• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING ANAK LOW VISION SEKOLAH DASAR KELAS IV DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING ANAK LOW VISION SEKOLAH DASAR KELAS IV DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KEMANDIRIAN ACTIVITY OF

DAILY LIVING ANAK LOW VISION SEKOLAH DASAR

KELAS IV DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG (Studi Deskriptif Mengenai Keterampilan Memelihara Diri)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Khusus

Oleh :

TITIS INGGRIANI 1002142

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)
(3)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….…….. i

ABSTRAK ………... ii

KATA PENGANTAR………... iii

DAFTAR ISI………...…... iv

DAFTAR TABEL………...……… v

DAFTAR GAMBAR……… vi

DAFTAR LAMPIRAN………...…... vii

BAB I PENDAHULUAN………..….… 1

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Fokus Masalah……….. 3

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian………...…... 4

BAB II PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ACTIVITY OF DAILY LIVING ANAK LOW VISION………..………... 6

A. Kemandirian………...…. 6

B. Activity of Daily Living ………..………...…….... 10

C. Anak Low Vision………..…….. 19

BAB III METODE PENELITIAN………...……... 27

A. Lokasi dan Subjek Penelitian……….. 27

B. Metode Penelitian………..………...… 29

(4)

D. Teknik Pengumpulan Data………...………...….... 31

E. Penguji Keabsahan Data………...………... 34

F. Analisis Data………..………. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..…...…. 38

A. Deskripsi Hasil Wawancara………....… 38

B. Pembahasan Hasil Penelitian………..………..….. 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………... 94

A. Simpulan………... 94

B. Saran ………... 96

DAFTAR PUSTAKA………... 98

(5)
(6)

ABSTRAK

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING SKILLS ANAK LOW VISION SEKOLAH DASAR KELAS IV

DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG

Titis Inggriani (1002142)

Kemandirian Activity Dailiy of Living merupakan salah satu aspek kemandirian yang harus dikembangkan dengan baik pada anak berkebutuhan khusus terutama Low Vision di dalam kehidupan sehari-hari. Karena selama ini anggapan dari orang pada umumnya mengenai Low Vision adalah mereka orang mempunyai sisa penglihatan yang dianggap tidak berdaya, perlu dikasihani, bergantung pada orang lain atau secara tidak langsung dapat dikatakan tidak mempunyai kemandirian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kemandirian anak low vision dalam pelaksanaan pembelajaran kegiatan sehari-hari (activity of daily living) khususnya dalam keterampilan merawat diri (personal care skills). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tentang kemandirian activity daily of living anak low vision” ini adalah kualitatif yaitu suatu pendekatan yang tidak menggunakan suatu perhitungan statistik. Digunakannya metode penelitian deskriptif, karena peneliti bermaksud untuk meneliti kemandirian activity of daily living dengan cara mendeskripsikannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di SLB Negeri A Kota Bandung pada 2 orang anak low vision kelas IV. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemandirian activity of daily living skills kedua anak kelas IV tersebut sudah baik. Disarankan terhadap orangtua dan guru, adanya kerjasama antara kedua pihak tersebut merupakan salah satu aspek yang dapat menunjang berkembangnya kemandirian anak, juga kedisiplinan dalam melatih kegiatan sehari-hari sejak dini merupakan salah satu faktor anak mampu untuk mencapai kemandiriannya.

(7)

ABSTRACTEDLY

INDEPENDENCE LEARNING PERFORMING ACTIVITY OF DAILY LIVING SKILLS CHILD LOW VISION ELEMENTARY SCHOOL BRAZES IV.

AT SLB NEGERI A KOTA BANDUNG

Titis Inggriani (1002142)

Independence Activity Dailiy of Living constitute one of independence aspect that shall be developed with every consideration on child gets special requirement especially Low Vision in day-to-day life . Since as it long assumption of person in a general way about Low Vision is their person have reputed sight rest over a barrel, need to be pitied, dependent on other people or indirectly get not been said has independence. To the effect this research to know child independence picture low vision in activity learning performing everyday( activity of daily living) notably deep skill nurses self (personal care skills). Approaching that is utilized in research about “ independence activity daily of living child low vision ” this is kualitatif which is an approaching that doesn't utilize a statistical count. It utilizes descriptive research method, since researcher intends to analyze independence activity of daily living by describes it. Data collecting tech that is utilized which is with interview, observation, and documentation. This research is done at SLB A's Country Bandung's City on 2 childs low vision class IV.. menunjukan's observational result that independence activity of daily living skills second child brazes IV. that was good. Suggested to parent and teacher, mark sense collaboration among party second that constitutes one of aspect which can prop its amends child independence, also discipline in coach knockabout activity early on constitutes one of child factor be able to reach its independence.

(8)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Setiap individu ingin terlahir sempurna, tanpa ada kekurangan, tanpa ada

kecacatan. Setiap manusia juga ingin memiliki alat indera yang lengkap, terutama

mata. Mata adalah jendela dunia, melalui mata individu dapat mengenal dan

mengetahui banyak hal. Mata juga membantu dalam beraktivitas dan

mengembangkan kegiatan secara mandiri.

Menurut Mangunsong (1998, hlm.39) “ tidak berfungsinya mata secara

optimal dapat mengahambat individu untuk melakukan aktivitasnya juga

menghambat perkembangan kemandirian individu.”

Pada penelitan ini, peneliti berfokus pada anak berkebutuhan khusus dengan

hambatan penglihatan kurang awas (low vision). Menurut Anggito Saputra dalam

http://anggitosaputra.blogspot.com/2012/06/konsep-tunanetra 02.html murid

tunanetra merupakan kelompok anak yang mengalami kelainan yang sedemikian

rupa pada indera penglihatannya. Sebagai akibat ketunanetraannya, maka

pemahaman terhadap dunia luar tidak diperoleh secara utuh, dengan demikian

murid tunanetra mengalami hambatan dalam mengetahui lingkungan sekitar.

Keterbatasan-keterbatasan murid tunanetra sebagai akibat langsung dari

ketunaannya. Hilangnya fungsi indera penglihatan bukan berarti murid tunanetra

tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, sebab masih ada

indera-indera lainnya yang bisa di optimalkan untuk dapat berinteraksi dengan

lingkungan sekelilingnya. Menurut Suran dan Rizzo, 1979 (dikutip Mangunsong,

1998, hlm.42) mengemukakan bahwa “low vision merupakan salah satu bentuk gangguan penglihatan yang tidak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata.

Jarak pandang maksimal untuk penyandang low vision adalah 6 meter dengan luas

pandangan maksimal 20 derajat. Penyandang low vision hanya kehilangan

sebagian penglihatannya dan masih memiliki sisa penglihatan yang dapat

digunakan untuk beraktivitas.” Sampai saat ini belum diketahui jumlah pasti

(9)

Dampak gangguan penglihatan pada aspek perkembangan tunanetra menurut

Mangunsong (1998, hlm.46) antara lain perkembangan kognitif dan kemampuan

konseptual, perkembangan motorik, dan perkembangan sosial. Pada aspek

perkembangan sosial, kondisi low vision menimbulkan dampak yakni penyandang

memiliki kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, merasa tidak

berdaya dan cenderung bersikap tegantung dengan orang lain. Peran orang-orang

berada disekitar individu diperlukan untuk memberikan dukungan dan dorongan

agar penyandang low vision mampu berusaha sendiri dan memiliki kepercayaan

diri untuk melakukan berbagai macam kegiatan sendiri, tanpa bantuan orang lain

(Mangunsong, 1998, hlm. 49)

Seringkali penyandang low vision mengalami kesulitan dalam

mengembangkan kemandiriannya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan

terhadap anak tunanetra low vision di kelas IV SDLB SLBN-A Kota Bandung,

masih banyak anak tunanetra low vision yang masih belum mampu hidup secara

mandiri dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Masrun (1986, hlm.8) mengemukakan bahwa:

Kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Namun dalam kenyataanya ketika anak low vision menjalani aktifitas

keseharian, mereka masih banyak bergantung terhadap orang lain dan masih

belum mampu mengekspresikan diri dengan lingkungannya. Contoh Kemandirian

Keterampilan Activity of Daily Living untuk anak low vison dalam keterampilan

merawat dan menolong diri sendiri, anak low vision dalam merawat diri yang

seharusnya mereka mampu melakukannya sendiri justru mereka sering meminta

bantuan dari orang lain. Ketika anak low vision melakukan mobilitas di dalam

lingkungan sekolah mereka terkadang akan merasa malu dan minder juga banyak

sekali ketakutan dalam pikiran mereka. Sehingga ada sebagian anak low vison

(10)

sehingga kondisi ini dapat menghambat anak low vision untuk mengembangkan

kemandiriannya.

Berdasarkan masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Pelaksanaan Pembelajaran Kemandirian Activity of Daily Living Anak Low Vision Sekolah Dasar Kelas IV Di SLB Negeri A Kota Bandung”.

B.Fokus Masalah

Kemandirian berarti hal atau keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri

tanpa bantuan orang lain. Lebih dari itu masih banyak arti luas mengenai

kemandirian. Kemandirian merupakan suatu aspek yang dipandang sebagian

orang adalah hak bagi mereka yang mempunyai keadaan yang sempurna tanpa

kurang sesuatu apapun, namun bila kita melihat pada sisi anak berkebutuhan

khusus mereka justru lebih membutuhkan pendidikan kemandirian yang baik

sehingga mereka dapat menempatkan diri mereka pada masyarakat luas dengan

baik dan tanpa diskriminasi. Pelaksanaan Pembelajaran Kemandirian Activity

Dailiy of Living merupakan salah satu kemandirian yang harus dikembangkan

dengan baik pada anak berkebutuhan khusus terutama low vision di dalam

kehidupan sehari-hari. Karena selama ini anggapan dari orang pada umumnya

mengenai low vision adalah mereka orang mempunyai sisa penglihatan yang

dianggap tidak berdaya, perlu dikasihani, bergantung pada orang lain atau secara

tidak langsung dapat dikatakan tidak mempunyai kemandirian.

Anggapan-anggapan tersebut haruslah sirna karena bila low vision diberi pendidikan

mengenai pelaksanaan pembelajaran kemandirian activity daily of living secara

baik mereka akan berkembang secara baik pula dalam kehidupan sehari-hari,

namun bila penerapan pendidikan mengenai kemandirian salah untuk di

sampaikan maka akan terjadi kesenjangan antara kemandirian dan konsep yang

diterima oleh anak Low Vision.

Ruang lingkup Activity of Daily Living sangat beragam dan salah satunya

adalah Keterampilan Memelihara Diri (Personal Care Skills). Untuk itu peneliti

(11)

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti mengajukan pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran memelihara diri (personal care

skills) dalam activity of daily living anak low vision Sekolah Dasar kelas IV di

SLB Negeri A Kota Bandung?

2. Bagaimanakah kesulitan pelaksanaan pembelajaran memelihara diri (personal

care skills) dalam activity of daily living anak low vision Sekolah Dasar kelas

IV Di SLB Negeri A Kota Bandung?

3. Bagaimanakah usaha-usaha penanganan kesulitan pelaksanaan pembelajaran

memelihara diri (personal care skills) dalam activity of daily living anak low

vision Tingkat Sekolah Dasar Kelas IV Di SLB Negeri A Kota Bandung?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dari uraian latar belakang dan fokus masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

Melalui penelitian ini, terdapat tujuan sebagai berikut :

a. Bagaimana gambaran pelaksanaan pembelajaran kemandirian anak low vision

dalam keterampilan activity of daily living khususnya dalam keterampilan

merawat diri (personal care skills).

b. Kesulitan pelaksanaan pembelajaran merawat diri (personal care skills)

dalam activity of daily living.

c. Usaha penanganan kesulitan pelaksanaan pembelajaran merawat diri (personal

care skills)

2. Manfaat penelitian

Dari penelitian ini, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat, adapun

manfaat tersebut diantaranya adalah:

a. Manfaat teoritis

1. Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi ilmu pengetahuan dalam bidang

pendidikan dan juga ilmu pada umumnya serta lembaga Pendidikan Khusus

(12)

2. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut serta acuan dalam

pelaksanaan kemandirian di masyarakat.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai cerminan untuk guru apakah sudah

tepat menanamkan kemandirian kepada peserta didiknya.

4. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai tolak ukur seberapa pentingnya

kemandirian untuk anak tunanetra

b. Manfaat praktis

Memberikan gambaran kepada pembaca mengenai kemandirian untuk anak

(13)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian, pada akhir penulisan

ini akan dijabarkan beberapa kesimpulan dan diajukan beberapa rekomendasi

yang kiranya dapat bermanfaat. Maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian telah

mampu menjawab pertanyaan penelitian. Kesimpulan tersebut adalah:

Pelaksanaan keterampilan memelihara diri (personal care skills) dalam pembelajaran activity of daily living anak low vision Sekolah Dasar kelas IV di SLB Negeri A Kota Bandung

Pelaksanaan keterampilan dalam memelihara diri (personal care skills) ternyata

mampu berkembang dengan baik dan dapat diaplikasikan secara mandiri oleh

anak. Hanya saja butuh dukungan dari berbagai pihak agar keterampilan merwat

diri (personal care skills) ini terwujud dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara,

observasi dan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa keterampilan merawat diri

(personal care skills) pada anak kelas IV di SLB Negeri A Kota Bandung sudah

sangat baik, anak-anak sudah mampu merawat diri secara mandiri tanpa bantuan

orang lain dalam hal bersolek (menyisir rambut, memakai minyak rambut,

memakai hand body lotion, memakai parfum, menggunakan deodorant,

mengunting kuku), dalam kebiasaan berpakaian (memelihara pakaian, menyimpan

pakaian, mencuci pakaian, menyetrika pakaian, melipat pakaian, memilih pakaian

yang serasi, memilih bahan yang tepat, memilih model yang tepat, memilih warna

yang tepat), dan dalam memelihara sepatu dan kaos kaki (membersihkan sepatu,

menyemir sepatu, menyimpan sepatu, memakai kaos kaki,membersihkan kaos

kaki).

(14)

Kesulitan yang dihadapi anak kelas IV di SLB Negeri A Kota Bandung dalam

(15)

95

yang berbahaya agar anak low vision dapat menggunakannya dengan aman dan

nyaman harus di modifikasi juga disesuaikan dengan kebutuhan mereka untuk

mencapai kemandirian. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi anak

mempunyai kesulitan dalam bersolek (memotong kuku) juga dalam berpakaian

(menyetrika), untuk itu diaharapkan ada modifikasi terhadapa dua benda gunting

kuku, dan setrika agar kedua benda tersebut dapat digunakan secara aman dan

nyaman oleh anak tunanetra umumnya khususnya anak low vision.

Usaha penanganan kesulitan keterampilan memelihara diri (personal care

skills) dalam Activty of Daily Living Anak Low Vision Sekolah Dasar Kelas

IV di SLB Negeri A Kota Bandung.

Usaha yang dilakukan oleh beberapa pihak di sekolah maupun di rumah dalam

penangan kesulitan keterampilan memelihara diri (personal care skills) guna

menunjang pencapaian kemandirian yang maksimal untuk anak sudah sangat baik,

yakni dengan cara selalu memberikan latihan untuk anak yang dilakukan secara

berulang-ulang, memberikan contoh kongkrit, memberikan modeling untuk anak,

dan melakukan modifikasi terhadap benda-benda yang dapat menunjang

kebutuhan anak dalam mencapai kemandirian, member latihan yang penuh

dengan kesabaran, lemah lembut, dan jangan lupa selalu memberikan reward

untuk anak agar selalu termotivasi untuk selalu meningkatkan kemandiriannya

dalam activity of daily living umumnya dan khususnya dalam memelihara diri

(16)

96

B.Saran

Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi bagi pihak sekolah, orang tua,

pembimbing asrama, dan bagi peneliti selanjutnya yaitu:

1. Saran bagi sekolah

Kemandirian merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk

dikembangkan, karena dengan kemandirian seseorang akan mampu percaya

pada kemampuan diri sendiri dan tidak akan bergantung kepada orang lain.

Untuk itu kepada pihak sekolah melatih kemandirian anak setiap waktu

merupakan hal yang sangat baik karena selain anak akan terlatih disamping itu

dalam pembelajaran apapun salah satunya kemandirian dari pihak pengajar

khususnya dapat menyisipkan nilai-nilai moral yang mampu membangun

kemndirian anak agar semakin baik. Juga sekolah merupakan salah satu

lembaga formal yang dapat mengatur kehidupan pendidikan anak sehingga

sekolah diharapkan dapat mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang

unggul tidak hanya dalam aspek kogniti dan psikomotor namun juga dalam

dijadikan model pembelajaran oleh anak, pembiasaan yang baik dari orangtua

terhadap anak sejak usia dini pada kemandiriannya akan berakibat baik pula

untuk kemandirian anak dimasa depan. Orangtua yang mempunyai aturan yang

tegas namun sesuai porsinya akan membentuk karakteristik anak mampu

mandiri dalam lingkungannya dan tidak akan bergantung terhadap orang lain.

Orangtua mempunyai waktu yang sangat banyak bersama anak, untuk itu

orangtua harus senantiasa membimbing dengan baik anak-anaknya dalam hal

kemandirian sehari-hari agar mampu tercipta anak-anak yang mampu diterima

(17)

97

perlukan oleh anak agar anak senantiasa mencapai kemandiriannya dengan

motivasi positif yang di berikan lingkungan terutama orangtua.

3. Saran bagi pembimbing asrama

Masih banyak pembimbing asrama yang kurang memperhatikan

kemandirian anak dan berkesan melayani terhadap keinginan anak di asrama

karena merasa mempunyai tanggung jawab, namun dengan membiarkan anak

melakukan pekerjaan-pekerjaan ringan dan membiarkan mereka untuk mampu

mengerjakan pekerjaan secara mandiri dengan pendidikan sedini mungkin

maka akan terwujud anak-anak yang mampu mandiri dalam aspek

kehidupannya sehari-hari.

4. Saran bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak yang perlu

dikembangkan dan digali berdasarkan kasus-kasus yang berhubungan dengan

kemadirian activity daily of living skills di lapangan. Untuk itu bagi peneliti

selanjutnya yang juga tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

kemadirian activity daily of living skills, sebaiknya yang menjadi subjek

penelitian adalah subjek penelitian yang lain misal kepada tunanetra dewasa

yang telah berkeluarga dan dapat diteliti mengenai kemandirian tunanetra

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Areev, A (2013). Kemandirian. [Online]. Tersedia di :

http://tugasavan.blogspot.com/2010/10/kemandirian.html. Diakses 7Juli 2014

Astati , (2003). Program Khusus Bina Diri. Malang : Depdikbud

Aunurrahman, (2010). Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung : Rosdakarya

Emzir.(2009). Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Manastas, L (2014). Strategi Mengajar Siswa Tunanetra. Yogyakarta : Imperium

Mangunsong, F .dkk.1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta: LPSP3 Universitas Indonesia

Mangunsong, F (2009). Psikologi & Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Jilid 1).

Muharani, Q. (2008). Kemandirian Pada Penyandang Low Vision. [Online]. Tersedia di :

http://eprints.undip.ac.id/11138/1/JURNAL PDF.pdf . Diakses 3 Juli 2014.

Nawawi, A (2010). Materi Latihan Keterampilan Kehidupan Sehari-hari Bagi Siswa Tunanetra Activity Of Daily Living Skills. [Online]. Tersedia di :

http://file.edu./Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/194512071981121-AHMAD_NAWAWI/ADL_bagi_Tunanetra.pdf. Diakses 8 Juli 2014

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia (2013)

Persatuan Tunanetra Indonesia, 2008. Pusat Layanan Low Vision.. [Online]. Tersedia di: http//pertuni.idp-europe.org/index.php. Diakses 3 Juli 2014.

Purwaka, H (2005). Kemandirian Tunanetra. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti

Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung:Refika Aditama

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Sekretariat Komisi Kepolisian Nasional yang selanjutnya disingkat Set Kompolnas adalah Satuan Organisasi yang bertugas membantu pelaksanaan tugas Kompolnas di

Implementasi pembelajaran berbasis nilai kewirausahaan di taman kanak-kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Tentang Perubahan Wujud Benda Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di Kelas Iv Sdn Mekrsari 3 Cimanggis

Berdasarkan hasil penelitian Respati, Arifin, dan Ernawati (2010) menunjukkan bahwa kecerdasan emosional siswa akselerasi SMA di Jakarta berada pada kategori rendah sebesar

Dalam penulisan ilmiah yang berjudul Analisis Kompetensi Kewirausahaan Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Angkatan 2003- 2006, penulis ingin mengetahui

Internal Model control (IMC) adalah suatu metode untuk merancang suatu pengontrol umpan balik untuk membuat keluaran suatu proses yang stabil memberikan respon

Menjadi bahan tambahan bagi mahasiswa yang bermanfaat dalam penelitian yang akan datang tentang asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman

PENERAPAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..