• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS: penelitian subjek tunggal terhadap pembelajar bahasa indonesia bagi penutur asing tingkat dasar di fakultas pendidikan bahasa dan sastra upi bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS: penelitian subjek tunggal terhadap pembelajar bahasa indonesia bagi penutur asing tingkat dasar di fakultas pendidikan bahasa dan sastra upi bandung."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Subjek Tunggal terhadap Pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Tingkat Dasar di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra UPI Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendididkan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Viranie Dwi Monikawatie 1104787

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

(3)
(4)

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

(Penelitian Subjek Tunggal Terhadap Pembelajar BIPA Tingkat Dasar) Viranie Dwi Monikawatie

1104787

ABSTRAK

Kemampuan menulis pembelajar asing bergantung pada kemampuan pembelajar dalam memahami bahasa asing yang dipelajarinya. Masih banyak pembelajar asing yang sulit dalam menangkap materi pembelajaran menulis. Akibatnya pembelajar merasa jenuh dengan pembelajaran menulis. Oleh karena itu, dibutuhkan model serta media pembelajaran untuk membangkitkan semangat dan mengembangkan kemampuan menulis pembelajar asing. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kemampuan menulis pembelajar BIPA tingkat dasar dalam kompetensi menulis teks sederhana, gambaran proses pembelajaran menulis BIPA tingkat dasar dengan model pembelajaran kooperatif melalui media teka teki silang, dan kemampuan menulis pembelajar BIPA tingkat dasar sebelum dan sesudah diberi intervensi dalam tahap baseline A1 dan A2 melalui media teka-

teki silang dalam model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini menggunakan teknik think pair share, dalam teknik ini pembelajar diberikan beberapa pertanyaan oleh peneliti kemudian dalam menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kotak teka- teki silang dan menulis karangan teks sederhana tersebut, pembelajar diberikan arahan dan berdiskusi dengan partisipan (penutur asli atau tutor). Metode penelitian yang digunakan adalah metode subjek tunggal dengan desain A-B-A. Baseline

(A1), dilaksanakan empat sesi, intervensi (B) dilaksanakan delapan sesi, dan baseline kedua dilaksanakan empat sesi (A2). Penggunaan metode eksperimen

subjek tunggal ini digunakan untuk menguji langsung pengaruh media teka teki silang dalam pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan menulis pembelajar BIPA tingkat dasar. Eksperimen subjek tunggal ini dipilih karena sesuai dengan hakikat penelitian yang akan dilakukan , yaitu untuk melihat perilaku (target behavior) dan perbedaan secara individu dari subjek yang diteliti. Perubahan perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis pembelajar BIPA tingkat dasar dengan media teka-teki silang dalam pembelajaran kooperatif.

(5)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

(Penelitian Subjek Tunggal Terhadap Pembelajar BIPATingkat Dasar)

Viranie Dwi Monikawatie 1104787

ABSTRACT

The ability to write foreign learners depend on the ability of the learner to understand the foreign language studies. There are still many foreign learners that are difficult to capture the learning material to write. As a result, learners feel bored with learning to write. Therefore, it takes a model and learning media to excite and develop the writing skills of foreign learners. The purpose of this study was to obtain a picture writing skills of learners BIPA basic level in writing competence simple text, picture of the process of learning to write BIPA basic level with cooperative learning through the medium of puzzles, and the ability to write the learner BIPA base rate before and after a given intervention in stage baseline A1 and A2 through the media crossword in cooperative learning model. The cooperative learning model using the technique of think pair share, in the technique learners are given some questions by investigators later in answering the questions contained in boxes crossword and write the essay the simple text, learners are given direction and discuss with participants (native speaker or tutor ). The method used is the method of a single subject with ABA design. Baseline (A1), held four sessions, intervention (B) held eight sessions, and baseline both held four sessions (A2). The use of this single subject experimental method used to test the direct effect of media crossword in cooperative learning on the learner's ability to write a basic level BIPA. Single subject experiments have been selected in accordance with the nature of the research to be done, which is to see the behavior (target behavior) and individual differences of the subject under study. Changes in behavior are referred to in this research is to increase the ability to write a basic level learners BIPA with media crossword puzzle in cooperative learning.

(6)

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

1.6 Anggapan Dasar ... 7

1.7 Definisi Operasional ... 8

BAB 2 Penerapan Model Kooperatif dengan Teka- Teki Silang dalam Pembelajaran Menulis terhadap Pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing ... 10

2.1 Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

2.1.1 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

2.1.2 Karakteristik dan Unsur- unsur Model Kooperatif ... 12

2.13 Teknik Think Pair Share dalam Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.2 Hakikat Media Teka-teki Silang ... 15

2.3 Hakikat Menulis dalam Pembelajaran BIPA ... 16

(7)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 20

3.1 Metode Penelitian ... 20

3.2 Desain Penelitian ... 21

3.3 Sumber Data ... 23

3.3.1 Subjek Penelitian ... 23

3.3.2 Data Penelitian ... 23

3.4 Instrumen Penelitian ... 23

3.4.1.1 Instrumen Observasi ... 24

3.4.1.2 Instrumen Tes ... 24

3.4.1.3 Instrumen Perlakuan ... 26

3.4.1.4 Instrumen Pengambilan Data ... 26

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.6 Teknik Pengolahan Data ... 31

BAB 4 DESKRIPSI, ANALISIS DAN HASIL ANALISIS ... 34

4.1 Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ... 34

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Baseline A1 ... 34

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Tahap Intervensi (T1-T8) ... 47

