ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
Studi Kasus pada Koperasi Serba Usaha Mitra Anak Sejati Kulon Progo Tahun 2010-2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Y. Dewi Novianti
NIM : 082114085
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
Studi Kasus pada Koperasi Serba Usaha Mitra Anak Sejati Kulon Progo Tahun 2010-2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Y. Dewi Novianti
NIM : 082114085
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari
negeri itu.
~Yesaya 1:19~
Tuhan telah mendengar permohonanku, Tuhan menerima doaku.
~Mazmur 6:10~
Karya ini kupersembahkan bagi orang-orang yang kusayang:
Bunda Maria dan Yesus Kristus, terimakasih atas
penyertaan-Nya dan selalu ada buatku
Pae dan Mae
Terimakasih juga atas dukungan:
Suami dan anakku
Kakak-kakakku
Bapak dan Ibu
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih pada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada
1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Wiryotamtama, S.J., M.Sc selaku Rektor
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
3. Ibu Lisia Apriani, S.E.,M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Pendidikan
Profesi Akuntansi dan sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing,
mendukung dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.
4. Para staf dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi, yang telah membantu
kelancaran pelaksanaan penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Parjiyem, selaku ketua Koperasi Serba Usaha Mitra Anak Sejati yang
viii
6. Mbak Wiwit beserta stafnya yang telah bersedia memberikan data yang
diperlukan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.
7. Pae dan Mae yang tak henti-hentinya memberikan doa dan semangat.
8. Kakak-kakakku yang selalu memberikan dukungan.
9. Suamiku yang setia mendampingi dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.Teman-teman seperjuangan di kelas MPT.
11.Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
Saya menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang saya
miliki. Saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 4 Juli 2013
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvi
ABSTRAK ... xvii
ABSTRACT ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Koperasi ... 7
1. Pengertian Koperasi... 7
2. Landasan Koperasi ... 7
3. Asas Koperasi ... 7
x
5. Fungsidan Peran Koperasi ... 8
6. Prinsip Koperasi ... 8
7. Permodalan Koperasi... 9
8. Lapangan Usaha Koperasi ... 11
9. Sisa Hasil Usaha ... 11
10.Jenis Koperasi ... 12
B. Koperasi Simpan Pinjam ... 13
C. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 ... 16
BAB III METODA PENELITIAN ... 21
A. Jenis Penelitian ... 21
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 21
D. Data yang Diperlukan ... 22
E. Teknik Pengumpulan Data ... 22
F. Teknik Analisa Data ... 23
BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI ... 43
A. Sejarah Berdirinya Koperasi ... 43
B. Struktur Organisasi ... 45
C. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Antar Bagian ... 47
D. Keanggotaan Koperasi... 50
E. Permodalan Koperasi... 51
F. Operasioanal Pelayanan Peminjaman Di Koperasi Simpan Pinjam ... 52
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Deskriptif Data ... 54
B. Analisis Data ... 54
xi
pinjam ... 88
BAB VI PENUTUP ... 105
A. Kesimpulan ... 105
B. Keterbatasan Penelitian ... 106
C. Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 108
LAMPIRAN ... 110
Lampiran 1 : Neraca KSU Mitra Anak Sejati 2010 ... 110
Lampiran 2 : Penjelasan Neraca KSU Mitra Anak Sejati 2010 ... 111
Lampiran 3 : Perhitungan SHU Koperasi Mitra Anak Sejati 2010 ... 115
Lampiran 4 : Distribusi SHU KSU Mitra Anak Sejati 2010 ... 116
Lampiran 5 : Neraca KSU Mitra Anak Sejati 2011 ... 117
Lampiran 6 : Penjelasan Neraca KSU Mitra Anak Sejati 2011 ... 118
Lampiran 7 : Perhitungan SHU Koperasi Mitra Anak Sejati 2011 ... 122
Lampiran 8 : Distribusi SHU KSU Mitra Anak Sejati 2011 ... 123
Lampiran 9 : Neraca KSU Mitra Anak Sejati 2012 ... 124
Lampiran 10: Penjelasan Neraca KSU Mitra Anak Sejati 2010 ... 125
Lampiran 11: Perhitungan SHU Koperasi Mitra Anak Sejati 2012 ... 129
Lampiran 12: Distribusi SHU KSU Mitra Anak Sejati 2012 ... 130
Lampiran 13: Perhitungan Perubahan Komponen Aspek Tingkat Kesehatan Koperasi Mitra Anak Sejati ... 131
Lampiran 14: Perhitungan Pinjaman Bermasalah Koperasi Mitra Anak Sejati ... 132
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Bobot penilaian, aspek, dan komponen dalam penilaian
kesehatan koperasi simpan pinjam ... 18
Tabel 2 Penggolongan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP koperasi ... 20
Tabel 3 Standar perhitungan rasio modal sendiri terhadap total aset ... 24
Tabel 4 Standar perhitungan skor rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko ... 25
Tabel 5 Standar perhitungan rasio kecukupan modal sendiri ... 26
Tabel 6 Standar perhitungan skor rasio volume pinjaman pada angota terhadap total pinjaman diberikan ... 27
Tabel 7 Standar perhitungan RPM ... 28
Tabel 8 Standar perhitungan rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah ... 29
Tabel 9 Standar perhitungan rasio pinjaman berisiko ... 29
Tabel 10 Standar perhitungan manajemen umum ... 31
Tabel 11 Standar perhitungan manajemen kelembagaan ... 32
Tabel 12 Perhitungan manajemen permodalan ... 32
Tabel 13 Perhitungan manajemen aktiva ... 33
Tabel 14 Perhitungan manajemen likuiditas ... 33
Tabel 15 Standar perhitungan rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto ... 34
Tabel 16 Standar perhitunganrasio beban usaha terhadap SHU kotor ... 35
Tabel 17 Standar perhitungan rasio efisiensi pelayanan ... 36
Tabel 18 Standar perhitungan rasio kas terhadap kewajiban lancar ... 37
xiii
dana diterima ... 37
Tabel 20 Standar perhitungan skor untuk rasio rentabilitas aset ... 38
Tabel 21 Standar perhitungan skor untuk rasio rentabilitas modal sendiri ... 39
Tabel 22 Standar perhitungan rasio kemandirian operasional ... 40
Tabel 23 Standar perhitungan ... 41
Tabel 24 Standar perhitungan rasio promosi ekonomi anggota ... 42
Tabel 25 Jumlah anggota di koperasi serba usaha mitra anak sejati dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2012 ... 50
Tabel 26 Hasil perhitungan rasio modal sendiri terhadap total aset ... 56
Tabel 27 Hasil perhitungan rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko ... 57
Tabel 28 Perhitungan modal tertimbang 2010 ... 58
Tabel 29 Perhitungan ATMR 2010 ... 59
Tabel 30 Perhitungan modal tertimbang 2011 ... 59
