SMK AL-HUDA SARIWANGI TASIKMALAYA
TESIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan
Oleh :
Siti Aminah Solihati 1201040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA
Terhadap Mutu Proses Praktek Kerja Industri dan Sikap Kewirausahaan Siswa SMK Al-Huda Sariwangi Tasikmalaya
Oleh
Siti Aminah Solihati S.E UNSIL Tasikmalaya, 2004
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan
© Siti Aminah Solihati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DAFTAR ISI
ABSTRAK
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ...xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 10
A. Kompetensi Guru Pembimbing Prakerin ... 10
1. Pengertian Kompetensi Guru ... 10
2. Jenis-Jenis dan Aspek Kompetensi Guru ... 11
a. Kompetensi Pedagogik ... 11
b. Kompetensi Profesional ... 15
c. Kompetensi Kepribadian ... 17
d. Kompetensi Sosial ... 18
B. Mutu Proses Praktek Kerja Industri (Prakerin) ... 19
1. Konsep Mutu Pembelajaran ... 19
2. Pengertian dan Tujuan Prakerin ... 21
3. Tahap Pelaksanaan Prakerin ... 25
C. Sikap Kewirausahaan ... 26
1. Konsep Tentang Sikap ... 26
2. Konsep Dasar Kewirausahaan ... 28
D. Penelitian Terdahulu ... 34
E. Kerangka Pemikiran ... 35
Siti Aminah Solihati, 2014
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
A. Objek Penelitian ... 39
B. Metode Penelitian ... 39
1. Metode Penelitian ... 39
2. Desain Penelitian ... 40
C. Operasional Variabel ... 40
D. Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data ... 42
1. Sumber Data ... 42
2. Teknik Pengumpulan Data ... 43
E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 44
1. Populasi ... 44
2. Sampel ... 45
F. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian ... 47
G. Pengujian Instrumen ... 47
1. Validitas Butir Soal ... 47
2. Reliabilitas Butir Soal ... 49
3. Daya Pembeda ... 50
4. Tingkat Kesukaran ... 51
H. Teknik Analisis Data ... 52
1. Perhitungan Skor Tes ... 53
2. Perhitungan Skor Rata-Rata ... 54
3. Uji Persyaratan Analisis Data ... 54
a. Uji Normalitas ... 54
b. Uji Multikolinearitas ... 55
c. Uji Heteroskedostisitas... 56
d. Uji Linieritas ... 56
4. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 58
I. Rancangan Pengujian Hipotesis ... 60
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 64
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 64
a. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64
b. Komposisi Responden berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 65
c. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Tempat Prakerin ... 66
d. Komposisi Responden Berdasarkan Daerah Tempat Prakerin ... 66
2. Deskripsi Variabel Hasil Penelitian ... 67
a. Kompetensi Profesional (X1) ... 67
b. Kompetensi Pedagogik (X2) ... 71
c. Mutu Proses Praktek Kerja Industri (Y) ... 75
d. Sikap Kewirausahaan (Y) ... 78
3. Pengujian Hipotesis ... 81
a. Pengaruh Kompetensi Profesional Terhadap Mutu Proses Prakerin. 81 b. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Terhadap Mutu Proses Prakerin.. ... 83
c. Pengaruh Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogik Terhadap Mutu Proses Praktek Kerja Industri Dan Sikap Kewirausahaan ... 83
B. Pembahasan ... 90
1. Gambaran Kompetensi Profesional Pembimbing di Dunia Usaha / Dunia Industri (DUDI) ... 90
2. Gambaran Kompetensi Pedagogik Pembimbing di Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI) ... 92
3. Gambaran Mutu Proses Praktek Kerja Industri (Prakerin)... 94
4. Gambaran Sikap Kewirausah Siswa SMK ... 95
5. Gambaran Kompetensi Profesional Pembimbing dan Kompetensi Pedagogik Pembimbing di Dunia Usaha/Dunia Industri terhadap Mutu Proses Prakerin ... 96
6. Gambaran Kompetensi Profesional Pembimbing dan Kompetensi Pedagogik Pembimbing di Dunia Usaha/Dunia Industri terhadap Mutu Proses Prakerin dan Sikap Kewirausahaan... 99
7. Matrik Hasil Penelitian ... 101
Siti Aminah Solihati, 2014
A. Kesimpulan ... 102
B. Implikasi ... 103
C. Rekomendasi ... 104
DAFTAR PUSTAKA ... 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keadaan Alumni Smk Al-Huda Sariwangi Tasikmalaya………... 6
Tabel 3.1 Operasional Variabel………... 42
Tabel 3.2 Skor Item Pernyataan... 44
Tabel 3.3 Jumlah Responden………... 45
Tabel 3.4 Jenis Data dan Sumber Data... 47
Tabel 3.5 Kriteria Validitas Item…... 48
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen... 48
Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14 Tabel 3.15 Tabel 3.16 Tabel 3.17 Tabel 4.1 Tabel 4.2
Klasifikasi Reliabiltas………... Hasil Perhitungan Reliabilitas...
Klasifikasi Daya Pembeda...
Hasil Daya Pembeda Instrumen...
Indeks Tingkat Kesukaran...
Hasil Tingkat Kesukaran Instrumen... Kriteria Persentase Skor……… Rekapitulasi Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov………
Multikolineritas Variabel X1, X2 dan Y...
Rekapitulasi Hasil Uji Heteroskedostisitas... Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas……... Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Jenis Tempat Prakerin…... Daerah Pemetaan Tempat Praktek Kerja Industri…... Perhitungan Skor Jawaban Variabel X1……… Tingkat Kompetensi Profesional... Perhitungan Skor Jawaban Variabel X2………. Tingkat Kompetensi Pedagogik... Perhitungan Skor Jawaban Variabel Y………... Tingkat Mutu Proses Praktek Kerja Industri (Prakerin)... Perhitungan Skor Jawaban Variabel Z……… Tingkat Sikap Kewirausahaan...
Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, Pengaruh
Total Tentang Pengaruh Kompetensi Profesional (X1) dan Kompetensi
Pedagogik (X2) Terhadap Mutu Proses Prakerin dan Sikap Kewirausahaan (Z)……… Matrik Hasil Penelitian……….
66
67
68
71
72
75
76
78
79
81
89
Siti Aminah Solihati, 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran………... 37
Gambar 3.1 Model Diagram Jalur Lengkap Hubungan Struktur X1, X2 dan Y
terhadap Z Model-1..……….. 60
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Hubungan Struktur X1, X2 terhadap Y Model-2.. …..…..…….. Persentase Dsitribusi Skor Jawaban Variabel X1………... Gambaran Variabel X1 dan Capaian aspek-aspeknya……… Persentase Dsitribusi Skor Jawaban Variabel X2………... Gambaran Variabel X2 dan Capaian aspek-aspeknya……… Persentase Dsitribusi Skor Jawaban Variabel Y..………... Gambaran Variabel Y dan Capaian aspek-aspeknya……….. Persentase Dsitribusi Skor Jawaban Variabel Z………... Gambaran Variabel Z dan Capaian aspek-aspeknya……….. Hubungan Jalur X1, X2,Y dan Z……….…..……….
61
69
70
73
74
77
77
80
80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tingkat Kesukaran (TK) dan Tingkat Pembeda (DP)
Lampiran 2 Reliability Statistics
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Validitas
Uji Normalitas
Uji Multikolinieritas dan Uji Heteroskedostisitas
Uji Linieritas
Uji Analisis Jalur
Uji Analisis Jalur
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah
masyarakat. Melalui pendidikan, kemajuan dari suatu individu bahkan masyarakat
dapat tercapai. Pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan teknologi untuk
menciptakan berbagai hal yang berguna untuk masyarakat. Konteks perkembangan
dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia dewasa ini, daya saing
bangsa tergantung pada pengetahuan dan keterampilan tenaga kerjanya dan untuk
membuat tenaga kerja berpengetahuan serta berketerampilan tergantung pada
kualitas pendidikan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan satuan pendidikan kejuruan
yang bertujuan menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil dan
mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.
Perkembangan teknologi yang sudah semakin maju, menuntut lulusan SMK harus
terampil dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Prinsip bahwa
tempat kerja sebagai tempat terbaik untuk pembelajaran kejuruan yang relevan tidak
bisa diabaikan, kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang secara
nyata dilaksanakan melalui penyelenggaraan pendidikan sistem ganda (PSG), yang
diwujudkan dalam bentuk praktek kerja industri (Prakerin).
Praktek kerja industri merupakan suatu kegiatan belajar yang diikuti oleh siswa
SMK sebagai wahana memantapkan hasil belajar sekaligus memberikan kesempatan
memahami dan mendalami kemampuan hasil tersebut dalam keadaaan dan situasi
kerja yang sesungguhnya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997, hlm. 7)
mengemukakan definisi praktek kerja industri sebagai berikut:
Definisi diatas mengandung arti bahwa praktek kerja industri merupakan
sekolah antara program keahlian di dunia usaha dan dunia industri dengan cara siswa
melaksanakan praktek langsung di perusahaan-perusahaan dengan tujuan untuk
meningkatkan kemahiran dan keahlian peserta didik sesuai dengan bidang
kejuruannya. Pendidikan berbasis ganda sesuai kebijakan link and match,
mengharapkan agar kompetensi pendidikan kejuruan dilaksanakan di dua tempat.
Sebagian kompetensi pendidikan dilaksanakan di sekolah, yaitu teori dan praktik
dasar kejuruan dan sebagian lainnya dilaksanakan di dunia kerja, yaitu keterampilan
produktif yang diperoleh melalui prinsip learning by doing.
Kegiatan praktek industri terbagi menjadi tiga tahap, yaitu; tahap persiapan,
tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi (Djojonegoro, 1998, hlm. 112). Pelaksanaan
Prakerin dan pencapaian tujuannya tidak lepas dari keberadaan guru di sekolah dan
instruktur dari dunia usaha / dunia industri (DU/DI). Peran guru sebagai pelaksana
perubahan sekaligus pelaksana pembelajaran pada tingkat kelas diharapkan dapat
terealisasikan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pembelajaran prakerin.
Depdiknas (2005, hlm. 50) menjelaskan bahwa pembinaan keterampilan dan
pengetahuan siswa merupakan tanggungjawab guru pembimbing. Guru dan
instruktur diharapkan bisa sinergi dalam penyelenggaraan prakerin dalam
membimbing, mengarahkan, melatih, memotivasi maupun melakukan evaluasi.
Kerjasama yang sinkron dan dinamis antara guru sebagai pelaksana pembelajaran di
sekolah dan instruktur sebagai pelaksana prakerin di dunia usaha / dunia industri
akan menentukan mutu proses prakerin.
Kemampuan guru dan instruktur tetap memegang peranan kunci, oleh sebab itu
program Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) akan dilaksanakan dengan kegiatan
pokok peningkatan mutu dan relevansi, diantaranya melalui peningkatan mutu
(Depdikbud, 1997, hlm. 19). Kemampuan guru dan instruktur dalam membimbing
siswa prakerin ini banyak dipengaruhi berbagai aspek, seperti pengetahuan,
pengalaman, minat, sikap, persepsi, wawasan latar belakang pendidikan dan faktor
lingkungan lainnya.
Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan nilai dan
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Sukmadinata
diantaranya, (1) kompetensi dasar, (2) kompetensi umum, (3) kompetensi akademik,
(4) kompetensi vocational dan (5) kompetensi profesional .
Pencapaian kompetensi sangat dominan ditentukan oleh model pembelajaran
yang dipergunakan, metode pembelajaran yang dipergunakan, media pembelajaran,
kelengkapan sarana prasarana, kualitas interaksi antara guru dan peserta didik pada
proses pembelajaran, kondisi sosial ekonomi, kondisi sekolah, lingkungan
masyarakat, peran serta orang tua, standar mutu pelayanan, kebijakan pemerintah,
dan stake holder. Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey)
bagi para siswanya dalam upaya mencapai kompetensi (Mulyasa, 2006, hlm. 40).
Sebagai pembimbing seorang guru harus mempunyai kompetensi (1)
mengidentifikasi kondisi dan kebutuhan siswa, (2) merencanakan dan mengelola
partisipasi siswa dalam pembelajaran baik fisik maupun mental, (3) merencanakan
dan memberikan pembelajaran bermakna bagi kehidupan siswa, dan (4)
merencanakan dan melaksanakan penilaian pembelajaran.
Guru dan instruktur adalah fasilitator pembelajaran prakerin, berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional (Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun
2005, tentang Guru dan Dosen; pasal 4), bertugas menyelenggarakan kegiatan
mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola pembelajaran atau
memberikan pelayanan teknis sesuai dengan standar proses pembelajaran prakerin.
Kompetensi guru yang meliputi; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, dalam aplikasinya untuk dapat
menyajikan layanan pembelajaran yang sesuai dengan standar dan dinamika
pelaksanaan pembelajaran prakerin.
Guru yang profesional sebagaimana yang telah diutarakan Surya (2003, hlm.
138) kompetensi profesional merupakan kepakaran atau keahlian dalam bidangnya
yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung
jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Guru yang
memiliki kompetensi profesional keberhasilannya tidak akan sempurna apabila tidak
disertai dengan kompetensi pedagogik. Sebagaimana yang dinyatakan Anwar (2004,
hlm. 9) kompetensi pedagogik merupakan “kompetensi pengelolaan pembelajaran”.
belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar
mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian. Jadi guru tidak hanya menjadi
pengajar yang profesional, tapi bisa dikatakan sebagai pendidik yang profesional,
karena tidak hanya mementingkan ketepatan metode, bertanggungjawab dengan
pekerjaannya saja tapi juga mengarahkan dan memantau ketika proses pembelajaran
berlangsung dan ketika diluar proses pembelajaran.