4.4 Deskripsi Pelaksanaan Tahap Baseline(A2) ... 69

4.5 Analisis Perolehan Skor Kemampuan Menulis Teks Sederhana ... 73

4.5.1 Analisis Perolehan Skor Kemapuan Menulis Tahap Baseline A1 .. 73

4.5.2 Analisis Perolehan Skor Kemampuan Menulis Tahap Intervensi ... 80

4.5.3 Analisis Perolehan Skor Kemampuan Menulis Tahap Baseline A2 94

4.6 Analisis Data Secara Menyeluruh ... 100

4.6.1 Analisis Data Kondisi ... 101

4.6.2 Analisis Data Antar Kondisi ... 105

(8)

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ...110

5.1 Simpulan ...110

5.2 Saran ...111

DAFTAR PUSTAKA ...112 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran BIPA mempunyai tujuan yang sama pada dasarnya dengan pembelajaran bahasa Indonesia umum yaitu, agar pembelajar mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang sedang dipelajarinya. Dengan demikian, tujuan pembelajaran BIPA secara mendasar adalah agar para penutur asing mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia (Yunus Abidin dan Sri Astuti, (2013, hlm. 6). Ada beberapa literatur tentang berbagai permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran BIPA khususnya dalam bidang keterampilan menulis. Pembelajar BIPA masih banyak yang belum paham tentang tata bahasa. Awalnya pembelajar beranggapan Bahasa Indonesia itu tidak mudah karena tidak mengenal perubahan kata kerja akibat perubahan waktu. Bandingkan dengan Bahasa Inggris yang memiliki dua bahkan tiga kata kerja yang berbeda untuk kata kerja yang sama ( misalnya: eat,ate, eaten). Contoh yang lain adalah dalam kepastian dalam pengucapan huruf “u” selalu dibaca / u/ misalnya garpu, buku, dan lain-lain. Bandingkan dengan Bahasa Inggris yang misalnya cup

(dibaca: /cap/)dan put (dibaca /put/).

(10)

2

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak memerlukan objek penderita, tahap keempat penggunaan dan perubahan awalan me- diulang kembali sebelum pengajar mengajarkan imbuhan me-kan

yang bermakna menjadi, yang berarti melakukan sesuatu untuk orang lain dan yang berhubungan dengan perasaan. Tahap kelima, pemelajar mempelajari imbuhan me- +(-i) yang bermakna objek langsung tidak bergerak dan yang bermakna melakukan kegiatan yang berulang-berulang. Tahap keenam pembelajar mempelajari awalan ter-(kata sifat, kata kerja). Tahap ketujuh pembelajar diajarkan membuat kalimat pasif sederhana. Terakhir, tahap kedelapan pembelajar memahami dan meringkas pembelajar yang telah mereka lakukan mulai dari tahap satu sampai dengan tahap tujuh. Permasalahan tata bahasa Indonesia dalam pembelajaran BIPA berpengaruh juga terhadap kemampuan menulis pembelajar BIPA.

Selain itu terdapat permasalahan yang sama dengan paparan di atas yang peneliti dapatkan ketika menjadi tutor pembelajar asing dari mahasiswa Korea Selatan yang bernama Edi dan Sandy di UPI pada bulan Februari- Mei 2014, mereka merasa jenuh dan sulit menangkap materi tentang pembelajaran menulis khususnya pembentukan kata kerja dengan imbuhan misalnya, imbuhan me-, meng-, meny, men- serta imbuhan ber- dan be(-l) lalu penulisan kosakata yang lainnya (nama tempat umum, keterangan waktu dan lain-lain).

Kendala-kendala yang muncul dalam pembelajaran BIPA di atas, baik kendala yang muncul dari pengajar, pembelajar maupun objek yang diajarkan, menjadi sebuah permasalahan yang memerlukan obat penawar yang setidaknya dapat menjadi alternatif penyembuhan. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat diperlukan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing.

(11)

penelitiannya mengenai “Model Pembelajaran Afiksasi Melalui Media CD Interaktif Dalam Keterampilan Menulis Untuk Pembelajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA)’’, kemudian ada pula penelitian terkait dengan kemampuan menulis pada pemelajar BIPA menggunakan media permainan

(12)

4

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih positif dan produktif, serta belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Pada dasarnya penentuan media pembelajaran BIPA harus disesuaikan dengan kualifikasi tingkat pembelajar karena materi ajar tingkat dasar (novice), tingkat menengah (intermediate)dan tingkat lanjut (advance) yang disampaikan melalui media berbeda satu sama lain. Pemilihan media yang tepat untuk pembelajar BIPA guna meningkatkan kemampuan menulis sangat penting dilakukan oleh pengajar BIPA karena hal tersebut sangat menentukan hasil belajar pembelajar BIPA dari materi yang telah disampaikan pengajar.

Saat ini banyak ditemukan pembelajar BIPA yang masih mengalami kesulitan dalam kemampuan menulisnya, terutama dalam menuliskan kosakata dalam bahasa Indonesia, pembelajar BIPA bukan sebenarnya tidak bisa melainkan kurangnya percaya diri dalam menulis kosakata bahasa Indonesia. Kurangnya motivasi dari dalam diri pembelajar BIPA. Selain itu kurangnya media belajar yang dapat menarik atau membangkitkan siswa dalam pembelajaran menulis. Hal ini saya alami ketika saya menjadi tutor pembelajar asing dari mahasiswa Korea Selatan yang bernama Edi dan Sandy di UPI pada bulan Februari- Mei 2014.

