PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP KEBERHASILAN TEKNIK GULUNG
PADA CABANG OLAHRAGA GULAT
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Pendidikan
Sarjana Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
SHELLA ABDILLAH SUNJAYA 0800693
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN DAN FLEKSIBILITAS
SENDI PANGGUL TERHADAP KEBERHASILAN TEKNIK
GULUNG PADA CABANG OLAHRAGA GULAT
Oleh
Shella Abdillah Sunjaya
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Kepelatihan Olahraga
© Shella Abdillah Sunjaya 2008
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
SHELLA ABDILLAH SUNJAYA 0800693
PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP KEBERHASILAN TEKNIK GULUNG
PADA CABANG OLAHRAGA GULAT
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Dosen Pembimbing I
(Drs. Abdul Kadir AA, M.Sc) NIP. 194805191973061001
Dosen Pembimbing II
(Dr. Komarudin M.Pd) NIP. 197204031999031003
Mengetahui,
Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,
ABSTRAK
PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP KEBERHASILAN TEKNIK GULUNG
PADA CABANG OLAHRAGA GULAT
Pembimbing I : Drs. Abdul Kadir A.A, M.Sc. Pembimbing II : Dr. Komarudin, M.Pd.
Shella Abdillah Sunjaya* 0800693
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung pada cabang olahraga gulat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh kekuatan otot lengan dan fleksibilitas terhadap keberhasilan teknik gulung pada cabang olahraga gulat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel atlet gulat Jawa Barat sebanyak 14 orang. Dalam metode ini penulis melakukan percobaan berupa pemberian perlakuan terhadap sampel yaitu melakukan latihan kekuatan otot lengan dan latihan fleksibilitas sendi panggul. Dalam metode ini dilakukan tes awal untuk mengetahui data awal sampel sebelum diberikan perlakuan dan tes akhir untuk mengetahui peningkatan hasil latihan.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data secara statistik parametrik dengan uji-t menunjukan bahwa thitung (2,18)ttabel (1,78), sehingga dapat
disimpulkan bahwa latihan kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan teknik gulung pada cabang olahraga gulat.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Maslah Penelitian ……….. 4
C. Tujuan Penelitian……… 5
D. Manfaat Penelitian ………. 5
E. Batasan Penelitian……….. 6
F. Penjelasan Istilah……… 6
BAB II KAJIAN TEORITIS……… 8
A. Hakekat Olahraga gulat……….. 8
B. Hakekat Kondisi Fisik……….... 10
1. Komponen Kondisi Fisik……….. 11
C. Pelatihan Kekuatan Otot Lengan……… 14
E. Fleksibilitas Sendi Panggul……… 21
F. Teknik Gulung Dari Depan……… 30
1. Macam-macam teknik gulung……….. 30
2. Analisis gerak gulung dari depan………. 30
3. Cara melatih teknik gulung dari depan……… 34
G. Anggapan Dasar………. 38
H. Hipotesis………. 40
BAB III PROSEDUR PENELITIAN………. 41
A. Metode Penelitian………... 41
B. Populasi dan Sampel………... 41
C. Desain Penelitian……….………... 42
D. Instrumen Penelitian ……….. 43
E. Pelaksanaan Latihan………... 46
F. Prosedur Pengolahan Data………... 49
G. Hipotesis Statistik………... 52
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA………... 53
A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data……….. 53
B. Diskusi Penemuan………... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 61
DAFTAR PUSTAKA………... 63
LAMPIRAN………. 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang
mempunyai ciri khas yang saling berhadapan dengan menggunakan anggota
tubuh untuk menjatuhkan lawan dengan cara menarik, mendorong, membanting
dan menjegal dengan tujuan posisi kedua bahu lawan menempel di atas matras,
sehingga terjadilah touché kemenangan mutlak Gulat menurut PGSI (1980: 1)
yaitu:
Gulat adalah suatu kegiatan yang menggunakan tenaga didalamnya dimungkinkan mengandung suatu perkelahian, pertarungan yang sengit untuk mengalahkan lawan dengan saling menarik, mendorong, membanting dan mengunci.
Mengacu pada pendapat di atas, jelas sekali bahwa olahraga gulat sering
kali menggunakan tenaga lawan sebagai cara untuk menaklukan lawan. Atas
dasar itu teknik-teknik gulat disesuaikan dengan gaya dan posisi pegulat pada
waktu melaksanakan pergulatan. Menurut Prawirasaputra (1996: 1) bentuk latihan
teknik di tinjau dari posisi adalah “Teknik gulat pada posisi berdiri dapat dilihat
dari cara melaksanakannya dalam beberapa gerakan yaitu: tarikan, dorongan,
angkatan, kaitan, kayang, kombinasi, dan bantingan. Sedangkan posisi parterre
yaitu: tarikan, dorongan, angkatan, pitingan, kuncian, gulungan, kayang dan
kombinasi.” Menurut Prawirasaputra (1993: 1) dalam olahraga gulat terbagi atas 3
(tiga) teknik dasar yaitu: “Teknik serangan, teknik pertahanan, dan teknik counter.
Teknik serangan terbagi dalam beberapa gerakan yaitu: tarikan, dorongan,
angkatan, kaitan, kayang, kombinasi, dan bantingan. Sedangkan teknik
pertahanan terbagi dalam tiga posisi yaitu: posisi pertahanan atas, posisi
pertahanan dalam posisi katak, dan posisi pertahanan dalam posisi telungkup.”
Dengan demikian mengutip dari penjelasan di atas dapat kita ketahui
bahwa teknik gulung termasuk salah satu teknik serangan dan counter attack pada
2
yang baik. Dalam serangan gulat ada yang disebut teknik gulung, teknik gulung
banyak bentuk dan jenisnya, diantaranya gulung dari depan, gulung pada dada,
gulung pada pinggang, gulung pada paha dan gulung pada kaki. Teknik gulung
tersebut dapat dikembangkan menjadi beberapa bagian.
Pada teknik gulung ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap keberhasilan gulung dari depan. Berikut proses pelaksanaan teknik
gulung dari depan adalah 1) Pada teknik gulung dari depan, pegulat terlebih
dahulu menggepit (dalam posisi parterre) dari atas bagian leher lawannya dengan
lengan kanan dan lengan kiri menarik dan menguasai lengan kanan lawan kearah
depan sehingga lawan hilang keseimbangannya ke depan; 2) Kedua lengan,
tangan penyerang berpegang satu sama lain dan kedua lutut diangkat dan
diluruskan; 3) Pegangan dipererat supaya tidak lepas pada waktu berputar ke kiri
dengan menggunakan putaran panggul sambil melakukan kayang; 4) Kepala
mengenai matras dan kaki kiri disilangkan didepan kaki kanan; 5) Akibat kaki kiri
disilang dan diputar panggul sekuatnya sehingga posisi badan terputar sampai
telungkup dan kembali pada posisi awal.
Posisi menggepit lawan dari awal tetap dipertahankan karena bisa
dilakukan gulungan sampai 3 kali dalam satu ronde sehingga nilai yang diperoleh
6 poin. Apabila nilai/poin yang diperoleh kedua pegulat selisih 6 poin maka
pertandingan diberhentikan oleh wasit, berarti pegulat menang muthlak.
Seorang pegulat yang berhasil melakukan gulung dari depan satu kali
dengan sempurna akan mendapatkan poin 2, apabila tidak sempurna namun
berhasil mendapatkan poin 2 untuk lawan dan 1 untuk pegulat yang melakukan
teknik, dan apabila pegulat terhenti sesaat pada waktu menggulung lawan maka
posisi poin yang didapat adalah 2-2.
Berdasarkan pengalaman menjadi atlet dan pengamatan dalam setiap
pertandingan, sering terlihat para pegulat gagal menggunakan gulung dari depan.
Gagalnya seorang pegulat dalam melakukan gulung dari depan disebabkan kurang
baiknya teknik yang dimiliki juga disebabkan faktor kondisi fisik. Untuk dapat
melakukan teknik dengan baik dalam latihan maupun bertanding tentu sangat
3
dengan hal tersebut Harsono (1988: 100) menjelaskan bahwa: “Untuk dapat
meningkatkan keterampilan dan prestasi atlet yang maksimal, ada empat aspek
latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu (1)
latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan mental.”
Komponen kondisi fisik yang dominan harus dimiliki sesuai dengan konsep
permasalahan yang akan diteliti yaitu kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi
panggul. Kekuatan menurut Harsono (1988: 200) adalah “Kemampuan otot untuk
melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap tahanan.”
Kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot lengan untuk melakukan
kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap tahanan. Kekuatan lengan yang
baik akan memberikan pengaruh yang berarti terhadap hasil gulungan, ketika
pegulat menguasai kepala lawannya dengan lengan kanan dan lengan kiri
menguasai lengan kanan lawannya, gerak yang terjadi kuat sehingga lawan tidak
bisa melepaskan diri, hal tersebut bisa dilakukan ketika pegulat mempunyai
kekuatan/strength yang baik. Tidak hanya komponen fisik kekuatan tetapi
fleksibilitas sendi panggul pun dibutuhkan untuk menunjang gerak menggulung
dan memperbaiki sikap tubuh. Pada saat melakukan gulung dari depan,
fleksibilitas sendi panggul diperlukan ketika pegulat yang akan menggulung
memutar tubuhnya dengan cepat.
Fleksibilitas menurut Harsono (1988: 163) adalah “Kemampuan untuk
melakukan gerakan dalam ruang sendi.” Sedangkan fleksibilitas menurut Matjan
(2005: 28) adalah “Tingkat ruang gerak suatu persendian.” Menurut Nurhasan dan
Cholil (2007: 176) adalah ”Kemampuan seseorang untuk menggerakan tubuh dan
bagian bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa
mengalami menimbulkan cedera pada persendian dan otot disekitar persendian
itu.”
Fleksibilitas sendi panggul adalah kemampuan sendi panggul untuk
melakukan gerakan dalam ruang sendi panggul yang seluas-luasnya. Fleksibilitas
sendi panggul mempunyai peranan pada gerak menggulung, pada saat
4
kemudian panggul melakukan gerak rotasi untuk menghasilkan gulung dari depan
yang maksimal.
Dari latar belakang di atas, kedua komponen fisik tersebut diharapkan
dapat meningkatkan kualitas kemampuan teknik gulung dari depan sehingga
pegulat dapat melakukan teknik yang benar dan sempurna dan penulis
mempunyai ketertarikan untuk melakukan penelitian pengaruh kekuatan otot
lengan dan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari
depan pada cabang olahraga gulat.
B. Masalah Penelitian
Dalam upaya mendapatkan temuan-temuan baru sering kali di hadapkan
kepada berbagai macam permasalahan yang muncul dan memerlukan
penyelesaian. Selanjutnya permasalahan ini di angkat ke dalam suatu penelitian
ilmiah supaya mendapatkan jawaban yang tepat atas permasalahan tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1.Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kekuatan otot lengan terhadap
keberhasilan teknik gulung dari depan?
2.Apakah terdapat pengaruh yang signifikan fleksibilitas sendi panggul terhadap
keberhasilan teknik gulung dari depan?
3.Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kekuatan otot lengan dan fleksibilitas
sendipanggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian yang akan diungkap dan dirumuskan
oleh penulis maka dalam penelitian ini tujuan yang akan dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kekuatan otot lengan terhadap
keberhasilan teknik gulung dari depan.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh fleksibilitas sendi panggul
5
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kekuatan otot lengan dan
fleksibilitas sendipanggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan.
D. Manfaat Penelitian
Dalam setiap penelitian atau penulisan seseorang maupun kelompok
diharapkan dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi atlet gulat.
Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai
berikut:
1. Secara teoritis
a. Secara teoritis hasil penelitian ini berguna untuk memberikan informasi ilmiah
dalam bidang olahraga, khususnya olahraga gulat serta ilmu kepelatihan
olahraga pada umumnya.
b. Memberikan informasi ilmiah tentang berbagai macam teknik gulungan,
khususnya teknik gulung dari depan.
c. Memberikan informasi secara teoritis terutama yang berkaitan dengan
pembinaan untuk meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan kekuatan
otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul yang berpengaruh pada keberhasilan
teknik gulung dari depan.
2. Secara praktis
a. Secara praktis hasil penelitian ini dapat direkomendasikan kepada pembina
olahraga atau pelatih khususnya cabang olahraga gulat.
b. Sebagai salah satu bahan informasi, tentang pengaruhkekuatan otot lengan dan
fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan,
sehingga dapat memberikan pola latihan yang sesuai untuk penerapan teknik
gulung dari depan.
c. Sebagai landasan untuk proses pembinaan dalam mencari bibit-bibit atlet gulat
6
E. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas dalam pelaksanaan
dan pada tujuan yang akan dicapai, maka permasalahan dalam penelitian dibatasi
sebagai berikut:
1. Ruang lingkup penelitian hanya ditujukan pada pengaruh kekuatan otot lengan
dan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan.
2. Pengukuran dan pengujian terbatas pada unsur kekuatan otot lengan,
fleksibilitas sendi panggul dan teknik gulung dari depan.
3. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet gulat Jawa Barat.
4. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling
dengan jumlah sampel 14 orang.
5. Teknik yang digunakan adalah teknik gulung dari depan.
F.Penjelasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan mengenai istilah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan. Menurut Harsono (1988: 200) kekuatan adalah “Kemampuan otot
untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap tahanan.”
2. Lengan. Menurut Damiri (1994: 54) lengan adalah “Merupakan alat gerak
yang mempunyai fungsi menarik, mendorong, memindahkan, melempar
benda dan lain sebagainya.”
3. Harsono (1988: 177) memaparkan tentang kekuatan otot lengan yaitu:
Kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi
fisik secara keseluruhan, disebabkan :
- Oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. - Kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi otot/orang
dari kemungkinan cedera.
7
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil suatu pengertian bahwa
inti dari kekuatan lengan adalah kemampuan otot lengan untuk menghasilkan
tegangan terhadap tekanan atau beban.
4. Fleksibilitas. Menurut Harsono (1988: 163) fleksibilitas adalah “Kemampuan
untuk melakukan gerakan dalam ruang sendi.” Feksibilitas juga ditentukan
oleh elastis tidaknya otot-otot tendon dan legamen. Jadi berdasarkan uraian
diatas maka fleksibilitas sendipanggul adalah kemampuan sendi panggul untuk
melakukan gerakan dalam ruang sendi yang seluas-luasnya.
5. Parterre. Menurut Gable (2010: 134) parterre adalah “Kedua pegulat
41
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada dasarnya penelitian merupakan langkah tindak lanjut dari rasa
keingintahuan penulis dalam masalah ilmu pengetahuan. Dengan kata lain
penelitian merupakan kegiatan yang berorientasi mencari pemecahan suatu
permasalahan dengan benar.
Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan
metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian
tersebut. Dalam hal ini metode penelitian sangat penting dalam pelaksanaan,
pengumpulan dan analisis data. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen. Tentang metode eksperimen dijelaskan
oleh Sugiyono (2010: 11) metode eksperimen adalah: “Metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu.”
Metode eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan
tujuan untuk menyelidiki suatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi
dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor
yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah kekuatan otot lengan dan
fleksibilitas sendi panggul sedangkan variabel terikatnya adalah keberhasilan
teknik gulung dari depan pada cabang olahraga gulat.
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui pengaruh kekuatan otot
lengan dan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung pada
cabang olahraga gulat.
B. Populasi dan Sampel
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan sumber data, dan
pada umumnya disebut populasi dan sampel penelitian. Berdasarkan kutipan
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Arikunto, (2010: 173). Maka
42
Sedangkan tentang jumlah sampel penelitian, penulis menggunakan
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010: 124) purposive sampling yaitu:
“Pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Artinya setiap unit/individu
yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan
tertentu. yaitu: 1) Atlet yang sering latihan; 2) Jumlah sampelnya banyak; 3)
Mengikuti latihan dengan sungguh-sungguh; 4) Mengikuti latihan sesuai dengan
program yang sudah diatur. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti mengambil
sampel atlet gulat Jawa Barat 14 orang.
C. Desain Penelitian
Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
suatu penelitian, diperlukan alur yang menjadi pegangan agar penelitian tidak
keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang
diinginkan akan sesuai dengan harapan. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan Pretest-Posttest Group Design. Seperti pola yang dijelaskan
oleh Arikunto (2010:78) sebagai berikut :
Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan
sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen
(O2) disebut post-test. Desain penelitian dapat diliha pada Gambar 3.1
O1 X O2
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber: Arikunto, 2010: 78)
Keterangan :
X = Perlakuan menggunakan bentuk latihan kekuatan otot lengan dan
fleksibilitas sendi panggul
O1 = Tes awal
43
Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis jelaskan dalam Gambar 3.2.
Gambar 3.2
Langkah-Langkah Penelitian (Sumber: Arikunto, 2010: 23)
D.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan harus sesuai dengan pertanyaan penelitian.
Artinya instrumen yang digunakan harus dapat mengukur sesuatu yang ingin
diukur. Tentang hal tersebut oleh Nurhasan dan Cholil (2007: 6) dikatakan bahwa:
“Dengan alat ukur ini kita akan memperoleh data dari suatu objek tertentu, sehingga kita dapat mengungkapkan tentang keadaan objek tersebut secara
objektif .”
Sesuai dengan konsep penelitian yaitu “Pengaruh kekuatan otot lengan
dan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung pada cabang
olahraga gulat.” Maka penulis memakai instrumen push and pull hand
dynamometer untuk mengukur kekuatan lengan, lucky meter test untuk mengukur SAMPEL
TES AWAL
TES AKHIR
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
KESIMPULAN PERLAKUAN
44
fleksibilitas sendi panggul, dan hasil teknik gulung dari depan menggunakan
wasit, stop watch, dan video. Untuk lebih jelasnya penulis menguraikan di bawah
ini, sebagai berikut :
1. Alat ukur kekuatan otot lengan
Untuk mengetahui besarnya kekuatan otot lengan maka digunakan alat
ukur yang dinamakan hand dynamometer. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Tujuan : Mengukur komponen kekuatan otot Lengan
b. Alat : Alat pengukur dynamometer dan alat tulis.
c. Pelaksanaan : Orang coba memegang alat (push and pull hand
dynamometer), berusaha menekan dan menarik alat
dengan kedua tangan bersamaa, kemudian alat
tersebut akan menunjukan berapa besarnya
kemampuan lengan untuk menekan dan mendorong
alat tersebut. Masing-masing diberi tiga kali
kesempatan.
d. Penilaian : Kemampuan daya tarik dan daya dorong yang
dilakukan oleh orang tersebut dari dua kali
kesempatan.
2. Alat ukur fleksibilitas sendi panggul
Tes untuk mengetahui fleksibilitas sendi panggul diberikan tiga kali
kesempatan pada masing-masing orang untuk mengetahui fleksibilitas sendi
panggul sesuai dengan arah teknik gulungan. Maka penulis menggunakan alat
ukur (lucky meter). Alat ukur ini mempunyai reliabilitas tes 0,88 dan validitas tes
0,77. Untuk lebih jelasnya akan di jelaskan di bawah ini :
a. Tujuan : Mengukur komponen Fleksibilitassendipanggul.
b. Alat : Alat pengukur lucky meter, meja datar, alat tulis dan
formulir
c. Pelaksanaan : 1. Orang coba berdiri membelakangi meja datar
45
dengan meja dan alat tersebut. Pasang sabuk dan
bersiap untuk melakukan putaran pinggang.
2. Putar pinggang ke kiri dan kekanan semaksimal
mungkin dengan kedua kaki tetap tidak bergerak,
kemudian lihat titik jangkauan pinggang pada alat
lucky meter.
3. Orang coba diberi dua kali kesempatan.
d. Penilaian : Data yang diambil dari orang coba sebagai data
penelitian dari 2 kali kesempatan adalah hasil putaran
terjauh dari fleksibilitas sendi panggul baik arah ke
kiri maupun ke kanan dengan menggunkan alat lucky
meter, jarak dicatat dalam satuan (cm).
3. Alat ukur teknik gulung dari depan
Tes untuk mengetahui hasil teknik gulung dari depan menggunakan
juri/wasit. Adapun pelaksanaan tes kemampuan teknik gulung dari depan sebagai
berikut :
a. Tujuan : Mengukur teknik gulung dari depan
b. Alat : Matras, peluit, video, stop watch dan alat tulis
c. Pelaksanaan
d. Penilaian :
:
Pegulat melakukan teknik gulung dari depan dinilai
dari kesempurnaan gerakan dengan menggunakan
juri,dan wasit.
Jika gerakan gulung dari depan sempurna maka skor
yang diperoleh adalah 2 poin. Dalam melakukan
teknik gulung dari depan, setiap naracoba diberi
kesempatan masing-masing dua kali percobaan.
4. Pengumpulan data diperoleh dari :
a. Tes awal.
b. Tes akhir.
5. Alat dan perlengkapan :
46
b. Matras
c. Perlengkapan alat tulis
d. Naracoba dan tester
e. Kamera.
f. Peluit
6. Pelaksanaan tes :
a. Untuk tes awal. Dicari kekuatan otot lengan dan fleksibilitas terlebih
dahulu pada sampel,dengan menggunakan alat push and pull hand
dynamometer dan lucky meter. Selanjutnya melakukan tes gulung dari
depan dengan cara setiap sampel berpasangan yang telah ditentukan sesuai
dengan berat badan yang seimbang berada pada tugasnya masing-masing
yaitu sampel bertahan dan sampel yang melakukan teknik gulung dari
depan, dilakukan secara sempurna dengan aba-aba peluit. Keberhasilan
teknik gulung dari depan dihitung saat sampel terbanting dengan sempurna.
Sebagai parameter keberhasilan teknik gulung dari depan penilaian
menggunakan wasit.
b. Setelah dilakukan treatment sampel selanjutnya dilakukan tes akhir untuk
kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul dan tes teknik gulung
dari depan dengan tata cara melakukan tes akhir tidak jauh beda dengan tes
awal. sampel diberi dua kali kesempatan.
E.Pelaksanaan Latihan
Untuk mendapatkan data yang baik dalam penelitian ini, perlu adanya
perencanaan latihan atau program latihan yang menunjang pada keberhasilan
tujuan latihan tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian ini, sampel diberikan bentuk
latihan kekuatan otot lengan dengan menggunakan program weight trainning dan
latihan fleksibilitas sendi panggul.
Untuk mendapatkan hasil atau perkembangan yang positif terhadap
kondisi fisik, teknik dan mental diperlukan proses latihan dalam jangka waktu
tertentu. Dalam penelitian ini penulis membuat jadwal sebanyak 2 kali seminggu
47
(1988:194) menjelaskan bahwa: “Penelitian menunjukan bahwa istirahat yang
dianjurkan sedikitnya adalah 48 jam dan tidak lebih dari 96 jam.”
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latihan yang diberikan
sebaiknya dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu. Hal ini betujuan untuk
membantu para pemain dalam mempertahankan dan meningkatkan komponen
kondisi fisik, teknik dan mental. Dalam penelitian ini penulis melaksanakan
latihan selama 8 minggu dengan 16 kali pertemuan dan dua kali pertemuan
perminggunya yaitu hari senin dan kamis. Dalam penelitian ini penulis melakukan
latihan dua kali seminggu, yaitu :
1. Senin, pukul 16.00 – 18.00 WIB di GOR gulat Pajajaran Bandung.
2. Kamis, pukul 16.00 – 18.00 WIB di GOR gulat Pajajaran Bandung
Pelaksanaan latihan adalah sebagai berikut :
a. Pendahuluan
Sebelum dimulai latihan, penulis memberikan penjelasan tentang tujuan
latihan kondisi fisik, khususnya untuk peningkatan kekuatan otot lengan dan
fleksibilitas panggul yang berpengaruh pada keberhasilan teknik gulung dari
depan.
b. Pemanasan
Sebelum pelaksanaan latihan inti dimulai, terlebih dahulu diberikan latihan
pemanasan agar pada saat melakukan latihan inti tidak terjadi cedera. Sampel
melakukan pemanasan dengan peregangan statis kemudian melakukan peregangan
dinamis yang bertujuan untuk memperbaiki kelentukan agar mengurangi
kemungkinan cedera pada saat latihan, seperti yang dikatakan Harsono (1988:
163): “Perbaikan dalam kelentukan akan dapat: mengurangi kemungkinan
terjadinya cedera pada otot dan sendi, membantu dalam mengembangkan
kecepatan, koordinasi dan kelincahan, membantu memperkembang prestasi,
menghemat pengeluaran tenaga dan membantu memperbaiki sikap tubuh.”
Pemanasan dilaksanakan kurang lebih selama sepuluh menit.
c. Latihan inti
Pada latihan inti ini sampel melakukan latihan kekuatan otot lengan dan
48
latihan yang telah penulis lampirkan. Mengenai cara pemberian volume dan
pembebanan untuk kedua bentuk latihan tersebut, penulis memperhatikan
prinsip-prinsip latihan untuk kekuatan, yaitu:
a) Penulis menekankan pada penggunaan metode set, dengan dilakukan secara
repetisi atau pengulangan. Latihan diselingi istirahat antar set berdasarkan
parameter kekuatan.
b) Beratnya beban adalah berat masing-masing naracoba yang telah dihitung
berdasarkan tes awal.
c) Usaha yang dilakukan harus maksimal, sesuai dengan program latihan yang
telah ditetapkan.
d) Pembebanan latihan menggunakan system step type approach atau system
tangga, yaitu minggu pertama sampai ketiga beban ditambah sesuai dengan
kemampuan naracoba, pada minggu keempat beban diturunkan sehingga sama
dengan minggu kedua. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Harsono
(1988: 105) berikut :
Beban latihan pada tiga tangga (cycle) pertama ditingkatkan secara
bertahap. Pada cycle ke empat beban diturunkan (ini adalah yang disebut
unloading phase), yang maksudnya adalah untuk melakukan regenerasi. Maksud
regenerasi adalah agar atlet dapat mengumpulkan tenaga atau mengakumulasi
cadangan-cadangan fisiologis dan psikologis untuk persiapan beban latihan yang
lebih berat lagi di tangga-tangga ke lima dan enam.
Selanjutnya tentang cycle Harsono (1988: 106) menjelaskan kembali
sebagai berikut : “Setiap tangga disebut mikro-cycle. Sedangkan jumlah setiap tiga tangga disebut makro cycle.” Dari kedua pernyataan di atas, penulis
mengambil kesimpulan bahwa lamanya waktu untuk setiap tangga dalam
penelitian ini adalah satu minggu. Dalam hal ini penulis berpegang pada pendapat
(Harre: 1982) yang dikutip Harsono (1998: 106) mengatakan : “Macro-cycle
adalah suatu siklus latihan jangka panjang yang bisa memakan waktu enam bulan,
satu tahun, sampai beberapa tahun; meso-cycle lamanya antara tiga sampai enam
49
d. Pendinginan
Setelah selesai melaksanakan latihan inti, sampel diinstruksikan untuk
melakukan pendinginan yaitu dengan melemaskan otot-otot. Pada pendinginan
dilakukan dengan gerakan pasif atau PNF (Proprioceptif Neuromuscular
Facilitation).
F. Prosedur Pengolahan Data
Data yang didapat dari hasil tes awal dan akhir masih merupakan data
mentah sehingga diperlukan pengolahan data untuk membakukannya. Data-data
yang telah dibakukan dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan suatu
pengaruh yang berarti melalui data-data tersebut. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan metode statistika yang diambil dari buku “Statistika”
karangan Nurhasan (2007), kemudian penulis menggunakan buku karangan
Suharsimi arikunto (2010) sebagai panduan.
Pengolahan data pada tahap ini tujuannya adalah untuk mengetahui
pengaruh dari variabel bebas yaitu (kekutan otot lengan, fleksibilitas sendi
panggul). Terhadap variabel terkait yaitu (keberhasilan teknik gulung). Setelah
data tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan
menganalisis data tersebut secara statistik dengan menggunakan uji
Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel, dengan menggunakan
pendekatan Nurhasan (2007:
4):
Keterangan :
X = Nilai rata-rata yang dicari
X = Skor yang didapat
n = Jumlah orang/peristiwa/responden
n X
50
∑ = Menyatakan jumlah
2. Menghitung simpangan baku, dengan pendekatan Nurhasan (2007: 10):
S = Nilai simpangan baku yang dicari
N = Jumlah orang
2X
X = Jumlah dari nilai rata-rata dikurangi skor yang dikuadratkan
3. Menguji homogenitas, pendekatan yang digunakan menurut Nurhasan (2007:
49) adalah sebagai berikut:
kedua kelompok dikatakan heterogen apabila F hitung > F tabel .
4. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji kenormalan Lilliefors.
Prosedur yang digunakan menurut Nurhasan (2007:38-39) adalah:
a. Hitung nillai rata-rata
X dan simpangan baku (S).b. Hitung nilai Zi masing-masing skor yang didapat dengan pendekatan :
51
d. Selanjutnya dihitung proporsi S (Zi) dengan pendekatan urutan skor dibagi
jumlah keseluruhan.
f. Hasil selisih tersebut ambil harga yang terbesar (Lo).
g. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai
kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih. Kriteria
penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah: hipotesis diterima apabila
Lo < L tabel dan hipotesis ditolak apabila Lo > L tabel.
5. Uji signifikansi perbedaan dua rata-rata satu pihak
Uji t Rumus :
Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
Terima hipotesis jika thitung t - 0,05 Tolak hipotesis jika thitung t1 - 0,05
Batas kritis penolakan dan penerimaan Hipotesis
Dk = n1 + n2– 2 1 -
= 7+ 7 – 2 1- (0,05)
52
G.Hipotesis Statistik
Untuk menguji hipotesis nol (Ho), hipotesis statistic digunakan sebagai
berikut :
: Tidak terdapat pengaruh yang positif antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan teknik gulung dari depan pada
cabang olahraga gulat.
:Terdapat pengaruh yang positif antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan teknik gulung dari depan pada cabang
olahraga gulat.
:Tidak terdapat pengaruh yang positif antara fleksibilitas sendi panggul dengan kemampuan teknik gulung dari depan pada
cabang olahraga gulat.
: Terdapat pengaruh yang positif antara fleksibilitas sendi panggul dengan kemampuan teknik gulung dari depan pada
cabang olahraga gulat.
: Tidak terdapat pengaruh yang positif antara kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan
teknik gulung dari depan pada cabang olahraga gulat.
: Terdapat pengaruh yang positif antara kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul terhadap keberhasilan teknik
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian mengenai penerapan kekuatan otot
lengan dan flexibilitas terhadap peningkatan hasil gulungan pada cabang olahraga
gulat, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan kekuatan lengan terhadap keberhasilan
teknik gulung dari depan pada cabang olahraga gulat.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan fleksibilitas sendi panggul terhadap
keberhasilan teknik gulung dari depan pada cabang olahraga gulat.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan kekuatan otot lengan dan fleksibilitas
sendi panggul terhadap keberhasilan teknik gulung dari depan pada cabang
olahraga gulat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat penulis
kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagi para pelatih atau Pembina cabang olahraga gulat hendaknya, harus
memperhatikan unsur-unsur kondisi fisik yang sesuai untuk meningkatkan
kualitas dari teknik-teknik yang ada pada cabang olahraga gulat, sesuai dengan
analisa gerakan tersebut ada kesesuaian sehingga menghasilkan gerakan yang
maksimal, seperti kekuatan otot lengan dan fleksibilitas sendi panggul
merupakan komponen kondisi fisik yang dapat mendukung tercapainya teknik
gulung dari depan pada cabang olahraga gulat. Selain faktor kondisi fisik,
sebaiknya pelatih juga memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti takti,
teknik, mental sehingga atlet akan benar-benar matang.
2. Bagi para atlet gulat penulis menyarankan untuk melatih kekuatan otot lengan
62
gulung dari depan yang baik, dan meningkatkan kondisi fisik lainnya untuk
mendukung teknik gulung dari depan pada cabang olahraga gulat.
3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian sebaiknya meneliti
komponen kondisi fisik yang lainnya sehingga terlihat bahwa suatu teknik itu
harus didukung oleh beberapa kondisi fisik.
4. Bagi klub gulat penulis menyarankan untuk lebih menspesifikasi pada salah
satu teknik untuk dikuasai oleh atletnya, sehingga atlet mempunyai teknik
yang dapat menjadi andalan pada saat bertanding. Lebih baiknya lagi klub
mengadakan turnamen rutin untuk memantau kemampuanteknik yang dimiliki
atlet, khususnya teknik gulung dari depan.
5. Bagi pemerhati olahraga penulis menyarankan untuk lebih memperhatikan
sarana dan prasarana dilapangan, serta kesejahteraan dan pembinaan yang baik
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S. (2010). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bompa. T.O. (1999). Perioduzation Training For Sport. USA
Damiri, A. (1994). Anatomi manusia. Diktat Fakultas penddikan Olahraga dan
kesehatan.UPI Bandung
Delavier. (2006). Muscular Anathomy.USA.
Departemen Pendidikan Nasional (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
bahasa edisi keempat . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Erawan. B. (2008). Modul Kuliah Gulat. Bandung : FPOK UPI
Gble. D. (1999). Coaching Wrestling Succsesfully. USA.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek psikologis dalam coaching. Jakarta :
CV. Tambak Kusuma.
Lutan. R. (2007). Modul Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. FPOK UPI
Matjan, B. (2005). Olahraga dan Cedera. FPOK UPI. : Bandung
Mysnyk. M. (1994). Winning Wrestling Moves. USA.
Nurhasan. (2007). Model Tes dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI
Persunay. P.L. (2006). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Provinsi
Se-Indonesia. Bandung : FPOK UPI
64
Prawira Saputra. S. (1993). Bentuk-bentuk Latihan Teknik dan Kondisi Fisik
Olahraga Gulat. Bandung. PGSI
Prawira Saputra. S. (1996). Bentuk-bentuk Latihan Teknik dan Kondisi Fisik
Olahraga Gulat. Bandung. PGSI
Prawira Saputra. S. (2010). Olahraga Gulat (bagi pemula dan anak-anak). Bandung.
PGSI
Satriya. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung : FPOK UPI
Siswanto. O. (2010). Peraturan Gulat Internasional. PGSI : Jakarta
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI
Bandung.
(2009).Back-Extension.http://budibuilding.blogspot.com. 20 Agustus 2013
(2012). Tips Olahraga Yang Benar. http://tipsolahragabenar.blogspot.com. 20
Agustus 2013
65
DAFTAR PUSTAKA
(SUMBER LAIN)
http://tipsolahragabenar.blogspot.com/2012/04/tips-push-up-sit-up-back-up-dan-pull-up.html
http://budibuilding.blogspot.com/2009/10/back-extension.html