• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CIANJUR

NOMOR : 900/15/Huk/2017

NOMOR : 172.4.1/06/DPRD/2017

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

(KU-APBD) KABUPATEN CIANJUR

TAHUN 2018

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

2017

(2)
(3)
(4)

Pemerintah Kabupaten Cianjur DAFTAR ISI hal NOTA KESEPAKATAN Daftar Isi ... i Daftar Tabel ... ii

Daftar Grafik ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan KU-APBD ... 2

1.3 Dasar Hukum Penyusunan KUA ... 2

1.4 Sistematika Penyusunan ... 4

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH 5 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro pada Tahun Sebelumnya ... 5

2.1.1 Kondisi Perekonomian ... 5

2.2 Rencana Target Ekonomi Makro Pada Tahun Perencanaan ... 16

2.2.1 Laju Inflasi Kabupaten Cianjur Sampai Mei Tahun 2017 ... 16

2.2.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Kabupaten Cianjur Tahun 2018 ... 17

2.2.3 Arah Kebijakan Ekonomi Kabupaten Cianjur Tahun 2018 ... 17

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RAPBD KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018 ... 20

3.1 Asumsi Dasar yang Digunakan dalam RAPBN 2018 ... 20

3.2 Asumsi Dasar yang Digunakan dalam RAPBD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 ... 22

3.3 Asumsi Dasar yang Digunakan dalam RAPBD Kabupaten Cianjur Tahun 2018 ... 24

3.3.1 Asumsi Ekonomi Makro ... 24

3.3.2 Laju Inflasi Kabupaten Cianjur Tahun 2018 ... 25

3.3.3 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Cianjur Tahun 2018 ... 25

3.3.4 Lain-lain asumsi ... 25

BAB IV KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH ... 27

4.1 Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2018 ... 27

4.1.1 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kab. Cianjur Tahun 2018 ... 27

4.2 Kebijakan Pendapatan Daerah ... 43

4.2.1 Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah ... 43

4.2.2 Strategi Pendapatan Daerah ... 46

4.3 Belanja Daerah ... 46

4.3.1 Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah ... 46

4.4 Pembiayaan Daerah ... 51

(5)

Nota Kesepakatn KU-APBD Kabupaten Cianjur ii Pemerintah Kabupaten Cianjur

DAFTAR TABEL

hal Tabel 2.1 Nilai inflasi rata-rata Tahun 2012-2016 Provinsi Jawa

Barat ... 11 Tabel 2.2 Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) Kabupaten

Cianjur Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha ( juta rupiah) tahun 2015-2016 ... 12 Tabel 2.3 Distribusi persertase Produk Domestik Regional Bruto

atas harga konstan menurut lapangan usaha (juta rupiah) tahun 2015 – 2016 ... 12 Tabel 2.4 Nilai Indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten Cianjur

Terhadap Jawa Barat Tahun 2011-2015 ... 13 Tabel 2.5 Perhitungan Analisis Shift share Kabupaten Cianjur

terhadap Provinsi Jawa Barat ... 14 Tabel 2.6 Perkembangan PDRB dan LPE Kabupaten Cianjur Tahun

2015-2016 ... 15 Tabel 2.7 Realisasi Kondisi Perekonomian Kabupaten Cianjur

Tahun 2015 dan Target Tahun 2017-2018 ... 18 Tabel 3.1 Pertumbuhan PDB Pengeluaran dan Sektoral Tahun

2012-2018 (%, YoY) ... 20 Tabel 3.2 Target Pembangunan Ekonomi Jawa Barat Tahun

2017-2018 ... 22 Tabel 3.3 Realisasi Kondisi Perekonomian Kabupaten Cianjur

Tahun 2015 dan 2016 Target Tahun 2017-2018 ... 24 Tabel 4.1 Strategi dan Arah Kebijakan Tahun 2018 ... 28 Tabel 4.2 Hubungan antara Prioritas Pembangunan Kabupaten

Cianjur, Provinsi Jawa Barat dan Nasional serta SDGs .... 32 Tabel 4.3 Target Sasaran, Indikator Sasaran serta hubunganya

dengan Prioritas Daerah dan Program Prioritas Tahun 2018 ... 33 Tabel 4.4 Program/Kegiatan Prioritas Kabupaten Cianjur Tahun

2018 ... 36 Tabel 4.5 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun

2013-2016 dan APBD Murni Tahun 2017 ... 44 Tabel 4.6 Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2017 dan Proyeksi

Pendapatan Daerah Kabupaten Cianjur dalam Tahun Anggaran 2018 ... 45 Tabel 4.7 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Tahun

2013-2016 dan APBD Murni 2017 ... 47 Tabel 4.8 Proyeksi Kapasitas Kemampuan Keuangan Daerah

Tahun 2018 ... 50 Tabel 4.9 Rencana Alokasi Belanja Anggaran Tahun 2018

berdasarkan Kapasitas Kemampuan Keuangan Daerah ... 50 Tabel 4.10 Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2013-2016 dan

(6)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

DAFTAR GRAFIK

hal Grafik 2.1 Asumsi dan Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

(%,YoY) ... 6 Grafik 2.2 Laju Inflasi (%, YoY) ... 7 Grafik 2.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat dibandingkan

Nasional ... 8 Grafik 2.4 Perkembangan Lapangan Usaha Tahun 2015 dan Tahun

2016 ... 9 Grafik 2.5 Perkembangan Inflasi IHK Tahunan serta Perkembangan

Disagregasi Inflasi (YoY) ... 10 Grafik 2.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tahun 2012-2016 ... 11 Grafik 2.7 Perkembangan Inflasi Gabungan Tujuh Kota di Jawa

Barat ... 16 Grafik 3.1 Proyeksi Inflasi Tahun 2018 (%, YoY) ... 21

(7)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

LAMPIRAN NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN CIANJUR

NOMOR : 900/15/Huk/2017 NOMOR : 172.4.1/06/DPRD/2017 TANGGAL : 10 AGUSTUS 2017

TENTANG : KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD

Kebijakan Umum APBD adalah dokumen yang memuat kebijakan pendapatan daerah yang menggambarkan prakiraan rencana sumber dan besaran pendapatan daerah; kebijakan belanja daerah yang mencerminkan program utama atau prioritas pembangunan dan langkah kebijakan dalam upaya peningkatan pembangunan daerah yang merupakan sinkronisasi kebijakan pusat dan kondisi riil di daerah; kebijakan pembiayaan daerah yang menggambarkan sisi defisit dan surplus daerah sebagai antisipasi terhadap kondisi pembiayaan daerah dalam rangka menyikapi tuntutan pembangunan daerah berdasarkan asumsi kondisi ekonomi makro daerah meliputi kondisi pada tahun sebelumnya dan tahun berjalan; asumsi dasar penyusunan RAPBD Tahun 2018 meliputi laju inflasi, pertumbuhan PDRB dan asumsi lainnya terkait dengan indikator ekonomi makro daerah.

Keterpaduan dan sinkronisasi kebijakan program kegiatan terutama dalam strategi pembangunan yang terkait dengan penurunan angka kemiskinan (pro-poor), penurunan tingkat pengangguran (pro-job), peningkatan pertumbuhan ekonomi growth), kelestarian lingkungan hidup

(pro-environment) serta pengembangan program-program percepatan pengurangan

kemiskinan. Keterpaduan dan siknkronisasi sebagaimana dimaksud dengan tetap memperhatikan kebijakan Suitanable Development Goals (SDGs) dan keadilan untuk semua (justice for all). Hal ini merupakan tantangan yang membutuhkan penyatuan persepsi dalam penyusunan program kegiatan.

Kebijakan Umum APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2018 sebagai penjabaran dari kebijakan umum dan arah pembangunan dalam bentuk perencanaan keuangan daerah berorientasi pula pada upaya pencapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten Cianjur tahun 2016-2021 dan visi misi jangka panjang Kabupaten Cianjur Tahun 2005-2025. Kebijakan Umum APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2018 memegang peranan penting dalam mengarahkan sumber daya fiskal daerah baik dari sisi pendapatan, belanja maupun pembiayaan daerah tahun berkenaan untuk mencapai target-target pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2021.

(8)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN KU-APBD

Maksud penyusunan KU-APBD adalah tersedianya dokumen perencanaan Kebijakan Umum APBD sebagai penjabaran kebijakan pembangunan pada RKPD Tahun 2018 untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan PPAS APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2018. Selanjutnya dokumen ini akan menjadi pedoman bagi seluruh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cianjur dalam menyusun program dan kegiatan yang dianggarkan melalui APBD Tahun Anggaran 2018.

Adapun tujuan disusunnya Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KU-APBD) Tahun 2018:

1. Mengetahui kerangka ekonomi makro daerah tahun 2018 yang akuntabel yang meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indikator makro lainya guna dijadikan dasar dalam perencanaan pembangunan daerah dan APBD tahun anggaran 2018, menyusun asumsi dasar penyusunan APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2018 yang rasional dan realistis yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan APBD Kabupaten Cianjur tahun anggaran 2018.

2. Menjamin terciptanya keterkaitan, konsistensi dan sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintahan secara terpadu, baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota di Jawa Barat.

3. Sebagai pedoman penyusunan Prioritas Plafon Anggaran Sementara APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2018 yang memuat prioritas program dan pagu anggaran OPD dan selanjutnya menjadi pedoman penyusunan APBD Tahun 2018.

1.3 DASAR HUKUM PENYUSUNAN KUA

Landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2018 adalah:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Sebagaimana Telah Diubah Beberapakali Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaaan

Keuangan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

(9)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 32);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 825);

15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jabar Tahun 2013-2018;

16. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 18 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 Nomor18 Seri E);

17. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 09 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 17 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2031;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Cianjur;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2021;

22. Peraturan Bupati Cianjur Nomor Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Cianjur;

23. Peraturan Bupati Cianjur Nomor Nomor 25 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Cianjur Tahun 2018.

(10)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

1.4 SISTEMATIKA PENYUSUNAN

Kebijakan Umum APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang, tujuan, dasar hukum dan sitematika penyusunan KUA Tahun Anggaran 2018.

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

Menguraikan perkembangan kondisi ekonomi makro daerah tahun 2016 serta perkiraan tahun 2017 dan tahun 2018.

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RAPBD KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018

Menguraikan asumsi dasar yang digunakan RAPBN dan RAPBD Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Cianjur.

BAB IV KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

Menguraikan Kebijakan Pembangunan Daerah, Pendapatan Daerah yang akan dilakukan pada tahun 2018. Kebijakan Belanja Daerah yang meliputi kebijakan belanja tidak langsung dan belanja langsung serta Pembiayaan Daerah, meliputi kebijakan penerimaan pembiayaan dan kebijakan pengeluaran pembiayaan.

(11)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

BAB II

KERANGKA EKONOMI DAERAH

Kerangka Ekonomi Makro Daerah dalam Kebijakan Umum APBD Tahun 2018 memberikan gambaran mengenai perkembangan ekonomi daerah meliputi pertumbuhan ekonomi, PDRB serta inflasi. Selain itu juga memberikan gambaran mengenai rencana target makro ekonomi daerah Tahun 2018 yang meliputi perkiraan pertumbuhan ekonomi, perkiraan laju inflasi, perkiraan PDRB harga berlaku dan harga konstan.

2.1. PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO PADA TAHUN SEBELUMNYA

Indikator Makro Ekonomi merupakan suatu analisis perkembangan ekonomi yang dapat digunakan untuk memprediksi perkembangan ekonomi di masa depan. Jadi ada dua fungsi utama dari "indikator makro ekonomi" yaitu menganalisis perkembangan ekonomi sampai saat kini, dan memprediksi perkembangan ekonomi di masa datang. Perkembangan indikator ekonomi indikator penting dalam pembangunan ekonomi suatu daerah. Dari perkembangan ekonomi yang positif disertai dengan pertumbuhan ekonomi yang mantap dan berkualitas akan berpengaruh terhadap pembangunan suatu daerah, sehingga peran indikator ekonomi makro pada tahun sebelumnya sangat penting untuk menjadi bahan evaluasi.

2.1.1. Kondisi Perekonomian

2.1.1.1. Kondisi Perekonomian Nasional Tahun 2016 1. Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan Kebijakan ekonomi makro tahun 2018 akan diselaraskan dengan tema pembangunan nasional 2018, sesuai dengan Tema RKP Tahun 2018 (RPJMN 2015-2019) “Memacu Investasi dan Infrastruktur untuk

Pertumbuhan dan Pemerataan” maka sasaran yang harus dicapai pada akhir

tahun 2018, sesuai dengan dimensi Pembangunan nasional, yaitu:

1. Dimensi Pembangunan Manusia, yang terdiri dari: a) revolusi mental;

b) pembangunan pendidikan; c) pembangunan kesehatan; dan d) pembangunan perumahan dan permukiman.

2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan, yang terdiri dari: a) kedaulatan pangan; b) kedaulatan energi dan ketenagalistrikan; c) kemaritiman dan kelautan; d) pariwisata; dan kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

3. Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan, yang terdiri dari: a) pemerataan antar kelompok pendapatan; b) perbatasan negara dan daerah tertinggal; c) pembangunan perdesaan dan perkotaan; dan d) pengembangan konektivitas nasional.

Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi nasional cenderung menurun sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Sepanjang tahun 2012 hingga tahun 2016 merupakan masa-masa pemulihan ekonomi dari dampak krisis keuangan global tahun 2009. Ketidakpastian ekonomi global dan masih lemahnya volume perdagangan dunia sepanjang periode ini turut memberikan pengaruh pada ekonomi domestik, termasuk realisasi pertumbuhan ekonomi. Selain itu, tren penurunan harga komoditas dunia, kebijakan taper tantrum oleh Amerika Serikat, kebijakan debt ceilling oleh negara-negara Eropa dan AS serta tren penurunan pertumbuhan Tiongkok turut mempengaruhi kinerja ekonomi global.

(12)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Namun demikian, masih cukup baiknya domestic demand yaitu stabilnya konsumsi masyarakat dan membaiknya investasi, perkiraan perbaikan perdagangan internasional, serta kinerja sektoral yang diperkirakan semakin meningkat memberikan optimisme terhadap asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN. Asumsi dan realisasi pertumbuhan ekonomi (%,YoY) sebagaimana tercantum dalam grafik 2.1.

Grafik 2.1

Asumsi dan Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional (%,YoY)

Sumber: Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok- Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun Anggaran 2018, Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,0 dan setelahnya menunjukkan tren penurunan yang pada tahun 2015 mencapai titik terendah yaitu sebesar 4,9 persen. Namun demikian, pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi menunjukkan perbaikan yaitu tumbuh sebesar 5,0 persen. Perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung oleh tingkat konsumsi masyarakat yang terjaga seiring dengan inflasi yang terjaga, pembangunan infrastruktur yang memberikan dampak multiplier pada aktivitas ekonomi dalam negeri. Selain itu, perbaikan kinerja perdagangan internasional juga terjadi, meskipun pertumbuhan ekspor dan impor masih negatif, namun pertumbuhan negatif tersebut tidak sedalam tahun sebelumnya.

Memasuki tahun 2017, pertumbuhan PDB pada kuartal I 2017 menunjukkan keberlanjutan perbaikan ekonomi domestik. Pada kuartal I 2017, pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,0 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 4,9 persen. Peningkatan kinerja ekspor dan impor yang cukup signifikan sejak akhir tahun 2016 menjadi faktor pendorong ekonomi. Selain itu, konsumsi dan investasi yang tumbuh relatif stabil turut mendukung perbaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2017.

Sepanjang tahun 2017, tren peningkatan harga komoditas global, termasuk batu bara, diperkirakan terus berlanjut dan menjadi faktor pendukung peningkatan kinerja pertumbuhan ekspor beberapa kuartal ke depan. Tidak hanya pada perdagangan internasional, tren tersebut juga diperkirakan mampu meningkatkan kinerja sektor industri pengolahan terutama pada sektor yang terkait dengan sektor pertambangan.

(13)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Dampak positif peningkatan aktivitas ekonomi dari sektor tersebut terhadap konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan mulai terjadi pada paruh kedua tahun 2017. Selain faktor tersebut, pertumbuhan ekonomi global dan volume perdagangan ekonomi dunia yang diperkirakan membaik diharapkan turut mendorong perekonomian nasional. Perekonomian tahun 2017 diperkirakan mampu tumbuh lebih baik dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2016.

2. Laju Inflasi

Pertumbuhan ekonomi pada periode tahun 2012 hingga tahun 2017 diperkirakan terus membaik dengan dukungan kondisi ekonomi global yang juga diperkirakan terus mengalami perbaikan. Pada tahun 2017, inflasi diperkirakan tetap dapat terjaga dalam rentang sasaran inflasi. Untuk dapat menjaga rentang sasaran inflasi, Pemerintah Pusat juga mendorong pemerintah daerah untuk menjaga laju inflasi di masing-masing wilayah. Laju inflasi nasioanal dari tahun 2012 sampai tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam grafik 2.2.

Grafik 2. 2 Laju Inflasi (%, YoY)

Sumber: Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok- Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun Anggaran 2018, Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Di tahun 2012, laju inflasi dalam APBN dan APBNP diasumsikan masing-masing berada pada tingkat 5,3 dan 6,8 persen. Asumsi tersebut disusun dengan mempertimbangkan adanya tekanan akibat peningkatan harga minyak dunia yang berdampak pada beban subsidi energi, khususnya subsidi BBM dalam negeri. Kebijakan tersebut diperkirakan menyebabkan tingginya laju inflasi di tahun 2012. Namun demikian, melihat kondisi perekonomian dan masyarakat yang masih mengalami tantangan berat, Pemerintah pada akhirnya menunda pelaksanaan kebijakan penyesuaian harga BBM dalam negeri. Hal tersebut menyebabkan realisasi tingkat inflasi lebih rendah dibandingkan asumsi di dalam APBN.

Di tahun 2016, keseimbangan antara sisi permintaan dan penawaran di dalam negeri cukup terjaga, tercermin dari pergerakan laju inflasi inti pada tingkat yang relatif rendah. Laju inflasi komponen inti mencapai tingkat 3,1 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 4,0 persen (yoy). Secara umum, rendahnya tekanan inflasi inti dipengaruhi oleh moderasi perkembangan ekonomi domestik seiring pelemahan ekonomi global.

(14)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Namun pada saat yang sama, berbagai kebijakan pemerintah yang ditempuh mampu menjaga daya beli masyarakat secara umum, diantaranya melalui program-program kesejahteraan dan jaminan. Di tahun 2017, laju inflasi diperkirakan meningkat namun tetap berada pada kisaran sasaran inflasi 4±1 persen. Peningkatan tersebut antara lain didorong oleh semakin membaiknya kondisi perekonomian dan kapasitas produksi domestik serta meningkatnya daya beli dan pendapatan masyarakat. Di samping itu, terdapat beberapa faktor risiko tekanan inflasi pada tahun 2017, terutama berasal dari kelanjutan program pemerintah untuk menciptakan kebijakan subsidi energi yang lebih tepat sasaran serta tren peningkatan harga energi di pasar global. Pemerintah menyadari bahwa kelanjutan reformasi kebijakan subsidi energi tersebut dapat mendorong peningkatan laju inflasi dalam jangka pendek. Namun kebijakan tersebut perlu dilakukan untuk menghilangkan distorsi pasar dan mendorong tercapainya efisiensi dalam perekonomian. Relokasi anggaran subsidi energi akan digunakan pada kegiatan pembangunan yang lebih produktif, misalnya infrastruktur dan program perlindungan sosial. Pembangunan infrastruktur akan memungkinkan perluasan kapasitas produksi dan penguatan sisi penawaran dalam perekonomian yang pada gilirannya menjadi faktor yang mampu menurunkan tekanan inflasi.

2.1.1.2. Kondisi Perekonomian Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2016 1. Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan Ekonomi Provinsi Jawa Barat menunjukkan tingkat pertumbuhan yang terus berada di atas laju pertumbuhan ekonomi nasional sejak Tahun 2013.Bahkan pada periode 2015 - 2016 perekonomian Jawa Barat tumbuh jauh di atas pertumbuhan perekonomian nasional.Pada Tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tumbuh sebesar 5,03 persen lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh sebesar 4,79 persen, sedangkan di tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Jawa Barat bahkan tumbuh jauh lebih tinggi, diperkirakan akan mencapai 5,7 persen dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan hanya sebesar 5,1 persen. Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebagaimana tercantum dalam grafik 2.3.

Grafik 2. 3

(15)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Dari sisi produksi, capaian pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat yang tinggi di Tahun 2016 disebabkan meningkatnya seluruh lapangan usaha yang ada di Jawa Barat. Salah satu penyebab utama dari peningkatan aktivitas lapangan usaha di Tahun 2016 ini adalah adanya pelaksanaan PON XIX di Jawa Barat - yang tidak saja menggerakan perekonomian sektor pemerintah akan tetapi juga sektor swasta.

Sumber utama pertumbuhan ekonomi Jawa Barat masih disumbangkan oleh dua lapangan usaha utama di Jawa Barat, yaitu lapangan industri pengolahan dan lapangan usaha perdangan besar dan eceran. Hingga triwulan III Tahun 2016 Lapangan usaha indsutri pengolahan memberikan sumbangan sebesar 1,96% dari 5,76% pertumbuhan eknomi yang terjadi (yoy) atau bisa dikatakan bahwa sumbangan lapangan usaha industri pengolahan terhadap pertumbuhan di periode ini adalah sebesar 34,03%.Akan tetapi peran lapangan usaha industri pengolahan di Tahun 2016 ini relatif menurun dibandingkan dengan di Tahun 2015. Pada Tahun 2015 peranan lapangan usaha industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa barat adalah sebesar 38,37% (atau sebesar 1,93% dari 5,03% pertumbuhan ekonomi Jawa Barat Tahun 2015).

Grafik 2.4

Perkembangan Lapangan Usaha Tahun 2015 dan Tahun 2016

Pada Tahun 2016, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan Jawa Barat mulai menggeliat. Lapangan usaha dengan nilai tambah terbesar ke-3 di Jawa Barat ini mampu tumbuh mendekati 9% di triwulan III Tahun 2016, sehingga peran lapangan usaha ini terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai angka 14% di periode tersebut. Pertumbuhan ekonomi lapangan usaha pertanian yang cukup besar di Tahun 2016 memiliki peran penting, karena lapangan usaha ini merupakan salah satu lapangan usaha penyerap tenaga kerja terbesar ke-4 di Jawa Barat, share tenaga kerja dari lapangan usaha ini adalah sebesar 16,43%.

(16)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

2. Laju Inflasi

Kinerja pertumbuhan ekonomi yang menggembirakan diikuti oleh stabilitas harga yang baik, tercermin dalam besaran inflasi yang rendah.Inflasi Jawa Barat tahun 2016 terkendali di bawah sasaran target sebesar 5 persen. Adapun perkembangan Inflasi sebagaimana dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Grafik 2. 5

Perkembangan Inflasi IHK Tahunan serta Perkembangan Disagregasi Inflasi (YoY)

Inflasi IHK Jawa Barat pada Tahun 2016 mencapai 2,75% (yoy), sedikit lebih tinggi dibanding inflasi Tahun 2015 sebesar 2,73% (yoy). Namun demikian realisasi ini masih lebih rendah dibanding rata-rata historis inflasi tahunan 2011-2015 sebesar 5,25% (yoy). Tren inflasi rendah yang telah berlangsung sejak Tahun 2015 ini tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain:

1. perlambatan ekonomi domestik yang secara fundamental menurunkan output gap;

2. rendahnya harga minyak mentah dunia yang menyebabkan harga BBM subsidi ikut diturunkan mengikuti harga keekonomian (sejak subsidinya dicabut pada tahun 2015);

3. permintaan global yang masih tergolong lemah.

2.1.1.3. Kondisi Pertumbuhan Ekonomi Kab. Cianjur Tahun 2015-2016 1. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut menunjukkan kinerja perekonomian daerah terus mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Cianjur selama periode waktu tahun 2012-2016 tumbuh rata-rata sebesar 5,23 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2015 dan 2016 masing-masing sebesar 5,47 persen dan 6,39 persen. Laju pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut menunjukkan kinerja perekonomian daerah terus mengalami peningkatan.

Dari sisi produksi, capaian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cianjur yang tinggi di Tahun 2016 disebabkan meningkatnya seluruh lapangan usaha yang ada di Kabupaten Cianjur. Salah satu penyebab utama dari peningkatan aktivitas lapangan usaha di Tahun 2016 ini adalah adanya kebijakan infrastruktur yang tidak saja menggerakan perekonomian sektor pemerintah akan tetapi juga sektor swasta.

(17)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Laju Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2016 disumbangkan oleh dua lapangan usaha diantaranya, yaitu kategori Informasi dan Komunikasi yang meningkat sebesar 0,8 persen dari tahun 2015 sebesar 11,81 persen, jasa keuangan meningkat sebesar 4,95 persen dari tahun 2015 sebesar 7,04 persen. Untuk lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, laju pertumbuhannya meningkat sebesar 2,51 persen dari tahun 2015 sebesar 2,09 persen, sedangkan tahun 2016 menjadi sebesar 4,60 persen.

Adapun laju pertumbuhan ekonomi dari tahun 2012-2016 sebagaimana tercantum dalam grafik 2.6.

Grafik 2. 6

Laju Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tahun 2012-2016

Sumber : Bappeda, Indikator Perekonomian 2016 Sumber : BPS, PDRB Kabupaten Cianjur Tahun 2016

2. Laju Inflasi

Inflasi di suatu daerah adalah indikator penting untuk bahan analisis ekonomi karena menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi dengan adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply). Inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Cianjur secara khusus tidak pernah dipantau oleh BPS. Di Provinsi Jawa Barat, BPS hanya memunculkan data IHK meliputi 7 kota yaitu Kota Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Bekasi, Bogor, Sukabumi dan Depok. Laju Inflasi yang digunakan sebagai asumsi adalah laju inflasi Provinsi Jawa Barat. Laju inflasi Jawa Barat dalam dua tahun terakhir tahun 2015-2016 terpantau relatif kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan harga barang dan jasa di dalam perekonomian daerah relatif stabil, tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

Tabel 2. 1

Nilai inflasi rata-rata Tahun 2012-2016 Provinsi Jawa Barat

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Inflasi (persen) 3,86 9,15 7,60 2,73 2,75

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat

Tingkat Inflasi di Provinsi Jawa Barat cenderung fluktuatif dari tahun 2012-2016. Tercatat inflasi pada tahun 2012 sebesar 3,86 mengalami kenaikan menjadi 9,15 pada tahun 2013 dan turun sampai tahun 2016 menjadi 2,75 persen.

(18)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

3. Produk Domestik Regional Bruto

Pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga konstan pada tahun 2016 sebesar Rp. 26,75 triliun, atau mengalami peningkatan 5,53 persen dari tahun 2015. Dari jumlah tersebut, sektor unggulan sebagai potensi daerah di Kabupaten Cianjur, didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mencapai Rp.8,30 triliun, Kemudian disusul sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar Rp.5,07 triliun.

Untuk lebih jelasnya PDRB Kabupaten Cianjur Atas Dasar Harga

Konstan dan berlaku menurut lapangan usaha ( juta rupiah) tahun 2015-2016 sebagaimana tercantum dalam tabel 2.2 dan 2.3.

Tabel 2.2

Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) Kabupaten Cianjur Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha ( juta rupiah) tahun 2015-2016

No uraian 2015 * 2016 **

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.070.824.2 8.304.846,60

2. Pertambangan dan Penggalian 77.573.5 79.465,50

3. Industri pengolahan 1.444.296.8 1.610.560,00

4. Pengadaan listrik dan gas 20.888.8 22.670,90

5. Pengadaan air,pengelolaan sampah,limbah dan Daur Ulang

8.105.3 8.247,60

6. Kontruksi 2.166.491.9 2.408.203,90

7. Perdagangan besar dan eceran;refarasi mobil 4.741.071.4 5.073.812,10

8. Transportasi dan pergudangan 2.144.803.2 2.339.595,80

9. Penyedian akomodasi dan makan minum 1.491.615.3 1.583.881,50

10. Informasi dan komunikasi 919.583.5 945.572,50

11. Jasa keuangan dan ansuransi 575.007.8 578.437,80

12. Real Estate 540.014.2 568.262,80

13. Jasa perusahaan 170.385.3 179.470,60

14. Administrasi pemerintahan,pertahanan 694.345.0 719.014,40

15. Jasa pendidikan 1.116.691.4 1.136.366,40

16. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 202.013.5 208.133,20

17. Jasa lainnya 971.656.5 991.291,10

PDRB 25.355.367.7 26,757,832.60

Sumber : Bappeda, Indikator Perekonomian 2015-2016 Keterangan : * Sementara ** Sangat sementara

Tabel 2.3

Distribusi persertase Produk Domestik Regional Bruto atas harga konstan menurut lapangan usaha (juta rupiah) tahun 2015 – 2016

No uraian 2015 * 2016 **

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 33,86 31,89

2. Pertambangan dan Penggalian 0,29 0.26

3. Industri pengolahan 5,90 8,40

4. Pengadaan listrik dan gas 0,07 0.07

5. Pengadaan air,pengelolaan sampah,limbah dan Daur Ulang 0,03 0.03

6. Kontruksi 8,13 8.17

7. Perdagangan besar dan eceran;refarasi mobil 18,49 18.74

8. Transportasi dan pergudangan 9,03 9.21

9. Penyedian akomodasi dan makan minum 5,62 5.63

10. Informasi dan komunikasi 2,82 2.85

(19)

Pemerintah Kabupaten Cianjur No uraian 2015 * 2016 ** 12. Real Estate 1,86 1.74 13. Jasa perusahaan 0,65 0.62 14. Administrasi pemerintahan,pertahanan 2,81 2.60 15. Jasa pendidikan 3,87 3.63

16. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,75 0.73

17. Jasa lainnya 3,56 3.39

Total 100,00 100.00

Sumber : Bappeda, Indikator Perekonomian 2015-2016 Keterangan : * Sementara ** Sangat sementara

Analisis lebih lanjut terhadap pertumbuhan dan perkembangan PDRB dapat mengetahui potensi pengembangan kedepan sektor-sektor dalam perekonomian daerah dengan menggunakan analisis Location Quotient dan

Shift Share.

1) Analisis Location Quotient (LQ)

Analisis Location Quotient (LQ) merupakan suatu cara perhitungan untuk menentukan sektor maupun subsektor yang menjadi unggulan di daerah sebagai penentu pertumbuhan ekonomi. teknik Location Quotient (LQ) mebagi sektor/subsektor menjadi dua golongan, yaitu:

 Kegiatan sektor/industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang bersangkutan yang dinamakan sektor/industry basic;  Kegiatan ekonomi sektor/industri yang melayani pasar di daerah tersebut

yang dinamakan sektor/industry nonbasic (industri/sektor lokal).

Berikut ini hasil perhitungan LQ untuk kabupaten Cianjur dengan Provinsi Jawa Barat sebagai wilayah acuannya dan menggunakan data PDRB per sektor tahun 2011-2015.

Tabel 2.4

Nilai Indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten Cianjur Terhadap Jawa Barat Tahun 2011-2015

Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Rata-rata A Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 3,88 4,00 3,94 3,98 4,05 3,97

B Pertambangan dan Penggalian 0,11 0,11 0,12 0,13 0,13 0,12 C Industri Pengolahan 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 D Pengadaan Listrik dan Gas 0,17 0,16 0,16 0,17 0,17 0,17 E Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40

F Konstruksi 1,07 1,06 1,04 1,03 1,03 1,05

G Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,15 1,09 1,10 1,13 1,16 1,13 H Transportasi dan Pergudangan 1,85 1,81 1,79 1,78 1,77 1,80

I Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 2,37 2,31 2,34 2,36 2,34 2,34

J Informasi dan Komunikasi 1,04 1,06 1,08 1,07 1,03 1,05 K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,98 0,94 0,89 0,91 0,91 0,93

L Real Estate 1,84 1,77 1,78 1,81 1,82 1,81

M,N Jasa Perusahaan 1,61 1,68 1,65 1,64 1,61 1,64 O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1,26 1,26 1,30 1,30 1,30 1,28

P Jasa Pendidikan 1,72 1,66 1,67 1,64 1,61 1,66

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,07 1,03 1,06 1,06 1,06 1,06 R,S,T,U Jasa lainnya 1,97 1,90 1,91 1,89 1,88 1,91 Sumber : Analisis Bappeda, 2017

(20)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Dari tabel atas diketahui, beberapa sektor dalam perekonomian di Kabupaten Cianjur mempunyai potensi sebagai sektor basis karena mempunyai nilai LQ > 1. Sektor yang mempunyai nilai LQ>1 terbesar adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, dikuti oleh penyediaan akomodasi dan mamin, jasa lainnya, real estate, transportasi dan pergudangan, jasa pendidikan dan jasa perusahaan. Sektor basis tersebut harus menjadi unggulan bagi Kabupaten cianjur karena mempunyai nilai lebih di bandingkan dengan Kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat. Pengembangan sektor pertanian harus tetap diprioritaskan karena peranannya yang dominan dan mempunyai nilai indeks LQ tertinggi dan didukung oleh sektor basis lainnya sehingga akan mempunyai nilai multiplier yang tinggi terhadap perekonomian keseluruhan.

2) Analisis Shift Share

Analisis shift share digunakan untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran dan peranan perekonomian di daerah serta mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi (nasional/provinsi). Perhitungan ini memperlihatkan shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian daerah, apakah daerah itu memperoleh kemajuan lebih lambat atau lebih cepat dari kemajuan nasional/provinsi. Berikut ini hasil perhitungan shift share untuk kabupaten Cianjur dengan Provinsi Jawa barat sebagai wilayah acuannya dan menggunakan data tahun 2011-2015. Adapun hasil perhitungan Analisis Shift

share Kabupaten Cianjur terhadap Provinsi Jawa Barat sebagaimana

tercantum dalam tabel 2.5

Tabel 2.5

Perhitungan Analisis Shift share Kabupaten Cianjur terhadap Provinsi Jawa Barat

Kategori Uraian

Growth Pertumb

Provinsi Mix Effect

Share Effect Komp Shift Ket Jawa Barat Cianjur A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,3 10,1 1.499,855 (929,451) 351,394 (578,057) LAMBAT B Pertambangan

dan Penggalian (5,7) 18,4 13,399 (2,830) 15,807 12,977 CEPAT C Industri

Pengolahan 23,0 17,8 250,812 (60,765) (64,438) (125,204) LAMBAT D Pengadaan

Listrik dan Gas 13,1 12,1 3,810 (1,972) (0,188) (2,160) LAMBAT E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 28,0 26,4 1,311 0,238 (0,101) 0,138 CEPAT F Konstruksi 36,8 32,0 335,587 152,712 (78,701) 74,011 CEPAT G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 26,0 27,1 763,134 161,684 40,619 202,302 CEPAT H Transportasi dan Pergudangan 36,0 30,3 336,723 124,210 (94,081) 30,129 CEPAT I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 28,4 27,0 240,164 50,448 (15,845) 34,604 CEPAT J Informasi dan Komunikasi 65,0 63,3 115,140 228,654 (9,453) 219,201 CEPAT

(21)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Kategori Uraian

Growth Pertumb

Provinsi Mix Effect

Share Effect Komp Shift Ket Jawa Barat Cianjur K Jasa Keuangan

dan Asuransi 36,9 27,0 92,607 19,293 (44,817) (25,524) LAMBAT L Real Estate 25,9 24,8 88,480 9,067 (4,596) 4,471 CEPAT M,N Jasa Perusahaan 34,2 34,5 25,904 14,942 0,429 15,371 CEPAT O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8,8 12,4 126,372 (63,985) 22,244 (41,740) LAMBAT

P Jasa Pendidikan 57,4 47,6 154,681 188,485 (73,865) 114,620 CEPAT Q Jasa Kesehatan

dan Kegiatan Sosial

53,4 51,9 27,191 38,846 (1,915) 36,931 CEPAT R,S,T,U Jasa lainnya 38,2 32,3 150,186 70,424 (43,417) 27,007 CEPAT

Sumber: Analisis Bappeda, 2017

Dilihat dari hasil analisis shift share menunjukkan bahwa sektor pertanian sebagai sektor basis mempunyai nilai negative, sehingga hasil pembangunan di sektor pertanian cenderung lebih lambat kemajuannya dibandingkan dengan kemajuan sektor pertanian di tingkat provinsi. Untuk itu perlunya perhatian dan upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian apabila ingin meningkatkan peranan sektor pertanian dalam pembangunan daerah. Sektor-sektor lainnya mempunyai nilai positif berarti hasil pembangunan di sektor-sektor tersebut kemajuannya lebih cepat dibandingkan dengan kemajuan provinsi dan mempunyai potensi ke depan untuk dikembangkan karena mempunyai daya saing yang tinggi. Sektor -sektor tersebut meliputi sektor informasi dan komunikasi, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan motor, jasa pendidikan, dan konstruksi.

Hal ini menunjukkan adanya pergeseran peranan sektor perekonomian daerah yang tadinya lebih dominan dikuasai oleh sektor pertanian menuju ke sektor ekonomi yang lebih produktif (sekunder maupun tersier). Selain berdasarkan perkembangan PDRB per sektor dan hasil analisis pergeseran dan peranan perekonomian di daerah serta sektor maupun subsektor yang menjadi unggulan di daerah sebagai penentu pertumbuhan ekonomi, sebagai gambaran kemakmuran masyarakat, antara lain dapat dilihat dari perkembangan PDRB per kapita. Pada tahun 2016, PDRB per kapita Kabupaten Cianjur sebesar Rp.16,44 juta mengalami peninggkatan sebesar Rp.2,02 juta dari tahun 2015. Adapun gambaran lebih lengkap perkembangan PDRB dan LPE Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6

Perkembangan PDRB dan LPE Kabupaten Cianjur Tahun 2015-2016

No Uraian

Tahun (Juta Rupiah) 2015* 2016 ** 1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (triliun rupiah) 32,36 37,05 2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (triliun rupiah) 25,36 26,76

3 PDRB Perkapita (juta rupiah) 14,45 16,47

4 LPE (%) 5,46 5,53

Sumber : Bappeda, Indikator Perekonomian 2015-2016 Keterangan : * Sementara ** Sangat sementara

(22)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.2. RENCANA TARGET EKONOMI MAKRO PADA TAHUN PERENCANAAN 2.2.1 Laju Inflasi Kabupaten Cianjur Sampai Mei Tahun 2017

Berdasarkan data rilis dari BPS Provinsi Jawa Barat, Inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Cianjur secara khusus tidak pernah dipantau oleh BPS. Di Provinsi Jawa Barat, BPS hanya memunculkan data IHK meliputi 7 kota, yaitu Kota Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Bekasi, Bogor, Sukabumi dan Depok.

1. Dari hasil pendataan harga yang meliputi tujuh kota pantauan IHK Gabungan di Jawa Barat tercatat bahwa pada Januari 2017 mengalami inflasi sebesar 0,77 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 124,36 pada Desember 2016 menjadi 125,32 pada Januari 2017. Dengan demikian laju inflasi tahun kalender “year to date” (Januari 2017) sebesar 0,77 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun “year on year” (Januari 2017 terhadap Januari 2016) tercatat sebesar 2,94 persen.

2. Mei 2017 IHK Gabungan Jawa Barat yang meliputi 7 kota yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya mengalami kenaikan indeks. IHK dari 126,08 di April 2017 menjadi 126,65 di Mei 2017; dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,45 persen.

3. Inflasi Jawa Barat Pada Tahun 2016 sebesar 2,75 persen, namun berdasarkan IHK Gabungan Jawa Barat per Mei 2017 yang meliputi 7 kota mengalami kenaikan inflasi, termasuk juga pada Tahun 2017 di Kabupaten Cianjur mengalami kenaikan inflasi rata-rata sebesar 0,45 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok bahan Makanan sebesar 1,24 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,25 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,36 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,42 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,09 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,02 persen, dan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 0,16 persen.

Dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat Mei 2017, seluruh kota mengalami inflasi yaitu Kota Bogor sebesar 0,57 persen, Kota Sukabumi sebesar 0,49 persen, Kota Bandung sebesar 0,47 persen, Kota Cirebon sebesar 0,64 persen Kota Bekasi sebesar 0,27 persen, Kota Depok sebesar 0,51 persen dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,62 persen. Berikut ini Perkembangan Inflasi Gabungan Tujuh Kota di Provinsi Jawa Barat sebagaimana grafik 2.7.

Grafik Grafik 2. 7

(23)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

2.2.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Kabupaten Cianjur Tahun 2018

Pengaruh perekonomian nasional dan regional yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir akan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Cianjur pada tahun-tahun mendatang. Prospek perekonomian semakin berat dengan bermacam kejadian bencana alam yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia yang mengakibatkan semakin tingginya biaya produksi diikuti kenaikan harga barang-barang kebutuhan masyarakat dan pada akhirnya akan meningkatkan laju inflasi. Beberapa tantangan yang diperkirakan masih akan dihadapi perekonomian Kabupaten Cianjur Tahun 2018, antara lain: 1. belum optimalnya pemanfaatan potensi sumber daya alam daerah,

khususnya Cianjur Selatan seperti potensi kepariwisataan.

2. besarnya beban infrastruktur wilayah terkait dengan luasnya wilayah kabupaten Cianjur yang memiliki topografi yang beragam.

3. Pembangunan infrastruktur strategis belum mendapat dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi.

4. Belum optimalnya Pemberdayaan ekonomi, koperasi dan KUKM. 5. Belum optimalnya daya saing investasi.

6. Belum otimalnya lapangan pekerjaan baru.

Sementara itu, berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan Kabupaten Cianjur untuk meningkatkan perekonomian daerah pada tahun 2018, di antaranya:

1. meningkatnya kualitas pelayanan investasi daerah;

2. kebijakan pengembangan infratruktur perekonomian dan pelayanan publik; 3. meningkatnya dukungan dari seluruh pemangku kepentingan

pembangunan daerah.

2.2.3 Arah Kebijakan Ekonomi Kabupaten Cianjur Tahun 2018

Arah kebijakan ekonomi secara jangka menengah dapat terlihat pada RPJMD yang dijabarkan pada dokumen perencanaan tahunan (RKPD). Arah kebijakan ekonomi daerah tahunan disusun dengan tujuan untuk mengimplementasikan program serta dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi makro yang ada. Kebijakan dan kondisi ekonomi makro dapat terlihat antara lain melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan kontribusi sektoralnya, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, jumlah penduduk miskin, nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta tingkat pengangguran terbuka. Dalam konteks ini, Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Tahun 2018 harus mampu mencapai ketiga misi, yaitu:

1. meningkatkan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dan berwawasan lingkungan;

2. meningkatkan pembangunan keagamaan;

3. meningkatkan pembangunan manusia melalui akselerasi di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

Memperhatikan kondisi dan dinamika perekonomian nasional, regional, beberapa tahun sebelumnya serta proyeksi perkembangan ekonomi tahun 2018, tantangan dan prospek ekonomi Tahun 2018, maka indikator makro ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2018 ditargetkan sebagaimana tercantum dalam tabel 2.7.

(24)

Pemerintah Kabupaten Cianjur Tabel 2. 7

Realisasi Kondisi Perekonomian Kabupaten Cianjur Tahun 2015 dan 2016 serta Target Tahun 2017-2018

No. Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Kondisi Kinerja Awal RPJMD Target Capaian Setiap Tahun

Realisasi Tahun 2015

Realisasi

Tahun 2016 *2017 *2018 1. PDRB ADH konstan per kapita (Rp.) 11.349.566,7 12.528.367,8 12.744.081,7 12.967.899,5 2. PDRB ADH berlaku per kapita (Rp.) 14.373.748,5 15.734.756,1 16.139.843,0 16.423.298,8

3. Indeks Gini 0,276 *0,271 0,267 0,263

4. Angka Kemiskinan (%) 12,06 *11,45 10, 41 9,29 5. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,47 6,39 5,98 6,24 6. Angka rata-rata lama sekolah (tahun) 6,65 *6,74 6,83 6,92 7. Angka Usia Harapan Hidup (tahun) 69,18 *69,25 69,33 69,40 8. Indeks Daya beli masyarakat 0,5859 *0,5899 0,594 0,598 9. Tingkat pengangguran terbuka (%) 10,06 *10,04 10,02 9,99 10. Nilai investasi PMA/PMDN (Rp. Triliyun) 1,26 *1,34 1,38 1,42

Sumber: * Target dalam RPJMD Kab. Cianjur Tahun 2016-2021 BPS PDRB Kabupaten Cianjur Tahun 2017

Berdasarkan data tabel 2.7 di atas, penjelasan rencana target indikator makro perekonomian Kabupaten Cianjur Tahun 2018 diantaranya sebagai berikut:

1. Indeks gini dari realisasi pada tahun 2015 sebesar ratio 0,276 menjadi 0,263 pada tahun 2018 atau ditargetkan menurun sebesar 0,78. Artinya jika setiap tahun menurun, maka terjadi perbaikan pemerataan pendapatan di wilayah Kabupaten Cianjur. Beberapa faktor yang mempengaruhi perbaikan tingkat ketimpangan, yaitu kenaikan upah buruh tani, buruh bangunan, serta naiknya pengeluaran per kapita.

2. Angka kemiskinan dari realisasi pada tahun 2015 sebesar 12,06 persen menjadi 9,29 persen pada tahun 2018 atau ditargetkan menurun sebesar 2,77 persen.

3. Laju pertumbuhan ekonomi dari realisasi pada tahun 2015 sebesar 5,46 persen menjadi 6,24 persen pada tahun 2018 atau ditargetkan meningkat sebesar 0,78 persen.

4. Angka rata-rata lama sekolah dari realisasi pada tahun 2015 sebesar 6,65 tahun menjadi 6,92 tahun pada tahun 2018 atau ditargetkan meningkat sebesar 0,27 tahun.

5. Tingkat Pengangguran Terbuka dari realisasi pada tahun 2015 sebesar 10,06 persen menjadi 9,99 persen pada tahun 2018 atau ditargetkan menurun sebesar 0,07 persen.

Berdasarkan perkembangan dan target rencana indikator ekonomi daerah, pada prinsipnya pengembangan wilayah Kabupaten Cianjur diarahkan menuju:

1. Berkembangnya wilayah Kabupaten Cianjur dengan memanfaatkan potensi dan prospek pengembangan wilayah.

2. Meningkatnya perekonomian wilayah dan berkurangnya ketimpangan antar bagian wilayah yang relatif maju (terutama di wilayah utara) dengan bagian wilayah yang kurang berkembang (yaitu wilayah tengah-selatan) melalui optimasi pemanfaatan sumber daya dan pengembangan sistem keterkaitan ruang (spatial linkages).

(25)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Selain prinsip pengembangan wilayah untuk mendukung pengembangan ekonomi, maka pengembangan ekonomi untuk mencapai target perekonomian daerah pada Tahun 2018 sangat diperlukan. Oleh karena itu, arah kebijakan ekonomi untuk mencapai indikator perekonomian daerah sebagai berikut: 1. Peningkatan Daya Saing ekonomi melalui pemberdayaan ekonomi

masyarakat dengan fokus penguatan koperasi dan UKM berbasis potensi lokal;

2. Peningkatan perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat dengan fokus perbaikan di bidang pertanian, industri dan perdagangan;

3. Meningkatkan produksi dan produktivitas melalui pengadaan bibit unggul, teknologi tepat guna dan perlindungan lahan pertanian yang berkelanjutan serta peningkatan produk pertanian yang kompetitif;

4. Pembangunan infrastruktur wilayah dengan fokus ke wilayah tengah dan selatan untuk mengurangi ketimpangan dan berkembangnya wilayah selatan;

5. Penataan destinasi wisata Kabupaten Cianjur yang terbagi menjadi 7 (tujuh)

Cluster Wisata dengan fokus pembangunan wisata pantai, wisata budaya

serta wisata alam;

6. Meningkatkan kualitas pelayanan investasi daerah melalui akses informasi dan kemudahan perizinan investasi;

7. Pengembangan infrastruktur perekonomian; 8. Peningkatan pelayanan publik;

9. Meningkatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan daerah melalui perencanaan partisipatif.

(26)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

BAB III

ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RAPBD KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018

Pada bab ini menguraikan asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam APBN, Laju inflasi baik nasional, regional dan wilayah Kabupaten Cianjur, pertumbuhan PDRB dan asumsi-asumi lain yang menjadi dasar penyusunan RAPBD Kabupaten Cianjur.

3.1. ASUMSI DASAR YANG DIGUNAKAN DALAM RAPBN 2018

Berdasarkan pentahapan skala prioritas dan strategi jangka menengah yang dimuat dalam RPJPN 2005—2025, RPJMN 2015—2019 akan difokuskan pada upaya pemantapan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang berkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan dan perlu dijaga keberlanjutannya, seperti Program Indonesia Pintar melalui pelaksanaan wajib belajar 12 tahun, pelaksanaan SJSN, pembangunan infrastruktur, serta pemerataan dan pengurangan kesenjangan baik antar kelas pendapatan dan antar wilayah.

Berdasarkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok- Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun Anggaran 2018, perekonomian nasional tahun 2018 diperkirakan tumbuh lebih baik dari tahun 2017, yaitu pada kisaran sebesar 5,4 hingga 6,1 persen. Kinerja ekonomi diperkirakan lebih baik dengan dukungan tidak hanya berasal dari sisi eksternal namun juga perbaikan perekonomian domestik. Pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi terus diupayakan sebagai bentuk bagian dalam mendorong investasi langsung non-pemerintah. Selain itu, konsumsi rumah tangga juga dijaga melalui stabilisasi tingkat inflasi dan daya beli masyarakat agar mampu menjaga momentum perbaikan pertumbuhan ekonomi. Untuk lebih jelasnya Pertumbuhan Produk Domestik Brutto (PDB) Pengeluaran dan Sektoral Tahun 2012-2018 (%, Yoy) sebagaimana tercantum dalam tabel 3.1.

Tabel 3. 1

Pertumbuhan PDB Pengeluaran dan Sektoral Tahun 2012-2018 (%, YoY)

Sumber: Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok- Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun Anggaran 2018, Kementerian Keuangan Republik Indonesia

(27)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Pertumbuhan ekonomi pada periode tahun 2018 hingga tahun 2021 diperkirakan terus membaik dengan dukungan konidis ekonomi global yang juga diperkirakan terus mengalami perbaikan. Pada tahun 2018, inflasi diperkirakan tetap dapat terjaga dalam rentang sasaran inflasi. Untuk dapat menjaga rentang sasaran inflasi, Pemerintah Pusat juga mendorong pemerintah daerah untuk menjaga laju inflasi di masing-masing wilayah. Laju inflasi tahun 2018 diperkirakan bergerak dalam rentang sasaran inflasi sebesar 3,5 ±1,0 persen.

Grafik 3. 1

Proyeksi Inflasi Tahun 2018 (%, YoY)

Sumber: Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok- Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun Anggaran 2018, Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Pada tahun 2018, inflasi diperkirakan tetap dapat terjaga dalam rentang sasaran inflasi. Perbaikan kapasitas produksi nasional yang didukung program-program untuk menjaga daya beli masyarakat dan stabilisasi harga akan mampu menjaga keseimbangan sisi penawaran dan permintaan dalam negeri. Sementara dari sisi eksternal, faktor tekanan harga komoditas global masih relatif rendah. Faktor risiko inflasi masih mungkin dihadapi sebagai akibat dampak cuaca terhadap harga komoditas pangan namun kebijakan-kebijakan pengendalian inflasi akan terus dijalankan untuk memitigasi sumber tekanan tersebut. Pemerintah akan terus melanjutkan komitmen untuk tetap mengendalikan stabilitas harga yang diatur Pemerintah. Di samping itu program kerja Pemerintah diarahkan untuk tetap melanjutkan pengalokasian subsidi pangan dan dana cadangan pangan yang digunakan untuk pelaksanaan operasi pasar dan penyediaan pangan bagi rakyat miskin.

Berdasarkan perkembangan di atas, maka sesuai dengan Tema RKP Tahun 2018 (RPJMN 2015-2019) “Memacu Investasi dan Infrastruktur untuk

Pertumbuhan dan Pemerataan” maka sasaran yang harus dicapai pada akhir

tahun 2018, sesuai dengan Rancangan RKP Tahun 2018, antara lain:

1. Pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,1 persen (*); dengan sasaran per wilayah; Sumatera sebesar 5,97 persen; Jawa sebesar 6,23 persen; Bali-Nusa Tenggara sebesar 6,04 persen; Kalimantan sebesar 4,37 persen; Sulawesi sebesar 7,35 persen; Maluku sebesar 6,18 persen dan Papua sebesar 6,87 persen;

2. Pencapaian target tingkat kemiskinan sebesar 12,5 persen (*); dengan sasaran Tingkat Kemiskinan Per Wilayah: Sumatera sebesar 10,25 persen; Jawa sebesar 9,45 persen; Bali-Nusa Tenggara sebesar 13,87 persen; Kalimantan sebesar 5,40 persen; Sulawesi sebesar 9,96 persen; Maluku sebesar 12,52 persen dan Papua sebesar 25,85 persen;

(28)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

3. Pencapaian target tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,44 persen (*); dengan sasaran Tingkat Pengangguran Per Wilayah: Sumatera sebesar 4,80 persen; Jawa-bali sebesar 5,90 persen; Bali-Nusa Tenggara sebesar 2,80 persen; Kalimantan sebesar 5,10 persen; Sulawesi sebesar 4,00 persen; Maluku sebesar 4,90 persen dan Papua sebesar 3,60 persen; dan

4. Laju inflasi 3,5 ±1,0 persen

3.2. ASUMSI DASAR YANG DIGUNAKAN DALAM RAPBD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018

Rumusan Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 tidak lepas dari pencapaian pembangunan ekonomi pada Tahun 2016, proyeksi Tahun 2017 dan 2018. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2018 bertepatan dengan berakhirnya RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013- 2018. Dalam konteks ini, Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Tahun 2018 seyogianya mampu mencapai misi 2 (dua) RPJMD Provinsi Jawa Barat, yakni Membangun Perekonomian Yang Kokoh Dan Berkeadilan. Secara detil, misi 2 (dua) bermakna Perekonomian Jawa Barat yang semakin maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis ekonomi pertanian dan non pertanian yang mampu menarik investasi dalam dan luar negeri, menyerap banyak tenaga kerja, serta memberikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Tujuan dari arah kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah. Target pembangunan ekonomi Jawa Barat Tahun 2018 sebagaimana tercantum dalam table 3.2.

Tabel 3.2

Target Pembangunan Ekonomi Jawa Barat Tahun 2018

No Indikator 2018

1

IPM (poin) 71.04 - 71.54

a) Indeks Pendidikan (poin) 62.51 - 63.50

- Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8.11 - 8.20

- Angka Melek Huruf (%) 99,00 – 99,50 %

b) Indeks Kesehatan (poin) 81.49 - 81.54

- Angka Harapan Hidup (Tahun) 72.97 - 73.00

c) Indeks Daya beli (poin) 70,62

2 PDRB

a). PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku (adhb) (Juta

Rupiah) 28,00 – 30,00

b). PDRB per Kapita atas dasar harga konstan (adhk) (Juta

Rupiah) 15,00 – 17,00

3 Indeks Gini (poin) 0,38

4 Kemiskinan

a. Persentase Penduduk Miskin thd Total penduduk (%) 717,00%

5 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%/Tahun) 5.76 - 5.81

6 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 7,7

7 Inflasi (%) 4,0 - 5,0

8 Nilai Investasi PMTB/adhb (trilyun Rupiah) 315,3 - 335,3

(29)

Pemerintah Kabupaten Cianjur

Berdasarkan perkembangan indikator pembangunan ekonomi Jawa Barat Tahun 2016, maka dapat diproyeksikan bahwa pada tahun 2017-2018 ekonomi Jawa Barat mampu tumbuh 5,76 persen hingga 6,07 persen. Hal tersebut dapat terwujud dengan asumsi tidak ada perubahan drastis dan optimis. Untuk mencapai kondisi pembangunan ekonomi sebagaimana yang diproyeksikan di atas, maka arah kebijakan pembangunan ekonomi adalah berikut ini:

1. Peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat, fokus pada perbaikan di bidang industri dan pertanian, dengan mempertahankan capaian kinerja di sektor perdagangan;

2. Memantapkan peran lapangan usaha perdagangan, transportasi dan pergudangan serta jasa lainnya dengan upaya mendorong peningkatan nilai tambah di ke tiga lapangan usaha tersebut;

3. Membangkitkan lapangan industri pengolahan di Jawa Barat – sebagai sektor dengan kontribusi terbesar - khususnya upaya-upaya untuk meningkatkan pertumbuhan sektoral industri pengolahan, dengan mengupayakan perluasan pangsa pasar ekspor (melalui peran market intelegent dan juga market penetration), dan juga peningkatan efisiensi produksi dan produktivitas tenaga kerja;

4. Meningkatkan daya saing sektor-sektor yang ada di kuadran ke-4 khususnya lapangan usaha konstruksi - melalui pembangunan infrastruktur dengan fokus pada peningkaan aksesibiltas seluruh daerah di Jawa Barat; Pengembangan Jasa keuangan & asuransi untuk mendukung terwujudnya program financial inclusion di Jawa Barat; serta peningkatan daya saing pendidikan dan kesehatan dengan sasaran peningkatan kualitas SDM;

5. Membangkitkan kembali lapangan usaha pertanian, untuk menjadi stabilitas kesempatan kerja. Meningkatkan laju pertumbuhan nilai tambah yang bisa dilakukan dengan peningkatan produktivitas – melalui penciptaan bibit unggul, teknologi tepat guna dan juga memberikan perlindungan kepada petani melalui subsidi untuk asuransi pertanian. Meningkatkan aktivitas pasca panen, melalui upaya mendorong dan pengembangan industri-industri mikro, kecil dan menengah pengolah hasil pertanian - pemberian insentif kepada aktivitas industri pengolah hasil pertanian, misalnya aksesibilitas modal bagi pengusaha mikro dan kecil yang diwujudkan bersamaan dengan program financial inclusion;

6. Meningkatkan lingkungan usaha untuk UMK;

7. Pembangunan infrastruktur mengikuti pola pembangunan ekonomi; 8. Peningkatan Daya Saing Industri;

9. Hilirisasi Untuk Mendorong Pertumbuhan Industri; 10. Penataan destinasi wisata unggulan Jabar;

11. Peningkatan daya saing daerah Provinsi Jawa Barat;

12. Penurunan ketimpangan pendapatan – melalui pembangunan yang lebih berkualitas – khususnya di wilayah perkotaan;

13. Penataan karakter pertumbuhan ekonomi yang memberi kesempatanluas untuk partisipasi masyarakat miskin;

14. Pertumbuhan Ekonomi Pro Job, Pro Poor dan Pro Village Dalam Konteks Masyarakat Agraris;

15. Seiring dinamika perekonomian yang didominasi sektor tersier, dibutuhkan langkah sedini mungkin penyiapan skil tenaga kerja untuk mengimbangi struktur PDRB dengan struktur tenaga kerja;

(30)

Pemerintah Kabupaten Cianjur 16. Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja

17. Menjaga stabilitas harga /inflasi tetap di bawah 3-4 persen.

3.3. ASUMSI DASAR YANG DIGUNAKAN DALAM RAPBD KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018

3.3.1 Asumsi Ekonomi Makro

Arah kebijakan ekonomi secara jangka menengah dapat terlihat pada RPJMD yang dijabarkan pada dokumen perencanaan tahunan (RKPD). Arah kebijakan ekonomi daerah tahunan disusun dengan tujuan untuk mengimplementasikan program serta dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi makro yang ada. Kebijakan dan kondisi ekonomi makro dapat terlihat antara lain melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan kontribusi sektoralnya, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, jumlah penduduk miskin, nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta tingkat pengangguran terbuka. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2018, merupakan tahun kedua pelaksanaan RPJMD Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2021. Dalam konteks ini, Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Tahun 2018 harus mampu mencapai ketiga misi, yaitu:

1. meningkatkan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dan berwawasan lingkungan;

2. meningkatkan pembangunan keagamaan;

3. meningkatkan pembangunan manusia melalui akselerasi di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

Memperhatikan kondisi dan dinamika perekonomian nasional, regional, beberapa tahun sebelumnya serta proyeksi perkembangan ekonomi tahun 2018, tantangan dan prospek ekonomi Tahun 2018, maka indikator makro ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2018 ditargetkan sebagaimana tercantum dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3

Realisasi Kondisi Perekonomian Kabupaten Cianjur Tahun 2015 dan 2016 Target Tahun 2017-2018

No. Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Kondisi Kinerja Awal RPJMD Target Capaian Setiap Tahun

Realisasi Tahun 2015

Realisasi

Tahun 2016 *2017 *2018 1. PDRB ADH konstan per kapita (Rp.) 11.349.566,7 12.528.367,8 12.744.081,7 12.967.899,5 2. PDRB ADH berlaku per kapita (Rp.) 14.373.748,5 15.734.756,1 16.139.843,0 16.423.298,8

3. Indeks Gini 0,276 *0,271 0,267 0,263

4. Angka Kemiskinan (%) 12,06 *11,45 10, 41 9,29 5. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,47 6,39 5,98 6,24 6. Angka rata-rata lama sekolah (tahun) 6,65 *6,74 6,83 6,92 7. Angka Usia Harapan Hidup (tahun) 69,18 *69,25 69,33 69,40 8. Indeks Daya beli masyarakat 0,5859 *0,5899 0,594 0,598 9. Tingkat pengangguran terbuka (%) 10,06 *10,04 10,02 9,99 10. Nilai investasi PMA/PMDN (Rp. Triliyun) 1,26 *1,34 1,38 1,42

Sumber: * Target dalam RPJMD Kab. Cianjur Tahun 2016-2021 BPS PDRB Kabupaten Cianjur Tahun 2017

(31)

Pemerintah Kabupaten Cianjur Tabel 3.4

Perbandingan Rencana Target Perekonomian Daerah Kabupaten Cianjur dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018

No. Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Target Tahun 2018

Provinsi Jawa Barat Kab.Cianjur

1. PDRB ADH konstan per kapita (Rp ) dalam juta 15,00 – 17,00 12, 96

2. PDRB ADH berlaku per kapita (Rp.) dalam juta 28,00 – 30,00 16,42

3. Indeks Gini (poin) 0,38 0,263

4. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5.76 - 5.81 6,24

5. Angka rata-rata lama sekolah (tahun) 8.11 - 8.20 6,92

6. Angka Usia Harapan Hidup (tahun) 72.97 - 73.00 69,40

7. Tingkat pengangguran terbuka (%) 7,7 9,99

8. Nilai investasi PMA/PMDN (Rp. Triliyun) 315,3 - 335,3 1,42

Sumber: Target dalam RPJMD Kab. Cianjur Tahun 2016-2021 RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018

3.3.2 Laju Inflasi Kabupaten Cianjur Tahun 2018

Inflasi merupakan indikator penting dalam perencanaan pembangunan daerah. Fluktuasi inflasi daerah akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, penentuan asumsi indikator inflasi merupakan langkah strategis dan penting. Tren penurunan tekanan inflasi akan terus berlanjut pada tahun 2018. Inflasi Kabupaten Cianjur tahun 2018 diproyeksikan lebih rendah dari tahun 2017, yaitu dikisaran 1-4 persen. Kondisi tersebut terjadi dengan asumsi nilai tukar yang diharapkan mulai bergerak ke arah stabil dan pasokan kebutuhan pokok masyarakat yang terjaga.

3.3.3 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Cianjur Tahun 2018

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Cianjur dari realisasi pada tahun 2015 sebesar 5,46 persen menjadi 6,24 pada tahun 2018 atau ditargetkan meningkat sebesar 0,78 persen. Jika pertumbuhan PDRB Tahun 2018 menurut lapangan usaha berdasarkan harga berlaku dapat mencapai kurang lebih 12,967 triliun rupiah atau dperkirakan mengalami kenaikan sebesar 14,25 persen dari tahun 2015. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai 16,423 triliun rupiah atau diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 14,26 persen dari tahun 2015.

3.3.4 Lain-lain asumsi

Selain asumsi-asumsi yang berkaitan dengan ekonomi makro, pada Tahun Anggaran 2018 ada beberapa asumsi lainnya, yaitu:

1. Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib untuk terjaminnya kelangsungan pemenuhan pelayanan dasar masyarakat sesuai dengan kebutuhan Tahun Anggaran 2018. Selain belanja daerah digunakan untuk mendanai urusan wajib dan pilihan, juga harus mendukung target capaian prioritas pembangunan nasional tahun 2018 sesuai dengan kewenangan masing-masing tingkatan Pemerintah Daerah.

2. Dalam rangka pelaksanaan Pasal 72 ayat (1) huruf b dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, bantuan keuangan kepada pemerintah desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) dari dana perimbangan yang diterima oleh kabupaten/kota dalam APBD Tahun Anggaran 2018 setelah dikurangi DAK.

Gambar

Grafik 2. 2  Laju Inflasi (%, YoY)
Grafik Grafik 2. 7

Referensi

Dokumen terkait

3.2 Memahami dan merespon percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal (bersosialisasi) sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan

Pada kesempatan ini akan diteliti salah satu geguritan yang berjudul "Geguritan Nyepi" .Beberapa kekhasan dalam teks Geguritan Nyepi membuat

Sarana dan Prasarana Kebencanaan Proyek Prioritas Penyediaan Sistem Peringatan dini Kegiatan Prioritas Pelayanan Dasar Kebencanaan Proyek Prioritas Kegiatan Prioritas

 Kiranya dapat disampaikan himbauan agar para wajib zakat fitri untuk bisa menyegerakan mengeluarkan zakat fitri atau tidak terlalu dekat dengan hari raya Idul Fitri,

Pengamatan langsung dilapangan ini akan memproleh data yang obyektif dan akurat sebagai bukti atau fakta penelitian yang cukup kuat yang berkaitan langsung dengan

Hasil pengujian dengan mesin X-Ray Diffractometer (XRD) untuk Scaffolds tipe 1/K dengan temperatur sintering 900 o C memberikan difraktogram dengan puncak-puncak yang tajam

Empat nomor halaman teletext pilihan Anda dapat diberi kode warna dan dapat dipilih dengan mudah dengan menekan tombol warna yang sesuai pada remote kontrol. 1 Tekan

Berbagai sarana dan media komunikasi pemasaran secara tradisional diistilahkan sebagai promosi (promotion) dalam komponen bauran pemasaran (marketing