• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga T1 162009094 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga T1 162009094 BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang

ekonomi yang beranggotakan orang-orang bergabung secara sukarela dan atas

persamaan hak dan kewajiban. Koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau

badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggota dengan

memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya, berusaha bersama dan saling

membantu dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi untuk

kesejahteraan anggota dan membangun tata perekonomian nasional. Keadaan

tersebut tercermin dalam UU No.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian pasal

4 yang menyebutkan bahwa, Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang

demokratis dan berkeadilan.

Menurut Undang-Undang No.17 Tahun 2012 Pasal I, Koperasi adalah

badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum

Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk

menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di

bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.

(2)

fungsi sebagai alat untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Koperasi juga merupakan badan usaha yang pemilik dan pelanggannya

adalah sama. Anggota adalah sebagai pemilik dan sekaligus pelanggan dimana

pihak tersebut orangnya adalah sama. Hal tersebut sesuai dengan

Undang-Undang No.17 Tahun 2012 pasal 26 ayat I tentang Perkoperasian

menyebutkan bahwa anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna

jasa koperasi. Koperasi digunakan sebagai alat oleh para anggota untuk

melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dan yang telah disepakati bersama.

Berhasil berkembang, dan bermanfaat tidaknya, juga maju mundurnya suatu

koperasi sangat tergantung pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya.

Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota harus berpartisipasi aktif

dan bekerja sama dalam kegiatan koperasi untuk mencapai tujuan.

Partisipasi dalam koperasi bersifat kesadaran, koperasi harus mampu

memberikan rangsangan tertentu terhadap anggota agar partisipasi lebih

efektif. Rangsangan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara,

diantaranya koperasi memberikan pelayanan yang baik supaya anggota dan

calon anggota merasakan puas dan merasakan manfaat yang maksimal dengan

bergabung dalam koperasi sebagai usaha bersama. Hal ini diperlukan agar

keberhasilan koperasi selalu meningkat dari waktu ke waktu, karena

partisipasi merupakan faktor paling penting dalam mendukung keberhasilan

atau perkembangan koperasi. Melalui partisipasi segala aspek yang

(3)

Beberapa bentuk partisipasi anggota koperasi, yaitu :

1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota

(kehadiran, keaktifan, dan menyampaikan/mengemukakan

pendapat/saran/ide/gagasan/kritik bagi koperasi).

2. Partisipasi dalam kontribusi modal (dalam berbagai jenis

simpanan, simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela,

jumlah dan frekuensi menyimpan simpanan, penyertaan modal).

3. Partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan (dalam berbagai jenis

unit usaha, jumlah dan frekuensi pemanfaatan layanan dari setiap

unit usaha koperasi, besaran transaksi berdasarkan waktu dan unit

usaha yang dimanfaatkan, besaran pembelian atau penjualan

barang maupun jasa yang dimanfaatkan, cara pembayaran atau cara

pengambilan, bentuk transaksi, waktu layanan).

4. Partisipasi dalam pengawasan koperasi (dalam menyampaikan

kritik, tata cara penyampaian kritik, ikut serta melakukan

pengawasan jalannya organisasi dan usaha koperasi).

Setiap anggota koperasi akan mengambil keputusan untuk berpartisipasi,

terlibat, ikut serta untuk mempertahankan atau memelihara secara aktif

hubungannya dengan organisasi koperasi, jika manfaat/intensif yang

diperoleh anggota sama besar atau lebih dari kontribusi yang diberikannya.

Peningkatan pelayanan yang efisien melalui penyediaan barang dan jasa oleh

perusahaan koperasi dapat menjadi rangsangan penting bagi anggota untuk

(4)

koperasi. Insentif perangsang yang dikehendaki oleh anggota terkait erat

dengan seberapa besar upaya pemenuhan kebutuhan oleh perusahaan koperasi

dapat dirasakan oleh anggota secara subyektif yang dapat meningkatkan

kepentingan ekonomi atau usaha rumah tangga anggota. Insentif juga dapat

dirasakan dalam bentuk layanan barang dana jasa di perusahaan koperasi

sama sekali tidak tersedia di pasar atau tidak disediakan oleh lembaga lain.

Selain itu, insentif rangsangan dapat berwujud pelayanan barang dan jasa

disediakan dengan harga, kualitas, dan kondisi yang lebih baik, lebih

menguntungkan dibandingkan dengan barang dan jasa yang ditawarkan di

pasar atau lembaga lain non koperasi.

Terdapat banyak koperasi dengan tingkat partisipasi anggota yang

rendah, namun beberapa diantaranya akan tetap dapat memberikan manfaat

yang memuaskan bagi para anggotanya. Akan tetapi, tanpa partisipasi

anggota kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisiensi dan efektivitas

anggota dalam rangka mencapai keberhasilan koperasi akan lebih besar.

Partisipasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah derajat keterlibatan

anggota Primkopkar “Manunggal” Salatiga dalam keseluruhan rangkaian

kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dalam rangka tujuan organisasi.

Jumlah anggota Primkopkar “Manunggal” mengalami penurunan secara

kontinu dari tahun 2008 sampai tahun 2011. Akan tetapi terjadi peningkatan

SHU secara kontinu dari tahun 2008 sampai tahun 2011 tersebut. Data jumlah

(5)
[image:5.595.98.514.117.735.2]

Tabel 1.1. Data Perkembangan Primkopkar “Manunggal” Tahun 20 08-2011 di Salatiga

No Tahun Jumlah

Anggota

Penurunan (%)

Jumlah SHU Peningkatan

(%)

1 2008 3752 orang - Rp. 252.076.359,- -

2 2009 3576 orang -4,92 Rp. 305.194.886,- 17,40

3 2010 3470 orang -3,05 Rp. 323.712.773,- 5,72

4 2011 3369 orang -2,99 Rp. 339.375.042,- 4,61

Rata-rata -2,74 6,93

Sumber : Laporan Primkopkar “Manunggal”

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa setiap tahun jumlah anggota cenderung

mengalami penurunan dengan rata-rata penurunannya adalah 2,74 %.

Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu 4,92 %. Penurunan jumlah

anggota koperasi terjadi disebabkan anggota keluar karena pensiun dan

pengunduran diri. Sedangkan jumlah SHU mengalami peningkatan secara

kontinu setiap tahun dengan rata-rata peningkatan sebesar 6,93 %.

Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu 17,40 %. Meskipun

jumlah anggota koperasi mengalami penurunan, tetapi jumlah SHU tetap

mengalami peningkatan. Oleh karena itu, perlu untuk diketahui seberapa

besar tingkat partisipasi anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga.

Primkopkar “Manunggal” Salatiga menerapkan nilai-nilai dalam

keanggotaan koperasi, antara lain adalah :

1. Keadilan

2. Mengutamakan layanan 3. Jujur

4. Menjaga mutu 5. Keterbukaan 6. Persaudaraan

7. Peningkatan kualitas hidup 8. Kebebasan

(6)

Mengenai keadilan tampak ditentukan dalam cara pembagian SHU, yang

sebanding dengan jasa/pembelian anggota. Jadi, keadilan yang diharapkan

bukan keadilan pasar tetapi lebih ditegaskan sebagai keadilan distributif

menurut jasa.

Mengutamakan layanan, tampak bahwa setiap anggota yang masuk, tentu

menyerahkan sesuatu, yaitu simpanan pokok, simpanan wajib, tenaga,

pemikiran, dan sebagainya bagi kepentingan bersama. Koperasi dituntut

untuk melayani secara adil pada setiap anggotanya, atau layanan yang

sebaik-baiknya. Hal ini disebabkan anggota adalah sokoguru koperasi, pemilik, dan

sasaran koperasi.

Kejujuran adalah salah satu nilai yang sangat penting. Tanpa kejujuran

organisasi apapun dan dimanapun akan runtuh. Jujur dalam praktik

berkoperasi meliputi antara lain dalam hal mengurus uang, barang,

timbangan, ukuran, dan sebagainya. Bahkan sampai hal menjaga mutu barang

dagangan, atau melayani anggota dengan barang-barang asli/yang tidak palsu

atau dipalsukan.

Keterbukaan menegaskan bahwa koperasi diselenggarakan bersama,

milik bersama, untuk kepentingan bersama, maka kejujuran atau keterbukaan

dalam tata laksana menjadi sangat penting. Setiap anggota memiliki hak

untuk mengetahui atau memperoleh informasi mengenai berbagai aspek

koperasi yaitu aspek organisasi, keuangan, usaha, dan administrasi.

Primkopkar juga membangun rasa persaudaraan. Dalam kebersamaan di

(7)

memahami, dan mengerti masing-masing kesulitan dan kebutuhan bersama.

Semangat saling membantu/menolong yang lain, tentu akan menumbuhkan

semangat persaudaraan. Setiap anggota koperasi berusaha melakukan peran

masing-masing sebaik-baiknya bagi kebaikan sesama anggota lainnya, maka

hal ini akan memupuk semangat kekekluargaan yang tinggi. Oleh karena itu

tidak salah apabila dikatakan bahwa koperasi dapat berhasil baik jika

dilandasi dengan semangat kekeluargaan yang tinggi. Semangat kekeluargaan

yang tinggi akan berhasil bila dilandasi dengan cinta kasih. Oleh karena itu,

setiap usaha yang dilakukan secara bersama dalam semangat kekeluargaan

yang dilandasi cinta kasih akan dapat meningkatkan kualitas hidup bersama

karena tujuan final gerakan koperasi adalah kualitas hidup masyarakat.

Bergabung untuk menjadi anggota koperasi, tidak ada paksaan. Setiap

orang secara leluasa boleh menjadi anggota koperasi atau mengundurkan diri

dari keanggotaan koperasi. Namun apabila seseorang ingin menjadi anggota,

perlu memikirkan konsekuensinya dan perlu secara bertanggung jawab.

Sebab masuk menjadi anggota bukan hanya mempunyai hak saja didalam

koperasi tetapi juga mempunyai kewajiban yang lebih dulu harus

dilaksanakan daripada perolehan haknya. Kewajiban ini antara lain adalah

mendukung keberhasilan koperasi dan perkembangan koperasi selanjutnya.

Maka kebebasan ini diartikan sebagai pembuatan keputusan yang dilakukan

tanpa paksaan atau tekanan oleh pihak lain. Keputusan itu muncul dari

(8)

Koperasi dikatakan “dari anggota, untuk anggota, oleh anggota”. Setiap

anggota mempunyai satu suara. Jadi semangat hidup koperasi adalah

semangat hidup demokratis. Menghargai setiap hak dan kewajiban individu

kekuasaan tertinggi koperasi ada dalam anggota, yaitu rapat anggota. Setiap

anggota belajar menghargai dan menerima perbedaan, karena perbedaan

tersebut akan memperkaya pengalaman.

Primkopkar “Manunggal” menerapkan Rochdale Principles dan

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat bagus. Warisan nilai-nilai tersebut

menyegarkan gerakan koperasi karena menjadi jiwa gerakan koperasi.

Berdasarkan jawaban dari anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga

ditemukan beberapa gejala problematik sebagai berikut :

1. Jawaban anggota menjadi anggota koperasi tidak secara sukarela

karena terpaksa atau ikut-ikutan teman, namun ada yang dengan

sukarela menjadi anggota. Partisipasi anggota yang bergabung secara

sukarela terlihat dari keterlibatan anggota dalam jumlah simpanan

maupun pinjaman.

2. Jawaban beberapa anggota koperasi bahwa suku bunga rendah,

namun ada beberapa yang suku bunga tinggi sehingga terjadi

kemacetan dalam pengembalian pinjaman. Sehingga partisipasi

anggota dalam simpanan maupun pinjaman juga tidak lancar.

3. Jawaban beberapa anggota koperasi bahwa kebutuhan akan barang

(9)

lebih mahal. Sehingga kurang berpartisipasi dalam membeli barang

yang disediakan oleh koperasi.

4. Jawaban beberapa anggota koperasi mendapatkan manfaat sehingga

terlibat aktif dalam pelayanan koperasi, namun ada beberapa anggota

kurang bermanfaat sehingga tidak aktif dalam pelayanan koperasi.

Partisipasi anggota terlihat dari keaktifan anggota dalam

menggunakan barang ataupun jasa yang disediakan koperasi.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan gejala problematik yang ditemukan, maka rumusan masalah

adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar tingkat partisipasi anggota di Primkopkar

“Manunggal” Salatiga?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan partisipasi

anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui seberapa besar tingkat partisipasi anggota dalam

Primkopkar “Manunggal” Salatiga.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan

(10)

1.4. Signifikansi Penelitian

1.4.1 Signifikansi Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mendukung pendapat Hendar

Kusnadi (2010) menyatakan bahwa partisipasi anggota merupakan

kunci keberhasilan organisasi dan usaha koperasi.

1.4.2. Signifikansi Praktis

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi /

masukan bagi gerakan koperasi dalam upaya perbaikan dalam mencapai

keberhasilan koperasi. secara khusus penelitian ini diharapkan

bermanfaat bagi anggota Primkopkar “Manunggal” Salatiga dalam

upaya meningkatkan partisipasi dan kerja sama anggota dalam

mencapai tujuan.

1.5. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi anggota koperasi

dan faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan partisipasi

anggota koperasi di Salatiga, Jawa Tengah. Hasil penelitian Entri Sulistari

dalam Rinto (2003:5) menyebutkan bahwa variabel-variabel yang

berhubungan dengan partisipasi anggota dalam pengembangan koperasi

adalah motivasi menjadi anggota koperasi, persepsi terhadap pelayanan

koperasi, persepsi terhadap manfaat koperasi, dan pengalaman menjadi

anggota koperasi. Namun dalam penelitian ini hanya mengkhususkan

variabel untuk diteliti adalah motivasi menjadi anggota koperasi, persepsi

terhadap pelayanan koperasi dan persepsi terhadap manfaat koperasi dan

Gambar

Tabel 1.1. Data Perkembangan Primkopkar “Manunggal”  Tahun 2008-2011 di Salatiga

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1) Etika sebagai refleksi filsafat adalah elaborasi metodis dan sistematik tentang norma dan

Pokja ULP/Panitia Pengadaan Peralatan Kedokteran Kebidanan dan Penyakit kandungan dan Tempat Tidur Pasien pada Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka Kabupaten

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH. Nomor

Dalam hal pengaduan Konsumen melibatkan pegawai pada unit kerja, anggota Direksi, atau pejabat setingkat di bawah Direksi yang melakukan fungsi pelayanan dan

Selanjutnya Dokumen tersebut diatas diserahkan kepada POKJA II Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa (Procurement Unit) Pemerintah Kabupaten Bangka Kegiatan Anggaran Pendapatan

(4) Dalam hal anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris dilarang menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris oleh Otoritas Jasa Keuangan sehingga

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

− Prototipe sistem SDR skala lab dengan frekuensi maksimal RF 50 MHz dengan daya RF kurang dari 1 mW menggunakan daughterboard Basic Tx-Rx dapat dikembangkan untuk sebuah