Tabel 31 Perhitungan ATMR 2011 ... 60
Tabel 32 Perhitungan modal tertimbang 2012 ... 60
Tabel 33 Perhitungan ATMR 2012 ... 61
Tabel 34 Hasil perhitungan rasio kecukupan modal sendiri ... 62
Tabel 35 Hasil perhitungan rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan ... 63
Tabel 36 Hasil perhitungan rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah... 65
Tabel 37 Hasil perhitungan rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan ... 66
Tabel 38 Hasil wawancara berdasarkan aspek manajemen umum ... 67
Tabel 39 Hasil wawancara berdasarkan aspek manajemen kelembagaan .... 69
Tabel 40 Hasil wawancara berdasarkan aspek manajemen permodalan ... 70
xiv
Tabel 42 Hasil wawancara berdasarkan aspek manajemen likuiditas... 72
Tabel 43 Penilaian aspek manajemen pada tahun 2010 ... 73
Tabel 44 Penilaian aspek manajemen pada tahun 2011 ... 73
Tabel 45 Penilaian aspek manajemen pada tahun 2012 ... 74
Tabel 46 Hasil perhitungan rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto ... 75
Tabel 47 Hasil perhitungan rasio beban usaha terhadap SHU ... 77
Tabel 48 Hasil perhitungan rasio efisiensi pelayanan ... 77
Tabel 49 Hasil perhitungan rasio kas ... 78
Tabel 50 Hasil perhitungan rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima ... 80
Tabel 51 Perhitungan modal tertimbang 2010 ... 81
Tabel 52 Hasil perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri ... 82
Tabel 53 Hasil perhitungan rasio kemandirian operasional pelayanan ... 83
Tabel54 Hasil perhitungan rasio partisipasi bruto ... 84
Tabel 55 Hasil perhitungan rasio PEA ... 85
Tabel 56 Perkembangan rasio-rasio dari tahun 2010 sampai dengan 2012 .. 86
Tabel 57 Perhitungan skor pada aspek permodalan ... 89
Tabel 58 Perhitungan nilai kredit pada aspek kualitas aktiva produktif ... 89
Tabel 59 Perhitungan nilai kredit aspek manajemen tahun 2010 ... 89
Tabel 60 Perhitungan nilai kredit aspek manajemen tahun 2011... 90
Tabel 61 Perhitungan nilai kredit aspek manajemen tahun 2012... 90
Tabel 62 Perhitungan nilai kredit aspek efisiensi ... 90
Tabel 63 Perhitungan nilai kredit aspek likuiditas ... 90
Tabel 64 Perhitungan nilai kredit aspek kemandirian dan pertumbuhan ... 91
Tabel 65 Perhitungan nilai kredit aspek jatidiri koperasi ... 91
Tabel 63 Rasio modal sendiri terhadap total aset... 91
xv
Tabel 65 Skor rasio kecukupan modal sendiri ... 92
Tabel 66 Skor rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman yang diberikan ... 92
Tabel 67 Skor rasio risiko pinjaman bermasalah terhadapa pinjaman yang diberikan ... 93
Tabel 68 Skor rasio cadangan terhadap pinjaman bermasalah ... 93
Tabel 69 Skor rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan ... 93
Tabel 70 Skor aspek manajemen... 94
Tabel 71 Skor rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto ... 94
Tabel 72 Skor rasio beban usaha terhadap SHU kotor ... 94
Tabel 73 Skor rasio efisiensi pelayanan ... 95
Tabel 74 Skor rasio kas ... 95
Tabel 75 Skor rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima 95
Tabel 76 Skor rasio rentabilitas aset ... 96
Tabel 77 Skor rasio rentabilitas modal sendiri ... 96
Tabel 78 Skor rasio kemandirian operasional pelayanan ... 96
Tabel 79 Skor rasio partisipasi bruto ... 97
Tabel 80 Skor rasio promosi ekonomi anggota (PEA) ... 97
Tabel 81 Jumlah skor aspek penilaian kesehatan ... 97
Tabel 82 Penilaian tingkat kesehatan Koperasi Serba Usaha Mitra Anak Sejati Tahun 2010 ... 98
Tabel 83 Penilaian tingkat kesehatan Koperasi Serba Usaha Mitra Anak Sejati tahun 2011 ... 100
Tabel 84 Penilaian tingkat kesehatan Koperasi Serba Usaha Mitra Anak Sejati tahun 2012 ... 102
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvii ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM Studi Kasus pada Koperasi Serba Usaha Mitra Anak Sejati Kulon Progo
tahun 2010-2012
Y. Dewi Novianti NIM : 082114085 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Serba Usaha Mitra Anak Sejati Kulon Progo pada tahun 2010 sampai tahun 2012 dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah (1) menghitung nilai kredit dari masing-masing aspek penilaian kesehatan, (2) mencari jumlah skor dari aspek penilaian, (3) memasukkan hasil perhitungan ke dalam tabel penilaian kesehatan KSP, dan (4) penetapan predikat tingkat kesehatan KSP.
xviii ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE HEALTH LEVEL OF SAVING AND CREDIT COOPERATIVE
A Case Study at Mitra Anak Sejati Multipurpose Business Cooperative, Kulon Progo 2010-2012
Y. Dewi Novianti NIM : 082114085 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This study aims to determine the health level of Mitra Anak Sejati Multipurpose Business Cooperative, Kulon Progo during 2010-2012, based on the Regulation of the Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises Republic of Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009.
This researchis a case study. Data was collected through observation, interviews, and documentation. Data analysis employed in this research was following this sequences (1) calculating the credit score of each aspect of the health assessment, (2) calculating the total score of each aspect of the assessment, (3) inputing the scores into the health assessment table, and (4) determining the health level.
Based on the data analysis, the score of Mitra Anak Sejati Multipurpose Business Cooperative during 2010-2012 was to 69,30, 74,45, and 66,85. Based on the Regulation of the Minister of Cooperatives and Small and Medium Enterprises Republic of Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 during 2010-2012, Mitra Anak Sejati Multipurpose Business Cooperative could be categorized as
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam
bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian bahwa sebagai organisasi ekonomi rakyat
bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam kegiatannya koperasi mengelola berbagai jenis usaha bagi
anggotanya. Salah satu jenis usaha yang biasanya dikembangkan adalah
Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Hal ini sesuai dengan pasal 44 UU no 25
tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian yang menyatakan “ Bahwa
koperasi dapat menghimpun dan melalui kegiatan Koperasi Simpan Pinjam
(KSP) dari dan untuk anggota dari calon anggota koperasi yang bersangkutan
koperasi lain dan atau anggotanya “. Ketentuan-ketentuan tersebut menjadi
dasar bagi koperasi untuk melaksanakan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) baik
sebagai salah satu jenis kegiatan koperasi.
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) sebagai lembaga keuangan yang bergerak
di sektor jasa keuangan mempunyai kedudukan yang sangat vital dalam
menunjang sektor riil yang diusahakan oleh masyarakat koperasi. Bagi
masyarakat golongan ekonomi lemah dan pengusaha kecil yang hanya
mempunyai modal yang terbatas unit ini dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh
anggota koperasi dalam rangka meningkatkan modal usaha maupun
memenuhi kebutuhannya.
Masyarakat Indonesia sebagian besar adalah masyarakat golongan
ekonomi lemah dan pengusaha kecil yang hanya mempunyai modal berskala
terbatas, pasti akan menemui kendala di bagian modal yang dapat
mengakibatkan berhentinya usaha. Salah satu alternatif untuk mendapatkan
tambahan permodalan adalah dengan meminjam dari koperasi Simpan Pinjam
(KSP) atau Unit Simpan Pinjam (USP). Dengan pinjaman tersebut diharapkan
masyarakat akan terbantu dalam menjaga kelangsungan usahanya.
Baik KSP maupun USP mendapat modal dari anggota dalam bentuk
simpanan. Semakin banyak simpanan anggota, semakin besar pula modal
KSP, yang berarti pula besarnya pinjaman yang dapat dipinjam anggota juga
makin bertambah. Sebagai badan perantara keuangan yang menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman, KSP harus menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat dalam
mengelola dana mereka.
Perwujudan dari kesungguhan KSP dalam mengelola dana masyarakat
adalah dengan menjaga kinerjanya karena kesehatan kinerja sangat penting
dan Menengah mengeluarkan Surat Keputusan no 14/Per/M.KUKM/XII/2009
tentang Petunjuk Pelaksanaan Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit
Simpan Pinjam. Penilaian ini didasarkan pada 7 indikator penilaian yaitu
Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas,
Kemandirian dan Pertumbuhan dan Jatidiri Koperasi dengan batasan-batasan
sesuai dengan keputusan di atas.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “ ANALISIS TINGKAT KESEHATAN
KOPERASI SIMPAN PINJAM studi kasus pada Koperasi Serba Usaha Mitra
Anak Sejati Dusun Sabrang Giripurwo Girimulyo Kulon Progo tahun
2010-2012”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Serba Usaha Mitra Anak Sejati pada
tahun 2010 sampai dengan 2012 berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009?
C. Batasan Masalah
Adanya keterbatasan penulis maka permasalahan yang akan diteliti adalah
hanya pada tingkat kesehatan keuangan koperasi pada Koperasi Serba Usaha
2010-2012 yang berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan Koperasi Mitra Anak Sejati
ditinjau dari aspek Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen,
Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan dan Jatidiri Koperasi
dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Koperasi
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan saran
kepada pihak-pihak yang terkait dalam hal tingkat kesehatan keuangan
koperasi simpan pinjam.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat/menambah
studi pustaka sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut bagi
3. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat bagi penulis sebagai sarana berlatih dalam
penerapan pengetahuan teoritis yang diperoleh selama mengikuti
perkuliahan kedalam praktek yang sesungguhnya.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan berisi uraian teoritis dari hasil studi
pustaka yang dijadikan sebagai dasar mengolah data yang
didapat dari koperasi simpan pinjam.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, subjek, objek dan variabel-variabel penelitian,
data yang diperlukan, teknik pengumpulan data dan teknik
analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM KOPERASI
Bab ini berisi mengenai sejarah berdirinya koperasi, struktur
antar bagian, keanggotaan koperasi, sumber
permodalan/kekayaan dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi, dan diakhiri operasional pelayanan peminjaman di
koperasi.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi mengenai analisis aspek penilaian
kesehatan koperasi terhadap aspek Permodalan, Kualitas
Aktiva Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas,
Kemandirian dan Pertumbuhan dan Jatidiri Koperasi dan
analisis penilaian golongan tingkat kesehatan keuangan
koperasi.
BAB VI : KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan dan saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Anggota
koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi, dan telah
membayar penuh simpanan pokok yang ditetapkan.
2. Landasan Koperasi
Landasan Koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan
arah, tujuan serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi
lainnya di dalam sistem perekonomian Indonesia. Dalam Undang-Undang
Nomor 25/1992 tentang Perkoperasian di Indonesia berlandaskan Pancasila
dan Undang–Undang Dasar 1945.
3. Asas Koperasi
Seperti yang telah tertulis dalam pasal 33 ayat 1 Undang-undang Dasar
1945, koperasi berdasarkan atas asas kekeluargaan.
4. Tujuan Koperasi
Koperasi dalam konteks umum bertujuan untuk kesejahteraan dan
kemanfaatan anggota serta mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
5. Fungsi dan Peran Koperasi
Fungsi dan peran koperasi adalah:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi.
6. Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip
tersebut koperasi mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,
koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
e. Kemandirian.
Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula
prinsip Koperasi sebagai berikut:
a. Pendidikan perkoperasian;
b. Kerja sama antarkoperasi.
7. Permodalan Koperasi
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri adalah simpanan pokok dan simpanan wajib yang harus dibayar
anggota kepada koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada koperasi.
Modal sendiri dapat berasal dari:
a. Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada Koperasi pada saat masuk menjadi
b. Simpanan wajib
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
yang wajib dibayar oleh anggota kepada Koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu.
c. Simpanan cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
d. Hibah
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan
uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan
tidak mengikat.
Untuk pengembangan usahanya Koperasi dapat menggunakan modal
pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya.
Modal pinjaman tersebut dapat berasal dari:
a. Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon anggota yang
memenuhi syarat.
b. Koperasi lainnya/atau anggotanya
Pinjaman dari koperasi lainnya dan/atau anggotanya didasari dengan
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya
Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Sumber lain yang sah
Sumber lain yang sah adalah pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan
tidak melalui penawaran secara umum.
Selain dengan modal sendiri dan modal pinjaman, koperasi dapat pula
melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan.
8. Lapangan Usaha Koperasi
Dalam undang-undang No 25 tahun 1992, pada pasal 13 di jelaskan
bahwa usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan
kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.
9. Sisa Hasil Usaha
Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan
kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Sisa
hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian
dan keperluan lain dari koperasi, sesuai dengan Rapat Anggota.
10.Jenis Koperasi
Koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain,
seperti di sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan
pembiayaan, jasa asuransi, jasa transportasi, jasa profesi dan jasa lainnya.
Koperasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis, namun Subandi (2009:35)
mengelompokkan berdasarkan usaha utama koperasi, sebagai berikut :
1. Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang
penyediaan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para
anggotanya. Jenis konsumsi yang dilayani oleh suatu koperasi konsumsi
sangat tergantung pada ragam anggota dan daerah kerja koperasi
didirikan.
2. Koperasi Produksi adalah yang kegiatan utamanya memproses bahan baku
menjadi barang jadi/setengah jadi. Tujuannya adalah untuk menyatukan
kemampuan dan modal para anggotanya guna meningkatkan
barang-barang tertentu melalui proses yang meratakan pengelolaan dan memiliki
sendiri.
3. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam
pemupukan simpanan dari para anggotanya untuk dipinjamkan kembali
kepada anggotanya yang membutuhkan bantuan modal untuk usahanya.
anggotanya bersifat hemat dan gemar menabung serta menghindarkan
anggotanya dari jeratan para rentenir.
4. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk
membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang
dihasilkannya. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan mata rantai
niaga dan mengurangi keterlibatan perantara dalam memasarkan
produk-produk yang dihasilkan.
B. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberi kesempatan kepada
anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan. Koperasi
simpan pinjam berusaha untuk, “mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan
kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang dengan jalan
menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga
yang serendah-rendahnya “.
Koperasi simpan pinjam merupakan jenis koperasi yang saat ini mulai
memainkan peranannya dalam perekonomian Indonesia. Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap kredit, koperasi simpan pinjam
hadir untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya. Untuk
mengenai peran pengurus, pengawas, manajer dan yang paling penting, rapat
anggota. Pengurus berfungsi sebagai pusat pengambil keputusan tinggi, pemberi
nasehat dan penjaga berkesinambungannya organisasi dan sebagai orang yang
dapat dipercaya. Menurut UU no. 25 tahun 1992 pasal 39, pengawas bertugas
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
koperasi dan menulis laporan koperasi, dan berwewenang meneliti catatan yang
ada pada koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dan
seterusnya. Manajer koperasi simpan pinjam, seperti manajer di organisasi
apapun, harus memiliki ketrampilan eksekutif, kepimpinan, jangkauan pandangan
jauh ke depan dan menemukan kompromi dan pandangan berbeda. Akan tetapi,
untuk mencapai tujuan, rapat anggota harus mempunyai kekuasaan tertinggi
dalam organisasi koperasi. Hal ini ditetapkan dalam pasal 22 sampai pasal 27 UU
no.25 tahun 1992. Dalam memberikan pinjaman, koperasi simpan pinjam dan unit
simpan pinjam wajib memegang teguh prinsip pemberian pinjaman yang sehat
dengan memperhatikan penilaiaan kelayakan dan kemampuan pemohon
pinjaman.
1. Koperasi Simpan Pinjam menurut Peraturan Pemerintah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Koperasi, berikut beberapa definisi/pengertian dalam
koperasi simpan pinjam:
a. Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk
pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota
koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya.
b. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha
simpan pinjam.
c. Unit Simpan Pinjam adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha
simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha Koperasi yang
bersangkutan.
d. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota,
koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk
tabungan, dan simpanan koperasi berjangka.
e. Simpanan Berjangka adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya
dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang
bersangkutan.
f. Tabungan Koperasi adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya
dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati antara penabung dengan koperasi
yang bersangkutan dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi.
g. Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan
pembayaran sejumlah imbalan.
2. Fungsi Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya.
Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup
berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap
perkoperasian.
Dalam memberikan pinjaman, koperasi simpan pinjam dan unit
simpan pinjam wajib memegang teguh prinsip pemberian pinjaman yang
sehat dengan memperhatikan penilaian kelayakan dan kemampuan pemohon
pinjaman.
C. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009
Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi merupakan
lembaga koperasi yang melakukan kegiatan usaha penghimpunan dan penyaluran
dana dari dan untuk anggota, calon anggota, koperasi lain, dan atau anggotanya,
yang perlu dikelola secara profesional sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan
kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, sehingga
dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009).
1. Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi
Kesehatan KSP dan USP adalah kondisi atau keadaan koperasi dinyatakan
sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat.
2. Penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
Penilaian Kesehatan KSP dan USP Koperasi bertujuan untuk memberikan
pedoman kepada pejabat penilai, gerakan koperasi, dan masyarakat agar KSP
dan USP Koperasi dapat melakukan kegiatan usaha simpan pinjam,
berdasarkan prinsip koperasi secara profesional, sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat
di sekitarnya.
Dalam melakukan penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi, maka
terhadap aspek yang dinilai diberikan bobot penilaian sesuai dengan besarnya
pengaruh terhadap kesehatan koperasi tersebut. Penilaian aspek dilakukan
dengan menggunakan nilai yang dinyatakan dalam angka 0 sampai dengan
Bobot penilaian terhadap aspek dan komponen tersebut ditetapkan sebagai
[image:37.612.110.528.194.704.2]berikut:
Tabel 2.1 Bobot penilaian terhadap aspek dan komponen penilaian kesehatan
koperasi
No Aspek yang Dinilai
Komponen Bobot penilaian 1 Permodalan a. Rasio Modal sendiri terhadap Total Aset
b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yang berisiko
c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri
6
6
3 15
2 Kualitas Aktiva Produktif
a. Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan
b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman yang diberikan
c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah
d. Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan
10
5
5
Tabel 2.1 Bobot penilaian terhadap aspek dan komponen penilaian kesehatan
koperasi (Lanjutan)
3 Manajemen a. Manajemen Umum
b. Kelembagaan
c. Manajemen Permodalan
d. Manajemen Aktiva
e. Manajemen Likuidasi
3 3 3 3 3 15
4 Efisiensi a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto
b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor
c. Rasio efisiensi pelayanan
4
4
2 10
5 Likuiditas a. Rasio Kas
b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
10
5 15
6 Kemandirian dan
Pertumbuhan
a. Rentabilitas aset
b. Rentabilitas Modal Sendiri
c. Kemandirian operasional pelayanan
3
4 7 Jatidiri
koperasi
a. Rasio partisipasi bruto
b. Rasio promosi ekonomi anggota
PEA = MEPPP + SHU Bagian Anggota
7
3 10
Skor yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan penilaiaan terhadap
aspek-aspek tersebut dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan
Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam koperasi yang dibagi dalam 5
[image:39.612.105.530.109.630.2](lima) golongan yaitu:
Tabel 2.2 Penggolongan predikat tingkat kesehatan koperasi
Predikat Skor
a. Sehat
b. Cukup sehat
c. Kurang sehat
d. Tidak sehat
e. Sangat tidak sehat
80 ≤ x <100
60 ≤ x < 80
40 ≤ x < 60
20 ≤ x < 40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan yang
berupa studi kasus pada Koperasi Mitra Anak Sejati Dusun Sabrang
Giripurwo Girimulyo Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian
ini dipusatkan pada objek tertentu sehingga hasil dan kesimpulan yang
diambil terbatas pada objek yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Mitra Anak Sejati yang beralamatkan
di Dusun Sabrang Giripurwo Girimulyo Kulon Progo Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2013.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Bagian atau unit simpan pinjam.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah laporan keuangan koperasi periode 2010
sampai dengan 2012 untuk mengetahui apakah koperasi ini sehat atau
tidak.
D. Data yang Diperlukan
1. Gambaran umum koperasi.
2. Data keuangan koperasi berupa Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha
selama tahun 2010 sampai dengan 2012.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapat data dengan
cara melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian
mengenai bagian/unit simpan pinjam agar memperoleh gambaran yang
jelas.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang ada dalam koperasi
dalam hal ini pengurus, pengawas, dan pengelola untuk memperoleh
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada di koperasi.
F. Teknik Analisis Data
1. Melakukan Penilaian Aspek Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
Dalam melakukan penilaiaan kesehatan koperasi simpan pinjam terdapat
beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu aspek Permodalan, Kualitas
Aktiva Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan
Pertumbuhan, dan Jatidiri Koperasi sesuai dengan Peraturan Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009
a. Permodalan
1.) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Untuk memperoleh rasio antara modal sendiri terhadap total aset
ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio antara modal sendiri dengan total aset lebih kecil
atau sama dengan 0% diberikan nilai 0.
b) Untuk setiap kenaikan rasio 4% mulai dari 0 % nilai ditambah
c) Untuk rasio lebih besar dari 60% sampai rasio 100% setiap
kenaikan rasio 4% nilai dikurangi 5.
d) Nilai dikalikan bobot sebesar 6 % diperoleh skor permodalan.
Tabel 3.1. Standar perhitungan rasio modal sendiri terhadap
total aset
Rasio modal (%) Nilai Bobot (%) Skor
0 < X < 20 25 6 1,50
20 < X < 40 50 6 3,00 40 < X < 60 100 6 6,00 60 < X < 80 50 6 3,00
80 < X < 100 25 6 1,50
2.) Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko
Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan
yang berisiko, ditetapkan sebagai berikut :
a) Untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
berisiko lebih kecil atau sama dengan 0% diberi nilai 0.
b) Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai ditambah 1
dengan nilai maksimum 100.
c) Nilai dikalikan bobot sebesar 6%, maka diperoleh skor
[image:43.612.102.532.94.639.2]Tabel 3.2 Standar perhitungan skor rasio modal sendiri terhadap
pinjaman diberikan yang berisiko
Rasio Modal
(dinilai dalam %) Nilai
Bobot (dinilai
dalam %) Skor
0 < x <10 0 6 0
10 < x <20 10 6 0,6
20 < x <30 20 6 1,2
30 < x <40 30 6 1,8
40 < x <50 40 6 2,4
50 < x <60 50 6 3,0
60 < x <70 60 6 3,6
70 < x <80 70 6 4,2
80 < x <90 80 6 4,8
90 < x <100 90 6 5,4
100 100 6 6,0
3.) Rasio Kecukupan Modal Sendiri
a) Rasio kecukupan modal sendiri yaitu perbandingan antara Modal
Sendiri Tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) dikalikan dengan 100 %.
b) Modal tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen
modal KSP/USP koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot
c) ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva KSP
dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot
pengakuan risiko.
d) Menghitung nilai ATMR dilakukan dengan cara menjumlahkan
hasil perkalian nilai nominal aktiva yang ada dalam neraca dengan
bobot risiko masing-masing komponen aktiva.
e) Rasio kecukupan modal sendiri dapat dihitung/diperoleh dengan
cara membandingkan nilai modal tertimbang dengan nilai ATMR
dikalikan dengan 100 %.
Tabel 3.3 Standar perhitungan rasio kecukupan modal sendiri
Rasio Modal
(%) Nilai Bobot (%) Skor
< 4 0 3 0,00
4 < X < 6 50 3 1,50
6 < X < 8 75 3 2,25
> 8 100 3 3,00
b. Kualitas Aktiva Produktif
Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 4 (empat)
rasio, yaitu:
1.) Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman
Untuk mengukur rasio antara volume pinjaman kepada anggota
terhadap total volume pinjaman ditetapkan berikut :
Tabel 3.4 Standar perhitungan skor rasio volume pinjaman pada angota
terhadap total pinjaman diberikan
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
≤ 25 0 10 0,00
25 < x < 50 50 10 5,00 50 < x < 75 75 10 7,50 > 75 100 10 10,00
2.) Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan
Untuk memperoleh rasio antara risiko pinjaman bermasalah
terhadap pinjaman yang diberikan, ditetapkan sebagai berikut :
a) menghitung perkiraan besarnya risiko pinjaman bermasalah
(RPM) sebagai berikut:
(1) 50% dari pinjaman diberikan yang kurang lancar (PKL)
(2) 75% dari pinjaman diberikan yang diragukan (PDR)
(3) 100% dari pinjaman diberikan yang macet (Pm)
b) hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan pinjaman yang
disalurkan.
Perhitungan penilaiaan:
(1) Untuk rasio 45% atau lebih diberi nilai nol.
(2) Untuk setiap penurunan rasio 1% dari 45% nilai ditambah
2, dengan maksimum nilai 100.
(3) Nilai dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor.
Tabel 3.5 Standar perhitungan RPM
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
>45 0 5 0
40 < x ≤ 45 10 5 0,5
30 < x ≤ 40 20 5 1,0
20 < x ≤ 30 40 5 2,0
10 < x ≤ 20 60 5 3,0
0 < x ≤ 10 80 5 4,0
= 0 100 5 5,0
3.) Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah.
a) Untuk rasio 0%, berarti tidak mempunyai cadangan
penghapusan diberi nilai 0;
b) Untuk setiap kenaikan 1 % mulai dari 0 %, nilai ditambah 1
sampai dengan maksimum 100;
Tabel 3.6 Standar perhitungan rasio cadangan risiko terhadap risiko
pinjaman bermasalah
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
0 0 5 0
0 < x ≤ 10 10 5 0,5
10 < x ≤ 20 20 5 1,0
20 < x ≤ 30 30 5 1,5
30 < x ≤ 40 40 5 2,0
40 < x ≤ 50 50 5 2,5
50 < x ≤ 60 60 5 3,0
60 < x ≤ 70 70 5 3,5
70 < x ≤ 80 80 5 4,0
80 < x ≤ 90 90 5 4,5
90 < x ≤ 100 100 5 5,0
4.) Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan.
Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan
diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.7 Standar perhitungan rasio pinjaman berisiko
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
25 5 1,25
c. Penilaian Manajemen
1.) Penilaian aspek manajemen KSP dan USP koperasi meliputi lima
komponen sebagai berikut:
a) Manajemen Umum
b) Kelembagaan
c) Manajemen Permodalan
d) Manajemen Aktiva
e) Manajemen Likuiditas
Adapun daftar pertanyaan aspek manajemen yang dinilai sebagaimana
pada lampiran 2 Peraturan ini.
2.) Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban
pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen dengan
komposisi pertanyaan sebagai berikut (pertanyaan terlampir):
a) Manajemen Umum
Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban
pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen dengan
komposisi pertanyaan. Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3
Tabel 3.8 Standar perhitungan manajemen umum
b) Manajemen kelembagaan
Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas
jawaban pertanyaan aspek manajemen kelembagaan 6
pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap jawaban
pertanyaan “ya”).
Jumlah jawaban Ya
Skor
1 0,25
2 0,50
3 0,75
4 1,00
5 1,25
6 1,50
7 1,75
8 2,00
9 2,25
10 2,50
11 2,75
Tabel 3.9 Standar perhitungan manajemen kelembagaan
Jumlah Jawaban Ya
Skor
1 0,50
2 1,00
3 1,50
4 2,00
5 2,50
6 3,00
c) Manajemen Permodalan
Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas
jawaban pertanyaan aspek manajemen permodalan 5
pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban
pertanyaan “ya”).
Tabel 3.10 Perhitungan manajemen permodalan
Jumlah Jawaban Ya Skor
1 0,60
2 1,20
3 1,80
4 2,40
5 3,00
d) Manajemen Aktiva
Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas
jawaban pertanyaan aspek manajemen Manajemen aktiva 10
pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai untuk setiap jawaban
Tabel 3.11 Perhitungan manajemen aktiva
Jumlah Jawaban Ya
Skor
1 0,30
2 0,60
3 0,90
4 1,20
5 1,50
6 1,80
7 2,10
8 2,40
9 2,70
10 3,00
e) Manajemen Likuiditas
Perhitungan nilai didasarkan kepada hasil penilaian atas
jawaban pertanyaan aspek manajemen manajemen likuiditas
5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban
pertanyaan “ya”).
Tabel 3.12 Perhitungan manajemen likuiditas
Jumlah Jawaban Ya
Skor
1 0,60
2 1,20
3 1,80
4 2,40
d. Penilaian Efisiensi
Penilaian efisiensi KSP/USP koperasi didasarkan pada 3 (tiga) rasio
yaitu:
1.) Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto
Cara perhitungan rasio beban operasi anggota atas partisipasi bruto
ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari 100 diberi nilai
0 dan untuk rasio antara 95 persen hingga lebih kecil dari 100
diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5%
nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai
100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor
penilaian.
Tabel 3.13 Standar perhitungan rasio beban operasi anggota
terhadap partisipasi bruto
Rasio Beban Operasi Anggota
terhadap Partisipasi Bruto
(%)
Nilai Bobot Skor
≥ 100 0 4 1
95 ≤ x < 100 50 4 2
90 ≤ x < 95 75 4 3
2.) Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor
Rasio beban usaha terhadap SHU ditetapkan sebagai berikut:
a) untuk rasio lebih dari 80% diberi nilai 25 dan untuk setiap
penurunan rasio 20% nilai ditambahkan dengan 25 sam pai
dengan maksimum nilai 100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor
penilaian.
Tabel 3.14 Standar perhitungan rasio beban usaha terhadap shu
kotor
Rasio Beban Usaha Terhadap SHU Kotor (%)
Nilai Bobot Skor
80 25 4 1
60 < x ≤ 80 50 4 2
40 < x ≤ 60 75 4 3
0 < x ≤ 40 100 4 4
3.) Rasio efisiensi pelayanan
Perhitungan rasio efisiensi pelayanan dihitung dengan
membandingkan biaya karyawan dengan volume pinjaman, dan
ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio lebih dari 15 persen diberi nilai 0 dan untuk rasio
antara 10 persen hingga 15 persen diberi nilai 50, selanjutnya
setiap penurunan rasio 1 persen nilai ditambah 5 sampai
b) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2% diperoleh skor
penilaian.
Tabel 3.15 Standar perhitungan rasio efisiensi pelayanan
Rasio Efisiensi Staf
(%) Nilai Bobot Skor
≤ 5 100 2 2,0
5 < x ≤ 10 75 2 1,5
10 < x ≤ 15 50 2 1,0
>15 0 2 0,0
e. Likuiditas
Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas KSP dan USP Koperasi
dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu:
1.) Rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar
Pegukuran rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancer
ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio kas lebih besar dari 10 % hingga 15 % diberi nilai
100, untuk rasio lebih kecil dari 15 % sampai dengan 20 %
diberi nilai 50, untuk rasio lebih kecil atau sama dengan 10 %
diberi nilai 25 sedangkan untuk rasio lebih dari 20 % diberi
nilai 25.
Tabel 3.16 Standar perhitungan rasio kas terhadap kewajiban lancar
2.) Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
Pengukuran rasio pinjaman terhadap dana yang diterima
ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari 60% diberi nilai 25,
untuk setiap kenaikan rasio 10 % nilai ditambah dengan 25
sampai dengan maksimum 100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian.
Tabel 3.17 Standar perhitungan rasio pinjaman yang diberikan
terhadap dana diterima
Rasio Kas (%) Nilai Bobot Skor
≤ 10 25 10 2,5
10 < x ≤ 15 100 10 10
15 < x ≤ 20 50 10 5
>20 25 10 2,5
Rasio Pinjaman
(%) Nilai Bobot Skor < 60 25 5 1,25
60 ≤ x < 70 50 5 2,50
70 ≤ x < 80 75 5 3,75
f. Kemandirian dan Pertumbuhan
Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan pada 3
(tiga) rasio, yaitu rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas, dan
kemandirian operasional.
1.) Rasio Rentabilitas Aset
Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan
dengan total aset, perhitungannya ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio rentabilitas aset lebih kecil dari 5% diberi nilai 25,
untuk setiap kenaikan rasio 2,5% nilai ditambah 25 sampai
dengan maksimum 100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian
Tabel 3.18 Standar perhitungan skor untuk rasio rentabilitas aset
Rasio Rentabilitas
asset (%)
Nilai Bobot Skor
≤ 5 25 3 0,75
5 < x ≤ 7,5 50 3 1,50
7,5 < x ≤ 10 75 3 2,25
2.) Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Rasio rentabilitas modal sendiri yaitu SHU bagian anggota
dibandingkan total modal sendiri, perhitungannya ditetapkan
sebagai berikut:
a) Untuk rasio rentabilitas modal sendiri lebih kecil dari 3%
diberi nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 1 % nilai ditambah
25 sampai dengan maksimum 100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian.
Tabel 3.19 Standar perhitungan skor untuk rasio rentabilitas modal
sendiri
Rasio Rentabilitas
Ekuitas (%) Nilai Bobot Skor
< 3 25 3 0,75
3 ≤ x < 4 50 3 1,50
4 ≤ x < 5 75 3 2,25
3.) Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Rasio kemandirian operasional yaitu Partisipasi Netto
dibandingkan Beban Usaha ditambah beban perkoperasian,
perhitungannya ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio kemandirian operasional lebih kecil atau sama
dengan 100% diberi nilai 0, dan untuk rasio lebih besar dari
100 % diberi nilai 100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot 4% diperoleh skor penilaian.
Tabel 3.20 Standar perhitungan rasio kemandirian operasional
g. Jatidiri Koperasi
Penilaian aspek jatidiri koperasi dimaksudkan untuk mengukur
keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu
mempromosikan ekonomi anggota. Aspek penilaian jatidiri koperasi
menggunakan 2 (dua) rasio, yaitu:
1.) Rasio Partisipasi Bruto
Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam
melayani anggota, semakin tinggi/besar persentasenya semakin
baik. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi Rasio
kemandirian operasional (%)
Nilai Bobot Skor
≤ 100 0 4 0
sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup
beban pokok dan partisipasi neto.
2.) Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)
Rasio ini mengukur kemampuan koperasi memberikan manfaat
efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan
simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi
persentasenya semakin baik.
a) Rasio Partisipasi Bruto
Pengukuran rasio partisipasi bruto dihitung dengan
membandingkan partisipasi bruto terhadap partisipasi bruto
ditambah pendapatan, yang ditetapkan sebagai berikut:
(1) Untuk rasio lebih kecil dari 25% diberi nilai 25 dan untuk
setiap kenaikan rasio 25% nilai ditambah dengan 25 sampai
dengan rasio lebih besar dari 75% nilai maksimum 100.
(2) Nilai dikalikan dengan bobot 7 % diperoleh skor penilaian
Tabel 3.21 Standar perhitungan rasio partisipasi bruto
Rasio Partisipasi
Bruto (%) Nilai Bobot Skor < 25 25 7 1,75
25 ≤ x < 50 50 7 3,50
50 ≤ x < 75 75 7 5,25
b) Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Pengukuran rasio promosi ekonomi anggota dihitung dengan
membandingkan promosi ekonomi anggota terhadap simpanan
pokok ditambah simpanan wajib, yang ditetapkan sebagai berikut:
(1) Untuk rasio lebih kecil dari 5% diberi nilai 0 dan untuk rasio
antara 5 hingga 7,5 diberi nilai 50. Selanjutnya untuk setiap
kenaikan rasio 2,5 %, nilai ditambah dengan 25 sampai dengan
nilai maksimum 100.
(2) Nilai dikalikan dengan bobot 3 %, diperoleh skor penilaian
Tabel 3.22 Standar perhitungan rasio promosi ekonomi anggota
Rasio PEA (%) Nilai Bobot (%) Skor
≤ 5 0 3 0,00
5 < x ≤ 7,5 50 3 1,50
7,5 < x ≤ 10 75 3 2,25
>10 100 3 3
2. Melakukan Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
a. Menghitung nilai kredit dari masing-masing aspek penilaian kesehatan
b. Mencari jumlah skor dari aspek penilaian.
c. Memasukkan hasil perhitungan ke dalam tabel penilaiaan kesehatan
KSP.
BAB IV
GAMBARAN UMUM KOPERASI
A. Sejarah Berdirinya Koperasi
Koperasi Serba Usaha Mitra Anak Sejati Kulon Progo, berkedudukan
di Dusun Sabrang, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Koperasi ini berdiri dengan akta
pendirian tanggal 27 Maret 2007, dengan Nomor Badan Hukum 510 / 77 / BH
/ III / 2007. Kegiatan usaha yang dilakukan adalah simpan pinjam dan warung
serba ada (Waserda), namun karena ada kendala yaitu masyarakat dan anggota
sering berhutang di waserda maka usaha waserda tidak berjalan dan pada
tahun 2009 usaha waserda ditiadakan.
Keanggotaan dari koperasi ini meliputi masyarakat yang tinggal di
wilayah Desa Giripurwo dan Jatimulyo Kulon Progo. Wilayah kerja koperasi
ini meliputi daerah-daerah sebagai berikut:
Desa Giripurwo meliputi wilayah:
1. Grigak
2. Nglengkong
3. Sabrang
4. Karanganyar
5. Kebonromo
6. Kepundung
7. Tompak
8. Sidi
9. Bulu
10.Penggung
11.Pringngapus
12.Ngesong
13.Sekaro
14.Wadas
15.Banjaran
Desa Jatimulyo meliputi wilayah:
1. Gendu
2. Karanggede
3. Sibolong
4. Banyunganti
5. Gunung Kelir
6. Sonyo
7. Sumberjo
8. Kembang
10.Beteng
11.Jongarangan
12.Sokomoyo
B. Struktur Organisasi
Koperasi sebagai suatu organisasi tentunya mempunyai struktur
organisasi agar proses pelaksanaan operasionalnya dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan bentuk dan jenis badan usaha yang dijalankan oleh
organisasi. Struktur organisasi sangatlah penting bagi organisasi dalam usaha
untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan dan ditetapkan terlebih
dahulu. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap orang yang menjadi
anggota dari organisasi dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi
tugas, wewenang dan tanggungjawabnya. Kekuasaan tertinggi terletak pada
Rapat Anggota Tahunan (RAT). Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan
minimal satu kali dalam satu tahun sebagai pertanggungjawaban pengurus
Adapun struktur organisasi organisasi Koperasi Serba Usaha Mitra
Anak Sejati dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KSU Mitra Anak Sejati
Adapun kepengurusan KSU Mitra Anak Sejati terdiri dari:
1. Pelindung : Bapak Sulistyo
2. Pengawas :
a. Ibu Basirah
b. Bapak Mujiono
3. Ketua : Ibu Parjiyem
4. Sekretaris : Ibu Lestari
5. Bendahara : Ibu Karmini
RAT
PENGAWAS
KETUA
PELINDUNG
SEKRETARIS BENDAHARA PETUGAS
6. Petugas lapangan :
a. Ibu Sarni
b. Ibu Suratinah
C. Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab Antar Bagian
Setelah mengetahui bentuk struktur organisasi yang ada, maka akan dijelaskan
dan diuraikan tugas dari masing-masing pengurus:
1. Rapat Anggota
Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang
membicarakan rencana strategis koperasi dalam masa kepengurusan
berikutnya. Hal-hal yang dibicarakan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga di dalam
koperasi.
b. Menetapkan kebijakan dalam koperasi
c. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengurus, badan
pemeriksaan
d. Menetapkan dan mengesahkan kebijakan pengurus dalam bidang
organisasi maupun bidang usaha.
2. Pengawas
Tugas-tugas pokok dari pengawas adalah :
a. Memeriksa pelaksanaan koperasi termasuk organisasi manajemen,
usaha keuangan, pemodalan, dan lain-lain.
b. Memeriksa dan meneliti ketetapan dan kebenaran catatan
organisasi, usaha, keuangan, untuk dibandingkan dengan
kenyataan yang ada.
c. Bertanggungjawab atas pemeriksaan dan hasil pemeriksaan serta
merahasiakan hasil pemeriksaan kepada pihak ketiga.
d. Memuat laporan pemeriksaan secara tertulis, memberikan
pendapat atau saran perbaikan dalam menyajikan laporan kepada
rapat anggota tahunan.
3. Pelindung
Tugas pelindung koperasi yaitu memberikan solusi-solusi jika
koperasi ini mendapat masalah dalam menjalankan dan memberikan
arahan yang baik pada koperasi ini.
4. Ketua
Tugas-tugas pokok ketua koperasi adalah sebagai berikut:
a. Memimpin dan mengkoordinir serta mengawasi pelaksanaan tugas
pengurus lainnya.
c. Pengurus memberikan laporan pertanggungjawaban kepada rapat
anggota tahunan.
d. Memberikan keputusan tentang koperasi.
5. Sekretaris
Tugas-tugas pokok sekretaris adalah :
a. Mengkoordinir bagian administrasi, tata usaha, serta rumah tangga,
mengerjakan pencatatan surat-surat yang masuk dan yang keluar.
b. Mengerjakan dan memelihara prasarana dan sarana kerja untuk
dapat menunjang kelancaran kegiatan kerja.
c. Mengerjakan urusan personalia termasuk didalamnya
kesejahteraan anggota.
d. Menyusun laporan yang diperlukan manajemen koperasi.
6. Bendahara
Tugas-tugas bendahara adalah :
a. Menyelenggarakan pembukuan keuangan seluruh kegiatan
koperasi
b. Menyetujui pengeluaran uang sepanjang menyangkut kegiatan
koperasi
c. Memeriksa keadaan uang koperasi setiap hari dan membutuhkan
persetujuan
7. Petugas lapangan
Tugas petugas lapangan koperasi adalah melakukan pencerahan dan
motivasi kepada masyarakat untuk berkoperasi, memperkenalkan dan
memasarkan produk-produk yang ada dalam koperasi kredit, mengunjungi
anggota, menjemput setoran anggota, melakukan penagihan kredit macet,
merekrut anggota, melakukan “penyitaan” bagi anggota macet dan
melakukan verifikasi faktual di lapangan sebelum pelepasan pinjaman.
D. Keanggotaan Koperasi
Anggota merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi karena tanpa
anggota organisasi itu tidak dapat berkembang dengan apa yang diinginkan
atau tujuan organisasi tidak bisa tercapai. Jumlah anggota di Koperasi Serba
Usaha Mitra Anak Sejati dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jumlah anggota di Koperasi Serba Usaha Mitra Anak Sejati dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2012
No Tahun Keanggotaan Jumlah Naik/Turun Laki-laki Perempuan
1 2009 144 364 506 Naik
2 2010 193 383 576 Naik
3 2011 201 412 613 Naik
E. Permodalan Koperasi
Modal KSU Mitra Anak Sejati berasal dari simpanan pokok dan
simpanan wajib setiap anggota. Simpanan pokok ditetapkan sebesar Rp
25.000,00 dan simpanan wajib Rp 2.500,00 perbulan. Selain dari anggota,
KSU Mitra Anak Sejati memperoleh dana dari lembaga lain yaitu dari
Kementrian Koperasi sebesar Rp 50.000.000,00 dan GSM Mitra Anak Sejati
sebesar Rp 229.000.000,00 secara bertahap. Adapun dalam pembagian Sisa
Hasil Usaha (SHU) menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Distribusi SHU
1. Jasa pengurus 15%
2. Dana cadangan 10%
3. Dana sosial dan kesehatan 10%
4. Dana pendidikan 5%
5. Dana resiko pinjaman 5%
6. Jasa simpanan 55%
a. Simpanan 25%
b. Pinjaman 30%
F. Operasional Pelayanan Peminjaman Di Koperasi Simpan Pinjam
1. Syarat dan prosedur menjadi anggota KSU Mitra Anak Sejati:
a. Mengisi formulir pendaftaran dan melengkapi perangkat administrasi
keanggotaan ;
b. Membayar uang pendaftaran Rp 2.500,00;
c. Membayar simpanan pokok awal menjadi anggota Rp 25.000,00;
d. Membayar simpanan wajib Rp 2.500,00;
e. Berdomisili di wilayah Giripurwo dan Jatimulyo Kulon Progo;
2. Tata cara pengajuan pinjaman
a. Mendaftarkan diri untuk meminjam
b. Sanggup mentaati peraturan yang berlaku
c. Menunjukkan agunan/boreq
3. Kewajiban pinjaman
a. Mengangsur pinjaman secara rutin setiap bulan.
b. Membayar bunga pinjaman 1,1% per bulan bersamaan dengan
angsuran.
c. Mentaati peraturan-peraturan yang berlaku baik yang diatur dalam
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) maupun
peraturan khusus.
d. Bersedia menerima sanksi apabila peminjam tidak mentaati peraturan
4. Ketentuan mengenai pinjaman
a. Pinjaman di bawah Rp 500.000,00
1.) Angsuran : 5 kali angsuran
2.) Jasa :1,1% / bulan
3.) Jaminan : Hasil pertanian (padi, jagung, sayuran), ternak
(kambing dan sapi), bukti penghasilan per bulan (jika tidak
ada petugas lapangan dari koperasi yang akan langsung
datang ke lokasi untuk meninja