• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE (Studi Deskriptif Pada Atlet Karate Pelatda INKANAS Jawa Barat).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE (Studi Deskriptif Pada Atlet Karate Pelatda INKANAS Jawa Barat)."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh:

YOLANDA SYAHPUTRA 1006249

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Oleh

Yolanda Syahputra

NIM. 1006249

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

© Yolanda Syahputra 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,

(3)

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM

KARATE

Disetujui dan Disahkan Oleh pembimbing

Pembimbing I,

Dr. Mulyana, M.Pd NIP.197108041998021001

Pembimbing II,

Sagitarius, M.Pd

NIP.196911132001121001

Diketahui oleh,

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihn

(4)

ABSTRAK

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM

KARATE

Pembimbing I : Dr. Mulyana, M.Pd. Pembimbing II : Sagitarius, M.Pd.

Yolanda Syahputra* 1006249

Karate adalah olahraga beladiri yang sangat kompleks, yang mana terdapat teknik tangkisan (uke), pukulan (tsuki), dan tendangan (geri). Tendangan Ushiro Geri harus dilakukan dengan cepat (speed) dan tepat (accuracy), agar tidak mudah ditangkis atau dihindarkan oleh lawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi panjang tungkai, fleksibilitas sendi panggul, dan keduanya secara bersama-sama terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet karate Pelatda INKANAS Jawa Barat dengan sampel sebanyak 12 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa kontribusi yang diberikan panjang tungkai terhadap hasil tendangan ushiro geri sebesar 72.59%, fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri sebesar 62.16%, sedangkan gabungan dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul secara bersama-sama terhadap hasil tendangan ushiro geri sebesar 72.99%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate.

(5)

ABSTRACT

CONTRIBUTIONS LEG LENGTH HIP JOINTS AND FLEXIBILITY OF PRODUCTS IN KARATE KICK USHIRO GERI

Supervisor I : Dr. Mulyana, M.Pd. Supervisor II : Sagitarius, M.Pd.

Yolanda Syahputra* 1006249

Karate is a martial sport that is very complex, which contained parry technique (uke), punch (tsuki), and kicks (geri). Kick Ushiro Geri must be done quickly (speed) and precise (accuracy), that are not easily deflected or avoided by an opponent. This study aims to determine how big the contribution of long legs, hip joint flexibility, and both jointly against Ushiro geri kick in karate. The population in this study is the karate athlete Pelatda INKANAS West Java with a sample of 12 people. The results showed that the contribution of a given length of the leg to kick Ushiro geri result of 72.59%, the flexibility of the hip joint to Ushiro geri kick by 62.16%, while the combination of limb length and flexibility of the hip joint together to kick Ushiro geri at 72.99 %. The conclusion from this study is the length of the leg and hip joint flexibility contributes significantly to the results of Ushiro geri kick in karate.

(6)

PERNYATAAN………..i A.Latar Belakang Penelitian……… 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian……… 6

C.Rumusan Masalah Penelitian………... 7

D.Tujuan Penelitian………. 7

E.Manfaat Penelitian………8

F. Struktur Organisasi Skripsi……….. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Hakikat Olahraga Karate……… 10

1. Teknik dalam Olahraga Beladiri Karate………... 11

1.1.Teknik Dasar (Kihon)………. 11

1.1.1. Teknik Beridiri (Kuda-kuda/Dachi)………... 13

1.1.2. Teknik Tangkisan (Uke)………. 14

1.1.3. Teknik Pukulan (Tsuki)……….. 14

1.1.4. Teknik Tendangan (Geri)………... 15

1.2. Teknik Jurus (Kata)……… 20

1.3. Teknik Tarung (Kumite)………... 22

B.Komponen-komponen yang Berperan dalam Hasil Tendangan Ushiro Geri dalam karate……….... 23

1. Hakikat Panjang Tungkai………. 23

2. Hakikat Fleksibilitas Sendi Panggul………. 26

C.Peranan Panjang Tungkai Terhadap Hasil Tendangan Ushiro Geri……….. 27

(7)

………. 32 F. Pelaksanaan Penelitian……….... 41

G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data……….. 41 BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A.Deskripsi Data Hasil Penelitian……….. 46

B.Hasil Pengolahan……… 46

1. Konfersi Z-Skor dan T-Skor………. 47

2. Normalitas Data……… 47

3. Koefisien Korelasi……… 48

4. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi……….. 49

5. Uji Koefisien Determinasi……… 51

C.Pembahasan dan Analisis Temuan………. 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan………. 55

B.Saran………... 55

DAFTAR PUSTAKA………57

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Karate adalah seni beladiri yang berasal dari Jepang pada tahun 1869 di

Okinawa yang pertama kalinya memperagakan Tea atau Okinawa-Te. Pada tahun

1929 banyak tokoh-tokoh yang dari Okinawa membawa alirannya masing-masing ke

Jepang. Seperti Kenwa Mabuni menamakan alirannya Shitoryu, Choyun Miyagi

menamakan alirannya Gojuryu, Ghicin Funakoshi menamakan alirannya Shotokan

dan Othsuka Hironori menamakan alirannya Wadoryu.

Dalam olahraga karate terdapat tiga teknik utama, yaitu teknik dasar (kihon),

jurus (kata), dan pertarungan (kumite), sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdul

Wahid (2007: 9) mengatakan “Teknik yang terdapat di beladiri karate ada tiga, yaitu:

Kihon (teknik dasar), Kata (jurus), dan Kumite (pertarungan)”. Diantara ketiga teknik

utama tersebut nomor pertandingan dalam olahraga karate adalah nomor kata dan

nomor kumite.

Agar berprestasi secara optimal seorang atlet karate dituntut untuk menguasai

kihon (teknik dasar) dalam olahraga karate. Penguasaan kihon yang baik merupakan

salah satu factor penting dikuasai oleh setiap atlet karate agar dapat menguasai teknik

kata maupun teknik kumite. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdul Wahid (2007: 47) mengatakan bahwa “Kihon merupakan pondasi/awal/akar yang berarti sebagai bentuk-bentuk baku yang menjadi acuan dasar dari semua teknik/gerakan yang mungkin dilakukan dalam kata maupun kumite.” Adapun beberapa teknik dasar yang harus dikuasai dalam olahraga karate adalah pukulan, tendangan, hantaman, dan

tangkisan. Lebih lanjut Nakayama (1996: 15) mengatakan pukulan, pukulan cepat,

(9)

dikemukakannya bahwa “Tsuki (punching), uchi (striking), keri (kicking), and uke (blocking) are the fundamental karate techniques”.

Banyak unsur yang sangat penting dari membentuk kihon yang baik seperti

memiliki bentuk yang benar, memiliki keseimbanagn yang baik, harus konsentrasi,

memiliki otot yag kuat, memiliki irama dari setiap gerakan kihon, dan memiliki

pernafasan yang baik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nakayama (dalam Abdul

Wahid, 2007, hlm. 50) mengemukakan bahwa ada tujuh unsur yang memegang

peranan sangat penting dalam membentuk kihon yang sesempurna mungkin, yaitu:

1. Bentuk yang benar.

2. Keseimbangan dan relaksasi yang tepat. 3. Konsentrasi dan relaksasi yang tepat. 4. Pelatihan kekuatan otot.

5. Irama dan pengaturan waktu dalam sebuah gerakan. 6. Pernapasan yang kontributif dan efisiensif.

7. Peran pinggul yang seoptimal mungkin.

Penjelasan kihon diatas sudah sangat jelas. Banyak macam-macam gerakan

kihon dalam beladiri karate, ada gerakan pukulan, menangkis, tendangan, dan

kuda-kuda. Kesempatan ini penulis lebih meneliti gerakan kihon dalam tendangan,

khususnya tendangan Ushiro Geri (tendangan memutar).

Tendangan ushiro geri sendiri banyak yang menggunakan pada saat

pertandingan beladiri karate umumnya di kelas tarung atau disebut dengan kumite.

Tendangan ushiro geri merupakan tendangan yang sangat ampuh dalam menjatuhkan

lawan karena daya rusaknya yang sangat tinggi. Sebagaimana yang dikemukakan

oleh Syauqi (2014). Ushiro Geri Pada Kyokushin Karate. [Online]. [Diakses 22

Februari 2014] mengemukakan “Ushiro Geri, yang dikenal juga dengan nama back

kick ini merupakan tendangan yang sangat ampuh untuk men-KO lawan karena daya

(10)

Pengertian ushiro geri adalah tendangan yang dilakukan dengan memutar tubuh

dengan tendangan menusuk lurus ketubuh lawan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ghicin Funakoshi (1973:Edisi Kedua) mengatakan “Ushiro Geri adalah tendangan yang dilakukan dengan memutar tubuh dengan tendangan menusuk lurus ketubuh lawan.”

Melakukan tendangan ushiro geri memiliki target yaitu kepala, dagu, dada,

rusuk, atau perut lawan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Syauqi (2014). Ushiro

Geri Pada Kyokushin Karate. [Online]. [Diakses 22 Februari 2014] mengemukakan “Ushiro geri adalah tendangan yang dilakukan dengan memutar tubuh dengan tendangan menusuk lurus ke tubuh lawan. Sasarannya adalah kepala, dagu, dada,

rusuk, atau perut lawan”.

Dari segi mekanika gerakan, tendangan ushiro geri memiliki 2 gerak yaitu

gerak angular dan gerak linier. Tendangan ushiro geri adalah tendangan memutar,

yang memerlukan putaran tubuh sebesar 90° yang mana itu disebut dengan gerak

angular. Gerakan awal tendangan ushiro geri, karate-ka berdiri siap berhadapan

dengan lawan atau target dengan posisi kaki satu didepan satu dibelakang, kemudian

kaki belakang diangkat setinggi lutut untuk memperkecil sudut. Setelah itu secara

bersamaan badan dicondong kedepan dan kaki diluruskan atau dilentingkan ke lawan

atau target, yang mana gerak tersebut adalah gerak linier. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Sabeth Muchsin (1979: 84) sebagai berikut:

(11)

luruskan dengan cepat dan kuat, tendanganglah ke depan, diagonal kebawah-depan, kesamping atau diagonal ke bawah-samping.”

Sudah jelas gerakan awal dimulai dengan posisi siap untuk melakukan

tendangan dengan posisi kaki yang kuat sebagai tumpuan. Kemudian melakukan

gerakan angular sambil mengangkat kaki setinggi lutut, setelah membelakangi lawan

kemudian melakukan gerakan linier dengan kaki diluruskan ke arah target atau

lawan.Untuk lebih jelas analisis gerakan tendangan ushiro geri dapat dilihat:

Tendangan Ushiro Geri

Gambar 1.1

(http://karatekatashotokan.webs.com/UShiiiro.jpg)

Melakukan tendangan ushiro geri (tendangan memutar) memiliki tujuan untuk

bagaimana bisa mencapai target. Dalam pertandingan tendangan ushiro geri memiliki

nilai atau point, nilai atau pointnya adalah 3 point. 3 point dalam karate disebut

dengan Sambon, 2 point disebut dengan Wazari, dan 1 point disebut dengan Ippon.

Sambon diberikan untuk teknik mengarah ke kepala Jodan dan menjatuhkan lawan,

Wazari diberikan untuk tendangan Chudan seperti Maegeri/Mawashi, dan Ippon

diberikan untuk pukulan Chudan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dojo Kobar

(12)

Sambon : Bernilai 3 poin, Wazari : Bernilai 2 poin, Ippon : Bernilai 1 poin.

Sambon diberikan untuk teknik, seperti :Tendangan Jodan dan semua teknik bernilai skor dilancarkan setelah lawan dilempar / dibanting atau lawan jatuh sendiri. Wazari diberikan untuk teknik, seperti :Tendangan chudan ( Maegeri / Mawashi ). Ippon diberikan untuk teknik, seperti :Chudan / Jodan tsuki dan Uchi ( untuk teknik ini masih sangat jarang karna jika tidak ada kontrol hanya akan bernilai pelanggaran C1 ).

Tendangan ushiro geri termasuk tendangan yang cukup sulit dilakukan oleh

karate-ka. Salah satu contohnya masih banyak karate-ka yang melakukan tendangan

ushiro geri dalam pertandingan yang gagal atau hasil yang tidak baik. Karena

tendangan ushiro geri tersebut mudah dibaca oleh lawan apabila tidak didukung

dengan yang namanya kecepatan (speed) dan ketepatan (accuracy). Tetapi ada juga

beberapa karate-ka yang menjadikan tendangan ushiro geri itu sebagai senjata yang

ampuh untuk menjatuhkan lawan atau mendapatkan skor atau point dalam

pertandingan. Karate-ka yang biasa melakukan tendangan ushiro geri dalam latihan

maupun meaplikasikan kedalam pertandingan maka karate-ka tersebut akan memiliki

hasil tendangan ushiro geri yang baik.

Hasil tendangan ushiro geri dapat dikatakan baik apabila memiliki kecepatan

(speed) dan ketepatan (accuracy) yang baik. Pengertian kecepatan (speed) adalah

kemampuan untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,

sebagaimana yang dikemukakan oleh Harsono (1988: 216) bahwa ”Kecepatan adalah

kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesingkat-singkatnya, atau

kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”.

Apabila seorang karate-ka hanya memiliki kecepatan (speed) saja tapi tidak

memiliki ketepatan (accuracy) maka sama saja hasilnya nol. Ketepatan (accuracy)

sangat dibutuhkan dalam beladiri karate untuk menjatuhkan lawan atau mendapatkan

skor. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Muh Sajoto (1995: 9) dalam blog

(13)

[Diakses 21 Mei 2013] bahwa “Ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap satu sasaran, ketepatan merupakan faktor

yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang diinginkan”.

Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil tendangan yang baik maka harus

memiliki kecepatan (speed) dan ketepatan (accuracy) yang baik. Karate-ka yang

memiliki kecepatan (speed) dan ketepatan (accuracy) yang baik akan menyulitkan

lawan untuk melakukan antisipasi seperti tangkisan atau hindaran. Memiliki

tendangan yang baik dapat dicapai melalui latihan yang terprogram dan intensif.

Tendangan ushiro geri melibatkan banyak faktor komponen kondisi fisik yang

mutlak diperlukan salah satunya adalah panjang tungkai dan fleksibilitas sendi

panggul.

Untuk mendapatkan hasil tendangan ushiro geri yang baik, maka panjang

tungkai dan fleksibilitas sendi panggul karate-ka harus baik. Karate-ka yang memiliki

panjang tungkai akan mampu menjangkau sasaran atau target dengan cepat dan tepat

dan karate-ka yang memiliki fleksibilitas sendi panggul yang luas maka akan

memudahkan karateka untuk melakukan tendangan dengan cepat dan tepat terhadap

sasaran atau target. Tetapi sejauh ini belum diketahui apakah panjang tungkai dan

fleksibilitas sendi panggul memiliki kontribusi yang signifikan dan apakah tidak

signifikan.

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah terdapat kontribusi yang signifikan atau tidak. Oleh karena itu

penulis mengambil judul "Kontribusi Panjang Tungkai dan Fleksibilitas Sendi

Panggul Terhadap Hasil Tendangan Ushiro Geri dalam Karate.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Banyak karate-ka yang melakukan tendangan ushiro geri yang hasilnya belum

(14)

oleh lawan. Hasil tendangan ushiro geri yang baik itu menghasilkan kecepatan

(speed) dan ketepatan (accuracy) yang baik juga. Apabila karate-ka hanya memiliki

kecepatan (speed) dan tidak memiliki ketepatan (accuracy) maka ia memiliki

tendangan ushiro yang tidak baik begitupun sebaliknya, apabila karate-ka memiliki

ketepatan (accuracy) yang baik, tetapi kecepatan (speed) yang tidak baik maka hasil

tendangannya tersebut pun tidak baik, atau sangat mudah ditangkis dan dihindari oleh

sasaran atau target.

Untuk mendapatkan hasil tendangan ushiro geri yang baik, maka ada beberapa

faktor yang berkontribusi terhadap hasil tendangan ushiro geri, yaitu panjang tungkai

dan fleksibilitas sendi panggul. Apabila karateka memiliki panjang tungkai yang

besar maka akan mendapatkan hasil tendangan ushiro geri yang baik, begitupun

apabila fleksibilitas sendi panggul karate-ka luas maka akan menghasilkan tendangan

ushiro geri yang baik pula. Tetapi belum diketahui apakah terdapat kontribusi yang

signifikan atau tidak dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul terhadap

hasil tendangan ushiro geri. Oleh karena itu penulis meidentifikasi masalah tersebut

agar mengetahui apakah berkontribusi yang signifikan atau tidak dari panjang tungkai

dan fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri.

Tendangan ushiro geri tidak mudah untuk dilakukan oleh karate-ka yang

kurang terlatih, yang mana tendangan ushiro geri akan bisa diaplikasikan dengan baik

oleh karate-ka yang sudah terlatih dengan intensif dan terprogram. Oleh karena itu

penulis mengambil sampel kepada karate-ka yang sudah benar-benar terlatih dalam

tendangan ushiro geri kepada atlet karate Pelatda Institut Karate-Do Nasional

(INKANAS) Jawa Barat.

Berdasarkan hal tersebut, penulis meidentifikasi masalah penelitian ini agar,

penulis dan pembaca mengetahui apakah terdapat kontribusi yang signifikan atau

tidak dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan

(15)

C. Rumusan Maslalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi penelitian

adalah apakah terdapat yang signifikan atau tidak signifikan dari panjang tungkai dan

fleksibiliats sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri. Dengan demikian

yang menjadi pertanyaan penelitian adalah:

1. Apakah terdapat kontribusi signifikan panjang tungkai terhadap hasil

tendangan ushiro geri dalam karate?

2. Apakah terdapat kontribusi signifikan fleksibilitas sendi panggul terhadap

hasil tendangan ushiro geri dalam karate?

3. Apakah terdapat kontribusi signifikan panjang tungkai dan fleksibilitas

sendi panggul secara bersama-sama terhadap hasil tendangan ushiro geri

dalam karate?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah

untuk memperoleh informasi tentang apakah terdapat kontribusi yang signifikan atau

tidak signifikan dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil

tendangan ushiro geri dalam cabang olahraga karate. Adapun penulisan merumuskan

tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kontribusi panjang tungkai terhadap hasil tendangan

ushiro geri dalam karate.

2. Untuk mengetahui kontribusi dari fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil

tendangan ushiro geri dalam karate.

3. Untuk mengetahui kontribusi dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi

(16)

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yg diharapkan penulis

melalui penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis.

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi

pengembangan teoritis mengenai teknik-teknik dasar tendangan dalam

beladiri karate terutama yang terkait dalam penelitian ini yaitu tendangan

ushiro geri.

2. Secara praktis.

a. Bagi pelatih beladiri karate.

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu bahan masukan

bagi pelatih beladiri karate untuk menjadikan penelitian ini sebagai tolak

ukur terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate.

b. Bagi atlet karate.

Sebagai bahan referensi dan informasi tambahan yang dapat

memberikan motivasi bagi para atlet untuk meningkatkan kemampuan

teknik yang memiliki terutama dalam hasil tendangan ushiro geri dalam

karate.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memaparkan urutan dalam penyusunannya.

Adapun urutan dari masing-masing bab akan penulis jelaskan sebagai berikut:

1. Pada BAB I, berisi uraian tentang pendahuluan yang akan dipaparkan

mengenai: latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian,

rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

(17)

2. Pada BAB II, berisi uraian tentang kajian pustaka yang akan dipaparkan

mengenai: hakikat olahraga karate, terdapat didalamnya penjelasan teknik

dalam olahraga beladiri karate yang mana teknik dasar, teknik jurus (kata),

dan tarung (kumite). Selanjutnya komponen-komponen yang berperan dalam

hasil tendangan ushiro geri dalam karate, terdapat didalamnya penjelasan

hakikat panjang tungkai dan hakikat fleksibilitas sendi panggul. Selanjutnya

peran panjang tungkai terhadap hasil tendangan ushiro geri, peran

fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam

karate, anggapan dasar, dan rumusan hipotesis.

3. Pada BAB III, berisi uraian tentang metode penelitian yang akan dipaparkan

mengenai: metode penelitian, populasi dan sampel penelitian,

langkah-langkah penelitian, agenda penelitian, instrument penelitian, pelaksanaan

penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data.

4. Pada BAB IV, berisi uraian tentang hasil pengolahan dan analisis data yang

akan dipaparkan mengenai: deskripsi data hasil penelitian, selanjutnya hasil

pengolahan, yang mana terdapat penjelasan konfersi Z-Skor dan T-Skor,

normalitas data, koefisien korelasi, uji signifikansi koefisien korelasi, dan

uji koefisien determinasi. Selanjutnya adalah pembahasan dan analisis

temuan.

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sehubungan dengan masalah yang ingin penulis ungkapkan tentang Kontribusi

Panjang Tungkai dan Fleksibilitas Sendi Pinggul Terhadap Hasil Tendangan Ushiro

Gery dalam Karate. Maka penulis perlu menentukan suatu metode penelitian yang

tepat terhadap permasalahan tersebut. Pengertian metode penelitian menurut Nana

Syaodih (2004:52) bahwa “Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau

kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.beberapa

peneliti menyebutnya sebagai tradisi penelitian (research traditions)”.

Motode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif, yang mana

metode deskriptif yaitu untuk memecahkan masalah yang penulis selidiki serta

memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan yang dihadapi

sekarang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:3) mengatakan

bahwa “Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki

keadaan, kondisi, atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan

dalam bentuk laporan penelitian”.

Pendapat diatas memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah suatu

metode yang memecahkan suatu keadaan subjek atau objek yang tertuju kepada

pecahnya suatu permasalahan yang secara lengkap terhadap masalah yang hendak

penulis selidiki dan mempergunakan langkah-langkah atau prosedur penelitian yang

tepat dengan maksud agar tujuan yang dimaksud penulis dapat terpecahkan.

Metode deskriptif ini ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam

(19)

bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara satu

variabel dengan variabel lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nana

Syaodih (2004:56) menjelaskan:

Penelitian korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lainnya. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisiensi korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik

Penelitian korelasional tidak berarti adanya pengaruh sebab akibat dari satu

variabel terhadap variabel lainnya, tetapi ada yang namanya korelasi positif dan

negatif. Korelasi positif yang mana adanya nilai tinggi dari satu variabel tersebut

terhadap variabel lainnya. Sedangkan korelasi negatif yang mana adanya nilai rendah

dari satu variabel tersebut terhadap variabel lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan

oleh Nana Syaodih (2004:56) menjelaskan:

Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negative berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain

Oleh karena itu penulis menggunakan penelitian korelasi agar untuk mengetahui

apakah kontribusi panjang tungkai dan fleksibilitas sendi pinggul terhadap hasil

tendangan Ushiro Geri positif atau negatif.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi Penelitian sangat penting ada yang namanya populasi. Populasi sendiri

ditujukan untuk memperoleh suatu kesimpulan tentang kelompok yang besar dalam

ruang lingkup yang luas, dan ada juga dalam ruang lingkup kecil. Ruang lingkup luas

seperti guru, siswa, kepala sekolah atau lembaga seperti sekolah, fakultas, kantor,

(20)

Populasi dibedakan antara populasi secara umum dengan populasi target ”target

population”. Populasi target digunakan untuk penulis mengetahui kesimpulan dari

apa yang telah penulis teliti. Sebagaimana dikemukakan oleh Nana Syaodih

(2004:250) bahwa ”Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan

kesimpulan penelitian kita.” Selanjutnya populasi umum, populasi umum adalah

populasi yang mengarah kepada ruang lingkup yang luas seperti seluruh karateka

Riau, tetapi populasi umum adalah seluruh karateka kumite di Riau.

Populasi yang digunakan oleh penulis adalah populasi target, karena populasi

yang di teliti adalah atlet karate Pelatda Institut Karate-Do Indonesia (INKANAS)

Jawa Barat, baik itu atlet karate kelas kumite maupun kata. Kategori atlet karate

Pelatda INKANAS Jawa Barat yang digunakan adalah yunior dan senior yang

berjumlah 12orang.

2. Sampel

Sampel yang penulis gunakan dari populasi yang ada, dengan cara adanya

proses pemilihan. Pemilihan yang dilakukan dengan populasi yang baik dalam

karakteristik maupun jumlahnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Nana Syaodih

(2004:252) bahwa:

Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian. Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif dalam arti mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun jumlahnya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel dengan menggunakan teknik

purposive sampling yaitu berdasarkan pengetahuan tentang populasi terlebih dahulu

dan tujuan-tujuan khusus dari penelitian, maka peneliti menggunakan sampel peneliti

ini, yaitu terdiri dari 12orang baik karateka dari kelas kumite maupun kata dari atlet

karate Pelatda INKANAS Jawa Barat. Sampel peneliti gunakan hanya berjumlah 12

(21)

dan benar hanya berjumlah 12 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling

yang telah dijelaskan diatas. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto

(2010:183) menjelaskan:

Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti mengambil sampel dari populasi

yaitu berdasarkan pada tujuan peneliti yang ingin mengetahui kesimpulan dari apakah

panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul berkontribusi positif atau negatif

terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate. 12 orang atlet karate Pelatda

INKANAS Jawa Barat menjadi salah satu faktor terhadap kemampuan tendangan

ushiro geri, maka dari itu sampel yang peneliti gunakan berjumlah 12 orang.

C. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian disusun oleh penulis bertujuan agar untuk

mempermudah kegiatan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, diperlukan

suatu rencana untuk dijadikan pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan

yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diperoleh sesuai dengan apa

yang diharapkan. Dalam memudahkan proses penelitian ini, selanjutnya penulis

menyusun langkah-langkah penelitian sebagai pengembangan dari desain peneltian

yang telah penulis rencakan. Adapun langkah-langkah penelitian tersebut dapat

(22)

Populasi

Sampel

Kesimpulan Pengukuran Hasil Tendangan Ushiro Geri

Pengolahan Data

Analisis Data Pengukuran Panjang

Tungkai

(23)

D. Agenda Penelitian

Hari dan Tanggal : Minggu, 11 Januari 2015 dan 8 Februari 2015

Waktu : 10.00 s/d 12.00

Tempat : Gor Sasakawa Jl. Padjajaran Bandung

Sebelum tes dilaksanakan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

a. Mempersiapkan adminitrasi tes

b. Mempersiapkan segala persiapan dan segala peralatan yang akan

digunakan pada saat tes, seperti lucky meter, meteran, target kick, kamera

handycam, laptop, dan program kinovea.

c. Setiap tester diberi penjelasan terlebih dahulu tentang tes, sehingga tester

benar-benar mamahami tata cara tes.

E. Instrumen Penelitian

Hasil penelitian yang baik dipengaruhi oleh instrumen penelitian dan

pengumpulan data yang baik. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat untuk

memperoleh data. Adapun pengertian instrument menurut Arikunto (2010:203) bahwa “Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”

Instrument yang digunakan harus sesuai dengan pertanyaan penelitian. Artinya

instrument yang digunakan harus dapat mengukur sesuatu yang ingin diukur,

bagaimana yang dijelaskan oleh Nurhasan dan Cholil (2007:6) bahwa “Dengan alat

(24)

Sesuai dengan konsep penelitian yaitu “Kontribusi Panjang Tungkai dan

Fleksibilitas Sendi Panggul Terhadap Hasil Tendangan Ushiro Geri dalam Karate”

maka peneliti menggunakan tiga instrument bentuk tes yaitu tes pengukuran panjang

tungkai, tes pengukuran fleksibilitas sendi panggul dan tes kecepatan tendangan

ushiro geri. Untuk lebih jelas penulis menguraikannya seperti berikut:

1. Tes pengukuran panjang tungkai

a. Tujuan : Untuk mengukur panjang tungkai

b. Alat/fasilitas : Meteran dan alat tulis

c. Pelaksanaan :

a) Tester dalam posisi berdiri tegak kemudian menetukan salah satu tungkai

yang akan diukur dan menentukan letak tulang paha (sendi panggul)

b) Tarik meteran hingga tegak dan lurus, tentukan panjang hingga batas kaki.

c) Pengukuran panjang tungkai dilakukan sebanyak dua kali.

Untuk lebih jelasnya alat ukur panjang tungkai terlihat seperti gambar 3. 1

Meteran Gambar 3.1

(https://jalansehatlangsing.files.wordpress.com/2012/04/meteran.jpeg?w=593)

(25)

Untuk mengetahui besarnya fleksibilitas panggul maka digunakan alat ukur

yang dinamakan Lucky Meter, Lucky Affari, (1999: 48) dengan reliabilitas 0.88 dan

validitas 0.77

Untuk lebih jelas sebagai berikut:

a.Tujuan : Untuk mengukur ekstansi fleksibilitas pinggul

b.Alat : Lucky Meter dan alat tulis

c.Pelaksanaan : Subjek berdiri didepan alat pengukur “Lucky Meter” dengan

posisi kaki membuka selebar bahu. Pinggang subjek diikat dengan sabuk

yang sudah digabungkan dengan tali penarik yang terdapat di alat Lucky

Meter. Subjek kemudian memutarkan badan kekanan dan kekiri dengan

catatan tanpa merubah kedudukan kaki dan juga mencoba untuk

mencondongkan badan, sehingga yang bergerak hanya pinggul yang

berputar semaksimal mungkin. Subjek berjumlah dua orang, orang yang

pertama menjadi penguji dan orang kedua menjadi pencatat hasil.

d. Penilaian : dihitung berdasarkan ukuran yang terdapat pada pipa

besi yang satuannya sentimeter (0 s/d 30 cm)

(26)

Lucki Meter

Gambar 3. 2 (Dokumentasi Pribadi)

3. Tes kecepatan tendangan ushiro geri.

a. Tujuan : Mengukur hasil tendangan ushiro geri.

b. Peralatan : Handycamp dan program kinovea

c. Pelaksanaan :

1. Orang coba berdiri dengan kuda-kuda kumite atau semi Zenkutsu

Dachi dengan berhadapan target atau sasaran dangan jarak 1 meter,

kemudian melakukan tendangan ushiro geri dan kembali keposisi awal

sebanyak 3 kali pengulangan.

2. Pada awal gerakan tendangan sampai akhir direkam dengan

Handycamp.

3. Melakukan analisis dengan program kinovea, untuk mengetahui hasil

tendangannya tersebut dalam waktu dan ketepatan .

(27)

Agar mendapatkan data yang diharapkan sesuai dengan permasalahan penelitian

yaitu kontribusi panjang tungkai dan fleksibilitas sendi pinggul terhadap hasil

tendangan ushiro geri dalam karate, maka penulis melaksanakan kegiatan penelitian

ini selama 2 hari yaitu tanggal 11 Januari 2015 dan 8 Februari. Waktu tersebut

dianggap cukup untuk dan tepat oleh penulis dengan mempertimbangkan

factor-faktor non teknis. Sedangkan untuk tempat penelitian diadakan di Gor Sasakawa Jl.

Padjajaran Bandung.

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran agar lebih baik

menggunakan pengolahan data secara statistik. Rumus-rumus statistik yang penulis

gunakan mengutip dari buku Nurhasan, dkk (2008). Adapun langkah-langkah

pengolahan data tersebut, digunakan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel digunakan rumus:

n X

X  

Keterangan:

̅ = Rata-rata yang dicari/mean

(28)

� = Simpangan baku yang dicari

� = Skor mentah

̅ = Rata-rata dari skor mentah

� = Jumlah sampel

3. Setelah menempuh langkah-langkah tersebut maka barulah mencari T-skor

dengan menggunakan rumus:

T-skor = Skor standar yang dicari

X = Skor yang diperoleh seseorang

̅ = Nilai rata-rata

Rumus-rumus diatas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk

pengolahan data hasil tes pada tahap sebenarnya. Dipergunakan untuk

menyelesaikan pengolahan data dan untuk memperoleh nilai-nilai yang

menjadi penelitian yang dilakukan.

4. Menguji normalitas dari setiap data, untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji

statistika non parametric yang dikenal dengan “Uji Liliefors”. Untuk

menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

(29)

(X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku)

4.2. Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku

kemudian dihitung peluang F ( ) = P (Z ≤ )

4.3.Menghitung proporsi , , yang lebih kecil atau sama dengan jika

proporsi ini dinyatakan dengan rumus :

=

� � �� −

…..

4.4.Hitung selisih F( )-S( )

4.5.Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut,

sebutlah harga terbesar itu � untuk menerima dan menolak hipotesis nol

maka dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari uji Lilliefors

dengan taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila

populasi berdistribusi normal jika yang diperoleh dari perhitungan lebih

besar dari L table, dalam hal lain hipotesis diterima.

5. Menghitung korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan

kedua variabel. Dengan rumus sebagai berikut:

2 2



2 2

� = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

(30)

6. Menghitung signifikasi koefisien korelasi perhitungannya dilakukan untuk

menerima atau menolak hipotesis. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

2

r = koefisien korelasi variabel

n = Jumlah sampel

� = Hasil perhitungan korelasi dikuadratkan

Pengujian statistic uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

koefisien korelasi dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian

hipotesis diterima jika −� − / . Pada taraf nyata = 0,05 dengan dk n-2

dalam hal lain jika t hitung lebih besar dari t table maka � ditolak.

7. Menghitung koefisien korelasi ganda dengan menggunakan rumus

= √� + � − � � �

− �

Keterangan:

= Koefisien korelasi bersama- sama

� = Korelasi variabel panjang tungkai dengan hasil tendangan � = Korelasi variabel fleksibilitas dengan hasil tendangan � = Korelasi variabel panjang tungkai dengan fleksibilitas 8. Menguji koefisien korelasi ganda dengan menggunakan pendekatan

(31)

F =

/

(1-

)/(n-k-1)

Keterangan:

F = F hitung yang dicari

R = Koefisien korelasi yang dicari

K = Banyaknya variabel bebas

n = Jumlah sampel

Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefisien korelasi ganda

bersifat nyata tidak nyata dengan ketentuan bila harga �ℎ� lebih besar

dari � �� pada taraf nyata = , 5 dengan dk = (n-k-1), maka koefisien

kontribusi multiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya.

9. Menghitung koefisien determinasi dengan rumus:

KD = (r)2 . 100%

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi

� = Kuadrat dari korelasi

(32)

Yolanda Syahputra, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi yang signifikan dari panjang tungkai terhadap hasil

tendangan ushiro geri dalam karate sebesar 72,59 %

2. Terdapat kontribusi yang signifikan dari fleksibilitas sendi panggul terhadap

hasil tendangan ushiro geri dalam karate sebesar 62,16 %

3. Terdapat kontribusi yang signifikan dari panjang tungkai dan fleksibilitas

sendi panggul secara bersama-sama terhadap hasil tendangan ushiro geri

dalam karate sebesar 72,99 %

B. SARAN

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran

sebagai masukan dan pertimbangan agar lebih bermanfaat serta dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan. Adapaun saran-saran yang dikemukakan sebagai

berikut ini:

1. Bagi para pelatih karate khususnya serta pembina untuk bisa meningkatkan

aspek-aspek latihan yang akan memberikan kontribusi yang positif terhadap

kemajuan cabang olahraga karate. Aspek-aspek latihan tersebut adalah fisik,

teknik, taktik, dan mental. Keempat aspek tersebut sangat penting bagi

karate-ka untuk menjadikan karate-ka yang profesional. Profesional saja

tidak cukup bagi karate-ka, tetapi prestasi juga penting bagi karate-ka, oleh

(33)

pembina agar karate-ka tersebut bisa menjadi karate-ka yang profesional

dan berprestasi.

2. Bagi para karate-ka untuk bisa lebih meningkatkan kedisiplinan dalam

berlatih, yang mana sesuai dengan arahan dari pelatih. Jadikan latihan itu

sebagai kebutuhan bukan kewajiban. Apabila karate-ka sudah menjadikan

latihan itu kebutuhan maka karate-ka tersebut tidak akan mengalami

keterpaksaan pada saat berlatih. Sehubungan dengan hasil penelitian, para

karate-ka disarankan untuk bisa lebih meningkatkan empat aspek, yang

mana fisik, teknik, taktik dan mental. Dalam aspek fisik tersebut sesuai

dengan hasil penelitian, fleksibilitas dan kecepatan sangat perlu

ditingkatkan. Apabila kita memiliki fleksibilitas yang baik, maka

gerkan-gerakan teknik dalam karate akan menghasilkan hasil yang baik. Begitu juga

dengan kecepatan, apabila karate-ka memiliki kecepatan menyerang dan

menangkis yang baik, maka ia akan meraih hasil yang baik, baik itu saat

pertunjukan jurus kata maupun tarung kumite dalam pertandingan.

3. Bagi penelitian selanjutnya untuk bisa malakukan analisis yang lebih akurat,

perhitungan yang lebih cermat dengan variabel yang lebih luas serta sampel

yang memiliki potensi yang lebih baik agar diperoleh hasil yang yang

maksimal untuk bisa dijadikan pedoman bagi para pelatih dan karate-ka

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktik. Edisi 14,

Jakarta: Rineka Cipta.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung.

CV. Tambak_Kusuma.

Hidayat I. (1998). Biomekanika. Bandung: IKIP Bandung Press. CV. Andira

Bandung.

Muchsin, S. (1979). Karate Terbaik. Jakarta. P.T. Indira.

Namiek, S. (1987). Belajar Karate Secara Sistematis. Semarang. CV. Aneka Ilmu.

Nurhasan, H. dkk. (2008). Mata Kuliah Statistika. Bandung: Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Ruhiat, dkk. (2011). Biomekanika. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sagitarius. (2008). Modul Karate. Bandung. FPOK UPI.

Said, A. (2008). Karate. Jakarta. PT. Geneca Exact.

Syaodih, N. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

(35)

Wahid, A. (2007). Shotokan. Jakarta. PT. Raja Gravindo Persada.

Yusup, U. dkk. (2008). Anatomi Manusia. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga

dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber lain:

Kobar, D (2012). Point Dalam Kumite. [Online]. Tersedia di

http://kobarkarate.blogspot.com/2012/07/poin-dalam-kumite.html [Diakses 16 Juli

2012]

Sajoto, M. (1995: 9). Dalam blog perkumpulan atletik racepuspor jaya (2013).

Pengertian

ketepatan.[Online].Tersediadihttp://physicaltrainingcenterrace.blogspot.com/2013/05/

ketepatan.html [Diakses 21 Mei 2013]

Suyudi, I. (2012). Kemampuan Kelincahan Tendangan Sabit dalam Olahraga Pencak

Silat. [Online]. Tersedia di file:///E:/-=file%20nanda=-/-=skripsi=/imam%20suyudi%

20hardi%20%20KEMAMPUAN%20KELINCAHAN%20TENDANGAN%20

SABIT%20DALAM%20OLAHRAGA%20PENCAKSILAT.htm [Diakses 29 Agustus

2012]

Syauqi. (2014). Ushiro Geri Pada Kyokushin Karate. [Online]. Tersedia di

(36)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan harga eksekusi ESOP yang tinggi maka manajemen tidak akan melakukan eksekusi opsi saham, hal ini menyebabkan kepemilikan saham yang dimiliki manajemen akan

Peserb pengadaan yang keberatan atas penetapan pemenang lelang dapat mengaiukan sanggahan secara tertufis kepada Panitia Pengadaan Barangpasa Dinas pekerjaan Umum Kabupaten

• Komponen yang khusus unit perangkat lunak modular dengan antarmuka yang terdefinisi dengan baik..

Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk membuktikan efek penurunan kadar kolesterol dan stres oksidatif dari jus buah pepaya (Carica papaya L.) pada plasma darah tikus

“Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR) dan Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) Pada

kreativitas bermusik oleh warga desa Jatisura yang tergabung dalam grup.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Keterampilan Menyundul Dalam Pembelajaran Sepakbola Kelas VII SMP Mekar Arum Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |