SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh:
YOLANDA SYAHPUTRA 1006249
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Oleh
Yolanda Syahputra
NIM. 1006249
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
© Yolanda Syahputra 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM
KARATE
Disetujui dan Disahkan Oleh pembimbing
Pembimbing I,
Dr. Mulyana, M.Pd NIP.197108041998021001
Pembimbing II,
Sagitarius, M.Pd
NIP.196911132001121001
Diketahui oleh,
Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihn
ABSTRAK
KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM
KARATE
Pembimbing I : Dr. Mulyana, M.Pd. Pembimbing II : Sagitarius, M.Pd.
Yolanda Syahputra* 1006249
Karate adalah olahraga beladiri yang sangat kompleks, yang mana terdapat teknik tangkisan (uke), pukulan (tsuki), dan tendangan (geri). Tendangan Ushiro Geri harus dilakukan dengan cepat (speed) dan tepat (accuracy), agar tidak mudah ditangkis atau dihindarkan oleh lawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi panjang tungkai, fleksibilitas sendi panggul, dan keduanya secara bersama-sama terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet karate Pelatda INKANAS Jawa Barat dengan sampel sebanyak 12 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa kontribusi yang diberikan panjang tungkai terhadap hasil tendangan ushiro geri sebesar 72.59%, fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri sebesar 62.16%, sedangkan gabungan dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul secara bersama-sama terhadap hasil tendangan ushiro geri sebesar 72.99%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate.
ABSTRACT
CONTRIBUTIONS LEG LENGTH HIP JOINTS AND FLEXIBILITY OF PRODUCTS IN KARATE KICK USHIRO GERI
Supervisor I : Dr. Mulyana, M.Pd. Supervisor II : Sagitarius, M.Pd.
Yolanda Syahputra* 1006249
Karate is a martial sport that is very complex, which contained parry technique (uke), punch (tsuki), and kicks (geri). Kick Ushiro Geri must be done quickly (speed) and precise (accuracy), that are not easily deflected or avoided by an opponent. This study aims to determine how big the contribution of long legs, hip joint flexibility, and both jointly against Ushiro geri kick in karate. The population in this study is the karate athlete Pelatda INKANAS West Java with a sample of 12 people. The results showed that the contribution of a given length of the leg to kick Ushiro geri result of 72.59%, the flexibility of the hip joint to Ushiro geri kick by 62.16%, while the combination of limb length and flexibility of the hip joint together to kick Ushiro geri at 72.99 %. The conclusion from this study is the length of the leg and hip joint flexibility contributes significantly to the results of Ushiro geri kick in karate.
PERNYATAAN………..i A.Latar Belakang Penelitian……… 1
B.Identifikasi Masalah Penelitian……… 6
C.Rumusan Masalah Penelitian………... 7
D.Tujuan Penelitian………. 7
E.Manfaat Penelitian………8
F. Struktur Organisasi Skripsi……….. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Hakikat Olahraga Karate……… 10
1. Teknik dalam Olahraga Beladiri Karate………... 11
1.1.Teknik Dasar (Kihon)………. 11
1.1.1. Teknik Beridiri (Kuda-kuda/Dachi)………... 13
1.1.2. Teknik Tangkisan (Uke)………. 14
1.1.3. Teknik Pukulan (Tsuki)……….. 14
1.1.4. Teknik Tendangan (Geri)………... 15
1.2. Teknik Jurus (Kata)……… 20
1.3. Teknik Tarung (Kumite)………... 22
B.Komponen-komponen yang Berperan dalam Hasil Tendangan Ushiro Geri dalam karate……….... 23
1. Hakikat Panjang Tungkai………. 23
2. Hakikat Fleksibilitas Sendi Panggul………. 26
C.Peranan Panjang Tungkai Terhadap Hasil Tendangan Ushiro Geri……….. 27
………. 32 F. Pelaksanaan Penelitian……….... 41
G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data……….. 41 BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A.Deskripsi Data Hasil Penelitian……….. 46
B.Hasil Pengolahan……… 46
1. Konfersi Z-Skor dan T-Skor………. 47
2. Normalitas Data……… 47
3. Koefisien Korelasi……… 48
4. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi……….. 49
5. Uji Koefisien Determinasi……… 51
C.Pembahasan dan Analisis Temuan………. 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan………. 55
B.Saran………... 55
DAFTAR PUSTAKA………57
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Karate adalah seni beladiri yang berasal dari Jepang pada tahun 1869 di
Okinawa yang pertama kalinya memperagakan Tea atau Okinawa-Te. Pada tahun
1929 banyak tokoh-tokoh yang dari Okinawa membawa alirannya masing-masing ke
Jepang. Seperti Kenwa Mabuni menamakan alirannya Shitoryu, Choyun Miyagi
menamakan alirannya Gojuryu, Ghicin Funakoshi menamakan alirannya Shotokan
dan Othsuka Hironori menamakan alirannya Wadoryu.
Dalam olahraga karate terdapat tiga teknik utama, yaitu teknik dasar (kihon),
jurus (kata), dan pertarungan (kumite), sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdul
Wahid (2007: 9) mengatakan “Teknik yang terdapat di beladiri karate ada tiga, yaitu:
Kihon (teknik dasar), Kata (jurus), dan Kumite (pertarungan)”. Diantara ketiga teknik
utama tersebut nomor pertandingan dalam olahraga karate adalah nomor kata dan
nomor kumite.
Agar berprestasi secara optimal seorang atlet karate dituntut untuk menguasai
kihon (teknik dasar) dalam olahraga karate. Penguasaan kihon yang baik merupakan
salah satu factor penting dikuasai oleh setiap atlet karate agar dapat menguasai teknik
kata maupun teknik kumite. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdul Wahid (2007: 47) mengatakan bahwa “Kihon merupakan pondasi/awal/akar yang berarti sebagai bentuk-bentuk baku yang menjadi acuan dasar dari semua teknik/gerakan yang mungkin dilakukan dalam kata maupun kumite.” Adapun beberapa teknik dasar yang harus dikuasai dalam olahraga karate adalah pukulan, tendangan, hantaman, dan
tangkisan. Lebih lanjut Nakayama (1996: 15) mengatakan pukulan, pukulan cepat,
dikemukakannya bahwa “Tsuki (punching), uchi (striking), keri (kicking), and uke (blocking) are the fundamental karate techniques”.
Banyak unsur yang sangat penting dari membentuk kihon yang baik seperti
memiliki bentuk yang benar, memiliki keseimbanagn yang baik, harus konsentrasi,
memiliki otot yag kuat, memiliki irama dari setiap gerakan kihon, dan memiliki
pernafasan yang baik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nakayama (dalam Abdul
Wahid, 2007, hlm. 50) mengemukakan bahwa ada tujuh unsur yang memegang
peranan sangat penting dalam membentuk kihon yang sesempurna mungkin, yaitu:
1. Bentuk yang benar.
2. Keseimbangan dan relaksasi yang tepat. 3. Konsentrasi dan relaksasi yang tepat. 4. Pelatihan kekuatan otot.
5. Irama dan pengaturan waktu dalam sebuah gerakan. 6. Pernapasan yang kontributif dan efisiensif.
7. Peran pinggul yang seoptimal mungkin.
Penjelasan kihon diatas sudah sangat jelas. Banyak macam-macam gerakan
kihon dalam beladiri karate, ada gerakan pukulan, menangkis, tendangan, dan
kuda-kuda. Kesempatan ini penulis lebih meneliti gerakan kihon dalam tendangan,
khususnya tendangan Ushiro Geri (tendangan memutar).
Tendangan ushiro geri sendiri banyak yang menggunakan pada saat
pertandingan beladiri karate umumnya di kelas tarung atau disebut dengan kumite.
Tendangan ushiro geri merupakan tendangan yang sangat ampuh dalam menjatuhkan
lawan karena daya rusaknya yang sangat tinggi. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Syauqi (2014). Ushiro Geri Pada Kyokushin Karate. [Online]. [Diakses 22
Februari 2014] mengemukakan “Ushiro Geri, yang dikenal juga dengan nama back
kick ini merupakan tendangan yang sangat ampuh untuk men-KO lawan karena daya
Pengertian ushiro geri adalah tendangan yang dilakukan dengan memutar tubuh
dengan tendangan menusuk lurus ketubuh lawan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ghicin Funakoshi (1973:Edisi Kedua) mengatakan “Ushiro Geri adalah tendangan yang dilakukan dengan memutar tubuh dengan tendangan menusuk lurus ketubuh lawan.”
Melakukan tendangan ushiro geri memiliki target yaitu kepala, dagu, dada,
rusuk, atau perut lawan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Syauqi (2014). Ushiro
Geri Pada Kyokushin Karate. [Online]. [Diakses 22 Februari 2014] mengemukakan “Ushiro geri adalah tendangan yang dilakukan dengan memutar tubuh dengan tendangan menusuk lurus ke tubuh lawan. Sasarannya adalah kepala, dagu, dada,
rusuk, atau perut lawan”.
Dari segi mekanika gerakan, tendangan ushiro geri memiliki 2 gerak yaitu
gerak angular dan gerak linier. Tendangan ushiro geri adalah tendangan memutar,
yang memerlukan putaran tubuh sebesar 90° yang mana itu disebut dengan gerak
angular. Gerakan awal tendangan ushiro geri, karate-ka berdiri siap berhadapan
dengan lawan atau target dengan posisi kaki satu didepan satu dibelakang, kemudian
kaki belakang diangkat setinggi lutut untuk memperkecil sudut. Setelah itu secara
bersamaan badan dicondong kedepan dan kaki diluruskan atau dilentingkan ke lawan
atau target, yang mana gerak tersebut adalah gerak linier. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sabeth Muchsin (1979: 84) sebagai berikut:
luruskan dengan cepat dan kuat, tendanganglah ke depan, diagonal kebawah-depan, kesamping atau diagonal ke bawah-samping.”
Sudah jelas gerakan awal dimulai dengan posisi siap untuk melakukan
tendangan dengan posisi kaki yang kuat sebagai tumpuan. Kemudian melakukan
gerakan angular sambil mengangkat kaki setinggi lutut, setelah membelakangi lawan
kemudian melakukan gerakan linier dengan kaki diluruskan ke arah target atau
lawan.Untuk lebih jelas analisis gerakan tendangan ushiro geri dapat dilihat:
Tendangan Ushiro Geri
Gambar 1.1
(http://karatekatashotokan.webs.com/UShiiiro.jpg)
Melakukan tendangan ushiro geri (tendangan memutar) memiliki tujuan untuk
bagaimana bisa mencapai target. Dalam pertandingan tendangan ushiro geri memiliki
nilai atau point, nilai atau pointnya adalah 3 point. 3 point dalam karate disebut
dengan Sambon, 2 point disebut dengan Wazari, dan 1 point disebut dengan Ippon.
Sambon diberikan untuk teknik mengarah ke kepala Jodan dan menjatuhkan lawan,
Wazari diberikan untuk tendangan Chudan seperti Maegeri/Mawashi, dan Ippon
diberikan untuk pukulan Chudan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dojo Kobar
Sambon : Bernilai 3 poin, Wazari : Bernilai 2 poin, Ippon : Bernilai 1 poin.
Sambon diberikan untuk teknik, seperti :Tendangan Jodan dan semua teknik bernilai skor dilancarkan setelah lawan dilempar / dibanting atau lawan jatuh sendiri. Wazari diberikan untuk teknik, seperti :Tendangan chudan ( Maegeri / Mawashi ). Ippon diberikan untuk teknik, seperti :Chudan / Jodan tsuki dan Uchi ( untuk teknik ini masih sangat jarang karna jika tidak ada kontrol hanya akan bernilai pelanggaran C1 ).
Tendangan ushiro geri termasuk tendangan yang cukup sulit dilakukan oleh
karate-ka. Salah satu contohnya masih banyak karate-ka yang melakukan tendangan
ushiro geri dalam pertandingan yang gagal atau hasil yang tidak baik. Karena
tendangan ushiro geri tersebut mudah dibaca oleh lawan apabila tidak didukung
dengan yang namanya kecepatan (speed) dan ketepatan (accuracy). Tetapi ada juga
beberapa karate-ka yang menjadikan tendangan ushiro geri itu sebagai senjata yang
ampuh untuk menjatuhkan lawan atau mendapatkan skor atau point dalam
pertandingan. Karate-ka yang biasa melakukan tendangan ushiro geri dalam latihan
maupun meaplikasikan kedalam pertandingan maka karate-ka tersebut akan memiliki
hasil tendangan ushiro geri yang baik.
Hasil tendangan ushiro geri dapat dikatakan baik apabila memiliki kecepatan
(speed) dan ketepatan (accuracy) yang baik. Pengertian kecepatan (speed) adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Harsono (1988: 216) bahwa ”Kecepatan adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesingkat-singkatnya, atau
kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”.
Apabila seorang karate-ka hanya memiliki kecepatan (speed) saja tapi tidak
memiliki ketepatan (accuracy) maka sama saja hasilnya nol. Ketepatan (accuracy)
sangat dibutuhkan dalam beladiri karate untuk menjatuhkan lawan atau mendapatkan
skor. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Muh Sajoto (1995: 9) dalam blog
[Diakses 21 Mei 2013] bahwa “Ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap satu sasaran, ketepatan merupakan faktor
yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang diinginkan”.
Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil tendangan yang baik maka harus
memiliki kecepatan (speed) dan ketepatan (accuracy) yang baik. Karate-ka yang
memiliki kecepatan (speed) dan ketepatan (accuracy) yang baik akan menyulitkan
lawan untuk melakukan antisipasi seperti tangkisan atau hindaran. Memiliki
tendangan yang baik dapat dicapai melalui latihan yang terprogram dan intensif.
Tendangan ushiro geri melibatkan banyak faktor komponen kondisi fisik yang
mutlak diperlukan salah satunya adalah panjang tungkai dan fleksibilitas sendi
panggul.
Untuk mendapatkan hasil tendangan ushiro geri yang baik, maka panjang
tungkai dan fleksibilitas sendi panggul karate-ka harus baik. Karate-ka yang memiliki
panjang tungkai akan mampu menjangkau sasaran atau target dengan cepat dan tepat
dan karate-ka yang memiliki fleksibilitas sendi panggul yang luas maka akan
memudahkan karateka untuk melakukan tendangan dengan cepat dan tepat terhadap
sasaran atau target. Tetapi sejauh ini belum diketahui apakah panjang tungkai dan
fleksibilitas sendi panggul memiliki kontribusi yang signifikan dan apakah tidak
signifikan.
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah terdapat kontribusi yang signifikan atau tidak. Oleh karena itu
penulis mengambil judul "Kontribusi Panjang Tungkai dan Fleksibilitas Sendi
Panggul Terhadap Hasil Tendangan Ushiro Geri dalam Karate”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Banyak karate-ka yang melakukan tendangan ushiro geri yang hasilnya belum
oleh lawan. Hasil tendangan ushiro geri yang baik itu menghasilkan kecepatan
(speed) dan ketepatan (accuracy) yang baik juga. Apabila karate-ka hanya memiliki
kecepatan (speed) dan tidak memiliki ketepatan (accuracy) maka ia memiliki
tendangan ushiro yang tidak baik begitupun sebaliknya, apabila karate-ka memiliki
ketepatan (accuracy) yang baik, tetapi kecepatan (speed) yang tidak baik maka hasil
tendangannya tersebut pun tidak baik, atau sangat mudah ditangkis dan dihindari oleh
sasaran atau target.
Untuk mendapatkan hasil tendangan ushiro geri yang baik, maka ada beberapa
faktor yang berkontribusi terhadap hasil tendangan ushiro geri, yaitu panjang tungkai
dan fleksibilitas sendi panggul. Apabila karateka memiliki panjang tungkai yang
besar maka akan mendapatkan hasil tendangan ushiro geri yang baik, begitupun
apabila fleksibilitas sendi panggul karate-ka luas maka akan menghasilkan tendangan
ushiro geri yang baik pula. Tetapi belum diketahui apakah terdapat kontribusi yang
signifikan atau tidak dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul terhadap
hasil tendangan ushiro geri. Oleh karena itu penulis meidentifikasi masalah tersebut
agar mengetahui apakah berkontribusi yang signifikan atau tidak dari panjang tungkai
dan fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri.
Tendangan ushiro geri tidak mudah untuk dilakukan oleh karate-ka yang
kurang terlatih, yang mana tendangan ushiro geri akan bisa diaplikasikan dengan baik
oleh karate-ka yang sudah terlatih dengan intensif dan terprogram. Oleh karena itu
penulis mengambil sampel kepada karate-ka yang sudah benar-benar terlatih dalam
tendangan ushiro geri kepada atlet karate Pelatda Institut Karate-Do Nasional
(INKANAS) Jawa Barat.
Berdasarkan hal tersebut, penulis meidentifikasi masalah penelitian ini agar,
penulis dan pembaca mengetahui apakah terdapat kontribusi yang signifikan atau
tidak dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan
C. Rumusan Maslalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi penelitian
adalah apakah terdapat yang signifikan atau tidak signifikan dari panjang tungkai dan
fleksibiliats sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri. Dengan demikian
yang menjadi pertanyaan penelitian adalah:
1. Apakah terdapat kontribusi signifikan panjang tungkai terhadap hasil
tendangan ushiro geri dalam karate?
2. Apakah terdapat kontribusi signifikan fleksibilitas sendi panggul terhadap
hasil tendangan ushiro geri dalam karate?
3. Apakah terdapat kontribusi signifikan panjang tungkai dan fleksibilitas
sendi panggul secara bersama-sama terhadap hasil tendangan ushiro geri
dalam karate?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh informasi tentang apakah terdapat kontribusi yang signifikan atau
tidak signifikan dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil
tendangan ushiro geri dalam cabang olahraga karate. Adapun penulisan merumuskan
tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kontribusi panjang tungkai terhadap hasil tendangan
ushiro geri dalam karate.
2. Untuk mengetahui kontribusi dari fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil
tendangan ushiro geri dalam karate.
3. Untuk mengetahui kontribusi dari panjang tungkai dan fleksibilitas sendi
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yg diharapkan penulis
melalui penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis.
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi
pengembangan teoritis mengenai teknik-teknik dasar tendangan dalam
beladiri karate terutama yang terkait dalam penelitian ini yaitu tendangan
ushiro geri.
2. Secara praktis.
a. Bagi pelatih beladiri karate.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu bahan masukan
bagi pelatih beladiri karate untuk menjadikan penelitian ini sebagai tolak
ukur terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate.
b. Bagi atlet karate.
Sebagai bahan referensi dan informasi tambahan yang dapat
memberikan motivasi bagi para atlet untuk meningkatkan kemampuan
teknik yang memiliki terutama dalam hasil tendangan ushiro geri dalam
karate.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memaparkan urutan dalam penyusunannya.
Adapun urutan dari masing-masing bab akan penulis jelaskan sebagai berikut:
1. Pada BAB I, berisi uraian tentang pendahuluan yang akan dipaparkan
mengenai: latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
2. Pada BAB II, berisi uraian tentang kajian pustaka yang akan dipaparkan
mengenai: hakikat olahraga karate, terdapat didalamnya penjelasan teknik
dalam olahraga beladiri karate yang mana teknik dasar, teknik jurus (kata),
dan tarung (kumite). Selanjutnya komponen-komponen yang berperan dalam
hasil tendangan ushiro geri dalam karate, terdapat didalamnya penjelasan
hakikat panjang tungkai dan hakikat fleksibilitas sendi panggul. Selanjutnya
peran panjang tungkai terhadap hasil tendangan ushiro geri, peran
fleksibilitas sendi panggul terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam
karate, anggapan dasar, dan rumusan hipotesis.
3. Pada BAB III, berisi uraian tentang metode penelitian yang akan dipaparkan
mengenai: metode penelitian, populasi dan sampel penelitian,
langkah-langkah penelitian, agenda penelitian, instrument penelitian, pelaksanaan
penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data.
4. Pada BAB IV, berisi uraian tentang hasil pengolahan dan analisis data yang
akan dipaparkan mengenai: deskripsi data hasil penelitian, selanjutnya hasil
pengolahan, yang mana terdapat penjelasan konfersi Z-Skor dan T-Skor,
normalitas data, koefisien korelasi, uji signifikansi koefisien korelasi, dan
uji koefisien determinasi. Selanjutnya adalah pembahasan dan analisis
temuan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Sehubungan dengan masalah yang ingin penulis ungkapkan tentang Kontribusi
Panjang Tungkai dan Fleksibilitas Sendi Pinggul Terhadap Hasil Tendangan Ushiro
Gery dalam Karate. Maka penulis perlu menentukan suatu metode penelitian yang
tepat terhadap permasalahan tersebut. Pengertian metode penelitian menurut Nana
Syaodih (2004:52) bahwa “Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau
kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,
pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.beberapa
peneliti menyebutnya sebagai tradisi penelitian (research traditions)”.
Motode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif, yang mana
metode deskriptif yaitu untuk memecahkan masalah yang penulis selidiki serta
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan yang dihadapi
sekarang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:3) mengatakan
bahwa “Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki
keadaan, kondisi, atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan
dalam bentuk laporan penelitian”.
Pendapat diatas memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah suatu
metode yang memecahkan suatu keadaan subjek atau objek yang tertuju kepada
pecahnya suatu permasalahan yang secara lengkap terhadap masalah yang hendak
penulis selidiki dan mempergunakan langkah-langkah atau prosedur penelitian yang
tepat dengan maksud agar tujuan yang dimaksud penulis dapat terpecahkan.
Metode deskriptif ini ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam
bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara satu
variabel dengan variabel lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nana
Syaodih (2004:56) menjelaskan:
Penelitian korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lainnya. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisiensi korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik
Penelitian korelasional tidak berarti adanya pengaruh sebab akibat dari satu
variabel terhadap variabel lainnya, tetapi ada yang namanya korelasi positif dan
negatif. Korelasi positif yang mana adanya nilai tinggi dari satu variabel tersebut
terhadap variabel lainnya. Sedangkan korelasi negatif yang mana adanya nilai rendah
dari satu variabel tersebut terhadap variabel lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Nana Syaodih (2004:56) menjelaskan:
Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negative berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain
Oleh karena itu penulis menggunakan penelitian korelasi agar untuk mengetahui
apakah kontribusi panjang tungkai dan fleksibilitas sendi pinggul terhadap hasil
tendangan Ushiro Geri positif atau negatif.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi Penelitian sangat penting ada yang namanya populasi. Populasi sendiri
ditujukan untuk memperoleh suatu kesimpulan tentang kelompok yang besar dalam
ruang lingkup yang luas, dan ada juga dalam ruang lingkup kecil. Ruang lingkup luas
seperti guru, siswa, kepala sekolah atau lembaga seperti sekolah, fakultas, kantor,
Populasi dibedakan antara populasi secara umum dengan populasi target ”target
population”. Populasi target digunakan untuk penulis mengetahui kesimpulan dari
apa yang telah penulis teliti. Sebagaimana dikemukakan oleh Nana Syaodih
(2004:250) bahwa ”Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan
kesimpulan penelitian kita.” Selanjutnya populasi umum, populasi umum adalah
populasi yang mengarah kepada ruang lingkup yang luas seperti seluruh karateka
Riau, tetapi populasi umum adalah seluruh karateka kumite di Riau.
Populasi yang digunakan oleh penulis adalah populasi target, karena populasi
yang di teliti adalah atlet karate Pelatda Institut Karate-Do Indonesia (INKANAS)
Jawa Barat, baik itu atlet karate kelas kumite maupun kata. Kategori atlet karate
Pelatda INKANAS Jawa Barat yang digunakan adalah yunior dan senior yang
berjumlah 12orang.
2. Sampel
Sampel yang penulis gunakan dari populasi yang ada, dengan cara adanya
proses pemilihan. Pemilihan yang dilakukan dengan populasi yang baik dalam
karakteristik maupun jumlahnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Nana Syaodih
(2004:252) bahwa:
Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian. Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif dalam arti mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun jumlahnya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel dengan menggunakan teknik
purposive sampling yaitu berdasarkan pengetahuan tentang populasi terlebih dahulu
dan tujuan-tujuan khusus dari penelitian, maka peneliti menggunakan sampel peneliti
ini, yaitu terdiri dari 12orang baik karateka dari kelas kumite maupun kata dari atlet
karate Pelatda INKANAS Jawa Barat. Sampel peneliti gunakan hanya berjumlah 12
dan benar hanya berjumlah 12 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling
yang telah dijelaskan diatas. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto
(2010:183) menjelaskan:
Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti mengambil sampel dari populasi
yaitu berdasarkan pada tujuan peneliti yang ingin mengetahui kesimpulan dari apakah
panjang tungkai dan fleksibilitas sendi panggul berkontribusi positif atau negatif
terhadap hasil tendangan ushiro geri dalam karate. 12 orang atlet karate Pelatda
INKANAS Jawa Barat menjadi salah satu faktor terhadap kemampuan tendangan
ushiro geri, maka dari itu sampel yang peneliti gunakan berjumlah 12 orang.
C. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian disusun oleh penulis bertujuan agar untuk
mempermudah kegiatan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, diperlukan
suatu rencana untuk dijadikan pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan
yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diharapkan. Dalam memudahkan proses penelitian ini, selanjutnya penulis
menyusun langkah-langkah penelitian sebagai pengembangan dari desain peneltian
yang telah penulis rencakan. Adapun langkah-langkah penelitian tersebut dapat
Populasi
Sampel
Kesimpulan Pengukuran Hasil Tendangan Ushiro Geri
Pengolahan Data
Analisis Data Pengukuran Panjang
Tungkai
D. Agenda Penelitian
Hari dan Tanggal : Minggu, 11 Januari 2015 dan 8 Februari 2015
Waktu : 10.00 s/d 12.00
Tempat : Gor Sasakawa Jl. Padjajaran Bandung
Sebelum tes dilaksanakan melakukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Mempersiapkan adminitrasi tes
b. Mempersiapkan segala persiapan dan segala peralatan yang akan
digunakan pada saat tes, seperti lucky meter, meteran, target kick, kamera
handycam, laptop, dan program kinovea.
c. Setiap tester diberi penjelasan terlebih dahulu tentang tes, sehingga tester
benar-benar mamahami tata cara tes.
E. Instrumen Penelitian
Hasil penelitian yang baik dipengaruhi oleh instrumen penelitian dan
pengumpulan data yang baik. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat untuk
memperoleh data. Adapun pengertian instrument menurut Arikunto (2010:203) bahwa “Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”
Instrument yang digunakan harus sesuai dengan pertanyaan penelitian. Artinya
instrument yang digunakan harus dapat mengukur sesuatu yang ingin diukur,
bagaimana yang dijelaskan oleh Nurhasan dan Cholil (2007:6) bahwa “Dengan alat
Sesuai dengan konsep penelitian yaitu “Kontribusi Panjang Tungkai dan
Fleksibilitas Sendi Panggul Terhadap Hasil Tendangan Ushiro Geri dalam Karate”
maka peneliti menggunakan tiga instrument bentuk tes yaitu tes pengukuran panjang
tungkai, tes pengukuran fleksibilitas sendi panggul dan tes kecepatan tendangan
ushiro geri. Untuk lebih jelas penulis menguraikannya seperti berikut:
1. Tes pengukuran panjang tungkai
a. Tujuan : Untuk mengukur panjang tungkai
b. Alat/fasilitas : Meteran dan alat tulis
c. Pelaksanaan :
a) Tester dalam posisi berdiri tegak kemudian menetukan salah satu tungkai
yang akan diukur dan menentukan letak tulang paha (sendi panggul)
b) Tarik meteran hingga tegak dan lurus, tentukan panjang hingga batas kaki.
c) Pengukuran panjang tungkai dilakukan sebanyak dua kali.
Untuk lebih jelasnya alat ukur panjang tungkai terlihat seperti gambar 3. 1
Meteran Gambar 3.1
(https://jalansehatlangsing.files.wordpress.com/2012/04/meteran.jpeg?w=593)
Untuk mengetahui besarnya fleksibilitas panggul maka digunakan alat ukur
yang dinamakan Lucky Meter, Lucky Affari, (1999: 48) dengan reliabilitas 0.88 dan
validitas 0.77
Untuk lebih jelas sebagai berikut:
a.Tujuan : Untuk mengukur ekstansi fleksibilitas pinggul
b.Alat : Lucky Meter dan alat tulis
c.Pelaksanaan : Subjek berdiri didepan alat pengukur “Lucky Meter” dengan
posisi kaki membuka selebar bahu. Pinggang subjek diikat dengan sabuk
yang sudah digabungkan dengan tali penarik yang terdapat di alat Lucky
Meter. Subjek kemudian memutarkan badan kekanan dan kekiri dengan
catatan tanpa merubah kedudukan kaki dan juga mencoba untuk
mencondongkan badan, sehingga yang bergerak hanya pinggul yang
berputar semaksimal mungkin. Subjek berjumlah dua orang, orang yang
pertama menjadi penguji dan orang kedua menjadi pencatat hasil.
d. Penilaian : dihitung berdasarkan ukuran yang terdapat pada pipa
besi yang satuannya sentimeter (0 s/d 30 cm)
Lucki Meter
Gambar 3. 2 (Dokumentasi Pribadi)
3. Tes kecepatan tendangan ushiro geri.
a. Tujuan : Mengukur hasil tendangan ushiro geri.
b. Peralatan : Handycamp dan program kinovea
c. Pelaksanaan :
1. Orang coba berdiri dengan kuda-kuda kumite atau semi Zenkutsu
Dachi dengan berhadapan target atau sasaran dangan jarak 1 meter,
kemudian melakukan tendangan ushiro geri dan kembali keposisi awal
sebanyak 3 kali pengulangan.
2. Pada awal gerakan tendangan sampai akhir direkam dengan
Handycamp.
3. Melakukan analisis dengan program kinovea, untuk mengetahui hasil
tendangannya tersebut dalam waktu dan ketepatan .
Agar mendapatkan data yang diharapkan sesuai dengan permasalahan penelitian
yaitu kontribusi panjang tungkai dan fleksibilitas sendi pinggul terhadap hasil
tendangan ushiro geri dalam karate, maka penulis melaksanakan kegiatan penelitian
ini selama 2 hari yaitu tanggal 11 Januari 2015 dan 8 Februari. Waktu tersebut
dianggap cukup untuk dan tepat oleh penulis dengan mempertimbangkan
factor-faktor non teknis. Sedangkan untuk tempat penelitian diadakan di Gor Sasakawa Jl.
Padjajaran Bandung.
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran agar lebih baik
menggunakan pengolahan data secara statistik. Rumus-rumus statistik yang penulis
gunakan mengutip dari buku Nurhasan, dkk (2008). Adapun langkah-langkah
pengolahan data tersebut, digunakan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel digunakan rumus:
n X
X
Keterangan:
̅ = Rata-rata yang dicari/mean
� = Simpangan baku yang dicari
� = Skor mentah
̅ = Rata-rata dari skor mentah
� = Jumlah sampel
3. Setelah menempuh langkah-langkah tersebut maka barulah mencari T-skor
dengan menggunakan rumus:
T-skor = Skor standar yang dicari
X = Skor yang diperoleh seseorang
̅ = Nilai rata-rata
Rumus-rumus diatas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk
pengolahan data hasil tes pada tahap sebenarnya. Dipergunakan untuk
menyelesaikan pengolahan data dan untuk memperoleh nilai-nilai yang
menjadi penelitian yang dilakukan.
4. Menguji normalitas dari setiap data, untuk mengetahui apakah data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji
statistika non parametric yang dikenal dengan “Uji Liliefors”. Untuk
menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
(X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku)
4.2. Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku
kemudian dihitung peluang F ( ) = P (Z ≤ )
4.3.Menghitung proporsi , , yang lebih kecil atau sama dengan jika
proporsi ini dinyatakan dengan rumus :
=
� � �� −
…..≤
�
4.4.Hitung selisih F( )-S( )
4.5.Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sebutlah harga terbesar itu � untuk menerima dan menolak hipotesis nol
maka dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari uji Lilliefors
dengan taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila
populasi berdistribusi normal jika yang diperoleh dari perhitungan lebih
besar dari L table, dalam hal lain hipotesis diterima.
5. Menghitung korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan
kedua variabel. Dengan rumus sebagai berikut:
2 2
2 2
� = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
6. Menghitung signifikasi koefisien korelasi perhitungannya dilakukan untuk
menerima atau menolak hipotesis. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
2
r = koefisien korelasi variabel
n = Jumlah sampel
� = Hasil perhitungan korelasi dikuadratkan
Pengujian statistic uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
koefisien korelasi dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian
hipotesis diterima jika −� − / . Pada taraf nyata = 0,05 dengan dk n-2
dalam hal lain jika t hitung lebih besar dari t table maka � ditolak.
7. Menghitung koefisien korelasi ganda dengan menggunakan rumus
= √� + � − � � �
− �
Keterangan:
= Koefisien korelasi bersama- sama
� = Korelasi variabel panjang tungkai dengan hasil tendangan � = Korelasi variabel fleksibilitas dengan hasil tendangan � = Korelasi variabel panjang tungkai dengan fleksibilitas 8. Menguji koefisien korelasi ganda dengan menggunakan pendekatan
F =
/
(1-
)/(n-k-1)
Keterangan:
F = F hitung yang dicari
R = Koefisien korelasi yang dicari
K = Banyaknya variabel bebas
n = Jumlah sampel
Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefisien korelasi ganda
bersifat nyata tidak nyata dengan ketentuan bila harga �ℎ� � lebih besar
dari � �� pada taraf nyata = , 5 dengan dk = (n-k-1), maka koefisien
kontribusi multiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya.
9. Menghitung koefisien determinasi dengan rumus:
KD = (r)2 . 100%
Keterangan:
KD = Koefisien determinasi
� = Kuadrat dari korelasi
Yolanda Syahputra, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat kontribusi yang signifikan dari panjang tungkai terhadap hasil
tendangan ushiro geri dalam karate sebesar 72,59 %
2. Terdapat kontribusi yang signifikan dari fleksibilitas sendi panggul terhadap
hasil tendangan ushiro geri dalam karate sebesar 62,16 %
3. Terdapat kontribusi yang signifikan dari panjang tungkai dan fleksibilitas
sendi panggul secara bersama-sama terhadap hasil tendangan ushiro geri
dalam karate sebesar 72,99 %
B. SARAN
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran
sebagai masukan dan pertimbangan agar lebih bermanfaat serta dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan. Adapaun saran-saran yang dikemukakan sebagai
berikut ini:
1. Bagi para pelatih karate khususnya serta pembina untuk bisa meningkatkan
aspek-aspek latihan yang akan memberikan kontribusi yang positif terhadap
kemajuan cabang olahraga karate. Aspek-aspek latihan tersebut adalah fisik,
teknik, taktik, dan mental. Keempat aspek tersebut sangat penting bagi
karate-ka untuk menjadikan karate-ka yang profesional. Profesional saja
tidak cukup bagi karate-ka, tetapi prestasi juga penting bagi karate-ka, oleh
pembina agar karate-ka tersebut bisa menjadi karate-ka yang profesional
dan berprestasi.
2. Bagi para karate-ka untuk bisa lebih meningkatkan kedisiplinan dalam
berlatih, yang mana sesuai dengan arahan dari pelatih. Jadikan latihan itu
sebagai kebutuhan bukan kewajiban. Apabila karate-ka sudah menjadikan
latihan itu kebutuhan maka karate-ka tersebut tidak akan mengalami
keterpaksaan pada saat berlatih. Sehubungan dengan hasil penelitian, para
karate-ka disarankan untuk bisa lebih meningkatkan empat aspek, yang
mana fisik, teknik, taktik dan mental. Dalam aspek fisik tersebut sesuai
dengan hasil penelitian, fleksibilitas dan kecepatan sangat perlu
ditingkatkan. Apabila kita memiliki fleksibilitas yang baik, maka
gerkan-gerakan teknik dalam karate akan menghasilkan hasil yang baik. Begitu juga
dengan kecepatan, apabila karate-ka memiliki kecepatan menyerang dan
menangkis yang baik, maka ia akan meraih hasil yang baik, baik itu saat
pertunjukan jurus kata maupun tarung kumite dalam pertandingan.
3. Bagi penelitian selanjutnya untuk bisa malakukan analisis yang lebih akurat,
perhitungan yang lebih cermat dengan variabel yang lebih luas serta sampel
yang memiliki potensi yang lebih baik agar diperoleh hasil yang yang
maksimal untuk bisa dijadikan pedoman bagi para pelatih dan karate-ka
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktik. Edisi 14,
Jakarta: Rineka Cipta.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung.
CV. Tambak_Kusuma.
Hidayat I. (1998). Biomekanika. Bandung: IKIP Bandung Press. CV. Andira
Bandung.
Muchsin, S. (1979). Karate Terbaik. Jakarta. P.T. Indira.
Namiek, S. (1987). Belajar Karate Secara Sistematis. Semarang. CV. Aneka Ilmu.
Nurhasan, H. dkk. (2008). Mata Kuliah Statistika. Bandung: Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Ruhiat, dkk. (2011). Biomekanika. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sagitarius. (2008). Modul Karate. Bandung. FPOK UPI.
Said, A. (2008). Karate. Jakarta. PT. Geneca Exact.
Syaodih, N. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Wahid, A. (2007). Shotokan. Jakarta. PT. Raja Gravindo Persada.
Yusup, U. dkk. (2008). Anatomi Manusia. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber lain:
Kobar, D (2012). Point Dalam Kumite. [Online]. Tersedia di
http://kobarkarate.blogspot.com/2012/07/poin-dalam-kumite.html [Diakses 16 Juli
2012]
Sajoto, M. (1995: 9). Dalam blog perkumpulan atletik racepuspor jaya (2013).
Pengertian
ketepatan.[Online].Tersediadihttp://physicaltrainingcenterrace.blogspot.com/2013/05/
ketepatan.html [Diakses 21 Mei 2013]
Suyudi, I. (2012). Kemampuan Kelincahan Tendangan Sabit dalam Olahraga Pencak
Silat. [Online]. Tersedia di file:///E:/-=file%20nanda=-/-=skripsi=/imam%20suyudi%
20hardi%20%20KEMAMPUAN%20KELINCAHAN%20TENDANGAN%20
SABIT%20DALAM%20OLAHRAGA%20PENCAKSILAT.htm [Diakses 29 Agustus
2012]
Syauqi. (2014). Ushiro Geri Pada Kyokushin Karate. [Online]. Tersedia di