Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan
dalam Bidang Pendidikan Matematika
Promovendus:
ISNARTO NIM 1103331
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA
PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED
DISCOVERY LEARNING PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND
PROVING TASKS” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang
tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian
ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini.
Bandung, Juli 2014 Yang membuat pernyataan,
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rahmat dan ridho-Nya, telah selesai penyusunan disertasi dengan judul:
“Kemampuan Konstruksi Bukti dan Berpikir Kritis Matematis Mahasiswa pada Perkuliahan Struktur Aljabar melalui Guided Discovery Learning Pendekatan
Motivation to Reasoning and Proving Tasks”. Disertasi ini disusun untuk
memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Doktor Bidang Pendidikan
Matematika di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan
penulisan disertasi ini. Ungkapan terima kasih secara khusus, penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Wahyudin, M.Pd., sebagai Promotor, yang telah
membimbing, mengarahkan, serta memotivasi penulis dengan penuh ketulusan
dan kesabaran sehingga disertasi ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed., sebagai Ko-Promotor, yang telah
membimbing, mengarahkan, serta memotivasi penulis dengan penuh
ketulusan dan kesabaran sehingga disertasi ini dapat diselesaikan.
3. Bapak Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M.Kes., sebagai anggota tim pembimbing,
yang telah membimbing, mengarahkan, serta memotivasi penulis dengan
penuh ketulusan dan kesabaran sehingga disertasi ini dapat diselesaikan.
4. Direktur, Asisten Direktur, dosen dan tenaga kependidikan pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan
bantuan dan kemudahan dalam menempuh program doktor pada program studi
Pendidikan Matematika.
5. Bapak Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Bapak Prof. Dr. M. Salman A.N, M.Si, penguji luar perguruan tinggi yang
telah berkenan memberikan masukan sangat berharga bagi penulis, untuk
kebaikan disertasi ini dan pengembangan diri penulis sebagai pengajar di
perguruan tinggi.
7. Bapak Rektor, Dekan FMIPA dan Ketua Jurusan Matematika Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin, dukungan, bantuan dan
kemudahan kepada penulis dalam menempuh program doktor.
8. Bapak dan Ibu validator instrumen, Dra. Rahayu Budhiati V., M.Si., Drs.
Mashuri, M.Si., Drs. Kodirun, M.Pd., Hafiludin Samparaja, S.Si., M.Si., dan
Nuriana Rahmani, S.Pd., M.Pd., yang telah memberikan pertimbangan
validitas muka dan validitas isi terhadap instrumen penelitian ini.
9. Bapak Drs. Mashuri, M.Si., dan Ibu Nuriana Rahmani, S.Pd., M.Pd., yang
telah memberikan bantuan sebagai observer kegiatan pembelajaran dalam
pelaksanaan penelitian ini.
10.Teman-teman mahasiswa S2 dan S3 program studi Pendidikan Matematika
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia atas segala bantuan dan
kebersamaan selama menempuh pendidikan pada program studi Pendidikan
Matematika.
11.Istri (Tri Hartati) dan ketiga anak kami (Galih, Farhan, Akhnaf) atas doa,
dukungan dan pengorbanannya sehingga saya bisa menyelesaikan program
doktor ini.
12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan program doktor di
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dan
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bandung, Juli 2014
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak
Isnarto (2014). Kemampuan Konstruksi Bukti dan Berpikir Kritis Matematis Mahasiswa pada Perkuliahan Struktur Aljabar melalui Guided Discovery Learning Pendekatan Motivation to Reasoning and Proving Tasks
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengungkap pengaruh Guided Discovery Learning Pendekatan Motivation to Reasoning and Proving Tasks (GDL-MRP
Tasks) terhadap kemampuan konstruksi bukti, pemahaman bukti dan berpikir kritis matematis dalam perkuliahan Struktur Aljabar, dan (2) menggambarkan penjenjangan kemampuan konstruksi bukti mahasiswa yang mendapat GDL-MRP
Tasks. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi tipe sequential yakni kuantitatif di tahap pertama dan kualitatif di tahap kedua. Penelitian pertama mengkaji tiga aspek kemampuan yakni konstruksi bukti, pemahaman bukti dan berpikir kritis. Penelitian tahap kedua merupakan eksplorasi terhadap temuan tahap pertama pada satu aspek kajian yakni kemampuan konstruksi bukti. Penelitian tahap pertama menggunakan non-equivalent groups alternate treatment posttest-only design melibatkan dua kelas Struktur Aljabar dengan perlakuan pembelajaran yang berbeda yakni GDL-MRP Tasks di kelas eksperimen dan pembelajaran langsung di kelas kontrol. Penelitian tahap kedua menggunakan model grounded theory melalui tiga langkah yakni open coding, selective coding
dan theoretical coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan konstruksi bukti, pemahaman bukti dan berpikir kritis matematis mahasiswa yang mendapat GDL-MRP Tasks lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran langsung, terutama mahasiswa dengan kemampuan awal rendah sampai dengan sedang. Penelitian tahap kedua menghasilkan sebuah konjektur bahwa kemampuan konstruksi bukti mahasiswa di kelas yang mendapatkan GDL-MRP Tasks dapat diperingkat ke dalam tiga level kemampuan berdasarkan kualitas dari enam kategori yaitu langkah awal, alur pembuktian, konsep terkait, argumen, ekspresi kunci, dan bahasa pembuktian. Konstruksi bukti yang baik mengungkap dengan tepat keenam kategori tersebut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa GDL-MRP Tasks mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan konstruksi bukti mahasiswa pada semua level.
Kata kunci:
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract
Isnarto (2014). Proof Construction and Mathematics Critical Thinking Ability of Students in Abstract Algebra Course through The Guided Discovery Learning with Motivation to Reasoning and Proving Tasks Approach
This study aims to: (1) reveal the influence of Guided Discovery Learning through Motivation to Reasoning and Proving Tasks Approach (GDL-MRP Tasks) towards proof construction ability, proof understanding and mathematics critical thinking in the Abstract Algebra course, and (2) describe the hierarchy of
students’ proof construction ability who receive GDL-MRP Tasks. This study uses a sequential mixed method which quantitative in the first stage and qualitative in the second. The first study examines three aspects: proof construction, proof understanding and critical thinking ability. The second phase is exploration of the first phase findings on one aspect of proof construction ability. The first phase of research using non-equivalent groups alternate treatment posttest-only design involves two classes of Abstract Algebra course with different treatments: GDL-MRP Tasks in the experimental class and direct teaching in the control class. The second phase uses a model of grounded theory through three steps: open coding, selective coding and theoretical coding. The results showed that the proof construction, proof understanding and critical thinking abilities of students who got the GDL-MRP Tasks are better than the students who received direct teaching, especially students with low to medium category of initial ability. The second phase generates a conjecture that proof construction abilities of students in the class who get GDL-MRP Tasks can be rated into three ability levels based on the quality of the six categories: the first step, the flow of proof, related concepts, arguments, key expressions, and language of proof. A good proof construction is reveals exactly six categories. The study findings suggest that GDL-MRP Tasks have positively influences student proof construction abilities at all levels.
Keywords:
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 11
C. Tujuan Penelitian 13
D. Manfaat Penelitian 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Bukti Matematis
B. Esensi Bukti dalam Matematika
15
19
C. Berpikir Kritis dalam Matematika 22
D. GuidedDiscoveryLearning 27
E. Motivaton to Reasoning and Proving (MRP) Tasks 28
F. GuidedDiscoveryLearning dengan Pendekatan
MRP Tasks
35
G. Pembuktian dalam Mata Kuliah Struktur Aljabar
H. Kerangka Pemikiran Penelitian
35
36
I. Hipotesis Penelitian 39
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Tahap Kuantitatif
1. Desain Penelitian 43
2. Populasi dan Sampel Penelitian
3. Definisi Operasional
43
44
4. Instrumen Penelitian 48
5. Analisis Data 55
B. Tahap Kualitatif
1. Tahap Open Coding 56
2. Tahap Selective Coding 59
3. Tahap Theoretical Coding 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Tahap Pertama
1. Kemampuan Awal Mahasiswa (KAM) 61
2. Pengaruh Faktor Pembelajaran 65
3. Pengaruh Interaksi pada Konstruksi Bukti 81
4. Pengaruh Interaksi pada Pemahaman Bukti 83
5. Pengaruh Interaksi pada Berpikir Kritis
Matematis
88
6. Temuan Penelitian 91
7. Pembahasan Hasil Penelitian 98
B. Hasil Penelitian Tahap Kedua
1. Open Coding Penentuan Kategori 110
2. Selective Coding Kategori Inti 194
3. Analisis Kategori Inti 200
4. Gambaran Penjenjangan Kemampuan
Konstruksi Bukti
239
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan 244
B. Rekomendasi
C. Implikasi
248
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA 251
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Data Penelitian 256
2 Instrumen Penelitian 284
3 Perangkat Pembelajaran 313
4 Data Pendukung Grounded Theory 413
5 Angket Akhir Pembelajaran 600
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu yang menggunakan penalaran deduktif
aksiomatis, tidak menerima kebenaran hanya berdasarkan pada peristiwa induktif.
Generalisasi yang hanya berdasarkan pada contoh-contoh semata, bertentangan
dengan penalaran deduktif di matematika. Berdasarkan sifat deduktif aksiomatis
pada matematika, maka belajar matematika tidak lepas dari belajar pembuktian,
yakni belajar mengkonstruksi (menyusun/menulis) dan memahami (membaca)
bukti. Hanna (2010) mengatakan bahwa menuliskan suatu pembuktian matematis
akan membantu pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
Bukti mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam matematika.
Belajar matematika tidak akan lepas dari belajar pembuktian. Bloch (2011) menyatakan bahwa matematika terkait dengan dua hal yakni ‘apa’ dan ‘bagaimana’. Pertanyataan ‘apa’ terkait dengan isi dari matematika yakni meliputi bilangan, geometri, kalkulus dan cabang-cabang matematika lainnya. Pertanyaan ‘bagaimana’ terkait dengan siapa yang sedang bekerja dengan matematika. Pada level sekolah dasar, matematika dipelajari dengan cara konkrit,
dan pada level yang lebih tinggi, dipelajari dengan cara yang lebih abstrak. Bagi
seorang matematisi, tanpa dipisahkan bidang kajiannya, segala hal dalam
matematika dikembangkan secara deduktif aksiomatik dan didasarkan pada
ketepatan bukti.
Buss (1998) menyatakan bahwa terdapat dua sudut pandang yang berbeda
tentang bukti matematis. Pandangan pertama menganggap bahwa bukti
merupakan konvensi sosial sebagai sarana matematisi untuk meyakinkan satu
sama lain melalui kebenaran teorema. Dalam hal ini, bukti dinyatakan dalam
bahasa alami dilengkapi dengan simbol dan angka secukupnya, untuk meyakinkan
kebenaran teorema. Tentu saja, tidak mungkin untuk secara tepat menentukan
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
individu. Dalam pandangan kedua, bukti terdiri dari serangkaian ungkapan atau
simbol, berdasar pada aturan atau sifat, yang menunjukkan kebenaran dari suatu
teorema. Bukti dari jenis yang kedua ini disebut bukti ‘formal’ untuk
membedakan dengan bukti ‘sosial’.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa menyusun (mengkonstruksi) dan
memahami bukti merupakan kegiatan yang sulit. Penelitian Indonesia
Mathematics and Science Teacher Education Project (IMSTEP) di Bandung pada
tahun 1999 menyimpulkan bahwa kegiatan bermatematika yang dipandang sulit
oleh siswa untuk mempelajarinya dan oleh guru untuk mengajarkannya antara lain
adalah jastifikasi atau pembuktian (Suryadi, 2007). Menulis bukti merupakan
kegiatan yang kompleks karena kegiatan tersebut menuntut pemahaman terhadap
struktur dasar penalaran deduktif.
Penelitian yang dilakukan oleh Moore (1994) menemukan bahwa kesulitan
mahasiswa dalam menyusun bukti disebabkan oleh: (1) mahasiswa tidak
memahami dan tidak dapat menyatakan definisi, (2) mahasiswa mempunyai
keterbatasan intuisi yang terkait dengan konsep, (3) gambaran konsep yang
dimiliki oleh mahasiswa tidak memadai untuk menyusun suatu pembuktian, (4)
mahasiswa tidak mampu, atau tidak mempunyai kemauan membangun suatu
contoh sendiri untuk memperjelas pembuktian, (5) mahasiswa tidak tahu
bagaimana memanfaatkan definisi untuk menyusun bukti lengkap, (6) mahasiswa
tidak memahami penggunaan bahasa dan notasi matematis, dan (7) mahasiswa
tidak tahu cara mengawali pembuktian.
Kesulitan dalam mengkonstruksi bukti dapat dipengaruhi oleh tingkat
kematangan mahasiswa. Moursund (2007) menyatakan bahwa dalam pendidikan
tinggi, komponen dominan dalam kematangan bermatematika adalah kemampuan
pembuktian, berpikir logis, kritis, kreatif dan penalaran yang terkait dalam
memahami dan melakukan pembuktian. Fokus dari kematangan matematika
adalah kemampuan membaca dan menulis materi matematika serta kemampuan
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam pembelajaran, perlu upaya untuk menciptakan kondisi yang mendukung
agar mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar yang secara sistematik
mengarahkan ke tingkat kematangan yang lebih tinggi.
Temuan tentang kesulitan mahasiswa calon guru dalam mengkonstruksi
bukti matematis diperoleh dari penelitian Schwarz & Kaiser (2009). Hasil
penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa calon
guru di Jerman tidak dapat menyusun secara tuntas pembuktian formal untuk
materi matematika sekolah menengah. Berdasarkan temuan tersebut, Schwarz &
Kaiser merekomendasikan adanya suatu tindakan terprogram bagi mahasiswa
calon guru matematika untuk memastikan bahwa pada saatnya menjadi guru,
mereka dapat mengajarkan bukti matematis dengan baik. Pengalaman belajar
pembuktian pada saat menjadi mahasiswa, akan menjadikan mereka lebih siap
dalam mengajarkan pembuktian matematis kepada siswa-siswanya.
