• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS DI KELAS X SMA NEGERI 1 KECAMATAN BINJAI T.P 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS DI KELAS X SMA NEGERI 1 KECAMATAN BINJAI T.P 2014/2015."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS DI KELAS X SMA NEGERI 1

KECAMATAN BINJAI T.P 2014/2015

Oleh : Ageng Prasetiawati

4112121001

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat

selesai tepat pada waktunya.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajan Penemuan Terbimbing

(guided discovery) dan Keterampilan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Pada

Materi Pokok Fluida Statis di Kelas X SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai T.P

2014/2015.” Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada

Bapak Dr. Karya Sinulingga M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau

telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penulisan proposal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada bapak Drs. Usler Simarmata, M.Si., ibu Dr. Sondang R

Manurung, M.Pd dan ibu Rita Juliani, M.Si sebagai dosen penguji I, II, III yang

telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Prof.

Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan

FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai

Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis

selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Rudi Hendra

Tarigan. M.Pd selaku kepala sekolah SMAN 1 Kecamatan Binjai, ibu Anita

Agustina, S.Pd selaku guru bidang studi Fisika yang telah banyak membantu dan

membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi

yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama

(4)

v

Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda Supardi dan Ibunda

tercinta Yusriatik yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang

yang tak pernah henti, dan doa yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan

studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini. Kepada adinda devi wurjani

penulis mengucapkan terimakasi yang telah memberikan motivasi, doa dan

dukungannya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat

tersayang, terutama Emelia Rosa Purba, Ayu Syaputri, Devi Permata Sari, Erlina

Dewi Gita, Puteri Lestari, Arivatussaqdiyah, Dhanis Khairunisa, Rizqi Nazlia

yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. Teman – teman

Fisika : semua fisika dik C 2011 (Latifa, Rini, Luzy, Mailita, Yosico, Bahrani,

Setri dan lain-lain yang tidak bisa di sebutkan satupersatu. Terima kasih kepada

abangnda Ikhsan, Arif Hidayat, Muhammad Syahbudi dan Adera Matondang

yang telah membantu dan memberi motivasi dalam pembuatan skirpsi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juli 2015

Penulis,

(5)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS DI KELAS X SMA NEGERI 1

KECAMATAN BINJAI T.P 2014/2015 AGENG PRASETIAWATI (NIM: 4112121001)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi fluida statis di kelas X Semester II di SMAN 1 Kecamatan Binjai T.P. 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester genap SMAN 1 kecamatan binjai yang terdiri dari lima kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas X-1 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas X-2 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 30 siswa yang ditentukan dengan teknik Claster Random

Sampling, yaitu teknik pengambilan sample dari populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes pilihan berganda dan essay, jumlah soal pilihan berganda terdiri atas 20 item dan essay 10 item yang telah divalidkan oleh validator.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 22,17 dan kelas kontrol adalah 21,67, setelah pembelajaran selesai diberikan postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 76,33 dan kelas kontrol 69,00. Dari hasil uji hipotesis ANAVA Fhiung> Ftabel =(24,24)> (4,01) maka Ho ditolak,

sehingga terdapat perbedaan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dibandingkan model konvensional. Fhitung> Ftabel =7,75 >4,01 maka Ho ditolak, sehingga terdapat

pengaruh berpikir kritis tinggi dan berpikir kritis rendah terhadap hasil belajar, Fhitung> Ftabel = Fhitung> Ftabel = 24,10 >4,01 maka Ho ditolak, sehingga terdapat

interaksi antara model pembelajaran dengan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis di kelas X semester II SMAN 1 kecamatan binjai.

Kata Kunci: quasi eksperimen, pembelajaran penemuan terbimbing (guided

(6)

vi

2.2.1 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis 16

2.3 Model Pembelajaran 17

2.3.1 Ciri Model Pembelajaran . 17

2.3.2 Model Guided Discovery 18

2.3.3 Penerapan Model Guided Discovery 19

2.3.4 Tahap Model Guided Discovery 19

(7)

vii

3.5.2 Tes Keterampilan Berpikir Kritis 41

3.6 Lembar Observasi 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 48

4.1.1 Data Hasil Penelitian 48

4.1.2 Hasil Uji Instrumen Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 50

(8)

viii

4.1.4 Uji Persyaratan Analisi Data 51

4.1.5 Pengujian Hipotesis 52

4.1.6 Penilaian Sikap 56

4.1.7 Penilaian Keterampilan 58

4.2 Pembahasan 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62

5.1 Kesimpulan 62

5.2 Saran 62

(9)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Fluida Statis Mengikuti Bentuk Wadahnya 24

Gambar 2.2 Pipa U di Isi Lariutan Sejenis 28

Gambar 2.3 Pipa U di Isi Berbeda Massa Jenis 28

Gambar 2.4 Fluida yang di Lengkapi Pengisap dengan Permukaan Berbeda 28

Gambar 2.5 Telur Mengapung 29

Gambar 2.6 Telur Tenggelam 30

Gambar 2.7 Telur Melayang 31

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 39

Gambar 4.1 Nilai pretes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol 50

Gambar 4.2 Nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 51

Gambar 4.3 Nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 57

Gambar 4.4 Perkembangan Sikap di Kelas Eksperimen 58

Gambar 4.5 Perkembangan sikap di Kelas Kontrol 59

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rancangan Pelaksanan Pembelajaran I 65

Lampiran 2 Rancangan Pelaksanan Pembelajaran II 93

Lampiran 3 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran III 115

Lampiran 4 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran IV 144

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I 167

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II 169

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III 171

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa IV 173

Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Pada Materi Fluida Statis 175

Lampiran 10 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis Fisika Siswa 190 Lampiran 11 Instrumen Penelitian Hasil 199

Lampiran 12 Instrum Penelitian Keterampilan Berpikir kritis 206

Lampiran 13 Kunci Jawaban Hasil Belajar 209

Lampiran 14 Kunci Jawaban Berpikir Kritis 210

Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Pretes Kelas Eksperimen 213

Lampiran 16 Rekapitulasi Nilai Pretes Kelas Kontrol 216

Lampiran 17 Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi 218

Lampiran 18 Uji Normalitas 221

Lampiran 19 Uji Homogenitas 224

Lampiran 20 Rekapitulasi Nilai Postes Kelas Eksperimen 227

Lampiran 21 Rekapitulasi Nilai Postes Kelas Kontrol 229

Lampiran 22 Uji Hipotesis 231

Lampiran 23 Rekapitulasi Nilai Berpikir Kritis Kelas Kontrol 238

Lampiran 24 Analisis Varians Dua Jalur Dengan Faktorial 2 X2 240

Lampiran 25 Rekapitulasi Nilai Sikap Kelas Eksperimen 244

Lampiran 26 Rekapitulasi Nilai Sikap Kelas Kontrol 246

Lampiran 27 Rekapitulasi Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen 248

(11)

xii

Lampiran 29 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 256

Lampiran 30 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 257

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan dasar dalam memajukan suatu negara. Majunya

suatu negara tercermin dari pendidikan yang maju dan mendapat perhatian secara

serius. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan akhir dari pendidikan itu

ialah mendidik anak agar berguna bagi dirinya sendiri serta berguna bagi

masyarakat, bangsa dan negaranya (Ahmadi dan Uhbiyati, 2003).

Proses pembelajaran merupakan jantung dari keseluruhan proses pendidikan

formal, karena melalui sebuah proses pembelajaran terjadi transfer ilmu dari guru

ke siswa yang berisi berbagai tujuan pendidikan. Guru dalam pembelajaran

baiknya memberikan bimbingan dan kesempatan bagi siswa untuk berkembang

secara mandiri melalui penemuan dan berpikir kritis.

Menurut Fisher (2009) berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang

terampil yang aktif terhadap observasi dan komuniksai, informasi dan

argumentasi. Dari pernyatan fisher maka berpikir kritis merupakan salah satu

tahapan berpikir tingkat tinggi yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat.

Manusia selalu dihadapkan pada masalah-masalah sehingga diperlukan data-data

agar mampu membuat keputusan yang logis. Membuat keputusan yang tepat

diperlukan kemampuan berpikir kritis hal ini dilakukan agar apabila ada sesuatu

keterangan yang tidak atau belum pasti hendaknya jangan dipercaya begitu saja

(Purwanto, 2012).

Fisika merupakan pelajaran yang memberikan pengetahuan tentang alam

semesta untuk berlatih berpikir dan bernalar, melalui kemampuan penalaran

seseorang yang terus dilatih sehingga semakin berkembang, maka orang tersebut

akan bertambah daya pikir dan pengetahuannya. Atas dasar inilah fisika mutlak

(13)

2

serius dan perlu mendapatkan perhatian penuh dari semua pihak, baik pemerintah,

sekolah, masyarakat/orang tua maupun siswa itu sendiri. Pendidikan di Indonesia

masih terbilang rendah dan belum berhasil optimal, terlebih lagi untuk

pembelajaran fisika. Masalah utama dalam pendidikan di Indonesia adalah

rendahnya hasil belajar siswa di sekolah. Dalam konteks pendidikan Fisika,

sebagai contoh, hasil belajar dimaksud tidak hanya pada aspek kemampuan

mengerti fisika sebagai Ilmu Pengetahuan Alam atau cognitive tetapi juga aspek

sikap atau attitude terhadap Fisika. Rendahnya hasil belajar fisika disebabkan oleh

banyak hal antara lain: kurikulum yang padat, materi pada buku pelajaran yang

dirasakan terlalu sulit untuk di ikuti, media belajar yang kurang efektif,

laboratorium yang tidak memadai, kurang tepatnya penggunaan media

pembelajaran yang dipilih oleh guru, kurang optimal dan kurangnya keselarasan

siswa itu sendiri, atau sifat konvesional, dimana siswa tidak banyak terlibat dalam

proses pembelajaran dan keaktifan kelas sebagian besar didominasi oleh guru

(Supardi, 2010)

Berdasarkan Observasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap

siswa di kelas X SMA Negeri 1 Kec Binjai, ditemukan beberapa kendala pada

proses pembelajaran. Yakni, 55,5% siswa menganggap bahwa pembelajaran fisika

banyak mengandung prinsip dan teori yang abstrak dan sulit dipahami oleh siswa,

66,6% siswa kurang optimal saat mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman

konsep siswa kurang baik dan berakibat siswa hanya menghafal materi, 75%

siswa menganggap pembelajaran fisika sebagai hal yang sulit untuk dipelajari

sehingga pada proses pembelajaran siswa kurang antusias (Prasetiawati, 2015).

Hal lain yang dilakukan dalam studi ini adalah melakukan wawancara

dengan guru bidang studi fisika kelas X yang mengatakan hasil belajar siswa

masih rendah karena mereka selalu mendapatkan nilai dibawah ketuntasan

minimum. Selain itu model pembelajaran yang sering digunakan adalah

konvensional seperti ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal dan pembelajaran

hanya berlangsung satu arah, sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam belajar.

Siswa sering diberi kesempatan untuk bertanya, tetapi sedikit sekali yang antusias

(14)

3

mengenai apa yang akan ditanyakan. Selain itu siswa kurang terlatih dalam

mengembangkan ide-idenya di dalam memecahkan masalah. Siswa masih pasif,

belum mampu berpikir kritis dan berani mengungkapkan pendapatnya.

Berkaitan dengan uraian tersebut maka perlu dipikirkan cara dan strategi

untuk mengatasi permasalahan di atas. Salah satu model yang diterapkan dalam

belajar fisika adalah model penemuan terbimbing (guided discovery). Menurut

Eggen dan kauchak (2012) model pembelajaran penemuan terbimbing (guided

discovery) merupakan suatu model pengajaran yang menitik beratkan pada

berpikir kritis siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan model ini,

guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan

siswa untuk menemukan konsep. Penggunaan model penemuan terbimbing

(guided discovery) ini guru berusaha meningkatkan berpikir kritis siswa dalam

proses pembelajaran. Kelebihan dari model pembelajaran penemuan terbimbing

(guided discovery) adalah siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

yang disajikan dan menanamkan sikap menemukan sebuah konsep pada

percobaan praktikum di sekolah.

Model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) pernah

diteliti sebelumnya, diantaranya : Purwanto (2012), menunjukkan bahwa nilai

rata-rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan pembelajaran

adalah 46,18 setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata skor pos-tes meningkat

menjadi 67,94 lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar

dengan menggunakan cooperatif learning yaitu nilai rata-rata pre-tes 45,06 dan

postes 65,06. Watyna (2013), menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes kelas

eksperimen 43,75 dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata postes meningkat

menjadi 62,37. Titius (2014), menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes kelas

eksperimen 23,10 dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata postes kelas

eksperimen 51,10. Rohim .dkk (2012), menunjukan bahwa nilai rata-rata pretes

kelas eksperimen 46 dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata kelas

(15)

4

Berkaitan dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan

model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga

judul penelitian ini adalah:

“Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Pokok Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai T.P. 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan

masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu :

1. Siswa menganggap pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit kurang

menarik.

2. Siswa kurang optimal saat mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman

konsep siswa kurang baik dan berakibat siswa hanya menghafal materi.

3. Model pembelajaran yang kurang bervariasi.

4. Siswa masih pasif, belum mampu berpikir kritis dan berani

mengungkapkan pendapatnya.

1.3. Batasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu

dijelaskan batasan masalah dalam penelitian, yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

penemuan terbimbing (guided discovery).

2. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas Xsemester genap T.P 2014/2015 di

SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

3. Hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi fluida

(16)

5

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh setelah guru menerapkan model pembelajaran

penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa di

kelas eksperimen pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA

Negeri 1 Kecamatan Binjai.

2. Bagaimana pengaruh setelah guru menerapkan model pembelajaran

konvensional terhadap hasil belajar siswa di kelas kontrol pada materi

pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

3. Adakah pengaruh berpikir kritis tinggi dengan berpikir kritis rendah

terhadap hasil belajar pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA

Negeri 1 Kecamatan Binjai.

4. Adakah interaksi antara model pembelajaran penemuan

terbimbing(guidied discovery) dengan berpikir kritis untuk meningkatkan

hasil belajar pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1

Kecamatan Binjai.

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh setelah guru menerapkan model pembelajaran

penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa di

kelas eksperimen pada materi pokok fluida statis di kelas X di SMA

Negeri 1 Kecamatan Binjai.

2. Mengetahui pengaruh setelah guru menerapkan model pembelajaran

Konvensional terhadap hasil belajar siswa di kelas kontrol pada materi

pokok fluida statis di kelas X di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

3. Mengetahuai adakah pengaruh berpikir kritis tinggi dengan berpikir kritis

rendah terhadap hasil belajar pada materi pokok fluida statis di kelas X di

(17)

6

4. Mengetahui adakah interaksi antara model pembelajaran dengan berpikir

kritis untuk meningkatkan hasil belajar pada materi fluida statis di kelas X

di SMA Negeri 1 Kecematan Binjai.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk Mahasiswa

1. Sebagai bahan informasi mengenai pengaruh model pembelajaran

penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada

materi pokok fluida statis kelas X SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.

2. Sebagai bahan infomasi alternatif model pembelajaran penemuan

terbimbing (guided discovery).

3. Sebagai referensi untuk melakukan penelitian lanjutan.

Untuk Guru

1. Menambah kepustakawaan guru.

2. Memperbanyak model pembelajaran.

3. Membangun inovasi pembelajaran guru.

1.7. Definisi Operasional

Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini

adalah

1. Model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan

suatu model pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam

belajar. Dalam proses pembelajaran dengan model ini, guru hanya

bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa

untuk menemukan konsep.

2. Pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran interaksi dengan

siswa tampak pasif dan menerima pengetahuan sesuai dengan yang

(18)

7

3. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti

proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

4. Kemampuan berpikir kritis, pada penelitian ini mengacu pada

memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab

pertanyaan, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau

tidak, mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi,

mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, membuat dan

menentukan hasil pertimbangan, mengidentifikasi asumsi-asumsi,

(19)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka

disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran penemuan terbimbing

(guided discovery) dan konvensional di diperoleh Fhitung> Ftabel = 24,14>4,01

maka dapat disimpulkan pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) lebih tinggi

dibandingkan model pembelajarn konvensional.

2. Dari hasil uji hipotesi diperoleh F(hitung)>F(tabel) (7,75 > 4.01), maka dapat

diartikan bahwa hpotesis penelitian yang menyatakan bahawa kelompok

siswa yang memiliki tingkat berpikir kritis tinggi memperoleh hasil belajar

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki

tingkat berpikir kritis rendah.

3. Dari hasil uji hipotesis F(hitung)>F(tabel) (24,10 > 4.01) maka menyatakan

bahwa ada interaksi antara model pembelajaran penemuan terbimbing

(guided discovery) dengan berpikir kritis terhadap hasil belajar.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Hendaknya menguasai semua sintaks dalam Pembelajaran penemuan

terbimbing ( guided discovery) dan mengatur waktu untuk melaksanakan

semua sintaks tersebut dengan tepat waktu dan siswa tersebut tidak merasa

kesulitan di dalam mengikuti semua sintaks tersebut.

2. Hendaknya melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini terhadap

siswa agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja model

pembelajaran ini ketika melakukan penelitian,sehingga model pembelajaran

(20)

63

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A dan Uhbiyati, N, (2003), Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S, (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2: Bumi Aksara.

Dimyanti dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Eggen, P..& Kauchak, D., (2012), Strategi dan Model Pembelajaran Mengajar

Konten dan Keterampilan Berpikir, Jakarta: Indeks.

Fisher, A, (2009), Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Jakarta: Erlannga.

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka setia.

Hamiyah, N, dan Jauhari, N., (2014), Strategi Belajar – Mengajar di Kelas, Jakarta: Prestasi Pustaka.

Hassaubah, Z. I., (2004), Developing Creative and Critical Thingking Skils Cara

Berpikir Kreatif dan Kritis, Bandung: Nuansa.

Istrani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan: Media Persada.

Kanginan, M, (2013), Fisika SMA Kelas X A, Erlangga: Jakarta.

Kartika, S, (2014), Perbedaan Model Pembelajaran Message Berkonten

Keterampilan Proses Sains Dengan Cooperative Learning Type Group Investigation Terhadap Kemampauan Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi, Yogyakarta, Universita Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Markaban, (2006), Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Penemuan Terbimbing, Yogyakarta: Depdiknas PPG Matematika.

Muhibbinsyah, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto.,(2011), Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka belajar.

Purwanto, E. C., Nughoro, E. S., dan Wiyanto, (2012), Penerapan Model

(21)

64

Riyadi, U, (2008), Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Kegiatan Laboraturium

Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pokok Bahasan Fluida Statis., Tesis, Semarang.

Rohim, F., Susanto. H., dan Eilianawati, (2012), Penerapan Model Discovery

Terbimbing Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, Jurnal Unnes Physics Education (1).

Rusman, (2012), Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesonalitas

Guru, Jakarta: Raja Grafindo.

Sagala, S, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, E. R, (2011), Psikologi Pendidikan Teori dan Pendekatan Baru, Jakarta: PT Indeks.

Sudjana, (2005), Metode Statistika Edisi 6, Bandung: Tarsito,

Supardi, dkk, 2010, Pengaruh Media Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Jurnal Formatif 2(1): 71-81 [online] Tersedia,http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/738/1/Supardi,%20 dkk%2071-81.pdf, [9 April 2013].

Prasetiawati, A, (2015), Laporan Hasil Studi, Medan: Tidak diterbitkan.

Titius, C, (2014), Penerapan Model Pembelajaran Temuan Terbimbing Untuk

Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Bandar T. A. 2013/2014., Skripsi,

FMIPA, Unimed, Medan.

Trianto, (2010), Mendesian Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana.

Watyna, S, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Untuk

Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Kuala T. A. 2012/2013., Skripsi, FMIPA,

Unimed, Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 1 disebutkan : Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

formatif reaksi redoks untuk feedback siswa dan data kendala yang dihadapi pada. pelaksanaan peer assessment menggunakan rumusan kuantitatif

Dengan demikian pada suatu ketika konsentrasi substrat lebih kecil dan habis terhidrolisis sehingga tidak akan terjadi lagi kenaikan produk untuk setiap kenaikan

Pada hari ini selasa tanggal dua puluh bulan september tahun dua ribu sebelas panitia pengadaan pembuatan dua unit kandang layer membuat addendum dokumen pengadaan untuk

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan APBD pada Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2013, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor

mudah dengan berbagai alternatif transportasi. Namun berdasarkan data dari BPS Provinsi Jawa Barat tahun 2003 sampai dengan tahun 2009 kondisi jalan cenderung mengalami

Dengan demikian, tokoh merupakan unsur yang penting dalam karya sastra (novel), karena suatu peristiwa terjadi karena reaksi para tokoh, tanpa tokoh tidak mungkin