Daftar Isi
Daftar Isi ... i
Daftar Tabel ... iii
Daftar Gambar ... iv
Daftar Lampiran ... v
PERALATAN PEREKAM/RECORDER ... 1
1 PENDAHULUAN. ... 1
1.1 Gambaran Umum ... 1
1.2 Definisi dan Fungsi Bagian Utama DFR. ... 3
1.2.1 DFR . ... 3
1.2.2 Peralatan Komunikasi DFR. ... 4
1.2.3 Master Clock ... 4
1.2.4 Printer . ... 4
1.3 Fungsi Utama Fault Locator... 5
1.4 Fungsi Utama PQM. ... 7
1.5 FMEA Peralatan Recorder. ... 7
2 PEDOMAN PEMELIHARAAN... 9
2.1 In Service inspection ... 9
2.1.1 Panel DFR ... 9
2.1.2 Panel TWS ... 11
2.1.3 Panel Lokasi PQM Terpasang. ... 12
2.2 In Service Measurement ...13
2.2.1 DFR ... 13
2.2.2 Fault Locator ... 16
2.2.2.1 TWS ... 16
2.2.2.2 Fault Locator Berbasis Impedansi ... 16
2.2.3 PQM . ... 16
2.3 Shutdown Testing Measurement ...17
2.3.1 DFR . ... 17
2.3.2 Fault Locator ... 20
2.3.2.1 Traveling Wave Sistem (TWS) ... 20
2.3.2.2 Fault Locator base impedance. ... 20
2.4 Pengujian Setelah Gangguan di Peralatan. ...21
2.4.1 DFR ... 22
2.4.1.1 DFR Digtal Stand Alone (Tidak memiliki fasilitas TCP/IP ... 22
2.4.1.2 DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP ... 23
2.4.2 Fault Locator ... 23
2.4.2.1 Fault Locator Base Travelling Wave Sistem ... 23
2.4.2.2 Fault Locator Berbasis Impedansi. ... 23
2.4.3 PQM ... 24
3 ANALISA HASIL PEMELIHARAAN. ...25
3.1 Disturbance Fault Recorder ...25
3.1.1 DFR digital stand alone tidak memilki fasilitas TCP/IP ... 25
3.1.2 DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP ... 25
3.2 Fault Locator. ...26
3.2.1 Fault Locator Base Traveling Wave Sistem. ... 26
3.2.2 Fault Locator Base Impedance. ... 26
3.3 PQM ...27
4 REKOMENDASI/SARAN. ...28
4.1 Rekomendasi Umum ...28
4.2 Rekomendasi Hasil Inspeksi Disturbance Fault Recorder ...28
4.2.1.1 DFR Digital Stand Alone tidak memilki fasilitas TCP/IP ... 28
4.2.1.2 DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP ... 30
4.3 Rekomendai Hasil Inspeksi Fault Locator. ...30
4.3.1 Fault Locator Base Traveling Wave Sistem. ... 30
4.3.2 Fault Locator Base Impedance. ... 31
4.4 Rekomendasi Hasil Inspeksi PQM ...31
4.5 Rekomendasi Hasil Inspeksi Panel dan Ruang Peralatan Recorder. ...32
4.6 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Disturbance Fault Recorder ...33
4.6.1.1 DFR Digital Stand Alone tidak memilki fasilitas TCP/IP ... 33
4.6.1.2 DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP ... 34
4.7 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Fault Locator...35
4.7.1 Fault Locator Base Traveling Wave Sistem. ... 35
4.7.2 Fault Locator Base Impedance. ... 35
4.8 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan PQM ...36
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Inspeksi Harian DFR. ... 9
Tabel 2.2 Inspeksi Mingguan DFR. ... 10
Tabel 2.3 Inspeksi Bulanan DFR ... 10
Tabel 2.4 Inspeksi Mingguan TWS. ... 11
Tabel 2.5 Inspeksi Bulanan TWS. ... 11
Tabel 2.6 Inspeksi Mingguan PQM. ... 12
Tabel 2.7 Inspeksi Bulanan PQM. ... 12
Tabel 2.8 Aplikasi Sensor DFR. ... 17
Tabel 2.9 Penerapan event DFR... 20
Tabel 2.10 Aplikasi Sensor Trigger PQM. ... 21
Tabel 2.11 Penyebab Gangguan pada DFR II. ... 22
Tabel 2.12 Penyebab Gangguan pada Digital dengan fasilitas TCP/IP ... 23
Tabel 2.13 Penyebab Gangguan pada Fault Locator TWS ... 23
Tabel 2.14 Penyebab Ganguan pada Fault Locator berbasis Impedansi. ... 23
Tabel 2.15 Penyebab Gangguan pada PQM ... 24
Tabel 3.1 Acuan Pemeliharaan DFR II ... 25
Tabel 3.2 Acuan Pemeliharaan IDM ... 26
Tabel 3.3 Acuan Pemeliharaan TWS ... 26
Tabel 3.4 Acuan Pemeliharaan Fault Locator ... 26
Tabel 3.5 Acuan Pemeliharaan PQM ... 27
Tabel 4.1 Rekomendasi Hasil Inspeksi DFR ... 28
Tabel 4.2 Rekomendasi Hasil Inspeksi pada DFR tipe IDM ... 30
Tabel 4.3 Rekomendasi Hasil Inspeksi TWS ... 30
Tabel 4.4 Rekomendasi Hasil Inspeksi Fault Locator ... 31
Tabel 4.5 Rekomendasi Hasil Inspeksi PQM ... 31
Tabel 4.6 Rekomendasi Hasil Inspeksi Panel dan Ruang Peralatan Recorder ... 32
Tabel 4.7 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan DFR tipe II ... 33
Tabel 4.8 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan DFR tipe IDM ... 34
Tabel 4.9 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Fault Locator Base Traveling Wave ... 35
Tabel 4.10 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Fault Locator ... 35
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Salah Satu Contoh PQM ... 1
Gambar 1.2 Contoh DFR & Hasil Rekaman ... 2
Gambar 1.3 Contoh Fault Locator TWS & Hasil ... 3
Gambar 1.4 Rangkaian Sistem DFR ... 5
Gambar 1.5 Desain TWS ... 6
Gambar 1.6 Rangkaian Fault Locator. ... 6
Gambar 1.7 Rangkaian PQM. ... 7
Gambar 2.1 Setting konfigusi DFR yang diback-up Beterai Memori. ... 14
Gambar 2.2 Contoh Hasil Rekaman Pengujian Snap-Shot. ... 15
Gambar 2.3 Hasil Pengukuran Analog ... 15
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Formulir Check List DFR ... 37
Lampiran 2. Formulir Check List Fault Locator ... 38
Lampiran 3. Formulir Check List PQM ... 39
Lampiran 4. Blanko Kalibrasi DFR ... 40
Lampiran 5. Blanko Kalibrasi IDM ... 42
Lampiran 6. Blanko Pemeriksaan/Pengujian TWS ... 43
Lampiran 7. Blanko Pemeriksaan/Pengujian Fault Locator ... 44
Lampiran 8. Blanko Pemeriksaan/Pengujian PQM ... 45
Lampiran 9. Alur Pemeliharaan Peralatan Recorder. ... 46
PERALATAN PEREKAM/RECORDER
1 PENDAHULUAN.
1.1 Gambaran Umum
Sistem perekam (recorder) merupakan komponen yang paling beperan dalam proses evaluasi, memberikan informasi kondisi sistem ketenagalistrikan dan pada akhirnya dapat memberikan input/solusi penyelesaian permasalahan sistem untuk jangka pendek (kondisi gangguan) bahkan memberikan input/solusi untuk rencana jangka panjang.
Rekaman (record) kejadian juga merupakan black-box yang didalamnya terdapat informasi kondisi sistem ketenaga listrikan akibat kejadian-kejadian yang bersifat insidentil dan menggangu operasional maupun pelayanan.
Sistem recorder merupakan satu kesatuan komponen peralatan yang terdiri dari masukan atau input analog arus, analog tegangan, digital input dan digital output lain yang terhubung ke peralatan recorder tersebut, bekerja sesuai seting yang dikehendaki oleh user.
Secara hardware sistem recorder yang terpasang dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sistem recoder yang menyatu dengan relai proteksi, dimana proses pemeliharaanya bersamaan pada saat pengujian relai dan sistem recoder yang terpasang diluar atau terpisah dari relai proteksi dimana proses pemeliharaan memerlukan waktu dan perlakuan khusus.
Peralatan recorder yang dimiliki PLN secara umum adalah sebagai berikut;
- Power Quality Meter (PQM) : PQM merupakan peralatan pengukur mutu
besaran listrik dilengkapi analog recorder dan mengolah kondisi sistem (input analog arus dan tegangan) berdasarkan time duration maupun trigger sensor pada level seting yang telah ditentukan. Gambar 1.1
- Disturbance Fault Recorder (DFR) : DFR merupakan peralatan recorder
yang bekerja berdasarkan input analog arus dan tegangan (informasi kondisi sistem tenaga listrik), input peralatan primer (status PMT) atau input peralatan sisi skunder (bekerjanya relai proteksi), merekam dan menyimpan data kondisi sistem secara otomatis saat terjadi gangguan atau fault, merekam dan menyimpan data kondisi sistem sacara manual pada saat sistem normal dan pada akhirnya memberikan informasi besarnya fault (nilai arus dan tegangan), lama fault, event dan sensor yang bekerja (secara hard maupun software). Gambar 1.2 berikut merupakan contoh DFR dan hasil rekamannya.
Gambar 1.2 Contoh DFR & Hasil Rekaman
- Fault Locator : Fault Locator Berbasis Impedance merupakan peralatan
perekam/pengolah analog input arus dan tagangan, melakukan proses recording, penentuan lokasi fault berdasarkan teori time-zone relai jarak. (umumnya fault locator ini merupakan salah satu bagian fungsi dari relai jarak tipe numerik dimana proses pemeliharaan tidak lakukan secara khusus).
- Fault Locator : Fault Locator Berbasis Travelling Wave Sistem merupakan
peralatan perekam/pengolah inpulse analog arus, melakukan proses recording dan penentuan lokasi titik gangguan pada saluran transimisi 150 KV maupun 500 KV berdasarkan teori gelombang berjalan. Gambar 1.3 berikut merupakan contoh TWS.
Gambar 1.3 Contoh Fault Locator TWS & Hasil
1.2 Definisi dan Fungsi Bagian Utama DFR.
Bagian-bagian utama dari sistem perekam gangguan adalah DFR, sistem komunikasi, Master Clock/GPS, dan printer.
1.2.1 DFR.
DFR merupakan satu kesatuan sistem peralatan yang terdiri dari komponen catu daya, analog, digital, Data Aquisition Unit (DAU) dan sensor yang dapat melakukan proses pengamatan, perekaman atau record input analog CT & VT, digital input peralatan primer (status PMT, status DS), input event peralatan sekunder (bekerjanya relai) secara otomatis pada saat terjadinya gangguan, atau melakukan pengamatan, perekaman atau record secara manual sesuai keinginan pemakai, melakukan pengolahan data dan pada akhirnya memeberikan informasi (secara hardcopy maupun software) besarnya fault, maupun event dan sensor yang bekerja. Gambar 3.
Power Suplay : Merupakan komponen yang berfungsi mengubah
kebutuhan arus dan tegangan dari sumber utama dan mensuplay daya sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan DFR.
pengukuran data-data analog dari input CT/PT dan melakukan perubahan data secara digital.
Digital Input : Merupakan komponen yang berfungsi melakukan
pengukuran data-data input pada saat terjadinya perubahan status akibat berubahnya status close/open peralatan.
Sensor : Merupakan komponen yang berfungsi untuk memberi
perintah (mentrigger) DFR untuk mulai merekam pada saat nilai besaran arus, tegangan atau status event memenuhi besaran (seting) yang telah ditentukan.
DAU : Merupakan komponen yang berfungsi sebagai tempat
proses acquisisi data yang berasal dari komponen input selanjutnya memberikan output berupa informasi semua kondisi dan hasil pengukuran parameter .
1.2.2 Peralatan Komunikasi DFR.
Peralatan komunikasi DFR merupakan satu kesatuan peralatan komunikasi yang terpasang pada DFR, baik berupa modul yang ditambahkan pada internal DFR dan atau peralatan yang ditambahkan diluar DFR bekerja melakukan proses komunikasi data antar DAU (Data Acquisition Unit), melakukan proses komunikasi hasil informasi data record dari DAU (DFR on site) ke komputer master Disturbance Fault Recorder (DFR).
1.2.3 Master Clock
Master clock merupakan satu kesatuan peralatan yang bekerja untuk melakukan clock sinkron data waktu melalui satelit, sehingga waktu untuk tiap-tiap peralatan proteksi yang berada pada lokasi/site yang sama maupun lokasi/site berbeda menjadi sama. Master Clock dipakai sebagai acuan waktu pada DFR, TWS, PQM, relai proteksi, event loger dan meter transaksi. Master Clock di sistem PLN lebih dikenal dengan nama GPS.
1.2.4 Printer.
Printer merupakan peralatan bantu yang diperlukan untuk melakukan pencetakan secara hard copy hasil record DFR ke dalam bentuk teks maupun grafik.
Gambar 1.4 Rangkaian Sistem DFR
1.3 Fungsi Utama Fault Locator.
Bagian-bagian utama dari sistem Fault Locator adalah Fault Locator, Master Clock dan peralatan komunikasi TWS.
Fault Locator merupakan satu kesatuan sistem peralatan yang terdiri dari komponen Power Suplay (catu daya), CPU (Central Procesing Unit) dan sensor yang dapat melakukan proses pengamatan, perekaman/record impulse input analog CT atau CT&PT, secara otomatis pada saat terjadinya gangguan, ataupun saat terjadinya perubahan pada impedansi sistem. Melakukan pengolahan data dan pada akhirnya memeberikan informasi adanya impulse atau denyutan pada lokasi gangguan/fault (Gambar 1.5).
Master Clock merupakan satu kesatuan peralatan yang bekerja untuk melakukan sinkronisasi data waktu melalui satelit, sehingga waktu untuk tiap-tiap peralatan proteksi (dalam hal ini TWS) yang berada pada lokasi (site) yang sama maupun site berbeda menjadi sama.
DFR INPUT OUTPUT ANALOG 16 Channel EVENT 32 Channel SYNCRON TIME
DAU
Data Acquisition UnitPRINTER ALARM RELAI COMM DC AC EXTERNAL KEY BOARD & SCREEN KE MASTER DFR
INPUT OUTPUT
ANALOG IMPULSE
GPS
CPU
(Central Procesing Unit)
ALARM EROR COMMUNICATION DC POWER AC POWER EXTERNAL KE MASTER TWS LOCAL PC
Pada Fault Locator base Traveling Wave Sistem (TWS) Master Clock atau yang lebih dikenal dengan sebutan GPS sangat penting fungsinya, dimana data dan waktu pada saat adanya fault trigger di kedua sisi lokasi TWS terpasang menjadi sama. Lihat desain TWS gambar 1.6. Sedangkan saluran komunikasi berfungsi mempercepat proses pengambilan data dari komputer master ke TWS.
Gambar 1.5 Desain TWS
Gambar 1.6 Rangkaian Fault Locator.
1.4 Fungsi Utama PQM.
Sistem PQM terdiri dari PQM, Master Clock dan peralatan komunikasi. PQM merupakan satu kesatuan sistem peralatan yang terdiri dari komponen catu daya, Central Procesing Unit (CPU), analog dan sensor yang dapat melakukan proses pengamatan atau monitoring, perekaman (record) besaran arus, tegangan, frekuensi, harmonisa maupun besaran-besaran lainnya secara otomatis pada saat terjadinya perubahan-perubahan parameter berdasarkan setting time duration sample yang dinginkan. Gambar 1.7.
Master Clock merupakan satu kesatuan peralatan yang bekerja untuk melakukan sinkronisasi data waktu melalui satelit, sehingga waktu untuk tiap-tiap peralatan proteksi (dalam hal ini PQM) yang berada pada lokasi (site) yang sama maupun site berbeda menjadi sama.
Gambar 1.7 Rangkaian PQM.
1.5 FMEA Peralatan Recorder.
Sistem perekam atau recorder yang sedang beroperasi memiliki potensi mengalami kegagalan, gangguan/kerusakan. Penyebab dari kerusakan tersebut memiliki banyak kemungkinan. Setiap komponen yang ada di dalam sistem perekam atau recorder
INPUT OUTPUT 8 ANALOG GPS CPU (Central Procesing Unit) COMMUNICATION DC POWER AC POWER EXTERNAL KEY BOARD/ PC KE MASTER PQM PQM
memiliki potensi kerusakan, kegagalan fungsi yang akan mengarah kepada kerusakan, kegagalan dari seluruh sistem tersebut. Pola kerusakan pun memiliki banyak kemungkinan. Untuk mengetahui peluang kerusakan dari setiap komponen dan seperti apa jalur kerusakannya digunakanlah metoda Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Adapun langkah dalam pembuatan FMEA ini adalah dengan mengelompokan komponen sistem perekam/record berdasarkan fungsinya masing-masing kelompok ini disebut Sub-Sistem (Terlampir).
2 PEDOMAN PEMELIHARAAN.
Pedoman ini dibuat dengan tujuan memberikan panduan kepada regu pemeliharaan untuk melakukan pemeliharaan khususnya terhadap peralatan recorder. Jenis pemeliharaan yang dilakukan adalah :
2.1 In Service inspection
Inspeksi dalam keadaan operasi (In Service inspection) dalam keadaan operasi yang dilaksanakan secara visual oleh pengelola Gardu Induk pada peralatan recorder meliputi :
2.1.1 Panel DFR
Inservice inspection harian pada DFR meliputi tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Inspeksi Harian DFR.
No Item Check Temuan-1 Temuan-2 Temuan-3 Temuan-4 Temuan-5 Temuan-6 1 Indikasi watchdog. Normal/ tidak nyala. Menyala/tidak normal. 2 Indikasi fail. Normal/ tidak
nyala. Menyala/tidak normal. 3 Indikasi service Normal/tidak nyala Menyala/tidak normal 4 Indikasi fault Normal/idak
nyala. Menyala/tidak normal . 5 Indikasi Off-Line Normal/idak nyala. Menyala/tidak normal. 6 Indikasi CPU fail Normal/idak nyala. Menyala/ tidak normal .
7 Display Normal Invalid Power mati
8 Kertas printer
Tersedia Habis
9 Tinta printer Tersedia (Hard Copy terbaca)
Habis (Hard Copy Tidak Terbaca)
Tabel 2.2 Inspeksi Mingguan DFR.
No Item Check Temuan-1 Temuan-2 Temuan-3 Temuan-4 Temuan-5 Temuan-6 1 Kelembaban
ruang panel DFR
Infomasi hasil ukur kelembaban (dalam %) yang dilakukan mingguan.
2 Suhu ruang panel TWS
Infomasi hasil ukur suhu (dalam derajat Celcius) yang dilakukan mingguan. 3 Snap shoot Berhasil
(rencetak record rinusoidal) Gagal (tidak rencetak record rinusoidal) 4 Master Clock Normal Tidak normal/
invalid
5 Noise DFR Normal. Tidak normal
6 Kondisi grounding panel
Normal Korosi Rantas Kendor Putus Hilang
7 Kondisi terminasi wiring
Normal Korosi Panas/Pen
gukuran thermovisi. 8 Kondisi bau
panel.
Normal Bangkai Hangus/go
song
Inservice inspection bulanan pada DFR meliputi tabel 2.3 berikut : Tabel 2.3 Inspeksi Bulanan DFR .
No Item Check Temuan-1 Temuan-2 Temuan-3 Temuan-4 Temuan-5 Temuan-6 1 Kebersihan dalam panel DFR Normal Kotor 2 Kondisi lampu penerangan DFR
Normal Redup Tidak
berfungsi
Hilang Tidak
terpasang.
3 Kondisi heater panel
Normal Rusak Hilang Tidak
terpasang. 4 Kondisi pintu
panel DFR
Normal Korosi. Tidak bisa
dikunci
Hilang 5 Door sealant
panel DFR
6 Lubang kabel kontrol
Normal. Tidak rapat. Glen kabel tidak ada.
2.1.2 Panel TWS
Inservice inspection mingguan pada TWS meliputi tabel 2.4 berikut : Tabel 2.4 Inspeksi Mingguan TWS.
No Item Check Temuan-1 Temuan-2 Temuan-3 Temuan-4 Temuan-5 Temuan-6 1 Fault Locator Normal Tidak normal Ket : Normal jika LED watchdog tidak menyala
2 Master Clock.
Normal Tidak normal Ket : Normal jika LED GPS locked menyala.
3 Noise TWS Normal Tidak normal
4 Suhu ruang panel TWS
Infomasi hasil ukur suhu (dalam derajat Celcius) yang dilakukan mingguan.
5 Kelembaban ruang panel TWS
Infomasi hasil ukur kelembaban (dalam %) yang dilakukan mingguan.
6 Kondisi bau panel.
Normal Bangkai Hangus/go
song 7 Kondisi
grounding panel
Normal Korosi Rantas Kendor Putus Hilang
8 Kondisi terminasi wiring
Normal Korosi Panas/pen
gukuran thermovisi. 9 Kondisi kabel
kontrol
Normal Terkelupas
Inservice inspection bulanan pada TWS meliputi tabel 2.5 berikut : Tabel 2.5 Inspeksi Bulanan TWS.
No Item Check Temuan-1 Temuan-2 Temuan-3 Temuan-4 Temuan-5 Temuan-6 1 Kebersihan dalam panel TWS Normal Kotor 2 Kondisi lampu penerangan TWS
Normal Redup Tidak
berfungsi
Hilang Tidak
terpasang.
3 Kondisi heater panel
Normal Rusak Hilang Tidak
4 Kondisi pintu panel TWS
Normal Korosi. Tidak bisa
dikunci
Hilang 5 Door sealant
panel TWS
Normal Tidak elastis Putus. Hilang.
6 Lubang
kabel kontrol
Normal. Tidak rapat. Glen kabel tidak ada.
2.1.3 Panel Lokasi PQM Terpasang.
Inservice inspection mingguan pada PQM meliputi tabel 2.6 berikut: Tabel 2.6 Inspeksi Mingguan PQM.
No Item Check Temuan-1 Temuan -2 Temuan -3 Temuan -4 Temuan -5 Temuan -6 1 Indikasi fail/ watchdog Normal/tidak nyala (informasi alarm) Menyala (informasi alarm)
2 Display Normal Invalid Power mati
(informasi alarm)
3 Master Clock Normal Tidak normal Ket : Normal jika LED GPS locked menyala. 4 Suhu ruang
panel PQM
Infomasi hasil ukur suhu (dalam derajat Celcius) yang dilakukan mingguan. 5 Kelembaban
ruang panel PQM
Infomasi hasil ukur kelembaban (dalam %) yang dilakukan mingguan.
6 Kondisi bau unit PQM
Normal Bangkai Hangus/go
song
Kondisi bau panel. 7 Kondisi suara
unit PQM
Normal Tidak normal 8 Kondisi
terminasi wirring
Normal Korosi Panas/pen
gukuran thermovisi. 9 Kondisi kabel
kontrol
Normal Terkelupas
Inservice inspection bulanan pada PQM meliputi tabel 2.7 berikut: Tabel 2.7 Inspeksi Bulanan PQM.
No Item Check Temuan-1 Temuan -2 Temuan -3 Temuan -4 Temuan -5 Temuan -6
dalam panel PQM 2 Kondisi lampu penerangan PQM
Normal Redup Tidak
berfungsi
Hilang Tidak
terpasang.
3 Kondisi heater panel
Normal Rusak Hilang Tidak
terpasang. 4 Kondisi pintu
panel PQM
Normal Korosi. Tidak bisa
dikunci
Hilang 5 Door sealant
panel PQM
Normal Tidak elastis Putus. Hilang.
6 Lubang
kabel kontrol
Normal. Tidak rapat. Glen kabel tidak ada.
2.2 In Service Measurement
Pengukuran dalam keadaan operasi (In Service Measurement) adalah Pengukuran dan pemeriksaan yang dilakukan pada kondisi peralatan dalam kondisi operasi meliputi:
2.2.1 DFR
A. Pengukuran Beterai Memory .
Beterai memori DFR berfungsi sebagai back-up data hasil rekaman DFR dan data back-up seting konfigurasi DFR, maka kondisinya harus selalu dijaga, apabila kondisi beterai memori dalam kondisi tidak layak maka saat DFR kehilangan catu daya, mengakibatkan semua data rekaman maupun data setting konfigurasi DFR akan terhapus. Pengukuran beterai ini khusus untuk DFR tipe lama dengan durasi waktu pengukuran 6 (enam) bulan atau tergantung kondisi. Tabel 2.1 berikut merupakan contoh seting yang diback-up baterai memori
Gambar 2.1 Setting konfigusi DFR yang diback-up Beterai Memori.
B. Pengecekan Metering Hasil Snap shot (local/master) dan
Kapasitas Memori Rekam.
Pengecekan metering hasil snap shot baik yang dilakukan dari lokal maupun master adalah untuk memastikan bahwa DFR dalam kondisi siap merekam dan hasil rekaman saat terjadi gangguan masih sesuai dengan setting konfigurasinya. Setelah semua kondisi dinyatakan siap langkah selanjutnya menghapus data hasil rekaman yang sudah tidak dibutuhkan untuk memberikan kapasitas memori rekam lebih besar bagi DFR. Gambar 2.2 berikut contoh hasil pengecekan metering.
Gambar 2.2 Contoh Hasil Rekaman Pengujian Snap-Shot.
C. Pemeriksaan Analog.
Dalam kondisi tertentu analog input DFR tidak bisa mengukur salah satu atau beberapa parameter analog input, hal ini disebabkan oleh lepasnya rangkaian pengawatan ke arah analog input atau oleh korosi bagian terminal. Pemeriksaan hasil ukur analog input dimaksudkan untuk memastikan bahwa arus maupun tegangan dari bay peralatan dimana DFR tersebut dipasang dalam kondisi tetap terukur. (Lihat Gambar 2.3 hasil rekaman salah satu besaran arus yang tidak terukur oleh analog input DFR). Pemeriksaan kondisi analog umumnya dilaksanakan setelah proses snap shot.
Gambar 2.3 Hasil Pengukuran Analog
Parameter arus
yang tidak terukur DFR,
Parameter arus yang terukur oleh DFR
D. Pengujian Fungsi Remote Reading.
Pemeriksaan atau pengujian pembacaan secara remote reading bertujuan untuk mempercepat penyajian data hasil rekaman DFR melalui proses download data dari komputer master lokal (komputer host) ke DFR ataupun dari komputer master ke DFR, pengecekan fungsi remote ini bisa dilakukan dalam keadaan apapun baik DFR dalam kondisi in service maupun out service selama jalur komunikasi yang digunakan dalam kondisi normal. Pengecekan fungsi remote reading ini dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan meliputi :
• Uji coba trigger DFR secara remote. • Pemeriksaan setting configurasi DFR.
• Download contoh salah satu file dari DFR ke master DFR. • Pemeriksaan jaringan komunikasi .
2.2.2 Fault Locator
2.2.2.1 TWS
- Pengecekan Catu Daya.
Melakukan pengecekan catu daya TWS dengan melalui proses pengukuran.
- Pengecekan Sinkron TWS dengan master Clock.
Memastikan sinkronisasi waktu TWS dengan Master Clock.
- Pengecekan Komunikasi Antara TWS dengan Komputer Master.
Memastikan kesiapan data TWS secara on line, dengan melakukan proses test download data dari TWS ke komputer master.
2.2.2.2 Fault Locator Berbasis Impedansi
Measurement inspection pada fault locator berbasis impedansi adalah melakukan pengecekan catu daya Fault Locator dengan proses pengukuran. Pengukuran ini dialaksanakan dengan sifat waktu kondisional.
2.2.3 PQM.
- Pengecekan Pengukuran Metering.
Secara real-time display PQM menampilkan nilai parameter yang diukur, untuk memastikan semua parameter terukur, harus diperiksa
penunjukan parameter baik tegangan, arus, daya atau parameter lain apakah dalam kondisi sesuai. Dengan pemeriksaan ini bisa diketahui apakah arus maupun tegangan sudah terukur ketiga phasanya atau ada salah satu phasa yang tidak terukur.
- Pengecekan Duration Sample.
Pengujian Duration Sample dilakukan untuk memastikan PQM merekam paramater secara otomatis berdasarkan duration (waktu berselang) yang telah ditentukan. Jadi apabila duration sample disetting 10 menit maka dalam jangka waktu setiap 10 menit PQM secara otomatis akan merekam semua parameter.
2.3 Shutdown Testing Measurement
Pengujian saat sistem tidak bertegangan (Shutdown Testing Measurement) merupakan langkah korektif, maka pada peralatan recorder perlu dilakukan pengujian-pengujian untuk memastikan kondisi alat masih berfungsi sebagaimana mestinya, langkah ini dilaksanakan 6 (enam) tahunan atau pada kondisi khusus yang memerlukan pengujian pada kondisi tidak bertegangan.
2.3.1 DFR .
Kegiatan Shutdown Testing Measurement yang dilakanakan pada DFR adalah :
- Kalibrasi Sensor
Pengujian Kalibrasi Sensor dimaksudkan untuk memastikan bahwa DFR akan mulai merekam (merecord trigger) pada saat besaran arus atau tegangan nilanya berubah sesuai dengan nilai besaran sensor yang telah ditentukan (diseting). Beberapa penerapan jenis sensor pada DFR dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut :
Tabel 2.8 Aplikasi Sensor DFR.
Item Keterangan
Under/Over Voltage Dalam kondisi ini DFR akan mulai merekam
(merecord trigger) apabila nilai tegangan menurun (under) mencapai setting Under Voltage atau nilai tegangan naik (over) mencapai setting Over Voltage.
Under/Over Current Dalam kondisi ini DFR akan mulai merekam
(under) mencapai setting Under Current atau nilai arus naik (over) mencapai setting Over Current.
Under/Over Frekuensi Dalam kondisi ini DFR akan mulai merekam
(mentrigger) apabila nilai frekuensi menurun (under) mencapai setting Under Frekuensi) atau naik (over) mencapai setting Over Frekuensi. Sensor frekuensi umumnya jarang digunakan.
- Kalibrasi Analog Tegangan.
Pengujian kalibrasi analog tegangan bertujuan untuk memastikan bahwa hasil rekaman DFR, besaran tegangan dan gambar grafik osilasinya sesuai dengan besaran tegangan yang sebenarnya saat DFR merekam terjadinya gangguan, bila terjadi perbedaan harus dilakukan adjusment (penyetelan) ulang.
- Kalibrasi Analog Arus.
Pengujian kalibrasi analog arus bertujuan untuk memastikan bahwa hasil rekaman DFR, besaran arus dan gambar grafik osilasinya sesuai dengan besaran arus yang sebenarnya saat DFR merekam terjadinya gangguan, bila terjadi perbedaan harus dilakukan penyetelan ulang.
- Kalibrasi Analog Frekuensi.
Pengujian kalibrasi analog frekuensi bertujuan untuk memastikan bahwa hasil rekaman DFR, besaran frekuensi dan gambar oscilosgraphnya sesuai dengan besaran frekuensi yang sebenarnya saat DFR merekam terjadinya gangguan, bila terjadi perbedaan harus dilakukan penyetelan ulang.
- Pengujian Polaritas.
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan polaritas arus yang tersambung ke DFR sudah sesuai dengan arah aliran daya pada bay yang terpasang DFR (dalam kondisi kirim tanda titik disebelah kiri dan terima tanda titik disebelah kanan. Gambar 2.4)
Gambar 2.4 Hasil Uji Polarity DFR - Pengujian Fungsi Alarm.
Setiap terjadi kondisi DFR tidak normal maupun tidak siap merekam akan memberi signal alarm, pengujian ini untuk memastikan setiap kondisi seperti diatas DFR selalu bisa memberi peringatan sehingga bisa dilakukan perbaikan sedini mungkin sehingga tingkat kesiapan DFR merekam saat terjadi gangguan tinggi. Adapun kondisi saat DFR memberi sinyal alarm meliputi :
a. Kondisi Tidak Normal
- Fail (printer trouble /kertas printer habis)
- Display flicker (waktu tidak sinkron dengan Master Clock/GPS)
b. Kondisi Tidak Siap Rekam - Fault ( Memory penuh ) - DFR Error/Hang. - CPU Fail.
- DFR pada kondisi manual. - DFR Mati.
- Pengujian Event
Pengujian input event bertujuan untuk memastikan DFR bisa start untuk merekam pada waktu terjadi perubahan status peralatan dari status on/off atau dari off/on yang terpasang event DFR seperti PMT close/open, kontak relai proteksi maupun status – status kontak peralatan lain. Beberapa status atau event peralatan yang diterapkan di tegangan extra tinggi seperti tabel berikut :
Titik menunjukan polarty pengukuran DFR
Tabel 2.9 Penerapan event DFR.
Keterangan Event Keterangan Event
LPA Protection Operated Receive DEF A/Receive DEF B
LPB Protection Operated. PMT 7ABx or 7Bx Open.
AR In Progress. PMT 7Ax or 7Bx Open.
Send LPA. CCP Operated.
Receive LPA. Send DTT CCP.
Send LPB. Receive DTT CCP.
Receive LPB. CBF/SZP A or B Trip.
Send DEF A/Send DEF B. CBF/SZP AB Trip.
2.3.2 Fault Locator
2.3.2.1 Traveling Wave Sistem (TWS)
Kegiatan pengujian yang dilakanakan pada TWS adalah trigger test, kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan TWS dapat merecord saat terjadi gangguan atau trigger. Pada kondisi off-line TWS dapat dipergunakan untuk melakukan pengukuran panjang saluran penghantar (melalui proses penutupan atau switching PMT pada saluran transmisi tersebut) dilaksanakan 6 (enam) tahunan.
2.3.2.2 Fault Locator base impedance.
Kegiatan pengujian yang dilakanakan pada Fault Locator Base Impedance adalah pengujian akurasi Fault Locator. Pengujian akurasi Fault Locator dengan impedance scondary test (menggunakan input arus dan tegangan), dengan referensi data impedansi total panjang penghantar dan dilaksanakan 6 (enam) tahunan.
2.3.3 Power Quality PQM.
Kegiatan pengujian yang dilakanakan pada PQM adalah :
- Pengujian Analog.
Pengujian metering dilakukan untuk memastikan hasil pengukuran PQM pada display dan hasil rekaman sesuai dengan nilai besaran arus, tegangan maupun besaran lainnya sesuai dengan besaran sebenarnya yang terukur oleh analog (metode pengujian sama dengan pengujian analog input DFR tetapi untuk PQM tidak bisa dilakukan kalibrasi bila
terjadi selisih antara pengukuran dengan nilai tegangan atau arus yang sebenarnya).
- Pengujian Polaritas
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan polaritas arus yang tersambung ke PQM sudah sesuai dengan aliran daya pada bay yang terpasang PQM.
- Pengujian Sensor Trigger.
Pengujian ini untuk memastikan PQM bekerja merekam besaran arus, tegangan maupun besaran lainnya pada saat besaran tersebut memenuhi seting level sensor yang telah ditetapkan. Sama seperti DFR penerapan sensor PQM meliputi :
Tabel 2.10 Aplikasi Sensor Trigger PQM.
Item Keterangan
Under/Over Voltage Dalam kondisi ini PQM akan mulai merekam
(merecord trigger) apabila nilai tegangan menurun (under) mencapai seting Under Voltage atau nilai tegangan naik (over) mencapai seting Over Voltage.
Under/Over Current Dalam kondisi ini PQM akan mulai merekam
(mentrigger) apabila nilai arus menurun (under) mencapai setting Under Current atau nilai arus naik (over) mencapai seting Over Current.
Under/Over Frekuensi Dalam kondisi ini PQM akan mulai merekam (merecord tigger) apabila nilai frekuensi menurun (under) mencapai setting Under Frekuensi) atau naik (over) mencapai seting Over Frekuensi. Sensor frekuensi umumnya jarang digunakan.
2.4 Pengujian Setelah Gangguan di Peralatan.
Pengujian setelah gangguan dilaksanakan apabila ditemukan kelainan pada peralatan sistem recorder, dimana peralatan sistem recorder tersebut bekerja tidak sebagaimana mestinya baik pada saat kondisi normal ataupun kondisi gangguan. Pengujian yang dilakukan setelah gangguan tidak jauh berbeda seperti yang dilakukan saat shutdown testing meausurement (pemeriksaan dan pengukuran catu daya, pemeriksaan fungsi alarm dan LED, pemeriksaan dan kalibrasi analog, pemeriksaan dan kalibrasi sensor,
pemeriksaan dan pengujian event, pemeriksaan rangkaian arus, pemeriksaan rangkaian tegangan). Gangguan yang umumnya terjadi pada peralatan adalah sebagai berikut:
2.4.1 DFR
2.4.1.1 DFR Digtal Stand Alone (Tidak memiliki fasilitas TCP/IP
DFR digital stand alone yang tidak memiliki fasilitas TCP/IP ditemui pada DFR seperti Hathaway tipe II/IIB, RIS, Ben500/5000.
Tabel 2.11 berikut adalah gangguan dan kemungkinan penyebab yang terjadi pada DFR II adalah :
Tabel 2.11 Penyebab Gangguan pada DFR II.
Jenis Gangguan Kemungkinan Penyebab
DFR tidak merecord saat terjadi gangguan.
- Memory penuh.
- Sensor analog atau event tidak bekerja. - DFR dalam posisi manual.
- DFR mengalami gangguan internal.
- Terjadi kerusakan CPU
- DFR dalam kondisi mati. - DFR pada kondisi Off-Line
Hasil record tidak sesuai. - Nilai kalibrasi sudah bergeser. - Data rasio CT/PT tidak sesuai. - Soket modul analog kotor.
- Kondisi input analog (arus dan tegangan) tidak
sempurna. Peralatan lepas sinkron
dengan Master Clock/GPS
- Master Clock/GPS tidak lock.
- Koneksi dari Master Clock ke DFR putus. - Terjadi perubahan seting.
DFR merecord data tapi tidak mencetak hasil record.
- Printer tidak siap. - Kondisi/posisi kertas.
DFR tidak bisa dioperasikan via remote reading.
Jaringan komunikasi bermasalah.
Data rekaman hilang (data not found).
- Baterai memori. - Seting tidak sesuai.
2.4.1.2 DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP
DFR digital yang memiliki fasilitas TCP/IP seperti pada DFR seperti Hathaway tipe IDM, PSDM (Procom), Simeas. Tabel 2.12 berikut merupakan penyebab gangguan pada DFR hathaway tipe IDM.
Tabel 2.12 Penyebab Gangguan pada Digital dengan fasilitas TCP/IP
Jenis Gangguan Kemungkinan Penyebab
Watchdog Failure Gangguan internal DFR.
Waktu tidak sinkron dengan Master Clock.
Waktu tidak sinkron dengan Master Clock.
Alarm 1 Aplication Corrupt.
Alarm 2 DSP/FPGA Corrupt.
Alarm 3 Configuration Corrupt.
2.4.2 Fault Locator
Tabel 2.13 berikut adalah gangguan dan kemungkinan penyebab yang terjadi pada Fault Locator adalah :
2.4.2.1 Fault Locator Base Travelling Wave Sistem
Tabel 2.13 Penyebab Gangguan pada Fault Locator TWS
Jenis Gangguan Kemungkinan Penyebab
TWS mati - Sistem catu daya terganggu.
- Kerusakan internal.
Waktu tidak sinkron dengan Master Clock.
Waktu tidak lock dengan Master Clock.
Watchdog failure Gangguan internal TWS.
2.4.2.2 Fault Locator Berbasis Impedansi.
Tabel 2.14 berikut adalah gangguan dan kemungkinan penyebab yang terjadi pada Fault Locator adalah :
Tabel 2.14 Penyebab Ganguan pada Fault Locator berbasis Impedansi.
Jenis Gangguan Kemungkinan Penyebab
Display mati - Sistem catu daya terganggu.
- Kerusakan internal Fault Locator.
2.4.3 PQM
Tabel 2.15 berikut adalah gangguan dan kemungkinan penyebab yang terjadi pada PQM adalah :
Tabel 2.15 Penyebab Gangguan pada PQM
Jenis Gangguan Kemungkinan Penyebab
Display mati - Sistem catu daya terganggu.
- Kerusakan internal. - Kerusakan display.
Waktu tidak sinkron dengan Master Clock.
Waktu tidak sinkron dengan Master Clock.
3 ANALISA HASIL PEMELIHARAAN.
Analisa pemeliharaan dilakukan untuk mereview dan mengevaluasi hasil pemeliharaan yang dilakukan terhadap peralatan recording apakah peralatan tersebut masih bekerja baik didalam batas range-nya. Analisa pemeliharaan pada peralatan recording bertujuan memberikan kesimpulan dari hasil pemeliharaan yang dilakukan. Di dalam blangko pengujian peralatan recording sudah mencantumkan acuan atau standar penilaian yang digunakan sehingga dapat memberikan informasi kondisi peralatan secara langsung.
3.1 Disturbance Fault Recorder
3.1.1 DFR digital stand alone tidak memilki fasilitas TCP/IP
Tabel 3.1 berikut merupakan acuan yang digunakan pada saat pemeliharaan : Tabel 3.1 Acuan Pemeliharaan DFR II
NO Uraian Kegiatan Acuan
1 Pemerikasaan penunjukan
waktu
Sinkron dengan Master Clock, tanggal sesuai, jam sesuai.
2 Pengukuran tegangan baterai
memori.
Tegangan baterai memori ≥ 5 VDC
3 Pengecekan catu daya
DC/DC.
Batas Ukur + 5 Vdc ±10 mV - 15 Vdc ±10 mV + 15 Vdc ±10 mV
4 Pengukuran DC offset Batas ukur
0 Vdc ±1 mV
5 Pengukuran analog channel Hasil ukur ±5%
6 Pengujian sensor Under Voltage : 80%, Over Voltage : 120%
3OC :120% 1OC:30-40%
Under Freq: 98%, Over Freq : 102%
7 Pengujian event Sesuai fungsi
DFR bekerja saat terjadi perubahan status event.
8 Pengujian polaritas Sesuai arah aliran daya.
3.1.2 DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP
Tabel 3.2 Acuan Pemeliharaan IDM
NO Uraian Kegiatan Acuan
1 Pemerikasaan penunjukan
waktu
Sinkron dengan Master Clock, tanggal sesuai, jam sesuai.
2 Pengukuran analog channel Hasil ukur ±5%
3 Pengujian sensor Under Voltage : 80%, Over Voltage : 120%
3OC :120% 1OC:30-40%
Under Freq: 98%, Over Freq : 102%
4 Pengujian event Sesuai fungsi
IDM bekerja saat terjadi perubahan status event.
5 Pengujian polaritas Sesuai arah aliran daya
6 Pengecekan LSU Dapat menyimpan data, mencetak data record.
3.2 Fault Locator.
3.2.1 Fault Locator Base Traveling Wave Sistem.
Tabel 3.3 berikut merupakan acuan yang digunakan pada saat pemeliharaan TWS : Tabel 3.3 Acuan Pemeliharaan TWS
NO Uraian Kegiatan Acuan
1 Pemerikasaan penunjukan
waktu
Sinkron dengan Master Clock, tanggal sesuai, jam sesuai.
2 LED watchdog Tidak menyala merah
3 Pengujian remote. Bisa diakses dari master
4 Trigger test Merecord adanya trigger.
5 Trigger switching test Hasil ukur line dengan error ≤±250m
3.2.2 Fault Locator Base Impedance.
Tabel 3.4 berikut merupakan acuan yang digunakan pada saat pemeliharaan Fault Locator Base Impedance:
Tabel 3.4 Acuan Pemeliharaan Fault Locator
NO Uraian Kegiatan Acuan
1 LED watchdog Tidak menyala merah
3.3 PQM
Tabel 20 berikut merupakan acuan yang digunakan pada saat pemeliharaan PQM : Tabel 3.5 Acuan Pemeliharaan PQM
NO Uraian Kegiatan Acuan
1 Pemerikasaan penunjukan
waktu
Sinkron dengan Master Clock, tanggal sesuai, jam sesuai.
2 Metering check Hasil ukur ±0.5%
3 Pengujian sensor Under Voltage : 80%, Over Voltage : 120%
3OC :120% 1OC:30-40%
Under Freq : 98%, Over Freq : 102%
4 Pengujian arah Sesuai arah aliran daya
4 REKOMENDASI/SARAN.
Rekomendasi merupakan tindak lanjut yang harus dilaksanakan untuk perbaikan kondisi peralatan berdasarkan data dan fakta hasil pemeliharaan peralatan recording tersebut, data acuan serta pengalaman dilapangan.
4.1 Rekomendasi Umum
Rekomendasi umum yang harus diperhatikan didasarkan pengalaman terkait beroperasinya sistem recorder di Gardu Induk PLN adalah :
- Sistem recorder sebaiknya ditempatkan pada ruang khusus bergabung dengan
ruang proteksi.
- Suhu dan kebersihan ruang dimana peralatan recorder tersebut dipasang harus
tetap terjaga sesuai standar.
4.2 Rekomendasi Hasil Inspeksi Disturbance Fault Recorder
4.2.1.1 DFR Digital Stand Alone tidak memilki fasilitas TCP/IP
Tabel 4.1 Rekomendasi Hasil Inspeksi DFR
NO Uraian
Kegiatan Kondisi Rekomendasi
1 Indikasi
watchdog/ error (DFR tipe lain).
Menyala - Periksa internal DFR
- Perbaiki/ganti
2 Indikasi fail Muncul LED indikasi fail.
- Periksa catu daya printer, kabel data
dari DFR ke printer dan tinta printer.
- Periksa ketersedian kertas, pastikan
posisi kertas sudah benar.
- Reset DFR
3 Indikasi
service
Muncul LED indikasi service
- Periksa Master clock, kabel coaxial,
atau konektornya.
- Selalu periksa data yang tersimpan
dimemori download atau cetak data yang diperlukan lalu hapus data yg ada di memori.
4 Indikasi
Off-Line
Muncul LED indikasi Off-Line
- Selalu periksa data yg tersimpan di
yang diperlukan lalu hapus data yang ada di memory.
- Matikan DFR dengan switch catu
daya DC ke posisi Off. Lepas card CPU , fault board, network controller, dan patch board satu persatu, lalu masukkan dengan benar lalu coba dinyalakan.
- Ganti Card/ IC CPU.
5 Indikasi fault Muncul LED indikasi fault.
Reset DFR
6 Indikasi CPU
fail
Muncul LED indikasi CPU fail
- Matikan DFR dengan switch catu
daya DC ke posisi Off.
- Lepas card CPU , fault board, network
controller, dan patch board satu persatu, lalu masukkan dengan benar lalu coba dinyalakan.
- Lakukan perbaikan atau ganti card/ IC
CPU. 7 Indikasi display error/mati Display blank. display error
- Periksa catu daya DFR.
- Periksa front panel DFR dan
koneksinya.
- Periksa card CPU. - Periksa card DC/DC - Perbaiki/ganti DFR
8 Snap shot Tidak bisa Snap shot - Periksa faulty board, lakukan
perbaikan/ganti
- Periksa CPU dan lakukan
perbaikan/ganti.
9 Kertas printer Kertas Printer Habis. Isikan kertas Printer, pasang sesuai posisi yang benar.
10 Tinta printer Tinta printer habis Lakukan penggantian tinta printer. 11 Kondisi Suara Muncul Suara pada
DFR.
- Periksa sumber suara. - Lakukan pengecekan DFR - Padamkan peralatan DFR. - Perbaiki/ganti sistem DFR. 12 Pemeriksaan penunjukan waktu Tidak sinkron dengan Master Clock, tanggal tidak sesuai, jam tidak
- Periksa kondisi Master Clock/GPS
dan periperalnya.
- Periksa seting fungsi sinkron (irig,
sesuai. - Periksa kabel koaksial antar DFR - Ganti Master Clock/GPS
13 Bau Dalam
Panel/DFR
Berbau tidak enak Mencari tempat asal bau tidak enak, investigasi dan melakukan perbaikan.
4.2.1.2 DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP
Tabel 4.2 Rekomendasi Hasil Inspeksi pada DFR tipe IDM
NO Uraian
Kegiatan Kondisi Rekomendasi
1 Indikasi
display error/mati
Display blank/error. - Periksa catu daya IDM.
- Periksa front panel IDM dan
koneksinya.
- Periksa card CPU. - Perbaiki/ganti IDM
2 Indikasi
watchdog
Menyala - Periksa Internal IDM
- Perbaiki/Ganti 3 Pemerikasaan penunjukan waktu Tidak sinkron dengan Master
Clock, tanggal tidak sesuai, jam tidak sesuai.
Apabila setelah dilakukan pemeriksaan kondisi Master Clock dan periperalnya ditemukan adanya kerusakan/kelainan maka :
- IDM menggunakan sinkron internal. - Perlu prbaikan /penggantian Master
Clock/GPS.
4 Kertas printer Kertas printer habis. Isikan kertas printer, pasang sesuai posisi yang benar.
5 Tinta printer Tinta printer habis Lakukan penggantian tinta printer. 6 Kondisi suara Muncul suara pada
IDM.
- Periksa sumber suara. - Lakukan pengecekan IDM. - Padamkan peralatan IDM. - Perbaiki/ganti sistem IDM
6 Bau dalam
panel/IDM
Tidak berbau Mencari tempat asal bau tidak enak,
investigasi dan lakukan perbaikan
4.3 Rekomendai Hasil Inspeksi Fault Locator.
4.3.1 Fault Locator Base Traveling Wave Sistem.
NO Uraian
Kegiatan Kondisi Rekomendasi
1 Pemeriksaan
waktu
Tidak sinkron
dengan Master
Clock, tanggal tidak sesuai, jam tidak sesuai.
- Periksa sistem Master Clock/GPS dan
perieralnya.
- Perbaiki/ganti sistem Master
Clock/GPS.
2 Kondisi TWS Muncul indikasi
watchdog
- Periksa internal TWS - Perbaiki/ganti TWS
3 Kondisi suara Muncul suara pada
TWS.
- Periksa sumber suara.
- Lakukan pengecekan TWS
- Padamkan peralatan TWS. - Perbaiki/ganti
4 Bau dalam
panel/TWS
Berbau tidak enak Mencari tempat asal bau tidak enak, investigasi dan lakukan perbaikan
4.3.2 Fault Locator Base Impedance.
Tabel 4.4 Rekomendasi Hasil Inspeksi Fault Locator
NO Uraian
Kegiatan Kondisi Rekomendasi
1 Kondisi Fault
Locator
Muncul indikasi
watchdog.
Apabila LED watchdog menyala merah lakukan perbaikan/penggantian Fault Locator.
2 Kondisi suara Muncul suara pada
Fault Locator
- Periksa sumber suara.
- Lakukan pengecekan Fault Locator. - Padamkan peralatan Fault Locator - Perbaiki/ganti.
3 Bau dalam
panel/ Fault Locator
Berbau tidak enak Mencari tempat asal bau tidak enak, investigasi dan lakukan perbaikan
4.4 Rekomendasi Hasil Inspeksi PQM
Tabel 4.5 Rekomendasi Hasil Inspeksi PQM
NO Uraian
Kegiatan Kondisi Rekomendasi
1 Pemerikasaan
penunjukan
Tidak sinkron
dengan Master
- Pemeriksaan Master Clock/GPS dan
Waktu Clock, tanggal tidak sesuai, jam tidak sesuai.
- Perbaiki/ganti sistem Master
Clock/GPS.
2 Kondisi PQM Muncul indikasi fail/ watchdog.
- Lakukan pemeriksaan.
- Lakukan perbaikan dan penggantian
PQM.
3 Display Kondisi tidak Normal
(Invalid/Mati)
- Periksa catu daya PQM. - Perbaiki/ganti PQM.
4 Kondisi suara Muncul suara tidak normal pada PQM.
- Periksa sumber suara. - Lakukan pengecekan PQM. - Padamkan peralatan PQM - Perbaiki/ganti sistem PQM.
5 Bau dalam
panel/ PQM
Berbau. Mencari tempat asal bau, investigasi
dan lakukan perbaikan
4.5 Rekomendasi Hasil Inspeksi Panel dan Ruang Peralatan Recorder.
Tabel 4.6 Rekomendasi Hasil Inspeksi Panel dan Ruang Peralatan Recorder
NO Uraian
Kegiatan Kondisi Rekomendasi
1 Kondisi
kebersihan dalam panel
Kotor Bersihkan panel dengan metode kering .
2 Kelembapan
ruang
Lembab/diatas 70% - Periksa kondisi lingkungan ruangan, - Periksa Pengatur Suhu Ruangan/ AC - Perbaiki / ganti AC.
- Pasang dehumidifier
3 Suhu ruang Panas (>24ºC) - Periksa kondisi lingkungan ruangan,
- Periksa pengatur suhu ruangan/ AC - Perbaiki / ganti AC.
4 Lampu
penerangan panel
Redup tidak sesuai K3, mati, tidak ada lampu
Lakukan pemeriksaan, perbaiki dan ganti lampu. 5 Kondisi grounding panel Kendor, korosi, rantas, hilang
Perbaiki / ganti kabel grounding
6 Kondisi
terminasi wirring
Korosif - Lakukan pengukuran dengan
thermogun,
7 Kondisi heater panel
Rusak Pemeriksaan sistem heater/ganti heater
8 Kondisi pintu
panel
Rusak Perbaiki.
9 Door sealant Tidak elastis Ganti
10 Kabel kontrol Terkelupas/putus Ganti kabel kontrol
11 Lubang kabel
kontrol
Berlubang Lakukan penutupan lubang kabel kontrol.
4.6 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Disturbance Fault Recorder
4.6.1.1 DFR Digital Stand Alone tidak memilki fasilitas TCP/IP
Tabel 4.7 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan DFR tipe II
NO Uraian
Kegiatan Acuan Rekomendasi
1 Pemerikasaan
penunjukan waktu
Sinkron dengan
Master Clock,
tanggal sesuai, jam sesuai.
Apabila setelah dilakukan pemeriksaan kondisi Master Clock dan periperalnya ditemukan adanya kerusakan/kelainan maka :
- DFR menggunakan clock internal. - Perlu perbaikan/penggantian sistem
Master Clock/GPS. 2 Pengukuran tegangan baterai. Tegangan baterai ≥5 VDC
Apabila pengukuran kurang dari acuan batere memori harus segera diganti.
3 Pengecekan catu daya DC-DC. Hasil ukur + 5 Vdc ±10 mV - 15 Vdc ±10 mV + 15 Vdc ±10 mV
Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka:
- Lakukan re-ajustment.
- Lakukan penggantian catu daya
DC-DC
4 Pengukuran
DC Offset
Hasil ukur 0 Vdc ±1 mV
Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka :
- Lakukan re-ajustment.
- Apabila tidak bisa di re-ajustment,
Lakukan penggantian card analog.
5 Pengukuran
analog channel
Hasil Ukur ±5% Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka :
- Apabila tidak bisa di re-ajustmen
Lakukan penggantian modul Pacth Board.
6 Pengujian
sensor
Sesuai acuan seting Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka :
- Lakukan re-ajustment.
- Apabila tidak bisa re-ajustment.
lakukan penggantian modul.
7 Pengujian
event
Sesuai fungsi Apabila pengujian tidak sesuai fungsi
lakukan penggantian Card Digital I/O. 8 Pengujian arah Sesuai arah aliran
daya
Apa hasil pengujian arah tidak sesuai
lakukan perubahan wirring input
arus/probe.
4.6.1.2 DFR Digital dengan fasilitas TCP/IP
Tabel 4.8 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan DFR tipe IDM
NO Uraian
Kegiatan Acuan Rekomendasi
1 Pemerikasaan
penunjukan waktu
Sinkron dengan Master Clock, tanggal sesuai, jam sesuai.
Apabila setelah dilakukan pengecekan kondisi Master Clock dan periperalnya ditemukan adanya kerusakan/kelainan maka :
- Perlu perbaikan/penggantian sistem
Master Clock/GPS.
- DFR menggunakan clock internal.
2 Pengukuran
analog channel
Hasil ukur ±5% Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka :
- Lakukan kalibrasi via software.
- Apabila tidak bisa di kalibrasi lakukan
penggantian modul Pacth Board.
3 Pengujian
sensor
Sesuai acuan seting Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka :
- Lakukan re-seting via sofware.
- Apabila tidak bisa re-setting lakukan
penggantian modul.
4 Pengujian
event
Sesuai fungsi Apabila pengujian tidak sesuai fungsi
lakukan penggantian card digital I/O. 5 Pengujian arah Sesuai arah aliran Apabila hasil pengujian arah tidak sesuai
daya lakukan perubahan wirring input arus/probe.
6 Pemeriksaan
LSU
Dapat menyimpan
data, mencetak data record.
Apabila hasil pengecekan tidak sesuai lakukan perbaikan LSU secara software & hardware.
4.7 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Fault Locator.
Rekomendasi ini bertujuan memberikan masukan atau langkah-langkah yang dilakukan terkait hasil hasil pemeliharaan yang dilakukan terhadap peralatan recorder.
4.7.1 Fault Locator Base Traveling Wave Sistem.
Tabel 4.9 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Fault Locator Base Traveling Wave
NO Uraian
Kegiatan Acuan Rekomendasi
1 Pemerikasaan penunjukan waktu - Sinkron dengan Master Clock, tanggal sesuai, jam sesuai.
Apabila setelah dilakukan pemeriksaan kondisi Master Clock dan periperalnya ditemukan adanya kerusakan/kelainan maka perlu perbaikan atau penggantian sistem Master Clock/GPS.
2 LED watchdog Tidak menyala
merah
Apabila LED watchdog menyala merah lakukan perbaikan/penggantian TWS.
3 Pengujian
remote.
Bisa diakses dari master
Apabila TWS tidak bisa diakses lakukan
pemeriksaan/perbaikan saluran
komunikasi.
4 Test trigger Merecord adanya
trigger.
Apabila test record gagal lakukan pemeriksaan/ perbaikan/ penggantian wirring, probe, modul analog input.
5 Test trigger
switching
Hasil ukur line
dengan error
≤±250m
Apabila hasil pengujian tidak sesuai lakukan kalibrasi sesuai pabrikan.
4.7.2 Fault Locator Base Impedance.
Tabel 4.10 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan Fault Locator
NO Uraian
Kegiatan Acuan Rekomendasi
merah lakukan perbaikan/penggantian Fault Locator.
2 Secondary
Test
Hasil ukur line
dengan error
≤±10%
Apabila hasil pengujian tidak sesuai lakukan perbaikan/penggantian Fault Locator.
4.8 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan PQM
Tabel 4.11 Rekomendasi Hasil Pemeliharaan PQM.
NO Uraian
Kegiatan Acuan Rekomendasi
1 Pemerikasaan
penunjukan waktu
Sinkron dengan
Master Clock,
tanggal sesuai, jam sesuai.
Apabila setelah dilakukan pemeriksaan kondisi Master Clock dan periperalnya ditemukan adanya kerusakan/kelainan maka perlu perbaikan atau penggantian sistem Master Clock/GPS.
2 Metering
check
Hasil ukur ±0.5% Apabila pengukuran tidak sesuai acuan dan tidak bisa di kalibrasi lakukan penggantian PQM.
3 Pengujian
sensor
Sesuai setting Apabila pengukuran tidak sesuai acuan maka :
- Lakukan re-setting via sofware.
- Apabila tidak bisa re-setting Lakukan
penggantian PQM. 4 Pengujian arah Sesuai arah aliran
daya
Apabila hasil pengujian arah tidak sesuai
lakukan perubahan wirring input
arus/probe.
5 Pemeriksaan
duration sample
Dapat menyimpan
data sesuai setting
Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai lakukan resetting dan perbaikan.
Lampiran 9. Alur Pemeliharaan Peralatan Recorder.
Instalasi di Operasikan In Service Measurement
Untuk memastikan kondisi pengukuran semua analog , fungsi remote dan kesiapan alat dalam keadaan normal
melalui proses
pengukuran/pemgamatan sebelum dilakukan shutdown testing Instalasi di Offkan Shutdown Testing DFR II 1. Kalibrasi Analog Kalibrasi Sensor 2. Pengujian Event 3. Pengujian Polarity. 4. Pengujian Alarm. IDM 1. Kalibrasi Analog Kalibrasi Sensor 2. Pengujian Event 3. Pengujian Polarity 4. Pengujian Alarm Fault Locator TWS 1. Trigger Test Fault Locator Impedance
1. Uji Akurasi PQM 1. Pengujian Analog 2. Pengujian Sensor Trigger. In Service Inspection
Untuk memastikan kesiapan peralatan recording melalui
proses inspeksi yang
dilakukan secara visual, dengan melihat indikasi-indikasi led, alarm pada
peralatan, maupun
pencatatan kondisi
lingkungan disekitar
peralatan tersebut dipasang (panel maupun ruangan).
GLOSSARY
1. Inservice
Peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi bertegangan. 2. Inservice Inspection
Pemeriksaan Peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi bertegangan menggunakan panca indera.
3. Inservice Measurement
Pengujian atau pengukuran peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi bertegangan menggunakan alat bantu.
4. Shutdown Testing/Measurement
Pengujian/pengukuran peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi tidak bertegangan.
5. Shutdown Function Check
Pengujian fungsi peralatan penyaluran tenaga listrik dalam kondisi tidak bertegangan.
6. Pengujian /Pemeriksaan Setelah Gangguan
Pengujian / Pemeriksaan yang dilakukan setelah terjadi gangguan pada peralatan penyaluran tenaga listrik.
7. FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
Metode evaluasi peralatan untuk meningkatkan availability dengan cara mendeteksi kemungkinan – kemungkinan kelemahan desain dan penyebab kerusakan dominan.
8. Master Clock.
Master clock merupakan peralatan yang berfungsi sebagai master atau induk waktu dari peralatan yang dipasang di Gardu Induk, sehingga waktu antara peralatan menjadi sama melalui satelite. Istilah master clock di PLN lebih dikenal dengan nama pada GPS.
9. PMT.
Pemutus Tenaga (PMT) merupakan alat penghubung mekanis yang dapat menghubungkan, menghantarkan, memutuskan arus pada kondisi terntentu. (IEV441-14-20).
10. PMS
Pemisah (PMS) merupakan alat penghubung atau pemisah mekanis dengan memenuhi syarat-syata tertentu. (menghubungkan dan memisahkan pada kondisi tidak bertegangan).
11. Display Flicker.
Daftar Referensi
1. Sachin R Yarekar, Fault Location Sistem for Transmission in one-terminal By using Impedance –Traveling Wave Assembled Algoritm,
2. Hathaway Operation and Service Manual. 3. PowerVisa User Guide.