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis. Hasil dari kreatif menulis ini biasa disebut dengan istilah tulisan atau karangan. Pendapat lain dikemukakan oleh Tarigan (1986, hlm. 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.

(13)

putih, serta dilengkapi 2 lajur, yaitu mendatar (kumpulan kotak yang berbentuk satu baris dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak satu kolom dan beberapa baris). Peneliti berharap dengan adanya media Teka- teki silang ini dapat menjadi jawaban sekaligus mempermudah pemelajar BIPA dalam pembelajaran keterampilan menulis mereka.

Setelah pemaparan tentang permasalahan kurangnya media dalam pembelajaran menulis pada pemelajar BIPA di atas, maka itulah dasar peneliti untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti ingin meningkatkan serta membangkitkan motivasi serta keterampilan menulis pemelajar BIPA pada kompetensi menulis teks sederhana (aktivitas harian) yang diadopsi dari pemetaan kompetensi BIPA Pascapanel 2 (Common European Framework of Reference For Language). Pemetaan kompetensi BIPA Pascapanel 2 (CEFR) ini merupakan rambu- rambu atau pedoman dalam penelitian ini.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan dalam kemampuan menulis teks sederhana (aktivitas harian) pada pembelajar BIPA tingkat dasar dengan tanpa menggunakan media teka-teki silang. Peneliti berharap adanya media teka-teki silang ini dapat mendorong motivasi pembelajar BIPA dan mempermudah pembelajar dalam belajar menulis.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Pembelajaran menulis masih dianggap sulit oleh pembelajar BIPA,

2) Kurangnya penguasaan materi, rasa takut salah, tidak percaya diri menjadi penghalang pembelajar BIPA dalam pembelajaran menulis, dan

(14)

6

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan beberapa masalah diantaranya sebagai berikut ini.

1) Bagaimana gambaran kemampuan menulis pada baseline awal (A1)

pembelajar BIPA di tingkat dasar ?

2) Bagaimana proses pembelajaran menulis teks sederhana (aktivitas harian) dengan model kooperatif terhadap pembelajar BIPA di tingkat dasar menggunakan media teka-teki silang?

3) Bagaimana hasil kemampuan menulis pembelajar setelah diberikan perlakuan melalui penerapan model kooperatif dengan media teka-teki silang (intervensi)?

4) Bagaimana hasil kemampuan menulis pada baseline akhir (A2) setelah

diberikan intervensi melalui penerapan model kooperatif dengan media teka- teki silang?

5) Bagaimana kemampuan menulis teks sederhana (aktivitas harian) pembelajar BIPA tingkat dasar sebelum dan sesudah diberi intervensi dalam tahap baseline A1 dan A2 melalui media teka- teki silang dalam

model pembelajaran kooperatif ?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teka Teki Silang dalam Kemampuan Menulis Pembelajar BIPA Tingkat

Dasar.

(15)

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui perkembangan kemampuan pembelajar BIPA tingkat dasar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dalam tahap baseline A1 dan A2

melalui media teka- teki silang dalam model pembelajaran kooperatif.

2. Tujuan Khusus

a) gambaran awal kemampuan menulis pembelajar BIPA tingkat dasar dalam kompetensi menulis teks sederhana(aktivitas harian),

b) gambaran proses pembelajaran menulis BIPA tingkat dasar dengan model pembelajaran kooperatif melalui media teka-teki silang, dan

c) kemampuan menulis pembelajar BIPA tingkat dasar sebelum dan sesudah diberi intervensi dalam tahap baseline A1 dan A2 melalui media teka- teki

silang dalam model pembelajaran kooperatif

1.5 Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan penelitian yang dilakukan akan memberikan manfaat positif sesuai dengan tujuan penelitiannya baik secara teoritis maupun praktis bagi keberlangsungan pembelajar BIPA, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan tambahan referensi pembelajaran menulis dengan menggunakan media teka-teki silang dalam pembelajaran kooperatif di bidang pengajaran BIPA sehingga dapat menginspirasi peneliti lain yang berkeinginan melakukan penelitian BIPA selanjutnya.

(16)

8

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak pengajar BIPA untuk memperhatikan pemanfaatan media teka teki silang untuk meningkatkan kemampuan menulis pembelajar BIPA tingkat dasar. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pembelajar BIPA dalam meningkatkan prestasi belajar khususnya dalam keterampilan menulis. Selain itu, penelitian ini memberikan pengalaman kepada peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif dengan media teka teki silang kepada pembelajar BIPA tingkat dasar untuk meningkatkan kemampuan menulis.

1.6 Anggapan Dasar

Penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa anggapan dasar yang akan dijadikan sebagai titik tolak untuk penelitian lebih lanjut. Beberapa anggapan dasar yang terdapat dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.

1) penerapan model kooperatif dalam pembelajaran menulis dapat memudahkan pembelajar BIPA menulis teks sederhana (aktivitas harian), 2) penggunaan media pembelajaran yang menarik dapat membangkitkan

minat pembelajar BIPA,

3) Keterampilan menulis hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan cara praktik dan latihan, dan

4) Media teka- teki silang dapat memudahkan pembelajar BIPA menulis teks sederhana

1.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian

(17)

pembelajar tingkat dasar pada kompetensi menulis teks sederhana (aktivitas harian) yang diadopsi dari CEFR (pemetaan kompetensi BIPA).

1) Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dengan Teka-Teki Silang adalah proses belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompook kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain dengan menggunakan permainan mengisi huruf petak-petak gambar. Media ini berawal dari sebuah permainan maka media ini lebih baik digunakan secara berkelompok.

