• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Grounded Theory pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri)

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Umum

Oleh

DEVI IRENA

NIM. 1201506

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Promotor Merangkap Ketua

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si. NIP: 196203161988031003

Kopromotor Merangkap Sekretaris

Prof. Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M.Pd. NIP: 19660601 199103 1 005

Anggota

Dr. Ir. Mubiar Purwasasmita NIP: 19511227197802001

Mengetahui;

Ketua Program Studi Pendidikan Umum

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul “ Pendidikan

Karakter melalui Pengasuhan untuk Membentuk Manusia Seutuhnya

(Penelitian Grounded Theory di Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Jatinangor )” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri.

Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak

sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya tulis saya ini.

Bandung, September 2015 Yang membuat pernyataan,

(4)

Nama : Devi Irena

Tempat/Tgl. Lahir : Kerinci/11 Juni 1970

Pekerjaan : PNS, Dosen IPDN Jatinangor

NIP : 19700611 199803 2001

Alamat Rumah : Komplek IPDN Blok D No. 03

Jln. Raya Sumedang Km 21 Jatinangor Sumedang. HP. 081394790912

Orang tua :

Ayah : H.Irfan, BA Ibu : Hj. Riwana Amri

Keluarga :

Suami : Dr. H. Ali Hanafiah Muhi, SP.MP Pekerjaan : PNS, Dosen IPDN

Anak : Santri Alviyanti Umairoh, S.Ked Winda Alvioni

Pendidikan

1. SD Negeri 2 Bangko, Jambi (1977-1983) 2. SMP Negeri7 Kotamadya Jambi (1983-1986) 3. SMA Negeri 1 Kotamadya Jambi (1986-1989)

4. Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (1989-1995)

5. S2 Administrasi Pemerintah Daerah (MAPD) Institut Pemerintahan Dalam Negeri (2003-2005)

6. S3 Program studi Pendidikan umum/nilai, konsentrasi Pendidikan nilai/karakter di Universitas Pendidikan Indonesia (2012-2015)

Pengalaman Kerja :

1 Guru di SMK Pertanian Jambi (1995-1996) 2 Dosen Fakultas Pertanian Univ. Batanghari Jambi (1995-1998) 3 Staf kantor camat kecamatan Telanaipura Jambi (1998-1999)

4 PLT kasubsi Produksi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kota Jambi (1999-2000)

5 Pelatih di IPDN (2000-2003) 6 Pengasuh di IPDN (2003-20010)

(5)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Devi Irena (1201506). Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan untuk Membentuk Manusia Seutuhnya (Penelitian Grounded Theory di Institut Pemerintahan Dalam Negeri Jatinangor)

Pendidikan di Indonesia cenderung menyiapkan anak cerdas secara intelektual. Akibatnya banyak orang pintar yang tidak benar perilakunya. Hal ini mengindikasikan pendidikan belum mampu mengembangkan aspek afektif secara optimal, sehingga harapan untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya melalui pendidikan masih perlu mendapat perhatian khusus, dengan menerapkan pendidikan karakter. IPDN merupakan perguruan tinggi yang menerapkan pendidikan melalui pendekatan tritunggal terpusat (pengajaran, pelatihan dan pengasuhan), dimana fokus pendidikan karakter dilakukan melalui pengasuhan.

Penelitian ini bertujuan mengungkap dan merumuskan konsep manusia utuh melalui pendidikan karakter berbasis pengasuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode grounded theory dan menggunakan teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Data dikumpulkan dengan cara observasi partisipatif, wawancara mendalam dan kajian dokumentasi.

Temuan penelitian meliputi (1) profil IPDN, yang dikaji dari sejarah IPDN, visi misi, lambang, fasilitas kampus, dan sistem pendidikan yang diterapkan, mengindikasikan bahwa IPDN adalah lembaga pendidikan yang berkarakter; (2) pola pendidikan karakter melalui pengasuhan meliputi: metode, tahapan, kurikulum, dan petadupra; (3) aktivitas pengasuhan untuk ketakwaan, etika, komunikasi, penalaran, dan fisik; (4) nilai yang terbentuk melalui pengasuhan mencakup nilai skala individu dan skala komunitas serta pembobotan nilai. Penulis berhasil mengkonstruksi konsep manusia utuh: terkait dimensi ruang, waktu, fenomena, unsur, nilai skala individu dan komunitas serta bobot nilai. Pendidikan karakter melalui pengasuhan diharapkan menjadi penguatan dan keseksamaan yang diandalkan untuk pendidikan dalam rangka membentuk manusia seutuhnya.

(6)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Devi Irena (1201506). Character Education Based of Nurture for Forming Intact Person (Grounded Theory Research in Institute of Public Administration Jatinangor)

Education in Indonesia in general tend to prepare the child for smart intellectually. As a result, a lot of smart people who are not right in his behavior. This indicates that education has not been able to develop an optimal affective aspect, so the hopes to forming intact person through education still needs special attention by implementing character education. IPDN is the official college that apply character education through a unified trinity approach (teaching, training and nurturing), where the focus of the character education is done through nurturing.

This research aims to uncover and formulate the concept of character education through nurturing to form a intact person. This study used a qualitative approach with grounded theory methods and use data collection techniques from Miles and Huberman namely : data reduction, data presentation and conclusion. Data collected by participatory observation, interview and documentation Study.

The research findings include (1) IPDN profile of the history, vision, mission, emblem, campus facilities, and an education system that is applied indicates that IPDN is a character educational institutions; (2) the patterns of character education through nurturing in IPDN include : methods, the stages, the curriculum, and the life regulations of praja; (3) nurturing activities for piety, ethics, communication, reasoning, and physical; (4) value that created through nurturing include individual scale and community scale and the weighting value. The author succeeded in formulating the intact concept : related dimensions of space, time, phenomenon, element, individual and community scale value and weight value. Character education through nurturing hopely can be a strengthening and precision that are relied for education in order to form the intact human beings.

(7)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan disertasi yang

berjudul “Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan untuk Membentuk Manusia Seutuhnya.” Disertasi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat dalam memperoleh gelar Doktor Ilmu Pendidikan pada Progam Studi Pendidikan Umum

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini

dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pendidikan di Indonesia cenderung

menyiapkan anak untuk cerdas secara intelektual saja. Akibatnya banyak orang

pintar yang tidak benar dalam perilakunya, dimana terjadinya degradasi moral di

kalangan masyarakat seperti korupsi, tawuran, narkoba, begal, susila dll.

Terindikasi bahwa pendidikan belum mampu untuk mengembangkan

aspek afektif secara optimal, sehingga harapan untuk mewujudkan manusia yang

seutuhnya melalui pendidikan masih perlu mendapat perhatian khusus. Sejumlah

perguruan tinggi di Indonesia telah mengembangkan strategi-strategi pelaksanaan

pendidikan karakter. Demikian juga dengan IPDN yang merupakan salah satu

perguruan tinggi kedinasan menerapkan pendidikan dengan sistem tritunggal

terpadu (pengajaran, pelatihan dan pengasuhan), dimana sebagai fokus pendidikan

karakternya adalah dengan pendekatan pengasuhan.

