• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA KEDUNGCANGKRING KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA KEDUNGCANGKRING KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH : AKHMAD RIFQI NPM : 0741310042

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUM AHAN

UNIVERSITAS PEM BANGUNAN NASIONAL “ VETERAN” JAWA TIM UR

FAKULTAS ILM U SOSIAL DAN ILM U POLITIK

PROGRAM STUDI ADM INISTRASI NEGARA

SURABAYA

(2)

Disusun Oleh :

AKHMAD RIFQI NPM. 0741310042

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,

Pembimbing

Dr. Lukman Arif, M.Si NIP. 196411021994031001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

(3)

AKHMAD RIFQI NPM. 0741310042

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Pr ogram Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal : 18 J uli 2013

Pembimbing

DR. Lukman Arif, M.Si NIP : 196411021994031001

Tim Penguji :

DR. Lukman Arif, M.Si NIP : 196411021994031001

Dra. Sri Wibawani, MSi NIP. 196704061994032001

Tukiman, S.Sos, M.Si NIP. 196103231989031001 Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ J awa Timur

(4)

Nama Mahasiswa : AKHMAD RIFQI

NPM : 0741310042

Pr ogram Studi : Ilmu Administr asi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa Skripsi ini telah dir evisi dan disahkan Pada Tanggal 29 J uli 2013

Mengetahui / Menyetujui

Dosen Penguji I

DR. Lukman Arif, M.Si NIP. 196411021994031001

Dosen Penguji II

Dra. Sri Wibawani, MSi NIP. 196704061994032001

Dosen Penguji III

(5)

“PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA KEDUNGCANGKRING KECAMATAN J ABON KABUPATEN SIDOARJ O” ini dapat diselesaikan

Hal tersebut bukanlah hal yang mudah karena ilmu pengetahuan yang saya miliki sekarang ini belum cukup sempurna untuk membuat suatu karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun hal tersebut merupakan suatu kewajiban sehingga apa yang saya peroleh di Fakultas Ilmu Administrasi Negara saya berusaha agar kewajiban yang dibebankan itu dapat saya emban dengan penuh rasa tanggung jawab.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Lukman Arif, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan arahan dan waktu serta kesempatan dalam menyelesaikan proposal ini di bawah bimbingan beliau.

Dengan selesainya skripsi ini penulis mengaturkan terima kasih sedalam-dalamnya atas segala bantuan dan bimbingan dalam penulisan proposal ini terutama kepada :

1. Dra. Ec. Hj. Suparwati. M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Dr. Lukman Arif, M.Si., selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(6)

semoga diterima di sisi-Nya, terimakasih karena telah menanamkan nilai-nilai keidupan kepadaku. Bahwa hidup harus berusaha berdo’a, bersabar dan selalu optimis.

6. Kakakku Ach. Muzakki dan Adikku Marisatul Machfudhoh yang selalu memberikan motivasi dan perhatian yang sangat berharga bagiku.

7. Buat belahan jiwaku Siti Yuliana dan si kecil Ahmad Faiz Maulana yang selalu memberikan motivasi serta suportnya dan kesabarannya mendengarkan keluh kesah dan selalu ada di setiap aku susah.

8. Buat temn-teman seperjuanganku (Bimbim, Nina, Tewel), akhire yo lulus rek!!!!

Akhir kata, penulis persembahkan skripsi kepada almamater tercinta Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur. Semoga proposal ini bisa dijadikan dasar dan ide untuk mengadakan penelitian selanjutnya dan bermanfat bagi siapa saja.

AMIN.

Surabaya, 10 Juni 2013 Penulis

(7)

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Penelitian... 5

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 7

2.1. Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori ... 9

2.2.1. Partisipasi Masyarakat ... 9

2.2.2. Bentuk Partisipasi ... 12

2.2.3. Macam-macam Partisipasi ... 14

2.2.4. Administrasi Kependudukan ... 14

2.2.5. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Tertib Administrasi Kependudukan ... 26

2.3. Kerangka Berpikir ... 31

2.4. Hipotesa ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 36

(8)

4.1.1. Gambaran Umum Kantor Desa Kedungcangkring

Kecamatan Jabon……….. ... 41

4.1.2. Kependudukan……….. .. 41

4.1.3. Struktur Organisasi……… . 46

4.2. Penyajian Data………. .. 49

4.3. Analisa Data………. . 61

4.4. Uji Hipotesis………. . 62

4.5. Pembahasan………. .. 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 66

5.1. Kesimpulan……….. .. 66

5.2. Saran………. . 67

(9)
(10)

Tabel 2. Kriteria kategori tingkat partisipasi ... 36

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin ... 42

Tabel 4. Jumlah penduduk Menurut Golongan Usia ... 42

Tabel 5. Perubahan penduduk Desa Kedungcangkring ... 43

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 44

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 45

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Agama ... 46

Tabel 9. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin... 50

Tabel 10. Karakteristik Responden Menurut Usia ... 51

Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 52

Tabel 12. Kategori Variabel Penelitian ... 53

Tabel 13. Kategori Indikator Kepemilikan KTP ... 54

Tabel 14. Kategori Indikator Pengurusan KTP ... 55

Tabel 15. Kategori Indikator Mengamankan KTP ... 55

Tabel 16. Kategori Kepemilikan KK ... 56

Tabel 17. Kategori Indikator Pengurusan KK ... 57

Tabel 18. Kategori Indikator Mengamankan KK ... 57

Tabel 19. Kategori Indikator Kepemilikan Surat Kelahiran ... 58

Tabel 20. Kategori Indikator Pengurusan Surat Kelahiran ... 59

Tabel 21. Kategori Indikator Mengamankan Surat Kelahiran ... 60

(11)
(12)

Kecamatan J abon Kabupaten Sidoar jo. Skripsi 2013

Dalam pengurusan KTP warga masyarakat di Desa Kedungcangkring masih menunggu pengurusan secara kolektif, dalam pengurusan KK masyarakat masih mengurus pada saat daftar masuk sekolah.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif terhadap satu variabel yaitu partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan dengan indikator berpedoman pada petunjuk Teknis tentang akta-akta catatan sipil dan administrasi kependudukan kabupaten Sidoarjo dengan indikator: KTP, KK , SURAT KELAHIRAN.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuisoner. Penarikan sampel dalam penelitian ini mengunakan teknik penarikan Random Sampling atau sampel acak yang berjumlah 225 orang (KK)

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ Di duga terdapat tingkat partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring “. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat di gunakan rumus Chi Kuadrat.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu wilayah kabupaten yang memiliki jumlah penduduk besar, yaitu sebanyak 2.042.942 jiwa.Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 18 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Jabon.Kecamatan Jabon merupakan salah satu dari kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang padat.

Pembangunan nasioanal merupakan suatu proses usaha pencapaian untuk mewujudkan satu tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan seluruh potensi yang dimiliki agar sesuatu yang diinginkan tercapai dengan cara berkesinambungan atau terus–menerus, secara sadar atau sengaja, bertahap dan terencana.

Dalam perkembangan penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan di Indonesia pemerintah mengambil suatu kebijakan yaitu Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan. Dengan adanya Undang-undang ini maka memberikan kewenangan pada pemerintah kabupaten/kota untuk mengatur rumah tangganya sendiri.

(14)

nasional.Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan disebutkan bahwa :

1. Aparatur pemerintah desa harus yakin mampu melayani, mengayomi dan menumbuhkan prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta tanggapan-tanggapan terhadap pandangan-pandangan aspirasi hidup dalam masyarakat.

2. Usaha memperkuat dan memajukan desa perlu dilanjutkan dan lebih dikembangkan sehingga makin mantap melayani masyarakat menggerakkan prakara dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta menyelenggarakan fungsi pemerintahan desa / kelurahan secara efektif dan efisien.

3. Dalam usaha peningkatan masyarakat yang seluas-luasnya di dalam rangka pembangunan maka penyaluran pendapat masyarakat terutama di desa / kelurahan perlu terus dimantapkan fungsinya dan ditingkatkan peranannya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

(15)

keterlibatan mental –mental seseorang anggota masyarakat yang terdiri dari kegiatan politik, sosial, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan yang memberikan dorongan baik tenaga, harta benda, serta pikirannya untuk mencapai tujuan masyarakat.

Partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan dalam tingkat desa kelurahan merupakan salah satu bukti keberhasilan penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan.Administrasi kependudukan merupakan kegiatan pelaksanaan pencatatan penduduk secara rutin yang dimulai dari desa yang mencatat kejadian vital kependudukan seperti kelahiran, kematian dan perpindahan serta mobilitas sosial ke wilayah tingkat nasional. Administrasi kependudukan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumpulkan data sebagai catatan resmi bagi pemerintah tingkat desa / kelurahan agar mudah dalam pembuatan kartu tanda penduduk, kartu keluarga dan keterangan-keterangan lainnya bagi warga serta sebagai sumber data kependudukan untuk membuat data statistik penduduk bagi suatu wilayah.

Pelaksanaan tertib administrasi kependudukan di suatu wilayah juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang ada dalam anggota masyarakat, karena dengan tingginya mobilitas seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya dapat menyebabkan seorang kurang memperhatikan pentingnya pelaksanaan tertib administrasi kependudukan.

(16)

masyarakat, karena dengan tingginya mobilitas seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya dapat menyebabkan seseorang kurang memperhatikan pentingnya pelaksanaan tertib administrasi kependudukan.

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tertib administrasi kependudukan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan yang diperoleh individu dalam masyarakat, karena semakin tinggi pendidikan masyarakat, maka akan semakin tinggi pula kesadaran masyarakat akan pentingnya tertib administrasi kependudukan. Terkadang rendahnya partisipasi juga disebabkan karenanya keterbatasan pendidikan yang dimiliki yang berdampak pada keterbatasan memperoleh informasi.

Di Desa Kedungcangkring tidak semua masyarakat memiliki tingkat kesadaran yang tinggi untuk turut berpartisipasi dalam pelaksanaan tertib administrasi kependudukan.Hal ini dapat dilihat berdasarkan data monograf dari jumlah total penduduk Desa Kedungcangkring 3.889, dari jumlah penduduk yang wajib ber-KTP ada 10% yang belum memiliki KTP.

Administrasi kependudukan yang berlaku pada saat ini adalah Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2008 tentang Tertib Administrasi Kependudukan yang diantaranya memuat :

1. Kartu Tanda Penduduk 2. Kartu Keluarga

(17)

5. Akta Perkawinan

6. Surat Keterangan Pindah

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti penulis melalui penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo”

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo.

1.3.2. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang administrasi kependudukan dalam ilmu administrasi terhadap obyek penelitian khususnya bagi ilmu administrasi negara. 2. Bagi Desa Kedungcangkring

(18)

dalam usaha-usaha penyempurnaan yang berhubungan dengan tertib administrasi kependudukan.

3. Bagi Universitas

(19)

BABA II KAJ IAN PUSTAKA

2.1Penelitian Terdahulu

1. Menurut AmbarSetyowati, mahasiswi Fakultas Ilmu Administrasi UPN “Veteran” Jatim (2003) dalam skripsinya yang berjudul “Partisipasi Masyarakat dalam Tertib Administrasi Kependudukan” terdapat permasalahan sebagai berikut.

“Bagaimanakah partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukandi kantor Kelurahan Kebonsari Kecamatan Jambangan Surabaya?”

Jenis penelitian yang diambil adalah diskriptif kualitatif dengan tujuan penilitiannya adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di kantor Kelurahan Kebonsari Kecamatan Jambangan Surabaya, sedangkan metode yang dipakai adalah metode kualitatif.

Hipotesa yang diajukan sebagai berikut :

“Terdapat perbedaan partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di kantor Kelurahan Kebonsari Kecamatan Jambangan Surabaya”.

(20)

Keterangan Pindah, Surat Keterangan Masuk dan Surat Keterangan Kawin/Nikah sangat tinggi kesadarannya. Sebagai warga Negara yang baik, maka masyarakat lebih memilih mengurus sendiri dari pada mengurus melalui calo.

2. Menurut Topan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Budi Utomo (2000) dalam skripsinya yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam Melaksanaan Tertib Administrasi Kependudukan di Desa Pandaan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan”. Terdapat permasalahan sebagai berikut :

“Apakah terdapat perbedaan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tertib administrasi di Desa Pandaan Kecamatan Pasuruan?”.

“Terdapat perbedaan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tertib administrasi kependudukan di Desa Pandaan”.

(21)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Partisipasi Masyarakat a. Pengertian Partisipasi

Secara etimologi kata “partisipasi” berasal dari bahasa lain “parisipare” yang mempunyai arti dalam Bahasa Indonesia adalah mengambil bagian. Sedangkan dalam Bahasa Belanda kata “partisipasi” merupakan terjemahan dari “participatic” dan dalam Bahasa Inggris “participation” yang berarti mengambil bagian. Kata kerjanya adalah “to participate” yang artinya turut atau ikut mengambil bagian.

Adapun definisi partisipasi menurut Janbrota Battacharyya dalam Talizuduhu Ndraha (1990 : 122) mengartikan partisipasi sebagai “pengambilan bagian dalam kegiatan bersama”. Dalam bukunya yang sama Tlizuduu Ndraha mengutip pendapat Mubyarto tentang definisi partisipasi yaitu kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan seseorang tanpa mengorbankan kepentingan diri-sendiri.

Selain itu menurut Hoofsteede dalam Khairuddin (2000 : 124) memberikan pengertian adalah “the taking part in one more phase of the process (partisipasi)” berarti ambil bagian dalam suatu tahap atau lebih

dari proses. Proses yang dimaksud tentu saja proses pembangunan.

(22)

group situation which in them”. Dalam pengertian ini paling tidak dapat

dijumpai 3 (tiga) hal pokok hal, yaitu :

1) Bahwa pertisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, jadi lebih dari pada hanya keterlibatan jasmaniah.

2) Adanya unsur kesediaan memberi suatu sumbangan kepada usaha pencapaian tujuan kelompok. Dalm hal ini dapat berarti terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok dalam usaha pencapain tujuannya. Dengan demikian kata lain berpartisipasi merupakan suatu aliran melalui orang untuk mengembangkan diri untuk melakukan self expression, mengutarakan pendapat serta untuk menyatakan pandangan-pandangan mereka.

3) Partisipasi merupakan sarana untuk menumbuhkan, mempertebal rasa ikut memiliki di kalangan individu terhadap organisasi. Dengan demikian maka akan memiliki rasa tanggung jawab kelompok terhadap hasil tujuan kelompok (organisasi).

Adapun definisi partisipasi menurut Keith Davis dan John W Newton dalam Agus Dharma (1997 : 179) adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok dan sebagai tanggung jawab dalam pencapaian tujuan bagi organisasi.

(23)

1. Partisipasi berarti apa yang kita jalankan adalah bagian dari usaha bersama yang dalankan bahu membahu dengan saudara kita sebangsa dan setanah air untuk membangun masa depan bersama.

2. Partisipasi pula sebagaian kerja untuk mencapai tujuan bersama diantara semua warga negara yang mempunyai latar belakang kepercayaan yang beraneka ragam dalam Negara Pancasila atau dasar hak dan kewajiban yang sama untuk memberi sumbangan demi terbinanya masa depan yang baru bagi bangsa kita.

3. Partisipasi tidak hanya berarti mengambil bagian dalam pelaksanaan-pelaksanaan rencana pembangunan, partisipasi berarti memberikan sumbangan agar dalam pengertian kita mengenai pembangunan itu, nilai-nilai kemanusiaan dan cita-cita mengenai keadilan sosial tetap dijunjung tinggi.

4. Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong kearah pembangunan yang serasi dengan martabat manusia, keadilan sosial dan keadilan nasional dan yang memelihara alam sebagai lingkungan.

Menurut Sondang P. Siagian dalam Khirudin (2000 : 125) mengemukakan bahwa partisipasi dari masyarakat luas mutlak diperlukan oleh karena mereka itulah yang pada akhirnya melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan,rakyat memang banyak memegang peranan sekaligus sebagai obyek dan subyek pembangunan.

(24)

faktor yang mungkin mereka terdorong untuk berpartisipasi.Dorongan yang boleh dikatakan sangat bersifat umum apabila hasil partisipasi tersebut dapat dinikmati langsung oleh mereka sendiri dan memberi keuntungan kepada mereka. Partisipasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketertiban masyarakat akan administrasi kependudukan.

2.2.2. Bentuk Partisipasi

Menurut Khairudin (2000 : 126) ditinjau dari segi motivasinya partisipasi masyarakat terjadi karena :

1) Takut / Terpaksa

Partisipasi yang dilakukan dengan terpaksa atau takut biasanya akibat adanya perintah yang kaku dari atasan, sehingga masyarakat seakan-akan terpaksa untuk melaksanseakan-akan rencana yang telah ditentukan. 2) Ikut-ikutan

Partisipasi hanya di dorong oleh rasa solidaritas yang tinggi di antara sesama masyarakat, keikutsertaan mereka bukan hanya karena dorongan hati sendiri, tetapi perwujudan kebersamaan.

3) Kesadaran

Partisipasi yang timbul karena kehendak dari pribadi masyarakat, hal ini dilandasi oleh dorongan yang timbul dari hati nurani sendiri.

(25)

1) Partisipasi Pendapat/Sumbangan Pikiran

Yang dimaksud partisipasi pendapat/sumbangan pikiran yaitu sumbangan yang diberikan masyarakat dalam bentuk pikiran / saran menyangkut sesuatu kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di desa.Partisipasi masyarakat itu biasanya diberikan pada waktu pertemuan rapat, atau musyawarah desa.Untuk mendapatkan partisipasi masyarakat yang besar, dalam hal ini masyarakat perlu dilibatkan dalam berbagai rapat atau pertemuan tingkat desa sehingga seluruh aspirasi dan kehendak masyarakat dapat ditempuh serta dipertimbangkan dalam melaksanakan pembangunan desa.Partisipasi ini merupakan suatu partisipasi dalam memperhatikan/menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti menerima, mengiyakan, menerima dengan syarat, maupun dalam arti menolak. 2) Partisipasi Tenaga

(26)

2.2.3. Macam-macam Partisipasi

Menurut Nelson dalam Talizuduhu Ndraha (1990:120) menyebutkan 2 (dua) macam partisipasi, antara lain :

1) Partisipasi Horizontal

Yaitu partisipasi antara sesama warga atau anggota suatu perkumpulan 2) Partisipasi Vertikal

Yaitu partisipasi yang dilakukan oleh bawahan dengan atasan antara klien dengan patron atau antara masyarakat sebagai suatu keseluruhan dengan pemerintah.

2.2.4. Administr asi Kependudukan

2.2.4.1. Pengertian Administr asi Kependudukan

Menurut A. W. Wijaya (1996 : 88) administrasi terbagi menjadi dua (2) pengertian yaitu administrasi dalam arti luas dan administrasi dalam arti sempit. Administrasi dalam arti luas adalah segenap proses kegiatan untuk mencapai tujuan sedangkan dalam arti sempit adalah segenap proses pelayanan untuk mencapai tujuan.

(27)

Sedangkan menurut Ulbert Silalahi (1992:11) administrasi adalah kegiatan kerajsama yang dilakukan sekelompok orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan sumber daya guna mencapai tujuan yang efektif dan efisien.

Dengan demikian administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama dalam mencapai tujuan tertentu.

Administrasi kependudukan menurut A.W. Wijaya (1996:89) adalah kegiatan pencatatan jumlah penduduk pada Buku Administrasi Penduduk di Kelurahan.

Dengan demikian administrasi kependudukan adalah suatu proses pelaksanaan pencatatan penduduk mulai dari desa yang meliputi kelahiran, kematian dan migrasi (pindah dan datang) serta mobilitas sosial pada Buku Administrasi Penduduk di kelurahan.

Administrasi kependudukan ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan, jumlah, distribusi dan kompetensi penduduk sebagai sarana untuk mencapai sasaran kependudukan pemerintah yang meningkatkan kesejahteraan penduduk.

(28)

administrasi kependudukan sebagai wujud tanggung jawab dan kesadaran masyarakat dalam usaha mencapai keberhasilan pembangunan desa.

2.2.4.2. Pengertian Kependudukan

Kependudukan menurut Hauser dan Duncan (1959:2) adalah suatu studi tentang jumlah, persebaran dan komposisi penduduk serta perubahan ketiga faktor tersebut.Komponen-komponen perubahan semacam itu dapat dikenal sebagai natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), migrasi dan mobilitas sosial (perubahan status).

Menurut Boque (1959:1) kependudukan adalah suatu studi statistik dan matematik tentang jumlah, komposisi dan persebaran penduduk serta perubahan faktor-faktor ini setelah melewati kurun waktu yang disebabkan oleh lima proses meliputi fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.

Sedangkan menurut David Lucas (1990:1) kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis dan komposisi penduduk serta bagaimana faktor ini berubah dari waktu ke waktu.

(29)

kelahiran, kematian, migrasi dan moblitas sosial mulai dari desa sampai wilayah tingkat nasional.

2.2.4.3. Macam-macam Administrasi Kependudukan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 52 tahun 1977 tentang pendaftaran penduduk serta dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1977 tentang pelaksanaan pendaftaran penduduk maka administrasi kependudukan dibagi menjadi :

a. Penduduk adalah :

1. Setiap orang baik Warga Negara Republik Indonesia maupun orang asing yang bertepat tinggal tetap dalam wilayah Republik Indonesia.

2. Orang yang bisa dicatat sebagai penduduk apabila sudah atau telah bertempat di Indonesia lebih dari 6 bulan. 3. Orang yang bisa dicatat sebagai penduduk apabila sudah

bertempat tinggal kurang dari 6 bulan dengan tujuan menetap.

(30)

Tahun 1961 ditetapkan sebagai undang-undang yang didalamnya memuat tentang :

1. Orang asing menjadi penduduk negara Indonesia jikalau dan selama ia menetap di Indonesia.

2. Orang asing menetap di Indonesia, jika ia mendapat izin bertempat tinggal di sini setelah izin masuknya habis berlaku. Selanjutnya izin tersebut disebut izin menetap. Izin menetap itu hanya diberikan kepada orang asing yang sudah lima belas tahun berturut-turut bertempat tinggal di indonesia.

3. Orang asing yang menetap di indonesia diwajibkan mempunyai surat penduduk dari mentri kehakiman. 4. Orang asing yang tidak mendapat izin menetap harus

keluar atau dikeluarkan dari Indonesia.

(31)

mendaftarkan diri. Setiap penduduk sementara yang berdiam disetiap wilayah kabupaten kotamadya kepala daerah tingakat II wajib untuk memiliki surat keterangan pendaftaran.

d. Perubahan adalah mutasi penduduk yang terjadi dalam suatu wilayah karena perpindahan, kelahiran dan kematian. Selanjutnya kewajiban-kewajiban berkaitan dengan perubahan adalah sebagai berikut :

1. Setiap Kepala Kelurahan wajib melaporkan perubahan yang terjadi atas dirinya atau anggota keluarga kepada Kepala Desa atau Kepala kelurahan.

2. Kewajiban melaporkan berlaku pula bagi anggota kelurahan karena satu dan lain Kepala Keluarga berhalangan.

3. Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 hari setiap perubahan yang terjadi bagi seorang penduduk harus dicatat dalam buku perubahan penduduk.

(32)

5. Sedangkan orang asing yang akan pindah wajib melaporkan diri kepada kepala kelurahan tempat tinggal lama dan dalam waktu selambat-lambatnya 14 hari setelah tiba di tempat yang baru wajib melaporkan diri kepada kepala desa tempat tinggl yang baru

6. Bentuk buku perubahan ini adalah memuat formulir. e. Kartu tanda penduduk adalah kartu sebagai bukti diri

(legitimasi) dari setiap penduduk dalam wilayah RI.

1. Setiap penduduk yang berusia 17 (tujuh belas) tahun atau yang telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki kartu tanda penduduk.

2. Pemerintah desa dan pemerintahan kelurahan wajib untuk mencatat dalam buku kartu tanda penduduk setiap kartu tanda penduduk yang telah dikeluarkan kepada penduduk.

3. Dalam buku kartu tanda penduduk memuat tentang hal-hal sebagai berikut :

1. Nomor urut

2. Nama lengkap/sebutan 3. Jenis kelamin

4. Tenpat dan tanggal lahir 5. Agama

(33)

7. Kewarganegaraan 8. Pekerjaan

9. Alamat 10.Pas photo

11.Nomor kartu keluarga 12.Golongan darah

Didalam peraturan daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2008 mengatur tentang kartu tanda keluarga, kartu tanda keluarga dan perubahan dalam rangka pelaksanaan pendaftaran penduduk, yang di dalamnya memuat tentang : a. Setiap pendududuk yang telah berusia 17 tahun, atau

yang pernah kawin wajib memiliki kartu tanda penduduk.

b. Kartu tanda penduduk diberikan oleh camat atas nama bupati/walikota kepala daerah tingkat II berdasarkan kartu keluarga.

c. Kartu tanda penduduk berlaku dalam jangka waktu 2 tahun dan dapat diperpanjang

(34)

e. Kartu tanda penduduk yang rusak atau hilang harus diganti dengan yang baru setelah ada surat tanda lapor hilang dari kepolisian setempat.

f. Setiap penduduk hanya dapat memiliki satu kartu tanda penduduk

g. Bentuk dan warna kartu tanda penduduk ditetapkan menurut ketentuan termaksud

h. Pada kartu tanda penduduk diberikan tanda tertentu untuk diketahui bahwa pemiliknya adalah Warga Negara Indonesia (WNI) atau orang asing

i. Kata “KTP” dalam kartu tanda penduduk bagi : 1. Warga negara indonesia dicetak hitam 2. Penduduk negara asing dicetak merah

Kartu tanda penduduk bagi orang asing diberikan oleh pemerintah daerah setelah diadakan koordinasi dengan Direktorat Jendral Imigrasi dan kepolisian setempat. j. Kartu keluarga adalah kartu yang memuat daftar

(35)

perubahan keluarga untuk diadakan penyesuaian. Selanjutnya hal-hal yang termuat dalam kartu keluarga adalah sebagai berikut :

1. Setiap keluarga wajib memiliki kartu keluarga. 2. Dalam kartu keluarga dicantumkan data kepala

keluarga dan anggota keluarga

3. Anggota keluarga yang tercantum dalam kartu keluarga adalah mereka yang secara kemasyarakatan menjadi tanggungan kepala keluarga.

4. Setiap kepala keluarga wajib melaporkan perubahan yang terjadi atas dirinya atau anggotanya kepada kepala desa.

5. Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 hari setiap perubahan yang terjadi atas kepala keluarga harus dicatat dalam kartu keluarga.

6. Kartu keluarga diisi oleh kepala keluarga dan diketahui oleh kepala desa.

7. Kartu keluarga dibuat rangkap 4 yang merupakan data administrasi bagi camat, kepala kelurahan, ketua rukun tetangga, kepala keluarga.

(36)

9. Pada kartu keluarga diberikan tanda tertentu sehingga memudahkan untuk diketahui pemiliknya adalah WNI atau orang asing.

10.Kartu keluarga bagi penduduk orang asing diberikan oleh pemerintah daerah setelah diadakan koordinasi dengan direktorat jendral imigrasi dan kepolisian setempat.

11.Bentuk kartu keluarga adalah memuat formulir 12.Desa adalah suatu unit pemerintahan yang berada

langsung di bawah kecamatan atau dengan nama lain yng setingkat dengan desa inisialnya kampong, gampong, jorong, lingkungan dan sebagainya.

Administrasi kependudukan yang masih dilaksanakan berlaku di Desa Kedungcakring ada 6 (enam) macam yaitu : 1. Kartu tanda penduduk adalah kartu sebagai bukti diri

(legitimasi) dari setiap penduduk dalam wilayah Republik Indonesia.

2. Kartu keluarga adalah kartu yang memuat daftar nama anggota keluarga yang secara kemasyarakatan menjadi tanggapan kepala keluarga.

(37)

sekian telah lahir seorang anak (bayi) dengan jenis kelamin tertentu (laki-laki atau perempuan) dari seorang suami yang bernama A (nama ayah) dan istri bernama Y (nama ibu) di rumah sakit/bidan/puskesmas/dokter (keterangan tempat), yang kemudian dicatat dalam kartu keluarga dan mutasi kelurahan/keluarga.

4. Akta kematian/Surat Keterangan kematian adalah surat yang menerangkan bahwa seorang laki-laki/perempuan/anak-anak/bayi pada hari, tanggal, tahun dan pukul sekian telah meninggal dikarenakan sakit atau karena sesuatu hal lain (karena kecelakaan dan karena satu dan lain hal).

5. Surat keterangan pindah adalah surat yang menerangkan bahwa seseorang baik laki-laki atau perempun atau sebuah keluarga tersebut pindah atau datang dari suatu wilayah lain baik desa maupun kota dikarenakan mengikuti suami atau istri pindah atau karena faktor ekonomi atau bisa juga karena berbagai hal ataupun datang /kembali ketempat asal.

(38)

2.2.5. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Ter tib Administr asi Kependudukan

Telah kita ketahui bahwa di Indonesia partisipasi masyarakat merupakan masukan bagi proses pembangunan, yaitu sebagai suatu prasyarat mutlak bagi tercapainya tujuan pembangunan desa, terutama dalam pelaksanaan administrasi kependudukan.

Partisipsi masyarakat sebagai masukan pembangunan dapat meningkatkan usaha kondisi dan taraf hidup masyarakat desa yang bersangkutan.Peningkatan taraf hidup masyarakat di usahakan sebagai upaya kebutuhan dan peningkatan swadaya masyarakat, dan juga sebagai usaha menggerakkan partisipasi masyarakat.

Partisipasi masyarakat desa merupakan suatu kelancaran pembangunan desa itu sendiri.Partisipasi masyarakat desa secara langsung dalam setiap fase pembangunan merupakan cirri utama pembangunan desa yang ideal pembangunan masyarakat ini mendukung wawasan tentang pembangunan desa terpadu dan partisipatif.

(39)

Kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dapat ditumbuhkan melalui upaya perbaikan kondisi dan peningkatan taraf hidup masyarakat serta melalui upaya pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat desa dan strategi kelompok sasaran yaitu kelompok miskin.

Kemampuan berpartisipasi masyarakat yang ditumbuhkan melalui pendekatan strategi di atas akan bermakna jika dalam masyarakat tumbuh kesediaan untuk berpartisipasi. Kesediaan tersebut jika diprogram dapat menawarkan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi.Mukarji dalam bukunya “Pembangunan Desa Kota” (1998:29) berpendapat bahwa penggerakan partisipasi masyarakat tidak dimaksudkan untuk meringankan beban pemerintah, juga tidak semata-mata untuk mendorong masyarakat untuk menerima teknologi baru, melainkan untuk menunjukkan bahwa semua aspek pembangunan desa menyangkut kepentingan dan keinginan masyarakat.Jadi kesediaan untuk berpartisipasi hanya dapat ditumbuhkan melalui penerapan demokrasi dalam pembangunan.

(40)

berpartisipasi merupakan tanda adanya kemampuan awal masyarakat itu untuk berkembang secara mandiri.Partisipasi masyarakat dan kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri ibarat dua sisi mata uang, tidak dapat dipisahkan tetapi dapat dan perlu dibedakan. Masyarakat desa yang mempunyai kemampuan secara mandiri bisa membangun dengan atau tanpa berpartisipasi secara vertikal dengan pihak lain.

Dengan demikian semakin profesional partisipasi masyarakat semakin besar rasa tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan desa, demikian pula sebaliknya.

Menurut Herbert A. Simon dalam A.W. Wijaya berpendapat bahwa administrasi adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut W.J.S. Poerwadarminta “Kamus Umum Bahasa Indonesia” (1986:1064) mengartikan tertib administrasi sebagai aturan atau peraturan yang baik.

(41)

pengawasan tidak hanya berdasarkan rekaan atau pendengaran belaka melainkan berdasarkan tertib administrasi.

Ketertiban dalam melakukan pekerjaan merupakan syarat utama atau penting. Dalam hal ini khususnya adalah tertib administrasi, mengingat setiap orang pada dasarnya tak ada yang dapat bekerja dengan sebaik-baiknya dalam keadaan yang kacau, apalagi dalam melaksanakan pelayanan umum. Jika orang yang melaksanakan pekerjaan di bidang pelayanan umum melaksanakan tertib administrasi maka masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan umum tersebut akan merasakan kepuasan, karena setiap pekerjaan yang dilaksanakan telah terkoordinir dengan baik.

Yang memegang peranan penting dalam membangkitkan dan membentuk partisipasi masyarakat adalah pemerintah desa.Pemerintah desa diharapkan menjadi sarana yang efektif, baik dalam rangka meningkatkan keberhasilan program pemerintah maupun dalam rangka menggerakkan partisipasi masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan pelayanan administrasi Negara pada masyarakat, karena pelayanan yang dilancarkan dari tingkat pemerintahan yang paling bawah merupakan cara efektif untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

(42)

akantertata dan terkoordinir dengan baik sehingga akan tercapai hasil yang maksimal.

Untuk lebih mengefektikan pelayanan masyarakat oleh pemerintah desa, diharapkan pemerintah desa mampu menggali, menggerakkan dan mengkombinasikan masukan-masukan, sedemikian rupa sehingga ketiga sasaran pembangunan desa dapat tercapai.Dengan demikian diharapkan, semakin tinggi kemampuan administratif pemerintah desa maka semakin tinggi pula hasil pembangunan yang diwujudkan.

Kemampuan administratif tersebut meliputi kemampuan melaksanakan tugas, kemampuan structural dan kemampuan lingkungan.Melalui kemampuannya tersebut pemerintah diharapkan dapat melakukan berbagai hal, misalnya mengambil prakarsa, menggerakkan partisipasi masyarakat, dan memberi kesempatan pada masyarakat untuk berkembang menurut kemampuannya sendiri.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan administratif adalah kemampuan untuk mencapai tujuan yang ada melalui pelaksanaan tugas dengan didukung oleh struktur organisasi dan lingkungan.

Ada 6 (enam) tingkat rasa tanggung jawab dalam berpartisipasi, yaitu :

1. Partisipasi dengan menerima saja apa adanya

(43)

3. Partisipasi yang timbul karena kesadaran Partisipasi dengan memberikan anjuran-anjuran dan mengemukakan kritik-kritik untuk perbaikan suatu kegiatan

4. Partisipasi dengan mengambil prakarsa

5. Partisipasi dengan melaksanakan suatu program 2.3. Kerangka Berpikir

Pelitian ini merupakan satu macam variabel yaitu partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tertib administrasi di Desa Kedungcangkring Kabupaten Sidoarjo.Dapat dilihat pada paradigma di bawah ini.

Gambar 1 : Kerangka Berpikir

Sumber : Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 dan Perda Kabupaten SidoarjoNo. 1 Tahun 2008

Undang-Undang No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Perat uran Pemerint ah No. 37 Tahun 2007 t ent ang Pelaksanaan UU No.23 Tahun 2006

Perda Kabupaten Sidoarjo No. 1 Tahun 2008

Partisipasi Masyarakat dalam tertib Administrasi Kependudukan

(44)

Setelah memperhatikan kajian pustaka berupa teori-teori yang menunjang penelitian mengenai analisis partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring Jabon Sidoarjo, maka ada beberapa hal yang perlu guna melengkapi konsep berpikir sebelum ditindaklanjuti dengan penyusunan analisis penelitian yaitu dengan dilaksanakan tertib administrasi kependudukan maka dapat diketahui seberapa tinggi, sedang, dan rendah partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring Jabon Sidoarjo.

Upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring Jabon Sidoarjo mempunyai pengaruh yang tinggi dalam pembangunan desa. Masyarakat dalam artian merupakan derivariasi dari paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development). Anggapan dasar dari interprestasi pembangunan masyarakat yang demikian adalah bahwa manusia dan bukan ekonomi atau teknologi yang menjadi fokus dan sumber pembangunan yang utama. Pembangunan masyarakat, dengan dengan demikian menyangkut suatu upaya yang terencana untuk meningkatkan kemampuan dan potensialitas anggota masyarakat yang berpartisipasi secara aktif di dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri mereka.

2.4. Hipotesa

(45)
(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini hanya mengoperasikan satu variabel yaitu partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan dengan pengertian satu proses kegiatan partisipasi atau keikutsertaan masyarakat dalam pencatatan data penduduk yang meliputi kelahiran, kematian dan migrasi serta mobilitas sosial pada buku administrasi penduduk di desa dan kelurahan.

Adapun variabel partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan (berpedoman pada Petunjuk Teknis tentang Akta-akta Catatan Sipil dan Administrasi Kependudukan Kabupaten Sidoarjo) yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan indikator sebagai berikut :

1. Kartu Tanda Penduduk adalah kartu sebagai bukti diri (legitimasi) dari setiap penduduk wajib KTP dalam wilayah Republik Indonesia.

2. Kartu Keluarga adalah kartu yang memuat daftar nama-nama anggota keluarga yang secara kemasyarakatan menjadi tanggungan kepala keluarga. 3. Surat Kelahiran adalah surat yang menerangkan bahwa pada hari, tanggal, tahun dan pukul sekian telah lahir seorang anak (bayi) dengan jenis kelamin tertentu (laki-laki atau perempuan) yang kemudian dicatat dalam Kartu Keluarga

(47)

Tabel 1

Instrumen Pengukuran Variabel Partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan

Komponen yang diukur

Skala Pengukur an

Tinggi (3) Sedang (2) Rendah( 1) 1. KTP a. Kepemilikan semua anggota keluarga

yang wajib KTP memiliki KTP sejak usia di wajibkan.

Belum semua wajib KTP memilki KTP menunggu kalau butuh

Ada yang belum memilki KTP dan menunggu kolektif dari pemerintah

b. Pengurusan sejak usia diwajibkan langsung mengurus

Kalau butuh baru ngurus Mengurus kalau ada kolektif dari pemerintah c. Penyimpanan disimpan ditempat

aman dan selalu dibawa dimana pemiliknya pergi.

Tersimpan sembarangan. Tidak tersimpan dengan baik

2. KK a. Kepemilikan Sudah memiliki KK terbaru dan melakukan pengrusan bila ada perubahan

KK sudah dirubah dari pertama punya tetapi belum yang terbaru

Memiliki KK tidak pernah dirubah sejak KK yang pertama

b. Pengurusan mengurus sesuai ketentuan

Mengurus kalau butuh Mengurus kalau terpaksa

c. Penyimpanan Disimpan aman dan rapi

sewaktu-a. Kepemilikan Semua anggota

keluarga memiliki sejak terjadi kelahiran

Ada anggota keluarga yang belum memiliki karena belum butuh

Semua anggota keluarga belum memiliki akta kelahiran

b. Pengurusan mengurus sesuai aturan Mengurus ketika membutuhkan

Belum mengurus

(48)

Selanjutnya sebelum data diolah dalam rumus chi kuadrat maka terlebih dahulu dilakukan tabulasi data untuk menghitung jumlah skor masing-masing responden dimana dari jumlah skor masing-masing-masing-masing responden dapat diketahui secara umum kategori partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan Sedangkan teknik atau cara pengukuran intervalnya menggunakan :

Adapun teknik atau cara pengukuran data berdasarkan jumlah penilaian score jawaban dan frekuensi masing-masing kategori adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Kriter ia Kategori Tingkat Partisipasi

No Interval Kelas Interval Skor Jawaban Kategori Tingkat Partisipasi

3.2Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

(49)

yang dikembangkan oleh Issaac dan Michael. (Sugiyono, 2005 : 98). Dalam penelitian ini diambil sampel 225 responden.

S =

Dan nilai yang dihasilkan yaitu 217 Kepala Keluarga (berdasarkan nilai tabel Issaac dan Michael sehingga peneliti tidak perlu untuk melakukan perhitungan sampel lagi karena sudah disediakan nilai tabel sampel).

Catatan : λ2 = 1 dengan taraf kesalahan 10% P = Q = 0,5 d = 0,10 S = jumlah sampel

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampling yaitu dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling . Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Sugiyono, 2005 : 93).

3.3.Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer

(50)

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yang telah ditentukan sebelumnya untuk dijawab. Teknik questioner berbentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan yang kemudian dibagikan atau disebarkan kepada responden sebanyak 225 orang yang merupakan sampel penelitian, selanjutnya hasil dari jawaban questioner tersebut diolah dalam rumus statistik.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data lain atau data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian yaitu berupa dokumen maupun arsip-arsip dari Kantor Desa Kedungcangkring. Adapun teknik yang digunakan dalam memperoleh data sekunder adalah Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen maupun arsip-arsip yang berhubungan dengan lokasi dan obyek atau varabel penelitian. Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data pelengkap tentang gambaran umum obyek penelitian

3.4.Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis

(51)

pengolahan data agar dapat digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut pengolahan data dan analisis data.

Tahap dalam metode analisis adalah sebagai berikut : 1. Rekapitulasi data kuisioner

2. Penjumlahan score masing-masing responden

3. Pengkategorian jawaban responden berdasarkan tabel.

4. Penghitungan frekuensi masing-masing kategori dimasukkan dalam tabel penolong.

Untuk menganalisis dan menguji hipotesis , dipergunakan analisis statistik dengan skala pengukuran ordinal. Analisis statistik yang dipergunakan untuk mengetahui pengkategorian variabel dalam penelitian ini menggunakan rumus chi kuadrat.

Rumus chi-kuadrat :

fo = frekuensi yang diobservasikan / diperoleh baik melalui pengamatan maupun hasil angket.

fh = frekuensi yang diharapkan.

Sedangkan uji hipotesis penelitian sebagai berikut :

(52)

Ha = Terdapat perbedaan tingkat partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan

Untuk menguji hipotesis tersbut dalam penelitian ini digunakan satu sampel yang terdiri dari 3 (tiga) kategori, maka derajat kebebasannya (dk) = 3 – 1 = 2.

Berdasarkan dk = 2, dan taraf signifikan 10% maka harga chi kuadrat tabel = 4,605 (tabel chi kuadrat).

Maka kriteria pengujian

(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kantor Desa Kedungcangkring Kecamatan J abon Kantor Desa Kedungcangkring merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Sidoarjo yang berada dibawah Kecamatan Jabon.Kantor Desa Kedungcangkring dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bernama Abdul Rosyid, dan dibantu 9 orang pegawai yang terbagi dalam beberapa seksi urusan yaitu Seksi Pemerintahan, Seksi Keuangan, Seksi Kesra, Seksi Umum, Seksi Pembangunan.

Dilihat dari letak geografis Desa kedungcangkring memiliki luas wilayah 126,19Ha yang terdiri dari 07 RW dan 13 RT. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara :Desa Besuki Sebelah selatan : Sungai Bangil Sebelah barat : Desa Pejarakan Sebelah Timur :Desa Dukuh Sari

(Sumber :Kantor Desa Kedungcangkring Desember 2012)

4.1.2. Kependudukan

(54)

a. J umlah penduduk menurut jenis kelamin Tabel 3

J umlah Penduduk Berdasar kan J enis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (orang)

Sumber: Data Profil Kantor Desa Kedungcangkring, Desember 2012

Jumlah penduduk Desa kedungcangkring adalah sebanyak 3889 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki 1883 orang atau 48,42% dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 2006 orang atau 51,58%. Berdasarkan data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin banyak didominasi penduduk perempuan.

b. J umlah penduduk menurut golongan usia Tabel 4

J umlah Penduduk Menur ut Golongan Usia No Golongan Umur

(tahun)

Jenis Kelamin Jumlah (orang)

(55)

Menurut golongan usia, jumlah penduduk yang berada di Desa Kedungcangkring usia tertinggi adalah golongan tua (28-58 tahun) sebanyak 1487 orang atau 38.23%.

c. Perubahan penduduk Desa Kedungcangkring Tabel 5

Perubahan Penduduk Desa Kedungcangkring

No Perubahan Penduduk

Jenis Kelamin Jumlah (orang)

Sumber : Data Profil Kantor Desa Kedungcangkring Desember 2012

(56)

d. J umlah Penduduk Menur ut Tingkat Pendidikan Tabel 6

J umlah Penduduk Menur ut Tingkat Pendidikan

Pendidikan Jumlah

Pernah sekolah SD tapi tidak tamat Tidak pernah sekolah

Sumber : kantor desa kedungcangkring Desember 2012

(57)

e. J umlah Penduduk Menur ut Mata Pencarian Tabel 7

J umlah Penduduk Menur ut Mata Pencaharian

Jenis Pekerjaan Jumlah (orang)

Sumber : kantor Desa Kedungcangkring Desember 2012

(58)

f. J umlah Penduduk Menur ut Agama Tabel 8

J umlah Penduduk Menur ut Agama

Agama Jumlah

Sumber : Kantor Desa Kedungcangkring Desember 2012

Berdasarkan tabel 8 diatas, mayoritas penduduk Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon Sidoarjo menganut agama Islam yaitu sebanyak 3886 jiwa. Dalam hal ini karena masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam dan banyaknya tempat ibadah seperti masjid, musholla, dan langgar yang ada di Desa Kedungcangking Kecamatan Jabon Sidoarjo.

4.1.3. Struktur Organisasi

(59)
(60)

Berikut ini diuraikan tugas pokok aparat Desa Kedungcangkring sebagai berikut :

1. Kepala Desa mempunyai tugas

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa b. Membina kehidupan masyarakat desa

c. Membina perekonomian desa

d. Membina ketentraman dan ketertiban desa e. Mendamaikan perselisihan masyarakat desa

f. Mewakili desanya di dalam/di luar pengadilan dan dapat menunjukkan kuasa hukumnya

g. Mengajukan rancangan peraturan desa dan menetapkan peraturan desa bersama BPD

h. Menjaga kelestarian adat-istiadat yang hidup berkembang di Desanya i. Mengembangkan semangat gotong-royong masyarakat diberbagai

sendi utama pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan Desa 2. Sekretaris Desa mempunyai tugas :

a. Melaksanakan urusan surat-menyurat, kearsipan dan laporan b. Melaksanakan urusan keuangan

c. Melaksanakan administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

(61)

3. Kepala urusan mempunyai tugas :

a. Melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan, kesejahteraan, ketertiban dan kemasyarakatan sesuai dengan bidang masing-masing b. Melaksanakan pelayanan administrasi desa

4. Kepala dusun mempunyai tugas :

a. Melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta memelihara ketentraman dan ketertiban diwilayah kerjanya.

b. Melaksanakan keputusan desa diwilayah kerjanya

c. Melaksanakan kebijaksanaan kepala Desa diwilayah kerjanya 5.Badan perwakilan Desa mempunyai tugas :

a. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa

b.Memberikan persetujuan atas pengangkatan perangkat desa c.Mengusulkan pengangkatan perangkat desa

d.Bersama dengan Kepala Desa menetapkan peraturan desa

e. Bersama dengan kepala desa menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa

f.Menampung dan menindak lanjuti aspirasi masyarakat desa.

4.2. Penyajian Data

(62)

maka pada penyajian data akan diuraikan datab tentang karakteristik responden dan data tentang masing-masing Indikator sebelum data tersebut dianalisa menggunakan rumus statistik.

1. Karakteristik Responden

Data tentang karakteristik responden juga menggambarkan tentang karakteristik responden yang menjadi populasi dalam penelitian in dapat diuraikan sesuai dari hasil jawaban responden pada kuisoner, sebagai berikut :

a. Karakteristik Responden Berdasar kan J enis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang didapat dari karakteristikjenis kelamin responden dapat tergambar seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 9

Karakteristik Responden menurut J enis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (orang)

Prosentase (%)

Laki-laki 127 56,44

Perempuan 98 43,56

Jumlah 225 100

(63)

responden berdasarkan jenis kelamin tampak bahwa jumlah responden perempuan berjumlah 98 orang atau 43,56% sedangkan jumlah responden laki-laki berjumlah 127 orang atau 56,44% . Hal ini karena pada umum nya yang dijadikan responden adalah kepala keluarga.

b. Karakteristik Responden berdasar kan Usia.

Karakteristik responden berdasarkan usia yang didapat dari karakteristik usia responden dapat tergambar seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 10

Karakteristik Responden menurut usia

USIA (TAHUN) JUMLAH

RESPONDEN Prosentase(%)

(64)

c. Karakteristik Responden Berdasar kan Pekerjaan

Krakteristik responden berdsarkan pekerjaan dapat tergambarkan seperti dalam tabel berikut ini :

Tabel 11

Karakteristik Responden Berdasar kan Pekerjaan

JENIS PEKERJAAN JUMLAH

RESPONDEN PROSENTASE (%) Buruh / swasta

Dengan memperhatikan tabel 11 di atas tentang karakteristik responden menurut pekerjaan dapat disampaikan bahwa dengan jumlah terbanyak adalah buruh/swasta sebesar 55,55%.

2. Penyajian Data Kategor i Variabel Penelitian

(65)

sesuai kelompok pertanyaan yang tergabung dalam satu variabel dan dipilah-pilah dalam masing-masing variabel dengan masing-masing pengukuran kategori. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penelitian dalam membuat kesimpulan tentang masing-masing variabel.

Penkategorian variabel ini berdasarkan dari jawaban responden dalam kuisioner yang selanjutnya diberi skor serta direkap dalam rekapitulasi skor jawaban responden.

Karena penelitian ini mengoperasionalkan 1variabel yaitu partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi, maka dapat diolah tentang bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan sebagai berikut.

Tabel 12

Kategori Variabel Penelitian

Partisipasi Masyarakat dalam Ter tib Administrasi Kependudukan No. Tingkat Partisipasi

masyarakat

3. Data Tentang Kategori Masing-masing Indikator

(66)

tabulasi skor masing-masing jawaban atas pertanyaan untuk menghasilkan jumlah skor masing-masing responden. Tabulasi hasil skor jawaban responden tentang variabel partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan dalam tabel 12.

Setelah diketahui skor masing-masing jawaban responden tentang variabel partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan maka dapat digambarkan bagaimana kategori masing-masing indikator yang digambarkan oleh jawaban responden sebagai berikut :

1) Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Berdasarkan jawaban responden pada pertanyaan 1.Dapat digambarkan bahwa dengan kategori sebagai berikut dalam tabel 13.

Tabel 13

Kategori Indikator Kepemilikan KTP No. Skor Jawaban Jumlah Responden

(67)

2) Pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Berdasarkan jawaban responden dapat digambarkan bahwa pengurusan KTP pada kategori sebagai berikut dalam tabel 14.

Tabel 14

Kategori Indikator Pengurusan KTP

Berdasarkan tabel 14 dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring kecamatan Jabon pada kategori tinggi adalah kalau butuh baru mengurus. 3) Mengamankan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Berdasarkan jawaban responden dapat digambarkan tentang mengamankan KTP pada kategori jawaban sebagai berikut :

No. Skor Jawaban Jumlah Responden

(orang)

Prosentase (%) 1 3 Memiliki sejak usia

diwajibkan

90 40,00

2 2 Kalau butuh baru mengurus

122 54,22

3 1 Tidak mengurus KTP 13 5,78

(68)

Tabel 15

Kategori Indikator Mengamankan KTP

No. Skor Jawaban Jumlah Responden

(orang)

Prosentase (%) 1 3 Disimpan ditempat aman

dan selalu dibawa kemana pemiliknya pergi

Berdasarkan tabel 15 dapat dikatakan bahwa mengamankan KTP pada kategori tinggi yaitu disimpan ditempat aman dan selalu dibawa kemana pemiliknya pergi.

4) Kepemilikan Kartu Keluar ga (KK)

Berdasarkan jawaban responden dapat digambarkan tentang Kepemilikan Kartu Keluarga pada kategori jawaban sebagai berikut

Tabel 16

(69)

Berdasarkan tabel 16 dapat dikatakan bahwa kepemilikan KK di Desa Kedungcangkring pada kategori tinggi adalah sudah dirubah dari pertama punya tetapi belum yang terbaru.

5) Pengurusan Kartu Keluar ga (KK)

Berdasarkan jawaban responden dapat digambarkan tentang pengurusan KK pada kategori jawaban sebagai berikut :

Tabel 17

Kategori Indikator Pengurusan KK No. Skor Jawaban Jumlah Responden

(orang)

Prosentase (%) 1 3 Mengurus sesuai

ketentuan

142 63,11

2 2 Mengurus kalau butuh 78 34,67

3 1 Mengurus kalau dipaksa 5 2,22

Jumlah 225 100,00

Berdasarkan tabel 17 dapat dikatakan bahwa pengurusan KK di Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon pada kategori tinggi adalah mengurus sesuai ketentuan.

6) Mengamankan Kartu Keluar ga (KK)

(70)

Tabel 18

Kategori Indikator Mengamankan KK No. Skor Jawaban Jumlah Responden

(orang)

Prosentase (%) 1 3 Disimpan aman dan rapi

dapat langsung ditemukan bila dibutuhkan

130 57,78

2 2 Tersimpan rapi tapi butuh sedikit waktu untuk menemukan kembali

85 37,78

3 1 Disimpan sembarangan 10 4,44

Jumlah 225 100,00

Berdasarkan tabel 18 dapat dikatakan bahwa mengamankan KK di Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon pada kategori tinggi adalah disimpan aman dan rapi dapat langsung ditemukan bila dibutuhkan.

7) Kepemilikan Sur at Kelahir an

(71)

Tabel 19

Kategori Indikator Kepemilikn Sur at kelahiran No. Skor Jawaban Jumlah Responden

Berdasarkan tabel 19 dapat dikatakan bahwa kepemilikan surat kelahiran di Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon pada kategori tinggi adalah semua anggota keluarga memiliki karena kewajiban.

8) Pengurusan Sur at Kelahir an

Berdasarkan jawaban responden dapat digambarkan tentang pengurusan KK pada kategori jawaban sebagai berikut :

Tabel 20

(72)

Berdasarkan tabel 20 dapat dikatakan bahwa Pengurusan Surat Kelahiran di Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon pada kategori sedang mengurus ketika membutuhkan.

9) Mengamankan Sur at Kelahir an

Berdasarkan jawaban responden dapat digambarkan tentang mengamankan Surat kelahiran pada kategori jawaban sebagai berikut :

Tabel 21

Kategori Indikator Mengamankan Sur at Kelahir an

No. Skor Jawaban Jumlah Responden

(orang)

Prosentase (%) 1 3 Disimpan ditempat aman

dan rapi dapat langsung ditemukan bila dibutuhkan

147 65,33

2 2 Tersimpan rapi tapi butuh sedikit waktu untuk menemukan kembali

73 32,45

3 1 Tersimpan sembarang 5 2,22

Jumlah 225 100,00

(73)

4.3. Analisa Data

Setelah data yang dibutuhkan dapat terkumpul selanjutnya diklasifikasi dan ditabulasikan. Proses penyusunan, pengaturam dan pengolahan data agar dapat digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut pengolahan data dan analisis data.

Tahap dalam metode analisis adalah sebagai berikut : 1. Rekapitulasi data kuisioner.

2. Penjumlahan skor masing-masing responden.

3. Penkategorian jawaban responden berdasarkan tabel.

4. Penghitungan frekuensi masing-masing kategori dimasukkan dalam tabel penolong.

Untuk menganalisis dan menguji hipotesis, diperlukan analisis statistik dengan skala pengukuran ordinal.Analisis statistik yang dipergunakan untuk mengetahui penkategorian variabel dalam penelitian ini menggunakan rumus chi kuadrat.

(Sugiyono, 2005 : 250)

Dimana : x2 = chi kuadrat

f0 = frekuensi yang diobservasikan/diperoleh baik melalui pengamatan maupun hasil angket.

(74)

Tabel 22

TABEL PERTOLONGAN UNTUK MENCARI x2

No Kategori Fo Fh (fo-fh) (fo-fh)2

fh fh

fo )2

( −

1 Tinggi 108 75 33 1089 14,52

2 Sedang 113 75 38 1444 19,25

3 Rendah 4 75 -71 5041 67,21

Jumlah 225 225 0 7574 100,94

4.4. Uji Hipotesis

Sedangakan uji hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ho :Tidak terdapat perbedaan tinggi partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring

Ha :Terdapat perbedaan tingkat partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring.

Untuk menguji hipotesis tersebut dalam penelitian ini digunakan satu sampel yang terdiri dari 3 (tiga) kategori, maka derajat kebebasannya (dk) = 3 – 1 = 2. Berdasarkan dk = 2, dan taraf signifikan 10% maka harga chi kuadrat tabel = 4,605 (tabel chi kuadrat).

Kriteria pengujian :

− Apabila chi kuadrat hitung ≥ 4,605 maka Ho ditolak dan Ha diterima − Apabila chi kuadrat hitung ≤ 4,605 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

(75)

Artinya hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat perbedaan tingkat partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring terbukti sangat signifikan.

4.5. Pembahasan

Setelah semua hasil penelitian berdasarkan teknik pengumpulan data kuisioner, ditabulasi dan dilakukan pengolahan data dan analisa data dengan rumus statistik serta dilakukan uji hipotesis maka dapat diuraikan pembahasan dari hasil penelitian dengan menggunakan teori yang dicantumkan dalam landasan teori sebagai pisau analisa.

Untuk variabel partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan dari masing-masing indicator dapat diuraikan pembahasan sebagai berikut :

(76)

2. Berdasarkan dari jawaban responden untuk indikator kepemilikan, pengurusan dan mengamankan KTP masyarakat di Desa Kedungcangkring dalam tertib administrasi kependudukan bila dikaitkan dengan macam-macam partisipasi masyarakat menurut Khoirudin (2000:126) berarti partisipasi masyarakat di Desa Kedungcangkring terjadi karena kesadaran yaitu partisipasi yang timbul karena kehendak dari pribadi masyarakat, hal ini dilandasi oleh dorongan yang timbul dari hati nurani sendiri walaupun dalam pengurusan KTP masyarakat masih melakukan secara kolektif.

3. Berdasarkan jawaban responden tentang indikator kepemilikan KK dapat diketahui bahwa masyarakat di Desa Kedungcangkring memiliki partisipasi dalam kategori sedang yaitu berjumlah 141 orang atau 0,67 %. Untuk indikator pengurusan KK dapat diketahui bahwa masyarakat di Desa Kedungcangkring berada pada kategori tinggi yang diwakili oleh 142 orang atau 63,11% sedangkan untuk indikator mengamankan KK dapat diketahui bahwa masyarakat di Desa Kedungcangkring berada pada kategori tinggi yang diwakili oleh 139 orang atau 57,78 %.

(77)

di Desa Kedungcangkring dalam tertib administrasi kependudukan berada pada kategori tinggi bila dikaitkan dengan macam-macam partisipasi masyarakat menurut Khairudin (2000 : 126) masyarakat masih mangurus kalau membutuhkan dalam hal ini bararti ikut-ikutan.

5. Berdasarkan jawaban responden dari indikator kepemilikan Surat Kelahiran dapat diketahui bahwa masyarakat di Desa Kedungcangkring memiliki partisipasi pada kategori tinggi ini diwakili oleh 159 orang atau 70,67%. Untuk indikator pengurusan surat kelahiran dapat diketahui bahwa masyarakat di Desa Kedungcangkring berada pada kategori sedang ini diwakili oleh 89 orang atau 39,55% sedangkan untuk indikator mengamankan surat kelahiran dapat diketahui bahwa masyarakat di Desa Kedungcangkring berada pada kategori tinggi ini diwakili oleh 147 orang atau 65,33%.

(78)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada penyajian data tentang variabel partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan dan analisa data tentang serta hasil uji hipotesis maka dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di Desa

Kedungcangkring pada kategori sedang diwakili oleh 113 orang responden (50,22%)

2. Berdasarkan perhitungan pada tabel didapat nilai chi kuadrat hitung sebesar 100,94 ≥ 4,605 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Artinya hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat perbedaan tingkat partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring terbukti sangat signifikan

3. Terdapat partisipasi dalam hal mengamankan atau memelihara atau menyimpan masih dalam tahap mau menyimpan karena merasa malas mengurus lagi belum pada tahap menyimpan dengan baik dan aman saat dibutuhkan mudah ditemukan

4. Partisipasi dalam penyimpanan surat kelahiran berada pada tahap menyimpan dari pada mengurus lagi.

(79)

5.2. Sar an

Berdasarkan pada kesimpulan di atas maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Partisipasi masyarakat dalam tertib administrasi kependudukan di Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon perlu ditingkatkan dari kategori sedang menjadi kategori tinggi dengan cara memberi penyuluhan, pengurusan administrasi kependudukan secara kolektif

(80)

DAFTAR PUSTAKA

Ambar, Setyowati (2001), Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanan Ter tib Administr asi Kependudukan di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan, Skripsi FIA Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim, Surabaya.

Conyerg, Diana (1991), Per encana Sosial di Dunia ketiga, Gajah Mada Universitas Press Yogyakarta.

David, Lucas dkk (1990), Pengantar Kependudukan, Gajah Mada Universitas

Hendro, Suhedi (1995), GDN (Ger akan Disiplin Nasional) : Menyongsong Er a Keterbukaan Tahun 2000, CV. Novindo Pusaka Mandiri, Jakarta.

Indah, Setyorini (1998), Ter tib Administrasi Kependudukan sebagai Sarana Untuk Menunjang Kualitas Pelayanan Ter hadap Masyarakat, Skripsi Fisip UPN “veteran” Jawa Timur.

Khairudin (2000), Pembangunan Masyarakat, Gramedia, Jakarta.

Mansyur, M. Cholil (1997), Sosiologi Masyar akat Desa dan Kota, Usaha Nasional, Surabaya.

Mubyarto (1984), Strategi Pembangunan Desa, P3PK Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta.

(81)

Ndraha, Taliziduhu (1990), Pembangunan Masyarakat : Memper siapkan Masyarakat Tinggal Landas, Cetakan kedua, Rineke Cipta, Jakarta.

Rusli, Said (1995) ,Pengantar Ilmu Kependudukan, Edisi kedua, Cetakan Ketujuh, LP3ES, Jakarta.

Siagian, Sondang (1994), Filsafat Administrasi Negara, Bina Aksara, Jakarta.

Sugiyono (2000), Metode Penelitian Administr asi, Alfa Beta, Bandung.

Syaiful, Hanafi (1992), Per anan Koordinasi Camat Ter hadap Pelaksanaan Ter tib Administr asi, Skripsi UPN “veteran” Jawa Timur.

Topan (2000), Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Ter tib Administr asi Kependudukan di Desa Pandaan Kecamatan Gempol kabupaten Pasuruan, Skripsi FISIP UNITOMO Surabaya.

Gambar

Gambar 1 : Kerangka Berpikir
Tabel 1
Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5 Perubahan Penduduk Desa Kedungcangkring
+7

Referensi

Dokumen terkait

Komunitas Tombo Ati adalah sebuah per kum pulan yang tidak formal namun cenderung sakral karena di dalamnya terdapat aktivitas keagamaan yang bernuansa Islam seperti wirid dan

Prasasti mempunyai sifat resmi sebagai suatu keputusan atau perintah yang diturunkan oleh seorang raja atau penguasa, sehingga dalam penulisannya ada aturan- aturan penulisan

Futurism adalah bukanlah suatu gaya tetapi suatu pendekatan terbuka ke arsitektur, dan telah ditafsirkan kembali oleh generasi arsitek yang berbeda dari beberapa

Loyalitas merek, yang dapat mencerminkan gambaran dari kebiasaan pembeli yang puas seperti merek yang benar-benar memiliki komitmen, menghasilkan nilai terutama

Kuadran 2 merupakan gaya terpadu yang menunjukkan orientasi yang tinggi pada tugas atau pekerjaan dan juga pada hubungan atau orang, sehingga responden yang

Faktor yang berperan dalam kinerja sanitarian meliputi; kemampuan dan keterampilan kurang, supervisi dari Kabupaten dan Puskesmas kurang; pelatihan sanitarian yg kurang dan

Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indra). Pada mulanya pengalaman itu

Simple Pay 0% untuk 3, 6 & 12 bulan Minimum transaksi Rp.1.000.000,- Berlaku di seluruh outlet ORISKIN Berlaku untuk PermataKartuKredit Berlaku hingga 31 Mei 2018 Moira Beauty