(18)

20

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode subjek tunggal (single subject). Metode subjek tunggal berbeda dengan metode eksperimen yang lain. Pada metode ini tidak dilakukan pembagian kelompok antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol karena jumlah subjeknya terbatas. Hasil eksperimen disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual (Sukmadinata, 2005, hlm. 209). Metode eksperimen subjek tunggal dipilih karena terbatasnya jumlah responden yang diteliti, yakni satu sampai lima orang dan tidak mungkin dilakukan pembagian kelompok antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Metode penelitian ini sesuai dengan hakikat penelitian yang akan dilakukan, yakni untuk melihat perubahan perilaku dan perbedaan secara individu dari subjek yang diteliti. Selain itu, metode penelitian eksperimen subjek tunggal merupakan suatu desain eksperimen yang sederhana yang dapat menggambarkan dan mendeskripsikan perbedaan setiap individu disertai dengan data kuantitatif yang disajikan secara sederhana dan terperinci (Sunanto, 2006, hlm. 11).

Karakteristik desain subjek tunggal yang memperoleh validitas internal yang berbeda dari teknik yang meliputi desain konteks. Sunanto (2006, hlm. 43) menyatakan bahwa karateristik terpenting dari desain subjek tunggal yaitu sebagai berikut.

1. Pengukuran terpercaya. Desain subjek-tunggal biasaya meliputi banyak pengamatan terhadap perilaku sebagai teknik pengumpulan data. Ini penting bahwa kondisi pengamatan seperti waktu dan lokasi, yang distandarisasi; pengamatan haruslah dilatih dengan baik agar bisa dipercaya atau bisa jadi prasangka; dan perilaku yang teramati bisa diidentifikasi secara operasional. 2. Pengukuran berulang. Karakteristik yang jelas dari subjek tunggal adalah

(19)

selama interval waktu yang pendek, menyediakan deskripsi perilaku dengan jelas dan lugas.

3. Deskripsi kondisi. Ketepatan, deskripsi rinci dari seluruh kondisi perilaku yang diamati harus ada. Deskripsi ini membolehkan aplikasi studi terhadap individu lain untuk memperkuat validitas internal dan eksternal.

4. Kondisi perlakuan dan basis; durasi dan stabilitas. Prosedur yang lazim adalah untuk setiap kondisi haruslah mempunyai waktu dan jumlah pengamatan yang sama.

Penggunaan metode eksperimen subjek tunggal ini digunakan untuk menguji langsung pengaruh media teka teki silang dalam pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan menulis pembelajar BIPA tingkat dasar di Balai Bahasa UPI. Eksperimen subjek tunggal ini dipilih karena sesuai dengan hakikat penelitian yang akan dilakukan , yaitu untuk melihat perilaku (target behavior) dan perbedaan secara individu dari subjek yang diteliti. Perubahan perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis pembelajar BIPA tingkat dasar dengan media teka-teki silang dalam pembelajaran kooperatif.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

(20)

22

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Grafik 3.1

Desain Eksperimen Subjek Tunggal A-B-A

Garis dasar (A-1) Perlakuan (B) Garis dasar (A-2)

X X X X O O O O

X X X X O O O O

Waktu

Keterangan:

1. O : pengambilan baseline awal, X : Treatment, O : pengambilan baseline kedua/kondisi akhir.

2. A-1 (Garis dasar 1) adalah kondisi kemampuan menulis pembelajar pada subjek penelitian sebelum memperoleh intervensi.

3. B (Intervensi) adalah kondisi intervensi kemampuan menulis bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teka-teki silang pada pembelajar BIPA tingkat dasar.

4. A-2 (Garis dasar 2) adalah kondisi kemampuan menulis pembelajar pada subjek penelitian dengan menggunakan model kooperatif dengan teka-teki silang pada pembelajar BIPA setelah intervensi (Sunanto, 2006, hlm. 45). Menurut Sunanto (2006, hlm. 45), ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik dalam desain A-B-A, yaitu:

a. Mendefinisikan perilaku sasaran (target behavior) dalam perilaku yang dapat diamati dan diukur secara akurat;

b. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1) secara kontinu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai kecenderungan data pada kondisi baseline stabil.

c. Memberikan intervensi setelah kecenderungan data pada kondisi baseline

(21)

d. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi intervensi (B) dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil;

e. Setelah kecenderungan arah dan level data pada kondisi intervensi (B) stabil mengulang kondisi baseline(A2). Selain itu, dalam mengambil kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel terikat dengan variabel bebas harus berhati-hati.

3.3 Sumber Data Penelitian 3.3.1 Subjek Penelitian

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan peneliti yaitu eksperimen subjek tunggal, maka penelitian ini tepat dilakukan pada pembelajar BIPA karena jumlahnya yang sedikit. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah pembelajar BIPA tingkat dasar yang berjumlah satu orang. Pembelajar asing ini bernama HB berusia 23 tahun dan berasal dari Korea.

Pembelajar asing ini sedang mengikuti kegiatan tutorial di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia, dalam kegiatan tutorial tersebut pembelajar asing didampingi oleh tutor (penutur asli), secara tidak langsung tutor tersebut terlibat dalam kegiatan penelitian ini. Maka adanya pembelajar asing di fakultas tersebut mempermudah peneliti dalam perizinan penelitian, kedekatan lokasi dengan peneliti dan kehematan biaya penelitian.

3.3.2 Data Penelitian

Data dalam penelitian ini terdiri atas kemampuan menulis pembelajar BIPA. Data kemampuan menulis meliputi nilai pembelajar pada baseline awal, intervensi, dan baseline akhir yang diperoleh dari penerapan model kooperatif dengan teka-teki silang dalam pembelajaran menulis BIPA tingkat dasar pada kompetensi menulis teks sederhana (aktivitas harian).

3.4 Instrumen Penelitian

(22)

24

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah datanya. Terkait dengan penelitian ini, maka peneliti merancang beberapa instrumen yang digunakan, antara lain sebagai berikut.

3.4.1 Instrumen Observasi

Peneliti mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan peneliti untuk melihat sejauh mana proses belajar mengajar yang sedang berlangsung serta mengetahui materi apa yang tepat untuk dijadikan bahan penelitian. Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi partisipan dimana observer ikut di dalam kehidupan orang yang akan diobservasi. Dalam hal ini observer hanya bertindak sebagai tutor dan ikut terjun langsung ke lapangan.

3.4.2 Instrumen Tes

Instrumen tes ini digunakan sebagai alat tes pembelajar yang berisi kumpulan soal yang akan diberikan kepada pembelajar dan dilakukan secara tertulis. Pada tahap baseline awal (A1) sesi pertama, soal- soal yang diberikan

kepada pembelajar seputar tentang perkenalan diri pembelajar. Di bawah ini adalah beberapa pertanyaan yang diajukan kepada pembelajar yakni sebagai berikut;

1. Siapa namamu ?

2. Apa hobi atau kesukaanmu ?

3.Sudah berapa lama kamu tinggal di Indonesia? 4. Apa pekerjaan orang tuamu ?

5. Apakah kamu memiliki kakak atau adik?

Lalu pada sesi kedua, diajukan kembali beberapa pertanyaan kepada pembelajar, sebagai berikut ini;

1. Berikan tanggapanmu tentang orang Indonesia? 2. Bagaimana cuaca di Indonesia?

(23)

Kemudian terdapat pula pertanyaan yang diajukan kepada pembelajar pada sesi ketiga berikut ini;

1. Tulislah serta ceritakan apa yang kamu lihat dan rasakan ketika kamu berada di taman parter ini!

Lalu pada sesi keempat di tahap baseline awal (A1) ini, pembelajar diberikan

pertanyaan sebagai berikut;

1. Coba tuliskan kembali aktivitasmu sebelum pergi ke kampus dan sesudah sampai di kampus secara berurutan!

Selain itu ada pula daftar pertanyaan pada tahap intervensi, pertanyaan yang diajukan terdiri atas beberapa tema, yaitu ;

1. Aktivitas harian yang sering dilakukan di Korea (negara asalnya). 2. Aktivitas harian yang sering dilakukan di Indonesia.

3. Aktivitas harian seputar pengalaman pribadi berkunjung ke tempat- tempat hiburan di Indonesia..

4. Aktivitas harian yang biasa dilakukan di lingkungan sekitar kampus. 5. Aktivitas harian ketika berkunjung ke pasar atau tempat perbelanjaan. 6. Aktivitas harian tentang berbagai makanan dan minuman di Indonesia. 7. Aktivitas harian mengunjungi tempat- tempat umum.

8. Aktivitas harian tentang pengalaman yang paling menarik selam tinggal di Indonesia.

Adanya tema-tema di atas untuk membantu pembelajar dalam membuat pengembangan ide atau gagasan pokok dalam menyusun teks sederhana tentang aktivitas harian. Berbeda dengan pada tahap baseline awal, pertanyaan- pertanyaannya masih gambaran secara umum saja karena hanya ingin mengetahui gambaran awal kemampuan menulis teks sederhana pembelajar asing. Lalu di bawah ini, terdapat pula beberapa pertanyaan yang diajukan kepada pembelajar pada tahap baseline akhir (A2) yakni sebagai

berikut;

(24)

26

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tulislah pendapatmu tentang orang- orang di lingkunganmu selama tinggal di Indonesia!

3. Tulislah kegiatan harianmu dari pagi sampai malam hari selama kamu tinggal di Bandung!

4. Tulislah pengalaman menarik selama tinggal di Indoneia!

Perbedaan soal-soal pada tahap baseline akhir (A2) ini dengan soal-soal pada baseline awal (A1) adalah gambaran soal- soal pada tahap baseline awal (A1)

tidak seluas seperti soal-soal yang terdapat pada baseline akhir (A2) tetapi

jika dilihat dari tingkat kesulitannya masih terletak pada tingkat yang sama.

3.4.3 Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu alur pembelajaran, alur pembelajaran tersebut membantu penulis dalam merancang penerapan model kooperatif dengan teka-teki silang pada saat melakukan intervensi (treatment/perlakuan). Adapun jumlah pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan penelitian subjek tunggal. Peneliti melakukan intervensi sebanyak dealapan kali. Alur pembelajaran yang dibuat untuk intervensi berfokus pada kemampuan menulis sesuai dengan tema, yang diadopsi dari CEFR/kurikulum BIPA. Alur pembelajaran ini bertujuan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan sesuai dengan apa yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Alur pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

3.4.4 Instrumen Pengambilan Data

Instrumen pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes tulis diantaranya dalam bentuk rambu-rambu pelaksanaan tes tulis, dan lembar pedoman penilaian kemampuan pembelajar BIPA dalam menulis teks sederhana (aktivitas harian).

(25)
[image:25.595.109.501.164.650.2]

Rambu-rambu tes kompetensi menulis teks sederhana (aktivitas harian) yang diadopsi dari CEFR (rambu-rambu/kurikulum pembelajaran BIPA internasional).