Sehubungan dengan kemampuan guru dalam prakerin, dalam pelaksanaan
prakerin guru harus memiliki kompetensi profesional dalam prakerin adalah sebagai
berikut:
1. Mampu mengorganisasikan program pembelajaran di SMK yang kondusif
2. Mampu memberi inovasi dan motivasi kerja kepada siswa
3. Mampu menguasai keahlian baik secara teknik maupun secara teoritis
4. Mampu menguasai emosi sehingga menjadi suri teladan oleh siswa dan kawan
seprofesi
5. Mampu berkomunikasi dan berjiwa entrepreneurship.
Pelaksanaan prakerin memerlukan perencanaan secara tepat oleh pihak sekolah
dan pihak industri, agar dapat terselenggara dengan baik, efektif dan efisien. SMK
Al-Huda dalam memenuhi kebutuhan prakerin masih menemui beberapa kendala
untuk melakukan perencanaan prakerin, diantaranya pada awalnya pihak
administrasi prakerin kesulitan dalam mengolah data prakerin untuk menentukan
jadwal prakerin dan tempat prakerin yang sesuai dengan kriteria siswa dan
kualifikasi dari perusahaan. Berbagai keterbatasan yang dimiliki baik oleh pihak
sekolah maupun siswa dapat menimbulkan ketidaksesuaian antara tempat prakerin
dengan bidang keahlian siswa. Perbedaan yang mendasar antara sistem nilai yang
berlaku di sekolah dengan yang berlaku di dunia kerja menuntut sekolah untuk
benar-benar mempersiapkan siswanya sebelum masuk dunia kerja. Persiapan
tersebut meliputi pengetahuan kerja, keterampilan kerja, sikap/budaya kerja, dan
informasi tentang kebutuhan industri pasangannya tentang kemampuan dasar kerja
yang harus dikuasai siswa sebelum diterjunkan dalam praktik di dunia kerja.
Guru pembimbing prakerin yang ditugaskan untuk memonitoring / memantau
tetapi dari guru non produktif bisa menjadi guru pembimbing prakerin. Pihak DU/DI
kurang memahami bahwa peran SMK dengan adanya berbagai program keahlian,
dapat memberikan pemahaman pentingnya suatu program keahlian tertentu yang
dapat membantu dalam bidang pekerjaan di tempat DU/DI yang bersangkutan.
Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan secara langsung saat siswa melakukan
aktifitas belajar dan secara tidak langsung melalui bukti hasil belajar melalui sikap
dan perilaku siswa selama berada di tempat prakerin sesuai dengan kriteria kinerja
berupa prestasi kerja, kehadiran dan disiplin, inisiatif dan kreatifitas (kemauan
belajar), kerjasama, tanggung Jawab, sikap.
Kegiatan prakerin secara tidak langsung akan memberikan siswa pengalaman
dalam dunia kerja, siswa diajarkan untuk bekerja dengan kemampuan sendiri
sehingga mereka mendapatkan hasil yang sesuai dengan kemampuannya.
Pengalaman bekerja yang diperoleh ini diharapkan akan menumbuhkan sikap siswa
untuk bekerja sendiri dengan cara berwirausaha. Karakteristik individu meliputi
berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat kepribadian dan sikap yang saling
berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi dengan faktor-faktor
lingkungan dalam menentukan perilaku. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar
dalam menentukan perilaku bahkan kadang-kadang kekuatannya lebih besar
daripada karakteristik individu. Hal inilah yang menjadikan prediksi perilaku lebih
kompleks. (Azwar, 2008, hlm. 11). Konsep dasar tersebut mengungkapkan bahwa
perilaku individu pada dasarnya dilandasi oleh proses-proses psikis pada diri
individu atau organisme di dalam lingkungan tertentu.
Winardi (2007, hlm. 197) mengemukakan tiga variabel yang mempengaruhi
perilaku individu, yaitu variabel individual meliputi kemampuan-kemampuan,
keterampilan-keterampilan, mental, latar belakang keluarga, kelas sosial,
pengalaman-pengalaman dan demografik. Kemampuan, keterampilan dan mental
yang dimiliki oleh seseorang dapat dibentuk melalui pendidikan/pembelajaran, baik
di lingkungan keluarga, masyarakat maupun lembaga sekolah. Variabel psikologikal,
meliputi persepsi, sikap, motivasi. Variabel keorganisasian, meliputi sumber-sumber
daya, kepemimpinan, imbalan-imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Lebih lanjut,
Dengan demikian bahwa perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh sikap
kewirausahaan.
Masalah kewirausahaan saat ini menjadi penting, jika ditelusuri dari siswa yang
telah melaksanakan praktek kerja industri di SMK Al-Huda Sariwangi Tasikmalaya
dapat dilihat bahwa sikap kewirausahaan sangat rendah, hal ini terlihat dari dari data
berikut :
Tabel 1. 1
Keadaan Alumni Smk Al-Huda Sariwangi Tasikmalaya
No Program Keahlian
Tahun 2010/2011 Tahun 2011/2012 Tahun 2012/2013
B M W B M W B M W
1 TKJ
(Teknik Komputer Jaringan)
43 13 8 47 13 8 48 10 31
2 RPL
(Rekayasa Perangkat Lunak)
56 4 10 41 9 10 29 - 2
3 TSM
(Teknik Sepeda Motor)
- - - 40 7 - 37 2 10
4 Administrasi Perkantoran - - - 23 2 1 19 1 1
Jumlah 99 17 18 151 31 19 133 13 44
Sumber data: Rekapitulasi siswa SMK Al-Huda Sariwangi Tasikmalaya yang bekerja,
melanjutkan dan berwirausaha.
Keterangan: B = Bekerja
M = Melanjutkan
W = Wirausaha
Berdasarkan data tersebut dapat dibuktikan bahwa sikap berwirausaha siswa
Smk Al-Huda masih rendah dalam 3 tahun periode tamatan sejumlah 525 siswa,
hanya 81 siswa yang berwirausaha.
SMK AL-Huda Tasikmalaya sebagai lembaga penanggungjawab dan
penyelenggara pendidikan mempunyai peranan penting dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut semakin lama
mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Peningkatan pelayanan harus diimbangi
dengan meningkatnya mutu pelayanan dari pendidikan dan tenaga pendidikan.
SMK sebagai lembaga pendidikan yang menyiapkan tenaga kerja tidak hanya
memfokuskan pada penyiapan tenaga kerja untuk mengisi lapangan pekerjaan di
industri, dan harus siap mengisi lapangan pekerjaan pada sektor informal bahkan
harus siap bila harus membuka usaha sendiri atau lapangan kerja bagi dirinya dan
bagi orang lain. Sektor informal adalah lapangan pekerjaan yang memerlukan
ketangguhan dalam persaingan baik kompetensi disiplin ilmunya maupun
kompetensi bidang keahlian tertentu. Kegiatan pembelajaran baik di sekolah maupun
di luar sekolah sebagai pusat kegiatan yang dapat dijadikan sebagai sarana berlatih
dalam menyiapkan dari kemandirian atau kewirausahaan. Suherman (2008, hlm. 10), mengemukakan bahwa “kewirausahaan adalah sikap dan perilaku wirausaha. Wirausaha adalah orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil risiko, dan berorientasi laba”. Perilaku kewirausahaan tidak hanya mutlak harus dimiliki oleh orang- orang yang telah memasuki dunia usaha saja atau timbul ketika seseorang
telah menjadi pengusaha. Karena hal ini ada pada setiap orang yang memiliki
perilaku inovatif dan kreatif serta menyukai perubahan. Seperti yang dikemukakan
oleh Suryana:
‘Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan usahawan atau wiraswasta. Pandangan itu tidaklah tepat karena jiwa dan sikap kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimiliki usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai, pemerintah, mahasiswa, guru dan pimpinan organisasi’. (Suryana, 2003, hlm.1).
Sekolah kejuruan dapat mengembangkan pengajaran yang mempersiapkan
manusia-manusia wirausaha, diperlukan adanya pula sinergi, kerjasama yang efektif
dan efisien antara sekolah, keluarga, masyarakat pemakai industri tenaga kerja, dan
dunia ekonomi pada umumnya. Sinergi ini diharapkan terus menerus tumbuh dan
berkembang dengan memiliki dasar mengembang ide dan meraih peluang
sebanyak-banyaknya. Untuk menjadi seorang wirausahawan harus memiliki sikap mental
perolehan hasil pendidikan formal juga membantu, tetapi penelitian Schriciber,
keberhasilan seseorang yang ditentukan oleh pendidikan formal hanya 15% dan
selebihnya 85% ditentukan oleh sikap mental atau kepribadian. (Alma, 2007, hlm.
18 )
Dalam hal ini, sikap kewirausahaan tidak harus dimiliki oleh seorang pengusaha
saja. Namun, alangkah lebih baik jika sikap kewirausahaan dimiliki oleh siapa saja
untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Berpedoman pada uraian di atas, perlu diadakan penelitian lebih lanjut
mengenai:
‘Pengaruh Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogik Pembimbing Terhadap Mutu Proses Praktek Kerja Industri dan Sikap Kewirausahaan SMK Al-Huda Sariwangi Tasikmalaya’.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh kompetensi profesional pembimbing terhadap mutu
proses prakerin SMK Al-Huda Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya?
2. Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik pembimbing terhadap mutu proses
prakerin SMK Al-Huda Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya?
3. Bagaimana pengaruh kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik
pembimbing terhadap mutu proses prakerin SMK Al-Huda Sariwangi
Kabupaten Tasikmalaya?
4. Bagaimana pengaruh kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik
pembimbing terhadap sikap kewirausahaan siswa SMK Al-Huda Sariwangi
Kabupaten Tasikmalaya?
5. Bagaimana pengaruh mutu proses prakerin terhadap sikap kewirausahaan siswa
SMK Al-Huda Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional pembimbing terhadap
mutu proses prakerin SMK Al-Huda Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya
2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik pembimbing terhadap
mutu proses prakerin SMK Al-Huda Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional dan kompetensi
pedagogik pembimbing terhadap mutu proses prakerin SMK Al-Huda
Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya
4. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional dan kompetensi
pedagogik pembimbing terhadap sikap kewirausahaan siswa SMK Al-Huda
Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya.
5. Untuk mengetahui pengaruh mutu proses prakerin terhadap sikap
kewirausahaan siswa SMK Al-Huda Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini dapat dilihat secara teoritis maupun
empiris. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai
pengaruh kompetensi profesional dan pedagogik terhadap mutu proses praktek
kerja industri dan sikap kewirausahaan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah :
a. Penelitian ini dapat memberikan informasi bermanfaat untuk pengambilan
kebijakan bagi lembaga pendidikan dan pemerintah dalam meningkatkan mutu
proses praktek kerja industri siswa SMK.
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian
c. Penelitian ini dapat dijadikan tambahan rujukan bagi guru pembimbing di
sekolah maupun di Dunia Usaha/Dunia Industri untuk meningkatkan
bimbingannya dalam proses kegiatan praktek kerja industri.
d. Penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan khususnya bagi pihak
sekolah dalam mempersiapkan proses kegiatan prakerin dengan adanya proses
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh kompetensi profesional dan
kompetensi pedagogik pembimbing terhadap mutu proses prakerin dan sikap
kewirausahaan siswa SMK Al-Huda Sariwangi Tasikmalaya. Adapun subjek
penelitian sebagai variabel eksogen adalah kompetensi profesional (X1) dan
kompetensi pedagogik pembimbing (X2). Sementara variabel endogen yang terdiri
dari variabel antara/intervening (Y) adalah mutu proses prakerin, serta variabel
dependen (Z) yaitu sikap kewirausahaan. Adapun yang menjadi responden dalam
penelitian ini adalah instruktur (pembimbing dari dunia usaha/dunia industri) dan
siswa SMK Al-Huda Sariwangi Tasikmalaya yang telah melaksanakan kegiatan
prakerin.
B.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Menurut Arikunto
(2010, hlm. 10) :
Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai dengan table, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.
Penelitian deskriptif menurut Travers, metode deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan
dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Umar, 2001, hlm.
29). Melalui ini data-data dikumpulkan dari sumber data primer dan sekunder
dimana data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel
deskriptif disini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai objek
yang sedang diteliti.
Penelitian verifikatif adalah pengujian kebenaran dari hipotesis yang ada
melalui pengumpulan data di lapangan dimana dalam penelitian ini akan diuji
seberapa besar pengaruh kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik
terhadap mutu proses prakerin dan sikap kewirausahaan yang merupakan hasil
studi responden yaitu instruktur (pembimbing dari dunia usaha/dunia industri)
dan siswa Smk Al-Huda Sariwangi Tasikmalaya yang telah melaksanakan
kegiatan prakerin.
Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan
verifikatif, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey explanatory. Menurut Malhotra (2005, hlm.196), “ metode survey adalah kuesioner yang terstruktur yang diberikan kepada responden yang dirancang untuk mendapatkan informasi spesifik”.
2. Desain Penelitian
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini,
maka disusun desain penelitian. Istijanto (2005, hlm. 29) mengungkapkan
bahwa desain riset dapat dibagi menjadi tiga macam. Pertama, riset eksplanatori
yaitu desain riset yang digunakan untuk mengetahui permasalahan dasar.
Kedua, riset deskriptif yaitu desain riset yang digunakan untuk menggambarkan
sesuatu, dan ketiga, riset kausal yaitu untuk menguji hubungan sebab akibat.
Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini, maka desain penelitian yang
digunakan adalah riset kausal, karena akan membuktikan hubungan sebab
akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel
yang diteliti.
C. Operasional Variabel
Variabel yang dikaji dalam penelitian meliputi kompetensi profesional
dan kompetensi pedagogik pembimbing sebagai variabel eksogen (X1 dan X2),
sikap kewirausahaan sebagai variabel dependen (Z). Secara lebih rinci
operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi Profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan.
2. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
3. Mutu adalah kesesuaian fungsi dengan tujuan, kesesuaian dengan spesifikasi dan standar yang ditentukan, sesuai dengan kegunaannya, produk yang
memuaskan pelanggan, sifat dan karakteristik produk atau jasa yang
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Mutu pembelajaran secara sederhana dapat diartikan dengan kualitas
ataupun keunggulan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru,
ditandai dengan kualitas lulusan atau output institusi pendidikan atau
sekolah.
Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah sistem pembelajaran yang
dilakukan di luar proses belajar mengajar dan dilaksanakan di instansi atau
industri.
Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa mutu proses prakerin merupakan
kualitas proses pelaksanaan prakerin yang dilaksanakan oleh guru
pembimbing sekolah dan pembimbing dunia usaha/dunia dengan institusi
pendidikan sebagai kualitas. Proses pembelajaran prakerin bermutu dalam
artian sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan sesuai dengan
kebutuhan dunia usaha/dunia industri, sehingga pencapaian mutu dalam
proses prakerin dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang berlaku
dalam kepuasan dari pihak internal (SMK) serta eksternal (Dunia
4. Sikap Kewirausahaan adalah Kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Kompetensi
Profesional
a. Mampu menguasai bahan ajar teknik komputer dan informatika
b. Mampu mengelola program pengajaran teknik komputer dan informatika
c. Mampu mengelola kelompok kerja teknik komputer dan informatika
d. Mampu menggunakan media dan sumber belajar bidang teknik komputer dan informatika
e. Mampu menilai prestasi siswa secara objektif f. Mampu mengenal fungsi dan program pelayanan
bimbingan dan konseling
g. Mampu mengenal dan menyelenggarakan administrasi
h. Mampu memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan.
Diukur
melalui tes
Kompetensi
Pedagogik
a.Mampu mendeskripsikan tujuan b.Mampu memilih materi
c.Mampu mengorganisasikan materi
d.Mampu menentukan metode/strategi pembelajaran e.Mampu menentukan sumber belajar/ media f.Mampu menyusun perangkat penilaian g.Mampu menentukan teknik penilaian h.Mampu mengalokasikan waktu
Diukur
melalui tes
Mutu proses
Praktek Kerja
Industri
a.Perencanaan prakerin b.Pengorganisasian prakerin c.Penyelenggaraan prakerin d.Pengawasan prakerin
Diukur
melalui
kuesioner
dengan
skala Likert
Sikap a. Percaya diri
b. Berorientasi pada tugas dan hasil
kewirausahaan c. Pengambil risiko d. Kepemimpinan e. Keorisinilan
f. Berorientasi ke masa depan
melalui
kuesioner
dengan
Skala Likert
D. Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data 1. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 107), ”sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: data primer, dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian
langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau terlibat langsung dengan
menggunakan teknik pengumpulan data tertentu. Sedangkan data sekunder
adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak
pengumpul data primer atau oleh pihak lain.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah:
a. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, mencatat, mempelajari buku-buku pelengkap atau
referensi, seperti: jurnal dan media cetak lainnya di perpustakaan dan tempat
lainnya, serta sumber data lainnya seperti fasilitas internet yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan diteliti. Studi kepustakaan ini dilakukan
untuk mendapatkan informasi yang bersifat teoritis yang akan diteliti sehingga
penelitian mempunyai landasan yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah.
b. Studi Lapangan (Field Research)
Studi lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data secara langsung pada Smk dan tempat prakerin yang
menjadi objek penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
langsung yaitu teknik pengumpul data dengan mempergunakan angket atau
kuesioner sebagai alatnya (Margono, 2009, hlm. 165)
Angket (questionnaire) adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang diteliti (Rianse, 2008,
hlm. 217). Adapun kuesioner yang digunakan adalah kuesioner berstruktur
atau kuesioner tertutup. Menurut Riduwan (2010, hlm. 27), angket tertutup
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan
karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√). Variabel yang diukur dengan tes adalah kompetensi profesional (X1), kompetensi pedagogik (X2),dan varibael yang diukur dengan adalah
kuesioner mutu proses prakerin (Y1) dan sikap kewirausahaan (Z).
Tes berupa pilihan ganda disusun dalam bentuk pertanyaan dengan
alternative jawanan skala nominal point (Jawaban Benar nilainya 1 dan Salah
nilainya 0). Kuesioner disusun dalam bentuk pernyataan dengan alternatif
jawaban skala likert point. Kuesioner dikembangkan berdasarkan indikator
masing-masing variabel penelitian. Masing-masing jawaban dari 5 alternatif
jawaban yang tersedia diberi skor. Secara rinci seperti terlihat pada Tabel
berikut ini:
Tabel 3. 2 Skor Item Pernyataan
Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif
Sangat Setuju/Sangat Sesuai 5
Setuju/Sesuai 4
Ragu-Ragu/Cukup Sesuai 3
Kurang Setuju/Kurang Sesuai 2
Tidak Setuju/Tidak Sesuai 1
Menurut Sugiyono (2004, hlm. 55), “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Pengertian tersebut sejalan dengan yang dikemukakan dalam
Encyclopedia of Educational Evaluations (Arikunto, 2010, hlm. 108): “ a
population is a set (or collection) of all elements possessing one or more
attributes of interest” (populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, yakni semua elemen dalam wilayah penelitian).
Populasi dalam penelitian ini adalah unit analisis tempat praktek kerja
industri yaitu Dunia Usaha/ Dunia Industri yang bekerjasama dengan salah satu
SMK Al-Huda Sariwangi Tasikmalaya pada tahun pelajaran 2013/2014.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2004, hlm. 56). Terdapat beberapa faktor yang mendasari
peneliti tidak meneliti keseluruhan populasi penelitian ini, yakni :
1)Keterbatasan dana, tenaga, dan waktu yang tersedia
2)Kesadaran peneliti akan keterbatasan kemampuan dan kapasitas peneliti
untuk meneliti keseluruhan populasi
Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004, hlm. 56),
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang dipelajari dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil harus benar-benar representatif (mewakili).
Atas dasar hal tersebut, maka diupayakan setiap subjek dalam penelitian
memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel yang dapat mewakili
populasi (representative). Dari hasil penelitian sementara diperoleh data
jumlah siswa yang telah melaksanakan kegiatan prakerin tahun 2013/2014
SMK Al-Huda Sariwangi Tasikmalaya sebanyak 140 siswa. Untuk menjaga
keakuratan dalam penelitian ini maka sampelnya yaitu sebanyak 140 siswa
dengan penyebaran di tempat praktek kerja industri 40 tempat dunia
usaha/dunia industri, maka sampel untuk pembimbing dunia usaha/dunia
industri yaitu sebanyak 40 pembimbing.
Tabel 3. 3
Jumlah Responden
No Nama Perusahaan Jumlah Jumlah
Pembimbing DUDI Siswa
1 Media Komputer 1 1
2 Asa Komputer 1 5
3 Qidy.Net 1 1
4 Fara Komputer 1 3
5 Wiku Technologies 1 6
6 Cv. Aptatech 1 1
7 Septa Print 1 7
8 Cv. Satriatech 1 3
9 Threesix Computer 1 2
10 Nika Komputer 1 4
11 Azka Komputer 1 2
12 Chip Komputer 1 2
13 Master Komputer 1 1
14 Spc Komputer 1 3
15 Dewa Komputer 1 2
16 Giga Komputer 1 5
17 Abie.Net 1 1
18 Ars Computer 1 5
19 UPK Sariwangi 1 4
20 UPTD Pendidikan Sariwangi 1 9
21 Kantor Kecamatan Sariwangi 1 7
22 Akbar Photo 1 3
23 PT. PLN Rayon Singaparna 1 2
25 Smp Manbaul Ulum 1 4
26 Smp Negeri 2 Sariwangi 1 8
27 Dinas Pendidikan Kab.Tasikmalaya 1 1
28 Dinas Bina Marga Dan Pengairan 1 4
29 Kemenag. Kabupaten Tasikmalaya 1 6
30 Pt. Telkom Kandatel Singaparna 1 7
31 Telkomvision Sub Ro Tasikmalaya 1 5
32 BPPBAT 1 3
33 Polsek Sariwangi 1 1
34 Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat 1 5
35 Unlimite The Best Pc Solution 1 3
36 Pt. Len Industri 1 1
37 Pt. Telekomunikasi Indonesia 1 4
38 Pt. Telkom Sto Ujung Berung 1 2
39 Althaf Computer / X-Pro 1 2
40 Sukaregang Computer 1 1
Jumlah Responden 40 140
Sumber : Pengolahan data penelitian Tahun 2014
F. Jenis Data Dan Sumber Data Penelitian
Data dalam penelitian ini merupakan data primer, yaitu data yang
dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah
penelitian. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hermawan (2006, hlm. 168) bahwa “data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atas tujuan penelitian yang dilakukan dalam
penelitian eksploratif, deskriptif, ataupun kausal dengan menggunakan metode
[image:31.595.131.521.84.423.2]pengumpulan data berupa survey ataupun observasi.
Tabel 3. 4
Jenis Data dan Sumber Data
JENIS DATA SUMBER DATA
Tes responden tentang kompetensi profesional pembimbing dunia usaha/dunia industri
Tes responden tentang kompetensi pedagogik pembimbing dunia usaha/dunia industry
Pembimbing dunia usaha/dunia industri dari industri
Tanggapan responden tentang mutu proses prakerin
Siswa smk yang telah mengikuti prakerin
Tanggapan responden tentang sikap kewirausahaan
Siswa smk yang telah mengikuti prakerin
G. Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen penelitian dalam penelitian ini terdiri dari
pengujian validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
1. Validitas Butir Soal
Soal dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang besar terhadap
skor total, karena akan menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah
(Arikunto 2010, hlm. 71). Pengujian validitas dilakukan dengan
mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan seluruh skor total
dengan menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut:
Keterangan :
rxy = validitas butir soal
N = banyaknya subjek / jumlah peserta tes X = nilai suatu butir soal
Y = nilai soal (Arikunto, 2010, hlm. 72)
[image:32.595.127.508.86.200.2]Adapun Koefesien validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5
Kriteria Validitas Item
Koefesien Korelasi Kriteria
0.80 – 1.00 Sangat tinggi 0.60 – 0.79 Tinggi
0.40 – 0.59 Cukup
0.00 – 0.19 Sangat rendah (Arikunto, 2010, hlm. 75)
Uji coba instrumen dalam penelitian ini pada variabel mutu proses
prakerin (Y) dan sikap kewirausahan (Z) dilakukan terhadap 50 orang siswa
SMK yang tidak menjadi responden penelitian. Setelah data yang terkumpul
di proses, item dari masing-masing variabel penelitian yang dinyatakan
[image:33.595.140.517.256.366.2]valid. Laporan hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Total Item Item Valid Item Tidak Valid
Mutu proses prakerin (Y) 10 10 -
Sikap kewirausahan (Z) 10 10 -
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel mutu proses
prakerin (Y), variabel sikap kewirausahaan (Z) masing-masing variabel
sebanyak 10 item pernyataan dinyatakan valid karena nilai item total dikoreksi ≥ 0,25. Laporan hasil uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.
2. Reliabilitas Butir Soal
Reliabilitas soal adalah taraf kepercayaan suatu soal, sebuah soal dikatakan
reliabel apabila hasi-hasil tersebut menunjukan ketetapan atau tidak
berubah-ubah. Rumus yang digunakan adalah:
) Keterangan :
Rxy = Reliabilitas tes secara keseluruhan
Q = proporsi subjek yang menjawab dengan salah (q=1-1) ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item S = standar deviasi (Arikunto, 2010, hlm. 78)
[image:34.595.149.530.80.560.2]Adapun nilai koefesiensi dari reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.7
Tabel 3.7 Klasifikasi Reliabilitas
(Arikunto, 2010, hlm. 82)
Data hasil uji coba kemudian diuji realibilitasnya. Tabel 3.8
menunjukkan hasil perhitungan realibilitas seluruh variabel.
Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Reliabilitas
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan perhitungan di atas, seluruh variabel memiliki koefisien
alpha lebih besar dari 0,6. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa
seluruh variabel penelitian dinyatakan reliabel. Laporan hasil uji reliabilitas
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.
3. Daya Pembeda
Koefesien Korelasi Kriteria
0.80 – 1.00 Sangat tinggi
0.60 – 0.79 Tinggi
0.40 – 0.59 Cukup
0.20 – 0.39 Rendah
0.00 – 0.19 Sangat rendah
Variabel Koefisien Alpha
Kompetensi Profesional (X1) 0,6
Kompetensi Pedagogik (X2) 0,6
Mutu Proses Prakerin (Y) 0,8
[image:34.595.180.518.426.541.2]Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa
yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan
rendah (Arikunto, 2010, hlm. 213). Untuk mengetahui daya pembeda soal
digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
JA = Banyak peserta kelompok atas JB = Banyak peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal benar
[image:35.595.150.476.313.457.2]Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.9
Tabel 3.9
Klasifikasi Daya Pembeda Koefesien Korelasi Kriteria
DP < 0.00 Sangat jelek
0.00 – 0.19 Jelek
0.20 – 0.39 Cukup
0.40 – 0.69 Baik
0.70 – 1.00 Sangat baik
(Arikunto, 2010, hlm. 218)
Data hasil uji coba kemudian diuji daya pembedanya. Tabel 3.10
menunjukkan hasil perhitungan daya pembeda yaitu variabel kompetensi
profesional (X1) dan variabel kompetensi pedagogik (X2).
Tabel 3.10
Hasil Daya Pembeda Instrumen
Sangat jelek - -
Jelek 2 -
Cukup 2 6
Baik 4 4
Sangat baik - -
Sumber : Lampiran 1
4. Tingkat kesukaran
Tujuan dari pengujian tingkat kesukaran adalah untuk mengetahui
apakah soal tersebut termasuk kategori tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal digunakan rumus:
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2010, hlm. 208)
[image:36.595.144.530.85.192.2]Indeks yang digunakan pada tingkat kesukaran ini dapat dilihat pada
[image:36.595.165.457.485.590.2]Tabel 3.11 sebagai berikut:
Tabel 3.11
Indeks Tingkat Kesukaran
Koefesien Korelasi Kriteria
0.00 – 0.29 Sukar
0.30 – 0.69 Sedang
0.70 – 1.00 Mudah
(Arikunto, 2010, hlm. 210)
Data hasil uji coba kemudian diuji tingkat kesukarannya. Tabel
3.12 menunjukkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dengan tes
pilihan ganda dengan option benar maka nilainya 1 dan jika nilainya
tes pilihan ganda yaitu variabel kompetensi profesional (X1) dan
[image:37.595.145.519.145.257.2]variabel kompetensi pedagogik (X2).
Tabel 3.12
Hasil Tingkat Kesukaran Instrumen
Kriteria Variabel X1 (Item Soal) Variabel X2 (Item Soal)
Sukar 1 2
Sedang 3 8
Mudah 4 -
Sumber : Lampiran 1
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab akibat keempat
variabel dengan mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung antara
variabel kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik sebagai variabel
eksogen, variabel endogen yang terdiri dari variabel antara/intervening (Y)
adalah mutu proses prakerin, serta variabel dependen (Z) yaitu sikap
kewirausahaan, maka digunakan pengujian path analysis (analisis jalur). Model
path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung
seperangkat variabel eksogen terhadap variabel endogen.
Dalam upaya untuk menjawab semua masalah penelitian, maka analisis
data dilakukan secara bertahap, yaitu sebagai berikut :
Tahap pertama mengolah skor tes untuk variabel kompetensi profesional dan variabel kompetensi pedagogik, kemudian mentransformasikan data
skala nominal menjadi skala interval.
Tahap kedua dengan dibagi rata-rata dari skor masing-masing variabel mutu proses prakerin dan sikap kewirausahaan kemudian mentransformasikan
data skala ordinal menjadi skala interval. Hal ini perlu dilakukan mengingat
statistika parametrik mensyaratkan data minimal berskala interval,
Tahap ketiga adalah menguji asumsi-asumsi statistik yang dipersyaratkan untuk analisis data selanjutnya. Uji asumsi yang harus dilakukan adalah
pertama uji normalitas untuk mengetahui pola distribusi skor data hasil
penelitian. Kedua, uji multikolinearitas yang digunakan untuk mengetahui
kemungkinan terdapatnya multikolinearitas sempurna antar variabel
penelitian. Ketiga berkaitan dengan uji heteroskedostisitas yaitu suatu
keadaan dimana masing-masing kesalahan pengganggu mempunyai varian
yang berlainan. Dan yang Keempat uji linearitas untuk mengetahui model
yang dibuktikan merupakan model linier atau tidak dan menguji kelinieran
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tahapan keempat, analisis data difokuskan untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan. Untuk maksud tersebut, analisis data
tahap ketiga ini digunakan analisis jalur (Path Analysis) untuk menguji
hubungan kausalitas antar variabel dan mengetahui pengaruh langsung dan
tidak langsung.
1. Perhitungan Skor Tes
Pengolahan skor tes untuk variabel kompetensi profesional dan variabel
kompetensi pedagogik dalam bentuk pilihan ganda menggunakan rumus:
Keterangan:
S = Nilai yang diperoleh
B = Skor atau jumlah jawaban yang benar N = Banyak butir soal
(Arikunto, 2010, hlm. 19)
Kriteria tingkat penilaian persentase skor dapat dilihat pada tabel 3. 13 Tabel 3. 13
Kriteria Persentase Skor
Interval Kriteria Tingkat Penilaian
80% - 100% Sangat Baik
56% - 65% Cukup Baik
40% - 55% Kurang Baik
≤ 40% Tidak Baik
(Arikunto, 2010, hlm 245)
2. Perhitungan Skor Rata-Rata
Perhitungan skor rata-rata dari nilai pernyataan variabel mutu proses
prakerin dan variabel sikap kewirausahaan sesuai dengan skor alternatif
jawaban kuesioner yang terentang dari satu sampai lima, maka akan
memperoleh jumlah setiap responden, kemudian dari jumlah tersebut di
rata-ratakan sesuaikan dengan banyaknya responden sehingga perolehan yang akan
di transformasikan ke interval yaitu jumlah dari rata-rata.
3.Uji Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui residual model regresi yang diteliti berdistribusi
normal atau tidak, maka digunakan uji normalitas. Uji ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Jika sig lebih dari 0,05 maka asumsi normalitas
terpenuhi.
Hipotesis yang bisa dibuat adalah:
Ho = data berdistribusi normal
Ha = data tidak berdistribusi normal
Jika α = 0.05 lebih besar dari signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov maka Ha
diterima dan Ho ditolak artinya data tidak berdistribusi normal.
Jika α = 0.05 lebih kecil dari signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov maka Ho
diterima dan Ha ditolak artinya data berdistribusi normal.
Setelah melakukan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi
SPSS.20, maka didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 3.14
Rekapitulasi Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
1 Kompetensi Profesional (X1) 0.095 Berdistribusi Normal
2 Kompetensi Pedagogik (X2) 0.291 Berdistribusi Normal
3 Mutu Proses Prakerin (Y) 0.819 Berdistribusi Normal
4 Sikap Kewirausahaan (Z) 0.237 Berdistribusi Normal
Sumber : Lampiran 4
Pada hasil signifikansi uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat
bahwa dihasilkan kompetensi professional = 0.095, kompetensi pedagogik =
0.291, mutu proses prakerin = 0.819, dan sikap kewirausahaan = 0.237.
Keempat nilai tersebut lebih besar dari 0,05, artinya Ho diterima dan Ha
ditolak, sehingga dapat dikatakan untuk data tiga variabel yang ada pada
penelitian ini adalah berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas artinya korelasi linier yang tinggi diantara dua
atau lebih variabel bebas. Multikolinieritas diuji dengan menghitung nilai
VIF (Varience Inflating Factor). Bila nilai VIF lebih kecil dari 5 maka tidak
terjadi multikolinieritas atau non multikolinieritas.
Hipotesis yang digunakan untuk menguji korelasi linier diantara variabel
bebas tersebut adalah:
Ho = Tidak terjadi multikolinearitas (non multikolinearitas)
Ha = Terjadi multikolinearitas
Jika VIF lebih besar dari 5 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya terjadi
multikolinearitas.
Jika VIF lebih kecil dari 5 maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya non
multikolinearitas.
[image:40.595.131.515.85.173.2]Hasil perhitungan dengan bantuan aplikasi SPSS.20, maka didapat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.15
Multikolinearitas variabel kompetensi dan sikap kewirausahaan
1 Kompetensi Profesional (X1) 1.004 Non Multikolinearitas
2 Kompetensi Pedagogik (X2) 1.178 Non Multikolinearitas
3 Sikap Kewirausahaan (Z) 1.181 Non Multikolinearitas
Sumber : Lampiran 5
Output SPSS 20. dapat dilihat bahwa nilai VIF semua variabel bebas
(kompetensi profesional = 1.004 dan kompetensi pedagogik = 1.178), serta
variabel dependen (sikap kewirausahaan = 1.181) disifati non
multikolinearitas karena VIF lebih kecil dari 5 atau dapat dikatakan
berdasarkan hipotesis maka Ho diterima.
c. Uji Heteroskedostisitas
Uji heteroskedostisitas yaitu suatu keadaan dimana masing-masing
kesalahan pengganggu mempunyai varian yang berlainan. Uji ini
menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman. Bila sig lebih besar
dari 0.05 maka persamaan regresinya non heteroskedostisitas atau
homoskedastisitas.
Sebelum melakukan uji heteroskedostisitas, bisa mempersiapkan
hipotesis sebagai berikut:
Ho = Tidak terjadi heteroskedostisitas (homoskedastisitas)
Ha = Terjadiheteroskedostisitas
Jika α = 0.05 lebih besar dari signifikansi hasil korelasi maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya terjadiheteroskedostisitas.
Jika α = 0.05 lebih kecil dari signifikansi hasil korelasi maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak terjadiheteroskedostisitas (homoskedastisitas)
[image:41.595.138.517.616.720.2]Hasil uji heteroskedostisitas disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.16
Rekapitulasi Hasil Uji Heteroskedostisitas
No Variabel Sig Keterangan
1 Kompetensi Profesional (X1) 1.000 Homoskedastisitas
2 Kompetensi Pedagogik (X2) 1.000 Homoskedastisitas
Sumber : Lampiran 5
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa variabel yang diuji (kompetensi
profesional = 1.000, kompetensi pedagogik = 1.000, dan sikap
kewirausahaan = 0.171) tidak mengandung heteroskedostisitas karena α =
0.05 lebih kecil dari signifikansi hasil korelasi, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
d. Uji Linieritas
Pengujian linieritas perlu dilakukan untuk mengetahui model yang
dibuktikan merupakan model linier atau tidak dan menguji kelinieran
variabel bebas terhadap variabel terikat. Bila sig kurang dari 0.05 maka
asumsi linieritas terpenuhi. Penyajian dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho = Model regresi berbentuk linier
Ha = Model regresi tidak berbentuk linier
Jika α = 0.05 lebih besar dari signifikansi F, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya model regresi berbentuk linier.
Jika α = 0.05 lebih kecil dari signifikansi F, maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya model regresi tidak berbentuk linier.
Hasil perhitungan dengan bantuan aplikasi SPSS.20, uji linieritas disajikan
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.17
Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas
No Variabel Sig Keterangan
1 Kompetensi Profesional (X1) terhadap Mutu Proses Prakerin (Y)
0.983 Linier
2 Kompetensi Pedagogik (X2) terhadap Mutu Proses Prakerin (Y)
0.212 Linier
3 Kompetensi Profesional (X1) terhadap Sikap Kewirausahaan (Z)
0.653 Linier
4 Kompetensi Pedagogik (X2) terhadap Sikap Kewirausahaan (Z)
0.818 Linier
No Variabel F Keterangan
[image:42.595.139.517.504.729.2]Mutu Proses Prakerin (Y)
2 Kompetensi Pedagogik (X2) terhadap Mutu Proses Prakerin (Y)
1.493 Linier
3 Kompetensi Profesional (X1) terhadap Sikap Kewirausahaan (Z)
0.617 Linier
4 Kompetensi Pedagogik (X2) terhadap Sikap Kewirausahaan (Z)
0.480 Linier
Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan nilai signifikansi: dari hasil uji linieritas variabel
kompetensi profesional terhadap mutu proses prakerin diperoleh 0.983 lebih
besar dari 0.05, yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan.
Variabel kompetensi pedagogik terhadap mutu proses prakerin diperoleh
0.212 lebih besar dari 0.05, yang artinya terdapat hubungan linear secara
signifikan. Variabel kompetensi profesional terhadap sikap kewirausahaan
diperoleh 0.653 lebih besar dari 0.05, yang artinya terdapat hubungan linear
secara signifikan. Variabel kompetensi pedagogik terhadap sikap
kewirausahaan diperoleh 0.818 lebih besar dari 0.05, yang artinya terdapat
hubungan linear secara signifikan.
Berdasarkan nilai F: dari hasil uji linieritas variabel kompetensi
profesional terhadap mutu proses prakerin diperoleh nilai Fhitung = 0.95,
sedangkan Ftabel pada tabel Distribution Tabel Nilai F0.05 dengan angka
df4.34 (Ftabel= 2,65). Variabel kompetensi pedagogik terhadap mutu proses
prakerin diperoleh nilai Fhitung = 1.493, sedangkan Ftabel pada tabel
Distribution Tabel Nilai F0.05 dengan angka df6.32 (Ftabel= 2,34). Variabel
kompetensi profesional terhadap sikap kewirausahaan diperoleh nilai
Fhitung = 0.617, sedangkan Ftabel pada tabel Distribution Tabel Nilai F0.05
dengan angka df4.34 (Ftabel= 2,65). Variabel kompetensi pedagogik
terhadap sikap kewirausahaan diperoleh nilai Fhitung = 0.480, sedangkan
Ftabel pada tabel Distribution Tabel Nilai F0.05 dengan angka df6.32
(Ftabel= 2,34). Karena dari tiap variabel yang berkaitan nilai Fhitung lebih
kecil dari Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier
4. Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur (Path Analysis) adalah metode analysis multivariat
dependensi yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang
dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh langsung dan tidak langsung. Menurut Gall, gall dan Borg (Kusnendi,
2008, hlm. 146) “Path analysis is method for testing the validity of the theory
about causal relationship between three or more variables that have been
studied using correlational research design”(Analisis Jalur adalah metode untuk mengukur validitas dari teori mengenai hubungan kausal antara tiga atau
lebih variabel yang dapat dipelajari menggunakan rancangan penelitian
korelasi).
Setelah terpenuhinya uji prasyarat, maka dilanjutkan dengan uji korelasi
dan regresi untuk menjawab hipotesis yang diajukan. Korelasi adalah hubungan
antara dua variabel atau lebih. Sedangkan analisis regresi adalah alat untuk
mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Path analysis digunakan
untuk menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada
setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1 dan X2 kepada Y
dan dampaknya terhadap Z. Untuk mengetahui derajat variabel kompetensi
profesional pembimbing (X1), kompetensi pedagogik pembimbing (X2)
terhadap mutu proses prakerin (Y) serta dampaknya pada sikap kewirausahaan
(Z).
Menurut Riduwan & Kuncoro (2013, hlm. 2) manfaat model Path
Analysis adalah sebagai berikut :
a. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau
permasalahan yang diteliti.
b. Prediksi nilai variabel terikat ( Y ) berdasarkan nilai variabel bebas ( X ) dan
prediksi dengan Path Analysis ini bersifat kualitatif.
c. Faktor determinan yaitu penentu variabel bebas (X) mana yang berpengaruh
dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk
menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap
d. Pengujian model, menggunakan theory trimming, baik untuk uji reliabilitas
(uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep
baru.
Menurut Riduwan & Kuncoro (2013, hlm. 2) asumsi yang mendasari
Path Analysis adalah sebagai berikut :
a. Pada model Path Analysis, hubungan antar variabel adalah bersifat linier,
adaptif, dan bersifat normal.
b. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas
yang berbalik.
c. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio.
d. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan
sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel.
e. Observed variable diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan
reliabel) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung.
f. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar
berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori
yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang
mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.
I. Rancangan Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis jalur pada
penelitian sebagai berikut:
1.Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural Model-1
Hipotesis Model-1: Kompetensi profesional, kompetensi pedagogik
pembimbing berpengaruh secara simultan terhadap mutu proses prakerin dan
sikap kewirausahaan.
Struktur Model-1: Z = ρZX1X1 + ρZX2 X2 + ρZy Y + ρZε1
Gambar 3. 1
Model diagram jalur lengkap
Hubungan Struktur X1,X2 dan Y terhadap Z Model-1
3. Bentuk diagram koefisien jalur model-2
Hipotesis Model-2: Kompetensi profesional, kompetensi pedagogik
pembimbing berpengaruh secara simultan terhadap mutu proses prakerin
Struktur Model-2: Y = ρYX1X1 + ρYX2 X2 + ρYε1
X1
X2
Y
rX1 X2
YX1
1
YX2
Gambar 3. 2
Hubungan Struktur X1, dan X2 terhadap Y Model-2
4. Menghitung koefisien jalur Model-1
Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: X1
X2
Y
rX1 X2
ZX1 YX1
2
Z
1
YX2
ZY
[image:46.595.133.423.473.602.2]Ha : ρZX1 = ρZX2 = ρZy ≠ 0
Ho : ρZX1 = ρZX2 = ρZy = 0
Hipotesis bentuk kalimat:
Ha : Kompetensi profesional, kompetensi pedagogik pembimbing berpengaruh
secara simultan terhadap mutu proses prakerin dan sikap kewirausahaan.
Ho : Kompetensi profesional, kompetensi pedagogik pembimbing tidak
berpengaruh secara simultan terhadap mutu proses prakerin dan sikap
kewirausahaan.
Kaidah pengujian signifikansi:
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan
Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya signifikan. 5. Pengujian hipotesis secara individual [(X1 terhadap Z), [(X2 terhadap Z) dan
(Y terhadap Z)] Model – 1
a. Kompetensi profesional pembimbing (X1) berpengaruh secara
siginifikan terhadap sikap kewirausahaan (Z)
Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
Ha : ρZX1 > 0
Ho : ρZX1 = 0
Kompetensi profesional berpengaruh Hipotesis:
Ho = Kompetensi profesional pembimbing tidak berpengaruh secara
siginifikan terhadap sikap kewirausahaan.
Ha = Kompetensi profesional pembimbing berpengaruh secara
siginifikan terhadap sikap kewirausahaan.
Uji signifikansi analisis jalu