• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ATAU UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KOTA SURAKARTA Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Atau Unit Simpan Pinjam Koperasi Di Kota Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ATAU UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KOTA SURAKARTA Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Atau Unit Simpan Pinjam Koperasi Di Kota Surakarta."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

FADHILA RETNO M B 200 090 014

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ATAU UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KOTA SURAKARTA

Fadhila Retno M B 200 090 014

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi di kota Surakarata. Masalah yang dibahas adalah “Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Surakarta tahun 2011”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data laporan keuangan berupa laporan neraca dan laba-rugi. Sumber data diperoleh langsung dari Kantor Dinas Koperasi Kota Surakarata dan Koperasi KPRI yang ada di kora Surakarta.

Hasil analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi di kota Surakarta tergolong sehat yaitu: KPRI RRI dan KPRI SMAN 6. Disisi lain, analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi di kota Surakarta tergolong cukup sehat yaitu: PKPRI, KPRI SMPN 10, KPRI Moewardi, KPRI subur, KPRI SMPN 5, KPRI Makarya, KPRI Sejahtera P&K, KPRI Pasu, KPRI UNS dan KPRI GURU. Koperasi yang memiliki predikat sehat adalah apabila hasil penilaian masuk dalam kelompok kriteria 80 ≤ x < 100. Apabila Koperasi masuk dalam predikat cukup sehat maka penilaiannya terdapat kriteria 60 ≤ x < 80

(4)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seiring berkembangnya koperasi sebagai usaha masyarakat mampu memperkuat dirinya sebagai badan usaha yang tangguh dan mandiri. Koperasi juga berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi, sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Prinsip-prinsip koperasi merupakan dasar kerja koperasi sebagai badan usaha serta ciri khas dan jati diri koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain (Ali Mutasowifin, 2002 : 4). Koperasi dapat tumbuh dan berkembang tidak lepas dari falsafah negara yaitu Pancasila, dan UUD 1945 yang terjalin erat dalam bentuk asas kekeluargaan. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam. Sedangkan Unit Simpan Pinjam Koperasi (USP Koperasi) adalah unit usaha koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan. Perwujudan dari kesungguhan KSP atau USP dalam mengelola dana masyarakat adalah dengan menjaga kesehatan kinerjanya karena kesehatan kinerja sangat penting bagi suatu lembaga usaha. Dengan mengetahui tingkat kesehatan usaha, masyarakat (anggota) dapat dengan mudah menilai kinerja lembaga tersebut. Oleh karena itu, Menteri Negara Koperasi dan UKM mengeluarkan Peraturan Menteri Negara dan UKM Nomor : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang “Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara bahwa: Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi”. Penilaian atas kesehatan keuangan dan non keuangan didasarkan pada tujuh asas koperasi indikator penilaian yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan perumbuhan, serta jati diri koperasi dengan sesuai dengan surat keputusan tersebut diatas (Ria Sovyana, 2012).

Sebagai satu-satunya bentuk badan usaha yang paling sesuai dengan pasal 33 UUD 1945, koperasi mempunyai tujuan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 25 pasal 3, yaitu “memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

Menurut Wijiastuti (2011) analisisi tingkat kesehatan koperasi berperan penting terhadap bagaimana cara mengetahui kinerja koperasi dan tingkat kesehatannya, sehingga manajer dapat mengambil suatu keputusan yang tepat untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Penilaian kesehatan dilakukan sekali dalam setahun. Hal yang melatar belakangi peneliti untuk meneliti penelitian ini dikarenakan sedikitnya minat kelompok intelektual melakukan penelitian dan kajian dengan koperasi sebagai objek penelitian. Hal ini dapat di lihat dari semakin jarangnya referensi atau tulisan-tulisan yang membahas tentang koperasi dalam hal analisis tingkat kesehatan pada koperasi.

(5)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Surakarta?

2. Apakah pencapaian Sisa Hasil Usaha (SHU) dibandingkan dengan total pendapatan dapat memenuhi standar kesehatan koperasi?

3. Bagaimana pengaruh aspek manajemen terhadap tingkat kesehatan koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam dilihat dari manajemen umum, kelembagaan, manajemen permodalan, manajemen aktiva?

4. Bagaimana partisipasi ekonomi anggota mempunyai pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam Koperasi di Kota Surakarta.

2. Untuk menganalisis pencapaian sisa hasil usaha (SHU) dibandingkan dengan total pendapatan dapat memenuhi standar kesehatan koperasi. 3. Untuk menganalisis pengaruh aspek manajemen terhadap tingkat

kesehatan koperasi dilihat dari manajemen umum, kelembagaan, manajemen permodalan, manajemen aktiva.

4. Untuk menganalisis pengaruh partisipasi ekonomi anggota terhadap sisa hasil usaha (SHU) koperasi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Manajer/Pengurus Koperasi

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi manajer/pengurus koperasi agar dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan dari koperasi yang telah dicapai di waktu lalu dan waktu yang sedang berjalan, sehingga dapat di ketahui kelemahan dari koperasi tersebut.

2. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi akademik untuk dapat menambah refensi tentang perkoperasian

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk mengetahui lebih, tentang seluk beluk koperasi secara detail. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Koperasi

(6)

hukum yang memberi kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

Perangkat Organisasi koperasi

Perangkat Organisasi koperasi menurut UU RI No.25 tahun 1992 antara lain: a. Rapat Anggota

b. Pengurus c. Pengawas

Petunjuk Ijin Usaha Operasional KSP/USP Koperasi

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor: 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi telah menerbitkan tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi. Berkaitan dengan hal tersebut maka Dinas Koperasi telah menetapkan syarat-syarat ijin operasional usaha simpan pinjam bagi KSP/USP Koperasi.

B. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menurut Utomo, Tri Widodo W. adalah proses untuk mengukur prestasi kerja pegawai berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan, dengan cara membandingkan sasaran (hasil kerjanya) dengan persyaratan deskripsi pekerjaan yaitu standar pekerjaan yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Standar kerja tersebut dapat dibuat baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

C. Laporan Keuangan

Menurut IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) dalam ETAP tentang Akuntansi perkoperasian , laporan keuangan koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan catatan atas laporan keuangan.

D. Penilaian Kesehatan Koperasi

Menurut (Prijadi Atmaja dalam Handayani, 2009:25) mendefinisikan “koperasi yang sehat yaitu koperasi yang mampu melaksanakan fungsi dan peran yang diharapkan secara berkelanjutan, memberikan peleyanan yang bermanfaat bagi anggota, dan mempertanggung jawabkan kegiatannya dengan membuat neraca dan melandaskan Rapat Anggota Tahunan (RAT)”.

Menurut Peraturan Menteri dan UKM RI No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 menjelaskan aspek-aspek yang ada dalam penilaian kesehatan koperasi antara lain:

1. Permodalan

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset

b. Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri

2. Kualitas Aktiva Produktif

(7)

b. Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan c. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah

d. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan e. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan 3. Penilaian Manajemen

a. Manajemen umum b. Kelembagaan

c. Manajemen permodalan d. Manajemen aktiva e. Manajemen likuiditas 4. Penilaian Efisiensi

a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto b. Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor

c. Rasio efisiensi pelayanan

d. Rasio kemandirian operasional pelayanan 6. Kemandirian dan Pertumbuhan

a. Rasio rentabilitas aset

b. Rasio rentabilitas modal sendiri

c. Rasio kemandirian operasional pelayanan 7. Jati Diri

a. Rasio Partisipasi Bruto

b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA) METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah diolah dan telah menjadi dokumentasi di koperasi. Data ini menggunakan metode lapangan, yaitu pengumpulan data yang diambil dari Dinas Koperasi dan UMKM. Tujuannya untuk memperoleh data yang bermanfaat, akurat dan terpercaya berkaitan dengan penelitian yang akan dibahas.

B. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel

Subagyo ( 2005:93) mengemukakan populasi merupakan jumlah dari seluruh objek yang karakteristiknya hendak diduga, objek ini disebut dengan unit analisis. Unit analisis merupakan orang, rumah tangga, tanah pertanian, perusahaan, dan biasa juga dalam bentuk survey

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi di Kota Surakarta. Jumlah koperasi di Kota Surakarta adalah 100 koperasi. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 12

koperasi di karenakan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta yang memilihnya.

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling,

(8)

1. Koperasi berada di wilayah Kota Surakarta 2. Telah berbadan hukum minimal 2 tahun

3. Koperasi tersebut telah melaksanakan RAT tahun 2011 dan mengeluarkan laporan keuangan setiap tahunnya dengan dasar periode tahun kalender tanggal 31 Desember

4. Laporan keuangan dari koperasi tersebut harus sudah di audit exsternal, apabila belum maka diturunkan predikatnya satu tingkat

C. Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang telah diolah dan telah menjadi dokumentasi di koperasi. Data sekunder tersebut berupa laporan keuangan koperasi tahun 2011 yang berupa Neraca dan laporan Rugi/laba tahun 2011.

E. Metode Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data sekundernya melalui: 1. Penelitian kepustakaan (Library Research) 2. Wawancara langsung

3. Observasi D. Analisis Data

Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, penilaian kesehatan koperasi meliputi :

1. Permodalan

Adalah penilaian terhadap faktor pemodalan yang didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang disebut rasio kecukupan modal (Capital adequency Ratio /CAR)

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset Modal sendiri

X 100% Total Asset

b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Modal sendiri

X 100% Pinjaman diberikan yang beresiko

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri Modal sendiri tertimbang

(9)

2. Kualitas Aktiva Produktif

a. Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan

Volume pinjaman pada anggota

Rasio = --- x 100% Volume pinjaman

b. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah. Cadangan Risiko

Rasio = X 100% Pinjaman bermasalah

c. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan Pinjaman yang berisiko

Rasio = X 100%

Volume pinjaman 3. Penilaian Manajemen

Penilaian Manajemen adalah suatu proses kegiatan dalam hal perencanaan agar mencapai tujuan koperasi yang telah ditetapkan.

f. Manajemen umum g. Kelembagaan

h. Manajemen permodalan i. Manajemen aktiva j. Manajemen likuiditas 4. Penilaian Efiisiensi

a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto Beban Operasi Anggota

X 100% Partisipasi Bruto

b. Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor Beban Usaha

X 100% SHU Kotor

c. Rasio efisiensi pelayanan Biaya Karyawan

(10)

5. Likuiditas

Likuiditas adalah Kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek.

a. Rasio Kas Kas + Bank

X 100% Kewajiban Lancar

b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima Rasio pinjaman yang diberikan

X 100% Dana yang diterima

6. Kemandirian dan Pertumbuhan

a. Rentabilitas Asset SHU sebelum pajak

X 100% Total Asset

b. Rasio rentabilitas modal sendiri SHU bagian anggota

X 100% Total modal sendiri

c. Rasio kemandirian operasional pelayanan Partisipasi neto

X 100%

Beban usaha + Beban perkoperasian 7. Jati Diri

a. Rasio Partisipasi Bruto Partisipasi bruto

(11)

b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA) PEA

X 100% Simpanan pokok + Simpanan wajib

PEMBAHASAN 1. Permodalan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 skor tertinggi pada Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta untuk aspek permodalan terdapat pada KPRI Pasu, KPRI Subur, KPRI SMPN 5 yaitu sebesar 15.

Total skor ini terdiri dari :

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset sebesar 3

b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko sebesar 6

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri sebesar 3

Sedangkan untuk skor terendah yaitu terdapat pada KPRI UNS yakni sebesar 10,5. Total ini terdiri dari :

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset sebesar 1,5

b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko sebesar 6

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri sebesar 3 2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif

Dari 12 Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta Tahun 2011 diperoleh skor yang sama yaitu sebesar 24. Total skor tersebut terdiri dari:

a. Rasio volume pada anggota terhadap pinjaman yang diberikan sebesar 10

b. Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan sebesar 4

c. Rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah sebesar 5

d. Rasio pinjaman yang berasiko terhadap pinjaman yang diberikan sebesar 5

3. Aspek Manajemen

Hasil penilaian ini diperoleh dari hasil penilaian yang dilakukan Dinas Koperasi Kota Surakarta tahun 2011. Dari hasil tersebut dapat di baca bahwa skor tertinggi terdapat pada KPRI Moewardi, KPRI Subur, KPRI Makarya, KPRI Sejahtera P&K, KPRI Pasu, KPRI UNS, KPRI Guru yaitu sebesar 6,75. Total skor ini terdiri dari:

a. Manajemen umum sebesar 0,75 b. Kelembagaan sebesar 1,5

(12)

Sedangkan untuk skor terendah yaitu terdapat pada KPRI SMPN5 yakni sebesar 3,375 Total skor ini terdiri dari :

a. Manajemen umum sebesar 0,375 b. Kelembagaan sebesar 0,75

c. Manajemen permodalan sebesar 0,9 d. Manajemen aktiva sebesar 0,45 e. Manajemen likuiditas sebesar 0,9 4. Aspek Efisiensi

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 skor tertinggi pada Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta untuk aspek efisiensi terdapat pada KPRI RRI, KPRI SMPN 5, KPRI SMAN 6, KPRI Makarya yaitu sebesar 10. Total skor ini terdiri dari:

a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap pertisipasi bruto sebesar 4

b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor sebesar 4 c. Rasio efisiensi staf sebesar 2

Sedangkan untuk skor terendah yaitu terdapat pada PKPRI yaitu sebesar 2,5. Total ini terdiri dari :

a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap pertisipasi bruto sebesar 0

b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor sebesar 1 c. Rasio efisiensi staf sebesar 1,5

5. Aspek Likuiditas

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 skor tertinggi pada Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta untuk aspek likuiditas terdapat pada KPRI UNS yaitu sebesar 15. Total skor ini terdiri dari:

a. Cash Rasio sebesar 10

b. Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima sebesar 5

Sedangkan untuk skor terendah yaitu terdapat pada PKPRI yaitu sebesar 3,75. Total ini terdiri dari :

a. Cash Rasio sebesar 2,25

b. Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima sebesar 1,25 6. Kemandirian dan pertumbuhan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 skor tertinggi pada Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta untuk aspek kemandirian dan pertumbuhan terdapat pada KPRI SMP N 5 yaitu sebesar 9,25 . Total skor ini terdiri dari:

a. Rentabilitas asset sebesar 2,25 b. Rentabilitas modal sendiri sebesr 3

c. Kemandiriaan operasional pelayanan sebesar 4

Sedangkan untuk skor terendah yaitu terdapat pada PKPRI, KPRI SMP N 10, KPRI

(13)

a. Rentabilitas asset sebesar 0,75

b. Rentabilitas modal sendiri sebesr 0,75

c. Kemandiriaan operasional pelayanan sebesar 4 7. Aspek Jati diri koperasi

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 skor tertinggi pada Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta untuk aspek jati diri koperasi terdapat pada KPRI RRI, KPRI Subur, KPRI SMPN 5, KPRI UNS, KPRI GURU, KPRI SMAN 6 yaitu sebesar 10.

Total skor ini terdiri:

a. Rasio partisipasi bruto sebesar 7

b. Rasio partisipasi ekonomi anggota (PEA) sebesar 3

Sedangkan untuk skor terendah yaitu terdapat pada PKPRI dan KPRI SMPN 10 yakni sebesar 7. Total skor ini terdiri dari :

a. Rasio partisipasi bruto sebesar 7

b. Rasio partisipasi ekonomi anggota (PEA) sebesar 0 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap Tingkat Kesesehatan Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta Tahun 2011 dapat disimpulkan bahwa :

1. Penilaian Tingkat Kesesehatan Koperasi KSP atau USP Koperasi pada Kota Surakarta Tahun 2011 yang telah dilakukan oleh masing-masing koperasi terlihat bahwa KPRI RRI dan KPRI SMAN 6 adalah koperasi yang memiliki predikat sehat. Kemudian PKPRI, KPRI SMPN 10, KPRI MOEWARDI, KPRI SUBUR, KPRI SMPN 5, KPRI MAKARYA, KPRI SEJAHTER P&K, KPRI PASU, KPRI UNS, KPRI GURU adalah koperasi yang memiliki predikat cukup sehat

2. Hasil skor KPRI RRI 82,80 dan KPRI SMAN 6 82,80 sehingga nilai ini berdasarkan Peraturan menteri Negara koperasi dan usaha kecil menengah RI tergolong pada koperasi dengan kondisi sehat karena berada pada batas 80-100. Sedangakan skor PKPRI 67.05, KPRI SMPN 10 71.75, KPRI MOEWARDI 67.00, KPRI SUBUR 76.25, KPRI SMPN 5 76.25, KPRI MAKARYA 79.13, KPRI SEJAHTER P&K 79.50, KPRI PASU 72.75, KPRI UNS 79.50, KPRI GURU 75.75 sehingga nilai ini berdasarkan Peraturan menteri Negara koperasi dan usaha kecil menengah RI tergolong pada koperasi dengan kondisi cukup sehat berada pada batas 60-80.

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Muhammad.2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara

(14)

Hasnawati. 2004. Pengarug Partisipasi Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Samudera Sejahtera Samarinda Tahun Buku 1999-2003. Samarinda.

Hudiyanto. 2001. Sistem Koperasi Ideologi dan Pengelolaan. UII Pres. Yogyakarta

.

Ikatan Akuntan Indonesia. 1990. Prinsip Akuntansi Indonesia. Komite PAI Ikatan Akuntan1 Indonesia. 2009. Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik Dewan

Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta Munawir. 1997. Analisis Laporan. Finansiil. Liberty. Yogyakarta

Nasution, Muslimin. 2002. Evaluasi Kinerja Koperasi Metode Sistem Diagnos.BANK BUKOPIN dan TPP-KUKM.

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2008 Tentang Pedoman Penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentang Pedoman Penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 20/Per/M.KUKM/XII/2008 Tentang Pedoman Penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Jakarta.

Sanusi, Ibrahim. 2003. Mengukur Tingkat Kesehatan Koperasi Melalui Analisa Keuangan. Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta.

(15)

Sinabela, Lijan Poltak. 2012. Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi. Graha Ilmu. Jogjakarta

Sovyana, Ria. 2012. Analisis Kesehatan Keuangan dan Non Keuangan Dalam Sistem Simpan Pinjam Pada Koperasi Wanita Mawaddah di Kabupaten Gresik. Artikel Ilmiah. STIE Perbanas Surabaya

Subagyo, Pangestu. 2005. Statistika Induktif. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada

Sunarti, Iin. 2007. Analisis Laporan Keuangan Koperasi Karyawan Universitas Kuningan Tahun Buku 2004-2005. Jurnal. Equilibrium Vol. 3: 63-78

Tutik. 2009. Manajemen Koperasi.

http://www.koperasiku.com/artikel/manajemen-koperasi.

11-12-2012;21:45

Utami, Retno Mutamimah. 2011 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113812-tujuan-dan-manfaat-penilaian-kinerja/. 23-12-2012;09.30

Wardi, Yunia. 1996. Kemampuan dan Tingkat Kesehatan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) IKIP Padang. Forum Pendidikan IKIP Padang no.2 XXI

Wijiastuti, Lilik. 2011. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi di Kabupaten Pacitan Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI No. 20 Tahun 2008. Tesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Aspek penting dari berbagai hubungan dan pengaruh terhadap pelayanan publik, dapat dilihat dari alur atau jalur variabel komunikasi berhubungan dan berpengaruh

Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian Achchuthan dan Kajananthan (2012) adalah variabel dependen yaitu kinerja perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan

Kebijakan umum pembangunan daerah diarahkan untuk menghasilkan atau memperolehnya berbagai program yang paling efektif mencapai sasaran, selanjutnya adalah perumusan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa titik lebur terendah campuran asam salisilat dan mentol yaitu melebur pada suhu

Hasil analisis angket menunjukkan 76,3% responden pernah menggunakan lulur, 70% responden menggunakan lulur dalam bentuk semi padat, 86% responden belum pernah menggunakan lulur

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata dan positif antara Nilai- nilai Islami dengan Pemaknaan Sholat, Budaya Perusahaan, Kepuasan Kerja dan

Kondisi tersebutlah yang mengakibatkan profesi penyiar radio semakin banyak dilirik oleh sebagian besar kalangan di Kota Bandung, khususnya kalangan remaja yang

Pemberian insentif yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan untuk mencapai kinerja