Pfeifer (2009) mendapatkan temuan tentang rendahnya kemampuan
mahasiswa calon guru dalam praktek mengajarkan pembuktian formal dan
pra-formal. Berdasarkan hasil penelitiannya, Pfeifer merekomendasikan adanya proses
validasi oleh dosen terhadap pembuktian yang dilakukan oleh mahasiswa. Pfeiffer
menyatakan bahwa validasi yang dilakukan terhadap konstruksi pembuktian oleh
mahasiswa, sangat bermanfaat dalam pembelajaran tentang pembuktian
matematis. Proses validasi pembuktian dapat mengarahkan pandangan mahasiswa
ke pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang dibuktikan dan
meningkatkan apresiasi pada penalaran deduktif.
Lee & Smith (2009) menyatakan bahwa untuk melatih kemampuan
pembuktian perlu menggunakan tugas yang bersifat tantangan kognitif. Tugas
yang bersifat tantangan kognitif merupakan tugas yang mengajak siswa untuk
menggunakan daya nalar yang tinggi pada saat menyelesaikannya. Sementara itu,
Sun (2009) merekomendasikan penggunaan permasalahan bertipe ‘one problem
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tipe tersebut membantu mahasiswa calon guru mendapatkan pengalaman
mengkonstruksi pembuktian dan tidak hanya sekedar meniru proses pembuktian
yang dilakukan oleh orang lain.
Kemampuan seseorang untuk dapat menyusun pembuktian yang baik,
tidak lepas dari kemampuan berpikir kritis yang dimilikinya. Berpikir kritis
merupakan kemampuan dasar yang selayaknya dimiliki oleh setiap orang untuk
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penekanan pada peningkatan
kemampuan berpikir kritis perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran,
khususnya pembelajaran matematika. Tata nalar deduktif aksiomatis dalam
matematika, menjadikan materi matematika sangat berperan dalam melatih dan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Setiap informasi atau pendapat seseorang belum tentu merupakan suatu
kebenaran yang dapat dipercaya. Diperlukan sikap kritis dengan pemikiran yang
rasional untuk menganalisis informasi tersebut. Ennis (1996) menyatakan bahwa
berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang tujuannya untuk membuat
keputusan yang rasional terkait dengan apa yang diyakini dan dikerjakan. Karena
pengambilan keputusan akan berlangsung terus menerus dalam kehidupan, maka
berpikir kritis merupakan modal penting bagi setiap orang dalam kehidupan
sehari-hari.
Beaumont (2010) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis pada pembelajar, diperlukan pemberian latihan berupa tugas-tugas
yang membutuhkan penalaran tinggi dalam penyelesaiannya. Tugas melakukan
observasi, identifikasi asumsi, tantangan untuk memahami suatu materi, tugas
memaknai atau interpretasi dari suatu fenomena, tugas bercirikan penemuan dan
penyelidikan, tugas untuk melakukan menganalisis dan mengevaluasi, serta tugas
untuk membuat keputusan, diyakini dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis.
Marcut (2005) menyandingkan berpikir kritis dan pemecahan masalah
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kritis dan pemecahan masalah berjalan beriringan. Untuk belajar pemecahan
masalah dalam matematika, siswa juga harus belajar bagaimana untuk berpikir
kritis. Berpikir kritis merupakan hal yang penting untuk dikuasai sehingga perlu
dilatihkan dalam pembelajaran. Chukwuyenum (2013) menyatakan bahwa
berpikir kritis merupakan salah satu alat penting untuk memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari
melibatkan penalaran logis, menafsirkan, menganalisis dan mengevaluasi
informasi sehingga memungkinkan seseorang mengambil keputusan yang handal
dan valid. Aktivitas tersebut perlu didukung dengan kemampuan berpikir kritis
yang baik.
Hasil penelitian Hogsette (2012) mengungkap bahwa tugas menuliskan
jurnal tentang apa yang dikatakan, mengevaluasi apa yang dituliskan dan
menyampaikan pendapat terhadap suatu topik, bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis. Dalam ketiga kegiatan tersebut, siswa dituntut untuk
bersikap hati-hati dan cermat dalam menggunakan pikirannya. Hal tersebut dapat
dilatihkan melalui pembelajaran bukti dalam matematika.
Kemampuan pembuktian dan berpikir kritis matematis merupakan modal
penting yang perlu dimiliki oleh mahasiswa untuk memahami Struktur Aljabar.
Struktur Aljabar merupakan mata kuliah di Jurusan atau Program Studi
Pendidikan Matematika yang mempelajari bukti matematis dengan penekanan
pada pengembangan kemampuan mahasiswa untuk mengkonstruksi bukti.
Karakteristik mata kuliah tersebut adalah materi bersifat abstrak, penekanan pada
penanaman tata nalar deduktif aksiomatis, dan memerlukan pemahaman secara
analitis.
Pembuktian matematis merupakan ‘ruh’ dari pembelajaran Struktur
Aljabar. Howlett (2014) menyatakan bahwa membuktikan teorema merupakan
bagian penting dalam mata kuliah tersebut. Belajar matematika adalah belajar
tentang bukti. Sifat-sifat yang muncul dalam suatu sistem matematika merupakan
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengelola pembelajaran yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
secara aktif terlibat dalam pengkajian materi.
Kajian utama dalam mata kuliah ini adalah sistem matematika yang terdiri
dari himpunan, operasi, aksioma, definisi dan sifat-sifat yang terbentuk. Grup,
ring, dan field merupakan contoh sistem matematika yang dikaji dalam
perkuliahan Struktur Aljabar. Pengembangan penalaran deduktif aksiomatif
dilakukan melalui pengkajian konsep dan sifat-sifat dari suatu sistem matematika
yang dibentuk. Kajian terhadap bukti dan proses pembuktian dari
pernyataan-pernyataan matematis merupakan komponen utama dalam mata kuliah tersebut.
Merujuk pada Buss (1998), mata kuliah Struktur Aljabar menganut
pandangan pada bukti formal. Dalam ranah bukti formal, suatu bukti matematis
dikatakan valid (benar) apabila dinyatakan dengan serangkaian kata, frase, kalimat
atau ekspresi yang logis dan berdasarkan pada aturan yang benar dalam
matematika. Validitas (kebenaran) suatu pembuktian ditandai dengan penggunaan
ekspresi yang dibenarkan dalam tinjauan ilmu matematika, tanpa adanya
pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku dalam matematika.
Dalam Isnarto (2008), tergambar bahwa hasil evaluasi pada mata kuliah
Struktur Aljabar di Jurusan Matematika Universitas Negeri Semarang
menunjukkan hasil belajar untuk dua tahun berturut-turut (yakni tahun 2005 dan
2006) belum mencapai hasil optimal. Rata-rata nilai hasil belajar berturut-turut
sebesar 67,60 dan 68,00 pada skala 0 – 100. Rentang perolehan nilai dengan
kriteria rendah dan kriteria tinggi masih cukup besar, yakni sebesar 22,58% dan
11,36% untuk nilai rendah (55 ke bawah) serta 19,35% dan 11,35% untuk nilai
tinggi (85 ke atas).
