• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakan Model Mind Mapping Berbantuan Pembelajaran Berbasis Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakan Model Mind Mapping Berbantuan Pembelajaran Berbasis Lingkungan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Belajar dapat dilakukan dimana saja, di rumah, di sekolah, maupun dimasyarakat. Perubahan yang diharapkan terjadi setelah siswa belajar yaitu siswa memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum ia miliki, siswa mendapat pengalaman yang baru untuk memiliki keterampilan serta perubahan dalam sikap dan tingkah laku menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Dalam proses belajar harus melibatkan pikiran, kemauan, dan perasaannya agar proses belajar dapat berjalan dengan baik.

Komponen utama yang harus ditetapkan dalam proses belajar yaitu tujuan pembelajaran. Pada dasarnya tujuan pembelajaran dalam proses belajar harus dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan kegiatan belajarnya. Oleh karena itu, salah satu tugas pokok guru adalah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan guru dan belajar peserta didik secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliable) sehingga kita memerlukan informasi dari hasil belajar serta tingkah laku sehari-hari peserta didik.

(2)

peserta didik terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan penerapan terhadap sesuatu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik adalah: 1) “Raw input adalah peserta didik. Peserta didik yang belajar berarti

menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap lingkungannya” (Dimyati dan Mudjiono,2009:26). Sebagai raw input, “peserta didik memiliki karakteristik fisiologis dan psikologis. Karakteristik fisiologis terdiri dari faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh, sedangkan yang menyangkut psikologis adalah inteligensi, motivasi, minat, emosi, dan bakat” (M.Sobry Sutikno, 2009).

a) Inteligensi merupakan kecakapan yang terdiri atas tiga jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan situasi baru dengan cepat dan efektif, mengetahui dan menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, serta mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

b) Motivasi adalah sejumlah proses yang bersifat internal maupun eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Motivasi ini merupakan daya penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu tindakan.

c) Minat adalah suatu rasa ketertarikan dan menyukai suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

d) Emosi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Emosi yang sedang berlebihan membutuhkan situasi yang cukup tenang. Emosi yang berlebihan akan mengurangi dan mengganggu konsentrasi dalam belajar.

e) Bakat adalah sebuah sifat dasar, kepandaian dan pembawaan yang dibawa sejak lahir.

(3)

3) Instrumental input adalah faktor yang sengaja dimanipulasi, seperti kurikulum atau bahan pelajaran, keadaan gedung, waktu sekolah, sumber atau media belajar, metode pembelajaran, interaksi antara pendidik dengan peserta didik, dan interaksi antara peserta didik dengan peserta didik.

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi dan informasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan IPA. Untuk menguasai dan mencipta teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan IPA yang kuat sejak dini. Mata pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua peserta didik dari usia sekolah dasar karena dapat membekali peserta didik untuk mempunyai kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta meningkatkan kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi serta dapat bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

(4)

2.1.3 Fungsi Pembelajaran IPA

Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Maka dari itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pendidikan IPA yaitu dengan memadukan pengalaman proses IPA, pemahaman produk, serta teknologi IPA yang disajikan dalam bentuk pengalaman langsung yang berpengaruh pada sikap peserta didik. Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas (2004) yaitu:

a) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa. b) Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.

c) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang mengerti akan IPA dan teknologi.

d) Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup dimasyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

2.1.4 Hakikat Pembelajaran IPA

(5)

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar.

2.1.5 Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa:

a) Mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat.

b) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

c) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

d) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.

e) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran lain.

f) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 2.1.6 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA

Ruang lingkup yang dipelajari dalam IPA untuk mencapai tujuan pembelajaran dapat ditetapkan melalui SK dan KD. BNSP telah melakukan penyusunan Standar Isi yang kemudian dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22 tahun 2006 yang mencakup komponen:

1. Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan dapat dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.

(6)

Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD N Klero 02, maka akan dilakukan penelitian dengan menggunakan model mind mapping pada mata pelajaran IPA tentang Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Adapun rincian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang digunakan sebagai materi dalam pelaksanaan penelitian kelas 4 semester II dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) KTSP 2006

Kelas IV Semester II

11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan.

2.2 Model Pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) 2.2.1 Pengertian Mind Mapping

(7)

yang kreatif, efektif, dan secara harafiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Teknik mencatat melalui mind map ini dikembangkan berdasarkan bagaimana cara otak bekerja selama memproses suatu informasi. Selama informasi disampaikan, otak akan mengambil berbagai tanda dalam bentuk beragam, mulai dari gambar, bunyi, bau, pikiran, hingga perasaan. Selanjutnya melalui pembuatan mind map, informasi tadi direkam dalam bentuk simbol, garis, kata, dan warna. Mind map yang baik akan dapat menggambarkan pola gagasan yang saling berkaitan pada cabang-cabangnya.

Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi diantara ide tersebut. Bentuk diagram mind map seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.

(8)

2.2.2 Langkah-langkah Mind Mapping

Terlebih dahulu siapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi landscape kemudian tempatkan topik yang akan dibahas ditengah-tengah halaman kertas dengan posisi horizontal. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada mind mapping yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional, numerik dan verbal bersinergi dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi, kreativitas dan seni.

Dengan mensinergikan potensi otak kiri dan kanan, siswa dapat dengan lebih mudah menangkap dan menguasai materi pelajaran. Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide pada setiap cabang pemikiran. Setiap garis-garis cabang saling berhubungan hingga ke pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus agar tidak membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak menjauh dari gambar utama untuk menandakan tingkat kepentingan dari masing-masing garis.

2.2.3 Manfaat Teknik Mencatat dengan Teknik Mind Map

Ada banyak manfaat atau keunggulan yang dapat diraih bila siswa menggunakan teknik mencatat mind map (peta pikiran) dalam kegiatan pembelajarannya, diantaranya:

1) Mind map meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu maupun

kelompok

Bila siswa terbiasa menggunakan teknik mind map (peta pikiran) ini dalam mencatat informasi pembelajaran yang diterimanya, tentu akan menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif. Penggunaan simbol, gambar, pemilihan kata kunci tertentu untuk dilukis atau ditulis pada mind map dapat merangsang pola berpikir kreatif siswa.

2) Mind map memudahkan otak memahami dan menyerap informasi dengan

cepat

(9)

3) Mind map meningkatkan daya ingat

Catatan khas yang dibuat dengan mind map bersifat spesifik dan bermakna bagi siswa yang membuatnya sehingga dapat meningkatkan daya ingat mereka terhadap informasi yang terkandung didalam mind map itu.

4) Mind map dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang terhadap suatu

informasi

Setiap siswa tentu akan mempunyai beragam sudut pandang terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh guru atau yang mereka terima dari sumber-sumber belajar lainnya. Beragamnya sudut pandang ini memungkinkan mereka untuk memaknai informasi tersebut secara berbeda-beda dan dituangkan secara khas pada mind map mereka masing-masing.

5) Mind map dapat memusatkan perhatian siswa

Pada saat proses pembuatan mind map perhatian siswa akan terpusat untuk memahami dan memaknai informasi yang diterimanya. Ini akan membuat kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih efektif.

6) Mencatat dengan teknik mind map menyenangkan

Anak-anak usia sekolah dasar biasanya lebih menyukai pelajaran menggambar daripada pelajaran lainnya, bahkan hingga usia dewasa masih banyak beberapa orang yang suka menggambar. Teknik menggambar dan menulis menggunakan mind map tentu menyenangkan bagi siswa. Kegiatan yang menyenangkan akan menimbulkan suasana positif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

7) Mind map mengaktifkan seluruh bagian otak

(10)

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping

Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping yaitu: a) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas

b) Dapat bekerjasama dengan teman lainnya (kerja kelompok) c) Catatan lebih padat dan jelas

d) Catatan lebih terfokus pada inti materi e) Mudah melihat gambaran keseluruhan

f) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan.

g) Memudahkan penambahan informasi baru h) Setiap peta bersifat unik

Ada beberapa kekurangan saat pembelajaran menggunakan teknik mind mapping, yaitu:

a) Hanya siswa yang aktif yang terlibat

b) Guru terkadang kewalahan saat siswa membuat mind mapping dalam kelompok.

c) Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind mapp siswa.

d) Membutuhkan waktu yang cukup banyak saat pembelajaran menggunakan mind map.

2.2.5 Pengaruh Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Hasil Belajar Siswa

(11)
(12)

2.2.6 Implementasi Mind Mapping

tentang teknik mind mapping. Elaborasi:

3. Guru menyiapkan bahan-bahan untuk membuat mind map seperti: karton, spidol warna, pensil, penghapus. 7. Guru mengajak siswa kembali ke

(13)

2.3 Pembelajaran Berbasis Lingkungan

Pembelajaran lingkungan merupakan pembelajaran yang berusaha meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Dalam pembelajaran berbasis lingkungan ini, akan dibentuk kelompok kecil yang akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian. Menggunakan sumber belajar lingkungan juga dapat menanamkan konsep-konsep dari tingkat yang lebih mudah sampai ke tingkat yang lebih sulit. Lingkungan dapat diformat maupun digunakan sebagai sumber belajar. Dalam hal ini, guru dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa sehingga dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga dapat menyesuaikan sumber belajar lingkungan dengan tujuan, karakteristik siswa serta pokok bahasan dalam pembelajaran.

Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dipahami siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif dari diterapkannya pendekatan berbasis lingkungan ini yaitu siswa dapat terpacu rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran berbasis lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru. Hal itulah yang menjadi alasan dasar dalam memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai penunjang kegiatan pembelajaran. Pembelajaran berbasis lingkungan sangat efektif diterapkan di sekolah dasar.

2.3.1 Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

(14)

lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa karena mereka belajar tidak hanya terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar mereka.

Dalam pemanfaatan lingkungan, guru dapat membawa kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan siswa di dalam ruangan kelas saja, kemudian guru membawa siswa ke alam terbuka dalam hal ini lingkungan sekitar sekolah mereka. Misalnya saja saat guru menjelaskan tentang materi sumber daya alam di dalam ruangan kelas, suasana yang terjadi di dalam kelas akan terlihat monoton dan membosankan, namun jika guru mengajak siswa belajar di luar ruangan kelas misalnya pengamatan di halaman sekolah mereka maka tentunya pembelajaran akan lebih menarik dan tidak monoton.

2.3.2 Keuntungan Memanfaatkan Media Lingkungan

Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Beberapa keuntungan tersebut antara lain:

a) Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan sekitar.

b) Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik.

c) Memberikan pengalaman langsung yang real kepada siswa, cara berpikir siswa menjadi lebih konkret dan tidak verbalistik.

d) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan sekitar siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. e) Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa

melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.

(15)

2.3.3 Kelemahan Memanfaatkan Media Lingkungan

Namun meskipun demikian, lingkungan yang dijadikan sebagai media pembelajaran terdapat beberapa kelemahan, diantaranya:

a) Terkadang tujuan tidak tercapai karena cenderung siswa senang bermain sendiri sehingga tidak fokus pada pembelajaran.

b) Membutuhkan waktu yang cukup banyak.

c) Kurangnya pemahaman guru dalam memanfaatkan lingkungan untuk media pembelajaran.

Kelemahan diatas dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut: 1) Membuat perencanaan yang lebih matang

2) Menentukan tujuan yang jelas

3) Menentukan cara dan teknik siswa dalam mempelajari lingkungan 4) Menentukan apa yang harus dipelajari

5) Menentukan cara memperoleh informasi

2.3.4 Prinsip-prinsip Pembuatan Media Yang Memanfaatkan Lingkungan Media-media yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang berupa benda-benda, peristiwa atau kejadian yang langsung dapat kita pergunakan sebagai sumber belajar. Selain itu ada pula media pembelajaran berupa alat peraga sederhana yang harus dibuat terlebih dahulu sebelum dapat digunakan dalam pembelajaran. Biasanya alat peraga sederhana dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar tempat tinggal kita. Seandainya diharuskan membuat media belajar semacam itu, maka ada beberapa prinsip pembuatan media yang perlu diperhatikan, yaitu:

a) Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaannya. b) Dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu konsep tertentu,

terutama konsep yang abstrak.

c) Dapat mendorong kreatifitas siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri).

d) Media yang dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan, tidak mengandung unsur yang membahayakan siswa.

(16)

f) Usahakan memenuhi unsur kebenaran substansial dan kemenarikan.

g) Media pembelajaran hendaknya mudah digunakan baik oleh guru maupun siswa.

h) Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat alat peraga hendaknya mudah diperoleh di lingkungan sekitar dengan biaya yang relatif murah.

i) Media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan sasaran peserta didik.

2.3.5 Hubungan Model Mind Mapping Dengan Pembelajaran Berbasis Lingkungan

(17)

2.4 Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: “Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Model Mapping Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Kaligentong Kecamatan Ampel Tahun 2012/2013”.

Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus. Siklus 1 terdiri dari 3 pertemuan, sedangkan siklus 2 terdiri dari 4 pertemuan. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus 1, dan dari siklus 1 ke siklus 2 setelah dilakukannya tindakan menggunakan model mind mapping. Pada pra siklus ketika belum diadakannya tindakan, ketuntasan hasil belajar adalah 56,7%. Sedangkan pada siklus 1 ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan menjadi 80%, dan pada siklus 2 ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 93,3%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Kaligentong Kec. Ampel Tahun 2012/2013.

2.5 Penjelasan Variabel Yang Terkait

(18)

2.6 Kerangka Berpikir (Bagan 2.2)

2.7 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu model mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 semester II SDN Klero 02 tahun pelajaran 2014/2015.

Gambar

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran
Gambar 2.1 Mind Mapping
gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus agar tidak

Referensi

Dokumen terkait

Yang menjadi dasar membeli barang kw adalah harga yang murah , bentuknya hampir sama dengan yang ori dan mudah di dapat di mana saja... Yang menjadi dasar saya kira itu adalah

Berdasar pada Berita Acara Pembuktian kualifikasi Nomor : 125/ULP-Pokja-II- JK/APBD/2015 tanggal 11 Mei 2015 Pekerjaan Ded Dataran Irigasi Ataran Sungai Nibung

[r]

WISUDA PERIODE VII TAHUN AKADEMIK 2013/2014 TANGGAL 31 MEI 2014. FAKULTAS TEKNIK

WISUDA PERIODE VI TAHUN AKADEMIK 2013/2014 TANGGAL 5 APRIL 2014. FAKULTAS TEKNIK

Nilai di dalam suatu modul program Pascal sifatnya adalah lokal, artinya hanya dapat digunakan pada modul atau unit program yang bersangkutan saja, tidak dapat digunakan pada modul

Ada beberapa konsekuesi metode naturalistik sebagai berikut : (a) Peneliti harus mampu berinteraksi dalam totalitas tidak terpisahkan sehingga perlu dikembangkan penelitian yang

Prawira Suntoro (1999) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka