Oleh: Korry Wulandara
NIM 4103331026
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Korry Wulandara dilahirkan di kota Medan pada tanggal 22 September
1992. Ibu bernama Isah Yatik Saragih dan ayah bernama Ramlan Lubis,
merupakan anak Pertama dari Satu bersaudara. Penulis memulai pendidikannya
pada tahun 1997 di TK Kenangan Labuhanbatu dan lulus di jenjang pendidikan
TK pada tahun 1998. Setelah lulus di jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak
pada tahun 1998, penulis meneruskan pendidikannya di SDN 112137 Rantau
Prapat dan lulus dari jenjang pendidikan SD pada tahun 2004. Kemudian
melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Rantau Utara. Lulus dari jenjang
pendidikan SLTP pada tahun 2007. Tahun 2007 penulis melanjutkan
pendidikannya di SMK Farmasi Pharmaca Medan, lulus pada tahun 2010. Pada
tahun 2010 penulis diterima di PTN Universitas Negeri Medan di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada prodi Pendidikan Kimia melalui
Jalur SLMPTN dan lulus ujian pada tanggal - Juli 2014. Selama kuliah, penulis
mengikuti organisasi HIMLAB, yaitu Himpunan Mahasiswa Labuhan Batu yang
merupakan salah satu wadah organisasi mahasiswa islam Labuhan Batu yang
iii
PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPETALKING
STICK DENGAN SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPESNOWBALL THROWING
PADA MATERI KONSEP MOL Korry Wulandara (NIM. 4103331026)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan model kooperatif tipeTalking Stickdengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Snowbal Throwing pada materi konsep mol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMK Farmasi Pharmaca Medan, yang berjumlah 3 kelas dan setiap kelas terdiri dari 34-36 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Berdasarkan uji hipotesis dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung ≥ ttabel, yakni thitung = 2,198> ttabel = 1,982, berarti Ha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan
Kelompok Belajar Konvensional 12
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 32
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Soal 70
Tabel 4.1. Rata-rata dan Standar Deviasi Pretest – Posttest 41
Tabel 4.2. Persen Peningkatan Hasil Belajar 43
Tabel 4.3. Uji normalitas data pre-tes dan post-tes 44
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Pelaksanaan Penelitian 34
Gambar 4.1. Hasil Belajar Siswa 42
Gambar 4.2. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 43
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 52
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 54
Lampiran 3. Instrumen Tes Essay (Latihan) 79
Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Soal Sebelum Divalidasi 82
Lampiran 5. Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 83
Lampiran 6. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 88
Lampiran 7. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test 89
Lampiran 8. Perhitungan Daya Pembeda Butir Test 91
Lampiran 9. Perhitungan Validitas Test 93
Lampiran 10. Tabel Perhitungan Validitas Test 95
Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas Test 96
Lampiran 12. Tabel Perhitungan Reliabilitas Test 97
Lampiran 13. Analisis Kisi-Kisi Instrumen Test Setelah Validasi 98
Lampiran 14. Instrumen Penelitian Setelah Validasi 105
Lampiran 15. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Validasi 108
Lampiran 16. Tabulasi Data Nilai Siswa 109
Lampiran 17. Tabel Tabulasi Data Nilai Siswa 111
Lampiran 18. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 112
Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas 116
Lampiran 20. Uji Normalitas Data 118
Lampiran 21. Pengujian Hipotesis 120
Lampiran 22. Dokumentasi Penelitian 122
Lampiran 23. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 133
Lampiran 24. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 134 Lampiran 25. Tabel Nilai Kritis Distribusi-t (Tabel t) 135
Lampiran 26. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak.
Upaya tersebut dilandasi akan kesadaran betapa pentingnya pendidikan dalam
pengembangan SDM. Tolok ukur dari kualitas SDM suatu bangsa dapat
ditentukan dari kualitas pendidikannya. Upaya peningkatan kualitas pendidikan
secara terus-menerus dilaksanakan secara konvensional maupun inovatif. Salah
satu faktor penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan adalah
faktor guru. Untuk menyajikan materi kimia yang menarik dan dapat diterima
dengan mudah oleh siswa disamping pengalaman profesinya, penguasaan materi
pengajaran dan kemampuan menggunakan media. Guru juga harus mempunyai
kemampuan dalam mengembangkan model mengajarnya sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Namun dalam kegiatan proses belajar mengajar, masih banyak guru yang
menggunakan model mengajar yang didominasi dengan metode pembelajaran
ceramah sehingga sebagian besar siswa menjadi kurang tertarik dalam mengikuti
pembelajaran kimia. Proses pembelajaran yang tidak melibatkan siswa secara
aktif. Dalam proses pembelajaran mengakibatkan banyak orang yang menganggap
kimia sebagai ilmu yang sulit dipahami dan sebagai mata pelajaran yang kurang
menarik. Hal ini dapat berdampak pada pencapaian tujuan pendidikan yang
kurang optimal.
Pengalaman penulis ketika mengikuti Program Pelaksanaan Lapangan
Terpadu (PPLT) di SMA N 1 Pegajahan, siswa-siswa cenderung lebih
bersemangat mengikuti pelajaran kimia ketika penulis menyajikan materi dengan
model-model pembelajaran yang inovatif dibandingkan dengan hanya
menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu penulis dapat menyimpulkan
kreatifitas guru dalam menyesuaikan model pembelajaran yang menarik dan
sesuai dengan materi yang disampaikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat belajar
siswa adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
kooperatif memiliki kelebihan yang tidak ditemukan dalam kegiatan belajar
individual seperti interaksi sosial, pertanggungjawaban individu dan kerja sama
dengan kelompok. Pembelajaran ini memberikan peluang bagi siswa yang
berbeda latar belakang dan kondisi untuk saling bekerjasama satu lain didalam
kelompok, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.
Dengan adanya kelompok, diskusi, dan juga kerjasama antar kelompok, mampu
meningkatkan minat dan juga semangat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
Konsep mol adalah materi atau pokok bahasan kimia yang menjadi dasar
untuk perhitungan kimia. Konsep mol merupakan pokok bahasan yang
membutuhkan pemahaman dalam perhitungan, sehingga untuk proses
pembelajaran dibutuhkan banyak latihan dan diskusi. Pokok bahasan ini menuntut
siswa paham dengan rumus yang diajarkan dan juga mampu mengaplikasikannya
ke dalam penyelesaian soal latihan. Pada pokok bahasan konsep mol ini, model
pembelajaran yang cocok digunakan adalah model kooperatif tipe “Talking Stick” dan juga model kooperatif tipe “Snowbal Throwing”. Kedua model kooperatif ini memiliki sintaks dalam pembelajaran yang hampir sama. Kedua model ini
memiliki potensi yang baik untuk melatih siswa untuk berinteraksi secara aktif
dan menguasai materi yang diajarkan.
Pembelajaran kooperatif tipe “Talking Stick” merupakan model pembelajaran yang mudah diterapkan. ModelTalking Stickatau tongkat berbicara merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan partisipasi dan
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Model ini dimulai
dengan penyediaan tongkat, lalu guru menyampaikan materi, selanjutnya guru
membagi kelompok siswa, setelah itu setiap kelompok berdiskusi tentang materi
yang disampaikan, kemudian guru memberikan tongkat pada satu kelompok
3
diajukan guru, setelah dijawab pemegang tongkat berhak memberikan tongkat
tersebut ke kelompok lain, demikian seterusnya sampai semua kelompok
mendapat giliran, kemudian guru dan siswa membuat kesimpulan bersama-sama.
Begitu juga dengan model kooperatif tipe “Snowbal Throwing”, model ini juga menarik digunakan dalam pokok bahasan konsep mol. Model kooperatif
ini juga mampu meningkatkan partisipasi dan initeraksinya didalam proses belajar
mengajar. Model “Snowbal Throwing” dimulai dengan guru menyampaikan materi secara singkat, lalu guru membentuk kelompok siswa, kemudian guru
memanggil semua ketua kelompok dan guru menjelaskan materi yang dibahas,
kemudian setiap ketua kelompok menjelaskan kembali materi yang dijelaskan
guru kepada teman-temannya, selanjutnya siswa membuat satu pertanyaan
diselembar kertas dan dibuat menjadi bola kertas, lalu guru menetapkan 1
kelompok yang menjawab pertanyaan terlebih dahulu, setelah itu kelompok yang
berhasil menjawab pertanyaan guru berhak melempar 1 bola kertas yang berisi
pertanyaan ke kelompok mana pun yang mereka mau, begitu seterusnya sampai
semua kelompok mendapat pertanyaan, selanjutnya guru dan siswa membuat
kesimpulan bersama-sama.
Fakta-fakta penelitian terdahulu yang penulis dapatkan, beberapa peneliti
menyatakan bahwa model Talking Stick dan juga Snowbal Throwing mampu memberikan peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Seperti pada hasil
penelitian Noryana (2013), terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebesar
42,5%. Sama halnya dengan hasil penelitian Winingsih (2012) yang menyatakan
bahwa terdapat peningkatan terhadap KKM siswa sebesar 42,5%. Begitu juga
dengan hasil penelitian Syamsuddin (2013) yang menyatakan bahwa terdapat
peningkatan terhadap ketuntasan nilai siswa sebesar 23,81%. Pada hasil penelitian
Fatima (2012) ketuntasan hsil belajar siswa mencapai 25,71%, kemudian pada
penelitian Muhaedah (2011) menyatakan bahwa terdapat peningkatan ketuntasan
hasil belajar siswa sebesar 59,38%.
Media yang dipilih penulis pada pokok bahasan Konsep Mol adalah
belajar. Seperti pada penelitian Istiqomah (2013) yang menyatakan bahwa
terdapat peningkatan dalam motivasi berprestasi siswa sebesar 50%. Menurut
Santi (2013), model pembelajaran yaang dilengkapi handout dapat mendorong
siswa untuk lebih aktif belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan penggunaan model pembelajaran yang hampir sama dan
menggunakan media yang sama diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, maka atas dasar tersebut penulis mengadakan penelitian yang berjudul
“Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMK Yang Diajar Dengan Model Kooperatif Tipe Talking Stick Dengan Siswa Yang Diajar Dengan Model Kooperatif TipeSnowbal ThrowingPada Materi Konsep Mol”
1.2. Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini yang menjadi pokok bahasan adalah: Perbandingan
penerapan model pembelajaran kooperatif yang digunakan yaitu model
pembelajaran “Talking Stick” dan “Snowbal Throwing” terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah: Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar
dengan model kooperatif tipe Talking Stick dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipeSnowbal Throwingpada materi konsep mol?
1.4. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas X SMK Farmasi Tahun
ajaran 2013/2014.
2. Materi pelajaran yang diajarkan adalah Konsep Mol dengan submateri
pembelajaran yaitu pengertian mol, masa atom relative (Ar) dan masa
molekul relatif (Mr), hubungan mol dengan jumlah partikel, masa molar
5
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipeTalking StickdanSnowbal Throwing.
4. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh secara individu yaitu dari
melalui pre test dan post test.
5. Media yang digunakan adalah mediaHandout.
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan skripsi
ini adalah untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa SMK
yang diajar dengan model kooperatif tipeTalking Stick dengan siswa yang diajar dengan model kooperatif tipeSnowbal Throwingpada materi konsep mol.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dari skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi siswa yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga
berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, mempermudah siswa
dalam mengikuti materi Konsep Mol ini tanpa harus jenuh dan bosan,
menghilangkan persepsi siswa yang menganggap kimia itu sulit.
2. Menambah wawasan penulis tentang penggunaan model pembelajaran
Talking Stick yang dikolaborasikan dengan media handout dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Konsep Mol.
3. Sebagai sumbangan masukan untuk sekolah khususnya guru bidang studi
yang bersangkutan agar dapat menerapkan model pembelajaran Talking Stick dan juga Snowbal Throwing yang di kolaborasikan dengan media handout dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.
4. Sebagai sumbangan pikiran untuk bahan refrensi penelitian yang sama
1.7.Definisi Operasional
1. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
2. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antar siswa dalam
kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi
pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagaian besar aktivitas
pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan
berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas).
3. Model Talking Stick atau tongkat berbicara merupakan model pembelajaran dimana semua siswa di wajjibkan untuk aktif dalam
pembelajaran khususnya dalam kelompok, setiap siswa harus siap ketika
tongkat berada ditangannya dan menjawab semua pertanyaan yang
dilontarkan guru tentang materi yang dibahas.
4. Model Snowbal Throwing atau melempar bola salju adalah model pembelajaran yang membentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok
untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat
pertanyaan yang dibentu seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilemparkan
ke siswa lain dan siswa yang memperoleh bola tersebut wajib menjawab
pertanyaan yang diberikan.
5. Konsep Mol adalah materi yang penting dalam pelajaran kimia di SMA
yang menuntut konsep-konsep yang mendasar bagi pengajaran kimia
selanjutnya, misalnya untuk menentukan perhitungan stoikiometri reaksi
kimia.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan
model kooperatif tipe talking stick dengan siswa yang diajar dengan model
kooperatif tipe snowball throwing pada materi konsep mol yakni sebesar
10,55% yang diperoleh dari hasil perhitungan data yaitu sebesar 59,74%
untuk peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif
tipe talking stick dan 49,19% untuk peningkatan hasil belajar siswa yang
diajar dengan model kooperatif tipe snowball throwing.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai
beberapa saran :
1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan
model pembelajaran Talking Stick berbantuan media Handout yang mampu meningkatkan hasil belajar kimia pada materi Konsep Mol selain
itu dapat membuat lebih bersemangat dan tidak jenuh dalam mengikuti
proses belajar mengajar.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
disarankan lebih memperhatikan kelemahan dalam model pembelajaran
ini, dan dapat mengkolaborasikan dengan media yang sejalan dengan
perkembangan teknologi sehingga terjadi lompatan pemahaman dalam
belajar.
3. Diharapkan guru, calon guru dan juga peneliti selnjutnya bisalebih
memperhatikan waktu, jumlah sampel dan indikator yang sesuai dalam
pengintegrasian karakter pendidikan agar hasil belajar yang dicapai lebih
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A., (2000),Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Daryanto, (2010),Belajar dan Mengajar, Yrama Widya, Bandung.
Djamarah, S.B., (2006),Strategi Belajar Mengajar, Rhineka Cipta, Jakarta.
Effendi, S.P., (2013), Perbedaan Hasil Belajar Komunikasi Siswa Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (Nht) Dilengkapi Handout Dengan Metode Pembelajaran Konvensional Pada Kelas X Ap Smk N 1 Padang Panjang,Skripsi tidak dipublikasikan, Padang, Universitas Negeri Padang.
Ferdina, R.M., Rahmi., Fitri, D.W., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ips Ekonomi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Matematika,1.
Istarani.,(2011),58 model pembelajaran inovatif,Media Persada, Medan. Lie, A., (2010),Cooperative learning, Grasindo, Jakarta.
Nurgayah, (2011), Strategi & Metode Pembelajaran, Citapustaka Media Perintis, Bandung.
Noryana., (2013), Meningkatkan Minat Belajar Pkn Materi Hak Asasi Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Siswa Kelas X.A SMA Negeri 11 Banjarmasin, Skripsi tidak dipublikasikan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Sardiman, A.M., (1986), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Rajawali Pers, Jakarta.
Sari, I.F.Y., Martini, K.S., Yamtinah, S., (2013), Implementasi Siklus Belajar 5e (Learning Cycle 5e) Disertai Dengan Handout Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas Xi Ipa 3 Sma Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia, 2, 199-204.
51
Suharsimi, A., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Suharsimi, A., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rhineka Cipta, Jakarta.
Sukarpiani, M., (2013), Pengaruh Metode Pembelajaran Talking Stick Terhadap Pemahaman Konsep Ipa Siswa Kelas V Di Gugus Vii Bontihing, Laporan Hasil Penelitian, FIP Universitas Pendidikan Ganesha.
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Syamsuddin., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ips Ekonomi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Laporan Hasil Penelitian, FKIP UNTAN, Pontianak.
Sudjana, (2005),Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung. Syukri, S., (1999),Kimia Dasar Jilid I,Penerbit ITB, Bandung.
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Trianto., (2011), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.