalam pembelajaran, siswa kesulitan dalam memahami materi sehingga hasil belajar IPA siswa rendah

 Siswa belum terkoordinasi dalam proses

pembelajaran, masih banyak siswa yang belum fokus selama mengikuti pembelajaran

 Guru kurang optimal dalam pembagian

kelompok dan pengarahan kepada siswa selama proses pembelajaran.

 Sebagian besar siswa telah aktif dalam

pembelajaran metode make a match.

 Guru telah optimal dalam membimbing dan mengarahkan siswa.

Hasil Penelitian

Hasil Belajar siswa rendah hanya 45%

Hasil belajar siswa meningkat menjadi 72,7%

Hasil belajar siswa memenuhi indikator sebesar 90,9% Refleksi Dilakukan penelitian

dengan metode make a match

Penelitian dilanjutkan ke siklus II

Penelitian telah berhasil dan

(9)

Peneliti memilih metode make a match karena metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Metode make a match dapat menarik perhatian siswa serta memudahkan siswa dalam

memahami materi. Pemahaman siswa terhadap materi akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Penerapan metode make a match diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan pra siklus dengan hasil sebagai berikut:

Berdasarkan hasil belajar pra siklus, diketahui bahwa ketuntasan belajar hanya mencapai persentase sebesar 45% atau hanya ada 10 siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak yang memperoleh nilai ≥ 70 (Nilai KKM), 12 siswa lain mendapatkan nilai di bawah 70, sehingga belum mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan yaitu 85%. Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan belajar mengajar siswa siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak dapat ditemukan fakta-fakta:

1. Pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 01 Kebak menggunakan metode konvensional (ceramah dan tanya jawab). Metode ini menyebabkan siswa cenderung pasif dalam pembelajaran.

2. Hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak masih rendah, ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 45%.

3. Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak maka dilakukan penelitian menggunakan metode Make a match.

Proses pembelajaran siklus I diobservasi untuk mengetahui bagaimana pembelajaran dengan metode make a match. Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi siswa dalam pembelajaran metode make a match. Adapun hasil-hasil observasi yang diperoleh oleh observer pada pembelajaran siklus I antara lain: 1. Kinerja guru dalam pembelajaran masih belum optimal, data menunjukkan hanya

(10)

sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran siklus I guru kurang optimal dalam menyampaikan apersepsi materi dan tujuan pembelajaran. Selain itu guru juga belum optimal dalam memotivasi siswa dalam pembelajaran, memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, memberikan bimbingan kepada siswa serta melibatkan siswa dalam pembelajaran. Guru juga belum dapat memberikan balikan dan penguatan materi serta menggunakan alat peraga dalam pembelajaran dengan baik.

2. Nilai hasil pengamatan terhadap siswa dalam pembelajaran make a match siklus I masih belum mencapai hasil yang optimal, masih ada 10 siswa yang memperoleh skor di bawah 12. Sebagian besar siswa masih pasif dalam pembelajaran, perhatian siswa terhadap penjelasan guru serta kerja sama siswa dalam kelompok masih kurang, kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatnya sendiri, keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan, serta sikap saling membantu dalam menyelesaikan masalah dalam diskusi kelompok juga masih sangat kurang sehingga harus ditingkatkan lagi.

Berdasarkan hasil analisis nilai tes siswa siklus I diketahui 16 siswa memperoleh nilai di atas 70 (KKM), sedangkan 6 siswa memperoleh nilai di bawah 70. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I baru mencapai 72,7%. Hasil ini telah meningkat dibandingkan dengan pembelajaran metode ceramah tetapi belum memenuhi indikator keberhasilan (ketuntasan belajar siswa sekurang-kurangnya 85%).

Berdasarkan data-data tersebut dapat disimpulkan adanya kelemahan dalam pembelajaran siklus I antara lain:

1. Guru kurang dapat membimbing siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

2. Pembagian kelompok yang dilakukan kurang optimal, karena kelompok tidak dibagi secara heterogen. Hal ini menyebabkan kelompok tertentu yang terdiri dari siswa pandai cenderung menguasai pembelajaran.

(11)

memenuhi indikator penelitian (85% siswa memperoleh nilai sesuai dengan KKM). Proses pembelajaran siklus II kemudian diobservasi untuk mengetahui bagaimana jalannya pembelajaran menggunakan metode make a match apakah mengalami peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya. Adapun hasil-hasil observasi yang diperoleh oleh observer pada pembelajaran siklus II adalah:

1. Kinerja guru dalam pembelajaran meningkat dari siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi diketahui dalam pembelajaran siklus II semua aspek telah memperoleh nilai lebih dari 3 dengan persentase kinerja guru sebesar 87,5%. Secara keseluruhan guru telah maksimal dalam penyampaian apersepsi materi, tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dalam pembelajaran, menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, serta memberikan bimbingan kepada siswa secara optimal. Selain itu juga terjadi interaksi antara guru dan siswa, guru melibatkan siswa dalam pembelajaran, memberikan balikan dan penguatan materi, serta menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.

2. Keaktifan siswa meningkat dengan persentase 82,5% dan telah memenuhi kategori yang sangat aktif. Sebagian besar siswa telah maksimal dalam melaksanakan aspek-aspek antara lain perhatian siswa terhadap penjelasan guru, kerja sama antara siswa dalam kelompok, kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatnya sendiri, keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan, serta siswa telah saling membantu dalam menyelesaikan masalah dalam diskusi kelompok.

Adapun kekurangan yang ditemukan dalam pembelajaran siklus II antara lain: 1. Ada beberapa siswa yang masih canggung saat mengemukakan pendapat

atau bertanya kepada guru, sehingga siswa tersebut kurang aktif dibandingkan dengan siswa lain.

(12)

Berdasarkan hasil tes siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas 70 (KKM) adalah 20 siswa, sedangkan 2 siswa memperoleh nilai di bawah 70. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II telah mencapai 90,9%. Secara keseluruhan pembelajaran siklus II telah meningkat dari siklus I, tetapi masih ada beberapa kekurangan baik dari siswa maupun guru sehingga dirumuskan beberapa solusi antara lain:

1. Siswa harus lebih perhatian lagi dalam menyimak penjelasan materi dari guru, serta guru pun harus lebih pandai lagi dalam menarik perhatian siswa agar menyimak pembelajaran dengan baik.

2. Perlunya keoptimalan guru dalam menggunakan waktu atau jam pelajaran sehingga dapat berjalan sesuai alokasi waktu yang telah ditetapkan.

Ketuntasan belajar siswa pada siklus II telah mencapai 90,9%. Hasil ini telah memenuhi indikator keberhasilan (ketuntasan belajar siswa sekurang-kurangnya 95%), oleh karena itu penelitian berhenti pada siklus II. Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “Metode pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Energi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebak kecamatan Jumantono Tahun Pelajaran 2012/2013” telah dapat dibuktikan kebenarannya.

SIMPULAN

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Media.

Anni Catarina. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.

Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.

Bloom. 2003. Human Charactyeristic and School Learning. New York: Mc Graw Hill Book CO.

Depdikbud. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: Aneka Ilmu.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Ibnu Afarudin. 2012. Penerapan Metode Pembelajaran Make A Match Dengan Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Dan Keaktifan Siswa Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan Kelas VIII F MTS Negeri Tanon Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi UMS.

Kemmis S dan Mc. Taggart. 1992. The Action Research Planner. Victoria: Deakrin University.

Nana Sudjana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Rita Dewi Anggraini. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Make a-Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas III SD N Bareng 5 Malang. Skripsi Universitas Negeri Malang.

Sanjaya W. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Saptono, S. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: UNNES Press. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

(14)

Gambar

Tabel 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Make a Match

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang dilakukan di TNGGP adalah untuk membangun kemitraan untuk mendukung upaya konservasi kawasan TNGGP dan meningkatkan

Negeri 1 Jetis memiliki kedisiplinan dan kerapian yang cukup baik. Apabila siswa memiliki keperluan keluar.. sekolah dalam jam belajar siswa diharuskan meminta izin kepada

lll/c, sebagai Ketua Program studisl Ekonomidan studipembangunan pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Malang masa jabatan

a. Program pelatihan strategi/metode pembelajaran. Program ini menempati urutan nomor satu berdasarkan dari pemetaan kebutuhan peningkatan kompetensi guru PAI SD

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media video dapat meningkatkan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh profil pemecahan masalah matematika siswa SMP kelas VIII ditinjau dari Spiritual Quotient (SQ) tinggi yang

ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.. Nomenklatur, Lokasi, dan Wilayah Kerja

Definisi menurut Tata Sutabri pada buku Analisis Sistem Informasi (2012:117) , Data Flow Diagram adalah sebagai berikut : “Data Flow Diagram ini adalah