• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN ( DISCOVERY LEARNING ) DALAM MEMBENTUK KETERAMPULAN BERPIKIR KREATIF SISWA DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN ( DISCOVERY LEARNING ) DALAM MEMBENTUK KETERAMPULAN BERPIKIR KREATIF SISWA DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY

LEARNING) DALAM MEMBENTUK KETERAMPILAN BERFIKIR

KREATIF SISWA DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA SMKN 2 GARUT PADA PELAJARAN PRAKARYA & KEWIRAUSAHAAN

(Quasi Eksperimen Pada Materti Pembentukan usaha Mata Pelajaran kewirausahaan kelas XI teknik keahlian Multimedia SMKN 2 Garut)

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Ekonomi

Oleh : Mirsa Iryani NIM : 1302967

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Mirsya Iryani, 2015

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN ( DISCOVERY LEARNING ) DALAM PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN ( DISCOVERY

LEARNING ) DALAM MEMBENTUK KETERAMPULAN BERPIKIR

KREATIF SISWA DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

(Mirsa Iryani, 1302967)

Abstrak

Permasalahan dalam penelitian ini berdasarkan kenyataan yang ditemukan bahwa pada saat ini era globalisasi yang membawa dampak perdagangan bebas yang terjadi di asia memberikan efek daya saing yang tinggi dan kompetitif dalam segala hal. Untuk menghadapi pesain-pesaing yang berasal bukan hanya dari dalam negri di perlukan suatu strategi untuk mengahdapinya yaitu dengan meningkatkan pola pikir kreatif terhadap segala hal.Pada kenyataannya keterampilan berpikir kreatif siswa belum sesuai dengan yang diharapkan dilihat dari rendahnya nilai aspek keterampilan siswa. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh metode pembelajaran penemuan (Discovery Learning) dan metode Ceramah Tanya jawab terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa ditinjau dari gaya kognitif dalam mata pelajaran Prakarya dan kewirausahaan kelas XI SMKN 2Kota Garut.

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan pengambilan sampel cluster random sampling yaitu kelas MM 1 dan XI-MM3, dengan jumlah siswa kelas eksperimen discovery 28 siswa dan kelas kontrol metode ceramah tanya jawab 28 siswa. Gaya kognitif setiap kelas dibagi menjadi dua kategori, yaitu gaya kognitif independen field (FI) dan gaya kognitif dependent field (FD) masing-masing berjumlah 14 siswa. Data penelitian dikumpulkan melalui tes tulis yaitu tes kemampuan awal, pre test, dan pos test. Uji hipotesis menggunakan uji Paired sample T-Test dan uji Anova Between Subject Design Faktorial 2x2.

Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan keterampilan berpikir kreatif sebelum dan sesudah pembelajaran eksperimen dengan metode discovery dan kelas control dengan metode ceramah dan tanya jawab. berpengaruhnya metode pembelajaran terhadap keterampilan berpikir kreatif pada pembelajaran.

(3)

Mirsya Iryani, 2015

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN ( DISCOVERY LEARNING ) DALAM APPLICATION OF DISCOVERY LEARNING IN SHAPING THE CREATIVE THINKING SKILLS STUDENTS VIEWED FROM COGNITIVE STYLE ON THE

SUBJECT CRAFT AND ENTREPRENEURSHIP

(Mirsa Iryani, 1302967)

Abstract

The problem in this research is based on the fact that it was found that the current era of globalization which brings the impact of free trade that occurred in Asean give effect to high competitiveness and competitive in every respect. To deal with competitor-competitor that comes not only from within the country in need of a strategy to deal with that is by increasing the creative mindset towards anything. in fact creative thinking skills students have not been as expected seen from the low value of the aspects of the student's skills. This study was conducted to see the effect of the discovery learning method (Discovery Learning) and methods Lectures FAQ for creative thinking skills of students in terms of cognitive styles in subjects craft and entrepreneurial class XI SMKN 2 in Garut City.

. This study used a quasi-experimental method with cluster random sampling sampling MM class XI-1 and XI-MM3, the number of students in grade 28 students experimental discovery and control classroom lecture method of question and answer 28 students. Cognitive style of each class is divided into two categories, namely independent cognitive style field (FI) and field dependent cognitive style (FD) each totaled 14 students. The research data were collected through a written test which tests the ability of early, pre test and post test. Hypothesis testing using Paired sample T-test and ANOVA test Between Subject 2x2 factorial design. The results showed no differences in creative thinking skills before and after the experiment with methods of discovery learning and classroom control with a lecture and question and answer. influential method of learning to creative thinking skills in learning.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 9

1.3Tujuan Penelitian ... 9

1.4Manfaat Penelitian ... 10

1.5 Struktur Organisasi Proposal ……… 11

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS……… 14

2.1 Kajian Pustaka ………. 14

2.1.1 Filosofi Pendidikan dan Pembelajaran ... 14

2.1.2 Teori Belajar Konstruktivisme ... 15

2.1.3 Metode Pembeljaran... 20

2.1.4.Metode Discovery Learning ... 21

2.1.5 Prosedur dan Aplikasi Metode Discovery Learning ... 27

2.1.6 Keterampilan Berpikir Kreatif ... 29

2.1.7 Gaya Kognitif ... 35

(5)

2.3Kerangka Pemikiran ... 40

2.4Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 44

3.1Objek Penelitian ... 44

3.2Waktu Penelitian ... 44

3.3Metode Penelitian ... 44

3.4Desain Penelitian ... 46

3.5Populasi dan Sampel ... 47

3.6Metode Pengumpulan Data ... 48

3.7Instrumen Penelitian ... 48

3.8Teknik Analisis Data ... 54

3.9Statistik Uji Hipotesis ... 55

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

4.1Gambara Umum Tempat Penelitian ... 62

4.2Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 62

4.2.1.Pelaksanaan Proses Pembelajaran Metode Discovery Learning ... 63

4.3Deskripsi Variabel Penelitian ... 67

4.3.1. Variabel Moderator gaya Kognitif ... 67

4.3.2 Data Keterampilan Berpikir Kreatif Kewirausahaan ... 68

4.4Uji Asumsi Statistik ... 70

4.5Pengujuan Hipotesis ... 72

4.6.1.Uji Hipotesis 1 ... 72

4.6.2. Uji Hipotesis 2 ... 73

4.6.3.Uji Hipotesis 3 ... 74

4.6.4. Uji Hipotesis 4 ... 74

4.6.5. Uji Hipotesis 5 ... 74

4.6Pembahasan Hasil Analisis ... 82

(6)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 92 5.1Kesimpulan ... 92 5.2Saran ... 93 DAFTAR PUSTAKA

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Era globalisasi telah mengubah keadaan masyarakat di seluruh dunia. Setiap orang menghadapi tantangan untuk berkiprah di dunia dengan dibukanya pasar bebas. Konsekuensi dari dibukanya pasar bebas adalah sumber daya manusia Indonesia harus mempunyai keterampilan dan kompetensi yang unggul agar mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari negara-negara lain. Menurut Binkley (Griffin, McGaw & Care, 2012: 18), terdapat 10 keterampilan abad 21 dalam 4 kelompok yang harus dipelajari dan dikuasai oleh manusia. Dalam kelompok cara berpikir, salah satu yang harus dikuasai adalah berpikir kreatif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif seseorang adalah melalui pendidikan. Hal ini karena pendidikan menempati posisi strategis untuk membentuk manusia secara utuh melalui proses pembelajaran.