Tabel 3.1

Pemetaan Kompetensi BIPA Tingkat Standar

Kompetensi (Kompetensi Inti) Kompetensi Dasar (Menulis) Kompetensi Bahasa

Tata Bahasa Kosakata

A1.2 Mampu

memahami dan

menggunakan ungkapan sehari- hari untuk

pemenuhan kebutuhan konkret, seperti

bertanya arah dan lokasi dan bercerita tentang aktivitas harian Mampu menulis teks sederhana yang berkaitan dengan arah, lokasi dan aktivitas harian untuk pemenuhan kebutuhan konkret.

1. Kata tanya;

Berapa dan

kapan

2. Posisi dan Lokasi

3. Kata depan:

di, ke, dari

4.Pronomina penunjuk:sana, sini, situ

5. Verba ber-(dengan arti

‘punya’ dan

‘pakai’)

6.,Verba meng-

yang berhubungan dengan aktivitas harian. 7.Adverbia: belum, sudah, akan,sedang 8.Adverbia waktu:besok, kemarin, lusa, sekarang, nanti

1. Hari, tanggal, bulan, tahun 2. Makanan 3. Minuman 4. Rasa 5. Tempat makan(restoran, warung, kantin) 6. Transportasi 7. Kosakata berkaitan dengan lalu lintas:perempatan, pertigaan

8. Kata kerja aktivitas harian

b. Lembar penilaian kemampuan siswa dalam menulis teks sederhana.

(26)

28

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:26.595.108.523.188.721.2]

menulis teks sederhana yang peneliti modifikasi dari Nurgiyantoro (lihat Nurgiyantoro,2013. hlm. 99) yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.2

Format Penilaian Menulis Teks Sederhana Pembelajar BIPA Tingkat Dasar

No. Aspek Deskripsi Skor Bobot

1. Penguasaan diksi Mampu menggunakan kosakata ilmiah dengan tepat dengan ejaan yang benar tanpa memunculkan kosakata bahasa asing, penggunaan huruf besar dan huruf kecil.

4

5 Mampu menggunakan kosakata

ilmiah dengan cukup tepat dan

ejaan benar walaupun

memunculkan kosakata bahasa asing pada beberapa bagian teks, tetapi mengalami kesalahan dalam penggunaan huruf besar dan huruf kecil.

3

Kurang mampu menggunakan kosakata ilmiah dengan ejaan yang kurang tepat walaupun tidak memunculkan kosakata asing, namun penggunaan huruf besar dan huruf kecil sudah tepat.

2

Kurang mampu menggunakan kosakata ilmiah dengan ejaan yang benar dan banyak menggunakan kosakata bahasa asing pada seluruh bagian teks, banyak kesalahan dalam penggunaan huruf besar dan huruf kecil.

1

2. Kalimat Teks ditulis dengan menggunakan

kalimat kompleks dan tunggal yang cukup efektif walaupun masih terdapat sedikit kesalahan dalam menentukan konjungsi, preposisi tetapi pada konstruksi kalimat sudah tepat.

4

(27)

penggunaan konjungsi, preposisi, pola konstruksi kalimat sudah cukup tepat.

5 Teks lebih banyak ditulis dengan

menggunakan kalimat tunggal yang kurang efektif, disertai dengan kesalahan konjungsi, preposisi, dan pola konstruksi kalimat yang kurang tepat.

2

Teks ditulis dengan menggunakan kalimat tunggal yang tidak efektif, dengan banyaknya kesalahan dalam menentukan konjungsi, preposisi, dan pola konstruksi kalimat.

1

3. Organisasi Tulisan Mampu membuat paragraf yang tersusun rapi (kohesif dan koheren) yang terdiri dari kalimat pembuka, isi, dan kalimat penutup yang mengandung unsur 5W+1H.

4

5 Mampu membuat paragraf yang

terusun rapi (kohesif dan koheren) yag terdiri dari kalimat pembuka, isi, dan kalimat penutup namun kurang mengandung unsur 5W+1H.

3

Kurang mampu membuat paragraf yang tersusun rapi (kohesif dan koheren) dan terdiri dari kalimat pembuka, isi, dan kalimat penutup yang tidak tersusun, tetapi mengandung unsur 5W+1H.

2

Tidak mampu membuat paragraf yang tersusun rapi (kohesif dan koheren) yang terdiri dari kalimat pembuka, isi dan kalimat penutup dan tidak mengandung unsur 5W+1H.

1

4. Isi Mampu menuliskan informasi yang

jelas, menarik, faktual, dan sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan dituangkan dengan gagasan yang komunikatif.

4

Mampu menuliskan informasi yang jelas, menarik, faktual, dan sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan dituangkan dengan gagasan

(28)

30

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang cukup komunikatif. 3

Kurang mampu menuliskan

informasi yang jelas, menarik, faktual, dan sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan dituangkan dengan gagasan yang kurang komunikatif.

2

Tidak mampu menuliskan

informasi yang jelas, menarik, faktual, dan sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan dituangkan dengan gagasan yang tidak komunikatif.

1

Total 72

Skor ideal yang diperoleh dari penilaian di atas adalah 72 untuk menulis teks sederhana bagi pembelajar BIPA. Setelah dilakukan penskoran pada hasil tulisan partisipan, skor diubah menjadi nilai dengan rumus sebagai berikut.

[image:28.595.109.518.83.285.2]

Kemudian, nilai hasil tes dikategorikan sesuai dengan skala penilaian yang berlaku. Skala penilaian menulis teks sederhana pada peneliti menggunakan skala empat menurut Nurgiyantoro (2010. hlm. 253).