Untuk mendalami permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan
pembelajaran, pada akhir perkuliahan Struktur Aljabar semester genap tahun
akademik 2009/2010, peneliti menyebarkan angket (Lampiran 5 Nomor L.5.1)
serta permintaan saran, kritik dan pendapat secara tertulis kepada mahasiswa
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta saran, kritik dan pendapat, dijawab dengan tanpa menuliskan identitas.
Angket yang disampaikan digunakan untuk menjaring informasi terkait enam hal
yakni; (1) lama waktu belajar di luar perkuliahan, (2) cara belajar
(individu/kelompok), (3) persiapan pra perkuliahan, (4) pendapat terkait
penguasaan materi oleh dosen, (5) pendapat terkait proses perkuliahan, dan (6)
tingkat kesulitan materi.
Berdasarkan hasil angket diperoleh bahwa sebagian besar motivasi belajar
mahasiswa rendah. Hal ini tercermin dari 52,78% mahasiswa hanya meluangkan
waktu kurang dari 2 jam perminggu untuk belajar Struktur Aljabar (bobot 3 SKS),
di luar perkuliahan. Hal ini jauh lebih rendah dari ketentuan standar satuan kredit
semester (SKS) untuk mahasiswa yakni takaran penghargaan terhadap
pengalaman belajar yang diperoleh oleh mahasiswa selama 1 semester melalui
kegiatan terjadwal perminggu selama 1 jam perkuliahan atau 2 jam praktikum,
atau 4 jam kerja lapangan, yang masing-masing diiringi oleh sekitar 1-2 jam
kegiatan terstruktur dan 1-2 jam kegiatan mandiri (BAN PT, 2008). Berdasarkan
ketentuan tersebut, seharusnya waktu belajar di luar perkuliahan untuk mata
kuliah teori dengan bobot 3 SKS adalah 3 (1+1) (1 sampai dengan 2) 50
menit = 300 sampai dengan 600 menit = 5 sampai dengan 10 jam. Oleh karena itu,
dosen perlu berupaya untuk memfasilitasi dan meningkatkan motivasi mahasiswa
agar memperbanyak waktu pendalaman materi di luar perkuliahan.
Hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Struktur Aljabar menunjukkan
tingginya sebaran (variansi) perolehan nilai dengan kriteria rendah dan kriteria
tinggi. Sementara itu, berdasarkan hasil angket diperoleh fakta bahwa hanya
5,56% mahasiswa yang sering melakukan belajar kelompok dengan teman
sekelas. Berdasarkan temuan tersebut, perlu adanya upaya dari dosen agar proses
pendampingan belajar dari mahasiswa dengan kemampuan tinggi terhadap
mahasiswa dengan kemampuan rendah dapat berjalan lebih baik dan optimal.
Tutor sebaya dalam kelompok belajar diharapkan mampu menjembatani
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aktivitas pra perkuliahan mahasiswa tergambar pada hasil angket poin
ketiga. Pada perkuliahan pertama, dosen telah memaparkan urutan pembahasan
materi selama satu semester dan menyampaikan bahan ajar yang digunakan dalam
perkuliahan. Dalam masa perkuliahan semua mahasiswa telah mempunyai bahan
ajar yang ditulis oleh dosen. Namun demikian, berdasarkan hasil angket masih terdapat 44,44% mahasiswa yang masuk ke dalam kategori ‘tidak pernah membaca’ atau ‘kadang-kadang membaca’ materi yang akan dibahas dalam perkuliahan. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan mahasiswa untuk belajar
secara mendalam pada saat perkuliahan berlangsung, menjadi rendah.
Poin keempat dalam angket ditujukan untuk mendapatkan masukan dari
mahasiswa terkait pandangannya terhadap kecakapan dosen dalam penguasaan
materi perkuliahan. Berdasarkan hasil angket, sebesar 11,11% mahasiswa menilai dosen ‘menguasai materi’ dan 88,89% mahasiswa memberikan penilaian dosen ‘sangat menguasai materi’. Penilaian ini menunjukkan tingginya kepercayaan dari mahasiswa terhadap penguasaan materi oleh dosen, sehingga tidak ada hambatan
kepercayaan dari mahasiswa terhadap kompetensi dosen. Hal tersebut masih
didukung oleh jawaban mahasiswa terhadap pertanyaan poin 5, yakni sebesar
75% mahasiswa menilai perkuliahan berlangsung ‘menarik’ dan bahkan 11,11% mahasiswa memberikan penilaian ‘sangat menarik’. Hanya sebesar 13,89% mahasiswa yang memberikan penilaian ‘kurang menarik’. Berdasarkan masukan melalui saran, kritik dan pendapat, peneliti menduga, mahasiswa yang
menganggap perkuliahan kurang menarik adalah mahasiswa yang berpendapat bahwa perkuliahan berlangsung ‘menegangkan’. Berdasarkan masukan ini, dosen perlu mengupayakan strategi pembelajaran yang tidak membuat suasana yang
menegangkan, yang dapat berakibat menimbulkan hambatan pencapaian tujuan
pembelajaran.
Fakta berikutnya yang terungkap dari hasil angket adalah sebagian besar
mahasiswa menganggap Struktur Aljabar sebagai mata kuliah yang sulit. Sebesar
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menganggap sangat sulit. Hanya sebesar 5,55% mahasiswa yang menganggap
mudah. Mayoritas pendapat mahasiswa yang menyatakan bahwa Struktur Aljabar
adalah mata kuliah yang sulit, merupakan tantangan bagi dosen untuk
memperbaiki kualitas perkuliahan. Salah satu model pembelajaran yang
menekankan keterlibatan aktif mahasiswa adalah discovery learning. Dalam studi
terkait discovery-based instruction, Alfieri (2011) menyimpulkan bahwa pengaruh
pembelajaran penemuan tanpa bimbingan sangat kecil (sedikit), sedangkan
pembelajaran penemuan dengan bimbingan dapat meningkatkan keaktifan peserta
didik dan konstruksi pengetahuan menjadi optimal.
Alfieri (2011) menyarankan proses discovery sebaiknya dilengkapi dengan
salah satu dari: (1) tugas yang dipandu dengan scaffolding pada bagian-bagian
tertentu, (2) tugas-tugas yang meminta peserta didik untuk menjelaskan ide
mereka sendiri dan memastikan bahwa ide tersebut akurat dengan memberikan
umpan balik yang tepat pada waktunya, atau (3) tugas-tugas yang memuat contoh
pekerjaan dan arahan yang membimbing penyelesaian tugas dengan baik.
Berdasarkan hasil kajian, dapat disimpulkan bahwa Alfieri (2011) lebih
merekomendasikan guided discovery learning dibanding discovery learning.