Keterampilan berpikir kreatif merupakan salah satu keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa agar dapat menghadapi pasar bebas. Hassoubah (2004:13) menyatakan bahwa dengan berpikir kritis dan kreatif masyarakat dapat mengembangkan diri mereka dalam membuat keputusan, penilaian, serta menyelesaikan masalah. Hal ini akan membantu seseorang menghadapi dunia nyata dengan segala permasalahannya.

(8)

pada saat kita berpikir yang terdapat didalam otak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya adalah: apa, mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana, sehingga dari berfikir akan timbul pertanyaan pertanyaan kompleks yang memerlukan jawaban yang harus dicari yang disebut bepikir kreatif. Proses pencarian jawaban akan memunculkan kreativitas berupa gagasan, ide atau pendapat. Dalam prosesnya bila ingin menemukan suatu ide kreatif tahapan pertama yang harus dilalui adalah berpikir. Merujuk pada pendapat dia atas, dapat diartikan bahwa berfikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif atau orisinil.Berfikir kreatif itu dekat kaitannya dengan keberhasilan seorang individu dalam pengembangan dirinya sendiri, sehingga potensi dan kemampuan yang ada pada diri seseorang dapat di kembangkan dan di maksimalkan.

Mengingat pentingnya berpikir kreatif bagi siswa agar siswa dapat bersaing dalam dunia kerja dan kehidupan pribadinya, oleh karena itu kemampuan berikir kreatif penting dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Sekolah sebagai lembaga formal pendidikan sangatlah berperan penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu mata pelajaran yang mengutamakan pemikiran kreatif siswa adalah pada mata pelajaran kelompok B kurikulum 2013 di SMK yaitu pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, telah banyak upaya yang dilakukan untuk memperbaiki aspek-aspek yang berkaitan dengan proses dan kegiatan pembelajaran. Antara lain perbaikan pada kurikulum, tujuan, pelaksanaan pembelajaran, juga evaluasi, akan tetapi pada kenyataannya kondisi pembelajaran prakarya dan kewirausahaan masih belum memenuhi harapan yang diinginkan, baik proses maupun hasil pembelajarannya.

(9)

pembelajaran. Selain itu penelitian Ariska Yuliana Putri (2014) menunjukan bahwa dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran itu tidak hanya memerlukan kreativitas tetapi gaya kognitif merupakan salah satu factor yang perlu di pertimbangkan dalam pembelajaran. Dari penelitian yang telah di lakukan sebelumnya dan adanya fakta yang ada dilapangan, bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa SMKN 2 Garut masih rendah hal ini di buktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebelum penelitian dimulai kepada guru dan siswa yang ada di SMKN 2 garut dengan hasil wawancara bahwa pembelajaran prakarya dan kewirausahaan itu menyenangkan tetapi sulit bila menemui tugas untuk melakukan atau membuat inovasi baru yang belum pernah ada sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kenyataan yang ada di lapangan yang dialami oleh peneliti yaitu sebgai berikut :

1. Hasil pembelajaran siswa tidak begitu memuaskan dalam bidang kreatifitas, seperti siswa mendapatkan nilai besar karena mengerjakan tugas yang berhubungan dengan pengetahuan saja seperti hafalan dan teori, tetapi untuk kreatifitas yang tubuh masih sangat kurang, dalam 1 kelas mungkin hanya ada 3 orang yang mengerjakan tugas beserta dengan keterampilan dan kreatifitas dalam pengerjaan tugasnya, dan dalam menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru kewirausahaan kepada kelas. 2. Berdasarkan hasil pengamatan nilai semester Ganjil tahun ajaran

2014-2015 kelas XI jurusan Listrik dan Multimedia berfikir kreatif siswa masih rendah, ditandai dengan masih rendahnya nilai dari keterampilan siswa dalam pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Rendahnya nilai siswa tersebut dapat di lihat dari tabel 1.3 di bawah

(10)

akan lebih mudah untuk di pahami dan diingat bila disajikan dengan menggunakan metode dan cara yang tepat.

Tabel 1.3

Rata-Rata Nilai Kelas XI Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan SMKN 2 Garut Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014-2015

NO KELAS

RATA-RATA NILAI ASPEK KETERAMPILAN

2013-2014 2014-2015

Skala Kualifikasi Skala kualifikasi

1 TITL 1 3.18 B+ 2.67 B-

2 TITL 2 3.21 B+ 2.71 B-

3 TITL 3 2.95 B 2.54 C+

4 TITL 4 2.76 B 2.53 C+

5 MM 1 3.33 B+ 2.82 B-

6 MM 2 3.10 B 2.75 B-

7 MM 3 3.52 A- 3.04 B

Sumber: Nilai Raport Smester 1 ganjil SMKN 2 Garut

Metode pembelajaran yang tepat dirasa dapat memberikan kontribusi positif terhadap keterampilan berpikir kreatif, sedangkan metode pembelajaran yang ada di SMKN 2 Garut masih menggunakan metode Konvensional. Seperti yang diungkapkan Gulo (2004:140) bahwa metode pembelajaran konvensional memiliki kelemahan, sebagai berikut :

a. Metode-metode Konvensional cenderung pada pola strategis ekpositorik yang berpusat pada guru. Pola interaksi cenderung pada komunikasi satu arah. Sehingga sukar bagi guru untuk mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa memahami informasi yang telah disampaikan.

b. Metode-metode konvensional cenderung menempatkan posisi peserta didik sebagai pendengar dan pencatat.

c. Keterbatasan kemampuan pada tingkat rendah. Dilihat dari segi taksonomi tujuan pengajaran, konvensional hanya mampu mengembangkan kemampuan siswa pada tingkat pengetahuan sampai pemahaman.

(11)

Guru harus mampu membantu siswa untuk memperoleh pemahamannya sendiri terhadap materi.

Menurut Beyer dalam Lang dan Evans (2006:444) mengatakan bahwa guru dapat menyediakan lingkungan belajar di kelas yang memungkinkan peserta didik terlibat di dalamnya. Dalam memberikan materi pelajaran guru harus mampu mengintegrasikan panduan yang jelas dalam proses pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam proses berpikir. Guru dituntut agar bisa memotivasi siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya. Dalam hal ini, guru harus terampil dalam menggunakan metode-metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Untuk membahas fenomena di atas teori belajar konstruktivisme yang merupakan teori yang menunjang dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan keterampilan berpikir kreatif siswa yaitu konstruktivisme merupakan teori tentang bagaimana siswa mengkonstruk dan membangun pemikiran mereka sendiri berdasarkan pengalaman dan pendapat siswa sendiri dalam penyelesaian masalah. Salah satu metode pembelajaran yang mengakar pada teori konstruktivisme adalah discovery learning yang merupakan metode dimana siswa harus memecahkan dan menemukan solusi dari permasalahan yang mereka hadapi sendiri, dengan di landaskan memalui pengetahuan awal yang mereka punyai.

Menurut Moedjiono (1992:87) metode pembelajaran penemuan (Discovery Learning) memberika peluang diperhatikannya proses dan hasil kegiatan belajar siswa, karena metode pembelajaran penemuan discovery learning ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan ketelibatan siswa secara aktif dalam memperoleh dan memproses perolehan belajar

2. Mengarahkan para siswa sebagai pelajar seumur hidup.

3. Mengurangi ketergantungan kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi yang di perlukan bagi para siswa.

(12)

Model pembelajaran penemuan (discovery learning) menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif. Oleh karena itu discovery learning menuntut peserta didik untuk berfikir kreatif. Model ini melibatkan peserta didik dalam kegiatan intelektual, sikap, keterampilan psikomotorik dan menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Saat ini banyak berkembang metode - metode dalam pembelajaran yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan siswa untuk belajar aktif. Berbagai pendekatan tersebut juga mengupayakan agar pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher oriented) berubah menjadi terpusat pada siswa (student oriented) hal ini sesuai dengan pernyataan (Hasratuddin, 2010:21) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Berdasarkan kondisi yang ada di SMKN 2 Garut permasalahan tentang kreativitas dalam pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Untuk itu, perlu pembinaan tentang kreativitas siswa dalam Permbelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan diterapkannya metode discovery learning. Menurut Markaban (2006 : 4) penggunaan metode discovery learning dalam belajar dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, kemampuan komunikasi siswa dan kemampuan berfikir kreatif siswa. Didalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat berfikir lebih kreatif untuk mencari jalan pemecahan (Markaban, 2006 : 9).

(13)

memecahkan masalah (Markaban, 2006 : 11). dengan metode discovery learning siswa dihadapkan kepada situasi dimana siswa bebas menyelidiki dan

menarik kesimpulan (Markaban, 2006: 15). Hal itu sejalan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Dengan membiasakan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan metode discovery learning diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan kteatifitas pada saat eksperimen dan menyelesaikan masalah.

Dalam proses pembelajaran, sebelum guru dalam memberikan pelajaran dan dalam memulai menentukan metode belajar yang tepat bagi siswanya melihat dari gaya kognitif siswa tersebut apakah menggunakan kecenderungan gaya kognitif independent field atau gaya kognitif dependen field. Hal ini dilakukan agar guru mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam belajar terutama dalam belajar berfikir kreatif. Untuk itu kemampuan berfikir kreatif siswa dengan metode discovery learning akan lebih terlihat apabila dilihat juga gaya kognitif siswanya apa menggunakan independent field atau dependen field.

(14)

atau perancang pembelajaran dapat mengetahui tentang gaya kognitif siswa tersebut dan dapat di sesuaikan dengan metode yang tepat dan menunjang bagi siswa.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka penulis melakukan penelitian terhadap keterampilan berpikir kreatif dan hasil penelitian ini akan dituangkan ke dalam tesis yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

dalam Membentuk Keterampilan Berfikir Kreatif dilihat dari Gaya Kognitif siswa SMKN 2 Garut di Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan”.

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perbedaan keterampilan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran discovery learning ?

2. Apakah ada perbedaan keterampilan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan sebelum dan sesudah menggunakan metode ekspository ?

3. Apakah penggunaan metode pembelajaran Discovery learning dan Eksplository mempengaruhi keteramilan berfikir kreatif siswa kelas XI jurusan multimedia?

4. Apakah Gaya kognitif tiap siswa berpengaruh terhadap keterampilan berfikir kreatif dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan ?

5. Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran discovery learning dan ceramah Tanya jawab dengan Gaya Kognitif terhadap keterampilan berpikir kreatif ?

(15)

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka tujuan dari peneliian ini adalah :

1. Adanya perbedaan keterampilan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran discovery learning

2. Adanya perbedaan keterampilan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan sebelum dan sesudah menggunakan metode konvensional

3. Penggunaan metode pembelajaran Discovery learning dan Eksplository mempengaruhi keteramilan berfikir kreatif siswa kelas XI jurusan multimedia

4. Gaya kognitif tiap siswa berpengaruh terhadap keterampilan berfikir kreatif dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan

5. Adanya interaksi antara metode pembelajaran discovery learning dengan Gaya Kognitif

1.4Manfaat dan Signifikasi Penelitian

Secara garis besar manfaat penelitian ini ada dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pendidikan tentang model pembelajaran Penemuan Discovery Learning terhadap kemampuan berpikir kritis.

b. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian yang sejenis.

c. Sebagai kontribusi memberikan wawasan penelitian dalam proses pembelajaran oleh guru dan menumbuhkan teori-teori yang ada.

(16)

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak diantaranya :

a. Bagi siswa.Metode pembelajaran discovery learning ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan berpikir kreatif dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi guru.Pembelajaran prakarya dan kewirausahaan dengan metode pembelajaran penemuan (discovery learning) dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berfikir kreatif siswa.

c. Bagi peneliti. Metode Pembelajaran discovery dapat menambah pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana menerapkan pembelajaran penemuan (discovery learning) untuk meningkatkan keterapilan berfikir kreatif siswa.

3. Manfaat Kebijakan

Manfaat dari hasil penelitian ini terhadap kebijakan dalam hal pendidikan adalah diharapkan dapat melahirkan kebijakan baru berupa metode pembelajaran yang dapat menunjang bagi pembentukan berpikir kreatif.mengetahui seberapa kritis masalah ini harus di kaji dan dampak dari masalah rendahnya keterampilan berpikir kreatif ini akan berdampak pada masa depan lulusan SMK itu sendiri yaitu dengan tidak adanya keterampilan berfikir kreatif siswa SMK tidak akan mampu bersaing pada dunia kerja di masa yang akan datang.

4. Manfaat sosial

(17)

berfikir kreatif yang dapat di manfaatkan dalam kehidupan sosial siswa di saat sekarang dan di masa yang akan datang.

1.5 Stuktur Organisasi Proposal Tesis

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah, maka penulis mengemukakan sistematika penulisan sebagai berikut.

Bab pertama menyajikan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah penelitian yang akan diteliti dengan didasari oleh fenomena dan fakta yang terjadi berupa pentingnya kreatifitas pada masa sekarang dengan fakta berupa adanya pasar bebar yang dimulai tahun 2015 dan persaingan yang akan terjadi yang merupakan efek dari adanya pasar bebas. Dan fakta berupa pola pembelajaran yang masih meggunakan metode konfensional yang dinilai tidak menunjang untuk pembentukan berpikir kreatif Bab 1 juga terdapat perumusan masalah berupa pentingnya masalah kreativitas untuk siswa dan kegunaannya di masa yang akan datang bagi diri siswa sendiri. Dari rumusan permasalahan maka di buatlah tujuan penelitian yang berupa harapan dan jawaban dari rumusan masalah yang ada di atas. Serta manfaat penelitian yang didalamnya mengcangkup berbagai aspek dari mulai tujuan secara teoritis, praktis, kebijakan dan sosial, dan sistemetika penulisan.

Dalam bab ke dua terdapat pembahasan tentang teori yang digunakan dan relevan untuk penelitian yang akan dilakukan. Teori yang ada di dalam bab 2 ini merupakan dasar yang relevan digunakan sebagai landasan atas kerangka berfikir dan hipotesis. Adapun teori yang terdapat dalam bab 2 dimulai dari teori tentang belajar, teori belajar konstruktivisme yang di kemukakan oleh berbagai ahli di bidang teori belajar. Faktor-faktor yang memepengaruhi proses belajar mengajar seperti faktor yang berasal dari internal maupun eksernal. Teori tentang discovery learning dan langkah- langkahnya dan teori tentang metode konvensional yang biasa di di gunakan dalam proses pembelajaran yang merupakan metode pembanding dengan metode discovery learning. Dalam bab 2 ini juga dibahas bagaimana keterampilan berpkir kreatif dan apa aspek berpikir kreatif itu.

(18)

jurusan multimedia . Didalam bab 3 juga terdapat operasional variabel, teknik pengumpulan data, rancangan analisis data, dan prosedur penelitian.

Pada bab keempat diuraikan tentang pembahasan rumusan masalah dengan perhitungan statistik dan di jelaska hasil dari perhitungan tersbut dengan menggabungkan atau menjelaskan bedasarkan teori yang ada dan menungjang. Perhitungan hipotesinya menggunakan uji beda dua rata- rata untuk hipotesis ke satu dan ke dua, tetapi untuk hipotesis ke 3, 4, dan lima menggunakan uji interaksi a nova dua jalur.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dan Ceramah tanya jawab terhadap keterampilan berpikir kreatif dalam pelajaran prakarya dan kewirausahaan siswa ditinjau dari Gaya Kognitif siswa pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan program keahlian Multimedia SMKN 2 Kota Garut. Model pembelajaran Discovery Learning dan Eksplository sebagai perlakuan, Gaya Kognitif siswa sebagai variabel moderator, sedangkan yang menjadi variabel terikat (dependent) adalah Keterampilan berpikir Kreatif. Objek penelitian ini adalah siswa kelas XI program keahliah Multimedia SMKN 2 Kota Garut.

3.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan bertempat di SMKN 2 Kota Garut. Kelas XI semester genap tahun ajaran 2014/2015. Penelitian dilakukan secara bertahap.

1) Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul, bimbingan pada pembimbing akademik, pembuatan proposal,permohonan izin dan survey pada sekolah. 2) Tahap pelaksanaan, meliputi: observasi awal, uji coba instrument,

pengarahan penelitian pada sekolah, pelaksanaan pengajaran, dan pengambilan data.

3) Tahap penyelesaian yaitu analisis data dan penyususnan laporan.

3.3. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian quasi eksperimen.

Langkah-langkah Penelitian Eksperimen

(20)

45

1. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.

3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.

4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan: a. Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi

memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen. b. Memilih rancangan penelitian yang tepat.

c. Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian.

d. Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

e. Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi

pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.

f. Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis Langkah selanjutnya adalah :

1. Melaksanakan eksperimen dengan menggunakan metode Discovery Learning di kelas eksperimen dan Ceramah tanya jawab dikelas control

pada SMKN 2 kota Garut.

2. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.

3. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan yaitu Gaya Kognitif dan Keterampilan berpikir kreatif pelajaran Kewirausahaan materi merencanakan usaha kecil. 4. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik

statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya. 5.Menginterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan

(21)

46

3.4.Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan metode pembelajaran Discovery Learning dan Ceramah Tanya jawab terhadap keterampilan berpikir kreatif ditinjau dari Gaya Kognitif siswa pada materi pelajaran merencanakan usaha dengan memperhatikan variabel yang terlibat. Untuk tujuan penelitian ini maka digunakan anova dua jalan, desain faktorial 2 x 2.

Tabel 3.1 Desain Faktorial

Metode pembelajaran Discovery

Learning

A1

Eksplository Learning

A2

Gaya Kognitif

Field Independent

B1

A1 B1 A2 B1

Field Dependent

B2

A1 B2 A2 B2

Subjek pada kelompok eksperimen diberi tes Gaya Kognitif terlebih dahulu untuk mengetahui gaya kognitif dari tiap siswa, kemudian pada kelas eksperimen diberi pretest berpikir kreatif perlakuan Metode Discovery Learning dan Ceramah tanya jawab. Setelah pembelajaran, kelas eksperimen diberi posttest

(22)

47

Keterangan:

A1 B1 : Keterampilan berfikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang memiliki gaya kognitif Field Independent menggunakan metode Discovery Learning.

A1 B2 : Keteramilan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang memiliki gaya kognitif Field Dependent menggunakan metode Discovery Learning.

A2B1 : Keterampilan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang memiliki gaya kognitif Field Independent menggunakan metode Ceramah tanya jawab.

A2 B2 : Keterampilan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang memiliki gaya kognitif Field Dependent menggunakan metode Ceramah tanya jawab.

3.5.Populasi Dan Sampel 3.5.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penentuan populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas eksperimen kelas XI Program Keahlian Multimedia SMKN 2 kota Garut.

3.5.2. Sampel

(23)

48

Pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan cluster random sampling, yaitu Teknik pengambilan sampel bukan didasarkan individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subyek yang secara alami berkumpul bersama (Sukardi, 2003:61). Sampel penelitian yaitu kelas XI Multimedia SMKN 2 Kota Garut. Satu kelas XI Multimedia 3 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode Discovery Learning dan kelas XI Multimedia 1 sebagai kelas Kontrol dengan metode Ceramah tanya jawab.

3.6. Metode Pengumpulan data

Agar diperoleh data penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan, maka pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Metode tes, Test awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah test Gaya Kognitif berupa tes gambar yang disebut GEFT (Group Embelded Figure Test) oleh Witkin yang telah di alih bahasakan oleh Prof Ahmad Hinduan. Adapun tes ini bertujuan untuk melihat kecenderungan gaya kognitif perorang siswa. Setelah diujikan Gaya Kognitifnya siswa di berikan preetest dan postest tentang berpikir kreatif, pilihan soal yang digunakan berupa soal essay sebayak 7 pertanyaan berupa pemecahan kasus.

3.7.Instrumen Penelitian

Instrument pada penelitian ini menggunakan dua jenis, yaitu ; 3.7.1 Instrument pengambilan data

b) Alat tes gaya kognitif siswa

Instrumen tes gaya kognitif siswa merupakan instrument tes GEFT (Group Embelded Figure Test) yang di kembangkan oleh Witkin dan di alih bahasakan, ter berupa gambar yang akan menyimpulkan kecenderungan siswa bergaya kognitif field dependent atau gaya kognitif siswa adalah field independent.

(24)

49

Instrumen keterampilan berpikir kritis berupa tes tertulis, dalam bentuk essay. Untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum mendapatkan perlakuan dilakukan pretest, sedangkan untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa setelah mendapat perlakuan dilakukan posttest. Instrumen keterampilan berpikir kritis di validasi oleh dosen

pembimbing dan akan di uji coba pada subjek yang telah mempelajari materi yang akan diukur dalam instrumen tersebut.

3.7.2 Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan penelitian; (2) tahap pelaksanaan penelitian; (3) tahap akhir. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan penelitian

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain:

a) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan (Lembar Kerja Siswa (LKS)

b) Membuat lembar observasi perilaku siswa selama pembelajaran

c) Membuat kisi-kisi instrumen keterampilan berpikir kreatif yang mencakup pokok bahasan, aspek keterampilan berpikir kreatif serta kriteria penilaian.

d) Membuat instrumen penelitian meliputi tes keterampilan berpikir kreatif berdasarkan kisi-kisi.

e) Mengkonsultasikan instrumen penelitian pada dosen pembimbing f) Melakukan uji coba instrumen

g) Melakukan revisi instrumen berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan penelitian meliputi: a) Pelaksanaan tes gaya kognitif

b) Pelaksanaan tes kemampuan awal dan pretest.

c) Pelaksanaan pembelajaran yaitu untuk kelompok eksperimen perlakuan metode discovery learning dan kelompok kontrol menggunakan metode konvensional.

d) Pelaksanaan observasi selama pelaksanaan pembelajaran.

(25)

50

learning pada kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol.

3. Tahap akhir

a) Mengumpulkan data hasil penelitian b) Pengolahan data hasil penelitian c) Pembahasan hasil temuan penelitian

d) Pembuatan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian e) Pembuatan laporan hasil penelitian

Sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan maka dibuat alur penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 3.1.

Menyusun RPP, instrumen, lembar observasi Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengkajian dan revisi

Penentuan subjek penelitian

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest

Metode Discovery Learning

Metode konvensional

Posttest

Analisis data

Temuan dan Pembahasan

Studi Pendahuluan Studi Literatur

(26)

51

Gambar 3.1 Alur penelitian

3.7.3 Uji coba instrument

Uji coba instrument ini dilakukan untuk mengetahui apakah soal-soal test yang diberikan benar-benar valid dan reliable atau tidak. Tes ini diberikan kepada populasi yang tidak dijadikan sebagai sampel penelitian. Pada penelitian ini uji coba diberikan kepada kelas XII TITL 2.

a. Uji Validitas

Validitas menurut Arikunto, S (2010:168), “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat keshahihan atau keabsahan suatu instrument”. Sebuah instrument dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan atau dengan kata lain instrument tersebut dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.

Rumus korelasi product moment :

= �∑ − ∑ ∑

√{�∑ 2− ∑ 2}{�∑ 2− ∑ 2}

(Sumber, Sudjana, 2004:369) dimana :

(27)

52

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan N = banyaknya data

Tingkat hubungan biasa diberikan notasi r (relation) dan hubungan X dan Y dinotasikan dengan rxy. Dalam memberikan penafsiran koefisien

korelasi, rxy akan dibandingkan dengan rtabel . Nilai rtabel akan menjadi

penentu apakah hubungan X dan Y (rxy) signifikan atau terjadi secara

kebetulan. Toleransi kesalahan yang seringkali digunakan adalah 1% atau 5%. Sehingga perhitungan instrument dikatakan valid apabila r hitung > r tabel. dalam penelitiannya ini perhitungan uji validitas menggunakan program EXCEL.

b. Uji Reliabititas

Menurut Arikunto (2010: 178) “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.

Uji realibilitas, dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

(Sumber, Purwanto, 2011:175)

Keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari

n = jumlah item

�2 = varians item �2 = varians total

Langkah – langkah: 1. Menyusun tabel persiapan 2. Menghitung varians item

(28)

53

�2 =

∑ ��2 − ∑ �� 2

3. Menghitung varians total

�2 =

∑ ��2− ∑ �� 2

4. Menghitung reliabilitas dengan rumus

Keputusannya dengan membandingkan r n dengan r tabel, dengan

ketentuan jika r n > r tabel berarti reliabel dan r n ≤ r tabel berarti

tidak reliabel.

c. Tingkat kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya sesuatu soal. (Arikunto, 1999: 207).

Cara menentukan tingkat kesukaran suatu butir tes Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:

� = � + � ×+ %

(Karno To, 1996)

Indeks kesukaran diklasifikasikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3.

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

P-P Tingkat

kesukaran 0 – 15% Sangat sukar 16% - 30% Sukar 31% - 70% Sedang

71% - 85% Mudah

86% - 100% Sangat Mudah

(Karno To, 1996)

(29)

54

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 1999 : 211).

Cara menentukan daya pembeda butir tes Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan persamaan :

�� = − � %

(Karno To, 1996)

Kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Kriteria indeks daya pembeda

DP Kualifikasi

Negative – 9% Sangat Buruk 10% - 19% Buruk

20% - 29% Cukup 30% - 49% Baik

50% ke atas Sangat Baik

(Karno To , 1996)

3.8.Teknik analisis data

Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan Model pembelajaran Discovery Learning dan Ceramah tanya jawab maka dapat diketahui dengan menggunakan gain ternormalisasi.

(30)

55

0,30 < g ∙ 0,70 Sedang g ∙ 0, 30 Rendah

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hake (1998: 2) bahwa dengan mendapatkan nilai rata-rata gain yang ternormalisir maka secara kasar akan dapatmengukur efektifitas suatu pembelajaran dalam pemahaman konseptual.

Berikut ini adalah rumus gain ternormalisasi (Meltzer, 2002):

< � > = � �� �� � − � � �− � � �

Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gain <g> , menurut klasifikasi Meltzer (2002) dapat dilihat pada Tabel 3.10.

3.9.Statistik Uji Hipotesis

[image:30.595.105.521.661.731.2]

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah menggunakan Uji-t dan Anova (analysis of variance) dengan inUji-teraksi. Uji-Uji-t ini dilakukan untuk menguji hipotesis nomor 1 dan 2, sedangkan uji anova dilakukan untuk menguji hipotesis nomor 3,4, dan 5. Dalam analysis of variance dua arah dengan interaksi terdapat tiga hipotesis yang digunakan yaitu apakah ada perbedaan rata-rata antar kategori baik kategoeri berdasarkan baris maupun kolom. hipotesis tambahan satu lagi yaitu apakah ada interaksi antara kategori baris dan kolom. Berikut hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Pengujian Hipotesis Masalah Hipotesis Hipotesis

Statistik Statistik Uji Kriteria Uji Sumber 1. Apakah ada

perbedaan keterampilan

Keterampilan berpikir kreatif siswa di kelas

Ho : Ȳ post = Ȳ pre

Paired – Samples t Test

Ho ditolak jika

(31)

56 berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran discovery learning ? eksperimen jurusan teknik multimedia sesudah menggunakan metode discovery learning lebih tinggi dibanding dengan sebelum pembelajaran menggunakan metode discovery learning.

H1 : Ȳ

post ≠

Ȳpre

value ≤0,05

2. Apakah ada perbedaan keterampilan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan sebelum dan sesudah

menggunakan metode

ceramah tanya jawab ?

Keterampilan berpikir kreatif siswa di kelas kontrol jurusan teknik

multimedia sesudah pembelajaran lebih tinggi dibanding dengan sebelum pembelajaran menggunakan metode

ceramah tanya jawab.

Ho : Ȳ post = Ȳ pre

H1 : Ȳ

post ≠

Ȳpre

Paired – Samples t Test

Ho ditolak jika p-value ≤0,05 Kusnendi (2013) 3.Apakah penggunaan metode pembelajaran Discovery learning dan ceramah tanya jawab mempengaruhi keteramilan Penggunaan metode pembelajaran Discovery learning dan ceramah tanya jawab

berpengaruh positif terhadap

Analyss of Variaance (Anava dua jalan)

Ho ditolak jika p-value ≤0,05

(32)

57

berfikir kreatif siswa kelas XI jurusan

multimedia?

keterampilan berfikir kreatif siswa kelas XI jurusan multimedia. 4. Apakah Gaya kognitif tiap siswa berpengaruh terhadap keterampilan berfikir kreatif dalam pembelajaran kewirausahaan ?

Gaya kognitif tiap siswa berpengaruh positif terhadap keterampilan berfikir kreatif dalam pembelajaran kewirausahaan. Analysis of variance (Anava) Ho ditolak jika p-value ≤0,05

Kusnendi (2015)

5. Apakah ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran Discovery Learning dan metode Ceramah tanya jawab dengan gaya kognitif terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa? Terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran discovery dan ceramah tanya jawab dengan gaya kognitif terhadap keterampilan berpikir kreatif kewirausahaan siswa. Analiyis of variance (Anava) Ho ditolak jika p-value ≤0,05

Kusnendi (2015)

Model : Xijk = µ+αi + βj+ (αβ) ij+ ɛijk

Untuk i = 1,2,… j = 1,2,…. dan k =1,2,…. di mana :

Xijk = Pengamatan perlakuan ke-I faktor baris (Gaya Kognitif) dan perlakuan ke-j

faktor kolom (Metode Pembelajaran) µ = Rata-rata umum (Grand mean)

(33)

58

βj = Pengaruh faktor kolom (Metode Pembelajaran) perlakuan ke –j

(αβ) ij = Pengaruh interaksi antara faktor baris (Gaya Kognitif) perlakuan ke-I

dengan faktor kolom (Metode Pembelajaran) perlakuan ke – j

ɛijk = Error random dari pengamatan pada blok ke – I yang mendapat perlakuan

ke-j

(Kusnendi, 2015)

Pengolahan data pretes dan postes dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu untuk mengetahui uji signifikansi yang digunakan selanjutnya, yaitu statistik parametrik atau nonparametrik. Ketika data memenuhi uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya dilakukan uji statistik parametrik. Sedangkan ketika data tidak memenuhi uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji statistik nonparametrik. Analisis data statistik menggunakan program SPSS for Windows versi 21.0.

1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah program SPSS 20. Prosedur uji normalitas adalah sebagai berikut :

1) Hipotesis:

H 0 = Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal H1 = sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal 2) Taraf signifikansi α = 0,05

3) Statistik Uji : Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov 4) Keputusan Uji :

H 0 diterima jika p-value > taraf signifikansi α H 0 ditolak jika p-value < taraf signifikansi α. b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dengan program SPSS 20 dengan prosedur sebagai berikut:

(34)

59

H0 = Semua variansi homogen (sama)

H 1 = Tidak semua variansi homogen (tidak sama) 1) Taraf signifikansi α = 0,05

2) Kriteria pengujian Ho ditolak jika p-value < α 3) Statistik Uji Homogenety

Pengujian hipotesis untuk mengolah data yang berupa angka sehingga dapat ditarik suatu keputusan dengan analisis Varians atau Anova.

SPSS 20.

Tujuan analisis variansi dua jalur pada penelitian ini adalah untuk menguji signifikansi efek dua variabel, variabel bebas A (metode pembelajaran), Variabel moderator B (kemampuan awal), terhadap variabel terikat yaitu Pemahaman konsep.

c. Model

Xijk = µ+αi + βj+ (αβ) ij+ ɛijk

(Kusnendi, 2015)

Untuk i = 1,2,… j = 1,2,…. dan k =1,2,…. di mana :

Xijk = Pengamatan perlakuan ke-I faktor baris (Gaya Kognitif) dan perlakuan ke-j

faktor kolom (Metode Pembelajaran) µ = Rata-rata umum (Grand mean)

αi = Pengaruh faktor baris ( Gaya Kognitif ) perlakuan ke-i

βj = Pengaruh faktor kolom (Metode Pembelajaran) perlakuan ke –j

(αβ) ij = Pengaruh interaksi antara faktor baris (Gaya Kognitif) perlakuan ke-I

dengan faktor kolom (Metode Pembelajaran) perlakuan ke – j

ɛijk = Error random dari pengamatan pada blok ke – I yang mendapat perlakuan

(35)

60

d. Hipotesis Statistik

1) Pengujian hipotesis statistic 1 dan 2 dengan Uji t :

(1) 1 Ho : Ȳ post = Ȳ pre (tidak ada perbedaan pemahaman konsep sebelum

dan sesudah perlakuan pada metode Discovery Learning)

H1 : Ȳ post ≠ Ȳpre ( Terdapat perbedaan pemahaman konsep sebelum dan sesudah perlakuan pada metode Discovery Learning)

(2) Ho : Ȳ post = Ȳ pre (Tidak ada perbedaan pemahaman konsep sebelum

dan sesudah perlakuan pada metode Ceramah Tanya jawab)

H1 : Ȳ post ≠ Ȳpre ( Terdapat perbedaan pemahaman konsep sebelum dan sesudah perlakuan pada metode Ceramah Tanya jawab)

2) Pengujian Hipotesis Statistik 3, 4, dan 5 a. Pengujian efek utama :

a).H0 : αi = 0 tidak ada pengaruh faktor Gaya Kognitif terhadap Keterampilan berpikir kreatif

Ha : αi ≠ 0 paling sedikit ada satu αi yang tidak nol (ada pengaruh faktor gaya kognitif terhadap Keterampilan berpikir kreatif)

b).H0 : βj = 0 tidak ada pengaruh faktor metode pembelajaran Discovery Learning dan Ceramah tanya jawab terhadap Keterampilan berpikir kreatif

Ha : βj ≠ 0 paling sedikit ada satu βj yang tidak nol (ada pengaruh faktor metode pembelajaran Discovery Learning dan Ceramah tanya jawab terhadap Keterampilan berpikir kreatif).

Tabel 3.12 ANOVA Sumber

Variasi

Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

(JK)

Kuadrat Rata-Rata (KR)

F Hitung

Baris (r) r– 1 JKB KRB = JKB (r-1) F1 = KRB/KRE Kolom (c) c – 1 JKK KRK = JKK/ (c-1) F2 = KRK/KRE Interaksi (r-1) (c-1) JKI KRI (JKI/ (r-1) (c-1) F3 = KRI/KRE

[image:35.595.96.530.611.736.2]
(36)

61

Total rcn-1 JKT

Sumber: Kusnendi (2015)

Effect Size Untuk uji Anova dengan mencari eta squared :  Pengaruh perlakuan baris : ɳ2r =

 Pengaruh perlakuan kolom : ɳ2c =

 Pengaruh interaksi : ɳ2I =

( Kusnendi, 2015)

b. Pengujian Interaksi :

c).H0 : (αβ) = 0 tidak ada pengaruh interaksi antara metode pemebelajaran dan gaya kognitif terhadap keterampilan berpikir kreatif.

Ha: (αβ) ≠ 0 ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan gaya kognitif terhadap keterampilan berpikir kreatif.

Dimana :

JKT = Jumlah kuadrat total

JKB = Jumlah kuadrat baris (kemampuan awal) JKK = Jumlah kuadrat kolom (metode pembelajaran)

JKI = jumlah Kuadrat interaksi (kemampuan awal, metode pembelajaran dan pemahman konsep)

JKE = Jumlah kuadrad error = JKT – JKB –JKK – JKI

Kuadrat Rata-rata (Mean Squares) :  KRB = JKB / (r-1)

(37)

62

(Kusnendi, 2015) Statistik Uji F ;

 F1 = KRB/KRE  F2 = KRK/KRE  F3 = KRI/KRE

(38)

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, hipotesis sampai dengan pengujian hipotesis pada bab iv, maka hasil penelitian ini dengan judul Penerapan metode pembelajaran discovery learning dalam membentuk keterampilan berpikir kreatif siswa dilihatdari gaya kognitif siswa pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan materi pembentukan usaha di SMKN 2 garut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

(1) Terdapat perbedaan pada keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan metode Disovery Leaning.

(2) Terdapat perbedaan pada keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan metode Ceramah Tanya jawab.

(3) Ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran Discovery Learning dan Ceramah Tanya Jawab terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi pembentukan usaha.

(4) Ada pengaruh Gaya kognitif terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi pembentukan usaha.

(39)

93

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Merujuk pada hasil penelitian yang telah di lakukan dilihat dari adanya perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa pada pelajaran prakarya dan kewirausahaan sebelum dan sesudah menggunakan metode discovery learning maka penulis menyarankan untuk menggunakan metode discovery learning sebagai metode mengajar yang tepat untuk menumbuhkan pemikiran kreatif bagi siswa, selain itu juga metode discovery merupakan metode yang di sarankan dalam pembelajaran pada kurikulum 2013 karena metode ini bersifat aktif learning.

(40)

94

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuddin, A. (2001). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.

Alwi, H, dkk. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Balai Pustaka: Jakarta

Griffin, Mc Gaw & Care. (2012). Assessment & teaching of 21st century skill. Dordrecth Jerman

Hassaubah. (2004). Cara berpikir kritis & kreatif. Bandung : Nuansa

Slameto. (2003). Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

W, Gulo (2002). Metodologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo Lang & Evans (2006). Models, strategy & method. Bandung : JPE

M, Dimiati & Moedjiono. (1992). Teori-teori perubahan social. Program Pasca sarjana

Wahyuni & Baharuddin .(2008). Teori belajar dan pembelajaran :Ar Ruzz media

Sapriya. (2009). Pendidika IPS Konsep pembelajaran Bandung : Remaja Rosdakarya

Sutikno, Dr M Surby (2009). Belajar & Pembelajaran. Bandung : Prospect Majid Abdul (2007). Perencanaan pembelajaran (Mengembangkan standar

kompetensi guru) Bandung : Remaja Rosdakarya.

Hasratuddin .(2010). Pembelajaran matematik dengan pendekatan realistic paradigma.

Budiningsih, A. (2003). Belajar dan Pembelajaran Edisi Revisi. Yogyakarta: UNY

(41)

95

Depdikbud. (1994). Kurikulum SMK Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Direktorat Pendidikan Menengah

Umum.

Djamarah, S.B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Ghozali, I. (2013). “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Peogram IBM SPSS 21”. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Isjoni. (2008). “Model-Model Pembelajaran Mutakhir” . Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Irianto, A. (2009). Statistik Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Kusnendi. (2005). “Uji Beda Dua Rata-rata dalam Penelitian Kuasi

Eksperimen Control Group Pretest-Posttest Design”. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis : Bandung. UPI

Kusnendi. (2015). “Main and Interaction effect of Analysis Of Variance”.

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis : Bandung. UPI

Munandar, U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Nasution. (2000). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Ngalim, P. (2011). Psikologi Pendidikan: Bandung : Remaja Rosdakarya Paul, Richard, & Linda Elder. (2005). “a guide for educators to: Critical

Thinking Competency Standards”.

Purwanto, N. (2007). “Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis” . Bandung: PT Rosdakarya

Riduwan. (2012). “Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian”. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

(42)

96

Kagan, S (1992). Cooperative Learning. San Juan Capistrano, Kagan Cooperative Learning.

Sudjana. (2004). Metode Statistik. Bandung: PT. Tarsito.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyanto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Mata Padi Presindo.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara Syah, M. (2012). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosa Karya. Tribunnews. (2014). Kualitas Sistem Pendidikan di Indonesia.

http://kupang.tribunnews.com/2014/08/26/kualitas-sistem-pendidikan-di-indonesia

Trianto. (2007). “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progesif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Pupuh Fathurrohman, (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama.

Goldstein, Norman L., dan E Brophy.(1990) Education Psycholog. New York: Longman..

Aiken, Lewis R. (1997) Psychological testing and Assessment Boston: Allynand.

Witkin, H.A, Oltman, P.K Raskin, E. (1971). Manual Embedded Figures Test, Children Embedded Figures Test, Group Embedded Figures Test. California : Consulting Psychology Press, Inc.

Witkin, H.A, Moore, C.A, Goodnough D.R, dan Cox, P.W.(1977). Field Dependent and Field Inependent Cognitive Style and Their Educational Implication. Reviewof Educational Researh Winter. Vol 47. No.1 Woolfok,

(43)

97

Ellin & Weiner .(1978). Development of the Chield. New York : John Willey & Sons .Inc

Jurnal yang di gunakan dalam penelitian

1. Ali Gunay Balim Ass Prof Dr Dokuzeylul. (2009) The Effect of Discovery Learning. University Faculty of Education Turkey.

2. Joyce A Castranova, (2011) Discovery Learning for 21st Century. Valdosa 3. Wouter van jooligen, Cognitif tools for discovery learning Gractuale

school : University of Amsterdam

4. Mansa T Cohen (2008). The Effect of Direct Instruction Versus Discovery Learning on The Understanding of Science Lesson by Second grade Student.

5. Janine Swaak, Ton de Jong & Wouter R Van jooligen. The effect of Discovery Learning and explository instruction on the acquisition of definition and intuitive knowledge.

(44)

94

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuddin, A. (2001). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.

Alwi, H, dkk. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Balai Pustaka: Jakarta

Griffin, Mc Gaw & Care. (2012). Assessment & teaching of 21st century skill. Dordrecth Jerman

Hassaubah. (2004). Cara berpikir kritis & kreatif. Bandung : Nuansa

Slameto. (2003). Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

W, Gulo (2002). Metodologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo Lang & Evans (2006). Models, strategy & method. Bandung : JPE

M, Dimiati & Moedjiono. (1992). Teori-teori perubahan social. Program Pasca sarjana

Wahyuni & Baharuddin .(2008). Teori belajar dan pembelajaran :Ar Ruzz media

Sapriya. (2009). Pendidika IPS Konsep pembelajaran Bandung : Remaja Rosdakarya

Sutikno, Dr M Surby (2009). Belajar & Pembelajaran. Bandung : Prospect Majid Abdul (2007). Perencanaan pembelajaran (Mengembangkan standar

(45)

95

Hasratuddin .(2010). Pembelajaran matematik dengan pendekatan realistic paradigma.

Budiningsih, A. (2003). Belajar dan Pembelajaran Edisi Revisi. Yogyakarta: UNY

Dahar, R.W. (1998). Teori-teori Belajar. Jakarta: PT Erlangga.

Depdikbud. (1994). Kurikulum SMK Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Direktorat Pendidikan Menengah

Umum.

Djamarah, S.B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Ghozali, I. (2013). “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Peogram IBM

SPSS 21”. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Isjoni. (2008). “Model-Model Pembelajaran Mutakhir” . Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Irianto, A. (2009). Statistik Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Kusnendi. (2005). “Uji Beda Dua Rata-rata dalam Penelitian Kuasi

Eksperimen Control Group Pretest-Posttest Design”. Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis : Bandung. UPI

Kusnendi. (2015). “Main and Interaction effect of Analysis Of Variance”.

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis : Bandung. UPI

(46)

96

Nasution. (2000). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Ngalim, P. (2011). Psikologi Pendidikan: Bandung : Remaja Rosdakarya Paul, Richard, & Linda Elder. (2005). “a guide for educators to: Critical

Thinking Competency Standards”.

Purwanto, N. (2007). “Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis” . Bandung: PT Rosdakarya

Riduwan. (2012). “Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian”. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin.E. Robert. (2010). Cooperative Learning. Teori, Riset, dan Praktik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kagan, S (1992). Cooperative Learning. San Juan Capistrano, Kagan Cooperative Learning.

Sudjana. (2004). Metode Statistik. Bandung: PT. Tarsito.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyanto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Mata Padi Presindo.

(47)

97

Tribunnews. (2014). Kualitas Sistem Pendidikan di Indonesia.

http://kupang.tribunnews.com/2014/08/26/kualitas-sistem-pendidikan-di-indonesia

Trianto. (2007). “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progesif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Pupuh Fathurrohman, (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama.

Goldstein, Norman L., dan E Brophy.(1990) Education Psycholog. New York: Longman..

Aiken, Lewis R. (1997) Psychological testing and Assessment Boston: Allynand.

Witkin, H.A, Oltman, P.K Raskin, E. (1971). Manual Embedded Figures Test, Children Embedded Figures Test, Group Embedded Figures Test.

California : Consulting Psychology Press, Inc.

Witkin, H.A, Moore, C.A, Goodnough D.R, dan Cox, P.W.(1977). Field Dependent and Field Inependent Cognitive Style and Their Educational

Implication. Reviewof Educational Researh Winter. Vol 47. No.1

Woolfok,

The Liang Gie.(2003). Teknik Berpikir Kreatif, PUBIB, Yogyakarta

(48)

98

Gambar

Tabel 1.3 Rata-Rata Nilai Kelas XI Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan SMKN 2 Garut
Tabel 3.1 Desain Faktorial
Tabel 3.7 Kriteria indeks daya pembeda
Tabel 3.11 Pengujian Hipotesis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Beribadah merupakan salah satu etika yang disemai dalam mindset para santri dan guru-guru di Pesantren Gontor dalam menjalankan aktivitas seharian. Beribadah juga

hal tersebut dapat dibuktikan dengan tanggapan peserta didik terhadap penggunaan metode langsung dalam pembelajaran bahasa Arab adalah peserta didik yang menjawab paham

[r]

Kata Kunci: Keterampilan Menghafal, Hadits Sholat Berjamaah, Cooperative Script. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya keterampilan menghafal hadits shalat

Untuk area semi private seperti ruang praktek dokter, apotik di letakkan dekat dengan jalan luar sehingga mempermudah penangan jika terjadi hal – hal yang sifatnya emergency.. Area

Di samping itu petani pada setiap kecamatan di Kabupaten Karo tidak selalu sama menggunakan jenis dan interval fungisida (hasil wawancara dengan petani), hal ini

NO NOMOR PESERTA NAMA PESERTA ASAL SEKOLAH KAB SAK STATUS 1 09032718020002 LUKMAN HAKIM MI Salafiyah Datar Warungpring Kab.. Pemalang 61 Kembali ke Mapenda 40 09032709720140

Penelitian dilakukan secara survey dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial 3x4 dan empat kali pengulangan. Perlakuan kedua adalah organ pencernaan ikan