Penulis menyadari, sekalipun melalui proses pendampingan, pengarahan

secara intensif dari para pembimbing selama penyusunan, akan tetapi karena

(8)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembimbing ke dalam tulisan ini maka disertasi yang dihasilkan masih jauh dari

sempurna. Sekaitan dengan itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

sifatnya konstruktif guna perbaikan pada masa yang akan datang. Akhirnya, besar

harapan penulis hasil penelitian ini mempunyai nilai manfaat bagi pembaca,

khususnya dalam rangka pengembangan keilmuan Pendidikan Umum.

Bandung, September 2015

Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH

Maha suci Allah yang telah melimpahkan taufik dan hidayah serta

kekuatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan disertasi ini sebagai

salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir pada Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia. Disertasi ini tidak akan tersusun dengan baik

tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Karena itu, penulis ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya

kepada :

1. Prof. Furqon, Ph.D. selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Dr. Kama Abdul Hakam, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Umum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia .

4. Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si. selaku Ketua Tim Promotor yang

selalu membimbing dan memberikan berbagai pengetahuan, wawasan, saran

bahkan kritik yang sifatnya konstruktif kepada penulis.

5. Prof. Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M.Pd. selaku Ko-Promotor yang senantiasa

(9)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Dr. Ir. Mubiar Purwasamita, selaku Anggota Promotor yang dengan tulus

ikhlas memberikan masukkan dan arahan kepada penulis guna menghasilkan

suatu kajian akademik yang utuh menyeluruh.

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Umum Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan segudang ilmu dan

pengalaman kepada penulis.

8. Seluruh narasumber yang telah memberikan berbagai informasi berkaitan

dengan kajian penelitian.

9. Ibunda Hj. Riwana Amri, Ayahanda H. Irfan, BA, yang senantiasa

melimpahkan kasih sayangnya dengan penuh kesabaran dan tulus ikhlas

memberikan do’a, bimbingan, serta dorongan baik secara moril maupun

materil untuk keberhasilan penulis.

10.Suamiku Dr. H. Ali Hanafiah Muhi,SP.MP yang selalu sabar, tawakkal dalam

memberikan perhatian, pengertian, dukungan dan selalu menjadi motivator

serta inspirator bagi penulis untuk selalu lebih maju.

11.Buah hatiku Santri Alviyanti S.Ked dan Winda Alvioni yangselalu mendoakan

dan menjadi penyemangat untuk segera menyelesaikan disertasi ini.

12.Adik-adikku ( Ir. Eva Rianti, S.pd dan Andri Fariko, SE) serta keluarga semua

yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan.

13.Rekan-rekan seperjuangan pada Prodi Pendidikan Umum yang senantiasa

saling memberi dukungan untuk kesuksesan bersama.

14.Rekan-rekan civitas Akademika IPDN

15.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya disini.

Penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang tak terhingga teriring doa

jazakumullah khairan katsiran , semoga segala kebaikannya menjadi catatan amal

(10)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ... 11

1.3. Tujuan Penelitian ... 13

1.4. Manfaat Penelitian ... 13

1.5. Struktur Organisasi Disertasi ... 14

BAB II PENDIDIKAN KARAKTER, PENGASUHAN, MANUSIA UTUH……… 15

(11)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2. Makna Karakter ... 18

2.3. Konsep Pendidikan Karakter... 26

2.4. Konsep Pengasuhan ... 36

2.5. Konsep Manusia Seutuhnya ... 46

2.6. Penelitian yang Relevan ... 56

BAB III METODE PENELITIAN ... 59

3.1. Desain Penelitian ... 59

3.2. Partisipan dan tempat penelitian ... 63

3.3. Pengumpulan Data ... 63

3.4. Analisis Data ... 68

3.5. Defenisi Operasional ... 69

3.6. Validasi Data ... 71

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 76

4.1. Temuan Penelitian ... 76

4.1.1. Gambaran Umum Profil IPDN ... 76

4.1.2. Pola Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan ………. 83

4.1.3. Upaya Pembentukan Manusia Utuh dari Aktivitas Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan ……… 95

4.1.4. Nilai Kemanusiaan yang terbentuk dari Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan………... 123

4.2. Pembahasan …. ... ... 137

4.2.1. Profil IPDN Mencerminkan Lembaga Pendidikan Berkarakter 137

4.2.2. Konstruksi Konsep Manusia Utuh dari Pola Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan……… 143

4.2.3. Konstruksi Konsep Manusia Utuh dari Aktivitas Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan ……… 155

4.2.4. Konstruksi Konsep Manusi Utuh dari Nilai-Nilai Kemanusiaan yang Terbentuk melalui Pengasuhan untuk Keseksama Nilai… 168

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 187

5.1. Simpulan .. ... …. 187

5.2. Implikasi ... …. 193

5.3. Rekomendasi………. ... …. 194

DAFTAR PUSTAKA ……… 196

(12)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Konfigurasi Karakter dalam Konteks Totalitas

Proses Psiko-sosial……… 26 Gambar 2.2 Skema Transformasi Sosial Pendidikan Karakter………. 33 Gambar 3.1 Komponen Analisis Data ... 68

Gambar 3.2 Proses Analisis Penelitian ... 69

(13)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.3 Konstrusi Konsep Utuh dalam Keterkaita Ruang………... 148

Gambar 4.4 Relevansi Tahap Pembentukan Karakter Praja dengan The Stage of Meaning... 150

Gambar 4.5 Pembentukan Nilai Manusia Utuh………... 174

Gambar 4.6 Proses Pembiasaan Karakter……… .. 175

Gambar 4.7 Keterkaitan antar Komponen Karakter…………... 176

DAFTAR TABEL Nomor Tabel Halaman Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karakter Kemendiknas 2010………. 23

Tabel 2.2 Skema Unsur Kemanusiaan menurut Upaya dan Urutan Nilai 54

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... .. 67

(14)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.2 Beberapa Aspek Terkait Pola Pengasuhan IPDN……… 94

Tabel 4.3 Jadwal Aktivitas Rutin Harian Praja……….. 113

Tabel 4.4 Identifikasi Aktivitas Pengasuhan Membentuk Manusia utuh 122

Tabel 4.5 Nilai-Nilai dari Unsur Ketakwaan……… 125

Tabel 4.6 Nilai-Nilai dari Unsur Etika………….……… 128

Tabel 4.7 Nilai-Nilai dari Unsur Komunikasi ……….. 130

Tabel 4.8 Nilai-Nilai dari Unsur Penalaran ………. 132

Tabel 4.9 Nilai-Nilai dari Unsur Fisik/Kebadanan………….. ………… 134

Tabel 4.10 Konstruksi Konsep Utuh dalam Dimensi Waktu………. 151

Tabel 4.11 Korelasi Kurikulum Pengasuhan Terkait Unsur Manusia Utuh 153

Tabel 4.12 Kategorisasi Pelanggaran Praja………. 154

Tabel 4.13 Kontruksi Konsep Manusia Utuh dari Aktivitas Pengasuhan .. 165

Tabel 4.14 Pembobotan Upaya dan Manfaat Nilai ………. 171

(15)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II PENDIDIKAN KARAKTER, PENGASUHAN, MANUSIA UTUH……… 15

4.1.3. Upaya Pembentukan Manusia Utuh dari Aktivitas Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan ……… 95

(16)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2. Pembahasan …. ... ... 137

