PENGARUH INFORMASI LABA, ALIRAN KAS DAN KOMPONEN ALIRAN KAS TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Diajukan Oleh :
DEWI ROSDIANA 0713010100/ FE/ EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan Hidayah-Nya yang telah diberikan, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dalam jenjang Strata
Sati Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur dengan Judul “Pengaruh Informasi Laba, Aliran Kas Dan
Komponen Aliran Kas Terhadap Harga saham Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Dalam menulis skripsi ini, peneliti telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang
telah memberikan motivasi, bimbingan, saran serta dorongan moril baik
langsung maupun tidak langsung sampai terselesaikannya penyusunan
skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr H. R. Teguh Soedarto MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Rahman A Suwaidi, Ms selaku Wakil Dekan Fakultas
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi selaku Kaprogdi Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Jawa
Timur.
5. Ibu Dra. Dyah Ratnawati, MM selaku dosen wali yang telah
memberikan bimbingan selama menuntut ilmu di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan petunjuk serta pemikiran dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Para dosen yang telah memberikan banyak bekal ilmu pengetahuan
dan suri tauladan kepada peneliti selama menjadi mahasiswa di UPN
“Veteran” Jawa Timur.
8. Ayahanda Chodiran dan Ibunda Mudjiani yang sangat saya cintai serta
kakakku Anisa Ulfa dan seluruh keluarga besar yang telah
memberikan dukungan baik secara materiil dan spiritual.
9. Terima kasih kepada Dichi Kurniawan, Churul, Eva dan kepada semua
pihak yang telah memberikan semangat, dukungan, bantuan dan
inspirasi yang telah kalian berikan.
Peneliti merasa yakin dan menyadari sepenuhnya bahwa penulisan
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, peneliti sudah berusaha
dengan kemampuan yang ada guna mengurangi kesalahan tersebut, maka
kritik dan saran serta pendapat dari semua pihak sangat saya harapkan guna
Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini, semoga amal kebaikan yang telah diberikan diterima
oleh Allah SWT dan mendapatkan imbalan dari-Nya, Amin.
Surabaya, Mei 2011
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL...ix
DAFTAR LAMPIRAN...xi
ABSTRAK...xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelian Terdahulu ... 8
2.2. Landasan Teori... 13
2.2.1. Informasi ... 13
v
2.2.1.2.Manfaat Informasi ... 13
2.2.2. Laporan Keuangan ... 14
2.2.2.1.Pengertian Laporan Keuangan... 14
2.2.2.2.Tujuan Laporan Keuangan ………. 14
2.2.3. Laporan Arus Kas………. 15
2.2.3.1.Pengertian Laporan Arus Kas... 15
2.2.3.2.Tujuan Laporan Arus Kas... 15
2.2.3.3 Manfaat Laporan Arus Kas... 15
2.2.3.4.Komponen Laporan Arus Kas………..15
2.2.3.5.Penyajian Laporan Arus Kas...18
2.2.4. Laporan Laba Rugi... 19
2.2.4.1.Pengertian Laba Rugi ... 19
2.2.4.2.Pelaporan Laba Rugi ... 19
2.2.5. Saham... 21
2.2.5.1.Pengertian Saham………. 21
2.2.5.2.Jenis – Jenis Saham ... 21
2.2.5.3.Hak – Hak Saham………..22
2.2.5.4.Penilaian Harga Saham……….23
vi
2.2.7. Teori Yang Melandasi Pengaruh Aliran Kas Dari
Terhadap Harga Saham...25
2.2.8. Teori Yang Melandasi Pengaruh Aktivitas Operasi Terhadap Harga Saham...27
2.2.9. Teori Yang Melandasi Pengaruh Aktivitas Investasi Terhadap Harga Saham...29
2.2.10.Teori Yang Melandasi Pengaruh Aktivitas Pendanaan Terhadap Harga Saham...29
2.3..Kerangka Pikir... 31
2.4. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 33
3.2. Teknik Penentuan Sampel... 35
3.2.1. Populasi ... 35
3.2.2. Sampel ... 36
3.3. Teknik Pengumpulan Data... 37
3.3.1. Jenis dan Sumber Data ... 37
3.3.2. Pengumpulan Data... 38
3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 38
vii
3.4.4.1. Uji Normalitas………..38
3.4.2. Uji Asumsi Model Klasik ... 39
3.4.3. Teknis Analisis ... 41
3.4.4. Uji Hipotesis……….42
3.4.4.1. Uji F………...42
3.4.4.2. Uji t………43
BABIV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian... 44
4.1.1. Sejarah Pasar Modal ... 44
4.1.2. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 48
4.1.3. Gambaran Umum Obyek Penelitian……….. 49
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian……… 55
4.2.1. Laba Akuntansi……….. 55
4.2.2. Total Aliran Kas……… 56
4.2.3. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi………... 57
4.2.4. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi………... 58
4.2.5. Arus Kas Dari AKtivitas Pendanaan………..59
4.2.6. Harga Saham………...60
4.3. Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis………61
4.3.1. Hasil Uji Normalitas………61
viii
4.4. Pengujian Adanya Pelanggaran Asumsi – Asumsi Klasik…………61
4.5. Analisis Regresi……….66
4.6. Uji Hipotesis………...68
4.6.1. Uji F………68
4.6.2. Uji t……….69
4.7. Pembahasan………..71
4.8 Implikasi Penelitian………..73
4.9. Keterbatasan Penelitian………74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan………...75
5.2. Saran……….76
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Rekapitulasi Data Tahun 2006 – 2009 Untuk Harga Saham Pada
Seluruh Perusahaan Industri Barang Konsumsi... 4
Tabel 4.5. Gambaran Umum Komisaris dan Dewan Direksi Pada Obyek Penelitian... 53
Tabel 4.6. Gambaran Umum Karyawan Pada Obyek Penelitian... 54
Tabel 4.7. Laba Akuntansi ... 55
Tabel 4.8. Total aliran Kas... 56
Tabel 4.9. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi ... 57
Tabel 4.10. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi... 58
Tabel 4.11. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan... 59
Tabel 4.12. Harga Saham ... 60
Tabel 4.13. Uji Normalitas... 61
Tabel 4.14. Nilai VIF ... 62
Tabel 4.15. Nilai VIF ... 63
Tabel 4.16. Batas – Batas Daerah Test Durbin Watson ... 64
Tabel 4.17. Korelasi Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Residual ... 65
Tabel 4.18. Data Koefisien Regresi Linier Berganda ... 66
Tabel 4.19. Analisis Varian (Anova) ... 68
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rekapitulasi Data Tahun 2006 – 2009 Untuk Harga Saham Pada
Seluruh Perusahaan Industri Barang Konsumsi
Lampiran 2: Gambaran Umum Obyek Penelitian
Lampiran 3: Laba Akuntansi
Lampiran 4: Total aliran Kas
Lampiran 5: Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Lampiran 6: Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Lampiran 7: Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Lampiran 8: Harga Saham
Lampiran 9: Hasil Uji Normalitas
Lampiran 10:Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
PENGARUH INFORMASI LABA, ALIRAN KAS DAN KOMPONEN
ALIRAN KAS TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI BARANG
KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh: Dewi Rosdiana
Abstrak
Para investor yang akan melakukan investasi saham sangat memerlukan informasi yang lengkap dan akurat. Dengan adanya informasi tersebut diharapkan dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang kinerja perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan yaitu laporan arus kas, laporan laba rugi dan neraca. Dari laporan keuangan tersebut bisa diketahui kondisi perusahaan karena hal itu dapat mempengaruhi harga saham di bursa atas dasar pemikiran tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laba akuntansi, aliran kas dan komponen arus kas.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari 10 perusahaan industry barang konsumsi yang menjadi obyek penelitian yang kemudian diolah dengan menggunakan statistic analisis regresi linier berganda yaitu uji F untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial atas variabel penelitian.