Dalam guided discovery learning, diperlukan kecermatan dosen untuk
menentukan bimbingan yang mengarahkan mahasiswa untuk menemukan sesuatu
yang baru, tanpa terlalu banyak keterlibatan langsung dengan mahasiswa.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan model bimbingan dengan pemberian arahan
kerja menggunakan tugas yang dikemas dalam bentuk Lembar Kerja Mahasiswa
(LKM). Berkenaan dengan materi pemberian tugas, Takac (2009)
mengembangkan suatu tugas khusus yang disebut Motivation to Reasoning and
Proving (MRP) Tasks. MRP Tasks adalah jenis tugas yang memenuhi salah
satu dari 3 tipe yakni: (1) tugas yang terlihat memiliki solusi yang mudah, tetapi
setelah berurusan dengan permasalahan secara mendalam, tugas tersebut
memerlukan kecermatan yang tinggi, (2) tugas yang sepertinya dapat diselesaikan
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang memiliki beberapa kemungkinan solusi dan menuntut mahasiswa untuk
memutuskan mana jawaban yang tepat.
Dalam penelitiannya, Takac (2009) memperoleh fakta bahwa pemberian
tugas bertipe MRP dapat membantu siswa untuk meningkatkan motivasi dan
menyadari pentingnya mempelajari pembuktian dalam matematika. Takac (2009)
menyimpulkan bahwa pemberian MRP Tasks dapat mengembangkan motivasi
intrinsik siswa untuk membuktikan dan motivasi intrinsik merupakan langkah
penting agar siswa dapat termotivasi untuk mengkreasi bukti yang benar di
pembelajaran-pembelajaran berikutnya. Temuan Takac berikutnya adalah
pemberian MRP Tasks dapat mengembangkan cara berpikir kritis siswa. Siswa
menjadi sadar bahwa mereka perlu memverifikasi pandangan, pernyataan atau
informasi orang lain sebelum diterima. Cara berpikir kritis ini penting tidak hanya
dalam matematika tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, implementasi discovery learning dengan
penambahan bimbingan (guided) melalui penerapan MRP Tasks diharapkan
mampu mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam pembuktian (konstruksi
bukti dan pemahaman bukti) dan berpikir kritis. Kajian tentang pengaruh Guided
Discovery Learning dengan Pendekatan MRP Tasks terhadap kemampuan
pembuktian dan berpikir kritis mahasiswa dalam mata kuliah Struktur Aljabar
perlu dilakukan. Karakteristik Struktur Aljabar yang merupakan mata kuliah
dengan penekanan pada pengembangan kemampuan pembuktian dan kemampuan
berpikir kritis matematis, merupakan media yang tepat untuk
mengimplementasikan model pembelajaran tersebut.
Proses penemuan (discovery) dalam kegiatan pembelajaran, berkaitan erat
dengan modal awal yang dimiliki oleh mahasiswa. Untuk mengetahui tingkat
efektivitas model pembelajaran yang diterapkan, perlu ditinjau pengaruhnya untuk
mahasiswa dengan berbagai tingkat kemampuan awal. Berdasarkan hal tersebut,
dipandang perlu untuk mengamati pengaruh faktor pembelajaran pada mahasiswa
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diterapkan, perlu dilakukan tes kemampuan awal mahasiswa (KAM) dan
berdasarkan tes tersebut kemampuan awal mahasiswa dapat diperingkat ke dalam
tiga level yaitu tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan pemilahan tersebut, dapat
diketahui apakah model pembelajaran yang diterapkan efektif untuk semua
jenjang kemampuan awal atau hanya untuk level tertentu.
Data kemampuan awal mahasiswa juga diperlukan sebagai dasar
pembentukan kelompok diskusi. Pembelajaran dilakukan dengan diskusi
kelompok beranggotakan 3 sampai dengan 4 mahasiswa. Kelompok diskusi
dibentuk dengan mempertimbangkan heterogenitas kemampuan berdasarkan hasil
tes KAM. Penempatan mahasiswa dengan berbagai tingkat kemampuan dalam satu kelompok diskusi diharapkan terjadi efek ‘tutor sebaya’ yang berimplikasi pada hasil belajar yang lebih baik.
Implementasi Guided Discovery Learning dengan pendekatan MRP Tasks
dalam mata kuliah Struktur Aljabar diharapkan mempunyai pengaruh positif
terhadap kemampuan konstruksi bukti, pemahaman bukti dan berpikir kritis
matematis. Pengaruh pembelajaran terhadap tiga aspek tersebut diketahui melalui
uji statistik terhadap data kuantitatif yang diperoleh. Aspek kemampuan
konstruksi bukti merupakan aspek paling dominan dalam perkuliahan Struktur
Aljabar dibandingkan dengan dua aspek yang lain. Untuk mendalami aspek
tersebut, perlu dilakukan penelitian tahap kedua. Tujuan dari penelitian tahap
kedua adalah: (1) untuk mengetahui dukungan Guided Discovery Learning
dengan Pendekatan MRP Tasks terhadap kemampuan mahasiswa dalam
mengkonstruksi bukti, dan (2) untuk mengetahui gambaran tentang kemampuan
mahasiswa dalam mengkonstruksi bukti.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini menggunakan metode kombinasi (mixed method) dengan
model sequential explanatory yakni penggabungan metode penelitian kuantitatif
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertama diarahkan untuk mengungkap adanya pengaruh faktor pembelajaran
terhadap kemampuan mahasiswa dalam konstruksi bukti, pemahaman bukti dan
berpikir kritis matematis. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam,
mahasiswa dipilah ke dalam tiga kelompok Kemampuan Awal Mahasiswa
(KAM) yakni kategori rendah, sedang dan tinggi. Permasalahan dalam penelian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kemampuan konstruksi bukti mahasiswa untuk KAM kategori rendah
pada kelas yang mendapat Guided Discovery Learning dengan Pendekatan
MRP Tasks lebih baik daripada kemampuan mahasiswa pada kelas yang
mendapat pembelajaran langsung.
2. Apakah kemampuan konstruksi bukti mahasiswa untuk KAM kategori sedang
pada kelas yang mendapat Guided Discovery Learning dengan Pendekatan
MRP Tasks lebih baik daripada kemampuan mahasiswa pada kelas yang
mendapat pembelajaran langsung.
3. Apakah kemampuan konstruksi bukti mahasiswa untuk KAM kategori tinggi
pada kelas yang mendapat Guided Discovery Learning dengan Pendekatan
MRP Tasks lebih baik daripada kemampuan mahasiswa pada kelas yang
mendapat pembelajaran langsung.
4. Apakah kemampuan pemahaman bukti mahasiswa untuk KAM kategori
rendah pada kelas yang mendapat Guided Discovery Learning dengan
Pendekatan MRP Tasks lebih baik daripada kemampuan mahasiswa pada
kelas yang mendapat pembelajaran langsung.
5. Apakah kemampuan pemahaman bukti mahasiswa untuk KAM kategori
sedang pada kelas yang mendapat Guided Discovery Learning dengan
Pendekatan MRP Tasks lebih baik daripada kemampuan mahasiswa pada
kelas yang mendapat pembelajaran langsung.
