Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
Psikologi pada Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh :
Angga Putra Pradana
1001314
DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oleh
Angga Putra Pradana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
© Angga Putra Pradana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Angga Putra Pradana, 2015
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia dan
semua lapisan masyarakat dapat memainkan olahraga ini. Sepakbola juga
sudah menjadi gaya hidup bagi banyak orang dan menjadi industri
olahraga bagi para pebisnis (Wahyudi,2009). Menurut Putri (2013), di
Indonesia sendiri, animo masyarakat terhadap sepakbola sangat tinggi.
Pada suatu pertandingan sepakbola, tidak hanya ada pemain sepakbola saja
yang berada di lapangan, tetapi terdapat pendukung klub sepakbola
sebagai pemain ke-12 dalam suatu pertandingan (Putri, 2013).
Kehadiran pendukung sepakbola dapat mempengaruhi kemajuan
pada sepakbola (Wahyudi, 2009). Menurut Wahyudi (2009), kemajuan
yang terasa saat ini pada sepakbola tidak hanya sebagai olahraga dengan
tujuan mencapai kesehatan, tetapi sekarang sepakbola merupakan sebuah
lahan industri. Kehadiran penonton atau pendukung klub sepakbola,
membuat pemilik klub dan panitia pelaksana pertandingan mendapatkan
keuntungan dari penjualan tiket di setiap pertandingan. Sebagaimana yang
dilansir dari artikel online yang ditulis oleh Saeful (2012), bahwa panitia
pelaksana pertandingan mendapatkan keuntungan dari tiket pertandingan
Liga Super Indonesia antara Persib dan Persija yang naik hingga tiga kali
lipat, meskipun demikian, animo pendukung sepakbola untuk menonton
tetap tinggi.
Berikut merupakan data jumlah penonton sepakbola Liga Super
Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak hingga 8 Februari 2012
(Paramatha, 2012):
Tabel 1.1. Jumlah Penonton Terbanyak Liga Super Indonesia
No Pertandingan Jumlah Penonton
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Persipura 2-1 Sriwijaya
Gresik United 1-2 Mitra Kukar
Sriwijaya 5-1 Persiba Balikpapan
PSMS 0-0 Persipura
Gresik United 2-0 Arema
Persib 3-2 Persiram
Sriwijaya 5-0 Persidafon
Persib 1-1 PSAP
Gresik United 3-2 Persela
23.825 22.800 21.875 21.332 21.000 20.283 20.235 20.187 20.000
Fakta di atas menunjukkan antusias para pendukung klub di
Indonesia untuk menonton langsung pertandingan sangat tinggi, setiap
satu pertandingan dipenuhi lebih dari dua puluh ribu penonton sepakbola.
Selain itu, menurut artikel yang ditulis oleh Wahyu (2012), kehadiran
pendukung sepakbola seringkali memberikan dampak negatif, seperti
saling serang antar pendukung dan memukuli pendukung klub lain yang
tidak disukainya. Hal tersebut dapat terlihat dari kerusuhan yang terjadi
pada tahun 2011 bulan Mei antara pendukung Persib dan Persija, dua
orang pendukung Persib meninggal setelah Persib menahan imbang Persija
2-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Korban meninggal yaitu DM,
warga Jati Asih, Bekasi dan RCN asal Bandung meninggal setelah
dikeroyok sekelompok orang yang diduga merupakan oknum The
Jakmania (kelompok pendukung Persija) (Wahyu, 2012).
Bentrokan yang terjadi antara pendukung Persib dan pendukung
Persija juga dapat terlihat pada pertandingan Liga Super Indonesia antara
Persib dengan Persija di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada tanggal 28
Agustus 2013, kedua kelompok melakukan pelemparan pecahan keramik
(Raharjo, 2013). Tindakan melempar dengan pecahan keramik untuk
melukai seseorang merupakan salah satu contoh bentuk perilaku agresi
3
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Baron & Bryne (2005:69) menyatakan bahwa perilaku agresi
sebagai perilaku fisik atau verbal yang dimaksudkan untuk menyebabkan
kerusakan. Simon dan Taylor (dalam Krahe, 2005:220) menjelaskan
bahwa olahraga yang membutuhkan kontak fisik yang lebih banyak, akan
lebih mungkin meningkatkan kecenderungan berperilaku agresi para
penontonnya.
Salah satu bentuk perilaku agresi antara pendukung Persib dan
Persija dapat terlihat dari fakta terbaru yang terjadi pada tanggal 22 Juni
saat Persib akan bertandang ke Jakarta, tetapi bus Persib dilempari batu
oleh beberapa oknum The Jakmania (Permana, 2013). Kemudian aksi
tersebut dibalas oleh beberapa oknum Viking Bandung (kelompok
pendukung Persib) dengan melakukan sweeping dan merusak mobil
ber-plat B yang memasuki pintu tol Pasteur dan juga di beberapa tempat di
Bandung. Plat B merupakan nomor kendaraan polisi Ibu Kota Jakarta yang
notabene homebase pendukung Persija (Permana, 2013).
Bentuk perilaku agresi yang dilakukan oleh The Jakmania adalah
dengan cara melemparkan batu. Menurut Buss & Perry (1992), hal
tersebut merupakan jenis physical aggression atau perilaku agresi fisik
dengan tujuan melukai seseorang. Sementara itu, bentuk perilaku agresi
yang dilakukan oleh Viking adalah melakukan sweeping dan perusakan
terhadap mobil plat-B sebagai bentuk kemarahan dan balas dendam pada
The Jakmania. Buss & Perry (1992) menjelaskan bahwa perilaku agresi
tersebut merupakan jenis perilaku agresi anger atau kemarahan. Anger
adalah bentuk agresi yang tidak terlihat, ada di dalam perasaan seseorang
terhadap orang lain, tetapi dampaknya dapat dirasakan ketika menyakiti
atau melukai orang lain seperti kesal dan marah. Berdasarkan data
tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jenis perilaku agresi
antara kelompok Viking dengan The Jakmania.
Perilaku agresi pada individu dan kelompok dapat muncul karena
adanya kompetisi dan konflik peluang (Sherif dalam Sarwono, 2009).
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konflik kelompok yang menyebabkan prasangka negatif terhadap
kelompok lain, sehingga berimplikasi pada munculnya perilaku agresi
kelompok (Baron & Byrne, 2005).
Perilaku agresi yang ditampilkan oleh kelompok dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, seperti jumlah kelompok (Opiksi, 2012), fanatisme
(Hidayat, 2014), frustrasi, provokasi, stres, kejadian aversif, efek senjata,
melihat kekerasan di media, memainkan video games kekerasan, suhu
udara, dan alkohol (Myers, 2012 dan Baron & Byrne, 2005). Hal tersebut
memberikan suatu gambaran bahwa adanya perbedaan perilaku agresi
antara Viking dan The Jakmania sebagai suatu kelompok pendukung klub
sepakbola.
Berdasarkan fenomena dan pemaparan latar belakang di atas,
peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Perbedaan Perilaku Agresi antara
Pendukung Persib dan Pendukung Persija”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena di latar belakang, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan antara
kelompok Viking dengan kelompok The Jakmania?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan di setiap dimensi perilaku
agresi antara kelompok Viking dan kelompok The Jakmania?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan
dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perilaku agresi yang
signifikan antara kelompok Viking dengan kelompok The Jakmania.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada
setiap dimensi perilaku agresi antara kelompok Viking dan kelompok
5
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah sebagai bahan pengembangan
ilmu psikologi sosial, khususnya bahasan mengenai teori perilaku
agresi.
2. Praktis
Hasil penelitian ini akan diberikan kepada pihak PSSI, sebagai
informasi tentang perilaku agresi pendukung klub sepakbola yang
cenderung melakukan perilaku agresi pada taraf yang tinggi, dan dapat
mengantisipasi sebelum terjadinya bentrokan yang dilakukan oleh
pendukung tersebut.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penelitian ini, struktur organisasi dan sistematika skripsi
yang digunakan adalah:
1. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Struktur Organisasi Skripsi
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Perilaku Agresi
B. Jenis-Jenis Perilaku Agresi
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresi
D. Teori-Teori Agresi
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Variabel dan Definisi Operasional
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen Penelitian
G. Proses Pengembangan Instrumen
H. Kategorisasi Skala
I. Teknik Analisis Data
J. Prosedur Penelitian
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perilaku Agresi Kelompok Viking dan
Kelompok The Jakmania
B. Uji Perbedaan Perilaku Agresi antara Kelompok Viking dengan
Kelompok The Jakmania Secara Keseluruhan
C. Uji Perbedaan Perilaku Agresi antara Kelompok Viking dengan
Kelompok The Jakmania pada Setiap Dimensi
D. Keterbatasan Penelitian
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang
digunakan untuk meneliti sampel atau populasi tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2009: 14).
Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Teknik komparatif
digunakan untuk membandingkan dua sampel atau mengadakan
perbandingan kondisi yang ada di dua tempat, apakah kedua kondisi
tersebut sama, atau terdapat perbedaan (Arikunto, 2010:6).
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kota Bandung dan Ibu Kota Jakarta.
Alasan peneliti memilih Kota Bandung dan Ibu Kota Jakarta merupakan
kota tempat masing-masing kelompok pendukung tersebut dibentuk dan
daerah yang paling banyak anggotanya. Penelitian dilakukan di tempat
masing-masing kelompok pendukung berkumpul atau mengadakan
pertemuan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Viking dan anggota
The Jakmania yang tidak diketahui jumlahnya, karena jumlah anggota
kedua kelompok tersebut dapat bertambah setiap hari. Dalam pemilihan
sampel, penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang
artinya sampel dipilih secara khusus berdasarkan tujuan dari penelitian ini
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel pada penelitian ini akan dipilih berdasarkan kriteria
sebagai berikut :
1. Anggota Viking yang tinggal di Bandung dan sering menonton
langsung pertandingan di lapangan.
2. Anggota The Jakmania yang tinggal di Jakarta dan sering menonton
langsung pertandingan di lapangan.
D. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel atau variabel tunggal, yaitu
perilaku agresi.
2. Definisi Operasional
Perilaku agresi pada Viking dan The Jakmania diketahui dari skor total
yang diperoleh dari subjek berdasarkan jenis-jenis agresi menurut Buss
dan Perry (1992), yaitu
a) Physical Aggression (agresi secara fisik)
Agresi secara fisik yang bentuknya seperti menendang, memukul,
merusak, dan membakar untuk melukai seseorang atau benda.
b) Verbal Aggression (agresi secara verbal)
Agresi secara verbal yang dilakukan untuk melukai seseorang
seperti mengejek, menghina, mengumpat, mencaci dan
mengancam.
c) Anger (kecenderungan untuk cepat marah)
Kecenderungan cepat marah merupakan agresi yang dilakukan
karena tidak dapat mengendalikan emosi marah, seperti kesal dan
marah.
d) Hostility (proyeksi dari rasa permusuhan terhadap orang lain)
Bentuk dari hostility dapat berupa cemburu, iri ketidakpercayaan,
kekhawatiran, dan proyeksi dari rasa permusuhan terhadap orang
28
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan kuesioner atau angket dalam pengumpulan
data. Kuesioner atau angket merupakan serangkaian pertanyaan yang
disusun secara sistematis, yang selanjutnya disebarkan kepada responden
untuk diisi, kemudian dikembalikan kepada peneliti (Bungin, 2005:123).
F. Instrumen Penelitian 1. Spesifikasi Instrumen
Untuk mengetahui tingkat perilaku agresi pada sampel penelitian,
peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa skala yang dibuat
oleh Perdana (2012) berdasarkan empat jenis perilaku agresi menurut
Buss & Perry (1992) dan dimodifikasi berdasarkan karakteristik
masing-masing kelompok pendukung. Peneliti memilih instrumen
tersebut karena instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang sangat
tinggi pada kategori reliabilitas menurut Guilford, yaitu sebesar 0,952
dan sesuai dengan maksud penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen tingkat perilaku
agresi :
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Agresi
Dimensi Indikator Item ∑ Item
Physical Agression Kecenderungan individu untuk melakukan penyerangan secara fisik.
1, 2, 5, 8, 10, 12, 15, 20, 26, 29, 32, 33, 35, 36, 37, 40, 41, 43, 47, 48, 49,
50 22 Verbal Agression Kecenderungan individu untuk melakukan penyerangan secara verbal atau dengan kata-kata.
6, 9, 11, 13, 16, 17, 19, 21, 23, 27, 28, 30, 38, 42, 44, 45, 46
17
Anger Kecenderungan
Individu tidak dapat menahan
3, 7, 14, 18, 22, 24, 31,34, 39
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
marah dan kesal.
Hostility Adanya
ketidakpercayaan, kekhawatiran, rasa iri, dan kecemburuan terhadap orang lain.
4, 25 2
2. Pengisian Kuesioner
Dalam pengisian kuesioner, responden memilih salah satu dari empat
alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang dirasakan
oleh responden. Pemilihan jawaban oleh responden dilakukan dengan
memberikan tanda checklist (√) pada salah satu kolom pilihan
jawaban. Instrumen ini menggunakan skala likert dengan pilihan
jawaban Sangat Sering (SS), Sering (S), Pernah (P), dan Tidak Pernah
(TP).
3. Penyekoran
Penyekoran dilakukan dengan memberikan skor untuk masing-masing
pernyataan yang dipilih oleh responden. Pemberian skor dilakukan
dengan mengacu pada tabel 3.2. setelah diperoleh skor dari
masing-masing pernyataan, selanjutnya skor dijumlahkan sehingga diperoleh
skor total dari setiap responden. Kemudian menghitung mean dan
deviasi standar serta membuat kategori skala perilaku agresi.
Tabel 3.2 Skoring Instrumen Perilaku Agresi
Pilihan Jawaban Nilai
Favorable Unfavorable
Sangat Sering (SS) 4 1
Sering (S) 3 2
Pernah (P) 2 3
30
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Proses Pengembangan Instrumen
Alat ukur yang akan digunakan oleh peneliti akan diujicobakan
terlebih dahulu sebelum digunakan kepada subjek yang sebenarnya. Uji
coba instrumen dilakukan kepada 60 responden kelompok Viking dan 60
responden pada kelompok The Jakmania.
1. Validitas Instrumen
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah skala mampu
menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan ukurnya. Hal
ini untuk membuktikan bahwa struktur seluruh aspek keperilakuan,
indikator keperilakuan, dan item-itemnya memang membentuk suatu
konstrak yang akurat bagi variabel yang diukur (Azwar, 2012:131).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan validitas konstruk dan
analisis item dengan bantuan program SPSS 20.0.
Berikut ini adalah hasil dari uji validitas konstruk dan analisis
item yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0, sebagai
berikut :
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Analisis Item Instrumen Perilaku Agresi
Dimensi Item Final ∑ Item
Physical Agression 1, 2, 3, 7, 9, 12, 17, 22, 25, 28, 29, 30, 31, 32,
34, 36, 40, 41, 42
19
Verbal Agression 4, 6, 8, 10, 13,14, 16, 18, 20, 23, 24, 26, 33,
35, 37, 38, 39
17
Anger 5, 11, 15, 19, 27 5
Hostility 21 1
Jumlah 42
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu ciri instrumen ukur memiliki kualitas baik apabila
mampu menghasilkan skor yang cermat dengan eror pengukuran yang
kecil atau disebut dengan reliabel (Azwar, 2012:111). Semakin tinggi
koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00, maka semakin tinggi
reliabilitasnya.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan melalui uji coba
instrumen terlebih dahulu menggunakan formula Alpha Cronbach
dengan bantuan program SPSS 20.0 untuk menghitung item-item yang
sudah valid.
Berikut ini adalah kriteria reliabilitas yang dibuat oleh
Guilford:
α= [n − 1] [1 −n ∑ VV i
t ]
Keterangan:
�= Koefisien Reliabilitas Instrumen
n = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Vi = Jumlah varians butir
Vt = Varians skor total
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Menurut Guilford Derajat Reliabilitas Interpretasi
0,91 - 1,00 Sangat Tinggi
0,71 - 0,90 Tinggi
0,41 - 0,70 Sedang
0,21 - 0,40 Rendah
< 0,20 Sangat Rendah
Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas yang dilakukan oleh
peneliti dengan bantuan program SPSS 20.0 :
32
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan data SPSS di atas, dapat diketahui bahwa
reliabilitas instrumen perilaku agresi adalah sebesar 0,927. Hal tersebut
menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan memiliki reliabilitas
yang sangat tinggi dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
H. Kategorisasi Skala
Tujuan kategorisasi adalah menempatkan individu ke dalam
kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum
berdasarkan variabel yang diukur (Azwar, 2012:147). Kategorisasi skala
dibuat berdasarkan pada persentil. Persentil yang digunakan adalah
persentil 50 (P50), sehingga menghasilkan dua kategori tingkat perilaku
agresi.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik
non-parametrik, karena data penetilian berupa data ordinal dan teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling yang termasuk ke dalam non
probability sampling, sehingga teknik komparatif yang digunakan
menggunakan uji komparasi Mann-Whitney (Sugiyono, 2010). Teknik
analisis data penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi
20.0.
J. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terbagi menjadi 4 tahap, di antaranya adalah
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan data, tahap
penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari beberapa kegiatan, di antaranya meliputi: Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Memilih topik permasalahan
b. Melakukan studi kepustakaan
c. Penyusunan proposal penelitian
d. Mengajukan proposal kepada Dewan Skripsi
e. Perizininan penelitian
f. Menyusun instrumen penelitian
g. Uji coba instrumen
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti dating ke lokasi pengambilan data. Selanjutnya,
peneliti menjelaskan terlebih dahulu maksud penelitian dan cara
pengisian kuesioner, setelah itu meminta kepada responden mengisi
kuesioner.
3. Tahap Pengolahan Data
Prosedur yang dilakukan dalam proses pengolahan data, yaitu:
a. Verifikasi Data
Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa kembali kelengkapan
jumlah kuesioner yang terkumpul dan kelengkapan pengisian
kuesioner yang telah diisi oleh responden.
b. Tabulasi Data
Tabulasi data adalah proses dimana peneliti merekap semua data
yang telah diperoleh di lapangan.
c. Pengolahan Data secara Statistik
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan
software SPSS versi 20.0 for Windows dengan melakukan
pengujian yaitu uji coba instrumen dan uji perbandingan.
4. Tahap Penyelesaian
Tahap Penyelsaian terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
a. Menampilkan hasil dan analisis penelitian.
b. Membahas hasil dan analisis penelitian berdasarkan teori yang
digunakan.
34
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Menyusun laporan hasil penelitian dan dipresentasikan hasil
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51 A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Tidak terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan antara
kelompok Viking dengan kelompok The Jakmania. Maka, Ho diterima
dan Ha ditolak.
2. Terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan pada dimensi
physical aggression antara kelompok Viking dengan kelompok The
Jakmania.
3. Tidak terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan pada dimensi
verbal aggression antara kelompok Viking dengan kelompok The
Jakmania.
4. Terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan pada dimensi
anger antara kelompok Viking dengan kelompok The Jakmania.
5. Tidak terdapat perbedaan perilaku agresi yang signifikan pada dimensi
Hostility antara kelompok Viking dengan kelompok The Jakmania.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari penelitian, adapun saran yang ditujukan
bagi kelompok pendukung, PSSI, dan peneliti selanjutnya, sebagai berikut:
1. Bagi Anggota dan Kelompok Pendukung
Dengan masih terjadinya perilaku agresi seperti bentrokan,
pengeroyokan, dan perusakan yang dilakukan oleh para anggota
kelompok pendukung, sebaiknya kelompok pendukung lebih
meningkatkan lagi kegiatan atau program yang memiliki dampak
positif, agar para anggota dapat mengalihkan agresinya ke arah yang
positif dan tidak merugikan bagi semua pihak.
Adapun saran lain yang dapat menekan dan mereduksi perilaku
52
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Katarsis
Menurut Dollard (dalam Baron & Bryne, 2005), jika individu
mengekspresikan kemarahan dan hostility mereka dalam cara yang
relatif tidak berbahaya, maka kecenderungan mereka untuk
melakukan perilaku agresi yang berbahasa dan merugikan orang
lain akan berkurang. Contohnya, dapat disalurkan melalui olahraga
keras dan berteriak dalam ruangan kosong yang dapat mengurangi
keterangsangan emosional.
b. Manajemen Kemarahan
Kemarahan dan rangsangan afektif negatif berperan penting dalam
pengekspresian perilaku agresi. Dengan demikian, pengendalian
kemarahan dapat mengurangi agresi seseorang (Baron & Byrne,
2005).
c. Mengamati Perilaku Non-agresi
Perilaku agresi disebabkan oleh seseorang yang mengamati
perilaku kekerasan atau perilaku agresi yang dilakukan oleh orang
lain. Oleh karena itu, untuk mereduksi perilaku agresi tersebut,
dapat pula dilakukan dengan mengamati perilaku nonagresi.
Mengamati orang yang berperilaku nonagresi dapat mengurangi
tindakan agresi dari pengamatnya (Baron & Richardson, dalam
Krahe, 2005).
2. Bagi Pemerintah (PSSI)
Saran bagi pemerintah, khususnya PSSI (Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia), harus lebih bertindak lebih tegas dalam
memberikan hukuman dan sanksi bagi para pendukung yang
melakukan perilaku agresi yang dapat merugikan persepakbolaan di
Indonesia. Menurut Baron & Byrne (2005), hukuman adalah salah satu
bentuk pencegahan terhadap perilaku agresi yang dilakukan seseorang.
Hukuman akan memberikan konsekuensi yang menyakitkan untuk
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengurangi perilaku agresi. PSSI juga harus meningkatkan keamanan
pada saat berlangsungnya pertandingan sepakbola, agar ketika ada
kerusuhan dapat diantisipasi dan diselesaikan tanpa ada korban dan
kerugian yang lainnya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Metode dalam penelitian ini seharusnya tidak hanya
menggunakan pendekatan kuantitatif, tetapi dicampur dengan
pendekatan kualitatif seperti wawancara, agar lebih mengetahui
faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku agresi pada suprter secara
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rianeka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi
2010. Jakarta: Rianeka Cipta
Atkinson, R. L., Atkinson, R. C & Hilgard, E. R. (1983). Pengantar Psikologi
Edisi ke-8 Jilis 2. Jakarta: Erlangga.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron, R.A, & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Edisi ke-10 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Buss, A. H. & Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire. Journal of
Personality & Social Psychology, 63, 452-459.
Bungin, M. B. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Creswell, J. W. (2010). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Fajar, M. N. (2009). Hubungan Antara Prasangka Dengan Perilaku Agresif Pada Masyarakat Jawa Terhadap Masyarakat Tionghoa Di Kelurahan Kemlayan Surakarta. Skripsi UNS: Surakarta.
Fromm, E. (2000). Akar Kekerasan : Analisis Sosio-Psikologis Atas Watak
Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Goble, F., G. (1987). Mahzab Ketiga : Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius.
Hasan, Y., dkk. (2012). The More You Play, The More Aggressive You Become: A Long-Term Experimental Study Of Cumulative Violent Video Game Effects On Hostile Expectations Andaggressive Behavior. Journal of
Experimental Social Psychology. 49, (2013) 224–227.
Hanggori, W., dkk. (2014). Suhu Jakarta Turun Ekstrim Hingga 9 Derajat Celcius Dalam Sehari. Bmkg.go.id (Online). Tersedia:
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Publikasi/Artikel/Default.bmkg [18
Desember 2014]
Helmi & Soedardjo. (1998). Beberapa Perspektif Perilaku Agresi. Buletin
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
Houser, R. (2009). Counseling and Educational Researh 2nd Edition. California : Sage Publications, inc.
Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.
Koeswara, E. (1998). Agresi Manusia. Bandung: PT Eresco.
Klinesmith, J., Kasser, T., & McAndrew, F., T. (2006). Guns, Testosterone, And Aggression. Association for Psychology Sciene. Vol 17, No 7.
Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Kumala, R. (10 Agustus 2014). Melirik Prestasi Persija dan Persib. Suara.com [Online]. Tersedia:http://www.suara.com/bola/2014/08/10/100058/melirik-prestasi-persija-dan-persib [27 Januari 2015]
Lucky, N., & Setyowati, N. (2013). Fenomena Perilaku Fanatisme Suporter Sepakbola (Studi Kasus Suporter Persebaya Bonek di Surabaya). Kajian
Moral dan Kewarganegaraan. No.1 Vol.1 Tahun 2013.
Myers, D. G. (2012). Psikologi Sosial. Edisi ke-10 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Opiksi, O. (2012). Perbedaan Perilaku Agresi antara Viking dengan Bomber.
Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Paramatha, T. (2012, 9 Februari). Angka & Fakta: Persib - Persija, Persipura - Sriwijaya FC, Gresik United - Mitra Kukar Masuk Tiga Pertandingan Dengan Jumlah Penonton Terbanyak Indonesia Super League. Goal.com [Online]. Tersedia: http://www.goal.com/id-ID/news/1391/indonesia- super-league/2012/02/09/2895361/angka-fakta-persib-persija-persipura-sriwijaya fc-gresik/ [14 Desember 2013]
Permana, D. (2013). Bus Persib Diserang, Ketua The Jakmania: Itu Oknum, Bukan The Jak!. Tribunnews [Online]. Tersedia: http://www.tribunnews.com/superball/2013/06/23/bus-persib-diserang-ketua-the-jakmania-itu-oknum-bukan-the-jak [14 Desember 2013]
Permana, H.M. (2014). Faktor Genetika Real Madrid yang Menempel di Tubuh Persib. Suarabobotoh.com [Online]. Tersedia: suarabobotoh.com/2014/09/carita-bobotoh/faktor-genetika-real-madrid-yang-menempel-di-tubuh-persib/ [26 Januari 2015]
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
Putri, K. M.A. (2013). Hubungan Antara Identitas Sosial Dan Konformitas Dengan Perilaku Agresi Pada Suporter Sepakbola Persisam Putra.
eJournal Psikologi. Vol. 1 . No. 3.
Raharjo, E. (2013, 28 Agustus). Kerusuhan Suporter Pecah Usai Laga Persija Vs Persib di Sleman. detikNews [Online]. Tersedia: http://news.detik.com/read/2013/08/28/190318/2343490/10/?nd772204top news [14 Desember 2013]
Ramdhan, B. (27 Januari 2014). Jokowi: Jangan Salahkan Simpatisan Kepung Kantor TV One. Republica.co.id[Online]. Tersedia: http://www.republica.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/07/03/n84diw-jokowi-jangan-salahkan-simpatisan-kepung-kantor-tv-one [27 Januari 2015]
Reyna, C., Ivacevich, M. G. L., Sanchez, A., & Brussino, S. (2011). The Buss-Perry Aggression Questionnaire: Construct validity and gender invariance among Argentinean adolescents. International Journal of Psychological
Research. Vol. 4. No. 2.
Saeful. (29 Januari 2012). Wow Harga Tiket Persib VS Persija Naik Tiga Kali Lipat. Persibmania.com (Online). Tersedia: m.persibmania.com/berita-persib-vs-persija-naik-tiga-kali-lipat [14 Desember 2013]
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga.
Saroso, P. (15 Juli 2014). Mengapa Suhu di Kota bandung Sangat Dingin pada 13 & 14 Juli?. Okezone.com (Online). Tersedia: http://m.okezone.com/read/2014/07/15/526/1012935/mengapa-suhu-di-kota-bandung-sangat-dingin-pada-13-14-juli [18 Desember 2014).
Sarwono, S. W. & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika.
Sears, D.O., Freedman, J. L & Peplau, L. A. (2007). Psikologi Sosial Edisi ke-5
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Subra, B., dkk. (2010). Automatic Effects of Alcohol andAggressive Cues on Aggressive Thoughts and Behaviors. Personality and Social Psychology
Bulletin. 36(8) 1052 –1057.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Statitiska untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sunaryadi, Y., dkk. (2009). Analisis Perilaku Kekerasan Penonton Sepakbola (Studi Kasus Pada Penonton Sepakbola di Bandung). Bandung:
Angga Putra Pradana, 2015
PERBEDAAN PERILAKU AGRESI ANTARA PENDUKUNG PERSIB DAN PENDUKUNG PERSIJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
Syarif, R. (2009). Perilaku Suporter Sepakbola. Jurnal Skripsi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Taylor, S. E., Peplau, L. A & Sears, D. O. (2009). Psikologi Sosial Edisi Ke-12. Jakarta: Kencana
Utomo, H. & Waristo, H., (2012). Hubungan Antara Frustrasi Dan Konformitas Dengan Perilaku Agresi Pada Suporter Bonek Persebaya. Jurnal
Penelitian Psikologi . Vol. 1 . No. 2.
Wahyu, A. (2012, 31 Mei). Wajah Kelam Jakmania-Viking. Tempo.co [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co/read/news/2012/05/31/064407299 [14 Desember 2013]
Wahyudi, H. (2009). The Land Of Hooligans : Kisah Para Perusuh Sepak Bola. Yogyakarta : Garasi.
Wicaksono, B. (2011). Kohesivitas Suporter Tim Sepakbola Persija. Skripsi. Depok: Universitas Gunadarma.
Widiastuti, W. (2002). Dampak Adegan Kekerasan Di Televisi Terhadap Perilaku Agresif Remaja Di Perkotaan. Jurnal Penelitin UNIB. Vol 8. No 3.
Yusri & Restu, Y. (2013). Studi Tentang Perilaku Agresi Siswa Di Sekolah.