Berdasarkan analisa data, maka dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi, aliran kas dan komponen arus kas ( arus kas dari aktivitas operasi,arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan ) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal memberikan simbiosis mutualisme antara perusahaan dengan
investor. Dari sisi perusahaan, keberadaan pasar modal dapat menyediakan
modal tambahan. Sedangkan bagi pihak investor, keuntungan atas penyaluran
dana dapat dilakukan melalui investasi di pasar modal dengan melakukan
pembelian saham.
Transaksi perdagangan dalam pasar modal dapat berupa pembelian dan
penjualan saham. Informasi mengenai emiten merupakan faktor penentu
dalam bermain di pasar modal. Semakin baik prestasi perusahaan maka
permintaan dan harga saham akan meningkat. Sebaliknya, jika kinerja dan
prestasi perusahaan tidak baik maka harga saham akan turun.
Fluktuasi harga saham sangat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil
oleh investor. Keputusan tersebut merupakan hasil dari informasi emiten yang
tersedia di pasar modal. Semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin
baik keputusan yang diambil.
Dasar dalam pengambilan keputusan investasi adalah keberadaan
informasi yang relevan dan rasional. Informasi dikatakan informatif jika dapat
mengubah kepercayaan para decision maker ,kemudian kepercayaan akan
permintaan saham. Dengan kata lain, suatu informasi dikatakan memiliki
content jika pasar dapat menyerap informasi dengan cepat dan terefleksikan
pada perubahan harga pasar saham ( Daniati dan Suhairi, 2006)
Indikator keberhasilan manajemen perusahaan dapat dilihat melalui stock
price. Penerbitan laporan keuangan merupakan faktor yang dapat menentukan
harga saham. Laporan keuangan menjadi salah satu informasi yang berharga
bagi stakeholders perusahaan untuk menilai kondisi keuangan perusahan
sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan investasi. Dapat
dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat bagi investor untuk
menentukan momen membeli, menahan, dan menjual saham.
Laporan keuangan memuat informasi yang bersifat kuantitatif. Informasi
tersebut dapat menggambarkan kinerja sebuah perusahaan. Setiap perusahaan
selalu berusaha menyajikan laporan keuangan yang baik dengan tujuan untuk
memperlihatkan kinerja terbaik kepada pengguna laporan keuangan. Kinerja
suatu perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan
mengorbankan sumber daya yang ada dan laba menjadi salah satu parameter
kinerja perusahaan tersebut.
Selain itu, pentingnya informasi laba telah disebutkan dalam Pernyataan
Standar Keuangan (PSAK) No. 25 ( IAI, 2004:25,1) yaitu laporan laba rugi
merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama
menanamkan modal dalam perusahaan adalah keberadaan informasi laba
bersih.
Laporan arus kas merupakan bentuk lain dalam pengungkapan laporan
keuangan. Kewajiban pengungkapan arus kas di Indonesia dilakukan setelah
Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.2 (IAI, 2004:2.1) tentang arus kas yang
merekomendasikan perusahaan harus memasukkan laporan arus kas sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari pelaporan keuangan.
Penelitian mengenai pengaruh informasi laba, aliran kas, dan komponen
aliran kas terhadap harga saham sudah pernah dilakukan sebelumnya, namun
terdapat perbedaan hasil penelitian. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Triyono dan Jogiyanto (2000), pemisahan total aliran kas ke dalam ketiga
komponen aliran kas yang terdiri dari aliran kas dari aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan harga
saham, sedangkan total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan
dengan harga saham.
Oleh karena terdapat research gap, maka peneliti tertarik untuk melihat
secara lebih dalam mengenai pengaruh informasi dari laba akuntansi, total
aliran kas, dan komponen aliran kas terhadap harga saham. Skripsi fokus pada
perusahaan yang termasuk industri barang konsumsi (consumer goods
industry) yang terdaftar di BEI yang telah mengumumkan laporan keuangan
Dipilihnya perusahaan industri barang konsumsi karena produk dari
industri barang konsumsi diperlukan secara langsung oleh lapisan masyarakat
atas, menengah maupun bawah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
industri barang konsumsi berperan strategis dalam upaya mensejahterahkan
kehidupan masyarakat. Selain itu, investasi pada perusahaan makanan dan
minuman pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan tumbuh sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi.
Berikut ini adalah data yang diperoleh dari perusahaan industri barang
konsumsimengenai hargasaham pada tahun 2006-2009 :
Tabel 1.1 : Rekapitulasi Data Tahun 2006-2009 Untuk Harga Saham Pada Seluruh Perusahaan Industri Barang Konsumsi.
No Nama Perusahaan 2009 2008 2007 2006
8. PT.Multi Bintang Indonesia Tbk 177.000 49.500 55.000 55.000
9. PT.Pionerindo Gourmet Internasional Tbk 280 400 400 400
Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa perusahaan yang
memiliki harga saham tertinggi pada tahun 2006 adalah PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp.55.000 dan perusahaan yang memiliki harga
saham terendah adalah PT. Sierad Produce Tbk yaitu sebesar Rp. 50.
Perusahaan yang memiliki harga saham tertinggi pada tahun 2007 adalah PT.
Multi Bintang Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp. 55.000 dan perusahaan yang
memiliki harga saham terendah adalah PT. Prashida Aneka Jaya Tbk sebesar
Rp. 51. Dan perusahaan yang memiliki harga saham tertinggi pada tahun 2008
adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp. 49.500 perusahaan
yang memiliki harga saham terendah adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
yaitu sebesar Rp.58. Dan perusahaan yang memiliki harga saham tertinggi
pada tahun 2009 adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar Rp. 177.000
sedangkan perusahaan yang memiliki harga saham terendah adalah PT.
Davomas Abadi Tbk dan PT. Sierad Produce Tbk sebesar Rp.50.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di depan rumusan
masalah penelitian ini adalah” Apakah informasi laba, aliran kas, dan
komponen aliran kas mempunyai pengaruh terhadap harga saham industri
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
”Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh informasi laba, aliran
kas, dan komponen aliran kas terhadap harga saham industri barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak yaitu peneliti, perusahaan, investor dan calon investor, dan ilmu
pengetahuan.
1. Bagi Peneliti.
Penelitian ini dapat menambah dan memperluas wawasan peneliti
khususnya mengenai pengaruh informasi laba, aliran kas dan komponen
aliran kas dan komponen aliran kas terhadap harga saham.
2. Bagi Perusahaan.
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai informasi laba,
aliran kas dan komponen harga saham.
3. Bagi Investor dan Calon Investor.
Penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan tambahan yang bermanfaat
7
4. Bagi Ilmu Pengetahuan.
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangsih seputar materi yang
berhubungan dengan skripsi ini sehingga dapat dijadikan referensi bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu yang dihubungkan dengan harga saham
pernah dilakukan oleh peniliti lain yang dapat digunakan sebagai refrensi
dalam penelitian ini.
Berikut ini beberapa hasil penelitian tersebut:
1.Ririn Agustiningrum (2003)
Judul:
”Pengaruh komponen arus kas dan laba akuntansi terhadap harga saham
pada perusahaan Farmasi yang go publik di BEJ”.
Perumusan Masalah:
a.Apakah komponen arus kas (operasi, investasi, pendanaan) dan laba
akuntansi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham?
b.Apakah komponen arus kas (operasi, investasi, pendanaan) dan laba
akuntansi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
c.Manakah diantara komponen arus kas (operasi, investasi, pendanaan ) dan
laba akuntansi yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap harga
saham pada perusahaan Farmasi yang go publik di BEJ ?
Kesimpulan :
a.Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel arus kas dan laba
akuntansi secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham. Hal ini berdasarkan nilai F hitung sebesar 10,069 >F tabel
sebesar 3,33 sehingga nilai F dihitung berada di daerah penolakan H0.
b.Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel arus kas dan laba
akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hal ini berdasarkan nilai hitung masing – masing 1,0616, 0,2396, 0,3667
dan -1,3684 <t tabel 2,2281 sehingga nilai t hitung berada di daerah
penerimaan H0.
c.Laba akuntansi mempunyai pengaruh paling dominan terhadap harga saham.
Hal ini dibuktikan dengan nilai determinasi parsial (r2) untuk laba akuntansi
paling besar dari pada komponen arus kas.
2. Triyono dan Jogiyanto (2000)
Judul:
”Hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba
akuntansi dengan harga atau return saham”.
a.Apakah terdapat hubungan antara kandungan informasi arus kas, komponen
arus kas dan laba akuntansi terhadap harga atau return saham?
b.Manakah dari variabel – variabel tersebut yang mempunyai pengaruh paling
dominan terhadap harga saham?
Kesimpulan:
a.Total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga
saham
b.Pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas yaitu arus kas
dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas
pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham.
c.Laba akuntansi mempunyai pengaruh paling dominan terhadap harga saham.
3. Daniati dan Suhairi (2006)
Judul :
”Pengaruh kandungan informasi komponen arus kas, laba kotor dan size
perusahaan terhadap expected retiurn saham”
Perumusan Masalah:
Apakah perubahan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas
investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, laba kotor dan size perusahaan
berpengaruh terhadap expected return saham ?
Kesimpulan:
a.Perubahan arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh terhadap
b.Terdapat pengaruh yang signifikan antara perubahan arus kas dari aktivitas
investasi, laba kotor dan size (ukuran) perusahaan dengan expected return
saham.
1.Persamaan:
a.Sama – sama menggunakan uji stasistik Regresi Linier Berganda,
menguji dan membuktikan serta mengetahui seberapa kuat hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat yang teliti.
b.Sama – sama meneliti tentang laba akuntansi, aliran kas dan komponen
aliran kas
2.Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
Tabel 2.1: Perbedaan Penelitian
Nama Judul Variabel
Ririn Agustiningrum (2003)
Triyono dan Jogiyanto (2000)
”Pengaruh komponen arus kas dan laba akuntansi terhadap harga saham pada perusahaan Farmasi yang go publik di BEJ”.
”Hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga atau return saham”.
Variabel bebas :
Arus kas dari aktivitas operasi (X1)
Arus kas dari aktivitas investasi (X2)
Arus kas dari aktivitas pendanaan (X3)
Arus kas dari aktivitas operasi (X2)
Arus kas dari aktivitas investasi (X3)
Daniati dan Suhairi (2006)
” Pengaruh kandungan informasi komponen arius kas, laba kotor dan size perusahaan terhadap expected retiurn saham”.
pendanaan (X4)
Laba akuntansi (X5)
Variabel Terikat :
Harga atau return saham (Y)
Variabel bebas : Arus kas dari aktivitas operasi (X1)
Arus kas dari aktivitas investasi (X2)
Arus kas dari aktivitas pendanaan (X3)
Laba kotor (X4)
Variabel Terikat :
Expected return saham (Y) Variabel bebas :
Laba akuntansi (X1)
Total aliran kas (X2)
Arus kas dari aktivitas operasi (X3)
Dewi Rosdiana Pengaruh informasi laba,
aliran kas dan komponen aliran kas terhadap harga saham industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
Arus kas dari aktivitas investasi (X4)
Arus kas dari aktivitas pendanaan (X5)
Variabel Terikat :
Expected return saham (Y)
Variabel bebas : Laba Akuntansi (X1)
Total aliran Kas (X2)
Dari uraian persamaan dan perbedaan diatas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian sekarang bukan replikasi dari penelitian sebelumnya karena
dimensi waktu, judul serta obyek penelitian berbeda.
2.2. Landasan Teori 2.2.1 Informasi
2.2.1.1 Pengertian Informasi
Menurut Fakhri (2004:3) informasi merupakan data yang telah diolah
menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi
adalah data yang telah diolah yang berguna dan bernilai sehingga dapat
dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat dalam situasi
tertentu untuk mencapai sasaran.
2.2.1.2 Manfaat Informasi
Menurut Fakhri (2004:4) manfaat informasi yang bisa diperoleh adalah :
1.Efisiensi meningkat dalam proses fisiknya karena pengurangan biaya
operasi.
2.Keakuratan dan kekinian (currency) dari data yang berkaitan.
3. Kualitas produk dan jasa yang meningkat.
2.2.2. Laporan Keuangan
2.2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Definisi laporan keuangan menurut baridwan (1997:17) laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan atau transaksi – transaksi
keuangan yang terjdai selama tahun buku yang bersangkutan.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan atau transaksi yang
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan yang
mencerminkan hasil – hasil yang dicapai selama periode tertentu yang dapat
digunakan sebagai bahan informasi bagi para pemakainya dalam proses
pengambilan keputusan.
2.2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 dalam Standart Akuntansi Keuangan 2009
paragraf 2, laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan keuangan. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga
laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan dalam dokumen
publik lainnya seperti laporan tahunan atau prospektus. Pernyataan ini berlaku
Baridwan (2000: 17), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : “
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para
pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan dapat juga digunakan
untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak
di luar perusahaan.
2.2.3 Laporan Arus Kas
2.2.3.1 Pengertian Laporan Arus Kas
Menurut PSAK No. 2 (IAI, 2004: 2.2), arus kas adalah arus masuk dan
arus keluar kas atau setara kas. Informasi mengenai arus kas dapat ditemukan
dalam laporan arus kas. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya
membutuhkan kas. Dengan demikian, informasi arus kas memiliki peranan
yang sangat penting.
Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan keuangan yang
memperlihatkan pengaruh dari aktivitas – aktivitas operasi, pendanaan, dan
investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu
dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas
(Simamora,2000:488). Melalui laporan arus kas, pengguna laporan keuangan
perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan untuk
proses pengambilan keputusan ekonomi. Informasi laporan arus kas
merupakan bagian dari laporan keuangan yang sangat bermanfaat terutama
untuk membantu para investor dalam mengambil keputusan. Secara teoritis,
setelah IAI pada PSAK No. 2 mengenai laporan arus kas mengharuskan
perusahaan yang sudah go pulic menyajikan laporan arus kas, maka seluruh
informasi keuangan di perusahaan semakin mudah diketahui investor, oleh
sebab itu hal ini akan berdampak pada reaksi investor dalam menanggapi
informasi tersebut (Syarif, 2002).
2.2.3.2 Tujuan Laporan Arus Kas
Menurut Simamora (2000:488) tujuan utama laporan arus kas adalah
menyediakan informasi tentang penerimaan – penerimaan kas (cash receipts)
dan pembayaran – pembayaran (cash payments) dari suatu entitas selama
suatu periode tertentu. Selain tujuan utama, Simamora (2000:448) juga
menyatakan bahwa laporan arus kas bertujuan untuk memaparkan informasi
tentang kegiatan – kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan dari suatu
entitas selama periode tertentu.
Selain itu, PSAK No.2 (IAI,2004:2.1) mengemukakan bahwa laporan arus
kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
2.2.3.3 Manfaat Laporan Arus Kas
Laporan arus kas bermanfaat bagi dua pihak. Pertama, pihak internal yaitu
bagi manajemen. Kedua, pihak eksternal yaitu investor. Informasi tentang
arus kas bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas juga
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Informasi dalam laporan arus kas menurut Simamora (2000:489) akan
membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai aspek dari posisi
keuangan perusahaan yaitu kemampuan entitas untuk membagikan dividen
dan memenuhi kewajibannya, sebab – sebab perbedaan antara pendapatan
bersih dan kas bersih yang dipakai oleh kegiatan – kegiatan operasi, serta
transaksi – transaksi pendanaan dan investasi kas selama periode tertentu.
2.2.3.4. Komponen Laporan Arus Kas
Dalam laporan arus kas terdapat tiga komponen yaitu aktivitas operasi,
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Komponen – komponen ini
1.Aktivitas operasi (operating activities) adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan dan aktivitas lainnya yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
2.Aktivitas investasi (investing activities) adalah perolehan dan pelepasan
aktiva jangka panjang serta investasi lainnya yang tidak termasuk setara kas.
3.Aktivitas pendanaan (financing activities) adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
perusahaan.
2.2.3.5.Penyajian Laporan Arus Kas
Dalam penyajiannya, laporan arus kas terdapat dua metode yaitu (PSAK
No.2, 2004:2.12)
a. Metode langsung
Dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan
b.Metode tidak langsung
Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferal) atau akrual dari
dan unsur penghasilan atau bukan beban yang berkaitan dengan arus kas
investasi atau pendanaan.
2.2.4. Laporan Laba Rugi
2.2.4.1 Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi
perusahaan untuk suatu periode tertentu.
Menurut PSAK No.25 (2004:25.1) laporan laba rugi merupakan laporan
utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama periode
tertentu.
Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi bisa
sebagai alat untuk mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat
dalam suatu periode.
2.2.4.2.Pelaporan Laporan Laba Rugi
Laporan laba – rugi dapat disusun dalam dua bentuk yaitu
(Baridwan,1997:33):
1.Multiple step (bertahap)
Bentuk multiple step adalah bentuk laporan laba – rugi dimana dilakukan
beberapa pengelompokkan terhadap pendapatan – pendapatan dan biaya-
biaya yang disusun dalam urut – rutan tertentu sehingga bisa dihitung
a.Laba bruto yaitu laba hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan.
b.Penghasilan usaha bersih yaitu laba bruto dikurangi biaya- biaya usaha.
c.Penghsilan bersih sebelum pajak yaitu penghasilan usaha bersih ditambah
dan dikurangi dengan pendapatan – pendapatan dan biaya – biaya di luar
usaha.
d.Penghasilan bersih sesudah pajak yaitu penghasilan bersih sebelum pajak
dikurangi pajak penghasilan
e.Penghasilan bersih dan elemen – elemen luar biasa yaitu penghasilan bersih
sesudah pajak ditambah dan atau dikurangi dengan elemen – elemen yang
tidak biasa ( sesudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar
biasa).
2. Single step
Dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokkan pendapatan dan biaya
kedalam kelompok – kelompok usaha dan diluar usaha tetapi hanya
dipisahkan antara:
a. Pendapatan – pendapatan dan laba – laba.
2.2.5. Saham
2.2.5.1 Pengertian Saham
Saham merupakan sebagai bukti kepemilikan yang merupakan bagian atas
penghasilan dan aktiva perusahaan.
2.2.5.2 Jenis – jenis Saham
Menurut Baridwan (1997:390-394) ada dua macam jenis saham yaitu:
1.Saham Biasa (Common stock)
Saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang paling akhir
dalam hal perusahaan dilikuidasi sehingga resikonya adalah yang paling
besar.
2.Saham Prioritas /prefensi (stock)
Saham prioritas / prefensi mempunyai macam – macam karakteristik
yang berbeda dari saham biasa.
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki saham prioritas:
a.Saham prioritas kumulatif dan tidak kumulatif.
Adalah saham prioritas yang dividennya setiap tahun harus dibayakan
kepada pemegang saham. Sedangkan saham prioritas tidak kumulatif
tahun – tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi
b.Saham prioritas partisipasi dan tidak partisipasi
Partisipasi penuh artinya jika saham prioritas berhak atas dividen
dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham
biasa mendapat dividen sebesar presentasi dividen saham prioritas.
Partisipasi sebagian berarti saham prioritas mendapat dividen sampai
jumlah tertentu yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat
dividen dengan tarif yang sama dengan saham prioritas.
c.Saham prioritas atas aktiva dan dividen pada saat likuidasi
Saham ini pada saat dilikuidasi akan tetap menerima dividen yang
belum dibayar walaupun saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi.
Sesudah pelunasan dividennya, saham prioritas dilunasi.
d.Saham prioritas yang dapat ditukar dengan saham biasa.
Hal ini terjadi bila dividen yang dibagi untuk saham biasa tiap
tahunnya lebih besar daripada dividen untuk saham prioritas.
Disamping itu, saham biasa mempunyai klaim yang tidak terbatas atas
laba.
2.2.5.3. Hak – Hak Saham
Sebagai pemilik saham dalam suatu perusahaan, pemegang saham
memiliki beberapa hak. Saham yang merupakan bukti pemilikan PT
1.Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan,
yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.
2.Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang
dibagi oleh perusahaan.
3.Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar
proporsi pemilikan saham masing – masing pemegang saham dapat
tidak berubah.
4.Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal
perusahaan dilikuidasi.
2.2.5.4.Penilain Harga Saham
Harga saham adalah harga dari suatu saham yang terbentuk dari pasar
modal sebagai akibat dari permintaan penjual dan pembeli saham.
Secara umum keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh
perbandingan antara nilai intrinsik dengan harga pasarnya. Menurut Halim
(2003:27) kriterianya sebagai berikut:
1. Jika harga pasar saham < nilai intrinsiknya, maka saham tersebut dibeli
dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika
kemudian harganya kembali naik.
2. Jika harga pasar saham = nilai intrisiknya, maka jangan melakukan
tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi pembelian atau
penjualan saham tersebut.
3. Jika harga pasar saham > nilai intrinsiknya, maka saham tersebut
sebaiknya dijual untuk menghindari kerugian. Karena harganya kemudian
akan turun menyuesuaikan dengan nilainya.
2.2.6. Teori Yang Melandasi Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham.
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai
suatu kontrak antar manajer (agen) dengan pemilik (prinsipal) perusahaan.
Satu atau lebih prinsipal memberi wewenang dan otoritas kepada agen untuk
melakukan kepentingan prinsipal. Manajer sebagai pihak yang diberi
wewenang atas kegiatan perusahaan dan berkewajiban menyediakan laporan
keuangan akan cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan
utilitasnya dan hal ini memacu terjadinya konflik keagenan.
Teori keagenan menyatakan manajemen memiliki informasi yang lebih
banyak mengenai perusahaan dibandingkan pemilik perusahaan yang sering
terdorong untuk melakukan tindakan yang dapat memaksimalkan keuntungan
bagi dirinya sendiri atau perusahaannya. Oleh karena itu, laba merupakan
salah satu informasi dalam laporan keuangan yang sering digunakan karena
sangat bermanfaat bagi investor. Laba dianggap mengandung informasi jika
dengan pertimbangan jika laporan laba rugi perusahaan dalam keadaan yang
sehat maka investor akan melakukan aksi beli dengan maksud investor akan
memperoleh dividen yang tinggi dan harga sahamnya naik.
Brown (1970) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) menenukan bahwa
laba bersih mempunyai kandungan informasi yang relevan bagi investor.
Brown dan Hancock (1977) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) menemukan
bahwa publikasi laba akuntansi mempunyai pengaruh pada perubahan harga
saham serta menemukan adanya hubungan positif antara pengumuman
dividen dan laba akuntansi dengan harga saham.
2.2.7. Teori Yang Melandasi Pengaruh Aliran Kas Terhadap Harga Saham. Charles Henry Dow dan Edward D. Jones pada tahun 1984 menciptakan
Teori Dow yang menghasilkan istilah bull market dan bear market. Bull
market yaitu terjadinya kecenderung harga – harga saham bergerak naik,
sedangkan bear market yaitu kecenderungan harga – harga saham mengalami
penurunan. Teknis analisis ini bertujuan untuk menilai dan memperkirakan
pergerakan harga atau trend harga saham untuk periode ke depan dengan
menggunakan data – data harga saham pada masa lalu. Investor dan kreditur
berkepentingan mengetahui informasi yang lebih bermanfaat dan mampu
menggambarkan kondisi ekonomi serta prospek perusahaan pada suatu saat
suatu saat tersebut harus dipertimbangkan dengan memasukkan dua kondisi
pasar yaitu bull market dan bear market.
Teori ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pergerakan harga saham bisa
dikelompokkan menjadi tiga, sebagai berikut.
1.Primary trend, yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang
lama (beberapa tahun).
2.Secondary (intermediate) trend, yaitu pergerakan harga saham yang terjadi
selama pergerakan harga saham dalam primary trend. Pergerakan sekunder
ini muncul sebagai pergerakan yang bersifat sebagai penyimpangan dari
pergerakan primer dan biasanya terjadi dalam beberapa minggu atau
beberapa bulan.
3.Minor trend atau day-to-day move merupakan fluktuasi harga saham yang
terjadi setiap hari.
Investor dan kreditur berkepentingan mengetahui informasi yang lebih
bermanfaat dan mampu menngambarkan kondisi ekonomi serta prospek
perusahaan pada suatu saat tertentu. Untuk itu, faktor kerangka ekonomis
yang dihadapi perusahaan pada suatu saat tersebut harus dipertimbangkan
dengan memasukkan dua kondisi pasar yaitu bull market dan bear market.
Miller dan Rock dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) menyatakan
bahwa tingkat laba bersih yang tinggi akan memberikan pengaruh yang
2.2.8. Teori Yang Melandasi Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Operasi Terhadap Harga Saham
Holthausen dan Leftwich (1983) berpendapat bahwa pilihan – pilihan
akuntansi hanya akan memiliki konsekuensi ekonomi jika perubahan –
perubahan dalam peraturan – peraturan yang digunakan untuk menghitung
angka – angka akuntansi mempengaruhi besar – kecilnya aliran kas
perusahaan atau kemakmuran pihak – pihak yang menggunakan angka –
angka tersebut untuk pengambilan keputusan atau kontrak. Menurut
Houlthausen dan Leftwich, teori ini disebut teori konsekuensi ekonomi
(economic consequence theory). Teori konsekuensi ekonomi sangat
ditentukan oleh biaya – biaya kontrak dan pengawasan mencakup biaya –
biaya mendesain, negosiasi dan mengevaluasi kepatuhan terhadap kontrak
yang disepakati.
Menurut PSAK (2004:2.3) arus kas dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
mengendalikan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi
baru tanpa mengendalikan pada sumber pendanaan dari luar.
Menurut Livnat dan Zarowin (1990) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000)
menyatakan bahwa aktivitas operasi akan mempengaruhi harga saham melalui
pengaruhnya pada arus kas sehingga diharapkan komponen arus kas dari
2.2.9. Teori Yang Melandasi Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Investasi Terhadap Harga Saham
Teori keputusan ekonomi memberikan pemahaman yang baik mengenai
bagaimana investor membuat keputusan yang rasional dalam kondisi
ketidakpastian. Ini berarti keputusan yang dibuat oleh pengguna didasarkan
atas keputusan bisnis yang rasional bukan emosional yang memungkinkan
keputusan yang dibuat minimal memungkinkan keinginannya. Laporan arus
kas dari aktivitas investasi menyajikan informasi untuk membantu investor
dan kreditur (sekarang maupun potensial) dalam mengevaluasi jumlah, waktu
serta ketidakpastian penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan
dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus
kas di masa depan.
Menurut PSAK (2004: 2.4) arus kas mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan poendapatan dan arus kas masa depan. Pembelian atau
penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung atau peralatan juga termasuk
dalam kegiatan investasi. Apabila perusahaan mengeluarkan banyak dana
untuk aktivitas produktif, maka perusahaan itu akan mampu berkembang dan
akan berpengaruh terhadapa harga saham.
Miller dan Rock (1985) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) melakukan
pengujian untuk menyelidiki apakah informasi tambahan komponen aliran kas
saham. Hasil studi ini mengemukakan bahwa peningkatan investasi
berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan
mempunyai pengaruh positif dengan return saham pada saat pengumuman
investasi baru.
2.2.10.Teori Yang Melandasi Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Terhadap Harga Saham
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal karena
terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang
akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditur). Kurangnya informasi
pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri
mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan
dapat meningkatakan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri dengan
cara memberikan sinyal pada pihak luar berupa informasi keuangan yang
dapat dipercaya dan akan membantu mengurangi ketidakpastian mengenai
prospek perusahan yang akan datang. Aktivitas pendanaan memasok bagi
sebuah perusahaan yang membutuhkan dana yang besar untuk
mengembangkan pasar, menguasai teknologi dan mendanai investasi dalam
kesempatan berkembang. Arus kas dari aktivitas pendanaan yang positif
aktivitas pendanaan yang positif mencerminkan perusahaan memiliki
kesempatan untuk tumbuh sehingga diharapkan harga saham tinggi.
Menurut PSAK (2004, 2.5) arus kas masuk dari aktivitas pendanaan
biasanya berasal dari penerbitan sekuritas yaitu harga saham dan obligasi.
Penerbitan sekuritas seperti obligasi biasanya merupakan sinyal yang baik
untuk menaksir arus kas karena dapat mempertahankan posisi kepemilikan
dibanding dengan penerbitan saham sehingga pasar akan bereaksi positif dan
mempengaruhi saham.
Leland dan Pyle (1977) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) berargumen
bahwa penerbitan hutang merupakan sinyal yang baik untuk menaksir arus
kas karena pemilik dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya dari pada
menerbitkan saham. Miller dan Rock (1985) dalam Triyono dan Jogiyanto
(2000) berargumen bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman
pendanaan dari luar karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari aktivitas
pendanaan dari luar karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari aktivitas
2.3. Kerangka Pikir
Aliran Kas Aktivitas Pendanaan (X5)
Aliran Kas Aktivitas Investasi (X4)
Aliran Kas Aktivitas Operasi (X3)
Total Aliran Kas (X2)
Harga Saham (Y) Laba Akuntansi
(X1)
32
2.4. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, penelitian
terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Diduga terdapat pengaruh yang positif terhadap informasi laba, aliran kas
dan komponen aliran kas ( aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Nazir (1999:152) definisi operasional adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Adapun variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian adalah
variabel bebas X, sedangkan variabel terikat Y.
Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari masing -masing variabel dalam
penelitian ini:
1. Laba akuntansi (X1)
Adalah penghasilan bersih sebelum pajak yaitu penghasilan usaha
bersih ditambah dan dikurangi dengan pendapatan – pendapatan dan biaya
diluar usaha seperti pendapatan sewa dan bunga.
Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan
perusahaan terutama laporan laba rugi. Dan untuk pengukurannnya
menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah.
2. Total aliran kas(X2)
Adalah kenaikan atau penurunan kas atau setara kas dari aktivitas
bahwa total aliran kas merupakan jumlah aliran kas dari aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan.
Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan
perusahaan terutama laporan arus kas. Dan untuk pengukurannnya
menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah.
3. Aliran kas dari aktivitas operasi(X3)
Adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas
yang bukan merupakan aktivitas investasi.
Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan
perusahaan terutama laporan arus kas. Dan untuk pengukurannnya
menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah.
4. Aliran kas dari aktivitas investasi(X4)
Adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas.
Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan
perusahaan terutama laporan arus kas. Dan untuk pengukurannnya
menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah.
5. Aliran kas dari aktivitas pendanaan (X5)
Adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan
perusahaan terutama laporan arus kas. Dan untuk pengukurannnya
menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah.
6. Harga saham(Y)
Adalah harga saham dari perusahaan yang tercatat dalam pasar modal
pada saat closing price (harga pada saat akhir bursa) setelah terjadi
pengumuman laporan keuangan pada saat periode pengamatan.
Data dalam penelitian variabel ini diambil dari harga saham penutupan
setelah terjadi pengumuman laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia.
Dan untuk pengukurannya menggunakan skala rasio dengan satuan
rupiah.
3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri –
ciri atau karakteristik – karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok
subyek atau obyek yang lain dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi
dari hasil penelitian (Sumarsono , 2004:44). Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan industri barang konsumsi hingga tahun 2009 yang jumlahnya
17:
1.PT.Ades Waters Indonesia Tbk.
3.PT.Davomas Abadi Tbk.
4.PT.Delta Djakarta Tbk.
5.PT.Fast Food Indonesia Tbk.
6.PT.Indofood Sukses Makmur Tbk.
7.PT.Mayora Indah Tbk.
8.PT.Multi Bintang Indonesai Tbk.
9.PT.Pioneerindo Gourmet International Tbk.
10.PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk.
11.PT.Siantar Top Tbk.
12.PT.Sierad Produce Tbk.
13.PT.Sekar Laut Tbk.
14.PT.Smart Tbk.
15.PT.Tiga Pilar Sejahtera Tbk.
16.PT.Tunas Baru Lampung Tbk.
17.PT.Ultra Jaya Milk Industry dan Trading Company Tbk.
3.2.2 Sampel
Pengambilan sampel ini menggunakan teknik purposive sampling yang
artinya penarikan sampel berdasarkan ciri – ciri atau sifat khusus yang
dimiliki oleh sampel dan sampel tersebut merupakan representative dari
populasi (Sumarsono,2002:52).
1.Perusahaan manufaktur kategori food and baverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 – 2009.
2.Perusahaan yang telah menyampaikan laporan keuangan tahun 2006 – 2009.
3.Perusahaan yang datanya tersedia lengkap dari tahun 2006 – 2009.
Berdasarkan kriteria – kriteria diatas, perusahaan yang dijadikan sampel
dalam penelitian dibatasi sebanyak 10 perusahaan manufaktur kategori food
and baverages, selama tahun 2006 – 2009, perusahaan tersebut adalah:
1.PT.Cahaya Kalbar Tbk.
2.PT.Fast Food Indonesia Tbk.
3.PT.Indofood Sukses Makmur Tbk.
4.PT.Mayora Indah Tbk.
5.PT.Multi Bintang Indonesia Tbk.
6.PT.Prashida Aneka Niaga Tbk.
7.PT.Sekar Laut Tbk.
8.PT.Siantar Top Tbk.
9.PT. Sierad Produce Tbk.
10.PT.Ultra Jaya Milk Industri Tbk.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data
data penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder biasanya
dikumpulkan oleh suatu lembaga tertentu dan diterbitkan secara berkala untuk
kepentingan umum. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini
berasal dan diperoleh langsung dari Bursa Efek Indonesia (BEI)
Data sekunder yang digunakan berupa:
1. Data nama perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Data tersebut diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia
2. Data laporan keuangan tahunan auditan untuk periode yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2006-2009.
3.3.2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah
dokumentasi yang diambil meliputi laporan keuangan terutama laporan arus
kas, laporan laba rugi dan neraca serta harga saham masing – masing
perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, juga teori –teori yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Prosedur pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Kualitas Data
3.4.1.1. Uji Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent
variabel) mempunyai distribusi normal atau tidak. Regresi yang baik adalah
mempunyai distribusi data normal, dapat diuji menggunakan metode
Kolmogorov Smirnov Test, yaitu dengan melihat angka probabilitas. Pada
prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residulnya. Dasar pengambilan keputusan (Sumarsono, 2004: 43 ) :
Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) < 5 %, maka
distribusi adalah tidak normal.
Jika nilai signifikasi ( nilai probabillitasnya ) > 5 %, maka
distribuasi adalah normal.
3.4.2. Uji Asumsi Model Klasik
Perasamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbrased
Estimator), artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias.
Untuk memperoleh persamaan regresi yang dapat dipertanggungjawabkan
1.Non multikolinearitas
2.Non autokorelasi
3.Non heteroskedasitas
1.Multikolineritas
Tujuan dari multikolinearitas adalah untuk menguji apakah ada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak ada korelasi diantara variabel bebas (independen)
(Ghozali, 2006: 95).
Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
multikolonearitas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation
Factor (VIF). VIF ini dapat dihitung dengan rumus : VIF = 1.
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang
tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai tolerance yang umum
dipakai adalah 0,01 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi
multikolonearitas. Apabila nilai VIF lebih tinggi dari 10 maka akan terjadi
multikolonearitas.
2.Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai ” korelasi antara data observasi
yang diurutkan berdasarkan urut waktu ( data time series ) atau data yang
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan. Untuk mengetahui ada
atau tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat kriteria Durbin Watson
sebagai berikut (Ghozali, 2006 : 99 )
Tabel x.x Deteksi adanya autokorelasi dengan criteria Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d <dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl < d < du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada korelasi negative No decision 4 – du < d < 4 – di
Tidak ada autokorelasi positif atau negative Tidak ditolak du < d < 4 – du
Sumber: Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Tiga, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
3.Heteroskedasitas
Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan
variabel X. Hal ini bisa didefinisikan dengan cara menghitung korelasi Rank
Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan korelasi Rank Spearman
antara residual dengan variabel independen, adalah :
a. Nilai probabilitas >0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas.
3.4.3. Teknik analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
regresi linier berganda.
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesa adalah ”
Analisis Regresi Linier Berganda” dengan pendekatan levels. Model levels
untuk menguji hipotesa adalah sebagai berikut:
Y=β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + ei
(Anonim, 2003:L-20)
Keterangan:
Y: Harga saham
X1:Laba akuntansi
X2:Total aliran kas
X3: Arus kas dari aktivitas operasi
X4: Arus kas dari aktivitas investasi
X5: Arus kas dari aktivitas pendanaan
Β0: Konstanta
Β1- β5: Koefisien variabel independen
3.4.4. Uji Hipotesis 3.4.4.1 Uji F
Uji F digunakan untuk menguji kococokan model regresi variabel bebas
(X) terhadap variabel terikat (Y), dengan prosedur sebagai berikut :
a.Hipotesis
ji t dengan prosedur sebagai berikut :
ara parsial tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap
ara parsial terdapat pengaruh positif variabel bebas tehadap
b. Level of signifikan (α ) = 0,05
c. Ketentuan pengujian :
1) Jika tingkat signifikan ( p – value ) > 0,05 maka H0 diterima dan H1
ditolak.
2
i t
Uji t dapat digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh
antara variabel independen secara parsial ter
44
= 0,05
ditolak.
) Jika tingkat signifikansi (p – value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima.
Keterangan I = 1,2,3,4
b. Level of Signifikan (α)
c. Ketentuan pengujian :
1) Jika tingkat signifikansi (p – value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Pasar Modal di Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal
mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah
kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi
yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal
pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar
modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut :
a.14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
b.tahun 1914-1942 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
c.Tahun 1925-1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama
dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
d.Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
e.Tahun 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama
perang dunia II
f.Tahun 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU
Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman
(Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof.DR. Sumitro
Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan : Obligasi Pemerintah
RI (1950)
g.Tahun 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif.
i.10 Agustus 1977 : Bursa Efek diremiskan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal ). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go publik
PT. Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
j. Tahun 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah
emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih
instrument perbankan disbanding instrument Pasar Modal.
k. Tahun 1987 : ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987
(PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk
melakukan Penawaran Umum dan Investor asing menanamkan modal di
Indonesia.
l.Tahun 1988 -1990 : paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar
Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat.
m.2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
n. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public
o. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek
Surabaya.
p.13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
q. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan system computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
r.10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang – Undang No.8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang – Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996.
s. Tahun 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya.
t. tahun 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (sripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
u.Tahun 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan system perdagangan jarak
jauh (remote trading).
v.Tahun 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
4.1.2. Sejarah PT.Bursa Efek Indonesia (BEI)
Penggabungan PT Bursa Efek Surabaya (BES) ke dalam PT Bursa
Efek Jakarta (BEJ) yang kemudian menjadi PT Bursa Efek Indonesia
(BEI), telah efektif mulai tanggal 30 November 2007. Bursa hasil merger tersebut telah memulai operasional pertamanya pada tanggal 3 Desember
2007. Bursa saat ini memfasilitasi perdagangan ekuiti, surat utang, dan
perdagangan derivatif. Dengan penggabungan, kapitalisasi pasar Bursa
Efek Indonesia meningkat menjadi Rp 2.538 triliun yang terdiri dari Rp
1.982 triliun kapitalisasi ekuiti, Rp 79,065 triliun obligasi korporasi, dan
Rp 477 triliun Surat utang Negara (SUN). hadirnya Bursa Efek tunggal ini
diharapkan akan meningkatkan efisiensi industry Pasar Modal di Indonesia
dan menambah daya tarik masyarakat untuk berinvestasi. Sinergi merger
ini diharapkan akan semakin meningkatkan pertumbuhan Pasar modal kita,
baik dalam kapitalisasi pasar, jumlah emiten, dan jumlah investor baik
lokal maupun asing. Harapan kedepan Pasar Modal Indonesia akan
menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Bursa Efek Indonesia sangat memahami peran Surabaya sebagai salah
satu basis utama penggerak perekonomian di wilayah Indonesia Timur.
BEI kemudian melalui Sentra Informasi dan Edukasi (SIE) di Surabaya
akan semakin meningkatkan kegiatan sosialisasinya mengenai pasar
Modal sebagai alternative investasi bagi masyarakat umum, dan
alternative pendanaan bagi perusahaan. Harapan BEI, sosialisasi tersebut
(emiten) baik dari Jawa Timur maupun dari wilayah sekitarnya. Bagi
daerah sendiri, peningkatan jumlah perusahaan tercatat akan mampu
menyokong pertumbuhan perekonomian daerah, melalui peningkatan
pendapatan daerah, penciptaan lapangan kerja, peningkatan pelaksanaan
good corporate governance di perusahaan, dan sebagainya.
Dengan mempertimbangkan pertumbuhan industri Pasar Modal
Indonesia beberapa tahun terakhir yang sedemikian pesat, Bursa Efek
Indonesia (BEI) berencana melakukan pemutakhiran system Jakarta
Automated Trading System (JATS) yang telah beroperasi selama 13 tahun
terakhir, dengan system baru yang akan mampu menangani semua produk
financial (saham, obligasi dan derivatif) dalam satu platform.
4.1.3. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Tabel 4.1. Gambaran Umum Penjualan Pada Obyek Penelitian
Nama Perusahaan 2009 2008 2007 2006 Rata-rata
PT.Cahaya Kalbar Tbk 1.194.548 1.196.638 812.635 391.062 898.720,75
PT.Fast Food Indonesia Tbk 2.454.359 2.022.633 1.589.642 1.276.416 1.835.762,5
PT.Indofood Sukses Makmur Tbk 37.141 38.799 27.858 21.942 31.435
PT.Mayora Indah Tbk 4.777.175 3.907.674 2.828.440 1.971.513 3.371.200,5
PT.Multi Bintang Indonesia Tbk 1.616 1.327 979 891 1.203,25
PT.Prashida Aneka Niaga Tbk 592.358 713.114 100.060 519.849 606.345,25
PT.Sekar Laut Tbk 28.191 27.867 22.045 18.815 24.229,5
PT.Siantar Top Tbk 627.115 624.401 600.330 555.208 601.763,5
PT.Sierad Produce Tbk 3.243 2.332 1.632 1.111 2.079,5
PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk 1.613.928 1.362.607 1.126.800 835.230 1.234.641,25
Berdasarkan tabel 4.1. diatas, diketahui bahwa penjualan tertinggi
dalam penelitian ini diraih PT. Mayora Indah Tbk pada rata – rata sebesar
Rp.3.371.200,5 pada tahun 2006-2009, hal ini disebabkan tingginya
penjualan dikarenakan konsumen tertarik untuk membeli produk.
Sedangkan penjualan terendah dalam penelitian ini adalah PT.Sierad
Produce Tbk pada rata – rata Rp 2.079,5 pada tahun 2006‐2009, hal ini
kemungkinan disebabkan karena pembelian bahan baku yang terlalu
banyak tanpa diimbangi dengan penjualan yang lancar.
Tabel 4.2. Gambaran Umum Laba Pada Obyek Penelitian
Nama Perusahaan 2009 2008 2007 2006 Rata-rata
PT.Cahaya Kalbar Tbk 49.493 27.868 24.676 15.291 29.332
PT.Fast Food Indonesia Tbk 181.997 125.267 102.537 68.929 119.682,5
PT.Indofood Sukses Makmur Tbk 2.076 1.034 980 661 1.187,75
PT.Mayora Indah Tbk 372.158 196.230 141.589 93.576 200.888,25
PT.Multi Bintang Indonesia Tbk 341 222 84 74 180,25
PT.Prashida Aneka Niaga Tbk 32.450 9.448 (8.646) 11.847 11.274,75
PT.Sekar Laut Tbk 12.803 4.271 5.746 4.637 6.864,25
PT.Siantar Top Tbk 41.072 4.816 15.595 14.426 18.977,25
PT.Sierad Produce Tbk 37.215 27.254 21.196 40.954 31.654,75
PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk 61.153 303.712 30.317 14.732 102.478,5
Sumber: Lampiran 2b
Berdasarkan tabel 4.2. diatas, diketahui bahwa laba tertinggi dalam
penelitian ini diraih PT. Mayora Indah Tbk pada rata – rata sebesar Rp.
200.888,25 pada tahun 2006-2009, hal ini disebabkan besarnya penjualan
sehingga mendapatkan keuntungan yang besar. Sedangkan penjualan
rata – rata Rp 2.079,5 pada tahun 2006‐2009, hal ini kemungkinan
disebabkan karena laba yang diperoleh dari tahun ke tahun relatif kecil.
Tabel 4.3. Gambaran Umum Aset Pada Obyek Penelitian
Nama Perusahaan 2009 2008 2007 2006 Rata-rata
PT.Cahaya Kalbar Tbk 588.363 605.545 613.680 280.807 522.098,75
PT.Fast Food Indonesia Tbk 1.041.408 784.758 629.491 483.575 734.808
PT.Indofood Sukses Makmur Tbk 40.382 39.591 29.527 16.267 31.441,8
PT.Mayora Indah Tbk 3.246.450 2.922.998 1.893.175 1.553.377 2.404.000
PT.Multi Bintang Indonesia Tbk 993.465 993.465 621.835 610.437 791.781,5
PT.Prashida Aneka Niaga Tbk 353.629 286.965 291.723 288.085 300.100,5
PT.Sekar Laut Tbk 196.186 201.003 182.697 94.769 168.663,75
PT.Siantar Top Tbk 548.720 626.750 517.448 517.448 540.102,25
PT.Sierad Produce Tbk 1.641 1.385 1.295 1.114 1.358,75
PT.Ultra Jaya Milk Industry Tbk 1.732.702 1.718.997 1.362.829 1.249.080 1.515.902
Sumber: Lampiran 2c
Berdasarkan tabel 4.3. diatas, diketahui bahwa aset tertinggi dalam
penelitian ini diraih PT. Mayora Indah Tbk pada rata – rata sebesar Rp.
2.404.000 pada tahun 2006-2009, hal ini disebabkan besarnya penjualan
sehingga mendapatkan keuntungan yang besar. Sedangkan aset terendah
dalam penelitian ini adalah PT.Multi Bintang Indonesia Tbk pada rata–rata
Rp.1.358,75 PT.Sierad Produce Tbk pada tahun 2006-2009, hal ini
kemungkinan terjadi disebabkan karena perusahaan melakukan kegiatan
pembangunan fasilitas dengan menggunakan biaya pinjaman yang terjadi