BAB III
METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini berupa penelitian eksperimen semu. Menurut Danim
(2004), penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif,
sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena dan
bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara mengekspose satu
atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen yang
nantinya hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak
dikenai perlakuan
Dalam penelitian eksperimen ini digunakan dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang
diberi perlakuan (layanan bimbingan dan kelompok). Kelompok kontrol adalah
kelompok yang tidak diberi perlakuan sama sekali. Kelompok kontrol diadakan untuk
mengetahui perbedaan yang mungkin tampak antara kedua kelompok dan agar
kesimpulan yang diambil lebih kuat. Baik kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan maupun kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan, keduanya diberi tes
awal (pretest) dan tes akhir (postest). Dalam memberikan perlakuan, kelompok
eksperimen dipisahkan dari kelompok kontrol
Tes awal diberikan dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
melakukan pengukuran (pretest), untuk menentukan subjek yang diteliti, khususnya
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditentukan dengan menggunakan teknik
[image:2.612.107.527.193.597.2]pusposive sampling dari subjek yang telah ditentukan.
Tabel 3.1 Hasil Penyebaran Skala Motivasi Belajar
Kategori Skor Jumlah Persen (%)
Tinggi 80-100 6 17,65 %
Sedang 60-79 11 32,35%
Rendah 40-59 17 50 %
Total 34 100 %
Hasil pretest awal analisis pengukuran data dari 34 siswa didapat hasil skala
motivasi belajar yaitu 6 siswa (17,65 %) dengan kategori tinggi yang memiliki skor
antara 80-100, 11 siswa (32,32 %) dengan kategori sedang yang memiliki skor antara
60-79, dan 17 siswa (50 %) dengan kategori rendah yang memiliki skor antara
40-59.
Kemudian dari 17 siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan
dilakukan penelitian oleh penulis, yang akan dibagi menjadi 2 kelompok secara
random yang terdiri dari 9 siswa kelompok eksperimen dan 8 siswa kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan diberikan layanan
bimbingan kelompok, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak akan
diberikan layanan bimbingan kelompok.
Rancangan eksperimen yang dipilih adalah Randomized control-group
Randomized control-group pretest-posstest design
Group Pretest Treatment Posstes
Ex Group
Control
Group
3.2Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah 17 siswa kelas XI IPS 2 SMA N 3
Salatiga yang memiliki motivasi belajar yang rendah.
3.3Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis, untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Variabel terikat : motivasi belajar
Variabel bebas : layanan bimbingan kelompok.
3.4Definisi Operasional
Dalam penelitian ini yang menjadi definisi operasionalnya adalah motivasi
belajar dan layanan bimbingan kelompok. Adapun definisi dari setiap variabel
tersebut adalah:
T1 X T2
Motivasi belajar adalah sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang
dikehendaki oleh siswa tercapai.
Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada
individu dalam situasi kelompok yang dilakukan dalam beberapa tahapan. Bimbingan
kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan
mengembangkan potensi siswa.
3.5Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dengan pemberian skala
motivasi belajar. Skala ini disusun oleh penulis berdasarkan teori Worrel dan Stillwel
(dalam Harliana, 1998), yang mengemukakan beberapa aspek-aspek yang
membedakan motivasi belajar tinggi dan rendah. Diantara aspek-aspek tersebut
adalah aspek tanggung jawab, ketekunan terhadap tugas, waktu penyelesaian tugas,
dan menetapkan tujuan yang realistis. Pernyataan dalam skala ini terdiri dari dua
macam, yaitu pernyataan yang favourable dan unfavourable dengan empat kategori
jawaban dan scoring yang seseuai dengan pilihan jawaban.
Adapun skoring tersebut adalah sebagai berikut:
Jawaban Favourable Unfavourable
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Tabel 3.2. Kisi-kisi Skala Motivasi Belajar
No Aspek Indikator Item Jumlah
Item Favourable Unfavourable
1. Tanggung Jawab 1. Berusaha untuk menyelesai kan tugas 2. Merasa bertanggun g jawab atas tugas yang dikerjakann ya 3.Membuat jadwal belajar 4.Konsisten dengan jadwal belajar yang telah dibuat 1,11,13,17,22 ,24
5, 19, 21, 25
10
2. Ketekunan terhadap tugas 1. Tekun terhadap tugas yang diberikan oleh guru 2. Merasa senang terhadap tugas yang diberikan oleh guru
2, 9 6, 7, 15 5
3. Waktu penyelesaia n tugas 1. Bisa memanfaat kan waktu luang dengan baik 2. Berusaha
keras untuk mengerjaka n tugas-tugas dengan tepat waktu
4. Tujuan yang realistis
1.Bisa menentuka n apa tujuan dari belajar
2. Memiliki arah dan tujuan jelas dalam pencapaian belajar
4, 12, 18, 20, 23
14, 16 7
Total Item 25
3.6Uji Coba Instrumen
Validitas mempunyai arti sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa
yang hendak diukur. Validitas item digunakan untuk mengukur sahih atau valid
tidaknya suatu skala/angket. Suatu angket dikatakan valid jika pernyataan angket
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Menurut
Azwar (2009) suatu item dikatakan valid bila item tersebut mampu menjalankan
fungsi ukurnya atau memberi hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut.
Sebelum suatu instrumen digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu penulis
1 SMA N 3 Salatiga dengan jumlah 34 orang. Pengujian validitas item dan realibilitas
dilakukan setelah instrumen diisi oleh responden dengan bantuan program for
Wndows SPSS 16.0. Menurut Azwar (2000) tidak ada batasan universal yang
menunjukkan angka yang harus dipenuhi agar suatu skala psikologi dikatakan valid.
Namun demikian, korelasi yang berkisar antara 0,3-0,5 telah dapat memberikan
kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu lembaga penelitian.
Setelah dilakukan perhitungan validitas skala motivasi belajar didapat dua item
yang di bawah 0,3, karena kedua item tersebut masih memiliki item lain yang
mewakili aspek positif, maka item tersebut dihilangkan. Oleh karena itu, skala
motivasi belajar dalam penelitian ini sudah valid.
Selain valid, syarat alat ukur yang baik adalah reliabel. Reliabilitas adalah sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2009). Pernyataan ini
mengandung arti bahwa hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek diukur memang belum
berubah.
Menurut Sudjana (2008), dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabel
tes (α) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
1. Apabila α sama dengan atau lebih besar daripada 0.70 berarti tes yang sedang
diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang cukup tinggi
2. Apabila α lebih kecil daripada 0,70 berarti tes yang sedang diuji
reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang cukup tinggi
(unreliable).
Uji coba instrumen menggunakan SPSS Windows 16.0. Berdasarkan uji coba
reliabilitas diperoleh koefisien alpha cronbach 0,898 untuk skala motivasi belajar dari
hasil pengolahan data uji coba skala motivasi belajar sudah dapat digunakan atau
instrumen sudah reliabel dikategorikan tinggi.
3.7Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
Mann-Withney dengan alasan karena data yang diolah ordinal dan jumlah kelompok yang
dibandingkan memiliki jumlah yang berbeda (Ariyoso, 2009). Uji Mann Whitney
digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan dua keadaan atau perlakuan dalam
skala minimal ordinal. keberhasilan peningkatan motivasi belajar yang dulunya