Tabel 3.3

Skala Penilaian Teks Sederhana pada Tahap Baseline dan Intervensi

Interval Persentase Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Empat

Ket

1 – 4 D – A

86-100 4 A Baik Sekali

76-85 3 B Baik

56-74 2 C Cukup

(29)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Tekmik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

Teknik ini dilakukan beberapa kali disesuaikan dengan keperluan penelitian subjek tunggal, yaitu sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

1. Prates atau baseline awal (A1), yaitu tes keterampilan menulis (teks

sederhana aktivitas harian) yang dilakukan selama empat sesi sebelum diberikan perlakuan (intervensi). Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal menulis pembelajar BIPA sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan model kooperatif dengan teka-teki silang.

2. Pascates atau baseline akhir (A2), yaitu tes keterampilan menulis (teks

sederhana aktivitas harian) yang dilakukan selama empat sesi setelah diberi perlakuan (intervensi). Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir menulis pembelajar BIPA, yang sudah diberikan perlakuan dengan menggunakan model kooperatif dengan teka-teki silang.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengolahan data dari kemampuan menulis pembelajar BIPA . Data kemampuan menulis meliputi nilai pembelajar pada baseline 1 (awal), intervensi, dan baseline 2 (akhir) yang diperoleh dari penerapan model kooperatif dengan tek-teki silang dalam pembelajaran menulis BIPA tingkat dasar pada kompetensi menulis teks sederhana(aktivitas harian).

Pengolahan data pada penelitian eksperimen subjek tunggal biasanya digunakan dengan statistik deskriptif yang sederhana (Sunanto, 2006, hlm. 44). Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis dengan perhitungan tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut, yaitu sebagai berikut.

(30)

32

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Melakukan penilaian pada kondisi baseline akhir-2.

4. Penilaian pada setiap kondisi diubah ke dalam bentuk grafik sehingga dapat dilihat secara jelas perubahan yang terjadi dari ketiga fase.

5. Membuat analisis data kondisi berdasarkan grafik yang dibuat. Analisis data kondisi meliputi :

a. panjang kondisi adalah panjang interval atau banyaknya sesi yang dilakukan pada tiap kondisi,

b. kecenderungan arah bertujuan untuk melihat perkembangan kemampuan subjek penelitian pada setiap kondisi dengan menggunakan garis lurus, c. tingkat stabilitas untuk menunjukkan tingkat homogenitas data dalam

suatu kondisi. Tingkat stabilitas diketahui dengan cara sebagai berikut. Persentase stabil = banyaknya data yang ada dalam rentang : banyaknya skor x 100%. Rentang yang digunakan yaitu rentang antara batas atas dan batas bawah. Batas atas diketahui dengan cara mean level + setengah dari rentang stabilitas, sedangkan Batas bawah = mean level - setengah dari rentang stabilitas. Rentang stabilitas Skor tertinggi x kriteria stabilitas = rentang stabilitas.

d. tingkat perubahan bertujuan untuk menunjukkan besarnya perubahan antara dua data. Tingkat perubahan yaitu selisih antara data pertama dengan data terakhir pada setiap kondisi.

6. Membuat analisis data antar kondisi yang meliputi variabel yang diubah, Perubahan kecenderungan arah dan efeknya, perubahan level, dan data overlap.

a. Variabel yang diubah dalam hal ini adalah kompetensi menulis teks sederhana pembelajar BIPA yang ingin diubah pada setiap kondisi. b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya dibuat dalam bentuk garis

lurus, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan menulis pembelajar BIPA pada setiap kondisi, dan efeknya terhadap kondisi selanjutnya, misalnya baseline awal (A1) - Intervensi (B).

(31)

tujuan untuk mengetahui apakah perubahan level subjek mengalami kenaikan (+) atau penurunan (-).

d. Menentukan overlap data pada kondisi baseline (A-1) dengan kondisi intervensi (B) dengan cara menghitung data poin pada kondisi intervensi yang berada pada rentang kondisi baseline-1 dibagi banyak data poin dalam kondisi intervensi kemudian dikalikan 100. Semakin rendah persentase overlap, maka semakin baik pengaruh intervensi terhadap variabel terikat.

(32)

110

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini berusaha mengkaji model kooperatif dalam pembelajaran menulis khususnya pada kompetensi menulis teks sederhana. Berdasarkan hasil penelitian yang merujuk pada rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti. Ada beberapa kesimpulan yang dapat dipaparkan yaitu, kemampuan menulis pembelajar BIPA di tingkat dasar pada umumnya masih belum dapat menyusun kata-kata dengan baik, dan masih terdapat beberapa kesalahan dalam menuliskan beberapa kata. Misalnya “taman” menjadi “paman”, pembelajar masih belum tepat dalam menggunakan kata – kata berimbuhan me- dan ber-. Selain itu, dalam proses pembelajaran menulis teks sederhana dengan model kooperatif pada pembelajar BIPA tingkat dasar cukup membantu pembelajar dalam menulis teks sederhana, ditambah dengan media teka-teki silang yang ada di dalamnya.

Pada teka- teki silang terdapat beberapa kata yang harus ditebak oleh pembelajar, sekaligus menjadi kata kunci dalam menulis karangan teks sederhana. Sehingga mempermudah pembelajar dalam menulis teks sederhana. Karena kosakata yang terdapat dalam media teka- teki silang membantu pembelajar dalam menuangkan ide atau gagasan dan pembelajar dapat memperkaya jenis kelas kata, kosakata yang belum diketahui oleh pembelajar sebelumnya. Kemudian sebelum pembelajar diberikan perlakuan dalam tahap

baseline awal (A1), pembelajar sulit untuk mengembangkan kemampuan

menulisnya karena penguasaan kosakata pembelajar masih terbatas, serta pembelajar masih ragu dalam segi penulisan kata (secara gramatikal) sehingga kurangnya motivasi diri pada pembelajar terhadap pembelajaran menulis. Setelah pembelajar diberi perlakuan pada tahap intervensi, nilai pada tahap baseline akhir (A2) meningkat, peningkatan ini cukup signifikan dari rata- rata nilai 62 menjadi

92, hal ini dapat disimpulkan bahwa setelah pembelajar BIPA diberi perlakuan pada tahap intervensi,terdapat perubahan pada kemampuan menulis pembelajar BIPA dalam menulis teks sederhana, media teka- teki silang ini membantu serta mendorong pembelajar untuk mengembangkan kemampuan menulis pembelajar. Kemampuan menulis pembelajar BIPA dalam menulis teks sederhana (aktivitas harian) mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh pembelajar BIPA pada setiap kondisi baseline awal (A1), intervensi (B) dan baseline akhir (A2).

Nilai rata- rata yang diperoleh pembelajar, pada baseline awal (A1) adalah

(33)

mendapatkan rata- rata nilai 92 dari empat sesi setelah diberi perlakuan

(treatment) melalui penerapan model kooperatif dengan teka- teki silang. Walaupun mengalami penurunan sedikit, tetapi tidak mendapatkan pengaruh yang begitu besar pada kemampuan menulis pembelajar tetap saja secara keseluruhan kemampuan menulis pembelajar dapat dikatakan mengalami peningkatan setelah diberikan treatment melalui kooperatif dengan teka- teki silang, hal ini terbukti dari data yang diperoleh pembelajar. Data tersebut mengalami overlap sebesar 0%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, yang mengkaji hubungan antarvariabel. Hipotesis yang diterima, yaitu terdapat peningkatan kemampuan pembelajar BIPA tingkat dasar pada kompetensi menulis teks sederhana (aktivitas harian) sesudah diberi perlakuan melalui model kooperatif dengan menggunakan teka- teki silang.

5.2 Saran

(34)

Viranie Dwi Monikawatie, 2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

112

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. & Astuti, S. (2013). Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing: panduan praktis pembelajaran BIPA. Bandung: Rizqi Press.

Aqib, Z. (2014). Model-model, media dan strategi pembelajaran kontekstual (Inovatif).edisi keempat. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmadi, H. (2014). Metode penelitian pendidikan dan sosial. Bandung:Alfabeta. Gani, E. (2003). Efektivitas pengajaran menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing: studi kasus pada seorang pelajar dari Belanda.Diakses dari http://www.ialf.edu/bipa/jan2003/efektivitaspengajaranmenulis.html Gass, S. M., dkk. (2002). Pedagogical norms for second and foreign language

learning and teaching. Philadelphia: John Benjamins Publishing Company.

Hidayati, N. (2009). Manfaat teka-teki silang. Diakses dari

wawasan- dan-mengasah-kemampuan.html.

Isjoni. (2007). Cooperative learning efektifitas pembelajaran kelompok. edisi pertama. Bandung: Alfabeta.

Johnson, D., Johnson, Roger T., & Holubec, Edythe J. (2012). Colaborative learning strategi pembelajaran untuk sukses bersama. edisi ketiga Bandung: Nusa Media.

Lie, A. (2008). Cooperative learning di ruang-ruang kela.edisi keenam. Jakarta: Grasindo.

Mushlihin al-Hafizh. (2013). Strategi pembelajaran crossword puzzle. Diakses dari http://www.referensimakalah.com/2013/01/strategi-pembelajaran-crossword-puzzle.html

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi.

(35)

Sugino, S. (1995). Pendekatan komunikatif-integratif-tematis dalam pengembangan bahan dan metodologi pengajaran BIPA di Indonesia, Makalah Kongres BIPA 1995 Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Sukmadinata, N. S. (2005). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sunanto, J. dkk. (2006). Penelitian dengan subyek tunggal. Bandung: UPI Press. Suprijono, A. (2012). Cooperative learning teori dan aplikasi PAIKEM. edisi

keenam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tumbel, F. M. (2012). Strategi pembelajaran memberdayakan keterampilan metakognitif. Yogyakarta: Titah Surga.

Wahyuni. (2011). Pembelajaran bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Center for Indonesian Studies (CIS). Diakses dari http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/sastraindonesia/article/view/24871 Widia,I. (2014). Media pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur Asing.

Diakses dari

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DANSASTRA_IN DONESIA/197310062008012-IDA_WIDIA_MEDIA

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Pengalamatan memori dan I/O menggunakan satu register 16 bit yang disebut dengan register Program Counter (PC).  Data Bus Control bekerja mengatur arah

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Deepening dan Stabilisasi Nilai Tukar Riil Rupiah Akibat Gejolak Nilai Tukar Perdagangan.. Buletin Ekonomi Moneter

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Bidan Dalam Pencegahan Infeksi Pada Asuhan Persalinan

[r]

Hasil penelitian dapat digunakan untuk data dasar untuk penelitian berikutnya terutama yang berhubungan dengan penelitian tentang hubungan lingkungan dengan kepuasan kerja di

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relasi Parmalim dengan agama yang diakui dan dilayani oleh Negara terbagi atas dua bentuk yaitu relasi Parmalim dengan agama yang diakui

Gambaran Motivasi Kerja Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ... Gambaran Pelatihan Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri