• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA: Survei pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah Kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA: Survei pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah Kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA DAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

(Survei pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah

Kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh:

NURMAN HAKIM 0807071

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

YANG MEMPENGARUHINYA

(Survei pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah Kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. B. Lena Nuryanti, M.Pd NIP. 19610709 198703 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

(3)

Tempat : Laboratorium Pendidikan Manajemen Bisnis

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pendidikan Indonesia

Panitia ujian terdiri dari:

1. Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.

NIP. 19600412 198603 1 002

2. Sekretaris : Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M.

NIP. 19690404 199903 1 001

3. Anggota : 1. Dr. Kusnendi, M.S.

NIP. 19600122 198403 1 003

2. Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M.

NIP. 19611102 198603 1 002

4. Penguji I : Dr. Hj. Ratih Hurriyati, M.P. NIP. 19680225 199301 2 001

5. Penguji II : Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M.

NIP. 19690404 199903 1 001

(4)

Oleh Nurman Hakim

0807071

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Nurman Hakim 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(5)

Learn to Survive,

Survive to Live,

Live to Learn.

(6)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Nurman Hakim, 0807071, Intensi Berwirausaha Mahasiswa dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Survei pada Mahasiswa yang mengontrak Mata Kuliah Kewirausahaan di Universitas Pendidi kan Indonesia), dibawah bimbingan Dr. B. Lena Nuryanti Sastradinata M.Pd.

Rendahnya lulusan pendidikan tinggi yang berprofesi sebagai wirausahawan sebagai salah satu indikasi rendahnya jiwa kewirausahaan. Hal tersebut terjadi karena kecenderungan atau intensi mahasiswa untuk melakukan aktivitas kewirausahaan di masa yang akan datang semasa kuliah. Mata kuliah kewirausahaan sebagai salah satu upaya dapat dalam meningkatkan intensi berwirausaha.

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengukur intensi berwirausaha dan seberapa besar dipengaruhi usia berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan internalisasi pengalaman dalam pembelajaran kewirausahaan mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia.

Objek yang diteliti adalah mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia. Variabel bebas adalah usia, variabel kontrol adalah jenis kelamin, pekerjaan orang tua, internalisasi pengalaman dalam pembelajaran kewirausahaan dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah intensi berwirausaha yang diukur oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang disadari. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah

explanatory survey dengan teknik stratified sampling dengan jumlah sampel 138 responden dalam 3 strata. Teknik analisis data yang digunakan adalah Persamaan Model Strukturaldengan alat bantu software komputer SPSS 16.00 dan LISREL 8.8.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sikap terhadap perilaku sebagai konstruk yang dominan dengan valid dan signifikan yang tinggi dalam intensi berwirausaha. Intensi berwirausaha di pengaruhi negatif oleh usia. Pengaruh tersebut kuat dan signifikan terutama pada jenis kelamin perempuan, pekerjaan orang tua bukan wirausahawan, dan internalisasi pengalaman dalam pembelajaran kewirausahaan yang rendah.

(7)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Nurman Hakim, 0807071, Entrepreneurial Intention Student and It is Influence Factors (Survey on Entrepreneurship Lesson Student in Indonesia University of Education), under the guidance of Dr. B. Lena Nuryanti Sastradinata M.Pd.

Higher education graduation intently to work out as entrepreneur and indicated about the entrepreneurial spirit is low. It happens because students intentionally not have entrepreneurial activities at the future while his studies. Entrepreneurship lesson is one of all effort to increase entrepreneurial intention student at the future.

The purpose of this study measured entrepreneurial intention and it is influenced by age based on gender, parent occupation, and internalization level of entrepreneurial learning experience’s student at Indonesia University of Education.

The object on this study is student of entrepreneurial lesson at Indonesia University of Education. The independent variable is age by control variables are gender, parent occupation, and internalization of entrepreneurial learning experience. While the dependent variable is entrepreneurial intention measured by attitude toward behavior, subjective norm, and perceived behavior control. This study is descriptive verification research , and the method used is explanatory survey with stratified random sampling technique with a sample of 138 respondents on 3 stratums. The data analysis technique used structural equation model with SPSS 16.0 and LISREL 8.0.

Based on the study can be concluded that attitude toward behavior as dominant, valid, and strong construct measured significantly entrepreneurial intention. Entrepreneurial intention negatively affected by age. The negative effects are valid and significant on female, parent occupation as not entrepreneurial job, and low level on internalization of entrepreneurship learning experience.

(8)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 13

1.3. Rumusan Masalah ... 14

1.4. Tujuan Penelitian ... 15

1.5. Kegunaan Penelitian... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ... 18

2.1.1 Pengalaman Belajar Kewirausahaan ... 18

2.1.1.1 Konsep Pendidikan Kewirausahaan... ... 18

2.1.1.2 Teori Belajar Konstruktivisme dalam Pendidikan Kewirausahaan... ... 20

2.1.1.2 Konsep Pembelajaran Kewirausahaan di Perguruan Tinggi... ... 23

(9)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.2 Intensi Berwirausaha ... 27

2.1.2.1 Kewirausahaan ... 27

2.1.2.2 Konsep Intensi Berwirausaha ... 30

2.1.2.3 Pengukuran Intensi Berwirausaha.... ... 31

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha ... 35

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 38

2.2. Kerangka Pemikiran ... 40

2.3. Hipotesis ... 43

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 45

3.2 Metode Penelitian ... 45

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 45

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian... . 47

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 52

3.2.4 Populasi dan Sampel, dan Teknik Sampling ... . 53

3.2.4.1 Populasi ... 53

3.2.4.2 Sampel ... 54

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 55

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 57

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Intrumen Penelitian . 62 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian... 62

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian... 65

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Hipotesis ... ... 68

3.2.7.1 Teknik Analisis Data... ... 68

3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Deskriptif ... . 70

(10)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.7.4 Rancangan Analisis Data Verifikatif Menggunakan

Model Persamaan Struktural ... ... ... 75

3.2.7.5 Rancangan Pengujian Hipotesis... ... 82

3.2.7.6 Rancangan Pengujian Variabel Kontrol Jenis Kelamin, Pekerjaan dan Internalisasi Pengalaman dalam Pembelajaran Kewirausahaan Menggunakan Pendekatan MultipleSampleAnalysis... ... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... ... 85

4.1.1 Profil Universitas Pendidikan Indonesia dan Mata Kuliah Kewirausahaannya... ... 85

4.1.1.1 Sejarah Pendirian ... ... 85

4.1.1.2 Logo ... ... 86

4.1.1.3 Visi, Misi dan Tujuan ... ... 87

4.1.1.4 Fakultas dan Jurusan/ Program Studi... 88

4.1.1.5 Kompetensi Lulusan... ... 91

4.1.1.6 Kurikulum Mata Kuliah Kewirausahaan... ... 100

4.1.1.7 Mata Kuliah Kewirausahaan... ... 109

4.1.1.8 Pengalaman dalam Mata Kuliah Kewirausahaan... 121

4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden... ... 127

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...129

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 131

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang tua... ... 132

4.2.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Internalisasi Pengalaman dalam Pembelajaran Kewirausahaan... ... 136

4.2 Hasil Penelitian... ... 138

(11)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.1.1 Sikap Terhadap Perilaku.. ... 139

4.2.1.2 Norma Subjektif ... .. 150

4.2.1.3 Kontrol Perilaku yang Disadari ... .. 157

4.2.2 Rekapitulasi Pengukuran Intensi Berwirausaha.. ... 164

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data dan Hipotesis ... ... 168

4.3.1 Uji Asumsi Statistika... ... 168

4.3.1.1 Uji Outlier... ... 168

4.3.1.2 Uji Linieritas... ... 170

4.3.1.3 Uji Normalitas ... ... 171

4.3.2 PembahasanHasil Pengujian Model Pengukuran Intensi Berwirausaha Menggunakan Analisis Faktor Konfirmatori... 173

4.3.2.1 Spesifikasi Model Pengukuran Intensi Berwirausaha ... 173

4.3.2.2 Hasil Pengujian Kecocolan Keseluruhan Model... 174

4.3.2.3 Hasil Pengujian Validitas Model Pengukuran Intensi Berwirausaha ... ... 175

4.3.2.4 Evaluasi Reliabilitas Model Pengukuran Intensi Berwirausaha... ... 177

4.3.3 Pembahasan Hasil Analisis Persamaan Model Struktural Intensi Berwirausaha. ... 178

4.3.3.1 Spesifikasi Model Model Struktural Intensi ... Berwirausaha... ... 178

4.3.3.2 Pengujian Kecocokan Keseluruhan Model... 179

4.3.3.3 Analisis Jalur Pengauh Usia terhadap Intensi Berwirausaha... ... 181

4.3.4 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Usia terhadap Intensi Berwirausaha dengan Analisis Hubungan Kausal melalui Nilai-t dan Koefisien Persamaan Struktural... . 182

4.3.5 Hasil Pengujian Variabel Kontrol Jenis Kelamin, Pekerjaan

(12)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kewirausahaan dengan Menggunakan Pendekatan Multisample

Analysis ... 185

4.3.5.1 Pengujian Keseluruhan Model Model Struktural Intensi Berwirausaha Menurut Jenis . Kelamin... 185

4.3.5.2 Pengujian Keseluruhan Model Struktural Intensi Berwirausaha Menurut Pekerjaan Orang Tua... 187

4.3.5.3 Pengujian Keseluruhan Model Struktural Intensi Berwirausaha Menurut Internalisasi Pengalaman... 190

4.3.5.4 Pembahasan Hasil Pengujian Variabel Kontrol Jenis Kelamin, Pekerjaan Orang Tua, dan Internalisasi Pengalaman dalam Pembelajaran Kewirausahaan... 192

4.4 Implikasi Hasil Penelitian ... ... 201

4.4.1 Implikasi Temuan Teoritis... ... 201

4.4.1.1 Implikasi Teoritis yang Berhubungan dengan Intensi Berwirausaha... ... 201

4.4.2 Implikasi Temuan Empiris... ... 204

4.4.2.1 Implikasi Empiris terhadap Konsep Pendidikan Kewirausahaan dalam Konteks Universitas Pendidikan Indonesia... ... 204

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 210

5.2 Rekomendasi ... 212

DAFTAR PUSTAKA ... 217

(13)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kewirausahaan berkembang pesat bersamaan dengan ditetapkannya arah

pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) tahun 2011-2025 yang menyatakan

bahwa salah faktor keberhasilan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini adalah

peningkatan jiwa kewirausahaan sebagai pendorong perubahan bangsa menuju

kesejahteraan yang merata dalam menghadapi persaingan global. Indonesia telah

terbukti menjadi salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi

yang ekspansif. Berdasarkan Kementerian Perekonomian Indonesia melaporkan

bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh dinamis dan diprediksi

dapat mencapai 6-7 persen pada tahun 2014 sebagaimana berikut:

Sumber: Statistik Perekonomian Volume 1 Nomor 5 – Triwulan I – 2013, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia

6,1

4,5

6,1 6,5

6,8

6,2

7

0 1 2 3 4 5 6 7 8

(14)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAMBAR 1.1

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2008-2014 (Persen)

Pertumbuhan perekonomian yang dilandasi oleh kewirausahaan harus

terus ditumbuhkan mengingat gejolak perekonomian dunia yang dinamis saat ini.

Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa pada tahun 2013

dilaporkan Badan Pusat Statistik dalam Survei Angkatan Kerja Nasional

(SAKERNAS) tahun 2004 hingga 2013 bahwa 5,92 persen atau sebanyak

7.170.523 orang dari 21.191.712 angkatan kerja adalah menganggur. Sedangkan

pengangguran dengan latar belakang lulusan perguruan tinggi pada tahun 2013

mencapai 5,89 persen dengan fluktuasi angka pengangguran terdidik terbilang

relatif tinggi setiap tahunnya nampak berikut:

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tahun 2004-2013

GAMBAR 1.2

PENGANGGURAN TERBUKA DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2004- 2013

Berdasarkan Gambar 1.2, selain faktor kesempatan kerja tingkat

pengangguran terdidik yang masih tinggi mengindikasikan bahwa jiwa 348.107

(15)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kewirausahaan pada lulusan perguruan tinggi yang belum menjadi pilihan untuk

berprofesi sebagai wirausahawan. Peningkatan jiwa kewirausahaan lulusan

perguruan tinggi merupakan salah satu upaya dalam mengurangi angka

pengangguran terdidik yang berdampak meningkatkan pertumbuhan

perekonomian Indonesia ke depannya.

Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di

Indonesia dengan presentase jumlah lulusan perguruan tinggi mencapai 15,49

persen. Akan tetapi tingkat pengangguran mencapai 9,78 persen dan tertinggi

daripada propinsi lainnya di pulau Jawa dibandingkan dengan Jawa Tengah dan

Jawa Timur sebagaiamana berikut:

TABEL 1.1

JUMLAH PENDUDUK, LULUSAN PERGURUAN TINGGI DAN TINGKAT PENGANGGURAN DI PULAU JAWA TAHUN 2013

Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah Total Penduduk (Jiwa) 43.053.732 37.476.757 32.382.657

Tingkat Pengangguran (%) 9,78 4,13 5,88

Lulusan Perguruan Tinggi (%) 15,49 17,84 17,01 Sumber: Statistik Indonesia 2012-Badan Pusat Statistika: 2013

Berdasarkan Tabel 1.1, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan

total jumlah penduduk yang mencapai 43.053.732 jiwa sekaligus propinsi dengan

penduduk terbanyak. Jumlah lulusan perguruan tinggi Jawa Barat mencapai 15,49

persen. Akan tetapi, tingkat pengangguran terbuka Jawa Barat mencapai 9,78

persen sebagai angka tertinggi dibandingkan dengan kedua provinsi lainnya. Jawa

(16)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nasional dan secara tidak langsung perguruan tinggi khususnya di Jawa Barat

seharusnya dapat menekan tingkat pengangguran yang relatif tinggi terutama

dengan meningkatkan jiwa kewirausahaan kepada setiap lulusannya.

Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi

negeri di Jawa Barat dan merupakan Lembaga Penyelenggara Tenaga

Kependidikan (LPTK) dengan jumlah mahasiswa terbanyak se-Indonesia.

Berdasarkan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan- Universitas

Pendidikan Indonesia (BAAK-UPI) mencatat jumlah mahasiswa aktif pada

semester genap tahun akademik 2012/2013 mencapai 38.772 orang. Sebagaimana

pada umumnya, setiap lulusan Universitas Pendidikan Indonesia berpotensi

meningkatkan angka pengangguran terdidik di Jawa Barat jika tidak dilakukan

upaya dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan kepada lulusannya. Hal tersebut

terindikasi dari presentase lulusan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai

berikut:

Sumber: Ikatan Alumni-Universitas Pendidikan Indonesia (IKA-UPI): 2012

GAMBAR 1.3

PERKIRAAN SEBARAN PROFESI LULUSAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (s/d TAHUN 2012)

Tenaga Pendidik 70% Wirausahawan

10% Profesional

15%

(17)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Gambar 1.3 menunjukan bahwa rendahnya jiwa

kewirausahaan pada lulusan Universitas Indonesia tergambar dalam perkiraan

sebaran profesi lulusan hingga tahun 2012. Berdasarkan salah satu pengurus

Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA-UPI) menyatakan bahwa

lulusan Universitas Pendidikan Indonesia didominasi berprofesi sebagai pendidik

dan tenaga pendidik dengan presentase mencapai 70 persen daripada sebagai

wirausahawan yang mencapai 10 persen. Kuatnya mainset lulusan Universitas

Pendidikan Indonesia bekerja sebagai tenaga pendidik. Adapun menurut analisis

PMPTK-KEMENDIKNAS tahun 2009 menyatakan bahwa kebutuhan pendidik

diprediksi hingga tahun 2014 akan mencapai 461.195 orang. Persaingan yang

kompetitif untuk menjadi tenaga pendidik tersebut ditambah dengan diinisiasinya

Program Pendidikan Guru (PPG) dimana lulusan perguruan tinggi non-LPTK

dapat berprofesi sebagai tenaga pendidik. Persaingan tersebut dikhawatirkan

dapatn meningkatkan angka pengangguran lulusan Universitas Pendidikan

Indonesia.

Menurut Pillis dan Reardon (2007:383) menyatakan bahwa intensi

berwirausaha adalah kecenderungan memulai sebuah bisnis atau usaha yang baru.

Rendahnya kecenderungan lulusan Universitas Pendidikan Indonesia untuk

memulai suatu usaha di masa yang akan datang dengan berprofesi sebagai

wirausahawan. Upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan dengan meningkatkan

intensi berwirausaha mahasiswa, pendidikan tinggi selama ini masih berfokus

(18)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mahasiswa Wirausahawan dan Program Kreatifitas Mahasiswa bidang

Kewirausahaan yang diinisiasi secara nasional oleh Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi (DIKTI). Sebagai pendidikan tinggi dengan visi dan misi yang

kuat terhadap bidang pendidikan, pengembangan kurikulum Universitas

Pendidikan Indonesia tahun 2013 telah berorientasi pada pendidikan karakter

budaya bangsa, ekonomi kreatif, dan kewirausahaan.

Orientasi kewirausahaan dalam pengembangan kurikulum tersebut salah

satunya upaya yang sistematis yang bertujuan untuk memupuk jiwa

kewirausahaan dengan meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa terutama

menginisiasi mata kuliah kewirausahaan yang telah ada sejak lama menjadi

pendidikan kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sehingga mainset lulusan Universitas Pendidikan Indonesia yang bukan hanya

mencari kerja (job-seeking) sebagai pegawai baik sebagai guru, tenaga edukatif

lainnya maupun professional, akan tetapi memiliki mainset untuk menciptakan

lapangan kerja (job-creating) sebagai wirausahawan yang berdampak pada

berkurangnya pengangguran terdidik dan peningkatan pertumbuhan Indonesia

secara umum.

Mata kuliah kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia telah

diberlakukan pada 45 jurusan /program studi dengan jumlah mahasiswa yang

telah mengontrak hingga semester ganjil 2013/2014 telah mencapai 5.839 orang

(19)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2011

GAMBAR 1.4

SEBARAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Berdasarkan Gambar 1.4, terdapat enam fakultas yang mengajarkan mata

kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia yaitu

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS), Fakultas Pendidikan Teknik dan

Kejuruan (FPTK), dan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB)

mengajarkan mata kuliah kewirausahaan. Sedangkan jurusan/ program studi pada

Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(FPIPS) dan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FPMIPA). Hanya Fakultas Pendidikan Olahraga dan Rekreasi (FPOK) yang

secara tertulis tidak memberlakukan mata kuliah kewirausahaan kepada

mahasiswanya.

Pada semester ganjil tahun akademik 2013-2014, Direktorat Akademik-

Universitas Pendidikan Indonesia mencatat terdapat 550 orang mahasiswa yang

6

FIP FPIPS FPBS FPMIPA FPTK FPEB FPOK

Total Prodi/Jur.

(20)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebar di 20 jurusan/ program studi yang mengontrak mata kuliah

kewirausahaan sebagaimana berikut:

Sumber: Direktorat Akademik- Universitas Pendidikan Indonesia: 2013

GAMBAR 1.5

SEBARAN MAHASISWA YANG MENGONTRAK MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN BERDASARKAN JURUSAN/ PROGRAM STUDI DI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Adapun berdasarkan fakultas dimana jurusan/ program studi tersebut

(21)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Direktorat Akademik- Universitas Pendidikan Indonesia: 2013

GAMBAR 1.6

SEBARAN MAHASISWA YANG MENGONTRAK MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN BERDASARKAN FAKULTAS DI UNIVERSITAS

PENDIDIKAN INDONESIA

Berdasarkan Gambar 1.5-1.6, mahasiswa yang mengontrak mata kuliah

kewirausahaan tersebar hampir di seluruh fakultas di lingkungan Universitas

Pendidikan Indonesia. Hal tersebut menandakan bahwa mata kuliah

kewirausahaan telah masiv diajarkan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan

terutama meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa dalam setiap proses

belajar mengajar di kelas sebagaimana tujuan pembelajarannya.

Menurut Criaco (2012) usia secara langsung berhubungan negatif dengan

intensi berwirausaha dan variabel demografis lainnya yaitu jenis kelamin dan

latar belakang orang tua berhubungan dengan intensi berwirausaha secara tidak

langsung. Berdasarkan pra-penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas mata

kuliah kewirausahaan semester ganjil tahun akademik 2013/2014 di salah satu

fakultas di Universitas Pendidikan Indonesia, didapat mahasiswa dengan usia

antara 19 hingga 20 tahun dengan intensi berwirausaha sebagai berikut:

Sumber: Hasil pra-penelitian: 2013 14,29

61,54

0 10 20 30 40 50 60 70

Usia

20

(22)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAMBAR 1.7

HUBUNGAN USIA DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA (Persen)

Berdasarkan Gambar 1.7, hasil pra-penelitian menunjukan bahwa dengan

bertambahnya usia mahasiswa maka bertambah pula intensi berwirausahanya.

Temuan pra-penelitian tersebut kontras dengan pendapat Criaco (2012) bahwa

semakin bertambah usia maka semakin berkurang intensi berwirausaha

seseorang. Adapun responden dalam pra-penelitian tersebut dikelompokan

berdasarkan jenis kelamin. Hasil pra-penelitian mengenai intensi berwirausaha

pada mahasiswa berusia rata-rata berusia antara 19 hingga 20 tahun sebagai

responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak mencapai 61,54 persen dan

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 38,46 persen adalah sebagai

berikut:

Sumber: Hasil pra-penelitian: 2013

GAMBAR 1.8

INTENSI BERWIRAUSAHA BERDASARKAN JENIS KELAMIN (Persen)

Berdasarkan Gambar 1.8, intensi berwirausaha responden dengan jenis

kelamin laki-laki mencapai 52,75 persen dan intensi berwirausaha responden

berjenis kelamin perempuan sebanyak 23,08 persen. Berdasarkan temuan

tersebut, terdapat perbedaan intensi berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis

kelaminnya.

52,75 23,08

Jenis Kelamin Perempuan

(23)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun menurut Wang (2011:35-44) terdapat perbedaan yang signifikan

peran orang tua sebagai wirausahawan dalam membentuk kecenderungan

anak-anak untuk berwirausaha. Hasil pra-penelitian tersebut mengelompokan intensi

berwirausaha responden berusia rata-rata berusia antara 19 hingga 20 tahun

berdasakan latar belakang keluarga salah satunya yaitu pekerjaan orang tua

sebagaimana berikut:

Sumber: Hasil pra-penelitian: 2013

GAMBAR 1.9

INTENSI BERWIRAUSAHA BERDASARKAN KELOMPOK PEKERJAAN ORANG TUA (Persen)

Berdasarkan Gambar 1.7, intensi berwirausaha responden dengan

pekerjaan ayah dan ibu sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 23,08

persen dan 7,69 persen, pekerjaan ayah sebagai pegawai swasta sebanyak 30,77,

pekerjaan ayah dan ibu bekerja wirausahawan sebesar 46,15 persen dan 23,08

persen, pekerjaan ibu lainya seperti ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 69,23

persen dan pekerjaan ayah sebagai wirausahawan dan pekerjaan ibu lainya

sebanyak 38,46 persen dan 51,65 persen. Secara umum, terdapat perbedaan

intensi berwirausaha antara responden dengan pekerjaan orang tua sebagai 14,29

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00

(24)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wirausahawan dan responden dengan pekerjaan orang tua bukan wirausahawan

baik pegawai negeri sipil (PNS), pegawai swasta, dan lain-lainnya.

Konsep kewirausahaan yang diinisiasi dalam mata kuliah kewirausahaan

di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia tersebut diindikasi dapat

meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa. Izedonmi (2010:58) Pendidikan

kewirausahaan yang terindikasi dengan pengetahuan dan keterampilan yang

dibutuhkan dalam mengelola suatu usaha baru /start up dalam jangka waktu

tertentu dapat meningkatkan intensi menjadi wirausahawan. Sedangkan Erikson

(2003:109) mengulas pengalaman sebagai sebuah faktor yang berpengaruh dalam

pengembangan kesiapan diri untuk berwirausaha.

Hasil pra-penelitian melalui wawancara pada salah satu dosen pengampu

pembelajaran mata kuliah kewirausahaan pada salah satu program studi di

lingkungan Universitas Pendidikan Indonesi menyatakan bahwa faktor

pengalaman-pengalaman belajar yang dibangun dalam mata kuliah

kewirausahaan melalui penetapan substansi kewirausahaan dalam tujuan dan

rancangan pembelajaran mata kuliah kewirausahaan dapat mendukung upaya

dalam meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa. Hasil pra-penelitian

(25)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TABEL 1.2

HASIL WAWANCARA

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

1. Mata kuliah kewirausahaan dimaksudkan melengkapi teori-teori PSIKO dengan aplikasi kewirausahaan dalam memulai usaha. Mahasiswa diharapkan

memiliki kemandirian berupa “way of life” terutama setelah lulus nanti tidak hanya mencari kerja akan tetapi menciptakan pekerjaaan.

2. Mata kuliah kewirausahaan dimaksudkan memberi keuntungan/ added value bagi masa depan lulusan program studi psikologi berupa keberanian berwirausaha dari tidak memiliki modal hingga merubah perilaku mahasiswa yang konsumtif menjadi produktif.

3. Pada kurikulum 2013, mata kuliah kewirausahaan di jurusan PSIKO berganti nama menjadi Kewirausahaan Psikologi.

Tujuan pembelajaran mata kuliah

kewirausahaan

Mata kuliah kewirausahaan di jurusan psikologi kurang lebih berisikan pembelajaran dalam merubah aspek kognitif, afektif dan psikomotor mahasiswa dalam merubah peluang sekecil apapun menjadi sebuah ide usaha.

Mata kuliah kewirausahaan menekankan aspek

kepribadian mahasiswa dan salah satunya

pengembangannya yaitu kepemimpinan dan komunikasi. Gambaran umum

kegiatan perkuliahan kewirausahaan

Secara umum, kegiatan perkuliahan berupa business plan

sebagai tugas akhir perkuliahan, kegiatan menonton film bertemakan kewirausahaan/ wirausahawan sukses, serta teori dan praktek kewirausahaan yang disinergikan dan berkoordinasi dengan lembaga seperti KADIN, HIPMI dan Kementrian KUKM sebagai pihak yang mendukung pembelajaran kewirausahaan.

Sumber: Hasil pra-penelitian: 2013

Berdasakan hasil wawancara pada Tabel 1.2, pada dasarnya mata kuliah

kewirausahaan dimaksudkan untuk meningkatkan intensi berwirausaha lulusan

(26)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mahasiswa terutama pada proses pembelajaran. Pengalaman belajar yang

dibangun dalam mata kewirausahaan didisain sedemikian mungkin untuk

melengkapi kompetensi lulusan seperti merencanakan usaha dalam business plan

sebagai salah satu hasil belajar yang harus dicapai oleh mahasiswa, meningkatkan

sikap terhadap kewirausahaan dengan menonton film bertemakan kewirausahaan,

dan didukung dengan peran lembaga-lembaga yang memungkinkan pencapaian

tujuan pembelajaran mata kuliah kewirausahaan di Universitas Pendidikan

Indonesia salah satunya yaitu intensi berwirausaha mahasiswa.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang didukung oleh hasil

pra-penelitian bahwa intensi berwirausaha mahasiswa dapat dipengaruhi oleh

sejumlah faktor baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu usia dan

dengan dikelompokan berdasarkan jenis kelamin, latar belakang orang tua

melalui pekerjaan orang tua juga pengalaman dalam pembelajaran mata kuliah

kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia, maka peneliti perlu

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Intensi Berwirausaha Mahasiswa dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Survei pada Mahasiswa yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah intensi berwirausaha

(27)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia sebagai wirausahawan. Sehingga meningkatnya intensi berwirausaha

mahasiswa berperan meningkatnya presentase lulusan Universitas Pendidikan

Indonesia untuk menjadi seorang wirausahawan di masa yang akan datang.

Perspektif kewirausahaan digunakan penelitian ini terutama dalam

mengkaji intensi berwirausaha. Faktor langsung yang dapat berpengaruh intensi

berwirausaha adalah usai, sedangkan faktor tidak langsung yang dapat

berpengaruh intensi berwirausaha yaitu jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan

internalisasi pengalaman belajar dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia.

Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam

pernyataan masalah atau problem statment sebagai berikut:

Rendah lulusan Universitas Pendidikan Indonesia yang berprofesi sebagai

wirausahawan. Hal tersebut dapat diidentifikasi dari intensi berwirausaha

mahasiswa terutama dalam mata kuliah kewirausahaan. Intensi

berwirausaha mahasiswa dipengaruhi negatif oleh usia berdasarkan jenis

kelamin, pekerjaan orang tua dan internalisasi pengalaman dalam mata

kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Gambaran usia mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di

(28)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Gambaran jenis kelamin mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di

lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Gambaran pekerjaan orang tua mahasiswa dalam mata kuliah

kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Gambaran internalisasi pengalaman mahasiswa dalam mata kuliah

kewirausahaan di lingkungan Univeritas Pendidikan Indonesia.

5. Gambaran intensi berwirausaha mahasiswa di lingkungan Universitas

Pendidikan Indonesia.

6. Indikator apa yang dominan dalam intensi berwirausaha mahasiswa di

lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

7. Seberapa besar intensi berwirausaha mahasiswa dipengaruhi oleh usia

berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan internalisasi

pengalaman belajar dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

memperoleh temuan ilmiah mengenai:

1. Usia mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia

2. Jenis kelamin mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan

(29)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pekerjaan orang tua mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di

lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Internalisasi pengalaman mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di

lingkungan Univeritas Pendidikan Indonesia.

5. Intensi berwirausaha mahasiswa di lingkungan Universitas Pendidikan

Indonesia.

6. Indikator yang dominan dalam intensi berwirausaha mahasiswa di

lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

7. Intensi berwirausaha mahasiswa dipengaruhi usia yang berdasarkan jenis

kelamin, pekerjaan orang tua, dan internalisasi pengalaman belajar dalam

mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan

Indonesia.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis

maupun praktis sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis dan

keilmuan yaitu bagi perkembangan ilmu ekonomi manajemen khususnya

inisiasi konsep pendidikan kewirausahaan atau sebagian praktisi menyebut

edupreneurship, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan

terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam

pengembangan kewirausahaan dalam meningkatkan intensi berwirausaha

(30)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau

acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan

penelitian selanjutnya mengenai konsep kewirausahaan dalam pendidikan

yang pada saat ini masih berkembang dan mengingat masih banyak yang

belum terungkap dalam penelitian ini.

3. Hasil penelitian ini pun diharapkan menjadi acuan dalam merancang

program-program penumbuhan kewirausahaan dalam konteks perguruan

tinggu dan menjadi referensi pengambilan keputusan pihak yang

berkepentingan dan peduli dalam mensejahterakan bangsa Indonesia yang

dimulai dengan meningkatkan jiwa kewirausahaan di kalangan muda

Indonesia. Juga memberikan masukan kepada Universitas Pendidikan

Indonesia untuk dijadikan pertimbangan khususnya pengembangan mata

kuliah kewirausahaan yang lebih inovatif dalam meningkat lulusan untuk

berwirausaha dalam rangka memberi sumbangsih pada kemajuan

masyarakat, bangsa dan negara Indonesia sebagai eksistensi kampus

(31)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Menurut Jogiyanto (2007:61) mengemukakan bahwa obyek penelitian

merupakan suatu entitas yang akan diteliti. Obyek tersebut dapat berupa

perusahaan, manusia, karyawan dan lainnya. Adapun yang menjadi objek

penelitian sebagai variabel terikat (dependent variable) adalah intensi

berwirausaha yang dicirikan sikap terhadap kewirausahaan, norma subjektif, dan

kontrol perilaku kewirausahaan yang disadari. Kemudian objek penelitian yang

menjadi variabel bebas (independent variable) adalah usia. Sedangkan variabel

kontrol adalah jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan internalisasi pengalaman

dalam pembelajaran kewirausahaan. Objek yang menjadi responden dalam

penelitian ini adalah mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah kewirausahaan

di Universitas Pendidikan Indonesia. Mahasiswa tersebut tercatat berjumlah 550

orang yang tersebar pada 20 program studi/ jurusan di 5 fakultas di lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia.

3.2Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan bidang keilmuan, penelitian ini menggunakan pendekatan

kewirausahaan dalam menganalisis faktor yang secara langsung mempengaruhi

intensi berwirausaha yaitu usai dan faktor yang tidak secara langsung berpengaruh

(32)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

internalisasi pengalaman dalam pembelajaran kewirausahaan di lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia.

Berdasarkan waktu penelitian, maka metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah cross sectional methode. Husein Umar (2008:45)

menjelaskan bahwa cross sectional methode merupakan metode penelitian dengan

cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu atau tidak

berkesinambungan dalam jangka waktu panjang. Penelitian ini dilakukan pada

kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu dari bulan Oktober 2013 sampai bulan

Januari 2014 dalam pengumpulan dan pengolahan data.

Berdasarkan tujuan penelitian, metode penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dan verifikatif. Menurut Husein Umar (2008:21) menjelaskan bahwa

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan dengan variabel yang lain. Berdasarkan keterangan tersebut,

maka penelitian deskriptif dapat disimpulkan sebagai penelitian yang dirancang

untuk mendeskripsikan karakteristik dari sebuah populasi atau fenomena apa

adanya. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau

gambaran mengenai usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, pendapatan orang

tua, internalisasi pengalaman mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan, dan

intensi berwirausaha mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia yang diukur

(33)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian verifikatif menurut Husein Umar (2008:21) pada dasarnya

bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis melalui pengumpulan

data di lapangan. Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian ini bermaksud

menguji mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan

mengenai seberapa besar usia berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan

internalisasi pengalaman dalam pembelajaran kewirausahaan berpengaruh negatif

terhadap intensi berwirausaha mahasiswa yang diukur oleh sikap terhadap

perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang disadari di Universitas

Pendidikan Indonesia.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan

verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut

Sugiyono (2010:11) yang dimaksud dengan metode survei adalah:

Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis. Metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pegumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes, wawancara terstruktur dan sebagainya. Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

(34)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini memiliki tiga variabel penelitian yaitu variabel bebas,

variabel terikat, dan variabel kontrol. Kunendi (2008:5-9) menyebutkan variabel

bebas disebut variabel eksogen adalah variabel penyebab yang tidak dijelaskan

dalam model dan dibagi menjadi: (a) varibel eksogen yang diteliti merupakan

semua variabel yang secara teoritis telah atau belum diteliti; (b) dan tidak diteliti.

Sedangkan variabel terikat disebut variabel endogen adalah variabel akibat yang

dijelaskan atau diprediksi dalam model. Setiap variabel tersebut memiliki variabel

laten dan manifest. Variabel laten merupakan semua variabel penyebab dan akibat

yang tidak dapat diobservasi, sedangkan variabel manifes merupakan

indikator-indikator baik variabel eksogen maupun endogen yang dapat diobservasi

langsung. Sedangkan Kusnendi (2008:19-21) menyebutkan bahwa variabel

kontrol merupakan variabel independen kedua atau ketiga yang pengaruhnya

terhadap variabel dependen dihilangkan. Adapun variabel-variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas atau variabel eksogen yang diteliti secara langsung

adalah usia.

2. Variabel terikat atau variabel endogen dalam penelitian ini adalah

intensi berwirausaha dengan variabel manifest endogen yaitu sikap

terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang disadari.

3. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, pekerjaan

orang tua dan internalisasi pengalaman dalam pembelajaran

(35)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Intrumen penelitian yang digunakan yaitu kuisioner menggunakan skala

semantic differential sebagai skala pengukuran. Menurut Riduwan (2011:26)

menyatakan bahwa skala semantic differential atau skala perbedaan semantik

berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub) seperti panas-dingin,

popular-tidak popular, baik-buruk, dan lainnya. Para peneliti sosial dapat

menggunakan skala perbedaan semantik dalam berbagai cara seperti memberi

penilaian kepribadian seseorang, menilai sifat hubungan interpersonal dalam

organisasi hingga untuk menilai persepsi seseorang terhadap objek sosial atau

pribadi yang menarik dari berbagai dimensi.

Karakteristik bipolar dalam skala pengukuran perbedaan semantik

memiliki tiga dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek yaitu sebagai berikut

(Iskandar, 2000: 154-155 dalam Riduwan: 2009: 26): (a) Potensi, yaitu kekuatan

atau atraksi fisik suatu objek; (b) Evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan

atau tidak menguntungkan suatu objek; dan (c) Aktivitas, yaitu gerakan suatu

objek

Skala semantic differential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi

bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis

kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan

jawaban yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Sebagai

(36)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Riduwan (2009:25)

GAMBAR 3.1

SKALA PENGUKURAN SEMANTIK DIFERENSIAL

Adapun data yang diperoleh melalui pengukuran dengan menggunakan

skala semanticdifferential adalah data interval yang memungkinkan untuk diolah

teknik statistika selanjutnya dan sesuai untuk mengukur intensi berwirausaha yang

merupakan suatu aktivitas dimana yang cenderung akan dilakukan di masa yang

akan datang.Penjabaran operasionalisasi dari variabel-variabel yang diteliti dapat

dilihat di bawah:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN VARIABEL/

KONTRUK KONSEP INDIKATOR UKURAN SKALA

NO. ITEM

Usia - Usia Tingkat usia

mahasiswa.

Rasio A.1

(37)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Internalisasi

KONTRUK KONSEP INDIKATOR UKURAN SKALA

(38)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berwirausaha.

KONTRUK KONSEP INDIKATOR UKURAN SKALA

NO.

Sumber: Diolah dalam penelitian: 2014

(39)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jenis data merupakan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan

dengan variabel yang diteliti. Oleh karena itu harus diproses terlebih dahulu untuk

memperoleh informasi yang diperlukan bagi suatu penelitian. Menurut Sugiyono

(2010:402), menjelaskan pengertian sumber data primer dan sumber data

sekunder sebagai berikut :

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Bila dilihat dari sumber datanya maka sumber data dapat menggunakan

data sebagai berikut :

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung

secara empirik kepada responden langsung dengan menggunakan teknik

pengumpulan data berupa observasi atau pengamatan secara langsung,

wawancara maupun penyebaran kuesioner kepada sumber data.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan atau hasil penelitian pihak

lain. Adapun data sekunder dari penelitian ini berasal dari penggunaan

dokumen resmi dari pihak terkait dan relevan dengan topik penelitian.

Secara lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan

(40)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

JENIS DATA SUMBER DATA KATEGORI

DATA

Statistik Indonesia 2011-Badan Pusat Statistika: 2012

IKA UPI: 2012 Sekunder

Karakeristik Responden Responden Primer

Intensi Berwirausaha Mahasiswa

Responden Primer

Sumber: Diolah dalam penelitian: 2014

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1Populasi

Kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting guna mengetahui

karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek

penelitian. Data tersebut digunakan untuk mengambil keputusan untuk menguji

hipotesis. Menurut Sugiyono (2010:115) mengemukakan pengertian populasi

yaitu:

(41)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda alam lainnya.

Sehingga penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas

mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi

sasaran. Populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan

penelitian. Jadi apabila sebuah penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut

etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang

telah ditentukan. Berdasarkan pengertian diatas, populasi sasaran dalam penelitian

ini adalah mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah kewirausahaan semester

ganjil tahun akademik 2013-2014 di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia

yaitu sebanyak 550orang.

3.2.4.2Sampel

Untuk mengambil sampel dari populasi sampel yang representatif, maka

diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk

menjadi sampel. Menurut Sugiyono (2010:116)sampel merupakan:

Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Menurut Bentler dan Chou (1987) dalam Wijanto (2008:46-47)

menyarankan ukuran sampel yang diperlukan untuk estimasi Maximum Likehood

(ML) adalah minimal 5 responden untuk setiap variabel teramati yang ada dalam

(42)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian ini mencapai adalah 138 mahasiswa. Jumlah tersebut telah

mencukupi ukuran sampel minimal terkait variabel teramati dalam penelitian ini

yaitu sebanyak 4 variabel yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif, kontrol

perilaku yang disadari dan usia.

3.2.4.3Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat

diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Sugiyono (2008:73)

mengemukakan bahwa teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2009:111) bahwa teknik pengambilan

sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang

benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan

populasi yang sebenarnya.

Menurut Sugiyono (2010:118) bahwa teknik stratifield sampling

digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur tidak homogen dan

berstrata secara proporsional. Dalam penelitian ini, populasi sasaran diasumsikan

tidak homogen dan distratakan berdasarkan keilmuan jurusan/ program studi

sejenis diasumsikan suatu strata pada satu fakultas yang sama. Dengan demikian,

tersedianya suatu populasi sasaran yang proporsional (proportional population

target) merupakan prasyarat penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan

pengambilan sampel dengan metode acak sistematis.

(43)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [ ]

Sumber: Riduwan: 2009

Penentuan strata dalam penelitian ini ditekankan kepada fakultas dengan

jumlah responden dalam suatu jurusan/ program studi tertentu yang cenderung

besar daripada jurusan/ program studi lainnya dan yang dinilai merepresentasikan

populasi sasaran secara keseluruahan. Fakultas yang menjadi strata dalam

penelitian ini yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Pendidikan Teknik

dan Kejuruan (FPTK) dan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB).

Hal tersebut dikarenakan responden di strata fakultas yang sedikit yaitu

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) dan

Fakultas Pendidikan Bahasan dan Sastra (FPBS) kurang memiliki ketepatan

dalam segi jumlah responden yang terdaftar. Berdasarkan hal tersebut, proporsi

sebaran sampel dalam setiap strata sampel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

TABEL 3.3

SAMPEL PENELITIAN

FAKULTAS/ STRATA PROPORSI

(%) SAMPEL

Ilmu Pendidikan 35,5 49

Pendidikan Teknik dan Kejuruan 42,0 58

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 22,5 31

Jumlah 100 138

(44)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Kuesioner dan atau Angket

Menurut Sugiyono (2010:199) bahwa kuisioner atau angket merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai

karakteristik responden, pengalaman responden pada proses pembelajaran

mata kuliah kewirausahaan.

2. Studi Literatur

Dengan teknik ini penulis berusaha untuk mencari informasi serta data

baik berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraian dengan

cara mempelajari buku-buku, makalah, situs, website dan majalah sebagai

landasan teoritis khususnya mengenai masalah dan variabel yang diteliti

yang terdiri dari pembelajaran kewirausahaandan intensi berwirausaha.

3. Wawancara

Moleong (2012:186) menerangkan bahwa wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Adapun objek wawancara dalam penelitian ini

adalah mahasiswa, dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan dan

(45)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan melakukan pertanyaan secara lisan dalam pertemuan tatap muka

langsung terhadap individu atau kelompok yang sedang diteliti.

4. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indera. Pada penelitian ini, teknik

observasi yang dilakukan adalah teknik observasi partisipatif dimana

pengamat terlibat langsung pada kegiatan. Dan melalui kegiatan observasi

ini pula penulis melakukan studi pendahuluan dimana melalui teknik ini

dapat melihat, mengenal, mengidentifikasikan masalah yang diteliti

khususnya mengenai pengalaman belajar dan intensi berwirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia.

5. Pengamatan langsung

Menurut Moleong (2012:175) bahwa pengamatan mengoptimalkan

kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak

sadar, kebiasaan, dan sebagainya. Pengamatan juga memungkinkan

pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian,

dan pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan

dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi

sumber data. Pengamatan juga memungkinkan pembentukan pengetahuan

(46)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti dalam proses pengamatan berfungsi pemeranserta sebagai

pengamat. Menurut Moleong (2012:177) bahwa peranan peneliti sebagai

pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeranserta tetapi

melakukan fungsi pengamatan. Sehingga peneliti dalam pengamatan

hanya mengamati tanpa ikut serta dalam objek pengamatan. Dalam

mengatasi kelemahan dan kemampuan rata-rata peneliti, Moleong

(2012:180) menyarankan dalam pengamatan tidak bisa berdiri sendiri yang

berarti tidak dapat dilakukan tanpa pencatatan data.

6. Penggunaan Dokumen

Sugiyono (2009: 82) mendefinisikan dokumen sebagai catatan peristiwa

yang sudah lalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Adapun dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Dokumen Pribadi

Moleong (2012: 217) bahwa dokumen pribadi merupakan catatan atau

karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan

kepercayaannya. Dokumen pribadi dalam penelitian ini adalah catatan

lapangan peneliti sendiri. Moleong (2012: 208-209) menjelaskan

catatan lapangan berisi coretan seperlunya yang sangat dipersingkat,

(47)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan, memungkinkan gambar, sketsa, sosiogram, dan

lain-lainnya. Penemuan pengetahuan atau teori harus didukung oleh data

kongkret dan bukan ditopang oleh yang berasal ingatan. Pengajuan

hipotesis kerja, hal-hal yang menunjang hipotesis kerja, penentuan

derajat kepercayaan dalam rangka keabsahan data, semuanya harus

didasarkan atas data yang terdapat dalam catatan lapangan.

b. Dokumen Resmi

Moleong (2012: 219) membagi dokumen resmi menjadi dokumen

internal dan dokumen ekternal. Dokumen internal berisi memo,

pengumuman, intruksi, aturan suatu lembaga tertentu yang digunakan

di kalangan sendiri dan berfungsi menyajikan informasi tentang

keadaan, aturan, disiplin, dan dapat memberikan pentunjuk terhadap

objek dalam penelitian.

Sedangkan dokumen ekternal berisi bahan-bahan informasi yang

dihasilkan oleh suatu lembaga tertentu seperti majalah, bulletin,

pernyataan, dan berita yang disiarkan di media masa. Dokumen

tersebut dapat dimanfaatkan untuk menelaah konteks secara sosial,

kepemimpinan dan lainnya.

Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data-data

kualitatif berupa dokumen-dokumen resmi dan pendukung yaitu

Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia Edisi Tahun 2008 hingga

(48)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kewirausahaan, catatan-catatan pribadi peneliti yang dalam

mendokumentasikan temuan-temuan di lapangan mengenai konsep

pembelajaran dalam mata kuliah kewirausahaan dan pengalaman

mahasiswa didalamnya di Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini juga mencoba mendeskripsikan mata kuliah

kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia

sebagai salah satu pembelajaran kewirausahaan yang berperan dalam

membentuk pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mahasiswa

untuk berwirausaha di masa yang akan datang.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dalam penelitian ini, mata

kuliah kewirausahaan merupakan salah satu mata kuliah dalam sturktur

kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia. Pengembangan

Kurikulum di Universitas Pendidikan Indonesia sendiri ditetapkan oleh

Senat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia dibawah

kepemimpinan Prof. Dr. Syihabudin M.Pd khususnya dibahas dalam

Komisi A bidang Pengembangan Kurikulum yang saat ini dikepalai

oleh Prof. Dr. Idrus Affandi dan diputuskan dalam sebuah surat

keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

Pada tahun 2013, pola pembentukan kurikulum tersebut mengalami

perubahan konsep terutama pada perumusan kompetensi-kompetensi

lulusan perguruan tinggi yang harus dimiliki sesuai dengan bidang

Gambar

GAMBAR 1.2 PENGANGGURAN TERBUKA DENGAN LATAR BELAKANG
GAMBAR 1.3 PERKIRAAN SEBARAN PROFESI LULUSAN
GAMBAR 1.4 SEBARAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DI
GAMBAR 1.5 SEBARAN MAHASISWA YANG MENGONTRAK MATA KULIAH
+7

Referensi

Dokumen terkait

New form Add project Open project Save project Menu editor Properties window Code Editor Tasks.. Form Layout Run Pause Stop Project Explorer Object Browser Toolbox Form position

cdlPDReturnDC 0x100 Returns a device context for the printer selection value returned in the hDC property of the dialog box.. cdlPDReturnDefault 0x400 Returns default

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan diproses atau untuk menggambarkan sistem secara umum dari keseluruhan yang ada. Berikut

Jabatan Kepala Kantor Regional III BKN wilayah kerja melipu Jawa Barat dan Banten sebelumnya dijabat oleh Ista A dah, yang saat ini telah dimutasi menjadi Kepala Kantor Regional V

The parameter are: owning mixfarming (sum of buffalo’s), age that farmers bufallo’s and experiences of the farmers to influence of Income’s Farmers who arise buffalo in Subdistrict

Dalam penulisan ilmiah ini penulis berkesempatan membuat Aplikasi Web Interaktif Handphone Nokia 6630 dengan menggunakan perangkat lunak Swish v2.0, yang dapat membuat animasi

Pengaruh Manajemen Karir Terhadap Motivasi Berprestasi Karyawan Hotel Grand Royal Panghegar Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai permasalahan – permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya yang akan dicari solusinya, tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan prestasi