4.2.1. Profil IPDN Mencerminkan Lembaga Pendidikan Berkarakter 137

4.2.2. Konstruksi Konsep Manusia Utuh dari Pola Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan……… 143

4.2.3. Konstruksi Konsep Manusia Utuh dari Aktivitas Pendidikan Karakter melalui Pengasuhan ……… 155

4.2.4. Konstruksi Konsep Manusi Utuh dari Nilai-Nilai Kemanusiaan yang Terbentuk melalui Pengasuhan untuk Keseksama Nilai… 168

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 187

5.1. Simpulan .. ... …. 187

5.2. Implikasi ... …. 193

5.3. Rekomendasi………. ... …. 194

DAFTAR PUSTAKA ……… 196

(17)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Konfigurasi Karakter dalam Konteks Totalitas

Proses Psiko-sosial……… 26

Gambar 2.2 Skema Transformasi Sosial Pendidikan Karakter………. 33

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data ... 68

Gambar 3.2 Proses Analisis Penelitian ... 69

Gambar 4.1 Makna Lambang Institut Pemerintahan Dalam Negeri…. 80

Gambar 4.2 Sinergisitas Triple Educators (Dosen, Pelatih, Pengasuh) 142

Gambar 4.3 Konstrusi Konsep Utuh dalam Keterkaita Ruang………... 148

Gambar 4.4 Relevansi Tahap Pembentukan Karakter Praja dengan The Stage of Meaning... 150

Gambar 4.5 Pembentukan Nilai Manusia Utuh………... 174

Gambar 4.6 Proses Pembiasaan Karakter……… .. 175

(18)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karakter Kemendiknas 2010………. 23

Tabel 2.2 Skema Unsur Kemanusiaan menurut Upaya dan Urutan Nilai 54

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... .. 67

Tabel 4.1 Tahap-Tahap Pembinaan Karakter Praja IPDN……….. 86

Tabel 4.2 Beberapa Aspek Terkait Pola Pengasuhan IPDN……… 94

Tabel 4.3 Jadwal Aktivitas Rutin Harian Praja……….. 113

Tabel 4.4 Identifikasi Aktivitas Pengasuhan Membentuk Manusia utuh 122

Tabel 4.5 Nilai-Nilai dari Unsur Ketakwaan……… 125

Tabel 4.6 Nilai-Nilai dari Unsur Etika………….……… 128

Tabel 4.7 Nilai-Nilai dari Unsur Komunikasi ……….. 130

Tabel 4.8 Nilai-Nilai dari Unsur Penalaran ………. 132

Tabel 4.9 Nilai-Nilai dari Unsur Fisik/Kebadanan………….. ………… 134

Tabel 4.10 Konstruksi Konsep Utuh dalam Dimensi Waktu………. 151

Tabel 4.11 Korelasi Kurikulum Pengasuhan Terkait Unsur Manusia Utuh 153

Tabel 4.12 Kategorisasi Pelanggaran Praja………. 154

Tabel 4.13 Kontruksi Konsep Manusia Utuh dari Aktivitas Pengasuhan .. 165

Tabel 4.14 Pembobotan Upaya dan Manfaat Nilai ………. 171

(19)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumber daya manusia

Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang

sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia

seutuhnya sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945 dan secara historis dalam beberapa GBHN. Di dalam Undang-undang No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tercantum fungsi dan tujuan

pendidikan nasional yang juga mencerminkan konsep dan tujuan pendidikan umum.

Secara lengkap fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam pasal 3

UU No. 20 tahun 2003 adalah sebagai berikut :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas

manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

Rumusan tujuan pendidikan nasional ini menjadi dasar dalam pengembangan

pendidikan karakter bangsa.Tujuan tersebut bukan hanya untuk sekelompok orang

peserta didik tertentu yang meggeluti suatu bidang spesialisasi tertentu, melainkan

untuk semua peserta didik. Tujuan ini tidak dapat dicapai oleh pendidikan yang hanya

menekankan aspek intelektual atau keterampilan tertentu saja karena tujuan tersebut

menggambarkan keterpaduan dari berbagai ranah, bahkan ranah afektif. Oleh karena

itu tujuan pendidikan seperti itu hanya dapat dicapai oleh suatu pendidikan yang

(20)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya diharapkan dapat dicapai oleh

tujuan pendidikan nasional. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan umum yaitu

membina warga Negara Indonesia yang memiliki kepribadian yang baik, terpadu, dan

terdidik, yang disebut sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Manusia Indonesia

seutuhnya itu secara singkat dapat digambarkan sebagai manusia yang memiliki

kepribadian terpadu (kognitif, psikomotorik dan afektif) dengan penekanan yang

lebih besar pada aspek afektifnya serta terpadu jasmani dan rohaninya (Maftuh, 2009.

Hlm.15). Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, perlu di pahami aspek

potensi manusia yang penting untuk dikembangkan sebagai upaya pembentukan

manusia berkepribadian utuh melalui proses knowing the good, loving the good,

feeling the good, acting the good, sama-sama melibatkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik (Megawangi, 2004, hlm. 105).

Pendidikan yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi,

masyarakat, dan bangsa dalam rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan dan

tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada masa kini dan masa depan

sebagaimana yang diamanatkan oleh Presiden Jokowi, agar melakukan revolusi

mental. Maka diperlukan pendidikan yang dapat membentuk sumber daya manusia

Indonesia yang handal, berdaya saing dan berkarakter kuat dan baik. Individu yang

berkarakter kuat dan baik adalah mereka yang memiliki akhlak, moral dan budi

pekerti yang baik. Alternatif caranya, dengan menerapkan pendidikan karakter

sebagai pendidikan yang mernyempurnakan budi pekerti atau perilaku manusia sesuai

dengan hakikatnya, dimana kita berproses dalam karakter kita, seiring suatu nilai

menjadi suatu kebaikan, suatu disposisi batin yang dapat diandalkan untuk

menanggapi situasi dengan cara yang menurut moral itu baik.

Pendidikan karakter dilakukan dengan mengembangkan seluruh potensi dan

dimensi secara utuh, yang meliputi aspek kognitif, emosi, sosial, spiritual, motorik

dan kreativitas dalam suasana kondusif yang penuh kasih sayang, agamis dan

(21)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sayang dan kedamaian (Jareonsettasin, 2000). Karakter yang terasa demikian

memiliki tiga bagian yang saling berhubungan, yaitu : pengetahuan moral (moral

knowing), perasaan moral (moral feeling) dan perilaku moral (moral behavior), atau

kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati dan kebiasaan dalam tindakan

(Lickona, 1991, hlm. 81-82).

Pendidikan karakter adalah suatu proses yang ditularkan, diteladani,

dibiasakan dan pada akhirnya akan tampak sebagai karakter yang selalu diterapkan.

Jika peserta didik sebagai pembelajar telah dibiasakan untuk melihat dan meneladani

nilai-nilai positif itu saat mereka dididik di sekolah, maka mereka akan menjadi

generasi bangsa dengan segala karakter positif. Bukan generasi yang korup, bukan

generasi yang selalu saling sikut demi kekuasaan dan jabatan, bukan generasi yang

mudah menanggalkan identitasnya sebagai manusia bertaqwa kepada Tuhan YME

dan berjiwa Pancasila. Selayaknya menjadi pribadi dengan jiwa konstruktif, inovatif,

dan solutif yang siap mengikis dan menyelesaikan segala kemelut bangsa yang

tengah sekarat dengan carut-marut ini, dan generasi yang siap mencopot segala krisis

multidimensi. Pendidikan karakter yang digulirkan bertujuan untuk membantu

peserta didik memahami, memperhatikan dan melakukan nilai-nilai kebaikan atau

etika, hingga peserta didik pelan-pelan akan terbentuk menjadi pribadi yang memiliki

sifat kejujuran, pantang menyerah, memiliki etos kerja, mau tertib patuh pada aturan,

punya kepedulian pada sesama, dan sebagainya.

Pendidikan karakter diharapkan dapat mencegah tumbuhnya sifat-sifat buruk

yang dapat menutupi fitrah manusia, serta melatih peserta didik untuk terus

melakukan perbuatan baik sehingga mengakar kuat dalam diri yang tercermin dalam

tindakannya yang senantiasa melakukan kebajikan. Begitu banyak manusia yang tahu

perilakunya yang buruk tapi tidak tahu cara mengubahnya. Oleh karena itu diperlukan

pendidikan karakter yang eksplisit, yang mencakup bukan saja pengetahuan baik dan

(22)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagaimana meningkatkan kemampuan afektif untuk menumbuhkan cinta kepada

kebajikan dan melatih secara terus menerus perbuatan baik dalam tindakan nyata.

Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk pribadi peserta didik, agar

menjadi manusia yang seutuhnya. Karakter utuh ini padat muatan moral dan harus

diajarkan sekolah dan perguruan tinggi dalam suasana demokrasi. Sekolah

memerlukan konsep karakter dan komitmen untuk mengembangkan konsep tersebut

dalam diri peserta didiknya (Lickona, 2012, hlm. 79). Oleh karena itu, hakikat dari

pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai

(Wibowo, 2013, hlm 39), yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari

agama dan budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian

generasi muda agar menjadi manusia yang seutuhnya (paripurna). Usaha untuk

pembentukan dan pengembangan karakter seseorang tidaklah mudah, memerlukan

pendekatan yang komprehensif yang dilakukan secara eksplisit, sistematis dan

berkesinambungan. Pendidikan karakter dapat memberi pengetahuan mana yang baik

dan mana yang buruk serta membuat sifat-sifat baik mengakar di dalam diri peserta

didik yang membuatnya menjadi manusia utuh (Insan kamil).

Semakin kuatnya tedensi yang ada dalam pendidikan di Indonesia yang lebih

memfokuskan diri pada aspek kognitif-intelektual dan aspek psikomotorik keahlian

(skill), cenderung tidak memperhatikan aspek afektif. Akibatnya banyak kita temui

generasi muda yang cenderung tidak mampu mengendalikan emosi, jiwanya gersang,

tingkat spritualitasnya dan daya juang serta rasa peduli terhadap lingkungan yang

masih rendah, sehingga muncul berbagai peristiwa yang diakibatkan rendahnya nilai

moral dan karakter bangsa. Banyaknya kasus-kasus seperti perkelahian masal,

meningkatnya kenakalan remaja seperti kasus-kasus begal yang pada umumnya

dilakukan oleh anak-anak muda, kekerasan terhadap anak, perilaku amoral, berbagai

kasus dekadensi moral. Gejala tersebut bahkan di tempat-tempat tertentu telah sampai

pada taraf yang sangat meresahkan tata kehidupan, dan tidak mencerminkan

(23)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maraknya perilaku menyimpang itu umumnya menunjuk pada kesadaran

akhlak dan moral yang merosot. Pendidikan di Indonesia cenderung menyiapkan

anak untuk cerdas secara intelektual, mengaktifkan otak kiri dan mengabaikan

potensi otak kanan. Akibatnya banyak orang pintar yang tidak benar dalam

perilakunya. Kecerdasan yang dimiliki tidak dimanfaatkan di jalan yang lurus yang

Allah ridhoi. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan belum mampu untuk

mengembangkan aspek afektif secara optimal, sehingga harapan untuk mewujudkan

manusia yang seutuhnya melalui pendidikan masih perlu mendapat perhatian khusus,

maka solusinya adalah menerapkan pendidikan karakter.

Seluruh upaya pendidikan diarahkan pada pembinaan karakter yang melalui

olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, olah raga (Kemendiknas, 2010, hlm. 10).

Banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan

karakter pada lembaga pendidikan formal (persekolahan dan perguruan tinggi).

Sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda, lembaga pendidikan diharapkan

dapat meningkatkan peranannya dalam pengembangan mental spritual peserta didik

melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter. Pendidik harus

menjadi model dari karakteristik yang diinginkan pada diri peserta didik, nilai-nlai

yang diinginkan juga harus menjadi bagian terintegrasi dari olah raga dan kegiatan

ekstrakurikuler (Na-Ayudya, 2008, hlm. 7).

Pendidik dituntut untuk dapat membantu peserta didiknya dalam

mengembangkan dan mengamalkan kualitas keutamaan dan mencegah anak didik

kita menjadi kandidat-kandidat warga negara yang berwatak negatif atau tidak

terpuji. Anak-anak didik harus mendahulukan otak daripada otot. Kita perlu berupaya

mencegah peserta didik calon-calon individu yang tidak jujur, tidak sabar, tidak

toleran, tidak adil, tidak bertanggung jawab, tidak rajin, tidak disiplin, tidak tabah dan

tidak ramah. Kita harus mencegah generasi muda kita yang mendahulukan emosi,

keserakahan dan kekerasan diatas nalar, martabat dan kedamaian umat manusia

(24)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk pembentukan karakter sangat dipengaruhi oleh lingkungan, Djohar

(dalam Wibowo, 2013. Hlm. 121) mengidentifikasi tiga faktor yang mempengaruhi

terbentuknya karakter seseorang, (1) modal budaya yang dibawa sejak kecil, (2)

dampak lingkungannya, (3) kekuatan individu merespon dampak lingkungannya.

Menciptakan lingkungan yang kondusif dan mendukung menjadi sangat penting

dalam menumbuh kembangkan karakter seorang mahasiswa. Untuk keberhasilan

pendidikan karakter dalam konteks perguruan tinggi, ditentukan oleh lingkungan

kampus, baik ekosistem dan akademiknya serta strategi implementasi, seharusnya

semua itu disusun sedemikian rupa, sehingga pendidikan karakter dapat berjalan

dengan baik dan mendukung pengembangan karakter mulia mahasiswa (Wibowo,

2013.122).

Pemerintah telah membuat dan menetapkan Kebijakan Nasional

Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025, yang tujuannya membina dan

mengembangkan karakter warga negara sehingga mampu mewujudkan masyarakat

ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa

persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan

dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia (Pemerintah Republik Indonesia, 2010 : 4). Kebijakan Nasional

Pembangunan Karakter bangsa memiliki tiga fungsi utama, yaitu :

1. Pengembangan potensi dasar, agar berhati baik, berpikir baik, dan berperilaku baik;

2. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang sudah baik ; dan

3. Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. (Wibowo, 2013. Hlm. 123)

Satuan pendidikan formal dari SD sampai perguruan tinggi sangat sentral

posisi dan perannya dalam mengembangkan karakter. Menurut Budimansyah (2010,

hlm. 11) pendidikan karakter diperguruan tinggi merupakan tahapan pembentukan

(25)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan menengah karena merupakan tindak lanjut dari pendidikan karakter di sekolah.

Untuk lingkup satuan perguruan tinggi dilaksanakan melalui tridharma perguruan

tinggi , budaya organisasi, kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan keseharian (Tim

Pendidikan Karakter Ditjen Dikti, 2010).

Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia telah mengembagkan strategi

pelaksanaan pendidikan karakter. Model pendidikan karakter UPI Bandung

dikembangkan melalui tiga cara, yaitu : (a) melalui penguatan Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn); (b) mengoptimalkan layanan bimbingan konseling kepada

para mahasiswa; dan (c) menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik

(Budimansyah, dkk. 2010. Hlm. v). Pendidikan karakter Universitas Indonesia

dikembangkan dan diimplementasikan melalui dua kegiatan utama, yaitu Orientasi

Belajar Mahasiswa (OBM) dan Program Dasar Pendidikan Tinggi (PDPT).

IPDN yang merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan menerapkan

pendidikan karakter melalui pendekatan tritunggal terpadu (pengajaran, pelatihan dan

pengasuhan). Pengajaran untuk membentuk kecerdasan intelektual dan pelatihan

untuk membentuk kecerdasan psikomotorik dan pengasuhan untuk membentuk

kecerdasan afektif. Keunikan pendidikan di IPDN justru dengan adanya pendidikan

karakter dilakukan melalui pendekatan pengasuhan. Pengasuhan IPDN sebagai

strategi pendidikan karakter yang dirancang khusus lengkap dengan kurikulum

pengasuhannya.

Menurut Engel (1997), pengasuhan erat kaitannya dengan kemampuan suatu

keluarga atau komunitas dalam hal memberikan perhatian, waktu dan dukungan

untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial anak-anak yang sedang dalam

masa pertumbuhan . Dalam kamus bahasa Indonesia pengasuhan yaitu :

“cara mengasuh”, merupakan sikap dalam upaya mendidik anak dengan

(26)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagaimana membimbing dan mendidik anak secara psikis menuju kedewasaan (tersedia dalamhttp://library.walisongo.ac.id/ digilib/download. php?id=2175 diakses tanggal 17 April 2015).

Sebagaimana pengasuhan di IPDN sangat diperlukan, karena peserta didik di

IPDN selama masa pendidikan yaitu empat tahun ditempatkan di asrama. Kehidupan

di asrama selama 24 jam dalam sehari semalam dengan peserta didik berasal dari

berbagai daerah di Indonesia dengan beragam suku bangsa dan agama, maka

diperlukan pengaturan secara seksama. Keberadaan pengasuhan berfungsi

membentuk karakter keprofesionalannya. Bahkan dari sisi ruang dan waktu, porsi

terbesarnya pada pegasuhan selama 24 jam dalam sehari semalam.

Implementasi dari pendidikan karakter melalui pengasuhan ditentukan oleh

sempurnanya keterkaitan fenomena nilainya, sementara orang merasa perlu adanya

mata pelajaran etika atau budi pekerti. Seolah-olah semua ingin dijadikan mata kuliah

tersendiri dan dimasukkan kedalam kurikulum pengajaran. Padahal tidak semua yang

diperlukan dimasukkan kedalam kurikulum yang menjadi mata pelajaran, melainkan

bisa dimasukkan kedalam konsep pengasuhan.

Pendidikan perilaku keterkaitannya lebih banyak kepada kesepakatan dan hal

itu dibangun di dalam pola asuhan, bukan dihafalin, dan tataran implementasi

ilmunya adalah ilmu bersepakat seperti dalam cara berkomunikasi dan melihat nilai.

Sangat bisa diasumsikan bahwa pola pengasuhan penting bagi perguruan tinggi

lainnya karena pendidikan karakter itu bisa melalui pendidikan formal dalam kelas,

melalui kegiatan ekstrakurikuler atau melalui pengasuhan sebagai pengganti

keluarga. Peran keluarga dalam komunitas terkecil dalam suatu bangsa harus

berkelanjutan.

Saat anak sekolah dari SD sampai SMA, mereka diasuh oleh keluarganya atau

orang tuanya. Sedangkan pada saat mereka memasuki jenjang perguruan tinggi,

akademiknya tetap berkelanjutan sedangkan pengasuhannya terputus atau diserahkan

(27)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan oleh orang tua sejak dini, tidak selayaknya ketika masuk perguruan tinggi

terlepas dari orang tua dan tidak ada penggantinya, maka terjadi konsep pengasuhan

yang tidak berkesinambungan, masalahnya bisa lebih gawat daripada

ketidaksinambungan pendidikan kurikuler di kelas.

Saat ini kita memerlukan pendidikan karakter untuk membina anak bangsa

agar menjadi manusia seutuhnya, diantaranya melalui pengasuhan, sehingga

menemukan identitas diri, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan

masyarakat, lingkungan alam dan nilai-nilai spiritual (Lennox, 2009,hlm.15).

Pembinaan karakter bertujuan untuk pengembangan nilai-nilai karakter peserta didik

yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku manusia secara utuh

yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah (Kesuma dkk,

2012, hlm. 5), maka diupayakan strukturisasi keseimbangan antara dunia lahiriah dan

dunia bathiniah atau keseimbangan perilaku jasmani dan perilaku rohani (Amin,

2011, hlm. 113).

Kita perlu menghidupkan kembali pendidikan yang diarahkan pada aspek

afektif untuk pembentukan manusia menuju kesempurnaan ideal jiwa dan badan,

membentuk budaya intelektual dan spiritual. Hal ini sejalan dengan dua deskripsi

kemanusiaan yang saling melengkapi yaitu deskripsi upaya fisik yang berangkat dari

sumber fenomena kealaman dan deskripsi nilai yang berangkat dari sumber fenomena

ketuhanan (gaib) yang membuka peluang manfaat, maka dari kedua fenomena

tersebut yaitu fenomena kealaman dan fenomena Ilahiyah maka diturunkan konsep

manusia seutuhnya yang merupakan konsepsi ideal kemanusiaan yang esensinya

terletak pada kemandirian manusia dengan keutuhan unsur-unsurnya yaitu takwa,

etika, komunikasi, nalar dan fisik (Purwasasmita, 2012, hlm. 3).

Istilah utuh berada pada tujuan yang paling ideal sebagai penunjuk arah segala

tindakan pendidikan. Pada kenyataan sebenarnya keutuhan manusia bisa berlaku

relatif. Dalam psikologi, utuh diartikan sebagai pribadi yang matang, pribadi yang

(28)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahasa Islam, utuh dapat dimaknai sebagai manusia kaffah, insan kamil, akhlak mulia

atau dalam bahasa psikologi Islam, utuh berarti pribadi paripurna atau pribadi

muthmainnah. Semua istilah itu memiliki tekanan masing-masing tetapi pada

dasarnya semuanya tercakup dalam keutuhan yang ideal, yaitu kesatuan dan

keseimbangan antara kebutuhan badan, psikis, sosial dan spiritual atau disebut

dengan bio-psycho-socio-spiritual (Mulyana, 2011, hlm. 164).

Fenomena proses pembinaan manusia utuh terjadi pada diri praja, baik secara

individu maupun kelompok dalam setting pendidikan karakter melalui pengasuhan.

Kalau dalam skala individu adalah berkaitan dengan badan dan diri nya yang mandiri.

Maka gabungan dari individu akan menentukan skala kemanusiaan yang lebih besar

atau multiskala, seperti komunitas institusi dan skala kebangsaan yang ditentukan

oleh tingkat kemandirian (Purwasasmita, 2012, hlm. 136). Pengasuhan merupakan

proses yang panjang dan proses pengasuhan akan mencakup : 1) interaksi antara

anak, orang tua, dan masyarakat lingkungannya, 2) penyesuaian kebutuhan hidup dan

temperamen anak dengan orang tuanya, 3) pemenuhan tanggung jawab untuk

membesarkan dan memenuhi kebutuhan anak (tersedia pada

http://repository.usu.ac.id /bitstream/123456789/ 34210/3/ Chapter%20II.pdf diakses

pada tanggal 17 April 2015).

Menjadi hal yang penting saat kita membicarakan peserta didik karena mereka

adalah generasi bangsa yang dimasa mendatang akan menjadi khalifah yang

meneruskan peradaban bangsa. Menjadi keharusan bagi kita untuk memastikan

mereka dibentuk dengan cara yang benar sehingga menjadi individu dengan karakter

pembangun dan pejuang yang akan membangun negaranya serta memperjuangkan

harkat dan martabat bangsanya. Jika pendidikan di Indonesia berhasil melakukan itu,

maka kita tidak perlu khawatir untuk mempercayai anak-anak bangsa itu sebagai

pemimpin dan pemegang birokrasi kelak. Peserta didik yang dihasilkan adalah

(29)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anggota masyarakat yang berguna, dan bertanggungjawab atas kebahagiaan dirinya

dan kesejahteraan orang lain.

Manusia merdeka adalah seseorang yang mampu berkembang secara utuh dan

selaras dari segala aspek kemanusiaannya dan yang mampu menghargai dan

menghormati kemanusiaan setiap orang. Pepatah Ki Hajar Dewantara ini sangat tepat

yaitu “educate the head, the heart, and the hand”. Metode pendidikan yang sesuai adalah sistem among yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berasal dari

falsafah Ki Hajar Dewantara Ing Ngarso Suntulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan

Tut Wuri Handayani (tersedia pada http://langkahkebebasan. blogspot.com /p/

edukasi.html diakses 20 April 2015). Sesuai juga dengan falsafah budaya sunda yang

terkenal dengan trilogi siliasih (saling mengasihi), siliasah (saling menasehati),

siliasuh (saling mendukung).

Pengasuhan di IPDN sebagai ruh pembentukan kepribadian praja yang selama

ini dilaksanakan, sehingga diperlukan pengkajian yang lebih mendalam dan

berkompeten dalam rangka membangun nilai-nilai integritas dan kompetensi praja

yang berkarakter sebagai manusia utuh yang akan mengemban tugas sebagai kader

pemerintahan dalam negeri. Hal ini memuat konteks serta makna yang penting untuk

dikaji secara mendalam, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang permasalahan

ini, sehingga bisa menemukan konsep pengasuhan dalam membentuk manusia

seutuhnya yang tidak hanya berguna di IPDN, tetapi diharapkan bisa berguna juga di

tempat pendidikan lainnya.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka

teridentifikasi beberapa masalah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan, untuk

mendapatkan perhatian dan solusi yaitu :

(30)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Potensi olah pikir, olah rasa, olah hati yang dimiliki oleh pendidik dan peserta didik belum diberdayakan secara optimal.

3) Generasi muda yang sekarang cenderung tidak mampu mengendalikan emosi, tingkat spritualitas dan daya juangnya masih rendah.

4) Dukungan lembaga pendidikaan atas program pemerintah dalam proses pendidikan karakter belum maksimal.

5) Pentingnya proses pengasuhan sebagai bagian dari pendidikan formal pada sekolah yang berasrama seperti di IPDN untuk membangun sisi ideal manusia utuh belum dilakukan secara seksama.

6) Pengasuh sebagai pendidik, pengawas, sebagai tutor, guru kehidupan bagi peserta didik di IPDN belum berfungsi maksimal dalam mewujudkan praja sebagai manusia utuh.

7) Konsep dasar Institusi dalam proses pengasuhan belum dipahami secara benar oleh pengasuh dan oleh peserta didik.

8) Mengacu sisi ideal kemanusiaan, pengasuh dituntut oleh kreteria profesionalismenya.

9) Diperlukan konsep pengasuhan yang tepat untuk mewujudkan manusia utuh.

Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagaimana telah

dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini

adalah : Bagaimanakah konstruksi konsep manusia utuh dari pola dan aktivitas

peserta didik dalam pendidikan karakter melalui pengasuhan agar terbentuk manusia

seutuhnya? Agar masalah lebih terinci maka dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1) Bagaimanakah gambaran umum profil IPDN sebagai lokasi penelitian

pendidikan karakter?

2) Bagaimanakah mengkonstruksi konsep manusia utuh dari pola pendidikan

karakter melalui pengasuhan?

3) Bagaimanakah mengkonstruksi konsep manusia utuh dari aktivitas peserta

(31)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Nilai-nilai kemanusiaan apa sajakah yang terbentuk dari aktivitas peserta

didik dengan pendidikan karakter melalui pengasuhan dan bagaimanakah

melihat keseksamaan dari temuan nilai-nilai yang dikaji?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini secara

umum untuk mengkonstruksi konsep manusia utuh dalam konteks pendidikan

karakter berbasis pengasuhan. Secara khusus penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui gambaran umum profil IPDN sebagai lokasi penelitian

pendidikan karakter.

2. Untuk mengkaji dan mengkonstruksi konsep manusia utuh dari pola

pendidikan karakter melalui pengasuhan.

3. Untuk mengkaji dan mengkonstruksi konsep manusia utuh dari aktivitas

peserta didik dalam pendidikan karakter melalui pengasuhan.

4. Untuk menemukan nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk dari pendidikan

karakter melalui pengasuhan dan melihat keseksamaan dari temuan nilai-nilai

yang dikaji.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat baik

secara teoretis maupun praktis. Manfaat teoretis: untuk menemukan konsep

pembentukan manusia utuh dari pengasuhan dalam kerangka pendidikan karakter

dalam membina dan mengarahkan peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya.

Untuk memperkaya khasanah keilmuan dalam rangka temuan baru terkait dengan

penerapan ilmu secara aplikatif di bidang sosial, pendidikan, sosiologi, psikologi

serta sebagai bahan informasi dan kajian bagi para pemerhati, peminat dan peneliti

(32)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain memberikan manfaat secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat praktis bagi beberapa pihak sebagai berikut:

1) Bagi peneliti, sebagai bahan untuk mengembangkan teori pendidikan karakter

khususnya berkaitan dengan pengasuhan dalam membentuk manusia

seutuhnya.

2) Bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian ini memberikan masukan dalam

meningkatkan kualitas pendidikan karakter melalui program pengasuhan

sehingga terwujudnya manusia seutuhnya. Bagi peserta didik (praja), hasil

penelitian ini berguna agar proses pendidikan karakter melalui sistem

pengasuhan senantiasa diikuti dan ditaati agar terbentuknya praja sebagai

manusia seutuhnya.

3) Bagi peneliti lain, penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan untuk

kajian lebih lanjut, agar diperoleh perbandingan untuk menambah khasanah

keilmuan.

4) Bagi pengambil keputusan/kebijakan pendidikan, hasil penelitian ini dapat

menjadi masukan dalam mengambil kebijakan pendidikan baik ditingkat pusat

maupun daerah dan di tingkat satuan pendidikan sehingga ada umpan balik

(feedback).

5) Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi

pengembangan karakter peserta didik di lingkungan kampus IPDN.

1.5. Struktur Organisasi Disertasi

Pada bagian ini dipaparkan keseluruhan isi disertasi secara berurutan dari bab

I sampai bab Bab V sebagai berikut :

Bab I pendahuluan yang berisikan :1) latar belakang penelitian, 2) rumusan

masalah penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) manfaat penelitian dan 5) struktur

(33)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab II, kajian pustaka tentang pendidikan karakter, pengasuhan, dan manusia

utuh, yang meliputi : 1) hakekat pendidikan, 2) makna karakter, 3) konsep pendidikan

karakter, 4) konsep pengasuhan, 5) konsep manusia utuh, 6) penelitian yang relevan.

Bab III, metode penelitian berisi penjabaran yang rinci mengenai : 1) desain

penelitian, 2) partisipan dan tempat penelitian, 3) pengumpulan data, 4) analisis data,

5) defenisi operasional, 6)validasi data.

Bab IV memaparkan 1) temuan dan 2) pembahasan. Bab V merupakan bab

(34)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2005, hlm. 1) penelitian kualitatif adalah pendekatan

penelitian yang digunakan pada objek yang alamiah, yang lebih menekankan makna

daripada generalisasi dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Sejalan dengan

pernyataan Sugiyono tersebut, dimana dalam penelitian ini peneliti bermaksud

mengkonsepsi dan mempelajari makna dari nilai-nilai yang terbentuk dalam proses

pendidikan melalui pengasuhan secara alamiah dan mengkaji makna tersebut secara

mendalam sehingga dari penelitian ini dapat dirumuskan konsep baru tentang

pengasuhan dan mampu memprediksi mengapa terbentuknya suatu karakter, sikap

dan perilaku tertentu dari peserta didik melalui pengasuhan. Penelitian kualitatif lebih

berusaha memahami dan menafsirkan makna dari pendapat dan perilaku yang

ditampilkan manusia dalam suatu situasi menurut perspektif peneliti sendiri (Bogdan

dan Biklen, 1982,hlm. 31).

Selain itu, penelitan ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena

bertujuan untuk menggali dimensi pendidikan karakter melalui sistem pengasuhan

sebagai upaya membina praja agar berkepribadian utuh. Dengan pendekatan ini

peneliti meneliti gejala dan kebiasaan serta pengalaman-pengalaman dilapangan

berkaitan dengan kegiatan pembinaan karakter di IPDN melalui sistem pengasuhan.

Untuk menemukan pola pembinaan karakter peserta didik , sehingga memperoleh

pemahaman makna serta menemukan konsep dalam mewujudkan manusia seutuhnya.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Faisal (1990, hlm. 24) bahwa penelitian

kualitatif adalah sebuah pendekatan penelitian dalam kontek permasalahan fenomena

sosial, budaya dan tingkah laku manusia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena mengkaji suatu

perilaku manusia yang digambarkan melalui kata-kata. Penelitian kualitatif adalah

(35)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2000, hlm. 3).

Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif berkaitan dengan proses pengasuhan

yang merupakan wahana pendidikan karakter meliputi pengembangan pemahaman

dan internalisasi nilai karakter kepada praja serta upaya untuk menciptakan kondisi

yang mewujudkan terbinanya praja yang mempunyai kepribadian yang utuh. Menurut

Ary dkk (2010) sebuah penelitian kualitatif tidak lepas kaitannya dengan persoalan

kontek dan makna.

Dalam penelitian ini kontek masalah yaitu pengasuhan praja yang diterapkan

dalam proses pendidikan di IPDN. Sedangkan makna yang menjadi fokus perhatian

dalam penelitian ini adalah nilai-nilai karakter yang tertanam dalam pembinaan praja

melalui pengasuhan yang bisa membentuk praja menjadi manusia seutuhnya.

Pernyataan di atas menyiratkan bahwa pendekatan kualitatif merupakan suatu

pendekatan yang menekankan pada kajian interpretatif data hasil penelitian dan tidak

menggunakan kuantifikasi atau perhitungan statistik (Strauss dan Corbin, 2009, hlm.

4). Pengertian lebih lanjut mengenai penelitian kualitatif sebagai berikut :

Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyzes words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting

(Creswell, 1994, hlm. 15)

Kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah proses

penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu dengan

cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat gambaran kompleks

bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan-pandangan para

informan secara rinci, dan melakukan penelitian dalam situasi alamiah. Dalam

penelitian kualitatif, instrumen utama dalam penelitian adalah penulis sendiri yang

terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan

wawancara. Bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama bagi keseluruhan

proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data,

(36)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2000, hlm.132). Dengan demikian penulis lebih leluasa dalam mencari informasi dan

data yang terperinci dari subjek penelitian tentang berbagai hal yang diperlukan

dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.

Pendekatan penelitian ini adalah dengan metode grounded theory yang

menggunakan sejumlah prosedur sistematis guna mengembangkan konsep atau teori

dasar, yang disusun secara induktif, tentang suatu fenomena, karena bertujuan untuk

menemukan konsep, dalil, pendekatan atau teori baru berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan (Strauss dan Corbin, 2003, hlm.12 ). Temuan penelitiannya

merupakan rumusan tentang realitas yang diteliti, bukan sekedar sederet angka atau

sejumlah tema yang kurang berkaitan. Melalui metodologi ini, tidak hanya dihasilkan

konsep-konsep dan hubungan antar konsep, namun juga dilakukan pengujian

sementara terhadap konsep ini. Tujuan metode grounded research adalah menyusun

teori atau konsep yang sesuai, dan menjelaskan tentang bidang yang diteliti.

Makna yang terkandung dalam grounded adalah konsep yang diperoleh secara

induktif dari penelitian tentang fenomena yang dijelaskan. Penelitian grounded

memberikan peluang sangat besar untuk menemukan konsep baru, disusun dan

dibuktikan melalui pengumpulan data yang sistematis, dan analisis data yang

berkenaan dengan fenomena itu. Pengumpulan data, analisis data, dan teori saling

terkait dalam hubungan timbal balik. Peneliti tidak memulai penyelidikan dengan

pegangan pada suatu teori tertentu lalu membuktikannya, melainkan dengan

pegangan pada suatu bidang kajian dan hal-hal yang terkait dengan bidang tersebut

(Strauss dan Corbin, 2003, hlm. 10-11).

Penelitian grounded memiliki tiga macam sistem pengkodean, yakni open

coding, axial coding, dan selective coding (Straus dan Corbin, 2003, hlm.51-54;

Creswell, 1998:57). Dalam penelitian ini, sistem pengkodean yang digunakan adalah

pemberian kode secara terbuka (open coding) dengan urutan langkah-langkah

sebagaimana dikemukakan Straus dan Corbin (2003, hlm 57-71) sebagai berikut:

pelabelan fenomena, penemuan kategori, penamaan kategori, penyusunan kategori,

(37)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya langkah-langkah tersebut diuraikan sebagai berikut : dalam langkah

pelabelan fenomena sebagai langkah awal analisis data, peneliti dituntut untuk peka

dengan pengenalan konsep-konsep atau konseptualisasi data dengan memberi nama

kegiatan/aktivitas informan yang dilakukan selama diamati, ditanya, ataupun

diwawancarai.

Setelah konseptualisasi data, selanjutnya adalah penemuan kategori. Pada

langkah ini, konsep-konsep dikategorikan, dikelompokkan berdasarkan

persamaan-persamaannya. Karena itu, langkah ini sering pula disebut ”pengkategorian”

berdasarkan jumlah pengelompokkannya. Setelah pengkategorian konsep, penulis

memberikan nama terhadap kategori-kategori yang relevan dengan data yang

diperoleh, dan menyusun kategori yang ada berdasarkan sifat masing-masing kategori

sebagai atribut dari suatu kategori. Langkah selanjutnya adalah memilih pengkodean

yang digunakan. Dalam hal ini, peneliti memilih pengkodean terbuka, artinya semua

fenomena diidentifikasi terlebih dahulu tanpa memandang jenis, sifat, dan

substansinya. Setelah itu peneliti dapat memulai menganalisis data baik dengan

analisis baris per baris yang memerlukan pengujian frase per frase bahkan kata demi

kata secara rinci. Cara kedua dapat dilakukan dengan paragraf, dimana tujuannya

untuk memahami makna yang terkandung dari paragraf itu. Langkah terakhir adalah

menyajikan data dan membuat interpretasi. Pada langkah ini peneliti menyajikan data

yang sedapat mungkin mudah dipahami oleh pembaca, sehingga alur berpikir peneliti

dapat diikuti pembaca. Akhirnya, peneliti berusaha menemukan suatu jawaban dari

interpretasi yang peneliti lakukan sebagai grounded dari data lapangan.

Penelitian ini mempelajari fenomena pengasuhan dalam pembinaan praja,

nilai apa yang terbentuk dari aktivitas, proses perubahan nilai, perubahan yang terjadi

dan dampak dari pembinaan karakter praja. Penelitian ini termasuk tipe penelitian

grounded, hal ini mengacu pada penjelasan yang dikemukakan oleh Ary dkk (2010)

tentang tipe-tipe penelitian kualitatif. Alasan utama bahwa penelitian ini termasuk

kepada penelitian grounded, karena fenomena yang dikaji berdasarkan data lapangan,

(38)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakter melalui pengasuhan praja sehingga ditemukan sejumlah konsep atau

fenomena saling terkait.

3.2. Partisipan dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di IPDN Jatinangor, karena di IPDN terdapat sistem

pendidikan yang holistik yaitu pendidikan tritunggal terpadu yang terdiri dari tiga

pendekatan yaitu melalui pengajaran, pelatihan dan pengasuhan yang masing-masing

mempunyai kurikulum tersendiri. Pengajaran dilakukan untuk membentuk

kecerdasan kognitif, pelatihan dilakukan untuk membentuk kecerdasan psikomotorik

sedangkan penelitian ini difokuskan pada pengasuhan yang bertujuan untuk mendidik

praja dan membina karakter praja agar cerdas secara afektifnya.

Penelitian kualitatif tidak mengenal sampel yang ditentukan berdasarkan

penghitungan secara kuantitatif, akan tetapi lebih kepada hal apa yang ingin dikaji

oleh peneliti. Karena itu dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah

secara sengaja atau purposive sampling, yang terpenting adalah bagaimana

menentukan informan kunci (key informan) yakni pihak-pihak yang dianggap dapat

memberikan informasi berkenaan dengan tujuan yang hendak dicapai atau situasi

sosial tertentu yang syarat dengan informasi sesuai dengan fokus penelitian.

Sebagai sampel dalam penelitian ini hanyalah sumber yang dapat memberikan

informasi. Sampel dalam penelitian ini berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang

diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau

tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat

memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan

seterusnya. Cara ini lazim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan (Nasution, 1996, hlm 32). Sekaitan dengan itu, maka yang menjadi

subjek dalam penelitian ini adalah : praja, pengasuh asrama, kepala bagian

pengasuhan, dosen dan pelatih. Melalui pemilihan subjek tersebut diharapkan dapat

(39)

Devi Irena,2015

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENGASUHAN UNTUK MEMBENTUK MANUSIA SEUTUHNYA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3. Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini pada dasarnya berupa reaksi

pengasuh dan reaksi praja meliputi reaksi spontan dan alamiah yang diperoleh pada

saat berada dikampus dengan segenap aktivitasnya, respon tertulis, dan respon yang

diberikan melalui proses tanya jawab atau wawancara. Karena pengumpulan data

yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti sendiri, maka peneliti

bertindak sebagai instrumen pengumpul data dengan cara melakukan pengamatan

secara langsung dan seksama terhadap setiap respon praja dan pengasuh.

Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara

dan teknik yang berasal dari berbagai sumber baik manusia maupun bukan manusia.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan adalah

teknik pengumpulan data kualitatif, yang meliputi wawancara, observasi, studi

dokumentasi dan studi literatur.

Observasi yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian

terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam hal ini, peneliti

datang kelokasi penelitian berulang kali selama satu tahun masa penelitian dan berada

dilapangan membaur dengan objek yang diteliti sehingga diperoleh data yang

diperlukan secara lebih meyakinkan keobyektivitasannya. Objek yang diamati adalah

berupa aktivitas keseharian praja dalam melaksanakan kegiatan pengasuhan yang

sudah ditetapkan oleh lembaga, pembinaan praja melalui pengasuhan oleh para

pengasuh, keaadaan lingkungan serta sarana prasarana tempat praja di didik dengan

program pengasuhan.

Observasi dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrumen

pengamatan maupun tanpa instrumen pengamatan (Arikunto, 1998, hlm. 129).

Pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh

subjek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data. Keberadaan

peneliti secara langsung di lapangan dapat memberikan kesempatan yang luas untuk

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Gambar 3.1  Komponen Analisis Data
gambaran digunakan di IPDN dalam upaya membentuk

Referensi

Dokumen terkait

estetika), olah hati (karsa, etika), olah cipta (pikir, logika), dan olah raga (fisik, kinestetika terutama untuk seni tari). Dalam pembelajaran di SDN I Jogodayuh

Bahwa Karakter merupakan kepribadian utuh yang mencerminkan keselarasan, keharmonisan dari olah HATI (jujur, bertanggung jawab), PIKIR (cerdas), RAGA (sehat dan bersih),