6. Apakah kemampuan pemahaman bukti mahasiswa untuk KAM kategori
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendekatan MRP Tasks lebih baik daripada kemampuan mahasiswa pada
kelas yang mendapat pembelajaran langsung.
7. Apakah kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa untuk KAM
kategori rendah pada kelas yang mendapat Guided Discovery Learning
dengan Pendekatan MRP Tasks lebih baik daripada kemampuan mahasiswa
pada kelas yang mendapat pembelajaran langsung.
8. Apakah kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa untuk KAM
kategori sedang pada kelas yang mendapat Guided Discovery Learning
dengan Pendekatan MRP Tasks lebih baik daripada kemampuan mahasiswa
pada kelas yang mendapat pembelajaran langsung.
9. Apakah kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa untuk KAM
kategori tinggi pada kelas yang mendapat Guided Discovery Learning dengan
Pendekatan MRP Tasks lebih baik daripada kemampuan mahasiswa pada
kelas yang mendapat pembelajaran langsung.
10. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara KAM dan strategi pembelajaran
terhadap kemampuan mahasiswa dalam konstruksi bukti, pemahaman bukti
dan berpikir kritis matematis.
11. Bagaimanakah dukungan Guided Discovery Learning melalui Pendekatan
Motivation to Reasoning and Proving Tasks terhadap kemampuan mahasiswa
dalam mengkonstruksi bukti?
12. Bagaimanakah penjenjangan kemampuan konstruksi bukti mahasiswa dalam
perkuliahan Struktur Aljabar yang mendapat Guided Discovery Learning
melalui Pendekatan Motivation to Reasoning and Proving Tasks?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menghasilkan kajian mengenai kemampuan konstruksi bukti mahasiswa
dalam kelas Struktur Aljabar yang mendapat Guided Discovery Learning
dengan Pendekatan MRP Tasks apabila dibandingkan dengan kemampuan
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
langsung ditinjau dari kemampuan awal mahasiswa dalam tiga kategori
(rendah, sedang, tinggi).
2. Menghasilkan kajian mengenai kemampuan pemahanan bukti mahasiswa
dalam kelas Struktur Aljabar yang mendapat Guided Discovery Learning
dengan Pendekatan MRP Tasks apabila dibandingkan dengan kemampuan
pemahaman bukti mahasiswa pada kelas yang mendapat pembelajaran
langsung ditinjau dari kemampuan awal mahasiswa dalam tiga kategori
(rendah, sedang, tinggi).
3. Menghasilkan kajian mengenai kemampuan berpikir kritis matematis
mahasiswa dalam kelas Struktur Aljabar yang mendapat Guided Discovery
Learning dengan Pendekatan MRP Tasks apabila dibandingkan dengan
kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa pada kelas yang mendapat
pembelajaran langsung ditinjau dari kemampuan awal mahasiswa dalam tiga
kategori (rendah, sedang, tinggi).
4. Mengetahui pengaruh interaksi antara faktor pembelajaran dan faktor
kemampuan awal mahasiswa terhadap kemampuan mahasiswa dalam
konstruksi bukti, pemahaman bukti dan berpikir kritis matematis.
5. Menghasilkan kajian mendalam mengenai gambaran penjenjangan
kemampuan konstruksi bukti mahasiswa dalam perkuliahan Struktur Aljabar
yang mendapatkan perlakuan Guided Discovery Learning melalui Pendekatan
MRP Tasks.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberi pengalaman bagi mahasiswa peserta kuliah Struktur Aljabar
(mahasiswa calon guru), tentang implementasi Guided Discovery Learning
dengan Pendekatan MRP Tasks.
2. Mahasiswa diharapkan lebih memahami pembuktian dan berpikir kritis
matematis, serta dapat memanfaatkannya untuk pengkajian materi
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Memberikan masukan bagi dosen tentang variasi pengelolaan pembelajaran
sebagai salah satu alternatif pembelajaran di kelas untuk meningkatkan
kemampuan pembuktian dan berpikir kritis matematis.
4. Sumbangan pemikiran bagi dosen pengampu mata kuliah Struktur Aljabar
dalam rangka memberikan gambaran mengenai penjenjangan kemampuan
kostruksi bukti, sehingga dapat menentukan alternatif tindakan dalam
pembelajaran.
Ibarat bangunan, untuk dapat berdiri kokoh perlu ditopang oleh pondasi yang
kuat. Untuk mencermati seberapa kuat gagasan dalam penelitian ini, perlu kajian
pendukung berupa teori yang relevan dengan tujuan penelitian. Kajian teori terkait
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kombinasi (mixed method) tipe
sequential dengan penggabungan metode kuantitatif dan kualitatif secara
berurutan (Creswell, 2010). Tahap pertama dilakukan dengan metode kuantitatif
untuk memperoleh data yang terukur dan pada tahap kedua dilakukan dengan
metode kualitatif untuk mengeksplorasi temuan yang diperoleh dari tahap pertama
Tahapan pelaksanaan penelitian dapat digambarkan pada Gambar 3.1.
Kelas dengan GDL-MRP Tasks Kelas dengan Pembelajaran Langsung
Pengembangan instrumen penelitian
Penentuan populasi
Tes Kemampuan Awal Mahasiswa (KAM)
Kuantitatif age
Kemampuan konstruksi bukti
Tes kemampuan konstruksi bukti, pemahaman bukti dan berpikir kritis matematis
Analisis data kuantitatif
Kesimpulan
Identifikasi kategori
Open coding
Analisis pekerjaan mahasiswa
Kualitatif
Penentuan kategori inti
Theoretical coding
Pendalaman/pemadatan kategori inti
Pengembangan teori/konjektur
Theoretical sampling Pertimbangan sub
kategori
Wawancara
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Skema Penelitian
A. Tahap Kuantitatif 1. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian tahap pertama (kuantitatif) adalah
non-equivalent groups alternate treatment posttest-only design (Millan and
Schumacher, 2001). Skema penelitian disajikan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Skema Penelitian Tahap Pertama
Penelitian tahap pertama melibatkan dua kelas sampel, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas-kelas sampel tersebut tidak dibentuk dengan
cara menempatkan secara acak subjek-subjek penelitian ke dalam kelas-kelas
sampel tersebut, melainkan menggunakan kelas-kelas yang ada. Pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut dilaksanakan pembelajaran dengan
Guided Discovery Learning dengan Pendekatan MRP Tasks (X1) dan
pembelajaran langsung (X2). Pada akhir pembelajaran, mahasiswa di kedua kelas
mendapat tes akhir (O) yaitu tes kemampuan konstruksi bukti, pemahaman bukti
dan berpikir kritis matematis. Untuk melihat secara lebih mendalam pengaruh
penggunaan strategi pembelajaran ketiga aspek pengamatan, maka dalam
penelitian ini dilibatkan faktor kemampuan awal mahasiswa (KAM) dengan 3
level penjenjangan yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Group Treatment Posttest
A X1 O
B X2 O
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa peserta mata kuliah
Struktur Aljabar I Program Studi S-1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri
Semarang pada semester genap 2012/2013. Keseluruhan anggota populasi terdiri
dari 202 mahasiswa yang terpilah dalam 5 kelas atau rombongan belajar (rombel)
[image:30.595.116.508.278.310.2]dengan penyebaran sesuai dengan Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Sebaran Populasi Penelitian
Rombel 1 2 3 4 5
Banyak Mahasiswa 40 41 41 40 40
Penempatan mahasiswa dalam rombel tidak ditentukan berdasarkan aturan
tertentu. Mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih rombel sesuai dengan
kapasitas yang disediakan. Penempatan secara bebas ini berimplikasi pada
ketiadaan kelas superior-inferior dalam hal kemampuan akademik.
Sampel penelitian dipilih dengan teknik cluster random sampling untuk
menentukan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Dari 5 rombel yang
tersedia, terpilih rombel 2 sebagai kelas eksperimen dan rombel 5 sebagai kelas
kontrol. Selanjutnya, kelas eksperimen mendapatkan perkuliahan dengan Guided
Discovery Learning pendekatan MRP Tasks (GDL-MRP Tasks) dan kelas kontrol
mendapat perkuliahan dengan pembelajaran langsung.
3. Definisi Operasional
Untuk memberikan pemaknaan yang tepat dan menghindari keragaman
interpretasi terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam disertasi ini, dipandang
perlu untuk menegaskan istilah-istilah yang digunakan dalam definisi operasional.
a. Pembuktian dalam matematika adalah argumen matematis, berupa rangkaian
pernyataan dalam bentuk kata, frase, kalimat atau ekspresi lain yang
ditujukan untuk menerima atau menolak kebenaran suatu ketetapan dalam
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kemampuan pembuktian matematis adalah kemampuan yang meliputi
kemampuan mengkonstruksi dan memahami bukti dari suatu pernyataan
matematika.
c. Kemampuan mengkonstruksi bukti dimaksudkan sebagai kemampuan
mengidentifikasi dan menganalisis hal-hal yang terkandung pada suatu
pernyataan dan menuliskan langkah-langkah logis berdasarkan kebenaran
matematis, dengan ekspresi yang komunikatif untuk menunjukkan bahwa
pernyataan tersebut bernilai benar atau bernilai salah.
d. Kemampuan memahami bukti dimaksudkan sebagai kemampuan untuk
menentukan benar atau salah suatu urutan langkah-langkah pembuktian, dan
kemampuan dalam memberikan penjelasan atau contoh terhadap pembuktian
yang valid.
e. Kemampuan berpikir kritis matematis adalah kecakapan seseorang untuk: (1)
tidak secara sembarangan menerima kebenaran suatu pendapat atau
pernyataan, (2) mampu menyampaikan alasan yang logis dalam
mengemukakan pendapat, dan (3) mampu menguji kebenaran argumen.
f. Guided Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan Terbimbing) adalah
strategi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas eksploratif oleh
mahasiswa dengan bimbingan dosen. Aktivitas eksploratif yang dilakukan
oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran diarahkan untuk menemukan
pengetahuan baru. Bimbingan oleh dosen dilakukan secara lisan maupun
tertulis menggunakan lembar kerja yang dirancang secara khusus sesuai
tujuan pembelajaran dan pendekatan yang digunakan.
g. Motivation to Reasoning and Proving (MRP) Tasks adalah tugas dalam
kegiatan perkuliahan yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa untuk
memecahkan masalah matematis, dengan tipe tugas yang memenuhi paling
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tipe 1: Tugas yang terlihat memiliki solusi yang mudah, tetapi setelah
berurusan dengan permasalahan secara mendalam, tugas tersebut
memerlukan kecermatan yang tinggi.
Tipe 2: Tugas yang sepertinya dapat diselesaikan secara intuitif, tetapi
kebenaran intuisi tersebut kurang meyakinkan.
Tipe 3: Tugas yang memiliki beberapa kemungkinan solusi dan menuntut
mahasiswa untuk memutuskan mana jawaban yang tepat.
h. Guided Discovery Learning dengan Pendekatan MRP Tasks adalah
pembelajaran yang menekankan pada kegiatan eksploratif oleh mahasiswa
dengan bantuan dosen melalui pemberian tugas-tugas yang bertipe MRP.
i. Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang bersifat informatif dengan
penekanan aktivitas pada penjelasan materi oleh dosen, dilengkapi dengan
tanya jawab untuk hal-hal yang diperlukan dan pendalaman materi melalui
pengerjaan dan pembahasan soal latihan.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian disusun untuk mendapatkan data dan informasi yang
lengkap mengenai hal-hal yang dikaji dalam penelitian dengan berpijak pada
definisi operasional yang ditetapkan. Penelitian ini menggunakan instrumen yang
terdiri dari tes, perangkat pembelajaran dan lembar observasi.
a. Tes
Tes yang dikembangkan meliputi tes kemampuan awal mahasiswa (KAM)
dan tes akhir.
1) Tes Kemampuan Awal Mahasiswa (KAM)
Tes KAM ditujukan untuk mengungkap kemampuan mahasiswa sebelum
perlakuan pembelajaran yang berbeda dilaksanakan di kedua kelas penelitian.
Materi tes adalah Relasi Ekivalen dan Operasi Biner yang merupakan topik
pertama dari buku Struktur Aljabar I Pengantar Teori Grup (Isnarto, 2009). Materi
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perkuliahan keempat. Peneliti mengembangkan 10 butir soal uraian dan untuk
mendapatkan alat ukur yang baik, sebelum digunakan di kelas penelitian, terlebih
dahulu dilakukan uji coba instrumen untuk mengetahui tingkat validitas, daya
pembeda, tingkat kesukaran dan indeks reliabilitas. Uji coba dilakukan di rombel
1 yang terdiri dari 38 mahasiswa (40 mahasiswa, 2 mahasiswa tidak hadir).
a) Validitas Butir Soal
Validitas butir soal dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki
oleh sebutir soal (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu
totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal tersebut.
Sebuah butir soal dikatakan valid bila mempunyai dukungan yang besar terhadap
skor total. Perhitungan dan dasar penentuan kriteria validitas butir soal terdapat
[image:33.595.113.519.403.474.2]pada Lampiran 1 Tabel L.1.1. Secara ringkas hasilnya disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Butir Soal Uji Coba KAM
Nomor
Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indeks
Validitas 0,442 0,458 0,534 0,513 0,407 0,567 0,427 0,506 -0,105 0,494
Kriteria V V V V V V V V TV V
Keterangan:
V = Valid, TV = Tidak valid
b) Reliabilitas
Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang
sama ketika mereka diuji kembali dengan tes yang sama pada kesempatan yang
lain. Untuk menguji reliabiltas tes digunakan rumus Alpha. Perhitungan dan dasar
penentuan kriteria reliabilitas soal terdapat pada Lampiran 1 Tabel L.1.2.
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh indeks reliabilitas soal sebesar 0,755.
Apabila soal yang tidak memenuhi kriteria validitas yang baik yakni nomor 9
dihilangkan, maka diperoleh indeks reliabilitas sebesar 0,795 dan memenuhi
kriteria reliabilitas kategori tinggi.
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal
tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang
menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Perhitungan dan dasar penentuan
kriteria tingkat kesukaran soal terdapat pada Lampiran 1 Tabel L.1.3. Secara
[image:34.595.113.519.258.354.2]ringkas hasilnya disajikan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji Coba KAM
Nomor
Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indeks
Kesukaran 0,89 0,61 0,63 0,29 0,82 0,89 0,84 0,58 0,84 0,26
Kriteria Md Sd Sd Sk Md Md Md Sd Md Sk
Keterangan:
Sk = Sukar, Sd = Sedang, Md = Mudah d) Daya Beda
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan mahasiswa yang berkemampuan
rendah. Perhitungan dan dasar penentuan kriteria daya beda soal terdapat pada
Lampiran 1 Tabel L.1.4. Secara ringkas hasilnya disajikan dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Hasil Uji Daya Beda Butir Soal Uji Coba KAM
Nomor
Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indeks Daya Beda
0,21 0,58 0,42 0,58 0,26 0,21 0,21 0,53 0,11 0,42
Kriteria Ck Ba Ba Ba Ck Ck Ck Ba Jl Ba
Keterangan:
Ba = Baik, Ck = Cukup, Jl = Jelek
Berdasarkan pertimbangan validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan
indeks reliabilitas, diputuskan untuk memilih 9 butir soal yaitu nomor 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, dan 10. Sembilan butir soal tersebut memiliki indeks reliabilitas
[image:34.595.116.516.498.576.2]Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel L.1.2). Selanjutnya, instrumen tes kemampuan awal diberikan di kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil tes kemampuan awal digunakan sebagai dasar
pemadanan (uji kesetaraan) kedua kelas penelitian dan dasar pengelompokan
kemampuan awal mahasiswa ke dalam kategori tinggi, sedang dan rendah di
kedua kelas penelitian.
2) Tes Akhir
Implementasi Guided Discovery Learning dengan pendekatan MRP
Tasks pada kelas eksperimen dan pembelajaran langsung pada kelas kontrol
dilaksanakan selama 10 kali pertemuan. Tes akhir diberikan kepada kedua kelas
penelitian pada akhir perkuliahan. Tes akhir meliputi item-item soal yang
ditujukan untuk mengungkap kemampuan konstruksi bukti, kemampuan
pemahaman bukti dan kemampuan berpikir kritis matematis. Instrumen tes akhir
dikembangkan berdasarkan pada indikator-indikator dari ketiga aspek
kemampuan yang ditetapkan.
Indikator kemampuan konstruksi bukti merujuk pada: (1) ketepatan
melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang terkandung dalam permasalahan
yang akan dibuktikan, ditandai dalam bentuk ketepatan dalam menentukan
langkah awal pembuktian, (2) ketepatan melakukan analisis terhadap hal-hal yang
terkandung dalam permasalahan yang akan dibuktikan, ditandai dengan ketepatan
terhadap ketepatan menyusun argumentasi dalam alur pembuktian, (3) ketepatan
penggunaan konsep dan prinsip yang berkaitan dengan penyusunan pembuktian,
ditandai dengan ketepatan dalam pemilihan dan pemanfaatannya dalam rangkaian
pembuktian, dan (4) kemampuan menggunakan bahasa pembuktian yang
komunikatif, ditandai dengan pemilihan atau penggunaan kata, frase, kalimat,
istilah dan simbol matematik secara tepat sehingga tersusun struktur bukti yang
bermakna dan komunikatif dalam jangkauan komunitas kelas. Kemampuan
pemahaman bukti merujuk pada: (1) kemampuan menentukan validitas
pembuktian matematis, ditandai dengan ketepatan dalam menyimpulkan apakah
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam memahami alur pembuktian, ditandai dengan kemampuannya memilih
contoh atau bukti pendukung yang memperjelas langkah-langkah pembuktian
pada suatu masalah yang bersesuaian, dan (3) kemampuan memahami kesesuaian
antara pernyataan dan bukti, ditandai dengan ketepatan dan kecermatan dalam
menyimpulkan apakah rangkaian langkah-langkah pembuktian sesuai dengan
pernyataan yang dibuktikan.
Kemampuan berpikir kritis merujuk pada: (1) kemampuan menganalis
suatu pernyataan, ditandai dengan ketepatan dalam menyimpulkan apakah suatu
gagasan, pernyataan atau argumentasi merupakan suatu kebenaran, (2)
kemampuan menyampaikan alasan yang logis, ditandai dengan ketepatan dalam
mengungkapkan argumentasi terhadap suatu pernyataan, (3) kemampuan menguji
kebenaran suatu argumen, ditandai dengan ketepatan dalam memutuskan apakah
keterangan yang diungkapkan dalam struktur pembuktian merupakan argumentasi
yang tepat atau tidak.
Sebelum tes akhir diberikan pada kedua kelas penelitian, terlebih dahulu
dilakukan uji coba untuk mengetahui tingkat validitas, tingkat kesukaran, daya
pembeda dan indeks reliabilitas soal. Uji coba dilakukan di rombel 1 yang terdiri
dari 40 mahasiswa. Perhitungan lengkap validitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran soal terdapat pada terdapat pada Lampiran 1 Tabel L.1.4, Tabel L.1.5
[image:36.595.111.514.582.708.2]dan Tabel L.1.6 dan secara ringkas hasilnya disajikan dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Validitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Ujicoba Tes Akhir Pembelajaran
Nomor Soal 1 2 3 4 5
Nilai validitas 0,387 0,325 0,002 0,419 0,335
Kriteria V V TV V V
Daya Pembeda 0,25 0,50 0 0,40 0,40
Kriteria Ck Ba Jl Ck Ck
Tingkat
Kesukaran 0,33 0,55 0,85 0,30 0,75
Isnarto, 2014
KEMAMPUAN KONSTRUKSI BUKTI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MAHASISWA PADA PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENDEKATAN MOTIVATION TO REASONING AND PROVING TASKS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor Soal 6 7 8 9 10
Nilai validitas 0,363 0,369 0,527 0,507 0,610
Kriteria V V V V V
Daya Pembeda 0,25 0,35 0,45 0,25 0,25
Kriteria Ck Ck Ba Ck Ck
Tingkat
Kesukaran 0,83 0,83 0,23 0,68 0,13
Kriteria Md Md Sk Sd Sk
Keterangan: V = valid
TV = tidak valid Md = Mudah Pk = Dipakai
Jl = Jelek Sd = Sedang Tp = Tidak dipakai
Ck = Cukup Sk = Sukar
Ba = Baik
Berdasarkan pertimbangan validitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran
dan reliabilitas, diputuskan untuk memilih 9 butir soal untuk tes akhir yakni soal
nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10. Sembilan butir soal tersebut memiliki indeks
reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0,731 (perhitungan selengkapnya pada
Lampiran 1 Tabel L.1.5).
b. Perangkat Pembelajaran dan Implementasi dalam Perkuliahan 1). Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan