• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Rasio Komposisi Semen dan Partikel Terhadap Kualitas Papan Semen Partikel dari Limbah Industri Pensil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Rasio Komposisi Semen dan Partikel Terhadap Kualitas Papan Semen Partikel dari Limbah Industri Pensil"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Papan Semen Partikel

Papan semen partikel adalah produk pabrik berupa lembaran panil yang

diberi tekanan atau kempa, dengan bahan dasar berupa partikel-partikel kayu atau

partikel dari tumbuhan yang mengandung lignoselulosa yang direkat dengan

semen dan diberi penambahan berupa zat adiktif (Pease, 1994).Menurut

Kasmudjo(2001), papan semen (cementboard) adalah papan yang dibuat dari

serpih kayuatau wol kayu yang direkat dengan perekat anorganik/semen.Semen

merupakan bahan perekat atau bahan pengikat anorganik/perekat mineral,

sehingga papan semen sering juga disebut papan mineral.

Papan semen partikel memiliki ketahanan yang istimewa terhadap

perusakan, pembusukan, serangga perusak dan api. Hal ini mengakibatkan papan

semen partikel sangat cocok digunakan sebagai dinding eksterior dan interior

(Haygreen dan Bowyer, 1989). Papan semen juga lebih tahan terhadap serangan

rayap tanah dibanding bahan baku kayunya (Sukartana et al., 2000). Dengan

demikian papan semen merupakan salah satu bahan bangunan yang tahan lama

dalam penggunaannya sehingga biaya pemeliharaan rumah yang terbuat dari

papan semen akan lebih murah.

Selain memiliki kelebihan, papan semen partikel juga memiliki beberapa

kekurangan diantaranya membutuhkan waktu yamg lama dalam proses

pengerasan, terbatas penggunaannya serta memiliki kerapatan yang sangat tinggi

(1,25 gr/cm3) dibandingkan dengan papan berkerapatan tinggi (0,8-1,05gr/cm3)

(2)

partikelsulit dipotong dan dipasang sehingga menjadi penghambat dalam

perkembangannya (Haygreen dan Bowyer, 1989).

Berdasarkan kesesuaian jenis kayu sebagai bahan papan semen dikenal

tiga macam mutu yaitu baik, sedang dan jelek.Pengujiannya dilakukan

berdasarkan uji hidrasi, yaitu mengukur suhu maksimum yang terjadi pada saat

reaksi antara semen, kayu dan air. Bila suhu maksimum lebih dari 41°C termasuk

baik, 36°C–41°C termasuk sedang dan kurang dari 36°C termasuk jelek

(Sulastiningsih dan Sutigno, 2008).

Pembuatan Papan Semen Partikel

Pembuatan papan semen partikel menurut paten Bison (1975) meliputi

beberapa tahap dimulai dari pembuatan partikel; pembuatan adonan yaitu partikel,

semen, air dan zat adiktif; pengempaan serta diakhiri dengan pengkondisian.

Menurut Kasmudjo (2001) proses pembuatan papan semen ini sangat sederhana

karena dapat dilakukan dengan tangan dan menggunakan perekat mineral yang

mudah didapat sehingga sangat cocok diproduksi di negara berkembang seperti

Indonesia.

Pada pembuatan papan semen, perlu ditetapkan target kerapatan papan

dengan tujuan agar papan semen yang dihasilkan memiliki kerapatan yang

homogen. Hakim dan Sucipto (2011) menyatakan bahwa kerapatan papan semen

yang dihasilkannya pada penelitian papan semen dari serat kertas kardus sangat

seragam karena menggunakan target kerapatan yaitu 1 gr/cm3.

Kualitas papan semen partikel juga sangat dipengaruhi oleh

perbandingan partikel kayu dengan semen saat pembuatan papan semen.

(3)

baku serbuk gergaji menyatakan bahwa perbandingan semen:bahan baku 3:1

adalah perbandingan yang menghasilkan sifat-sifat paling baik. Menurut

Arief (2012) dalam penelitiannya membuat papan semen dari limbah kertas

kardus, papan semen yang memiliki kualitas terbaik adalah papan semen dengan

perbandingan semen : fiber : air sebesar 1,75 : 1,75 : 1,25.

Sifat-sifat dan Penggunaan Papan Semen Partikel

Papan semen partikel memiliki sifat yang istimewa dibandingkan jenis

papan tiruan lainnya yaitu tidak dihasilkannya emisi bahan-bahan kimia yang

berbahaya dan tidak mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan selama

penggunaan (Pease, 1994). Papan semen juga dapat dipakai pada iklim yang

berubah-ubah, dimana untuk kegunaan ekterior antara lain sebagai atap, dinding

rumah, garasi dan dinding kedap suara, sedangkan untuk interior antara lain

sebagai dinding kamar mandi, lantai, plafon, mebel dan panel peralatan elektronik

(Dix, 1989).

Sifat-sifat papan semen partikel secara lengkap menurut paten (Bison, 1975) adalah sebagai berikut:

1. Sifat fisis

a. Kerapatan 1,25 kg/m3 (pada perbandingan partikel dan semen = 1:2,75).

b. Kadar air sebesar 12-15%.

c. Pengembangan tebal selama 2 jam (0,8-1,2%), selama 24 jam (1,2-2,0%),

selama 28 hari (1,2-2,0%).

d. Pengembangan linier adalah 0,3-0,4%.

e. Ketahanan terhadap cuaca dan uap air, pada kisaran [(-20)-200C] tidak ada

(4)

f. Daya hantar panas sebesar 0,155 kkal/m2hoC.

g. Isolasi terhadap suara adalah 30 dB untuk kayu lapis dengan ketebalan 12

mm, 36 dB untuk satu lapis ketebalan 14 mm dan (45-50 dB) untuk dua

lapis dengan ketebalan 16 mm dan 18 mm dengan celah udara 50 mm.

2. Sifat mekanis

Untuk panil yang kerapatannya 1,250 kg/m3 dan tebal 16 mm adalah:

a. Keteguhan patah adalah 90-150 kg/cm2.

b. Keteguhan tarik tegak lurus permukaan panil adalah 4-6 kg/cm2.

c. Keteguhan tekan sebesar 150 kg/cm2.

d. Modulus elastisitas (sifat kekakuan) sebesar 30.000-50.000 kg/cm2.

e. Kuat pegang sekrup untuk panil dengan tebal 12-24 mm adalah 90-120

kg/cm2.

f. Kuat pegang paku pada arah tegak lurus permukaan untuk panil yang

tebalnya 12-24 mm adalah 40-80 kg/cm2.

Maloney (1977) mengatakan bahwa papan semen partikel berkerapatan

rendah biasanya digunakan sebagai langit-langit, peredam suara dan untuk

keperluan dekoratif, sedangkan yang berkerapatan tinggi umumnya digunakan

sebagai pintu, lantai, penyekat, dinding eksterior dan interior pada bangunan

umum. Papan semen partikel dapat juga digunakan sebagai konstruksi bukan

perumahan seperti sandaran dan lantai balkon, sebagai substitusi asbes, penahan

suara, pagar taman dan dinding bangunan industri. Di Amerika Utara papan

semen partikel digunakan sebagai lantai dasar dan sebagai dinding bangunan

(5)

Simatupang (1974), menetapkan bahan bangunan yang terbuat dari

campuran semen dan partikel kayu dapat dibagi atas 3 kelas, yaitu :

1. Papan semen kayu yang memiliki berat jenis lebih kecil atau sama dengan 0,7

digunakan untuk bahan isolasi, dinding atap pabrik terutama untuk daerah

beriklim sedang dan panas.

2. Papan semen kayu yang memiliki berat jenis 0,7-0,9 dapat digunakan untuk

dinding bangunan di daerah beriklim panas.

3. Papan semen kayu yang memiliki berat jenis lebih dari 0,9 banyak digunakan

untuk lantai di daerah beriklim panas.

Bahan Pengisi

a. Partikel Serutan

Partikel merupakan faktor penting yang harus ada dalam pembuatan

papan semen partikel.Maloney (1977) mengatakan bentuk partikel untuk papan

semen antara lain dapat berupa selumbar (flake), serutan (shaving), untai (strand),

suban (splinter) atau wol kayu (excelsior).Bentuk partikel yang dipakai dalam

penelitian ini adalah serutan (shaving) yang diperoleh dari limbah industri pensil

yang selama ini tidak termanfaatkan secara optimal.

Serutan pensil yang dijadikan sebagai bahan baku dalam penelitian ini

merupakan limbah industri pensil yang selama ini tidak dimanfaatkan oleh pihak

industri. Limbah industri pensil tergolong melimpah dengan jumlah mencapai

269,6 m3 per tahun. Partikel serutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kayu sembarang, dimana pihak industri pensil tidak meneliti jenis kayu apa yang

mereka gunakan. Sulastiningsih dan Sutigno (2008) mengatakan bahwa tidak

(6)

bahan baku papan semen karena adanya zat ekstraktif seperti gula, tanin dan

minyak yang dapat menghambat pengerasan semen. Berdasarkan kesesuaian jenis

kayu sebagai bahan papan semen dikenal tiga macam mutu yaitu baik, sedang dan

jelek.

Ukuran partikel juga dapatmempengaruhi sifat fisis dan mekanis papan

semen yang akan dihasilkan. Mujtahid (2010) menyatakan partikel dengan ukuran

yanglebih kecil tertutup baik oleh semen dan memiliki ikatan yang lebih erat

antararasiomassa partikel dan semen yang digunakan. Ukuran partikel yang kecil

mempunyai luas permukaan partikel yang lebih besar sehingga ikatan antar

partikel akansemakin efektif. Partikel serutan pensil merupakan jenis partikel

yang tergolong kecil sehingga cukup baik digunakan sebagai bahan baku

pembuatan papan semen.

Zhongli et al., (2007) juga mengatakan bahwa ukuran meshyang besar

menghasilkan permukaan kasar dan ikatan antar partikel lemah sehingga ada pori

di antara partikel serta tidak semua partikel berikatan baik dengan matrik,

sementara ukuran partikel yang kecil menghasilkan permukaan yang halus dan

ikatan antar partikel yang baik karena matrik berikatan baik dengan partikel. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Armaya (2012) dalam

pembuatan papan semen dengan partikel bambu hitam. Berdasarkan hasil

penelitian beliau, papan semen dengan ukuran partikel lolos 40 mesh memiliki

sifat fisika dan mekanika yang baik dibandingkan dengan ukuran partikel lolos 20

(7)

b. Semen

Semen sebagai bahan pengikat partikel memiliki ketahanan yang

istimewaterhadap perusakan dan pembusukan, serangga dan api, sehingga papan

partikelyang menggunakan perekat semen cocok untuk permukaan

dinding-dinding eksterior dan interior (Haygreen & Bowyer, 1989).Semen juga berfungsi

sebagai isolator dan pengawet sehingga dapat mengurangi penyerapan panas atau

menahan kebakaran dan serangan jamur.

Menurut Sagel et al., (1994) semen adalah hidrolik binder (perekat

hidrolik) dimana senyawa-senyawa yang terkandung di dalam semen dapat

bereaksi dengan air dan membentuk zat baru yang bersifat sebagai perekat

terhadap batuan. Semen merupakan hasil industri dari campuran bahan baku batu

gamping/kapur sebagai bahan utama, yaitu bahan alam yang mengandung

senyawa kalsium oksida (CaO) dan lempung/tanah liat yaitu bahan alam yang

mengandung senyawa silika oksida (SiO), alumunium oksida (Al2O3), besi oksida

(Fe2O3) dan magnesium oksida (MgO) atau bahan pengganti lainnya dengan hasil

akhir berupa padatan bentuk bubuk (bulk), tanpa memandang proses

pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air

(Sihotang, 2010).

Komposisi semen merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kualitas papan semen yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan semen

memegang peranan penting dalam sistem perekatan papan sehingga besar

komposisi semen menentukan kualitas papan yang dihasilkan.Hakim dan Sucipto

(8)

mengatakan bahwa semakin banyak semen yang digunakan semakin kuat papan

yang dihasilkan.

Rasio air terhadap semen juga sangat mempengaruhi sifat-sifat semen,

dimana pasta semen memiliki volume tinggi yang konstan. Volume ini akan

bertambar besar dengan meningkatnya rasio air terhadap semen dalam campuran

awal. Suatu set semen bersifat porous dan mengandung lubang-lubang air yang

amat kecil (10-20 Angstrom) maupun lubang-lubang dengan ukuran yang amat

besar (1 mikrometer). Hubungan antar kapiler-kapiler yang terdapat di dalamnya

sangat mempengaruhi permeabilitas.Adanya interkoneksi antar pori-pori kapiler

tentunya harus dihindari, karena melemahkan kekuatan semen.Keadaan ini bisa

tercapai apabila ada waktu yang cukup bagi pasta semen untuk hidrasi

(West, 1984).

Semen dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu semen hidrolik dan

semen non hidrolik. Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan

mengeras di dalam air, contohnya adalah semen pozzolan, semen terak, semen

alam, semen portland, semen alumina dan semen expansif. Sedangkan semen

non-hidrolik adalah semen yang tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, akan

tetapi dapat mengeras di udara, contohnyaadalah kapur (Mulyono, 2004).

Semen Portland adalah jenis semen yang biasa digunakan dalam

pembuatan papansemen.Semen portland sebagai perekat hidrolis dapat mengeras

apabilabersenyawa dengan air dan akan membentuk benda padat yang tidak larut

dalamair. Jumlah air yang digunakan untuk sejumlah semen menentukan

kualitasadukan campuran yang dihasilkan (Purwoko, 1980).Semen

(9)

dibandingkandengan jenis semen yang lain, sehingga umum dipakai dalam

pembuatan papansemen partikel (Simatupang, 1974).

Faktor Pengerasan Semen

a. Kehalusan (finese)

Kehalusan semen mempengaruhi waktu pengerasan pasta semen, kualitas

semen baik ketika butirannya makin halus, dan luas permukaan yang dapat

dihidrasi semakin luas sehingga banyak gel semen yang terbentuk pada umur

muda, maka kekuatan awal yang dicapai akan lebih tinggi.

b. Waktu pengikat semen

Pada proses ini terjadi reaksi kimia antara semen dan air supaya proses tersebut

berlangsung dengan sempurna. Batas waktu pengikatan terbagi dua yaitu waktu

ikat awal (45 menit) yaitu waktu yang diperlukan pasta semen untuk mulai

pengikatan dan waktu akhir, yaitu waktu yang diperlukan semen untuk

mengikat sempurna pada umumnya dalam waktu 480 menit.

c. Panas hidrasi

Ketika semen dan air bereaksi timbul panas, panas ini dinamakan panas hidrasi,

semakin tinggi panas hidrasi dari semen maka dapat mengakibatkan keretakan

pada beton dan reaksi dari komponen dasar semen membentuk komponen lain.

d. Faktor air semen (FAS)

Aspek lain yang besar pengaruhnya terhadap pembentukan panas hidrasi

adalah faktor air semen. Faktor air semen yang rendah (kadar air sedikit)

menyebabkan air diantara bagian-bagian semen sedikit, sehingga jarak antara

(10)

Katalisator Magnesium Klorida (MgCl2)

Salah satu faktor yang juga dapat mempengaruhi sifat fisika dan

mekanika papan semen adalah katalisator.Penambahan katalisator dalam

campuran kayu, semendan air berfungsi untuk meningkatkan pengerasan semen.

Katalisator sepertikalsium klorida (CaCl2), feri klorida (FeCl3), feri sulfat

(Fe2(SO4)3), magnesiumklorida (MgCl2) dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dapat

mengurangi hambatanpengerasan semen dan kayu (Moslemi and Pfister, 1987).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa magnesium klorida adalah

katalisator terbaik dalam pembuatan papan semen partikel.Menurut

Sulastiningsih(1998) penggunaan MgCl2 sebanyak 2,5% dan serbuk

bambumenghasilkan suhu hidrasi 48,2˚C, sedangk an katalisator CaCl2

menghasilkan suhu hidrasi 29,6˚C. Penelitian yang dilakukan Kawai et al., (1998)

juga mengatakan bahwa campuran semen-pelepah daun kelapa sawit yang

ditambahkan MgCl2 menghasilkan faktor kesesuaian dan suhu maksimum yang

lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan CaCl2.Namun penelitian Sotannde

et al., (2012) menunjukkan bahwa papan semenAfzelia africana dengan

katalisator CaCl2memiliki sifat fisika dan mekanika yang lebihbaik dibandingkan

katalisator MgCl2.

Konsentrasi katalis yang digunakaan berbeda-beda dalam setiap

pembuatan papan semen. Konsentrasi katalis MgCl2 yang umumnya dipakai

adalah 3%, namun berdasarkan penelitian Sulastiningsih et al., (2000) pembuatan

papan semen menggunakan bambu betung sebagai partikel dan MgCl2 sebagai

katalisator pada konsentrasi 0%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10% menghasilkan nilai

(11)

Rasio Komposisi Semen dan Partikel

Sifat khusus dari papan semen partikel ditentukan oleh dua komponen

utama yaitu partikel dan semen yang digunakan. Erakhrumen et al., (2008)

menyatakan bahwa papan dengan kandungan semen yang lebih tinggi memiliki

nilai densitas yang lebih tinggi. Elvira dan Vanessa (2000) dalam penelitiannya

mengenai penggunaan jerami padi pada pembuatan papan semen partikel

menjelaskan bahwa rasio komposisi semen:partikel sebesar 60:40 lebih stabil

dibandingkan rasio 50:50. Hal ini disebabkan pada rasio 60:40, persentase

pembengkakan dan penyerapan air lebih rendah serta hasil dari pengujian mekanis

juga menunjukkan bahwa rasio komposisi 60:40 lebih kuat dibandingkan rasio

50:50.

Menurut Bison (1975) dalam pembuatan papan semen partikel,

perbandingan antara partikel dan semen berdasarkan berat adalah sekitar 1,00 :

2,75. Berdasarkan rasio komposisi partikel : semen, kayu hanya menyusun sekitar

27% berdasarkan berat produk dan selebihnya didominasi oleh semen

(Haygreen & Bowyer, 1989).

Bakri dan Sanusi (2006) juga mengatakan dalam penelitiannya mengenai

papan semen dari sebuk gergaji, bahwa rasio semen dan serbuk gergaji yang

menghasilkan papan dengan sifat-sifat terbaik adalah 3 : 1. Arief (2012) juga

meneliti mengenai pembuatan papan semen dari serat kertas kardus dengan 3 rasio

komposisi semen : fiber yaitu 1,75 ; 1,75 ; 1 : 2,5 dan 2,5 ; 1. Berdasarkan hasil

penelitiannya, papan semen yang memiliki kualitas terbaik berdasarkan uji fisis

dan mekanis serta uji ketahanan terhadap rayap adalah papan semen dengan

Referensi

Dokumen terkait

Papan semen dengan ukuran partikel 30 mesh memiliki nilai MOE yang lebih tinggi dibandingkan dengan papan semen dengan ukuran partikel 80 mesh disebabkan semakin kecil ukuran

Papan semen dengan ukuran partikel 30 mesh memiliki nilai MOE yang lebih tinggi dibandingkan dengan papan semen dengan ukuran partikel 80 mesh disebabkan semakin

Tujuan penelitian adalah mengevaluasi ukuran partikel dan pengaruh komposisi semen-partikel cangkang kemiri (Aleurites moluccana Wild) terhadap kualitas papan semen dan

Tujuan penelitian adalah mengevaluasi ukuran partikel dan pengaruh komposisi semen-partikel cangkang kemiri (Aleurites moluccana Wild) terhadap kualitas papan semen dan

Pengaruh Panjang Wol Kayu, Katalisator dan Kadar Semen Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Wol Kayu Tectona grandis Linn, Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan,

Pada papan dengan rasio yang tinggi, maka proporsi semen yang digunakan untuk. membuat papan lebih banyak dibandingkan proporsi

Rekapitulasi Sifat Fisis dan Sifat Mekanis Hasil rekapitulasi sifat fisis dan mekanis papan semen dari partikel serutan pensil yang dilakukan di laboratorium dengan

Rasio bahan baku dan konsentrasi katalis tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, kerapatan, pengembangan tebal, daya serap air, MOE, MOR, dan IB papan semen