• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PERNYATAAN TELAH DIREVIU IKHTISAR EKSEKUTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PERNYATAAN TELAH DIREVIU IKHTISAR EKSEKUTIF"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Laporan Kinerja Kementerian Luar Negeri 2015 ii Halaman

BUKU I

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

PERNYATAAN TELAH DIREVIU iv

IKHTISAR EKSEKUTIF v

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Aspek Strategis Kementerian Luar Negeri 1

I.2 Tantangan dan Isu-isu Strategis Tahun 2015 2

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

II.1 Keterkaitan RPJMN Tahun 2015-2019 dengan Renstra Kementerian Luar Negeri Tahun 2015-2019

7

II.2 Peta Strategi Kementerian Luar Negeri 8

II.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 11

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

III.1

Capaian Kinerja: Stakeholders Perspective

13

III.1.1 Tujuan 1.1: Kepemimpinan dan Peran Indonesia dalam Kerja Sama Internasional yang Berpengaruh

14 III.1.2 Tujuan1.2: Nilai Manfaat Ekonomi, Keuangan dan

Pembangunan yang Optimal melalui Hubungan Luar Negeri

19 III.1.3 Sasaran Strategis-2.1.1: Dukungan dan Komitmen Nasional

yang Tinggi atas Kebijakan Luar Negeri dan Kesepakatan Internasional

30

III.1.4 Sasaran Strategis-2.1.2: Pemenuhan Pelayanan dan Aspirasi Publik

37

III.2

Capaian Kinerja: Business Process Perspective

43

III.2.1 Sasaran Strategis-1.1.6: Kebijakan Luar Negeri yang Berkualitas

43 III.2.2 Sasaran Strategis-1.1.1: Diplomasi Maritim dan Perbatasan

yang Kuat

(4)

Laporan Kinerja Kementerian Luar Negeri 2015 iii III.2.4 Sasaran Strategis-1.1.3: Peran Indonesia di Dunia

Internasional yang Meningkat

60 III.2.5 Sasaran Strategis-1.1.4: Diplomasi Ekonomi yang Kuat 75 III.2.6 Sasaran Strategis-1.1.5: Pelayanan dan Perlindungan WNI dan

BHI dan Diaspora yang Prima

87 III.2.7 Sasaran Strategis-1.1.7: Monitoring Hasil Diplomasi yang

Efektif

106

III.3

Capaian Kinerja: Learning and Growth Perspective

107

III.3.1 Sasaran Strategis-3.1.1.1: SDM yang Berkompeten 107

III.3.2 Sasaran Strategis-3.1.1.2: Organisasi dan Tata Kelola yang Baik 110 III.3.3 Sasaran Strategis-3.1.1.3: Lingkungan Kerja yang Kondusif 114 III.3.4 Sasaran Strategis-3.1.1.4: Sistem Informasi Manajemen yang

Terintegrasi

119

III.3.5 Sasaran Strategis-3.1.1.5: Anggaran yang Optimal 127

III.4

Perbandingan Realisasi IKU dengan Target Jangka

Menengah

129

III.5

Analisis Evaluasi Program/Kegiatan Penunjang

Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Kinerja

130

III.6

Realisasi Anggaran dan Analisis Efisiensi Sumber

Daya

133

BAB IV

PENUTUP

136

LAMPIRAN:

BUKU II

INFORMASI KINERJA

- Perjanjian Kinerja Kementerian Luar Negeri Tahun 2015

- Matriks Realisasi Rencana Aksi

(5)
(6)
(7)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat v Laporan Kinerja Kementerian Luar Negeri Tahun 2015 menjabarkan capaian 14 Sasaran Strategis (SS) dan 2 (dua) Tujuan (T) yang diukur dengan 20 IKU, 28 Sub IKU, dan 11 Komponen. Capaian kinerja tersebut telah memperhitungkan kinerja Unit Organisasi dan Satuan Kerja, termasuk Perwakilan RI. Pada tahun 2015, secara keseluruhan realisasi kinerja Kementerian Luar Negeri tahun 2015 sebesar 84,73% dengan capaian kinerja sebesar 93,89% dari 20 IKU. Sebanyak 10 IKU realisasinya telah melampaui target, 1 IKU realisasinya telah sesuai dengan target, dan 9 IKU realisasinya dibawah target.

Jika dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2014, capaian kinerja Kementerian Luar Negeri pada tahun 2015 turun sebesar 1,67% dari capaian tahun 2014 sebesar 95,56%. Namun realisasi kinerja tersebut memang tidak dapat dibandingkan secara agregat. Realisasi kinerja tahun 2015 merupakan realisasi pada periode tahun pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo, dengan amanah kinerja baru serta tolak ukur baru yang telah memuat Nawacita Presiden RI. Selain itu, kualitas IKU Kementerian Luar Negeri semakin berorientasi outcome dengan target yang menantang.

Sepanjang tahun 2015, Kementerian Luar Negeri telah menunjukkan berbagai capaian kinerja. Bukti pencapaian kinerja Kementerian Luar Negeri pada tahun 2015, diantaranya keberhasilan prakarsa Indonesia terkait EAS Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation yang telah disahkan para pemimpin negara peserta EAS, yang berisikan salah satunya upaya pemberantasan Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing. Upaya ini membantu Indonesia dalam mewujudkan visi sebagai poros maritim dunia dan upaya pengembangan kerja sama di bidang maritim yang bersifat lebih komprehensif di kawasan.

Selain itu, pada tahun 2015 kemajuan di bidang maritim terlihat dari disepakatinya berbagai kerjasama di bidang industri dan infrastruktur maritim, penegakan hukum terhadap kejahatan lintas negara, serta keketuaan Indian Ocean Rim Association (IORA) 2015-2017. Pemerintah Indonesia juga telah mendapatkan penghargaan pada Special Event dengan tema “Completing the MDG Round: Recognizing Achievements in the Fight Against Hunger” dari FAO atas keberhasilan memerangi kelaparan sesuai target MDGs ke-1. Dalam perlindungan WNI BHI, Indonesia berhasil menyelesaikan berbagai kasus WNI, pemulangan TKI/WNI, serta evakuasi WNI secara tepat dan cepat. Berbagai capaian strategis lainnya tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan Tujuan dan Sasaran.

Pada tahun 2015, realisasi anggaran Kementerian Luar Negeri tahun 2015 adalah sebesar Rp. 5.900.317.586.687,- atau 89,62% dari pagu Rp. 6.583.527.692.000,-. Jika membandingkan realisasi kinerja tahun 2015 sebesar 84,73% dan capaian kinerja sebesar 93,89% dengan realisasi anggaran sebesar 89,62%, maka secara keseluruhan Kementerian Luar Negeri telah membuktikan budget follows function dalam kerangka membangun sebuah organisasi yang berorientasi hasil.

(8)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat vi Kode Sasaran Strategis Tujuan (T) /

(SS) Kode

Indikator Kinerja Utama

(IKU) Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 Stakeholders Perspective

T1.1

Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam kerja sama

internasional yang berpengaruh

IKU-1 T.1.1

Tingkat pengaruh Indonesia di

dunia internasional 89% 99,60% 111,90%

T1.2

Nilai manfaat ekonomi, keuangan, dan pembangunan yang optimal melalui hubungan luar negeri

IKU-1 T.1.2

Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia

78 67

(85,90%) 85,90% IKU-2

T.1.2

Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai

investasi asing ke Indonesia 25

16

(64%) 64%

IKU-3 T.1.2

Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia

23 (21,74%) 5 21,74%

Rata-rata realisasi dan capaian T1.2 57,21%

SS 2.1.1

Dukungan dan

komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional IKU-1 SS 2.1.1 Persentase tindak lanjut/implementasi kesepakatan internasional oleh stakeholders dalam negeri

74% 103,60% (Toleransi: 140% 120%)

SS

2.1.2 Pemenuhan pelayanan dan aspirasi publik

IKU-1

SS 2.1.1 Indeks Pelayanan dan Aspirasi Publik 74% 72,15% 97,51% IKU-2

SS 2.1.2 Peringkat Inovasi Pelayanan Publik oleh KemenPAN RB Top 99 (100%) Top 99 100%

Rata-rata realisasi dan capaian SS 2.1.2 86,07% 98,75%

Business Process Perspective SS

1.1.6 Kebijakan luar negeri yang berkualitas SS 1.1.6 IKU-1

Persentase rekomendasi kebijakan luar negeri yang

diimplementasikan

93% 97,06% 104,36% SS

1.1.1 Diplomasi maritim dan perbatasan yang kuat SS 1.1.1 IKU-1 Indeks diplomasi maritim dan perbatasan 86% 111,17%

129,26% (Toleransi: 120%) SS 1.1.2 Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat IKU-1 SS 1.1.2

Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima

dalam setiap pertemuan ASEAN 90% 96,31% 107,01% SS

1.1.3

Peran Indonesia di dunia internasional yang meningkat

IKU-1

SS 1.1.3 Indeks peran Indonesia di dunia internasional 91% 110,24%

121,15% (Toleransi:

120%) SS

1.1.4

Diplomasi ekonomi yang kuat

IKU-1

SS 1.1.4 Indeks diplomasi ekonomi 79% 98,32%

124,46% (Toleransi: 120%) SS 1.1.5 Pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI dan diaspora yang prima

IKU-1 SS 1.1.5

Indeks pelayanan dan

perlindungan WNI dan BHI serta

pemberdayaan diaspora 67,69% 83,35%

123% (Toleransi:

120%) SS

1.1.7 Monitoring hasil diplomasi yang efektif SS 1.1.7 IKU-1

Persentase deviasi efektifitas perumusan dan implementasi

kebijakan luar negeri 10% -2,82%

228,17% (Toleransi:

(9)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat vii Kode Sasaran Strategis Tujuan (T) /

(SS) Kode

Indikator Kinerja Utama

(IKU) Target 2015

Realisasi

2015 Capaian 2015 Learning and Growth Perspective

SS

3.1.1.1 SDM yang berkompeten

IKU-1 SS 3.1.1.1

Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi

jabatan 50% 5,56% 11,11%

SS 3.1.1.2

Organisasi dan tata kelola yang baik

IKU-1 SS 3.1.1.2

Nilai kemajuan Reformasi Birokrasi

Kemenlu 60

68,75

(114,58%) 114,58% SS

3.1.1.3 Lingkungan kerja yang kondusif

IKU-1 SS 3.1.1.3

Indeks kepuasan pegawai 65% 44,80% 68,92%

SS 3.1.1.4 Sistem informasi manajemen yang terintegrasi IKU-1 SS 3.1.1.4

Indeks Keamanan Informasi

(KAMI) 1,5 (80%) 1,2 80%

IKU-2 SS 3.1.1.4

Indeks Pemeringkatan

e-Government Indonesia (PEGI) 3,35 (99,10%) 3,32 99,10%

Rata-rata realisasi dan capaian SS 3.1.1.4 89,55% SS

3.1.1.5 Anggaran yang optimal

IKU-1 SS 3.1.1.5

Persentase penyerapan anggaran

dan realisasi kinerja 95% 87,11% 91,69% Realisasi dan Capaian Kinerja Kementerian Luar Negeri Tahun 2015 84,73% 93,89%

(10)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 1

I.1

Aspek Strategis Kementerian Luar Negeri

Sesuai dengan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri merupakan pelaksana hubungan luar negeri dan politik luar negeri. Kementerian Luar Negeri bertugas membantu Presiden RI dalam menyelenggarakan politik dan hubungan luar negeri, merumuskan kebijakan dan strategi pencapaian tujuan dan sasarannya dengan meletakkan kepentingan nasional sebagai prioritas utama.

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kementerian Luar Negeri, maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Kementerian Luar Negeri sebagai berikut:

1. Kedudukan:

Kementerian Luar Negeri dipimpin oleh Menteri Luar Negeri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

2. Tugas:

Kementerian Luar Negeri mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar negeri untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

3. Fungsi:

a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri;

c. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri;

d. pelaksanaan pengkajian dan pengembangan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri;

e. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia;

f. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia;

(11)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 2 h. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia;

i. pengawasan atas pelaksanaan tugas di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia

Aspek strategis keberadaan Kementerian Luar Negeri di Indonesia juga disebut dalam Pasal 8 Undang-Undang Dasar Bab III Kekuasaan Pemerintah menyebutkan bahwa “Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksanaan tugas Kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan secara bersama-sama. Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih”.

Sebagai pilar terdepan dalam melaksanakan penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri, Kementerian Luar Negeri memperkokoh peranan Indonesia dalam peningkatan kerja sama internasional, menciptakan perdamaian dunia, serta mendorong terciptanya kerja sama ekonomi dalam tataran bilateral, regional dan multilateral sebagai bagian dari strategi memperkuat lingkaran pertama kebijakan politik luar negeri Indonesia demi mencapai kepentingan nasional. Kementerian Luar Negeri memiliki fungsi strategis dalam memagari potensi disintegrasi bangsa, pelayanan dan perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (WNI BHI) di luar negeri, serta peningkatan citra Indonesia.

Kementerian Luar Negeri juga senantiasa menjadi bagian dari solusi (part of the solution) bagi penyelesaian masalah global. Dalam konteks tersebut, politik luar negeri RI telah terbukti memberikan peluang dalam membangun hubungan baik dengan negara-negara di dunia dan meningkatkan peranan Indonesia dalam berbagai organisasi regional dan internasional. Selain itu, kebijakan luar negeri juga memprioritaskan isu-isu yang menjadi kepentingan masyarakat, antara lain isu lingkungan hidup, isu ekonomi, demokrasi, hak asasi manusia (HAM) dan ancaman keamanan non-tradisional. Dengan prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif, Kementerian Luar Negeri mencoba meraih manfaat yang seluas-luasnya dari hubungan baik yang terbangun dengan negara-negara di dunia dan berupaya meningkatkan peranan Indonesia yang menonjol dalam berbagai organisasi regional dan internasional.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Menteri Luar Negeri dibantu oleh Wakil Menteri Luar Negeri, 10 orang Eselon Ia yang terdiri dari Sekretaris Jenderal; 7 (tujuh) orang Direktur Jenderal; Inspektur Jenderal; Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan; dan 5 (lima) orang Staf Ahli Menteri setingkat Eselon Ib.

I.2

Tantangan dan Isu-isu Strategis Tahun 2015

Pada tahun 2015, Kementerian Luar Negeri menghadapi berbagai tantangan dalam pelaksanaan diplomasi Indonesia dan berbagai isu-isu strategis. Tantangan tersebut di antaranya terkait konflik yang terjadi di berbagai negara, perdamaian dan stabilitas masih

(12)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 3 belum terwujud di Timur Tengah, dan pada saat yang sama, dunia juga dihadapkan pada berbagai tantangan non-tradisional yang sangat mengkhawatirkan.

Ekstrimisme, radikalisme dan terorisme menjadi ancaman bersama. Bencana alam dan dampak perubahan iklim meruntuhkan kemajuan pembangunan yang telah dicapai banyak negara. Transnational organized crimes, seperti penyelundupan manusia, perdagangan obat terlarang, dan cyber crime, membawa banyak kerugian materil dan nyawa bagi banyak bangsa.

Di bidang ekonomi, tahun 2015 juga ditandai dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Harga komoditi semakin melemah yang berdampak besar terhadap resource-based economis seperti Indonesia. Kenaikan suku bunga di AS dan perlambatan pertumbuhan di RRT semakin mendorong ketidakpastian ekonomi global. Volatilitas mata uang dunia termasuk Rupiah meningkatkan ketidakstabilan ekonomi global dan tren capital outflow dari emerging markets.

Pada tahun 2015, politik luar negeri Indonesia diarahkan pada upaya percepatan penyelesaian batas wilayah Indonesia secara damai. Indonesia hingga saat ini masih mempunyai permasalahan perbatasan baik batas darat maupun laut dengan 10 negara tetangga. Dalam upaya menyelesaikan permasalahan tersebut, telah disusun Roadmap penyelesaian batas wilayah Indonesia. Dengan tersusunnya roadmap tersebut, semua perundingan yang terkait dengan perundingan batas wilayah yang terhenti sejak tahun 2003 mulai diaktifkan kembali.

Namun terlepas dari tantangan tersebut, Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan perannya di dunia internasional. Hal ini tercermin dalam beberapa capaian di antaranya, Indonesia telah menjadi tuan rumah KTT Asia Afrika yang menghadirkan 117 negara, lebih dari 2850 delegasi. Pengakuan terhadap arti penting Indonesia juga dapat dilihat dari hadirnya perwakilan 250 negara sahabat dan Organisasi Internasional di Indonesia. Pada tahun 2015, 4 (empat) Mitra Wicara ASEAN juga telah membuka perwakilan di Jakarta. Banyaknya perwakilan ASEAN di Indonesia semakin mengukuhkan Jakarta sebagai Diplomatic Capital of ASEAN.

Isu-isu strategis yang dihadapi tahun 2015 di antaranya adalah isu mengenai migrasi dimana Indonesia telah menjadi contoh kepada dunia tentang bagaimana humanitarian response perlu dilakukan. Upaya ini ditunjukkan melalui kesiapan Indonesia menerima dan menampung sementara lebih dari 1800 irregular migrants dari Bangladesh dan Myanmar (Mei 2015). Indonesia juga aktif pada High Level Event UN di bidang migrasi dan pengungsi serta berkontribusi dalam upaya penyelesaian root causes dengan melakukan marathon diplomacy dan menjadi tuan rumah Jakarta Declaration Roundtable Meeting on Addressing the Root Causes of Irregular Movement of Persons di Jakarta (November 2015).

Isu internasional lainnya, di mana Indonesia aktif berperan adalah mengenai countering extremism dan terrorism. Beberapa yang telah dilakukan Kementerian Luar Negeri antara lain: 1) mengusulkan pembentukan Organization of Islamic Cooperation (OIC) Contact Group on Peace and Conflict Resolution; 2) menjadi tuan rumah International Conference on

(13)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 4 Islamic Scholar IV; 3) aktif dalam Global Counter Terrorism Forum (GCTF) bersama dengan Australia di mana RI menjadi co-chair untuk isu detensi dan reintegrasi; 4) aktif pada Leader's Summit on Countering ISIS and Violent Extermism; dan 5) pelaksaanaan Interfaith dialogue dengan Serbia, Belanda, Jerman, dan Austria. Terkait pendanaan terorisme, Indonesia juga berhasil keluar dari public statement/black list Financial Action Task Force (FATF).

Terkait dengan upaya pemeliharaan perdamaian dunia, Indonesia merupakan salah satu penyumbang terbesar personil Peacekeeping Operations (PKO) yang menempatkan RI sebagai peringkat ke-12 terbesar dari 125 negara dengan mengirim 2.840 personil, termasuk 31 personil wanita (2015). Peningkatan pengiriman personil ini merupakan peningkatan signifikan dibanding tahun 2014 dengan 1.837 personil. Selain itu, Indonesia juga aktif dalam Peacekeeping Summit dan Open Debate DK-PBB serta menjadi tuan rumah The Asia-Pacific Regional Meeting on Peacekeeping di Jakarta (Juli 2015).

Pada bidang pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup, Indonesia terus berperan aktif dan berkontribusi selama proses hingga diadopsinya Sustainable Development Goals (SDGs). Sementara di bidang perubahan iklim (climate change), komitmen Indonesia antara lain ditunjukkan dengan penyampaian Intended Nationally Determined Contributions (INDC) dengan target penurunan emisi pada 2030 sebesar 29% melalui upaya sendiri dan 41% melalui bantuan internasional.

Di bidang kerja sama maritim, Indonesia telah menyepakati 3 (tiga) kerja sama maritim secara bilateral dengan Inggris, Denmark dan Amerika Serikat. Kerja sama maritim juga diperkuat dalam berbagai forum regional yang strategis seperti East Asia Summit (EAS) dan Indian Ocean Rim Association (IORA).

Di bidang kerja sama Selatan-Selatan, Indonesia telah menjadi tuan rumah Commemoration of the 60th Anniversary of the Asian African Conference dan 10th Anniversary of the New Asian African Strategic Partnership. Terbentuknya Asia-Africa Center merupakan hasil konkrit yang dicapai pada KTT Asia Afrika. Hingga Desember 2015, Indonesia telah memberikan 440 program pembangunan kapasitas kepada 5.342 peserta dari 116 negara berkembang dan di saat yang sama, juga telah dilakukan pengembangan kerja sama triangular.

Salah satu isu dimana Indonesia tidak pernah mundur untuk mendukung dan selalu memegang komitmennya adalah isu Palestina dalam mencapai kemerdekaannya. Untuk menunjukkan dukungan yang lebih besar bagi Palestina, satu langkah baru telah diambil di tahun 2015, yaitu pendirian Konsulat Kehormatan RI di Ramallah. Pejabat Konsul Kehormatan RI telah ditetapkan dan akan diresmikan pada awal 2016. Selain itu, Indonesia menjadi tuan rumah International Conference on the Question of Jerusalem yang diselenggarakan pada Desember 2015 di Jakarta. Indonesia terus melanjutkan capacity building dengan bantuan sebesar US$ 100 juta serta berpartisipasi dalam Conference on Cooperation among East Asian Countries for Palestinian Development (CEAPAD) ke-III. Sementara dukungan Indonesia terhadap Palestina di PBB salah satunya adalah dengan mendukung keanggotaan Palestina di UNESCO.

(14)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 5 Di bidang demokrasi, dalam rangka mengkapitalisasi demokrasi sebagai aset diplomasi, Indonesia telah menjadi tuan rumah Bali Democracy Forum (BDF) VIII di Bali pada 10-11 Desember 2015 yang dihadiri oleh 250 delegasi dari 89 Negara dan 3 (tiga) organisasi internasional. Indonesia juga berkomitmen untuk memperkuat peran Institute for Peace and Democracy (IPD) yang telah melaksanakan 20 program pada tahun 2015.

Di bidang pemajuan dan perlindungan HAM, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan Komisi HAM Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan tema Pendidikan HAM. Selain itu, Presiden Joko Widodo terpilih menjadi duta "Impact Champion" dari gerakan "HeForShe" PBB. Indonesia juga aktif pada Global Leaders Meeting on Gender Equality and Women Empowerment.

Untuk memperkuat perundingan, Indonesia juga aktif di berbagai forum internasional, antara lain mengarusutamakan isu vulnerability of domestic migrant workers sebagai korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di forum UNODC. Selain itu, telah ditandatangi MoU antara Indonesia – Uni Emirat Arab di bidang Combatting Human Trafficking.

Sepanjang tahun 2015, mesin diplomasi ekonomi Indonesia bekerja aktif mendorong ekspor, meningkatkan investasi, dan promosi pariwisata. Diplomasi ekonomi juga diarahkan untuk memperkuat sistem kerja sama ekonomi bilateral dan regional. Kementerian Luar Negeri telah menghidupkan dan mengintensifkan pembahasan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan beberapa negara.

Selama tahun 2015, setidaknya 37 pertemuan dan perundingan Economic Partnership Agreement dilakukan, antara lain: Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), ASEAN-Hong Kong Free Trade Agreement (AHKFTA), ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA), dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Diplomasi ekonomi Indonesia pada tahun 2015, juga terus memanfaatkan peluang pasar non-tradisional baik di Pasifik Selatan, Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur maupun Amerika Selatan dan Karibia. Perdagangan Indonesia ke beberapa pasar non-traditional pada tahun 2015 meningkat secara signifikan, seperti dengan Papua Nugini meningkat kurang lebih sebesar 32%, Palestina sebesar 266%, Angola sebesar 57% , El Salvador sebesar 53%, dan Serbia sebesar 31%.

Di bidang investasi, Kementerian Luar Negeri mendorong berbagai upaya untuk mendorong investasi Indonesia dan menarik investasi asing di beberapa negara melalui prioritas investasi pada pembangunan infrastruktur maritim, jalan raya, energi, dan ketahanan pangan. Sementara di bidang pariwisata, upaya meningkatkan wisatawan asing ke Indonesia dilakukan dengan memberikan fasilitas bebas visa kunjungan singkat untuk 75 negara. Pemberian visa ini akan terus dikaji sesuai kebutuhan dan dalam hal terjadinya penyalahgunaan bebas visa, Indonesia akan mengambil tindakan tegas, sebagaimana dilakukan oleh negara lain.

Dalam menjalankan diplomasi ekonomi, Kementerian Luar Negeri juga telah memperkuat infrastruktur dan membangun sistem seperti: 1) pembentukan unit diplomasi ekonomi; 2) peluncuran website http://dkp.kemlu.go.id untuk meningkatkan pemahaman

(15)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 6

terhadap kebijakan perdagangan negara lain; 3) peluncuran website

https://diplomasiekonomi.kemlu.go.id/ untuk memfasilitasi promosi, interaksi dan penanganan langsung inquiries; 4) peluncuran kemitraan strategis dengan Gulf Cooperation Council (GCC); dan 5) pembuatan data peraturan perdagangan investasi dari 151 negara sebagai referensi untuk pemajuan kerja sama perdagangan dan investasi.

Di wilayah concentric circle utama Indonesia, tercapainya ASEAN sebagai satu komunitas telah menjadi catatan kemajuan sejarah di ASEAN. Selama kurun waktu 2015, Indonesia juga terus mendorong agar manfaat ASEAN dapat dirasakan oleh rakyat. Indonesia telah memainkan berbagai peran penting di ASEAN. Di samping itu, Indonesia juga merupakan penggagas kerja sama maritim dalam konteks EAS dengan menorehkan satu capaian penting dengan disepakatinya EAS Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation. Indonesia juga menjadi inisiator penguatan kapasitas ASEAN Institute for Peace and Reconsiliation (AIPR). Dan tidak kalah pentingnya, Indonesia terus memperjuangkan penghormatan hak-hak buruh migran dalam ASEAN.

Diplomasi Indonesia juga ditujukan pada penguatan hubungan dengan negara-negara Pasifik Selatan. Langkah ini sejalan dengan upaya mempercepat pembangunan Indonesia bagian timur. Budaya Melanesia merupakan perekat Indonesia dengan negara-negara Pasifik. Untuk itu selama tahun 2015, Indonesia meningkatkan kehadiran dan kontribusinya pada forum-forum kerja sama Pasifik Selatan. Hal ini terefleksi dari peran Indonesia menjadi associate member di Melanesian Spearhead Group (MSG) dan sebagai observer yang aktif berpartisipasi dalam Pacific Islands Forum (PIF) dan Pacific Islands Development Forum (PIDF).

Indonesia juga memperkuat kerja sama budaya dengan menjadi tuan rumah Melanesian Cultural Festival di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Penguatan kerja sama pendidikan juga dilakukan melalui pemberian Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) kepada 16 peserta dari 8 negara Pasifik. Indonesia telah melakukan 20 program peningkatan kapasitas kepada 249 peserta dari 11 negara Pasifik. Di samping itu, Indonesia juga telah membantu masyarakat Vanuatu dalam menghadapi badai Pam.

Secara keseluruhan, selama tahun 2015 diplomasi Indonesia terus memberi kontribusi nyata kepada pembangunan dan kepentingan nasional. Tidak kalah pentingnya, diplomasi Indonesia juga telah memberikan kontribusi bagi upaya mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan dunia.

(16)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 7

II.1 KETERKAITAN RPJMN TAHUN 2015-2019 DENGAN RENSTRA

KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN 2015-2019

(17)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 8

II.2 PETA STRATEGI KEMENTERIAN LUAR NEGERI

NO TUJUAN (T) / SASARAN

STRATEGIS (SS) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

T 1.1 Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam kerja sama internasional yang berpengaruh

IKU-1 Tingkat pengaruh Indonesia di dunia internasional

Sub IKU 1 Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum multilateral Sub IKU 2 Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima

dalam setiap pertemuan ASEAN

Sub IKU 3 Indeks peran Indonesia di dunia internasional T 1.2 Nilai manfaat ekonomi,

keuangan dan pembangunan yang optimal melalui hubungan luar negeri

IKU-1 Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia

IKU-2 Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia

IKU-3 Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia

SS 2.1.1 Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional

IKU-1 Persentase tindak lanjut/implementasi kesepakatan internasional oleh stakeholders dalam negeri

Sub IKU 1 Persentase kesepakatan kerja sama bilateral yang ditindaklanjuti oleh stakeholders dalam negeri

Sub IKU 2 Persentase prakarsa/rekomendasi pada forum kerja sama intra kawasan yang ditindaklanjuti oleh stakeholders dalam negeri Sub IKU 3 Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan

kesepakatan ASEAN di tingkat nasional

Sub IKU 4 Persentase rekomendasi dari forum multilateral yang ditanggapi oleh pemangku kepentingan nasional

SS 2.1.2 Pemenuhan pelayanan

dan aspirasi publik IKU-1 Indeks Pelayanan dan Aspirasi Publik

Sub IKU 1 Persentase penerima jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran

Sub IKU 2 Persentase isu strategis pada Renstra Kemenlu yang mengadopsi masukan publik.

IKU-2 Peringkat Inovasi Pelayanan Publik oleh KemenPAN RB Nilai manfaat ekonomi,

keuangan dan pembangunan yang optimal melalui hubungan luar negeri

Pemenuhan pelayanan dan aspirasi publik Organisasi dan tata kelola yang baik SDM yang berkompeten Sistem Informasi Manajemen yang Terintegrasi Anggaran yang optimal St ak eh old er s Per sp ect iv e Int ern al B usin ess Pr oc ess Per sp ect iv e Lea rn in g & Gr ow th Per sp ect iv e

Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional

Lingkungan kerja yang

kondusif

SDM ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA IT ANGGARAN

Kebijakan luar negeri yang berkualitas Pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI dan diaspora yang prima Diplomasi maritim dan perbatasan yang kuat Diplomasi ekonomi yang kuat Peran Indonesia di dunia internasional yang meningkat PERUMUSAN DIPLOMASI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring hasil diplomasi yang efektif Presiden, DPR, MPR K/L, Pemda, Pemprov, WNI/BHI, Perwakilan Asing, Media, Akademisi, Diaspora, LSM, WNA Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat

Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam kerja sama

internasional yang berpengaruh T 1.2 T 1.1 SS 2.1.1 SS 2.1.2 SS 1.1.6 SS 1.1.1 SS 1.1.2 SS 1.1.3 SS 1.1.4 SS 1.1.5 SS 1.1.7 SS 3.1.1.1 SS 3.1.1.2 SS 3.1.1.3 SS 3.1.1.4 SS 3.1.1.5

(18)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 9 NO TUJUAN (T) / SASARAN

STRATEGIS (SS) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

SS 1.1.6 Kebijakan luar negeri

yang berkualitas IKU-1 Persentase rekomendasi kebijakan luar negeri yang diimplementasikan SS 1.1.1 Diplomasi maritim dan

perbatasan yang kuat IKU-1 Indeks diplomasi maritim dan perbatasan

Sub IKU 1 Jumlah naskah kesepakatan hasil perundingan di bidang diplomasi maritim dan perbatasan

Sub IKU 2 Persentase perundingan batas wilayah di laut dan darat yang berhasil diselenggarakan

Sub IKU 3 Persentase prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima di bidang kemaritiman dan pengelolaan perbatasan.

Sub IKU 4 Jumlah forum kerja sama kemaritiman dengan negara lain yang dibentuk

SS 1.1.2 Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat

IKU-1 Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan ASEAN

SS 1.1.3 Peran Indonesia di dunia internasional yang meningkat

IKU-1 Indeks peran Indonesia di dunia internasional

Sub IKU 1 Persentase kerja sama bilateral yang disepakati Sub IKU 2 Persentase posisi Indonesia yang diterima dalam forum

multilateral

Sub IKU 3 Presentase prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima pada forum intra dan antarkawasan

Sub IKU 4 Persentase respons positif terhadap bantuan kerja sama teknik melalui mekanisme bilateral dan triangular

Sub IKU 5 Persentase dukungan konstituen internasional dan negara sahabat terhadap promosi aset-aset diplomasi publik Indonesia Sub IKU 6 Jumlah roadmap pencapaian vision 4000 peace keepers SS 1.1.4

Diplomasi ekonomi yang

kuat IKU-1 Indeks diplomasi ekonomi

Sub IKU 1 Jumlah naskah kesepakatan di bidang ekonomi, keuangan, pembangunan

Sub IKU 2 Jumlah Perwakilan RI di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang memiliki data economic intelligence negara/wilayah akreditasi Sub IKU 3 Jumlah Perwakilan RI di wilayah Amerika dan Eropa yang

memiliki data economic intelligence negara/wilayah akreditasi Sub IKU 4 Persentase bantuan kerja sama teknik yang memberikan

peluang ekonomi

Sub IKU 5 Persentase prakarsa/rekomendasi Indonesia di bidang ekonomi dan pembangunan yang diterima di forum-forum di tingkat intra dan antarkawasan dan multilateral

Sub IKU 6 Jumlah promosi Trade Tourism Investment and Services (TTIS) SS 1.1.5

Pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI dan diaspora yang prima

IKU-1 Indeks pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI serta pemberdayaan diaspora Sub IKU 1 Indeks Penyelesaian Kasus WNI dan BHI di luar negeri

Komponen 1 Persentase Kasus Khusus yang diselesaikan Komponen 2 Persentase Kasus-kasus Umum yang diselesaikan

Sub IKU 2 Indeks Sistem Kelembagaan Perlindungan WNI dan BHI di luar negeri

Komponen 1 Persentase Integrasi Sistem Pendataan WNI di luar negeri Komponen 2 Persentase Pejabat/Staf Yang Memiliki Sertifikat Pelatihan terkait

Penanganan Perlindungan WNI dan BHI di luar negeri Komponen 3 Persentase Perwakilan Citizen Service di luar negeri yang

dibentuk

Komponen 4 Persentase SOP Penanganan Perlindungan WNI dan BHI di luar negeri yang diterapkan

Komponen 5 Persentase Komunitas WNI yang dibentuk dalam rangka perlindungan WNI/BHI

(19)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 10 NO TUJUAN (T) / SASARAN

STRATEGIS (SS) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Sub IKU 3 Indeks Diplomasi Perlindungan WNI dan BHI di luar negeri

Komponen 1 Persentase rekomendasi Kemenlu yang diterima dalam kebijakan/regulasi nasional terkait perlindungan WNI-BHI Komponen 2 Persentase rekomendasi Kemenlu yang diterima dalam isu

perlindungan WNI-BHI pada forum perundingan internasional Komponen 3 Persentase responden yang memberikan umpan balik positif atas

Public Awareness Campaign perlindungan WNI

SS 1.1.7 Monitoring hasil

diplomasi yang efektif IKU 1 Persentase deviasi efektifitas perumusan dan implementasi kebijakan luar negeri

SS 3.1.1.1 SDM yang berkompeten IKU-1 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan

SS 3.1.1.2 Organisasi dan tata

kelola yang baik IKU-1 Nilai Kemajuan Reformasi Birokrasi Kemenlu SS 3.1.1.3 Lingkungan kerja yang

kondusif IKU-1 Indeks kepuasan pegawai SS 3.1.1.4 Sistem informasi

manajemen yang terintegrasi

IKU-1 Indeks Keamanan Informasi (KAMI)

IKU-2 Indeks Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) SS 3.1.1.5 Anggaran yang optimal IKU-1 Persentase realisasi anggaran dan realisasi kinerja

(20)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 11

II.3 PERJANJIAN KINERJA KEMENTERIAN LUAR NEGERI TAHUN

2015

Kode Sasaran Strategis (SS) Tujuan (T) / Kode Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 2015 Stakeholders Perspective

T1.1 Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam kerja sama internasional yang berpengaruh

IKU-1 T.1.1

Tingkat pengaruh Indonesia di dunia

internasional 89%

T1.2

Nilai manfaat ekonomi, keuangan, dan pembangunan yang optimal melalui hubungan luar negeri

IKU-1 T.1.2

Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia

78

IKU-2 T.1.2

Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai investasi asing ke

Indonesia 25

IKU-3 T.1.2

Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia

23

SS 2.1.1

Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional

IKU-1 SS 2.1.1

Persentase tindaklanjut/implementasi kesepakatan internasional oleh stakeholders dalam negeri

74%

SS

2.1.2 Pemenuhan pelayanan dan aspirasi publik

IKU-1

SS 2.1.1 Indeks Pelayanan dan Aspirasi Publik 74% IKU-1

SS 2.1.2

Peringkat Inovasi Pelayanan Publik oleh

KemenPAN RB Top 99

Business Process Perspective SS

1.1.6 Kebijakan luar negeri yang berkualitas

IKU-1 SS 1.1.6

Persentase rekomendasi kebijakan luar

negeri yang diimplementasikan 93% SS

1.1.1 Diplomasi maritim dan perbatasan yang kuat

IKU-1

SS 1.1.1 Indeks diplomasi maritim dan perbatasan 86% SS

1.1.2 Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat

IKU-1 SS 1.1.2

Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap

pertemuan ASEAN 90%

SS 1.1.3

Peran Indonesia di dunia internasional yang meningkat

IKU-1

SS 1.1.3 Indeks peran Indonesia di dunia internasional 91% SS

1.1.4 Diplomasi ekonomi yang kuat

IKU-1

SS 1.1.4 Indeks diplomasi ekonomi 79%

SS 1.1.5

Pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI dan diaspora yang prima

IKU-1 SS 1.1.5

Indeks pelayanan dan perlindungan WNI dan

BHI serta pemberdayaan diaspora 67,69% SS

1.1.7 Monitoring hasil diplomasi yang efektif

IKU-1 SS 1.1.7

Persentase deviasi efektifitas perumusan dan

(21)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 12 Kode Sasaran Strategis (SS) Tujuan (T) / Kode Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 2015 Learning and Growth Perspective

SS

3.1.1.1 SDM yang berkompeten

IKU-1 SS 3.1.1.1

Persentase pejabat yang telah memenuhi

standar kompetensi jabatan 50%

SS 3.1.1.2

Organisasi dan tata kelola yang baik

IKU-1 SS

3.1.1.2 Nilai kemajuan Reformasi Birokrasi Kemenlu 60 SS

3.1.1.3 Lingkungan kerja yang kondusif

IKU-1 SS

3.1.1.3 Indeks kepuasan pegawai 65%

SS

3.1.1.4 Sistem informasi manajemen yang terintegrasi

IKU-1 SS

3.1.1.4 Indeks Keamanan Informasi (KAMI) 1,5 IKU-2

SS 3.1.1.4

Indeks Pemeringkatan e-Government

Indonesia (PeGI) 3,35

SS

3.1.1.5 Anggaran yang optimal

IKU-1 SS 3.1.1.5

Persentase penyerapan anggaran dan

realisasi kinerja 95%

No. Program Pagu Anggaran

(Rp)

1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Luar Negeri 4.835.338.909.000,- 2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Luar Negeri 338.690.700.000,- 3 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri serta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika 132.707.243.000,- 4 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri serta Optimalisasi Diplomasi di kawasan Amerika dan Eropa 44.345.059.000,- 5 Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri melalui Kerjasama ASEAN 60.203.987.000,- 6 Peningkatan Peran dan Diplomasi Indonesia di Bidang Multilateral 544.584.669.000,-

7 Optimalisasi Informasi dan Diplomasi Publik 66.467.918.000,-

8 Optimalisasi Diplomasi Terkait dengan Pengelolaan Hukum dan Perjanjian Internasional 39.117.444.000,- 9 Peningkatan Kualitas Pelayanan Keprotokolan dan Kekonsuleran 136.196.300.000,- 10 Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Kementerian Luar Negeri 25.491.900.000,- 11 Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar Negeri 28.621.087.000,-

Pagu Anggaran Kemenlu 2015 6.251.765.216.000,-*)

*) Pagu Anggaran saat Penandatanganan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 **) Pagu Anggaran Setelah Revisi: Rp. 6.583.527.692.000,-

(22)

CAPAIAN KINERJA

Stakeholders Perspective

AKUNTABILITAS

KINERJA

(23)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 14

III.1 CAPAIAN KINERJA : STAKEHOLDERS PERSPECTIVE

Tujuan

(T.1.1)

Kepemimpinan dan Peran Indonesia

dalam Kerja Sama Internasional

yang Berpengaruh

Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam kerja sama Internasional merupakan amanat dari Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015—2019 pada Sasaran Utama Bidang Politik Luar Negeri. Selama 5 (lima) tahun terakhir (2010— 2014), kinerja Kementerian Luar Negeri melalui langkah diplomasi total telah berhasil memperlihatkan kepemimpinannya, khususnya di ASEAN dan telah menunjukkan perannya dalam setiap isu global lainnya. Indonesia sebagai negara besar yang merupakan bagian dari G20 diharapkan dapat terus meningkatkan pengaruhnya dalam hal kepemimpinan dan peran dalam setiap fora kerja sama internasional untuk 5 (lima) tahun kedepan.

Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam kerja sama internasional yang berpengaruh menjadi salah satu tujuan Kementerian Luar Negeri yang diharapkan tercapai di tahun 2019. Pengaruh Indonesia di dunia internasional dimaksudkan dapat mengarahkan kebijakan aktor lain dalam hubungan internasional pada berbagai isu dalam lingkup bilateral, regional, dan global. Aktor lain meliputi negara, organisasi internasional, individu, dan entitas non negara lainnya. Pengukuran pencapaian tujuan Kementerian Luar Negeri di tahun 2015 dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana posisi pencapaian tujuan Kementerian Luar Negeri pada tahun 2015 sebagai proyeksi pencapaian pada tahun 2019 mendatang.

Pencapaian tujuan Kementerian Luar Negeri “Kepemimpinan dan peran

Indonesia dalam kerja sama internasional yang berpengaruh” sebagai Tujuan 1.1

(T 1.1) diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) “Tingkat pengaruh Indonesia di dunia internasional”. Pengukuran IKU “Tingkat Pengaruh Indonesia di Dunia Internasional” terdiri dari 3 (tiga) Sub IKU yang merupakan agregasi dari IKU 1 SS.1.1.1 “Persentase Kepemimpinan Indonesia pada Forum Multilateral” dan IKU 1 SS.1.1.3 “Indeks Peran Indonesia di Dunia Internasional” dengan penambahan IKU “Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum multilateral” dengan pembobotan yang berbeda.

Pada tahun 2015, capaian IKU-1 T.1.1 “Tingkat pengaruh Indonesia di dunia internasional” ditargetkan 89% dengan realisasi sebesar 99,60% dan capaian 111,90%, yang diperoleh dari Sub IKU dan pembobotan sebagai berikut:

(24)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 15 “Indonesia greatly influenced ASEAN

positions on the Cambodian Conflict and The South China Sea Dispute”

(Pattharapong Rattanasevee, Burapha University,

March 2015, East Asia Forum Journal Tabel Capaian T-1.1 Tahun 2015

No Sub IKU Bobot Realisasi 2015 Pembobotan Realisasi 1 Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum

multilateral (Sub IKU-1)

60 97,14% 58,28% 2 Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia

yang diterima dalam setiap pertemuan ASEAN. (Sub IKU-2)

20 96,31% 19,26%

3 Indeks peran Indonesia. (Sub IKU-3) 20 110,24% 22,05% Realisasi 99,60% Target 89% Capaian 111,90%

Dalam pencapaian T 1.1. “Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam kerja sama internasional yang berpengaruh”, Kementerian Luar Negeri menghadapi kendala di antaranya:

1. Dukungan dari negara-negara anggota lain di organisasi internasional pada usulan

pencalonan Pemerintah Indonesia yang sangat terkait dengan intensitas hubungan antar negara.

2. Terdapat kesepakatan regional di antara negara-negara anggota untuk mendukung pencalonan negara yang berasal dari satu kawasan yang sama.

3. Kurangnya koordinasi antar Kementerian/Lembaga di Indonesia terkait usulan pencalonan pada suatu organisasi internasional.

4. Perbedaan posisi antar negara-negara ASEAN, khususnya dalam mekanisme ASEAN yang melibatkan negara mitra ASEAN.

5. Kompleksitas upaya konsolidasi dengan pemangku kepentingan dalam negeri dalam menyelesaikan berbagai posisi Indonesia terhadap isu internasional di berbagai forum multilateral maupun dalam menyelesaikan kesepakatan bilateral.

Dalam mengatasi kendala tersebut, Kementerian Luar Negeri melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Meningkatkan intensitas hubungan Indonesia dengan negara-negara lain dan meningkatkan koordinasi dengan para pemangku kepentingan nasional.

2. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesatuan, kohesifitas, dan soliditas antar negara ASEAN, seperti menjadi inisiator, driving force atau sentralitas dan penentu visi dan misi ASEAN.

Sebagai langkah ke depan Kementerian Luar Negeri akan mengambil langkah solutif sebagai berikut:

1. Terus berupaya untuk meningkatkan engagement dengan organisasi regional lainnya dimana Indonesia tidak/belum menjadi anggota.

(25)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 16 2. Meningkatkan profil Indonesia terhadap negara-negara yang selama ini belum

memberikan dukungan terhadap pencalonan Indonesia di berbagai organisasi internasional.

3. Indonesia perlu memantapkan kepemimpinan di ASEAN untuk tetap menjaga sentralitas dan keseimbangan antar major powers di kawasan.

Analisis Sub IKU-1 T-1.1:

Persentase kepemimpinan Indonesia

pada forum multilateral

Kepemimpinan pada forum multilateral merupakan upaya strategis Pemerintah Indonesia untuk memperjuangkan kepentingan nasional dengan cara memimpin jalannya pertemuan atau menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan, serta Indonesia/WNI dapat menduduki suatu jabatan strategis pada Organisasi Internasional (OI) yang Indonesia menjadi anggotanya.

Dengan menduduki jabatan tersebut, Indonesia berkesempatan untuk turut serta menyusun kebijakan OI, menyusun dan melaksanakan program-program kerja OI yang dapat dimanfaatkan dan disesuaikan untuk memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia, maupun memperjuangkan kepentingan regional dan negara-negara berkembang guna meningkatkan postur internasional Indonesia.

Selama tahun 2015, realisasi Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum multilateral sebesar 97,14% dari target 85%, sebagaimana tabel berikut:

Sub IKU-1 T.1.1 Informasi Kinerja Jumlah Nilai

Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum multilateral

Jumlah pertemuan yang dipimpin Indonesia + jumlah pencalonan yang berhasil

24+10 34

Jumlah pertemuan yang disepakati untuk dipimpin oleh Indonesia + jumlah pencalonan yang diusulkan

24+11 35

Realisasi 97,14%

Target 85%

Capaian 114,29%

Beberapa pertemuan yang dipimpin Indonesia pada tahun 2015:

1. Menlu RI terpilih kembali menjadi salah satu co-chair dari Article XIV Conference on Facilitating the

Entry into Force of the Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty (CTBT) bersama Menlu Hungaria,

untuk periode 2013-2015.

2. Terpilihnya kembali Indonesia sebagai anggota Dewan Penasehat Pusat Penanggulangan Terorisme PBB (Advisory Board UN Counter-Terrorism Center/UN CCT) periode 2015-2018, setelah sebelumnya memegang jabatan yang sama pada tahun 2012-2014. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia dipandang sebagai salah satu negara kunci untuk isu penanggulangan terorisme. 3. Di bidang lingkungan hidup, Indonesia dipercaya menjadi anggota Board of Green Climate Fund

periode 2012-2015

4. Indonesia juga dipercaya menjadi Standing Comittee on Finance UNFCCC periode 2014-2016. 5. Di bidang Hak Asasi Manusia (HAM), melalui diplomasi Indonesia di bidang kesetaraan gender,

pada bulan Juni 2015, Presiden RI Joko Widodo terpilih menjadi duta “Impact Champion” dari gerakan “HeForShe”. HeForShe merupakan sebuah kampanye yang dimotori oleh UN Women untuk mendorong dukungan dan keterlibatan laki-laki dalam upaya mencapai kesetaraan gender.

(26)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 17 Pada tahun 2015, tercatat pula kemenangan pencalonan Indonesia di berbagai forum multilateral sebagai berikut:

i. Terpilihnya Prof. Dr. Rosichon Ubaidillah sebagai anggota Multidisciplinary Expert Panel pada Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) periode 2015-2017;

ii. Terpilihnya Indonesia sebagai anggota Governing Council pada Center for Alleviation of Poverty through Sustainable Agriculture (CAPSA) periode 2015-2018;

iii. Terpilihnya Indonesia sebagai anggota Governing Council pada Center for Sustainable Agricultural Mechanization (CSAM) periode 2015-2018;

iv. Terpilihnya Indonesia sebagai anggota Governing Council pada Asian and Pacific Training Center for Information and Communication Technology for Development (APCICT) periode 2015-2018;

v. Terpilihnya Indonesia sebagai anggota Steering Committee pada Open Government Partnership (OGP) periode 2015-2018;

vi. Terpilihnya Indonesia sebagai anggota International Coordinating Council (ICC) of the Man and Biosphere (MAB) Programme of the UNESCO periode 2016-2020;

vii. Terpilihnya Indonesia sebagai anggota Intergovernmental Committee for the Protection of the World Cultural and Natural Heritage (World Heritage Committee) periode 2015-2019;

viii. Terpilihnya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia sebagai External Auditor pada International Atomic Energy Agency (IAEA) periode

2016-2017;

ix. Terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan International Maritime Organization (IMO) periode 2016-2017;

x. Terpilihnya Prof. Dr. Edvin Aldrian, B.Eng., MSc. sebagai Vice Chair Working Group I of the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) periode 2016-2021.

Tabel Perbandingan Tahun 2012—2015

Informasi Kinerja Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Jumlah pertemuan yang dipimpin

oleh Indonesia di forum multiltateral 10 18 17 24 Jumlah pertemuan yang disepakati

untuk dipimpin oleh Indonesia dalam forum multilateral

7 18 13 24

Realisasi 142,86% 100% 130,77% 100%

Jumlah pencalonan yang berhasil 9 11 9 10

Jumlah pencalonan yang diusulkan 10 15 11 11

Realisasi 90% 73,33% 81,82% 90,91%

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah pertemuan yang dipimpin oleh Indonesia di forum multilateral mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia yang dianggap memiliki kapabilitas dan kapasitas dalam menangani berbagai isu internasional. Indonesia juga

(27)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 18 “Sebagai teman, AS sangat bangga dengan

peran Indonesia yang semakin meningkat, baik di kawasan maupun di dunia…

seperti kepemimpinan di ASEAN”

(Antony Blinken, Wakil Menlu AS, Sept 2015, news.detik.com) dianggap mampu menjembatani kepentingan diantara negara maju, berkembang, dan Least Developed Countries (LDCs).

Sedangkan untuk jumlah pencalonan Indonesia yang berhasil, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya dukungan internasional terhadap kepemimpinan Indonesia. Dalam hal ini, Indonesia dianggap telah memberikan kontribusi yang tinggi terhadap penyelesaian berbagai isu internasional.

Dalam pencapaian IKU-1 T.1.1, koordinasi masih menjadi kendala utama dalam pencapaian target IKU 1. Kurangnya koordinasi antara lain dapat terlihat dari terlambatnya penyampaian pencalonan untuk menduduki jabatan di berbagai organisasi internasional yang diikuti oleh Kementerian/Lembaga lain. Hal ini menyebabkan kurangnya waktu bagi Kementerian Luar Negeri untuk melakukan penggalangan dukungan pencalonan.

Dalam mengatasi kendala tersebut, Kementerian Luar Negeri senantiasa melakukan upaya jemput bola untuk mengetahui rencana pencalonan pada berbagai organisasi internasional yang melibatkan Kementerian/Lembaga lain. Sebagai langkah solutif ke depan, Kementerian Luar Negeri perlu meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional melalui peningkatan berbagai kerja sama teknis dalam rangka mendukung upaya pencalonan Indonesia di dunia internasional.

Analisis Sub IKU-2 dan Sub IKU-3

T-1.1

Untuk Analisis IKU 1 SS 1.1.2 “Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan ASEAN” dan IKU 1 SS 1.13 “Indeks Peran Indonesia di Dunia Internasional” akan dijabarkan melalui analisis pencapaian kinerja pada Bab III.2 SS 1.1.2 dan Bab III.2 SS 1.1.3.

(28)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 19

Tujuan

(T.1.2)

Nilai Manfaat Ekonomi, Keuangan

dan Pembangunan yang Optimal

melalui Hubungan Luar Negeri

Selama 5 tahun terakhir, kinerja Kementerian Luar Negeri melalui langkah diplomasi total telah berhasil memperlihatkan peran dan kepemimpinannya di dunia internasional. Capaian diplomasi tersebut perlu diukur relevansinya dengan manfaat ekonomi, keuangan, dan pembangunan agar hasil diplomasi dapat dirasakan secara langsung manfaatnya oleh masyarakat luas di tanah air.

Presiden terpilih Joko Widodo mengangkat ekonomi sebagai isu strategis dalam kebijakan pemerintahannya. Presiden Joko Widodo memunculkan visi “Trisakti”, berisi cita-cita membangun bangsa yang berdaulat di bidang politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam sosial budaya. Trisakti pada intinya adalah ajaran dasar bagaimana membangun karakter bangsa Indonesia atau “nation character building”, sebuah konsep pembangunan yang pertama kali diperkenalkan Soekarno pada tahun 1963.

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden periode 2014 – 2019 dalam bidang ekonomi yang merupakan prioritas diplomasi Indonesia dan salah satu pilar penopang kemandirian ekonomi nasional serta memberikan kontribusi sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, dalam pernyataan pers tanggal 29 Oktober 2014 menyebut setidaknya lima pilar diplomasi ekonomi yang harus dilakukan Kementerian Luar Negeri guna menopang kemandirian ekonomi nasional. Pertama, pentingnya Kementerian Luar Negeri melakukan perluasan dan peningkatan akses pasar produk Indonesia secara bilateral, regional maupun internasional. Dalam hal ini, Kementerian Luar Negeri perlu mendorong perubahan mindset para diplomatnya agar lebih aktif melakukan diplomasi ekonomi bahkan terjun langsung dilapangan. Kedua, penguatan kapasitas dan sumber daya perwakilan RI di pasar non-tradisional, atau “untapped market”. Upaya penggarapan pasar non tradisional tidak berarti meninggalkan pasar tradisional yang telah dilakukan. Ketiga, mendorong investasi asing pada sektor prioritas Indonesia, serta melindungi investasi Indonesia di luar negeri. Keempat, pemanfaatan ASEAN Economic Community (AEC). Kelima, diplomasi maritim yang terkait dengan perlindungan lingkungan hidup dan pemanfaatan kekayaan laut sebagai bagian dari pilar ekonomi guna mendorong kemandirian ekonomi nasional.

Nilai investasi negara-negara asing, total nilai perdagangan, dan jumlah wisatawan mancanegara merupakan kinerja atau

outcome dari pelaksanaan politik luar negeri,

sebagai kontribusi atas upaya bersama dalam meningkatkan nilai perdagangan dan investasi asing. Komponen ini diberi bobot yang relatif tidak terlalu besar karena merupakan hasil kinerja banyak stakeholders di dalam dan luar negeri negeri seperti Kementerian Perdagangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Pariwisata, dan para pengusaha di tanah air serta perwakilan RI di luar negeri.

(29)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 20 Pencapaian Tujuan Kementerian Luar Negeri “Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan pembangunan yang optimal melalui hubungan luar negeri” sebagai Tujuan 1.2 diukur

dengan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama yaitu:

Tabel Capaian T-1.2 Tahun 2015

No IKU Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 1 Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan

nilai perdagangan dengan Indonesia. (IKU-1)

78 negara 67 negara 85,90% 2 Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan

nilai investasi asing dengan Indonesia. (IKU-2)

25 negara 16 negara 64% 3 Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan

jumlah wisatawan mancanegara dengan Indonesia. (IKU-3)

23 negara 5 negara 21,73% Rata-rata Capaian T-1.2 57,21%

Analisis IKU-1 T.1.2: Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia

Selama tahun 2015, jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia sebesar 67 negara dari target 78 negara dengan capaian 85,90% sebagaimana tabel berikut:

No. Negara Jan-Sep 2014

Dalam Ribu USD

Jan-Sep 2015

Dalam Ribu USD Peningkatan Wilayah Asia Pasifik dan Afrika

1 Azerbaijan -2,073,408.90 -1,131,456.30 45,43% 2 Bhutan 328.70 533.10 62,17% 3 India 6,865,232.60 7,643,189.80 11,33% 4 Kazakhstan -14,543.70 -7,555.00 48,05% 5 Nepal 14,377.90 23,595.20 64,11% 6 Aljazair -150,873.00 -99,922.20 33,77% 7 Arab Saudi -3,996,520.00 -1,132,301.30 71,67% 8 Bahrain -94,740.20 26,739.60 128,22% 9 Irak 55,341.00 77,419.70 39,90% 10 Kuwait -1,119,048.50 -473,735.90 57,67% 11 Lebanon 59,970.60 68,236.10 13,78%

IKU-1 T.1.2 Informasi Kinerja Jumlah

Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia

Jumlah negara akreditasi di wilayah Asia Pasifik dan Afrika dengan peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia minimal 5%

43 negara

Jumlah negara akreditasi di wilayah Amerika dan Eropa dengan peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia minimal 2%

24 negara

Total Realisasi 67 negara Target 78 negara Capaian 85,90%

(30)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 21

No. Negara Jan-Sep 2014

Dalam Ribu USD

Jan-Sep 2015

Dalam Ribu USD Peningkatan

12 Maroko -46,304.10 -38,896.70 16,00% 13 Oman 36,079.00 59,208.60 64,11% 14 Palestina 602.20 2,381.60 295,46% 15 Qatar -1,290,883.50 -525,031.10 59,33% 16 Brunei Darussalam -507,199.10 -36,861.60 92,73% 17 Kepulauan Marshall -2,062.70 5,014.30 343,09% 18 Kerajaan Tonga 2,933.30 3,231.10 10,15% 19 Laos -47,861.10 6,102.50 112,75% 20 Malaysia -804,241.10 -679,151.60 15,55% 21 Mongolia -13,376.70 3,615.00 127,02% 22 Papua Nugini 108,457.00 162,134.40 49,49% 23 Samoa 3,327.20 5,005.20 50,43% 24 Selandia Baru -332,903.40 -166,770.50 49,90% 25 Singapura -7,114,448.00 -4,468,967.00 37,18% 26 Thailand -3,365,769.00 -2,043,028.20 39,30% 27 Viet Nam -816,043.60 -340,058.50 58,33%

28 Republik Afrika Tengah -13.890,7 -5.819,5 58,10%

29 Burkina Faso -52.009,6 -37.544,0 27,81% 30 Burundi 135,7 145,2 7,00% 31 Chad -4.683,7 236,8 105,06% 32 Ethiopia 17.440,1 29.237,9 67,65% 33 Kamerun -3.988,4 563,5 114,13% 34 Kenya 149.233,3 163.147,4 9,32% 35 Komoro 2.331,2 2.767,8 18,73% 36 Lesotho -796,4 -114,5 85,62% 37 Mali -48.818,9 -36.685,3 24,85% 38 Mozambik 55.788,8 76.928,7 37,89% 39 Nigeria -2.156.617,6 -648.496,3 69,93% 40 Pantai Gading -95.460,1 -61.250,2 35,84% 41 Senegal 59.222,7 71.616,1 20,93% 42 Swaziland -1.361,8 223,4 116,41% 43 Tanzania 134.181,2 181.607,8 35,35%

Wilayah Amerika dan Eropa

1 El Salvador 8,325.0 12,723.1 52.83%

2 Guatemala 25,983.5 48,226.6 85.60%

3 Honduras 5,744.3 8,126.2 41.47%

4 Panama 112,167.4 114,643.6 2.21%

(31)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 22

No. Negara Jan-Sep 2014

Dalam Ribu USD

Jan-Sep 2015

Dalam Ribu USD Peningkatan

6 Bolivia 6,343.7 12,590.6 98.47%

7 Haiti 62,543.6 74,647.1 19.35%

8 Kuba 2,783.6 4,667.3 67.67%

9 St.Kitts & Nevis 405.6 1,250.0 208.19%

10 St.Vincent & The Grenadines 143.1 584.0 308.11%

11 Denmark 297,987.80 313,670.10 5.26% 12 Irlandia 119,945.30 122,390.40 2.04% 13 Swedia 634,603.40 656,380.80 3.43% 14 Vatikan 154.60 166.00 7.37% 15 Belarus 147,860.9 167,655.90 13.39% 16 Ceko 22,110.5 49,270.90 122.84% 17 Kroasia 29,580.7 32,711.80 10.58% 18 Latvia 37,681.3 42,022.00 11.52% 19 Lithuania 23,929.1 35,627.70 48.89% 20 Moldova 8,360.8 12,507.70 49.60% 21 Montenegro 1,591.3 2,067.20 29.91% 22 Serbia 9,338.0 12,231.80 30.99% 23 Slovakia 21,558.4 33,687.90 56.26% 24 Slovenia 63,401.4 77,409.10 22.09%

Sumber: Kementerian Perdagangan dan BPS

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada 2015 mengalami surplus 7,51 miliar dolar AS. Surplus ini mengakhiri rentetan defisit yang terjadi sejak 2012. Neraca perdagangan Indonesia pada 2012 tercatat defisit 1,66 miliar dolar AS. Defisit berlanjut di 2013 sebesar 4,07 miliar dolar AS. Sedangkan tahun 2014 defisit 2,19 miliar dolar AS. Sehingga dalam empat tahun terakhir, kinerja perdagangan 2015 paling tinggi.

Kinerja ekspor dan impor sebenarnya mengalami penurunan pada tahun lalu. Namun, penurunan impor lebih besar ketimbang ekspor. Kinerja ekspor mencapai 150,2 miliar dolar AS atau turun 14,62 persen. Sedangkan nilai impor mencapai 142,74 miliar dolar AS atau turun 19,89 persen.

Dalam pencapaian IKU-1 T.1.2, Kementerian Luar Negeri menghadapi kendala seperti akses ke beberapa pasar tertentu yang memerlukan standarisasi dan mutu baku yang tinggi serta perlu memenuhi regulasi setempat. Selain itu kegiatan promosi perdagangan di pasar prospektif kadang kala sulit diikuti oleh para pelaku usaha karena besarnya biaya yang mereka butuhkan, serta faktor terbatasnya informasi terkait potensi pasar prospektif tersebut.

Dalam upaya mengatasi kendala yang dihadapi, Kementerian Luar Negeri telah melakukan beberapa langkah solutif dengan menetapkan strategi sebagai berikut :

1. Mengoptimalkan hasil market intelligence dari perwakilan Indonesia di luar negeri sebagai masukan dalam pengembangan produk, identifikasi peluang pasar, informasi

(32)

Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat 23 kebutuhan produk, mengetahui hambatan perdagangan, serta sistem jaringan logistik dan distribusi, dalam menentukan dan menyusun strategi yang tepat dan efektif;

2. Melakukan program promosi yang terpadu dan tersinergi, baik antarkementerian pemerintah, maupun sektor pelaku usaha dan pelaku ekspor melalui pameran dagang, misi dagang, instore promotion, buying mission dan misi pembelian serta menyelenggarakan pameran internasional di dalam negeri misalnya Trade Expo Indonesia, agar jumlah pelaku usaha yang dapat ikut lebih banyak dengan biaya yang relatif lebih murah;

3. Membangun pusat-pusat promosi di negara akreditasi baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun mendorong keikutsertaan/partisipasi swasta sebagai Windows of Indonesia/ etalase produk Indonesia langsung di negara target pasar, baik melalui House of Indonesia, Inkubasi Bisnis, Trading House, Indonesia Inc., Windows of Indonesia (WOI) dan Permanent Trade Display;

Analisis IKU-2 T.1.2: Jumlah negara akreditasi yang mencapai target

peningkatan nilai investasi asing dengan Indonesia

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada tahun 2015 jumlah foreign direct investment (FDI) yang ditanam ke Indonesia adalah sebesar Rp. 365,9 triliun atau naik sebesar 19,2% dibandingkan tahun 2014. Pencapaian tersebut berhasil dibukukan ditengah-tengah kondisi perekonomian dunia yang bertumbuh relatif lamban di tahun 2015. Secara umum, investor masih memiliki kepercayaan yang baik terhadap kondisi fundamental politik dan ekonomi Indonesia serta memandang Indonesia sebagai negara yang memiliki prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang menjanjikan.

Di samping itu, Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mempermudah investasi. Di bidang perizinan, setelah peluncuran layanan online dan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) pusat, telah dirilis layanan izin investasi tiga jam dengan delapan produk perizinan plus surat keterangan booking lahan. Selain itu, Pemerintah juga sudah mengeluarkan berbagai paket kebijakan yang diharapkan mendorong investasi.

Selama tahun 2015, jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai investasi asing dengan Indonesia sebesar 17 negara dari target 25 negara dengan capaian 68%, sebagaimana tabel berikut:

IKU-1 T.1.2 Informasi Kinerja Jumlah

Jumlah negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia

Jumlah negara akreditasi di wilayah Asia Pasifik dan Afrika dengan peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia minimal 3%

11 negara

Jumlah negara akreditasi di wilayah Amerika dan Eropa dengan peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia minimal 2%

5 negara

Total Realisasi 16 negara

Target 25 negara

Gambar

Tabel Perbandingan Tahun 2012—2015
Tabel Capaian T-1.2 Tahun 2015
Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dari Kawasan Aspasaf dan Amerop  Bulan Januari-Oktober 2014 dan Januari-Oktober 2015
Tabel Jumlah Wisatawan dari Kawasan Asia Pasifik dan Afrika ke Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) Pada Batik Solo Trans (BST) Koridor Empat Di Surakarta, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas.. Teknik,

• Dalam pendekatan ini dioda digambarkan sebagai sebuah saklar yang tersambung seri dengan tegangan lutut dan sebuah hambatan bulk...

Artinya, mereka yang dipercayakan mengarahkan dan mengatur politik negara jelas adalah subjek yang selalu bergelut dengan politik secara konkret , akan tetapi masyarakat

Sebelum masuk ke dalam kelas anak-anak diajak mencuci tangan kemudian berbaris didepan kelas, guru meminta salah satu anak menyiapkan didepan kelas. Guru

Dari uraian pembahasan penelitian yang telah GLEXDW \DQJ EHUMXGXO ³3HQJHPEDQJDQ -DULQJDQ Local Area Network Menggunakan PC Router Sistem Operasi Linux Redhat 9 Pada

tida dak k di disi sipl plin in te teru ruta tama ma da dala lam m di disip sipli lin n %ak %aktu tu da dan n ti tida dak k ad ada a ke kema maua uan n un untu

No Kode Daerah Pembiayaan Penerimaan SiLPA TA sebelumnya Pencairan dana cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa ikan nila mampu memanfaatkan detritus dan plankton yang tumbuh dari limbah dan sumber karbon yang