• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DENGAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATERI KONSEP MOL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DENGAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATERI KONSEP MOL."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh: Korry Wulandara

NIM 4103331026

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Korry Wulandara dilahirkan di kota Medan pada tanggal 22 September

1992. Ibu bernama Isah Yatik Saragih dan ayah bernama Ramlan Lubis,

merupakan anak Pertama dari Satu bersaudara. Penulis memulai pendidikannya

pada tahun 1997 di TK Kenangan Labuhanbatu dan lulus di jenjang pendidikan

TK pada tahun 1998. Setelah lulus di jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak

pada tahun 1998, penulis meneruskan pendidikannya di SDN 112137 Rantau

Prapat dan lulus dari jenjang pendidikan SD pada tahun 2004. Kemudian

melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Rantau Utara. Lulus dari jenjang

pendidikan SLTP pada tahun 2007. Tahun 2007 penulis melanjutkan

pendidikannya di SMK Farmasi Pharmaca Medan, lulus pada tahun 2010. Pada

tahun 2010 penulis diterima di PTN Universitas Negeri Medan di Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada prodi Pendidikan Kimia melalui

Jalur SLMPTN dan lulus ujian pada tanggal - Juli 2014. Selama kuliah, penulis

mengikuti organisasi HIMLAB, yaitu Himpunan Mahasiswa Labuhan Batu yang

merupakan salah satu wadah organisasi mahasiswa islam Labuhan Batu yang

(4)

iii

PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPETALKING

STICK DENGAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPESNOWBALL THROWING

PADA MATERI KONSEP MOL Korry Wulandara (NIM. 4103331026)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan model kooperatif tipeTalking Stickdengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Snowbal Throwing pada materi konsep mol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMK Farmasi Pharmaca Medan, yang berjumlah 3 kelas dan setiap kelas terdiri dari 34-36 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Berdasarkan uji hipotesis dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung ≥ ttabel, yakni thitung = 2,198> ttabel = 1,982, berarti Ha

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan

Kelompok Belajar Konvensional 12

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 32

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Soal 70

Tabel 4.1. Rata-rata dan Standar Deviasi Pretest – Posttest 41

Tabel 4.2. Persen Peningkatan Hasil Belajar 43

Tabel 4.3. Uji normalitas data pre-tes dan post-tes 44

(6)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Pelaksanaan Penelitian 34

Gambar 4.1. Hasil Belajar Siswa 42

Gambar 4.2. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 43

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 52

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 54

Lampiran 3. Instrumen Tes Essay (Latihan) 79

Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Soal Sebelum Divalidasi 82

Lampiran 5. Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 83

Lampiran 6. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 88

Lampiran 7. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test 89

Lampiran 8. Perhitungan Daya Pembeda Butir Test 91

Lampiran 9. Perhitungan Validitas Test 93

Lampiran 10. Tabel Perhitungan Validitas Test 95

Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas Test 96

Lampiran 12. Tabel Perhitungan Reliabilitas Test 97

Lampiran 13. Analisis Kisi-Kisi Instrumen Test Setelah Validasi 98

Lampiran 14. Instrumen Penelitian Setelah Validasi 105

Lampiran 15. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Validasi 108

Lampiran 16. Tabulasi Data Nilai Siswa 109

Lampiran 17. Tabel Tabulasi Data Nilai Siswa 111

Lampiran 18. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 112

Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas 116

Lampiran 20. Uji Normalitas Data 118

Lampiran 21. Pengujian Hipotesis 120

Lampiran 22. Dokumentasi Penelitian 122

Lampiran 23. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 133

Lampiran 24. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 134 Lampiran 25. Tabel Nilai Kritis Distribusi-t (Tabel t) 135

Lampiran 26. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 136

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak.

Upaya tersebut dilandasi akan kesadaran betapa pentingnya pendidikan dalam

pengembangan SDM. Tolok ukur dari kualitas SDM suatu bangsa dapat

ditentukan dari kualitas pendidikannya. Upaya peningkatan kualitas pendidikan

secara terus-menerus dilaksanakan secara konvensional maupun inovatif. Salah

satu faktor penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan adalah

faktor guru. Untuk menyajikan materi kimia yang menarik dan dapat diterima

dengan mudah oleh siswa disamping pengalaman profesinya, penguasaan materi

pengajaran dan kemampuan menggunakan media. Guru juga harus mempunyai

kemampuan dalam mengembangkan model mengajarnya sedemikian rupa

sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Namun dalam kegiatan proses belajar mengajar, masih banyak guru yang

menggunakan model mengajar yang didominasi dengan metode pembelajaran

ceramah sehingga sebagian besar siswa menjadi kurang tertarik dalam mengikuti

pembelajaran kimia. Proses pembelajaran yang tidak melibatkan siswa secara

aktif. Dalam proses pembelajaran mengakibatkan banyak orang yang menganggap

kimia sebagai ilmu yang sulit dipahami dan sebagai mata pelajaran yang kurang

menarik. Hal ini dapat berdampak pada pencapaian tujuan pendidikan yang

kurang optimal.

Pengalaman penulis ketika mengikuti Program Pelaksanaan Lapangan

Terpadu (PPLT) di SMA N 1 Pegajahan, siswa-siswa cenderung lebih

bersemangat mengikuti pelajaran kimia ketika penulis menyajikan materi dengan

model-model pembelajaran yang inovatif dibandingkan dengan hanya

menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu penulis dapat menyimpulkan

(9)

kreatifitas guru dalam menyesuaikan model pembelajaran yang menarik dan

sesuai dengan materi yang disampaikan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat belajar

siswa adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran

kooperatif memiliki kelebihan yang tidak ditemukan dalam kegiatan belajar

individual seperti interaksi sosial, pertanggungjawaban individu dan kerja sama

dengan kelompok. Pembelajaran ini memberikan peluang bagi siswa yang

berbeda latar belakang dan kondisi untuk saling bekerjasama satu lain didalam

kelompok, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.

Dengan adanya kelompok, diskusi, dan juga kerjasama antar kelompok, mampu

meningkatkan minat dan juga semangat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar

mengajar.

Konsep mol adalah materi atau pokok bahasan kimia yang menjadi dasar

untuk perhitungan kimia. Konsep mol merupakan pokok bahasan yang

membutuhkan pemahaman dalam perhitungan, sehingga untuk proses

pembelajaran dibutuhkan banyak latihan dan diskusi. Pokok bahasan ini menuntut

siswa paham dengan rumus yang diajarkan dan juga mampu mengaplikasikannya

ke dalam penyelesaian soal latihan. Pada pokok bahasan konsep mol ini, model

pembelajaran yang cocok digunakan adalah model kooperatif tipe “Talking Stick” dan juga model kooperatif tipe “Snowbal Throwing”. Kedua model kooperatif ini memiliki sintaks dalam pembelajaran yang hampir sama. Kedua model ini

memiliki potensi yang baik untuk melatih siswa untuk berinteraksi secara aktif

dan menguasai materi yang diajarkan.

Pembelajaran kooperatif tipe “Talking Stick” merupakan model pembelajaran yang mudah diterapkan. ModelTalking Stickatau tongkat berbicara merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan partisipasi dan

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Model ini dimulai

dengan penyediaan tongkat, lalu guru menyampaikan materi, selanjutnya guru

membagi kelompok siswa, setelah itu setiap kelompok berdiskusi tentang materi

yang disampaikan, kemudian guru memberikan tongkat pada satu kelompok

(10)

3

diajukan guru, setelah dijawab pemegang tongkat berhak memberikan tongkat

tersebut ke kelompok lain, demikian seterusnya sampai semua kelompok

mendapat giliran, kemudian guru dan siswa membuat kesimpulan bersama-sama.

Begitu juga dengan model kooperatif tipe “Snowbal Throwing”, model ini juga menarik digunakan dalam pokok bahasan konsep mol. Model kooperatif

ini juga mampu meningkatkan partisipasi dan initeraksinya didalam proses belajar

mengajar. Model “Snowbal Throwing” dimulai dengan guru menyampaikan materi secara singkat, lalu guru membentuk kelompok siswa, kemudian guru

memanggil semua ketua kelompok dan guru menjelaskan materi yang dibahas,

kemudian setiap ketua kelompok menjelaskan kembali materi yang dijelaskan

guru kepada teman-temannya, selanjutnya siswa membuat satu pertanyaan

diselembar kertas dan dibuat menjadi bola kertas, lalu guru menetapkan 1

kelompok yang menjawab pertanyaan terlebih dahulu, setelah itu kelompok yang

berhasil menjawab pertanyaan guru berhak melempar 1 bola kertas yang berisi

pertanyaan ke kelompok mana pun yang mereka mau, begitu seterusnya sampai

semua kelompok mendapat pertanyaan, selanjutnya guru dan siswa membuat

kesimpulan bersama-sama.

Fakta-fakta penelitian terdahulu yang penulis dapatkan, beberapa peneliti

menyatakan bahwa model Talking Stick dan juga Snowbal Throwing mampu memberikan peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Seperti pada hasil

penelitian Noryana (2013), terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar

42,5%. Sama halnya dengan hasil penelitian Winingsih (2012) yang menyatakan

bahwa terdapat peningkatan terhadap KKM siswa sebesar 42,5%. Begitu juga

dengan hasil penelitian Syamsuddin (2013) yang menyatakan bahwa terdapat

peningkatan terhadap ketuntasan nilai siswa sebesar 23,81%. Pada hasil penelitian

Fatima (2012) ketuntasan hsil belajar siswa mencapai 25,71%, kemudian pada

penelitian Muhaedah (2011) menyatakan bahwa terdapat peningkatan ketuntasan

hasil belajar siswa sebesar 59,38%.

Media yang dipilih penulis pada pokok bahasan Konsep Mol adalah

(11)

belajar. Seperti pada penelitian Istiqomah (2013) yang menyatakan bahwa

terdapat peningkatan dalam motivasi berprestasi siswa sebesar 50%. Menurut

Santi (2013), model pembelajaran yaang dilengkapi handout dapat mendorong

siswa untuk lebih aktif belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan penggunaan model pembelajaran yang hampir sama dan

menggunakan media yang sama diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa, maka atas dasar tersebut penulis mengadakan penelitian yang berjudul

“Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMK Yang Diajar Dengan Model Kooperatif Tipe Talking Stick Dengan Siswa Yang Diajar Dengan Model Kooperatif TipeSnowbal ThrowingPada Materi Konsep Mol”

1.2. Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini yang menjadi pokok bahasan adalah: Perbandingan

penerapan model pembelajaran kooperatif yang digunakan yaitu model

pembelajaran “Talking Stick” dan “Snowbal Throwing” terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

adalah: Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar

dengan model kooperatif tipe Talking Stick dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipeSnowbal Throwingpada materi konsep mol?

1.4. Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas X SMK Farmasi Tahun

ajaran 2013/2014.

2. Materi pelajaran yang diajarkan adalah Konsep Mol dengan submateri

pembelajaran yaitu pengertian mol, masa atom relative (Ar) dan masa

molekul relatif (Mr), hubungan mol dengan jumlah partikel, masa molar

(12)

5

3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipeTalking StickdanSnowbal Throwing.

4. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh secara individu yaitu dari

melalui pre test dan post test.

5. Media yang digunakan adalah mediaHandout.

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan skripsi

ini adalah untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa SMK

yang diajar dengan model kooperatif tipeTalking Stick dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipeSnowbal Throwingpada materi konsep mol.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dari skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi siswa yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga

berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, mempermudah siswa

dalam mengikuti materi Konsep Mol ini tanpa harus jenuh dan bosan,

menghilangkan persepsi siswa yang menganggap kimia itu sulit.

2. Menambah wawasan penulis tentang penggunaan model pembelajaran

Talking Stick yang dikolaborasikan dengan media handout dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Konsep Mol.

3. Sebagai sumbangan masukan untuk sekolah khususnya guru bidang studi

yang bersangkutan agar dapat menerapkan model pembelajaran Talking Stick dan juga Snowbal Throwing yang di kolaborasikan dengan media handout dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.

4. Sebagai sumbangan pikiran untuk bahan refrensi penelitian yang sama

(13)

1.7.Definisi Operasional

1. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

2. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antar siswa dalam

kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi

kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi

pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagaian besar aktivitas

pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan

berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas).

3. Model Talking Stick atau tongkat berbicara merupakan model pembelajaran dimana semua siswa di wajjibkan untuk aktif dalam

pembelajaran khususnya dalam kelompok, setiap siswa harus siap ketika

tongkat berada ditangannya dan menjawab semua pertanyaan yang

dilontarkan guru tentang materi yang dibahas.

4. Model Snowbal Throwing atau melempar bola salju adalah model pembelajaran yang membentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok

untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat

pertanyaan yang dibentu seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilemparkan

ke siswa lain dan siswa yang memperoleh bola tersebut wajib menjawab

pertanyaan yang diberikan.

5. Konsep Mol adalah materi yang penting dalam pelajaran kimia di SMA

yang menuntut konsep-konsep yang mendasar bagi pengajaran kimia

selanjutnya, misalnya untuk menentukan perhitungan stoikiometri reaksi

kimia.

(14)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,

peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan

model kooperatif tipe talking stick dengan siswa yang diajar dengan model

kooperatif tipe snowball throwing pada materi konsep mol yakni sebesar

10,55% yang diperoleh dari hasil perhitungan data yaitu sebesar 59,74%

untuk peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif

tipe talking stick dan 49,19% untuk peningkatan hasil belajar siswa yang

diajar dengan model kooperatif tipe snowball throwing.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai

beberapa saran :

1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan

model pembelajaran Talking Stick berbantuan media Handout yang mampu meningkatkan hasil belajar kimia pada materi Konsep Mol selain

itu dapat membuat lebih bersemangat dan tidak jenuh dalam mengikuti

proses belajar mengajar.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut

disarankan lebih memperhatikan kelemahan dalam model pembelajaran

ini, dan dapat mengkolaborasikan dengan media yang sejalan dengan

perkembangan teknologi sehingga terjadi lompatan pemahaman dalam

belajar.

3. Diharapkan guru, calon guru dan juga peneliti selnjutnya bisalebih

memperhatikan waktu, jumlah sampel dan indikator yang sesuai dalam

pengintegrasian karakter pendidikan agar hasil belajar yang dicapai lebih

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A., (2000),Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I, Erlangga, Jakarta.

Daryanto, (2010),Belajar dan Mengajar, Yrama Widya, Bandung.

Djamarah, S.B., (2006),Strategi Belajar Mengajar, Rhineka Cipta, Jakarta.

Effendi, S.P., (2013), Perbedaan Hasil Belajar Komunikasi Siswa Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (Nht) Dilengkapi Handout Dengan Metode Pembelajaran Konvensional Pada Kelas X Ap Smk N 1 Padang Panjang,Skripsi tidak dipublikasikan, Padang, Universitas Negeri Padang.

Ferdina, R.M., Rahmi., Fitri, D.W., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ips Ekonomi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Matematika,1.

Istarani.,(2011),58 model pembelajaran inovatif,Media Persada, Medan. Lie, A., (2010),Cooperative learning, Grasindo, Jakarta.

Nurgayah, (2011), Strategi & Metode Pembelajaran, Citapustaka Media Perintis, Bandung.

Noryana., (2013), Meningkatkan Minat Belajar Pkn Materi Hak Asasi Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa Kelas X.A SMA Negeri 11 Banjarmasin, Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Sardiman, A.M., (1986), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Rajawali Pers, Jakarta.

Sari, I.F.Y., Martini, K.S., Yamtinah, S., (2013), Implementasi Siklus Belajar 5e (Learning Cycle 5e) Disertai Dengan Handout Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas Xi Ipa 3 Sma Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia, 2, 199-204.

(16)

51

Suharsimi, A., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Suharsimi, A., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rhineka Cipta, Jakarta.

Sukarpiani, M., (2013), Pengaruh Metode Pembelajaran Talking Stick Terhadap Pemahaman Konsep Ipa Siswa Kelas V Di Gugus Vii Bontihing, Laporan Hasil Penelitian, FIP Universitas Pendidikan Ganesha.

Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Syamsuddin., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ips Ekonomi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Laporan Hasil Penelitian, FKIP UNTAN, Pontianak.

Sudjana, (2005),Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung. Syukri, S., (1999),Kimia Dasar Jilid I,Penerbit ITB, Bandung.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto., (2011), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Gambar

Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan
Gambar 3.1. Skema Pelaksanaan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG.. KESEHATAN REPRODUKSI DI SEKOLAH MENENGAH TINGKAT

[r]

Picture story book is very beneficial to improve the students’ motivation in reading; however, the availability of the English story books that meet the Islamic Junior High

commit to user ª·· ÜßÚÌßÎ ×Í× Ø¿´¿³¿² ØßÔßÓßÒ ÖËÜËÔ

[r]

[r]

Faktor penting lain yang menjadi penghambat kegiatan usaha agroindustri perikanan yang dihadapi oleh wirausaha wanita di Kecamatan Cisolok dan Kecamatan Palabuhan Ratu

Simpulan penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif dan signifikan model pembelajaran kooperatif teknik Number ed Heads Together (NHT) terhadap keterampilan berbicara