UPAYA PENINGKATAN HASIL BANTINGAN KAYANG (JUBLISH) MELALUI LATIHAN KAYANG MENGGUNAKAN BEBAN
MANNEQUIN PADA ATLET GULAT PUTRA PENGCAB PGSI KOTA MEDAN
TAHUN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat – Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH : ABDUR RAHMAN NIM : 071266210047
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati, rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya, sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Olahraga di Universitas Negeri
Medan (UNIMED).
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si (sebagai Rektor Universitas Negeri Medan)
2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M. Kes, (sebagai Dekan FIK)
Drs. Suharjo. M.Pd, (sebagai Pembantu Dekan I FIK), Drs. Mesnan, M.Kes
(sebagai Pembantu Dekan II FIK) dan DR. Budi Valianto, M.Pd (sebagai
Pembantu Dekan III FIK) Universitas Negeri Medan yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menempuh jalur skripsi dalam penyelesaian
perkuliahan
3. Bapak Drs. Zulfan Heri, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Olahraga dan Bapak Drs. Nono Hardinoto, M.Pd sebagai Sekretaris Jurusan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga
4. Bapak Drs. Nono Hardinoto, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini
5. Para Dosen dan Asisten Dosen serta Seluruh Staf dan Administratif di
lingkungan FIK Universitas Negeri Medan
6. Ayahanda, Ibunda, serta seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan
memberikan perhatian, kasih sayang, nasehat semangat dan dorongan untuk
menyelesaikan skripsi ini
7. Rekan - Rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
skripsi ini
8. Para Pelatih, Wasit, serta Atlet - Atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan
yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan rahmat-Nya atas kebaikan
dan kemurahan hati bapak/ibu, saudara/i sekalian.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua, khususnya bagi dunia pendidikan olahraga serta bagi siapa saja yang
membacanya.
Medan, Maret 2013 Hormat Saya,
v
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. LANDASAN TEORITIS ... 8
A. Kajian Teoritis ... 8
B. Kerangka Berpikir ... 14
C. Hipotesis Tindakan ... 14
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 15
A. Setting Penelitian ... 15
B. Persiapan Penelitian Tindakan Olahraga ... 15
D. Sumber Data ... 17
E. Proses Penelitian ... 18
F. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ... 20
G. Teknik Analisis Data ... 22
H. Proses Penelitian ... 23
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26
A. Deskripsi Data Penelitian ... 26
B. Hasil Penelitian ... 29
C. Observasi ... 30
D. Refleksi ... 31
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 33
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 35
A. Kesimpulan ... 35
B. Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Hasil Bantingan Kayang (Jublish) Atlet Gulat Putra
Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012 ... 4
2. Norma Penilaian Bantingan Kayang (Jublish) ... 5
3. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Kayang Menggunakan
Beban Mannequin ... 14
4. Contoh Penilaian Bantingan Kayang/Jublish Atlet Gulat ... 22
5. Keterangan Penilaian Bantingan Kayang/Jublish Atlet Gulat ... 22
6. Hasil Pre - Test Kemampuan Bantingan Kayang/Jublish
Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012/2013 ... 28
7. Hasil Post - Test Kemampuan Bantingan Kayang/Jublish
Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012/2013 ... 29
8. Deskripsi Data Hasil Pre - Test ... 30
9. Hasil Pre - Test dan Persentase Penilaian Kemampuan Bantingan
Kayang/Jublish Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan
Tahun 2012/2013 ... 31
10. Hasil Post - Test dan Persentase Penilaian Kemampuan Bantingan
Kayang/Jublish Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan
Tahun 2012/2013 ... 33
11. Deskripsi Data Hasil Post - Test ... 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bantingan Kayang (Jublish) ... 10
2. Latihan Kayang Menggunakan Beban Mannequin ... 13
3. Siklus PTK Sebagai Prosedur Macro ... 18
4. Lokasi Penelitian dan Peralatan Latihan Gulat ... 42
5. Sampel Melakukan Pemanasan ... 43
6. Sampel Melakukan Pre - Test Bantingan Kayang/Jublish ... 44
7. Sampel Melakukan Latihan Kayang Menggunakan Mannequin ... 44
8. Peneliti Berfoto Bersama Sampel, Pelatih, dan Wasit ... 45
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Program Latihan Kayang Menggunakan Beban
Mannequin ... 39
2. Dokumentasi Penelitian ... . 42
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Hasil Bantingan Kayang (Jublish) Atlet Gulat Putra
Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012 ... 4
2. Norma Penilaian Bantingan Kayang (Jublish) ... 5
3. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Kayang Menggunakan
Beban Mannequin ... 14
4. Contoh Penilaian Bantingan Kayang/Jublish Atlet Gulat ... 22
5. Keterangan Penilaian Bantingan Kayang/Jublish Atlet Gulat ... 22
6. Hasil Pre - Test Kemampuan Bantingan Kayang/Jublish
Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012/2013 ... 28
7. Hasil Post - Test Kemampuan Bantingan Kayang/Jublish
Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012/2013 ... 29
8. Deskripsi Data Hasil Pre - Test ... 30
9. Hasil Pre - Test dan Persentase Penilaian Kemampuan Bantingan
Kayang/Jublish Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan
Tahun 2012/2013 ... 31
10. Hasil Post - Test dan Persentase Penilaian Kemampuan Bantingan
Kayang/Jublish Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan
Tahun 2012/2013 ... 33
11. Deskripsi Data Hasil Post - Test ... 34
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bantingan Kayang (Jublish) ... 10
2. Latihan Kayang Menggunakan Beban Mannequin ... 13
3. Siklus PTK Sebagai Prosedur Macro ... 18
4. Lokasi Penelitian dan Peralatan Latihan Gulat ... 42
5. Sampel Melakukan Pemanasan ... 43
6. Sampel Melakukan Pre - Test Bantingan Kayang/Jublish ... 44
7. Sampel Melakukan Latihan Kayang Menggunakan Mannequin ... 44
8. Peneliti Berfoto Bersama Sampel, Pelatih, dan Wasit ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Program Latihan Kayang Menggunakan Beban
Mannequin ... 39
2. Dokumentasi Penelitian ... . 42
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya
dimulai sejak kehidupan manusia primitif. Peninggalan sejarah menunjukkan
bahwa ”bergulat” telah dilakukan orang pada masa Mesir Purba, yang
menggunakan gulat sebagai alat pendidikan kaum muda untuk keperluan
menyerang dalam peperangan. Gulat yang menurut fakta - fakta sejarah termasuk
salah satu olahraga yang cukup tua usianya, bahkan sejak olimpiade kuno telah
turut dipertandingkan. Ketika Olimpiade modren ciptaan Baron Piere de Fredi
Coubertin berlangsung di Athena tahun 1896, atlet-atlet tuan rumah sangat
mendominasi permainan ini khususnya pertandingan gulat yang menggunakan
gaya Romawi.
Gulat telah dikenal masyarakat Indonesia sejak permainan ini dibawa oleh
tentara Belanda yang pada waktu itu dan sering mempermainkannya pada acara
pasar malam sebagai arena tontonan dan hiburan. Organisasi olahraga gulat amatir
di Indonesia didirikan pada tanggal 7 Pebruari 1960 dan diberi nama Persatuan
Gulat Seluruh Indonesia (PGSI).
Sebagai olahraga beladiri, gulat menggunakan ketangkasan dan
ketrampilan didalam gerakannya. Gulat juga memerlukan kondisi fisik yang
prima disamping kemahiran teknik, penguasaan teknik, maupun kemantapan
2
ini adalah kekuatan, daya tahan, power, kecepatan, kelentukan serta kelincahan.
Karena begitu banyaknya komponen fisik yang digunakan pada cabang olahraga
ini, maka cabang olahraga gulat dominan melatih komponen fisik, disertai dengan
latihan teknik.
Pada era tahun 80 - an gulat merupakan olahraga yang populer di
Sumatera Utara khususnya kota Medan. Pada masa itu, gulat di Sumatera Utara
berjaya dan banyak atletnya yang berprestasi pada event yang ada di Indonesia. 10
tahun terakhir kejayaan olahraga gulat Sumatera Utara menurun. Tidak ada lagi
prestasi yang menggembirakan dari atletnya. Puncak kejayaaan gulat Sumatera
Utara terjadi pada PON XV di Jawa Timur yang pada waktu itu Sumatera Utara
berhasil memperoleh 3 medali emas, 1 medali perak, dan 2 medali perunggu.
Sedangkan pada PON XVI di Palembang dan XVII di Kalimantan Timur Gulat
Sumatera Utara hanya memperoleh 2 medali perunggu, dan pada PON XVIII di
Pekanbaru - Riau atlet gulat Sumatera Utara hanya memperoleh 1 medali perak
dan 2 medali perunggu dan pada dasarnya sebagian besar atlet yang memperkuat
tim gulat Sumatera Utara tersebut berasal dari Pengcab PGSI Kota Medan.
Dari informasi di atas dapat dilihat bahwa prestasi atlet gulat Sumatera
Utara menurun dari dahulu sampai sekarang.
Banyak faktor yang menyebabkan menurunnya prestasi atlet gulat
Sumatera Utara. Salah satunya adalah, kurangnya penguasaan teknik yang
diperoleh pada saat berlatih. Penguasaan teknik sangat penting yang harus
dikuasai oleh seorang atlet gulat, dimana dengan dikuasainya teknik - teknik
pergulatan tersebut maka pada saat berlatih maupun bertanding atlet dapat
3
Didalam penelitian ini Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada
suatu teknik pergulatan pada atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan karena,
teknik - teknik bergulat yang diperlihatkan pada atlet gulat putra selain teknik
yang berisiko tinggi seperti halnya teknik bantingan lengan, bantingan pinggang,
dan juga bantingan kayang (jublish), pada atlet gulat putra ini jugalah atlet gulat
Sumatera Utara sering meloloskan dan memperoleh medali pada PON yang telah
berlangsung.
Pada atlet gulat putra pergulatan yang terjadi dalam melakukan serangan,
seni dalam pergulatan sangat tinggi dimana sering terjadinya teknik - teknik
bantingan lengan, bantingan kayang (jublish), juga jatuhan yang membuat
pertandingan gulat pada atlet gulat putra menarik untuk di tonton yang membuat
penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada cabang olahraga gulat pada atlet
gulat putra.
Atas pengamatan penulis pada saat atlet gulat Pengcab PGSI Kota Medan
berlatih tanding di Sasana Gulat PAB - MEDEST pada tanggal 08 Oktober 2012
pukul 17.00 Wib, pada saat itu penulis melihat para atlet sedang berlatih tanding.
Pada atlet gulat putra penulis melihat sering gagalnya pegulat melakukan teknik -
teknik pergulatan seperti bantingan lengan, bantingan kayang (jublish) dan juga
teknik lainnya yang membuat pertandingan tersebut jadi membosankan. Pegulat
cenderung terlihat hanya saling dorong - dorongan. Dari pengamatan penulis
kegagalan atlet dalam melakukan teknik bergulat seperti bantingan kayang dan
juga teknik lainnya dikarenakan kurangnya penguasaan teknik tersebut sehingga
ada keraguan pada saat atlet melakukan teknik tersebut, seperti takut gagal dalam
4
teknik - teknik bantingan seperti bantingan lengan dan bantingan kayang, yang
membuat penonton kagum apabila teknik ini terjadi pada suatu pertandingan.
Berdasarkan pengamatan ini penulis memiliki keinginan untuk meneliti
suatu bentuk latihan yang dapat mendukung terjadinya suatu teknik latihan seperti
bantingan kayang (jublish). Penulis memiliki ketertarikan untuk meneliti bentuk
latihan yang mengarah kepada teknik bantingan kayang (jublish) dikarenakan
teknik bantingan kayang (jublish) ini merupakan teknik tertinggi dalam cabang
olahraga gulat sekaligus merupakan teknik yang berisiko tinggi yang dapat
menyebabkan cedera pada lawan.
Dari hasil pengamatan tersebut, penulis mencoba melihat data hasil
bantingan kayang (jublish) untuk melihat sudah sejauh mana atlet menguasai
teknik bantingan kayang (jublish) tersebut.
Berikut ini adalah data hasil bantingan kayang (jublish) yang diperoleh
penulis dari tes pendahuluan yang dilakukan pelatih gulat Pengcab PGSI Kota
Medan pada saat atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan berlatih pada
tanggal 08 Oktober 2012 pukul 17.00 Wib.
Tabel 1: Data Tes Pendahuluan Hasil Bantingan Kayang (Jublish) Atlet Gulat
Putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012.
5
Tabel 2 : Norma Penilaian Bantingn Kayang (Jublish).
Nilai Keterangan Penilaian Kategori Penilaian
1 Apabila atlet yang terkena teknik bantingan kayang
(jublish) dapat menutup badannya pada posisi langsung
telungkup sehingga punggung atau bagian belakang dari
tubuh atlet tersebut tidak mengenai matras terlebih
dahulu.
Rendah
3 Apabila atlet yang terkena teknik bantingan kayang
(jublish) pundaknya mengenai matras tetapi tidak
melalui atas kepala atlet yang melakukan teknik
bantingan kayang (jublish) tersebut. (Pada posisi
membanting kayang dari samping tubuh atlet yang
dibanting).
Sedang
5 Apabila atlet yang terkena teknik bantingan kayang
(jublish) pundaknya mengenai matras dan melalui atas
6
kepala atlet yang melakukan teknik bantingan kayang
(jublish) tersebut. (Grand Amplitudo).
Dari data tes pendahuluan di atas dan apabila dilihat dari norma penilaian
teknik bantingan kayang (jublish) dapat dilihat bahwa masih rendah atau
kurangnya penguasaan teknik bantingan kayang (jublish) pada atlet gulat putra
Pengcab PGSI Kota Medan dikarenakan nilai kemampuan teknik bantingan
kayang (jublish) masih pada kategori rendah dan sedang.
Berdasarkan pengamatan ini, penulis tertarik membuat suatu penelitian
dengan memberikan suatu sumbangan ilmu yang mendukung terjadinya teknik
bantingan kayang (jublish). Penulis menawarkan bentuk latihan seperti; latihan
kayang menggunakan mannequin, dimana bentuk latihan ini diharapkan dapat
memberikan peningkatan terhadap kemampuan atlet dalam melakukan bantingan
kayang (jublish) tersebut.
Bedasarkan penjelasan di atas Pembahasan utama dalam penelitian ini
adalah; Upaya peningkatan hasil bantingan kayang (jublish) melalui latihan
kayang menggunakan beban mannequin pada atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota
Medan Tahun 2012/2013.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang
masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
Faktor - faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil bantingan kayang
(jublish). Apakah dengan latihan bantingan kayang menggunakan beban
7
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari salah penafsiran dan sekaligus membuat sasaran
pembahasan menjadi lebih terfokus, maka perlu dibuat pembatasan masalah
Yaitu; latihan bantingan kayang menggunakan beban mannequin adalah variabel
bebas, dan hasil bantingan kayang (jublish) merupakan variabel terikat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah
penerapan bantingan kayang menggunakan beban mannequin dapat meningkatkan
hasil bantingan kayang (jublish) pada atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan
tahun 2012/2013.
E. Tujuan Penelitian
Mengingat betapa pentingnya tujuan dalam suatu kegiatan, maka yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan hasil bantingan kayang
(jublish) melalui latihan kayang menggunakan beban mannequin pada atlet gulat
putra Pengcab PGSI Medan tahun 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Bila penelitian yang dilakukan ternyata menunjukkan adanya peningkatan
hasil bantingan kayang (jublish) memalui latihan kayang menggunakan beban
mannequin, maka penelitian ini bermanfaat bagi :
1. Menjadi bahan informasi dan menambah khasanah dan pengetahuan bagi
peneliti dalam mengembangkan ilmu kepelatihan yang telah diperoleh
8
2. Bagi para pelatih gulat, agar menerapkan latihan kayang menggunakan
mannequin untuk meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish) atlet
gulat putra.
3. Para atlet gulat, sebagai sumbangan pengetahuan dimana untuk
meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish) dapat ditempuh dengan
kayang menggunakan beban mannequin.
4. Bagi para Mahasiswa khususnya Mahasiswa Jurusan Kepelatihan
Olahraga dibuka kesempatan untuk meneliti dalam menyusun karya ilmiah
dengan bentuk latihan yang berbeda yang juga dapat meningkatkan hasil
38
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar. (1991). Manusia Dan Olahraga. ITB/FPOK-IKIP. Bandung.
FILA. (1986). Peraturan Gulat Internasional. Jakarta.
. . . (2001). Programme Of Professional For Coaches In Wrestling. Lausanne.
. . . (2005). Peraturan Gulat Internasional. Jakarta.
Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma. Jakarta.
Harsuki. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini, Kajian Para Pakar. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Kosasih, Engkos. (1985). Olahraga Teknik & Program Latihan. Jakarta : Akademika Pressindo.
PB.PGSI. (1998). Peraturan Pertandingan Gulat Amatir. Nasional/International. Jakarta.
………... (2006). Peraturan Pertandingan Gulat Amatir International. Jakarta.
Rajko Petrov. (1984). Lutte Libre Et Lutte Greco-Romaine. FILA. Lausanne.
Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Depdikbud Dirjen Dikti PPTK. Jakarta.
Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Witarsa, Wita. (2002). Latihan Kondisi Fisik. Bandung.