• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS CAMPUR KODE OPERATOR TAKSI “GELORA TAKSI” DI SURAKARTA Analisis Campur Kode Operator Taksi "Gelora Taksi" Di Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS CAMPUR KODE OPERATOR TAKSI “GELORA TAKSI” DI SURAKARTA Analisis Campur Kode Operator Taksi "Gelora Taksi" Di Surakarta."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS CAMPUR KODE OPERATOR TAKSI “GELORA TAKSI”

DI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

WIDIA KUSUMA DEWI A 310 080 235

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ABSTRAK

ANALISIS CAMPUR KODE OPERATOR TAKSI “GELORA TAKSI’ DI

SURAKARTA

Widia Kusuma Dewi, A310080235,Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia, dan Daerah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 44 halaman.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan wujud pemakaian campur kode pada operator “Gelora Taksi”; (2) mendeskripsikan faktor-faktor yang melatar belakangi adanya campur kode pada operator “Gelora Taksi”. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak libat cakap, rekam catat dan wawancara. Metode yang digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap analisis data pada penelitian ini yaitu metode padan. Hasil penelitian ini berupa wujud pemakaian campur kode pada operator Gelora Taksi. Campur kode yang ditemukan : (1) bentuk campur kode yang terjadi dalam operator taksi berupa campur kode kata, campur kode frasa, campur kode idiom. (2) Jumlah campur kode yang muncul dalam operator taksi 37 data yaitu CK kata sebanyak 20 data, CK frasa sebanyak 16 data dan CK idiom sebanyak 1 data, dan (3) faktor-faktor yang melatar belakangi adanaya campur kode pada operator taksi

“Gelora Taksi”, antra lain: (a) faktor keakraban dan (b) faktor bahasa.

(4)

PENDAHULUAN

Manusia tidak hanya menguasai satu bahasa, karena manusia mempunyai

bahasa ibu, nasional dan bahasa asing yang dikuasai. Bahasa asing tersebut

misalnya bahasa Indonesia, Jawa dan bahasa Inggris. Ketiga bahasa tersebut

kadang digunakan pada satu tuturan dalam suatu dialog tertentu. Hal tersebut

menunjukkan adanya percampuran bahasa. Percampuran bahasa sering disebut

dengan campur kode.

Campur kode adalah penggunanaan dua bahasa atau lebih atau ragam

bahasa secara santai antara orang-orang yang kita kenal dengan akrab. Dalam

situasi berbahasa yang formal, kita dapat dengan bebas mencampur kode,

khususnya apabila ada istilah yang tidak dapat diungkapkan dalam bahasa lain

(Suwandi, 2008: 87). Campur kode dapat ditemukan pada tuturan mahasiswa,

kernet bus, pedagan asongan, acara reality show di televisi, interaksi sosial di

masyarakat, acara seminar dan operator taksi.

Pada penelitian ini terfokus pada campur kode operator taksi khususnya

Gelora taksi di Surakarta. Alasan Gelora taksi dipilih sebagai lokasi penelitian

dengan alasan penelitian ini mengambil setting taksi karena pemakaian bahasa

operator taksi tidak memiliki struktur bahasa yang lengkap dan menggunakan

bahasa campuran yaitu bahasa Jawa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Interaksi antara operator dan sopir taksi dapat berjalan dengan lancar itu harus

dengan kegiatan berkomunikasi. Komunikasi di lingkungan kegiatan transportasi

sangat cepat dan efektif.

Suatu penelitian dilakukan harus dengan tujuan yang jelas. Ada dua tujuan

yang telah dicapai dalam penelitian ini. Tujuan diadakan penelitian ini

mendeskripsikan wujud pemakaian campur kode pada operator Gelora Taksi dan

mendeskripsikan faktor-faktor yang melatar belakangi adanya campur kode pada

(5)

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang akan dijadikan penelitian ini adalah di kota Surakarta.

Persiapan dan pengajuan judul penelitian yaitu pada bulan Oktober 2011.

Pengumpulan data dilaksanakan mulai bulan November sampai Januari 2012.

Analisis data pada bulan Januari dan pembuatan laporan penelitian pada

bulan Januari sampai April 2012.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Bodgan dan

Taylor (dalam Moleong, 2004:4) mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Sebagai sebuah data, hasil penelitian kualitatif disajikan dalam bentuk

kata-kata secara tertulis atau lisan.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini yaitu campur kode operator Gelora taksi di

Surakarta.

D. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini berupa tuturan campur kode yang terdapat

pada operator Gelora taksi di Surakarta.Sumber data pada penelitian ini

berupa kata, frasa , kalimat dan wacana yang terdapat pada campur kode

operator Gelora taksi di Surakarta.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa

(6)

Metode yang digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap

analisis data pada penelitian ini yaitu metode padan. Metode itu dapat

dibedakan macamnya paling tidak menjadi lima sub-jenis berdasarkan macam

alat penentu yang dimaksud. Sub-jenis yang pertama, alat penentunya ialah

kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau referent bahasa; sub-jenis yang

kedua, alat penentunya organ pembentuk bahasa atau organ wicara; dan

sub-jenis yang ketiga, keempat, kelima berturut-turut alat penentunya bahasa lain

atau langue lain, perekam, dan pengawet bahasa (yaitu tulisan), serta orang

(7)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pemerolehan Data

Jenis dan jumlah data yang diperoleh dalam operator taksi “Gelora

Taksi” di Surakarta dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1

B. Wujud Campur Kode Pada Operator Taksi “Gelora Taksi” di Surakarta

1. Campur Kode Kata

a. Campur Kode Kata Kerja

Campur kode kata kerja yang terjadi pada oparator taksi

”Gelora Taksi” di Surakarta adalah sebagai berikut.

Data (1)

“SMP 13 di copy pak Budi, karo nggolek nggon nang terminal kro nggolek nggon.” Data (1) menunjukkan campur kode kata kerja yang ditandai dengan kata “nggolek...” (dalam bahasa Jawa)

yang berarti mencari (dalam bahasa Indonesia). Kata “nggolek...”,

termasuk kata kerja karena karena digunakan operator menyuruh

(8)

b. Campur Kode Kata Sifat

Campur kode kata sifat yang terjadi pada operator taksi

“Gelora Taksi”di Surakarta adalah sebagai berikut.

Data (8)“lha nggih sing sabar ... di copy mas Endro”. Data (8)

merupakan campur kode kata sifat yang terdapat pada operator

taksi “Gelora Taksi” di Surakarta. Campur kode kata sifat ditandai

dengan kata sabar (sifat penyabar). Kata sabar meruapakan campur

kode kata sifat dari bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

c. Campur Kode Kata Benda

Campur kode kata benda yang terjadi pada operator taksi “Gelora

Taksi”di Surakarta adalah sebagai berikut :

Data (10)

”Omah digital kui lho dicopy. Dicopy mas Jono sebelum bakso

rusuk kekeiri atas nama mbak Rani nggih”. Data (10) merupakan

campur kode kata benda yang terdapat pada operator taksi “Gelora Taksi” di Surakarta. Campur kode kata benda ditandai dengan kata

“omah...”(bahasa Jawa)yang berarti rumah (bahasa Indonesia). Kata tersebut merupakan kata benda yang terdapat pada operator

taksi “Gelora Taksi” di Surakarta

d. Campur Kode Kata Keterangan

Campur kode kata benda yang terjadi pada operator taksi

“Gelora Taksi”di Surakarta adalah sebagai berikut.

Data (14)

(9)

Kata keterangan nggih merupakan kata keterangan modalitas

bentuk keterangan atau yang menunjukkan kepastian dalam bentuk

bahasa Jawa

2. Campur Kode Frase

Campur kode frase yang terjadi pada operator taksi “Gelora Taksi”

di Surakarta adalah campur kode yang berupa frase verbal (kerja), frase

nominal (benda), dan frase ajektifal (sifat). Adapun contoh dari penelitian

ini yaitu :

a. Campur Kode frase Verbal

Campur kode frase verbal yang terjadi pada operator taksi “Gelora Taksi” di Surakarta adalah sebagai berikut.

Data (31)

“Asatana Giri Bngun ya pak’e. Mas Endro nanti mlebu ketemu jalan”

Campur kode frase vebal (berupa kata kerja) yang terjadi pada operator

taksi “Gelora Taksi” di Surakarta adalah campur kode frase verbal dalam

bahasa Jawa misalnya, nanti mlebu (nanti masuk).

b. Campur Kode Frase Nominal

Campur kode frase nominal yang terjadi pada operator taksi

“Gelora Taksi” di Surakarta sebagai berikut.

Data (43)

”masuk pak Bambang, njenengan ngidul sitik masuk gang no.8A

namanya mbak Lidi di copy”. Campur kode frase nominal yang terjadi

pada operator taksi “Gelora Taksi” di Surakarta adalah campur kode

(10)

Capur kode frase nominal yang dimaksud adalah njenengan ngidul

sitik (anda ke Selatan sedikit).

c. Campur Kode Frase Ajektival

Campur kode frase ajektifal yang terjadi pada operator taksi

”Gelora Taksi” di Surakartasebagai berikut.

Data (45)“82 yo... ketoke apik kok le.. ketok mau”. Campur kode

frase ajektival (menunjukkan sifat) yang terjadi dalam bentuk bahasa

Jawa, misalnya ketoke apik (keliahatanya bagus).

3. Campur Kode Idiom

Campur kode idiom adalah percampuran pemakain bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Jawa yang berwujud idiom atau ungkapan. Adapun contoh

C. Faktor-faktor yang Melatar Belakangi Adanya Campur Kode pada

Operator Taksi

1. Faktor keakraban

Faktor keakraban tersebut dipengaruhi oleh pilihan kata-kata yang dipakai

dalam campur kode pada operator taksi. Bahasa yang dipakai oleh seorang

(11)

(http://getzbacker2ndie.wordpress.com tanggal 11 januari 2013 jam 20:10

WIB)

2. Faktor bahasa

Faktor bahasa tersebit mempengaruhi adannya campur kode pada

operator taksi. Bahasa indonesia beraneka ragam karena daerah dan suku

(12)

KESIMPULAN

Dari uraian penelitian diatas yaitu tentang Analisis Campur Kode pada

Operator Taksi “Gelora Taksi”di Surakarta, maka dapat diambil kesimpulan

bahawa pada operator taksi ditemukan campur kode kata sebanyak 20 data yang

terdiri dari campur kode ke kata kerja sebanyak 6 data, kata benda sebanyak 5

kata, kata sifat sebanyak 2 dan kata keterangan sebanyak 7 data.

Campur kode frasa ditemukan sebanyak 16 data yang terdiri atas campur

kode frasa verba sebanyak 12 data, campur kode frasa nomina 2 data dan campur

kode frasa ajektiva sebanyak 2 data. Idiom atau ungkapan yang terdapat pada

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Moeleong, Lexi J. 2004. Metodologi. Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja-Rosda Karya.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Perss.

Gambar

Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

Naime, cestovna vozila za prijevoz masovnih tereta su opasnija za okoliš od putničkih cestovnih vozila jer imaju veću dozvoljenu masu i veće opterećenje, a to

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan yang terdiri dari keandalan ( reliability ),

Hasil uji statistik terhadap hasil hematologi darah ayam pedaging sebelum perlakuan (Tabel 1) menunjukkan bahwa pemberian simplisia daun bangun-bangun dengan dosis

Analisis kinerja jaringan WLAN (Wireless Local Area Network) di RS Surya Asih menekankan pada proses monitoring dan pengukuran parameter jaringan pada infrastruktur jaringan seperti

memberikan daya tarik kepada konsumen dengan cara menetapkan harga yang dapat. menjamin keuntungan,sesuai dengan daya beli konsumen dan bersaing. c.) Strategi

Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, wanita karier di komplek Hadrah 3, ada 7 KK ditemukan tetap memiliki rasa

Agar tanaman kari dapat menjadi tanaman yang bisa direkomendasikan sebagai bagian dari tanaman penghasil minyak atsiri dan potensial untuk dikembangkan sebagai

mata melengkung, dua bagian tulang rahang (mandible) disambungkan dengan sendi (ligament) di bagian belakang, tidak berkaki, bergigi, mata tidak bisa digerakkan,