• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KERTAS DI PT. TJIWI KIMIA MOJOKERTO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KERTAS DI PT. TJIWI KIMIA MOJOKERTO."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA

TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAGIAN PRODUKSI KERTAS

DI PT. TJIWI KIMIA

MOJOKERTO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh : Johan Wahyu Ismanto

0412010127/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA

TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAGIAN PRODUKSI KERTAS

DI PT. TJIWI KIMIA

MOJOKERTO

Yang diajukan

Johan Wahyu Ismanto 0412010127/FE/EM

Disetujui untuk ujian skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Hj. Kustini, MSi. Tanggal : ...

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

Jawa Timur

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah dan terima kasih kepada junjungan tertinggi,

ALLAH SWT atas kemampuan dan kasih karunia-Nya yang diberikan sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH

KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KERTAS DI PT. TJIWI KIMIA MOJOKERTO”.

Penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk dapat

memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dengan selesainya penulisan

skripsi ini penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang bersedia untuk

memberikan bantuan dan dukungannya baik secara materiil maupun moril kepada

penulis, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Ec. Hj. Kustini, MSi, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

(4)

5. Seluruh staf Dosen dan Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak dan Ibu serta Saudara-saudaraku tercinta yang sudah mendukung

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih ada

kekurangan dan perlu adanya perbaikan, oleh karenanya penulis senantiasa

mengharapkan kritik dan saran serta masukan-masukan bagi peneliti yang lain di

masa yang akan datang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Januari 2011

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu... 9

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Kepemimpinan ... 10

2.2.2. Motivasi Kerja... 13

2.2.3. Kepuasan Kerja ... 16

2.2.4. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ... 20

(6)

Karyawan ... 21

2.3. Kerangka Konseptual ... 22

2.4. Hipotesis... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 24

3.1.1. Definisi Operasional... 24

3.1.2. Pengukuran Variabel... 27

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 28

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis... 30

3.4.1. Uji Kesesuaian dan Statistik ... 34

3.4.2. RMSEA ... 34

3.4.3. GFI ... 35

3.4.4. AGFI ... 35

3.4.5. CMIN/DF ... 35

3.4.6. TLI ... 36

3.4.7. CFI ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian... 38

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 38

4.1.2. Struktur Organisasi ... 39

4.1.3. Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan... 40

(7)

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

4.3.1. Deskripsi Hasil Jawaban Responden ... 46

4.3.1.1. Deskripsi Variabel Kepemimpinan (X1) ... 46

4.3.1.2. Deskripsi Variabel Motivasi Kerja (X2) ... 48

4.3.1.3. Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y)... 50

4.3.2. Uji Outlier Multivariate ... 51

4.3.3. Uji Reliabilitas ... 52

4.3.4. Uji Validitas ... 54

4.3.5. Uji Construct Reliability dan Variance Ectracted ... 54

4.3.6. Uji Normalitas ... 56

4.3.7. Evaluasi Model One Step Approach to SEM ... 57

4.3.8. Uji Kausalitas ... 60

4.4. Pembahasan... 61

4.4.1. Kepemimpinan Berpengaruh Signifikan Positif Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ... 61

4.4.2. Motivasi Kerja Berpengaruh Signifikan Positif Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 64

5.2. Saran ... 64

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 22

Gambar 3.1. Model Structural Equation Modeling ... 30

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Tjiwi Kimia Mojokerto ... 39

Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural Base Model ... 58

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Hasil Penyebaran Kuesioner

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Data Absensi Karyawan Bagian Produksi Kertas

Tahun 2007 - 2009 ... 5

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices... 37

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 45

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Kepemimpinan ... 47

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Motivasi Kerja... 48

Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Kepuasan Kerja Karyawan ... 50

Tabel 4.7. Hasil Uji Outlier Multivariate... 52

Tabel 4.8. Reliabilitas Data ... 53

Tabel 4.9. Validitas Data... 54

Tabel 4.10. Construct Reliability & Variance Extracted ... 55

Tabel 4.11. Normalitas Data ... 56

Tabel 4.12. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Base Model ... 58

Tabel 4.13. Modifikasi ... 59

Tabel 4.14. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Modifikasi... 59

(11)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAGIAN PRODUKSI KERTAS DI PT. TJIWI KIMIA

MOJOKERTO

Johan Wahyu Ismanto

ABSTRAKSI

Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya. Peran penting pimpinan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan antara lain melalui pembentukan mental bekerja yang baik dengan dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya, memberikan bimbingan, pengarahan dan koordinasi yang baik dalam bekerja oleh seorang pemimpin kepada bawahannya. Menciptakan kepuasan kerja karyawan adalah tidak mudah karena kepuasan kerja dapat tercipta jika variabel - variabel yang mempengaruhinya antara lain motivasi kerja, kepemimpinan dapat diakomodasikan dengan baik dan diterima oleh semua karyawan di dalam suatu organisasi/perusahaan. PT. Tjiwi Kimia Mojokerto merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi kertas. Di mana saat ini dihadapkan masalah menurunnya kepuasan kerja karyawannya dilihat dari data absensi tahun 2007-2009. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Tjiwi Kimia Mojokerto.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian produksi kertas di PT. Tjiwi Kimia Mojokerto. Skala pengukuran menggunakan skala interval dan skala pembentukan menggunakan skala semantic differential. Teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling dengan metode simple

random sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 108 karyawan. Data

yang digunakan adalah data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan PT. Tjiwi Kimia Mojokerto. Teknik analisis yang digunakan adalah

SEM (Structural Equation Modeling) untuk melihat hubungan kausalitas antar

faktor.

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa Kepemimpinan berpengaruh signifikan positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, Motivasi Kerja berpengaruh signifikan positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan berkembang

dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen

yang efektif dan efisien artinya dapat dengan mudah berubah atau

menyesuaikan diri dan dapat mengakomodasikan setiap perubahan baik

yang sedang dan telah terjadi dengan cepat, tepat dan terarah serta biaya

yang murah. Dengan demikian, organisasi sudah tidak lagi dipandang

sebagai sistem tertutup (closed-system) tetapi organisasi merupakan sistem

terbuka (openedsystem) yang harus dapat merespon dan

mengakomodasikan berbagai perubahan eksternal dengan cepat dan

efisien.

Krisis ekonomi yang berdampak pada lesunya iklim dunia usaha

mengakibatkan banyak perusahaan harus melakukan upaya perampingan

atau konsolidasi internal lainnya sebagai upaya penghematan keuangan

untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup (survive) dan mencapai

pertumbuhan (growth) melalui kinerja yang efektif dan efisien.

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya

ditentukan dari keberhasilan dalam mengelola keuangan yang berdasarkan

pada kekuatan modal atau uang semata, tetapi juga ditentukan dari

keberhasilannya mengelola sumber daya manusia. Pengelolaan sumber

(13)

untuk menyatukan persepsi atau cara pandang karyawan dan pimpinan

perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan antara lain melalui

pembentukan mental bekerja yang baik dengan dedikasi dan loyalitas yang

tinggi terhadap pekerjaannya, memberikan motivasi kerja, bimbingan,

pengarahan dan koordinasi yang baik dalam bekerja oleh seorang

pemimpin kepada bawahannya.

Keberadaan seorang pemimpin dalam organisasi sangat dibutuhkan

untuk membawa organisasi kepada tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai

gaya kepemimpinan akan mewarnai perilaku seorang pemimpin dalam

menjalankan tugasnya. Bagaimanapun juga gaya kepemimpinan seseorang

tentunya akan diarahkan untuk kepentingan bersama yaitu kepentingan

anggota dan organisasi. Kepemimpinan seseorang dapat mencerminkan

karakter pribadinya di samping itu dampak kepemimpinannya akan

berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

Menciptakan kepuasan kerja karyawan adalah tidak mudah karena

kepuasan kerja dapat tercipta jika variabel - variabel yang

mempengaruhinya antara lain motivasi kerja, kepemimpinan dapat

diakomodasikan dengan baik dan diterima oleh semua karyawan di dalam

suatu organisasi/perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, agar

karyawan selalu konsisten dengan kepuasannya maka setidak-tidaknya

perusahaan selalu memperhatikan lingkungan di mana karyawan

(14)

hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam

menjalankan tugasnya.

Robbins (1996:39) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:124)

mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan. Bila

kepemimpinan kurang berpengaruh dengan baik maka pemimpin tidak

akan berhasil dalam melakukan kewajibannya atau dia melakukan

tugasnya hanya karena terpaksa saja. Koesmono (2005) dalam Koesmono

(2006:78) mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan modal kerja bagi

seseorang dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin atau manager

dalam suatu perusahaan.

Salah satu elemen yang bernilai penting dalam sistem manajemen

perusahaan selain motivasi kerja kepada para karyawan adalah

kepemimpinan (leadership). Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan

bahwa kepemimpinan sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing

perusahaan secara berkelanjutan. Kepemimpinan adalah suatu proses

dimana seseorang dapat menjadi pemimpin (leader) melalui aktivitas yang

terus menerus sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya

(followers) dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi atau

perusahaan.

Sujak (1990) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:125),

mengemukakan bahwa pemahaman motivasi, baik yang ada dalam diri

(15)

dalam peningkatan kepuasan kerja. Dalam hal ini seorang manajer perlu

mengarahkan motivasi dengan menciptakan kondisi (iklim) organisasi

melalui pembentukan budaya kerja atau budaya organisasi sehingga para

karyawan merasa terpacu untuk bekerja lebih keras agar kinerja yang

dicapai juga tinggi. Pemberian motivasi harus diarahkan dengan baik

menurut prioritas dan dapat diterima dengan baik oleh karyawan, karena

motivasi tidak dapat diberikan untuk setiap karyawan dengan bentuk yang

berbeda-beda.

Seseorang dalam berperilaku pasti memiliki motif tertentu dan

pada umumnya motif tersebut didasarkan kepada kebutuhan hidupnya.

Tingkat kebutuhan seseorang berbeda antara orang satu dengan orang yang

lain. Berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang tidak lain untuk

memenuhi keinginan dan kebutuhannya, namun agar keinginan dan

kebutuhannya dapat terpenuhi tidaklah mudah didapatkan tanpa adanya

usaha yang maksimal.

PT. Tjiwi Kimia Mojokerto merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang produksi kertas-kertas yang dibutuhkan untuk kebutuhan

sehari-hari PT. Tjiwi Kimia Mojokerto selalu memegang mutu serta

menyajikan pelayanan yang cepat, tepat, dan aman. Untuk dapat

mewujudkan semuanya seorang pemimpin perusahaan harus mampu

memberikan dorongan kepada karyawannya dalam melakukan

(16)

Setiap satu tahun sekali PT. Tjiwi Kimia Mojokerto melakukan

evaluasi kepuasan kerja terhadap semua karyawannya. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui apakah semua karyawan telah melakukan pekerjaannya

sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Disamping itu

evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kepuasan

kerja melalui kepemimpinan, dan motivasi kerja. Penilaian ini didasarkan

pada beberapa aspek antara lain mengenai menciptakan hubungan yang

harmonis antara pimpinan dan karyawan, motivasi yang diberikan

perusahaan yang sesuai dalam meningkatkan Kepuasan Kerja.

PT. Tjiwi Kimia Mojokerto dihadapkan masalah kenaikkan jumlah

absensi karyawan pada bagian produksi kertas di tahun 2007-2009, di

mana hal tersebut membuat menunjukkan karyawan tidak puas. Untuk

dapat mengetahui peningkatan jumlah absensi karyawan bagian produksi

kertas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1. Data Absensi Karyawan Bagian Produksi Kertas Tahun 2007 - 2009

TAHUN S I A Jumlah Tidak Hadir

2007 574 684 840 2098 Kali

2008 719 1236 935 2890 Kali

2009 690 851 1047 2588 Kali

Sumber : PT. Tjiwi Kimia Mojokerto

Dari data terlihat bahwa absensi karyawan yang alpha di tahun

2007-2009 meningkat. Fenemona meningkatnya absensi karyawan yang

alpha tersebut diindikasikan karena pimpinan yang kurang dapat

mengarahkan karyawan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik,

pelaksanaan aktivitas kepemimpinan yang lebih banyak ke arah menekan

(17)

lembur kerja yang tidak sesuai dengan upah yang diterima, lingkungan

kerja yang tidak kondusif membuat karyawan kurang nyaman dalam

bekerja, rekan kerja yang kurang saling mendukung satu sama lain,

kurangnya dukungan sarana dan prasarana yang diberikan perusahaan

kepada karyawan di dalam melakukan pekerjaan. (Sumber : PT. Tjiwi

Kimia Mojokerto dan internet)

Menurut Robbins (1996) dalam Sukarno dan Prasetyohadi (2004:

197) beberapa hal sebagai akibat tidak terpenuhinya kepuasan kerja antara

lain pergantian karyawan, absensi, meningkatnya kerusakan. Menurut

Yukl (1994:109) dalam Koesmono (2006:78) mengatakan bahwa dalam

kepemimpinan, memberikan pengakuan (recognition) menyangkut

memberi pujian dan memperlihatkan apresiasi terhadap orang lain atau

bawahan akan menghasilkan kepuasan serta memberikan kepercayaan

karyawan terhadap organisasi.

Menurut White et. al (1997:131) dalam Koesmono (2006:91)

mengutarakan bahwa dalam kepemimpinan yang dijalankan oleh

seseorang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja pengikutnya atau

bawahannya. Menurut Luthans (1999:165) dalam Koesmono (2006:90)

mengatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

Kepuasan kerja seorang karyawan akan terjaga dengan baik apabila

karyawan tersebut memiliki motivasi tinggi, kemudian bekerja dengan

baik dan pada akhirnya akan mendapatkan penghasilan yang sesuai dengan

(18)

Di dalam penelitian ini variabel yang diambil kepemimpinan,

motivasi kerja dan kepuasan kerja karyawan yang kemungkinan diduga

karena latar belakang masalah yang ada menunjukkan kepuasan kerja

menurun dilihat dari data absensi yang kemungkinan disebabkan karena

kepemimpinan yang kurang baik dan motivasi yang diberikan kurang.

Dari uraian tersebut, maka dipandang perlu untuk mengadakan

penelitian dengan judul “PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI

KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KERTAS DI PT. TJIWI KIMIA MOJOKERTO”.

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan permasalahan yang diangkat adalah sebagai berikut :

1. Apakah Kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan bagian produksi kertas di PT. Tjiwi Kimia

Mojokerto?

2. Apakah Motivasi Kerja mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan bagian produksi kertas di PT. Tjiwi Kimia

Mojokerto?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh Kepemimpinan terhadap Kepuasan

(19)

8

2. Untuk menganalisis pengaruh Motivasi kerja terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan bagian produksi kertas di PT. Tjiwi Kimia Mojokerto.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Perusahaan :

Penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam mengetahui pengaruh

kepemimpinan, motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

dalam mencapai tujuan perusahaan.

2. Bagi peneliti

Merupakan kesempatan yang berguna untuk mengaplikasikan

teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah pada perusahaan tempat

dilakukannya penelitian.

3. Bagi lembaga

Dapat menambah perbendaharaan karya tulis sebagai dasar dalam

pengembangan program perkuliahan di Universitas Pembangunan

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu sebagai acuan riset pembanding adalah yang

dilakukan oleh:

a. Brahmasari dan Suprayetno (2008) dengan judul “Pengaruh

Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan

(Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia)”.

Penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modeling

(SEM).

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan data primer dengan metode pengumpulan data dilakukan

dengan kuisioner yang diberikan kepada responden secara langsung pada

karyawan PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia.

Hasil penelitian dari penelitian terdahulu yang sesuai dengan

penelitian sekarang yaitu budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, motivasi kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

b. Koesmono (2006) dengan judul “Pengaruh Motivasi dan

Kepemimpinan serta Pengembangan Karir Terhadap OCB melalui

(21)

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proportional random sampling, dengan sampel yang dimbil sebanyak

130 orang manajer perusahaan di Surabaya, teknik pengumpulan data

menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner atau angket.

Hasil penelitian dari penelitian terdahulu yang sesuai dengan

penelitian sekarang yaitu motivasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja, kepemimpinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan kerja.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Kepemimpinan

DuBrin (2005:3) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126)

mengemukakan bahwa kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi

banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan. Cara

mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang

menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan

perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan

mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan

untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar

(22)

Siagian (2002:62) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126)

mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang

untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa

sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun

secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Nimran (2004:64)

dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126) mengemukakan bahwa

kepemimpinan atau leadership adalah merupakan suatu proses

mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang akan

dikehendaki.

Robbins (1996:39) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126)

mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan. Siagian

(2002:66) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126) mengemukakan

bahwa peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau

perusahaan ada tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat interpersonal,

peranan yang bersifat informasional, dan peran pengambilan keputusan.

Yang dimaksud dengan peranan yang bersifat interpersonal dalam

organisasi adalah bahwa seorang pemimpin dalam perusahaan atau

organisasi merupakan simbol akan keberadaan organisasi, seorang

pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan

kepada bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai peran sebagai

penghubung. Peranan yang bersifat informasional mengandung arti bahwa

(23)

penerima dan penganalisa informasi. Sedangkanperan pemimpin dalam

pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai

peran sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa

strategi-strategi bisnis yang mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil

peluang atau kesempatan dan bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan

konsisten.

Luthans (2002) dan Sutiadi (2003:4) dalam Brahmasari dan

Suprayetno (2008:126) mengemukakan bahwa peran kepemimpinan dalam

organisasi adalah sebagai pengatur visi, motivator, penganalis, dan

penguasaan pekerjaan. Yasin (2001:6) dalam Brahmasari dan Suprayetno

(2008:126) mengemukakan bahwa keberhasilan kegiatan usaha

pengembangan organisasi, sebagian besar ditentukan oleh kualitas

kepemimpinan atau pengelolanya dan komitmen pimpinan puncak

organisasi untuk investasi energi yang diperlukan maupun usaha-usaha

pribadi pimpinan.

Tika (2006:64) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126)

mengemukakan bahwa ada sembilan peranan kepemimpinan seorang

dalam organisasi yaitu pemimpin sebagai perencana, pemimpin sebagai

pembuat kebijakan, pemimpin sebagai ahli, pemimpin sebagai pelaksana,

pemimpin sebagai pengendali, pemimpinsebagai pemberi hadiah atau

hukuman, pemimpin sebagai teladan dan lambang atau simbol, pemimpin

sebagai tempat menimpakan segala kesalahan, dan pemimpin sebagai

(24)

Variabel kepemimpinan ini diukur dengan menggunakan 4 (empat)

indikator yang diadopsi dari teori kepemimpinan situasional

Hersey-Blanchard dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:130) yaitu sebagai

berikut:

1. Telling yaitu kemampuan untuk memberitahu anggota apa yang harus

mereka kerjakan.

2. Selling yaitu kemampuan menjual/memberikan ide - ide kepada

anggota.

3. Participating yaitu kemampuan berpartisipasi dengan anggota.

4. Delegating yaitu kemampuan mendelegasikan kepada anggota.

2.2.2. Motivasi Kerja

Robbin (2002:55) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:125)

mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan untuk melakukan

sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk

tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu

untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Siagian (2002:94) dalam

Brahmasari dan Suprayetno (2008:125) mengemukakan bahwa dalam

kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi

bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius dari para

manajer.

Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu: (1) Filsafat hidup

(25)

dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi

ada balas”, (2) Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak

hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis, (3) Tidak ada

titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia, (4) Perbedaan

karakteristik individu dalam organisasi atau perusahaan, mengakibatkan

tidak adanya satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk semua

orang dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang

berbeda-beda.

Radig (1998), Soegiri (2004:27-28) dalam Brahmasari dan

Suprayetno (2008:125) mengemukakan bahwa pemberian dorongan

sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan

gairah kerja karyawan sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki

oleh manajemen. Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal

mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja

yang baik, maka gairah kerja karyawan akan meningkat dan hasil kerja

akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.

Gairah kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat dilihat antara

lain dari tingkat kehadiran karyawan, tanggung jawab terhadap waktu

kerja yang telah ditetapkan. Mangkunegara (2005:101) dalam Brahmasari

dan Suprayetno (2008:125) mengemukakan bahwa terdapat 2 (dua) teknik

memotivasi kerja pegawai yaitu: (1) Teknik pemenuhan kebutuhan

pegawai, artinya bahwa pemenuhan kebutuhan pegawai merupakan

(26)

persuasif, adalah merupakan salah satu teknik memotivasi kerja pegawai

yang dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara ekstra logis.

Teknik ini dirumuskan dengan istilah “AIDDAS” yaitu Attention

(perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action

(aksi atau tindakan), dan Satisfaction (kepuasan).

Penggunaannya, pertama kali pemimpin harus memberikan

perhatian kepada pegawai tentang pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan

agar timbul minat pegawai terhadap pelaksanaan kerja, jika telah timbul

minatnya maka hasratnya akan menjadi kuat untuk mengambil keputusan

dan melakukan tindakan kerja dalam mencapai tujuan yang diharapkan

oleh pemimpin. Dengan demikian, pegawai akan bekerja dengan motivasi

tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya.

Variabel motivasi kerja ini menurut Siagian (1995: 30) dalam

Tjahjono dan Gunarsih (2008:2) diukur dengan menggunakan 6 (enam)

indikator, yaitu:

1. Tingkat kompensasi

2. Kondisi kerja

3. Perasaaan diikutsertakan

4. Pemberian penghargaan

5. Tugas pekerjaan yang sifatnya menarik

(27)

2.2.3. Kepuasan Kerja

Werther dan Davis (1986) dalam Brahmasari dan Suprayetno

(2008:127) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah kondisi

kesukaan atau ketidaksukaan menurut pandangan karyawan terhadap

pekerjaannya. Dole dan Schroeder (2001) dalam Brahmasari dan

Suprayetno (2008:127), mengemukakan bahwa kepuasan kerja dapat

didefinisikan sebagai perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan

pekerjaannya.

Testa (1999) dan Locke (1983) dalam Brahmasari dan Suprayetno

(2008:127) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan

kegembiraan atau pernyataan emosi yang positif hasil dari penilaian salah

satu pekerjaan atau pengalaman-pengalaman pekerjaan. Lebih lanjut

Koesmono (2005) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:127)

mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian, perasaan atau

sikap seseorang atau karyawan terhadap pekerjaannya dan berhubungan

dengan lingkungan kerja, jenis pekerjaan, kompensasi, hubungan antar

teman kerja, hubungan sosial ditempat kerja dan sebagainya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja adalah

dipenuhinya beberapa keinginan dan kebutuhannya melalui kegiatan kerja

atau bekerja. Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1996) dalam Brahmasari

dan Suprayetno (2008:127) mengemukakan bahwa kepuasan kerja

merupakan bagian dari proses motivasi. Kepuasan anggota organisasi

(28)

dan hukuman yang mereka terima. Oleh karena itu, tingkat kepuasan kerja

dalam organisasi dapat ditunjukkan dengan hasil seperti sikap anggota

organisasi, pergantian pekerjaan anggota organisasi, kemangkiran atau

absensi, keterlambatan, dan keluhan yang biasa terjadi dalam suatu

organisasi.

Robbins (2001:148) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:127)

mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum

seorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi

dengan rekan sekerja dan atasan, mengikuti aturan dan kebijakan

organisasi, memenuhi standar kinerja, hidup pada kondisi kerja yang

sering kurang dari ideal, dan hal serupa lainnya. Ini berarti penilaian

(assesment) seorang karyawan terhadap puas atau tidak puasnya dia

terhadap pekerjaan merupakan penjumlahan yang runit dari sejumlah

unsur pekerjaan yang diskrit (terbedakan dan terpisahkan satu sama lain).

Menurut Ramayah (2001) dan Janssen (2001) dalam Brahmasari

dan Suprayetno (2008:128) mengemukakan bahwa seorang manajer akan

sangat peduli pada aspek kepuasan kerja, karena mempunyai tanggung

jawab moral apakah dapat memberikan lingkungan yang memuaskan

kepada karyawannya dan percaya bahwa perilaku pekerja yang puas akan

membuat kontribusi yang positif terhadap organisasi. Para manajer

merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila keadilan dalam

penghargaan memberikan tingkat kepuasan kerja dan kinerja. Situasi

(29)

terhadap kehidupan kerja dan menghasilkan kepuasan kerja. Sehingga para

manajer mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan kepuasan kerja

para bawahannya agar dapat memberikan kontribusi yang positif pada

organisasinya.

Davis (1985) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:128)

mengemukakan bahwa job satisfaction is related to a number of major

employee variables, such as turnover, absences, age, occupation, and size of the organization in which an employee works. Berdasar pendapat

tersebut, Mangkunegara (2005:117) dalam Brahmasari dan Suprayetno

(2008:128) mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan

variabel-variabel seperti turnover (keluar masuk karyawan), tingkat

absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan.

Kepuasan kerja berhubungan dengan turnover (keluar masuk

karyawan) mengandung arti bahwa kepuasan kerja yang tinggi selalu

dihubungkan dengan turnover pegawai yang rendah, dan sebaliknya jika

pegawai banyak yang merasa tidak puas maka turnover (pegawai tinggi.

Kepuasan kerja berhubungan dengan tingkat absensi (kehadiran)

mengandung arti bahwa pegawai yang kurang puas cenderung tingkat

ketidakhadirannya tinggi. Kepuasan kerja berhubungan dengan umur

mengandung arti bahwa pegawai yang cenderung lebih tua akan merasa

lebih puas daripada pegawai yang berumur relatif lebih muda, karena

diasumsikan bahwa pegawai yang tua lebih berpengalaman menyesuaikan

(30)

mempunyai harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga apabila

antara harapannya dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau

ketidak-seimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas.

Kepuasan kerja dihubungkan dengan tingkat pekerjaan

mengandung arti bahwa pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang

lebih tinggi cenderung lebih puas daripada pegawai yang menduduki

pekerjaan yang lebih rendah, karena pegawai yang tingkat pekerjaannya

lebih tinggi menunjukkan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam

mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam bekerja. Kepuasan kerja

berhubungan dengan ukuran organisasi perusahaan mengandung arti

bahwa besar kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi proses komunikasi,

koordinasi, dan partisipasi pegawai sehingga dapat mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan.

Mangkunegara (2005:120) dalam Brahmasari dan Suprayetno

(2008:128) mengemukakan bahwa ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor

pekerjaannya. Faktor yang ada pada diri pegawai yaitu kecerdasan (IQ),

kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan,

pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi,

dan sikap kerja. Sedangkan faktor pekerjaan yaitu jenis pekerjaan, struktur

organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan

keuangan, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan

(31)

Variabel kepuasan kerja karyawan ini diukur dengan menggunakan

4 (empat) indikator yang diadopsi dari teori Herzberg dalam Brahmasari

dan Suprayetno (2008:130), yaitu:

1. Kompensasi yaitu segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai

balas jasa untuk pekerjaan mereka berupa imbalan atau upah.

2. Kondisi kerja yaitu rekan kerja yang saling mendukung satu sama lain

di dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan perusahaan kepada

karyawan.

3. Sistem administrasi dan kebijakan perusahaan yaitu sistem yang

dimiliki perusahaan berupa prosedur atau tata cara di dalam

melaksanakan pekerjaan.

4. Kesempatan untuk berkembang yaitu kesempatan yang diberikan

perusahaan kepada karyawan untuk mengembangkan karir.

2.2.4. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Menurut Yukl (1994:109) dalam Koesmono (2006:78) mengatakan

bahwa dalam kepemimpinan, memberikan pengakuan (recognition)

menyangkut memberi pujian dan memperlihatkan apresiasi terhadap orang

lain atau bawahan akan menghasilkan kepuasan serta memberikan

kepercayaan karyawan terhadap organisasi.

Menurut White et. al (1997:131) dalam Koesmono (2006:91)

mengutarakan bahwa dalam kepemimpinan yang dijalankan oleh

(32)

bawahannya. Hasil penelitian Koesmono (2006:91) menunjukan bahwa

kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja

karyawan.

Dari uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

yang baik dan bijaksana kepada karyawan akan meningkatkan kepuasan

kerja karyawan untuk bekerja. Sehingga kepemimpinan berpengaruh

positif terhadap kepuasan kerja karyawan.

2.2.5. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Menurut Luthans (1999:165) dalam Koesmono (2006:90)

mengatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

Hasil penelitian Brahmasari dan Suprayetno (2008:131) menunjukkan

bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan, artinya bahwa motivasi kerja sangat diperlukan

oleh seorang karyawan untuk dapat mencapai suatu kepuasan kerja yang

tinggi. Dan juga hasil penelitian Koesmono (2006:90) menunjukkan

bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

karyawan.

Dari uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja

yang diberikan perusahaaan kepada karyawan baik maka akan

meningkatkan kepuasan karyawan untuk bekerja. Sehingga motivasi kerja

(33)

2.3. Kerangka Konseptual

Kepemimpinan (X1)

Kepuasan Kerja Karyawan

(Y)

Motivasi Kerja

(X2)

(34)

23

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, dan teori diatas, maka hipotesis pada

penelitian ini adalah :

1. Kepemimpinan mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan bagian produksi kertas di PT. Tjiwi Kimia Mojokerto.

2. Motivasi Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Agar variabel yang digunakan dapat diukur serta menghilangkan dan

menghindari penafsiran makna, maka perlu adanya definisi yang jelas

mengenai variabel yang akan diteliti, variabel tersebut sebagai berikut :

1. Kepemimpinan (X1)

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain kearah tujuan

organisasi. Menurut Blanchard dalam Brahmasari dan Suprayetno

(2008:130) indikator dari kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1) Telling (X11), adalah pemberitahuan dari pimpinan mengenai tugas apa yang akan diberikan kepada karyawan PT. Tjiwi Kimia

Mojokerto sehingga karyawan mengetahui dengan jelas apa yang

semestinya harus dikerjakan.

2) Selling (X12), adalah perhatian pimpinan untuk memberikan masukkan atau ide-ide dalam membantu karyawan di PT. Tjiwi

Kimia Mojokerto agar karyawan dapat mengembangkan

kreatifitasnya.

3) Participating (X13), adalah pimpinan dengan baik membina

(36)

4) Delegating (X14), adalah pimpinan dengan baik memberikan

tanggung jawab kepada karyawan di PT. Tjiwi Kimia Mojokerto di

dalam melaksanakan pekerjaan.

2. Motivasi Kerja (X2)

Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan,

mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan

lingkungan kerja. Menurut Siagian (1995:30) dalam Tjahjono dan

Gunarsih (2008:2) indikator motivasi kerja adalah sebagai berikut :

1. Tingkat Kompensasi (X21), yaitu imbalan yang diterima karyawan

PT. Tjiwi Kimia Mojokerto sebagai balas jasa untuk pekerjaan

yang telah dilakukan.

2. Perasaan Karyawan (X22), yaitu keikutsertaan dalam pekerjaan

yang dimiliki karyawan PT. Tjiwi Kimia Mojokerto di dalam

melakukan pekerjaan yang diberikan.

3. Pemberian Penghargaan (X23), yaitu pemberian ucapan selamat

atau penghargaan yang diberikan PT. Tjiwi Kimia Mojokerto

(37)

4. Tugas Pekerjaan Yang Sifatnya Menarik (X24), yaitu pekerjaan

yang diberikan kepada karyawan PT. Tjiwi Kimia Mojokerto

menarik dan tidak membosankan.

5. Pendisiplinan Karyawan (X25), yaitu pendisiplinan terhadap

karyawan yang dilakukan di PT. Tjiwi Kimia Mojokerto di dalam

melakukan pekerjaannya.

3. Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

Kepuasan kerja karyawan adalah sebagai suatu perasaan senang

seorang individu terhadap pekerjaannya. Menurut Herzberg dalam

Brahmasari dan Suprayetno (2008:130), indikator kepuasan kerja

yaitu:

1. Kondisi Kerja (Y1), yaitu karyawan selalu peduli kepada karyawan

lain serta saling mendukung satu sama lain di dalam melaksanakan

tugas yang diberikan PT. Tjiwi Kimia Mojokerto.

2. Sistem Administrasi dan Kebijakan Perusahaan (Y2), yaitu sistem

yang dimiliki PT. Tjiwi Kimia Mojokerto berupa prosedur atau tata

cara seperti sistem pembayaran gaji yang tepat waktu kepada

(38)

3. Kesempatan Untuk Berkembang (Y3).

Yaitu kesempatan atau peluang yang diberikan PT. Tjiwi Kimia

Mojokerto kepada karyawan untuk mengembangkan kemampuan

atau skillnya.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Skala ukur variabel menggunakan skala interval yaitu skala yang

menyatakan kategori, peringkat dan jarak construct yang diukur. Teknik

pengukurannya menggunakan semantic differential scale yaitu skala

penilaian tujuh butir yang menyatakan secara verbal dua kutub (bipolar)

penilaian yang ekstrim dengan kata sifat.

Dua kutub ekstrim yang dinyatakan dalam metode ini antara lain

dapat berupa penilaian seperti : sangat buruk-sangat baik, sangat

lemah-sangat kuat, lemah-sangat kuno-lemah-sangat modern dan lain-lain. Yang jawabannya

sangat positif terletak dibagian kanan garis, jawabannya yang sangat

negatif terletak dibagian kiri.

Digunakan jenjang 7 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai

berikut :

1 7

(39)

3.2. Teknik Penentuan Sampel a. Populasi.

Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(Sugiyono, 1999:72). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh karyawan bagian produksi kertas di PT. Tjiwi Kimia

Mojokerto sebanyak 242 orang.

b. Sampel.

Adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 1999:72). Sampel dalam penelitian ini

adalah karyawan PT. Tjiwi Kimia Mojokerto bagian produksi kertas.

Teknik sampel yang dipergunakan adalah simple random sampling

yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana

(Sugiyono, 1999:74-75).

Jumlah sampel tersebut sesuai dengan ketentuan alat analisis

SEM sebagaimana ditentukan oleh Ferdinand (2002:48) dalam

pedoman ukuran sampel yang dipergunakan sebagai berikut:

1. 100–200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya

adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Tergantung pada jumlah indikator dikali 5 – 10. Bila terdapat 12

(40)

Dalam penelitian ini sampel diambil sebanyak 108 karyawan

bagian produksi kertas karena minimal memakai analisis SEM adalah 100

responden dan untuk menghindari kesalahan pengisian kuesioner.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian :

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari tanggapan

responden atau karyawan bagian produksi kertas PT. Tjiwi Kimia

Mojokerto.

b. Sumber data dalam penelitian ini :

Kuesioner yang disebarkan kepada responden / karyawan atau jawaban

responden / karyawan bagian produksi kertas PT. Tjiwi Kimia

Mojokerto.

c. Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian adalah:

1. Metode Wawancara :

Yaitu mewawancarai secara langsung kepada responden untuk

keterangan yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang

diperlukan dalam penelitian.

2. Metode Kuesioner :

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar

pertanyaan (kuesioner) kepada responden untuk memperoleh

(41)

3.4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah Structural Equation Modeling [SEM]. Penaksiran pengaruh

masing-masing variabel bebas terhadap faktor terikatnya menggunakan

koefisien jalur.

Gambar 3.1. Model Structural Equation Modeling

Kepuasan Kerja Karyawan

(Y) Tugas Pekerjaan Ynag

(42)

1. Asumsi Model [Structural Equation Modeling] a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

1) Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data

atau dapat diuji dengan metode-metode statistik.

2) Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi

koefisien sampel dengan standard errornya dan skewness value

yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai

statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value.

Pada tingkat signifikansi 1 % jika nilai Z lebih besar dari nilai

kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tindak

normal.

3) Normal Probability plot

4) Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya

untuk menduga ada tidaknya Linieritas.

b. Evaluasi atas Outlier

1) Mengamati Z-score : ketentuannya diantara ± 3,0 non outlier.

2) Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square [χ] pada

df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila

Mahalanobis > dari nilai χ adalah multivariate outlier.

(43)

lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah

variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair et. al, 1998).

c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity

Dengan mengamati Determinant Matriks Covarians. Dengan

ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0

[kecil], maka terjadi multikolinieritas dan singularitas (Tabachnick

& Fidell, 1996).

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah

indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas

apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran

mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah

konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing

indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum.

Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari

setiap latent variable construct akan diuji dengan melihat loading

factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance-extracted. Construct reliability dan variance-extracted dihitung dengan rumus berikut :

Construct Reliability = [ ∑ Standardize Loading ]²

[ ∑ Standartdize Loading ]² + ∑Єj ]

(44)

Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj=1 – [Standardize

Loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0.7 dan Variance Extracted ≥ 0.5 (Hair et.al,

1998). Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS

4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap Construct Standardize

Regression weighty terhadap setiap butir sebagai indikatornya. 2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi

terstandar dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR/Critical

Ratio/ p (probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada t tabel berarti signifikan.

3. Evaluasi Model

Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory”

menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas

hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data

empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data,

maka model dianggap sebagai model yang diperkuat. Sebaliknya,

suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai

suatu “poor fit” dengan data. AMOS dapat menguji apakah model

“good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat

penting dalam penggunaan structural equation modeling.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai

(45)

TLI, CFI, AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan two step approach

to SEM.

3.4.1 Uji Kesesuaian dan Statistik

Uji hipotesis yang akan dilakukan adalah uji kesesuaian model

Goodness of Fit Index. Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model. Peneliti

diharapkan untuk melakukan pengujian dengan menggunakan beberapa fit

indeks, untuk mengukur “kebenaran” model yang diajukan. Berikut ini

disajikan beberapa indeks kesesuaian valuenya untuk digunakan dalam

menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak alat uji lainnya

(Hair et. al., 1998 : 105; Tabachnick & Fidell, 1996 : 84). Karena tujuan

analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai

dengan data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru

sebuah nilai (X2) yang tidak signifikan, yang menguji hipotesa nol bahwa

matriks kovarian populasi tidak sama dengan kovarian sampel. Oleh

karena itu x2 yang kecil dan tidak signifikanlah yang diharapkan agar

hipotesis nol sulit ditolak.

3.4.2 RMSEA (Root Mean Square Error Of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk

(46)

(Baumgartner & Hamburg, 1996:65) dalam Ferdinand (2002:56). Nilai

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0.08 merupakan indeks untuk

dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model

berdasarkan degrees of freedom (Brown & Cindeck, 1993 : 72) dalam

Ferdinand (2002:56).

3.4.3 GFI (Goodness of Fit Index)

Indeks kesesuaian (fit index) ini akan menghitung proporsi

tertimbang dari varians dalam matriks kovarian sampel yang dijelaskan

oleh matriks kovarians populasi GFI yang diharapkan adalah  0.90

3.4.4 AGFI (Adjust Goodness of Fit Index)

Tanaka & Huba (1989 : 55) dalam Ferdinand (2002:57),

menyatakan bahwa GFI adalah analog dari R2 dalam regresi berganda. Fit

index ini dapat diajdust terhadap degrees of freedom yang tersedia untuk menguji diterima tidaknya model. Indeks ini diperoleh dengan rumus :

AGFI = 1 – (1-GFI)

AGFI yang diharapkan adalah sebesar  0.90.

3.4.5 CMIN/DF (Minimum sampel discrepancy function/Degrees of Freedom) CMIN/DF dalam hal ini tidak lain adalah statistik chi-square dibagi

(47)

kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari 3.0 adalah indikasi dari

acceptable fit antara model dan data.

3.4.6 TLI (Tucker Lewis Index)

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang

membandingkan sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan

sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan  0.95.

Indeks ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

TLI =

Dimana C adalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dan d

adalah derajat bebasnya. Sementara Cb dan db adalah diskrepansi dan

derajat bebas dari baseline model yang dijadikan pembanding.

3.4.7 CFI (Comparative Fit Index)

Keunggulan dari indeks ini adalah bahwa indeks ini besarnya tidak

dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur

tingkat penerimaan sebuah model. Nilai yang diharapkan adalah CFI 

0.95. Indek ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

(48)

37

Dimana C adalah diskrepansi dari model yang dievaluasi dan d

adalah derajat bebasnya. Sementara Cb dan db adalah diskrepansi dan

derajat bebas dari baseline model yang dijadikan pembanding.

Tabel 3.2. Goodness of Fit Indices

GOODNESS

OF FIT

INDEX

KETERANGAN

CUT-OFF

VALUE

X2 - Chi-square

Menguji diduga covariance populasi yang destimasi sama dengan covariance sample [diduga model sesuai dengan data].

Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2.

Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2, atau  0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sample

besar.  0,08

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2 dalam regresi berganda].

 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF.  0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model  2,00

TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap

baseline model.  0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap

besarnya sample dan kerumitan model.  0,94

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Tjiwi Kimia Tbk. dibentuk pada tahun 1972 terletak di Jl. Raya

Surabaya - Mojokerto Km. 44 Mojokerto 61301, East Java, Indonesia

Mojokerto. PT. Tjiwi Kimia Tbk. Mojokerto kini sudah berdiri selama 25

tahun sebagai pabrik kertas yang ada di Indonesia. PT. Tjiwi Kimia Tbk

adalah suatu pabrik kertas surat dan catatan/kertas yang ada di Indonesia.

Aktivitas bisnis yang utama perusahaan adalah produksi dari menulis dan

mencetak dokumen, melapisi dan tak berlapis. Itu juga menghasilkan

produk kantor dan kertas surat yang dikonversi, mencakup buku, kertas

surat, lembar seprai yang lepas, pilinan, amplop, kertas untuk komputer,

kertas pembungkus dan kertas kantong berbelanja.

Sebagai tambahan, perusahaan PT. Tjiwi Kimia Tbk juga

menghasilkan kertas yang dilapisi karbon. Perusahaan PT. Tjiwi Kimia

Tbk mempunyai suatu kapasitas produksi tiap tahunan sebesar 1.134.000

ton untuk kertas, 80.000 ton untuk kertas pembungkus dan 320,000 ton

untuk kertas surat. PT. Tjiwi Kimia Tbk menjual produk nya di bawah

beberapa merek yang utama yaitu : Sinarline, Paperline, Sinar Dunia, Sinar

Copy, Sinar Laser, dan lain lain. PT. Tjiwi Kimia Tbk juga mempunyai

(50)

39

untuk pencetakannya. PT. Tjiwi Kimia Tbk telah didaftarkan pada Bursa

Efek Jakarta pada bulan April 1990. PT. Tjiwi Kimia Tbk telah dihadiahi

ISO 9001 dan ISO 14001 sertifikasi untuk usaha dan prestasinya di dalam

Sistem Manajemen yang berkualitas dan Sistem Manajemen lingkungan.

4.1.2 Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Tjiwi Kimia Mojokerto.

Direktur Utama

General Manager

Manager Manager Manager Manager Manager Quality Pembelian Personalia Accounting dan Produksi & Control & Umum Keuangan Maintenanc

Supervisor Supervisor Supervisor Koordinator Quality Pembelian personalia Gudang

Control & Umum PB/PI

Supervisor

Supervisor Supervisor Accounting

Produksi & Bengkel Maintenance

(51)

4.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Pembagian kerja di PT. Tjiwi Kimia Tbk. Mojokerto, setiap

bagiannya mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Direktur Utama

Tugas dan wewenangnya :

a Bertanggung jawab secara umum terhadap operasional

perusahaan, baik secara intern maupun ekstern.

b Menetapkan kebijakan umum, sasaran usaha serta

mengontrol terhadap semua aktivitas perusahaan.

2. General Manager

Tugas dan wewenangnya :

a Menetapkan perencanaan umum, tujuan, dan sasaran yang

ingin dicapai perusahaan.

b Merupakan pimpinan tertinggi yang mempunyai tanggung

jawab penuh terhadap semua kegiatan produksi.

c Mengawasi, mengatur, dan mengontrol hasil kerja dari sub

divisi.

3. Manajer Produksi dan Maintenance

Tugas dan wewenangnya :

a Bertanggung jawab terhadap semua aktivitas/kegiatan yang

berhubungan dengan produksi mulai dari penyusunan kerja

(52)

memberikan petunjuk-petunjuk operasional dan proses

akhir.

b Mengawasi atau mengadakan pengawasan terhadap

pelaksanaan operasional.

c Menjalin kerjasama dengan bagian pembelian mengenai

persediaan bahan baku dan bahan pembantu serta alat atau

perlengkapan mesin-mesin produksi.

d Memelihara alat-alat produksi.

4. Supervisor Manajer produksi dan Maintenace Tugas dan wewenangnya :

a Bertanggung jawab dalam setiap kegiatan produksi.

b Bertanggung jawab atas perawatan dan pemeliharaan

mesin-mesin produksi dan peralatan.

5. Manager Quality Control Tugas dan wewenangnya :

a Bertanggung jawab atas perencanan strategis, pengawasan,

dan kelancaran pelaksanaan operasional produksi Quality

Control Produksi dan limbahnya sesuai dengan manual mutu berdasarkan pengarahan general manager.

b Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan seluruh

tugas dan tanggung jawab supervisor sesuai dengan uraian

tugasnya masing-masing.

(53)

Tugas dan wewenangnya :

a Melakukan pengawasan dengan mengumpulkan seluruh

hasil pengawasan mutu, memberikan analisa/komentar/

disposisi. Menyelesaikan semua masalah yang timbul serta

mengkoordinasinya kepada bagian-bagian terkait dalam

sistem mutu berdasar prosedur ilmu mutu.

b Memberikan data atau masukan/saran kepada manager

Quality Control dan maintenance untuk tujuan evaluasi dan analisa lanjutan yang terkait dengan sistem mutu.

7. Manager Pembelian Tugas dan wewenangnya :

a Bertanggung jawab terhadap proses pembelian bahan baku

dan bahan penunjang lainnya.

b Menetapkan skala prioritas kebutuhan perusahaan.

8. Supervisor Pembelian Tugas dan wewenangnya :

a Mencari pemasok (vendor) untuk bahan baku. Bahan

pembantu, dan alat-alat produksi yang baik dan berkualitas

tinggi.

b Mencatat dan mengumpulkan semua order dari seluruh

bagian yang telah disetujui oleh manager pembelian.

c Memastikan semua order dapat disetujui, dapat dipenuhi

(54)

9. Manajer Personalia dan Umum

Tugas dan wewenangnya :

a Membuat semua perencanaan semua kegiatan yang

berhubungan dengan personalia dan administrasi umum.

b Mengadakan hubungan dengan pihak luar menyangkut

kepentingan perusahaan.

10. Supervisor Personalia dan Umum

Tugas dan wewenangnya :

a Mengadakan penerimaan pegawai, seleksi, penempatan,

dan training.

b Memberikan informasi pada bagian keuangan mengenai

data-data karyawan.

11. Manager Accounting

Tugas dan wewenangnya :

a Menjalankan semua kegiatan yang berhubungan dengan

akuntansi biaya.

b Membuat laporan keuangan tiap periode.

c Mengadakan pembukuan tentang segala transaksi yang

terjadi dalam perusahaan.

d Menerima pembayaran dan mengevaluasi pengeluaran

uang.

12. Koordinator Gudang PB/PI

(55)

a Mengeluarkan permintaan barang dari masing-masing

barang sesuai dengan bon permintaan dan sesuai dengan

jumlah yang diminta.

b Mengatur penyimpanan barang di gudang.

c Bertanggung jawab atas keutuhan serta keamanan barang

yang disimpan.

13. Koordinator Kendaraan

Tugas dan wewenangnya :

a Mengatur kendaraan untuk pengiriman hasil produksi

kepada pelanggan.

b Mengatur antar jemput karyawan.

c Menjalin kerjasama dengan bagian bengkel kendaraan,

untuk mengawasi jika terjadi kerusakan pada kendaraan.

4.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban

responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner

yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal

seperti dibawah ini.

a. Umur

Dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan

dapat diketahui umur dari para responden yakni pada tabel dibawah

(56)

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Prosentase (%)

1 17-30 tahun 49 45,4

2 31-40 tahun 32 29,6

3 > 40 tahun 27 25

Total 108 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuisoner

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini adalah mereka yang berumur antara 17

sampai 30 tahun yaitu sebanyak 49 orang atau 45,4 %, responden

berumur antara 31 sampai 40 tahun sebanyak 32 orang atau 29,6 % dan

sisa responden berumur lebih dari 40 tahun sebanyak 27 orang atau

25 %.

b. Jenis Kelamin

Dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan

dapat diketahui jenis kelamin responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki-laki 66 61,1

2 Perempuan 42 38,9

Total 108 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuisoner

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin pria sebanyak

66 orang atau 61,1 %, sedangkan yang berjenis kelamin wanita yaitu

(57)

c. Pendidikan Terakhir

Dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan

dapat diketahui pendidikan terakhir para responden yakni :

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase (%)

1 SLTA 41 38

2 D1 17 15,7

2 D3 22 20,4

3 S1 28 25,9

4 Lainnya 0 0

Total 108 100,00

Sumber : Hasil Penyebaran Kuisoner

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini berpendidikan akhir SLTA yaitu

sebanyak 41 orang atau 38 %, sedangkan yang berpendidikan akhir

S1 sebanyak 28 orang atau sebanyak 25,9 %, responden yang

berpendidikan akhir D3 sebanyak 22 orang atau 20,4 %, responden

yang berpendidikan akhir D1 sebanyak 17 orang atau 15,7 %.

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1. Deskripsi Hasil Jawaban Responden

4.3.1.1 Deskripsi Variabel Kepemimpinan (X1)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada

responden (karyawan bagian produksi kertas) yang berjumlah 108 orang

(58)

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Kepemimpinan

Skor Jawaban No Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 Total

1

Bagaimana pemberitahuan dari pimpinan mengenai tugas apa yang akan diberikan kepada karyawan PT. Tjiwi Kimia Mojokerto agar karyawan mengetahui dengan jelas apa yang semestinya harus dikerjakan?

Bagaimana perhatian pimpinan untuk memberikan masukkan atau ide-ide dalam membantu karyawan di PT. Tjiwi Kimia Mojokerto agar karyawan dapat mengembangkan

Bagaimana hubungan kerja sama yang dijalin antara pimpinan dengan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan di PT. Tjiwi Kimia Mojokerto?

0 tanggung jawab kepada karyawan di PT. Tjiwi Kimia Mojokerto di dalam melaksanakan pekerjaan?

Sumber : Data diolah

1. Indikator pertama dari Kepemimpinan, yaitu telling, mendapat respon

terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 39

responden atau 36,1%, Artinya, responden menjawab agak jelas dan

jelas atas pemberitahuan tugas yang dilakukan pimpinan ke karyawan.

2. Indikator kedua dari Kepemimpinan, yaitu selling, mendapat respon

terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 36

responden atau 33,3%, Artinya, responden menjawab perhatian atas

perhatian yang diberikan pimpinan kepada karyawan untuk

memberikan ide atau masukan di dalam membentu karyawan

menjalankan tugas.

(59)

respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 37

responden atau 34,3%, Artinya, responden menjawab agak baik atas

hubungan kerja sama yang dilakukan pimpinan kepada karyawan.

4. Indikator keempat dari Kepemimpinan, yaitu delegating, mendapat

respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 40

responden atau 37%, Artinya, responden menjawab agak baik atas

kemampuan yang dimiliki pimpinan di dalam pemberian tanggung

jawab kepada karyawan.

4.3.1.2 Deskripsi Variabel Motivasi Kerja (X2)

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Motivasi

Kerja

Skor Jawaban No Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 Total

1

Bagaimana imbalan yang diterima karyawan PT. Tjiwi Kimia Mojokerto sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang telah dilakukan?

Bagaimana perasaan yang dimiliki karyawan PT. Tjiwi Kimia Mojokerto di dalam keikutsetaannya melakukan pekerjaan yang diberikan?

0

Apakah PT. Tjiwi Kimia Mojokerto sering memberikan ucapan selamat atau penghargaan yang diberikan kepada karyawan yang rajin dan berprestasi?

Bagaimana pekerjaan yang diberikan kepada karyawan PT. Tjiwi Kimia Mojokerto menarik dan tidak membosankan? terhadap karyawan yang dilakukan di PT. Tjiwi Kimia Mojokerto di dalam melakukan pekerjaannya?

(60)

1. Indikator pertama dari Motivasi Kerja, yaitu tingkat kompensasi,

mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden

sebanyak 44 responden atau 40,7%, Artinya, responden menjawab

banyak atas imbalan yang diterima karyawan di PT. Tjiwi Kimia

Mojokerto.

2. Indikator kedua dari Motivasi Kerja, yaitu perasaan karyawan,

mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden

sebanyak 41 responden atau 38%, Artinya, responden menjawab

senang atas perasaan yang dimiliki karyawan di dalam keikutsetaannya

melakukan pekerjaan di PT. Tjiwi Kimia Mojokerto.

3. Indikator ketiga dari Motivasi Kerja, yaitu pemberian penghargaan,

mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden

sebanyak 40 responden atau 37%, Artinya, responden menjawab sering

atas ucapan selamat atau penghargaan yang diberikan PT. Tjiwi Kimia

Mojokerto kepada karyawan yang berprestasi.

4. Indikator keempat dari Motivasi Kerja, yaitu tugas pekerjaan yang

sifatnya menarik, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan

jumlah responden sebanyak 42 responden atau 38,9%, Artinya,

responden menjawab menarik atas pekerjaan yang diberikan kepada

karyawan PT. Tjiwi Kimia Mojokerto.

5. Indikator kelima dari Motivasi Kerja, yaitu pendisiplinan karyawan,

mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden

Gambar

Gambar 3.1. Model Structural Equation Modeling...........................................
Tabel 1.1.  Data Absensi Karyawan Bagian Produksi Kertas Tahun 2007 - 2009
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Tabel 3.2. Goodness of Fit Indices
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menciptakan kinerja karyawan yang baik adalah tidak mudah karena kinerja karyawan dapat tercipta apabila variabel-variabel yang mempengaruhinya seperti motivasi

Untuk menghasilkan kinerja karyawan yang optimal adalah tidak mudah karena kinerja dapat tercipta jika variabel-variabel yang mempengaruhinya antara lain motivasi kerja

kepemimpinan yang efektif untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.1. Menciptakan kepuasan kerja karyawan adalah hal yang tidak

Menciptakan kepuasan kerja karyawan adalah tidak mudah karena kepuasan kerja dapat tercipta jika variabel yang mempengaruhinya yaitu budaya organisasi atau

Hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap variabel kepuasan kerja karyawan sebesar

Dari ketiga variabel penelitian ( lingkungan kerja, kepemimpinan, dan motivasi ) yang termasuk variabel paling dominan terhadap kepuasan kerja karyawan Food and

Menciptakan kepuasan kerja karyawan adalah tidak mudah karena kepuasan kerja dapat tercipta jika variabel yang mempengaruhinya yaitu budaya organisasi atau perusahaan

Hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap variabel kepuasan kerja karyawan sebesar