• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Organisasi budaya Organisasi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kinerja Organisasi budaya Organisasi (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MANDIRI

PENGANTAR MANAJEMEN

KINERJA ORGANISASI

Nama Mahasiswa

: Jana Mila

NIM

: 170910074

Kode Kelas

: 171-MN048-N10

Dosen

: Dr. Realize, S.Kom., M.SI.

(2)

2017

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena karuniaNya tugas mandiri ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Topik yang dibahas dalam tugas mandiri ini adalah “Kinerja Organisasi”. Sukses atau tidaknya sebuah perusahaan sangat ditentukan dari baik buruknya kinerja organisasi.

Oleh karena itu, dalam tugas mandiri ini akan dibahas tentang kinerja organisasi yang dirangkum dari berbagai-bagai sumber. Terlepas dari itu, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan dalam makalah ini.

Kiranya makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan membantu dalam menyelesaikan masalah yang terdapat dalam organisasi. Terima kasih.

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar ……….. II

Daftar Isi ……… III

Isi

Latar belakang ……….. 1

Pengertian kinerja ……….. 1

Pengertian organisasi ………. 3

Pengertian kinerja organisasi ………. 7

Organisasi berkinerja tinggi ……….. 8

Meningkatkan kinerja organisasi ……….. 9

Kesimpulan ……… 10

Daftar pustaka ……… 12

(4)

LATAR BELAKANG

Sejak dimulainya globalisasi, dapat kita lihat bagaimana pengaruh-pengaruhnya terhadap dunia. Mulai dari adanya pertukaran budaya barat dengan timur, teknologi yang semakin canggih, komunikasi jarak jauh, transportasi yang semakin cepat, dan lain-lain. Selain adanya pertukaran, tak kita pungkiri bahwa persaingan juga terjadi. Yang dimaksud dengan persaingan adalah adanya kompetisi yang sehat akibat dari berbagai pihak yang saling “unjuk gigi” dalam menampilkan kelebihan mereka.

Di era persaingan yang semakin ketat ini, kita harus mampu memberikan hasil (kinerja) yang prima dalam berbagai bidang. Semakin tingginya persaingan, semakin banyak pula pengorbanan yang harus dikeluarkan agar dapat bertahan dalam persaingan. Tak jarang para karyawan “dikorbankan” oleh perusahaan untuk mendapat kinerja yang maksimal.

Yang perlu kita pelajari adalah bagaimana kita bisa meningkatkan kinerja organisasi denganw win-win solution (sama-sama diuntungkan) dalam ketatnya persaingan, sehingga kinerja yang dihasilkan bukan atas dasar besarnya tekanan yang diberikan.

PENGERTIAN KINERJA

Kinerja merupakan sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari kata dasar

kerja yang berarti hasil kerja. Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Berikut beberapa definisi kinerja menurut para ahli:

1. Stoner (1978) dalam bukunya Management mengemukakan bahwa kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan.

2. Bernardin dan Russel (1993) mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.

3. Handoko dalam bukunya Manajemen Personalia dan Sumber Daya

mendefinisikan kinerja sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

4. Prawira Suntoro (1999) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu.

5. John Witmore (1997) dalam buku Coaching for Performance mengemukakan bahwa kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atas suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah seberapa efisien dan efektifnya individu atau kelompok dalam menyelesaikan tugas atau tanggung jawab yang diberikan.

(5)

1. Kemampuan dan keahlian

Merupakan kemampuan atau skill yang dimiliki seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Semakin memiliki kemampuan dan keahlian maka seseorang akan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara benar, sesuai dengan yang telah ditetapkan. Artinya seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian yang baik, maka akan memberikan kinerja yang baik pula.

2. Pengetahuan

Yang dimaksud adalah pengetahuan tentang pekerjaan atau bagian yang digelutinya. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan memberikan hasil pekerjaan yang baik. Artinya dengan mengetahui pengetahuan tentang pekerjaan akan memudahkan seseorang untuk melakukan pekerjaannya.

3. Rancangan kerja

Adanya rancangan kerja akan memudahkan karyawan dalam mencapai tujuannya. Jika sebuah pekerjaan memiliki rancangan yang baik, maka akan mudah untuk menjalankan pekerjaan tersebut dengan tepat dan benar.

4. Kepribadian

Setiap orang memiliki kepribadian atau karakter yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dengan karakter yang baik, seseorang mampu untuk melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh serta bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya. Rasa akan tanggung jawab memberikan dorongan untuk memberikan hasil yang terbaik.

5. Motivasi kerja

Motivasi kerja merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan pekerjaannya. Dorongan yang berasal dari dalam atau luar ini harus menggairahkan agar seseorang merasa terangsang dalam menjalankan tugasnya, sehingga kinerjanyapun akan meningkat.

6. Kepemimpinan

Merupakan perilaku seseorang dalam mengatur, mengelola, dan memerintah bawahannya untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang diberikannya.

7. Budaya organisasi

Merupakan kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang berlaku dan dimiliki sebuah organisasi dalam menjalankan kegiatannya. Budaya ini harus dituruti oleh seluruh anggota di dalamnya. Namun perlu kita sadari bahwa tidak semua budaya itu baik dan benar. Tidak semua budaya bisa mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, budaya yang dulu dianggap baik dan sekarang dianggap buruk, memerlukan adanya koreksi atau perubahan untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi.

8. Lingkungan kerja

(6)

PENGERTIAN ORGANISASI

Manusia sebagai individu, niscaya hidup dalam suatu masyarakat. Hal ini merupakan kodrat selama manusia hidup di dunia. Manusia akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh segala hal yang terjadi dan berlaku dalam masyarakatnya, baik dalam jumlah banyak maupun sedikit. Pengaruh itulah yang akan membuat manusia dengan segala keunikannya akan memainkan peran dalam masyarakat. Interaksi-interaksi yang timbul dari masyarakat inilah yang disebut juga sebagai organisasi.

Ada beberapa pengertian organisasi menurut beberapa ahli, diantaranya:

1. Drs. Malayu S. P. Hasibuan, mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.

2. Chester I. Benhard, organisasi adalah suatu sistem kerja sama yang terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih.

3. Koontz & O’Donnel, organisasi adalah pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertikal, maupun secara horizontal diantara posisi-posisi yang telah diserahi tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

4. Philip Selznick, organisasi adalah sistem kompleks yang terdiri dari unsur psikologis, sosiologis, teknologis dan ekonomis yang dalam dirinya sendiri membutuhkan penyelidikan yang intensif.

5. Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro, organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan.

Dalam organisasi, terdiri dari berbagai unsur, diantaranya:

1. Manusia

Manusia merupakan unsur utama dalam organisasi, karena organisasi dapat terbentuk jika manusianya yang saling bekerjasama. Dalam unsur ini adakalanya manusia menjadi pemimpin dan adakalanya menjadi anggota. 2. Sasaran atau tujuan

Setiap organisasi haruslah memiliki sasaran atau tujuan yang sesuai dengan latar belakang organisasi tersebut didirikan. Jika sebuah organisasi tidak memiliki tujuan yang ingin dicapai maka organisasi tersebut tidak akan bertahan lama.

3. Pekerjaan

Dalam sebuah oraganisasi haruslah memiliki pekerjaan pokok. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah organisasi tersebut tidak vakum atau kosong. Terdapat kegiatan atau pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan didirikannya organisasi.

4. Teknologi

(7)

penyimpanan, untuk mengabadikan kegiatan membutuhkan media dokumentasi, untuk dapat menghubungi antara angota satu dengan yang lain maka membutuhkan media komunikasi.

5. Tempat kedudukan

Tempat kedudukan dalam sebuah organisasi sangatlah penting. Karena jika sebuah organisasi tidak memiliki kedudukan tersendiri, maka organisasi tersebut akan sulit untuk bergerak.

6. Struktur organisasi

Struktur organisasi merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap organisasi, yakni mulai dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi-seksi, dan lain-lain. Struktur tersebut dapat tercipta jika antara manusia satu dengan yang lain memiliki hubungan keterkaitan dalam mencapai tujuan organisasi.

7. Lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan organisasi. Dengan lingkungan yang baik, maka organisasi dapat berkembang dan menggapai tujuan yang diinginkan.

Pada suatu hari, Joko yang tinggal di Batam ingin pergi mengunjungi Ibunya yang tinggal di Surabaya. Perjalanan dari Batam ke Surabaya bisa melalui 2 jalur, yaitu jalur laut atau udara. Jika melalui jalur laut, maka akan memakan waktu selama 2 hari 1 malam. Sedangkan dengan jalur udara, hanya menghabiskan waktu selama 2 jam 15 menit. Karena keterbatasan waktu, Joko memutuskan untuk pergi ke Surabaya melalui jalur udara, yaitu dengan pesawat terbang.

Dari ilustrasi diatas, bisa kita simpulkan beberapa hal. Yang berperan sebagai organisasi adalah pesawat, yang terdiri dari berbagai-bagai komponen atau mesin yang bekerja sama untuk menerbangkan sejumlah penumpang agar sampai pada tujuannya. Joko yang berperan sebagai manajer (pengambil atau pengendali keputusan) memiliki kewenangan untuk menentukan pilihannya, kemanakah tujuan yang diinginkan dan bagaimana caranya.

Seringkali kita mengartikan sebuah organisasi adalah tujuan, atau hanya sebatas formalitas saja. Yang harus kita sadari ialah bahwa organsasi merupakan sebuah alat yang kita gunakan untuk mencapai tujuan kita. Seperti contohnya dengan ilustrasi pesawat tadi. Apakah para teknisi membuat pesawat hanya bertujuan agar komponen-komponen besi dan mesin menjadi bentuk sebuah pesawat? Tentunya tidak. Pesawat yang diciptakan dari berbagai komponen bukan dibentuk hanya untuk menjadi pesawat, tetapi dibentuk agar bisa menerbangkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Begitu pula dengan organisasi. Sebuah organisasi dibentuk bukan hanya agar masyarakat tahu adanya sekumpulan orang-orang, tapi organisasi dibentuk agar masyarakat melihat adanya pencapaian dari organisasi.

Seperti yang dimaklumi, organisasi diciptakan sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu. Agar berbagai upaya yang dilakukan terselenggara dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang tinggi, suatu organisasi perlu dikelola berdasarkan serangkaian prinsip tertentu, diantaranya :

1. Kejelasan tujuan

(8)

diselenggarakan, harus berkaitan langsung dengan tujuan yang telah ditentukan itu. Apabila tidak terdapat kejelasan tujuan, tidak mustahil terjadi pemborosan atau inefisiensi sebagai akibat duplikasi dan terselenggaranya berbagai kegiatan yang mubazir.

2. Kejelasan misi

Yang dimaksud dengan misi ialah kegiatan utama yang harus diselenggarakan sebagai langkah mendasar dalam rangka mencapai tujuan. Pentingnya kejelasan misi terlihat secara nyata apabila diingat bahwa rumusan misi berperan sebagai “rambu-rambu” yang harus diikuti dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan fungsional dan operasional dalam organisasi yang bersangkutan.

3. Fungsionalisasi

Dalam setiap organisasi terdapat berbagai fungsi yang harus diselenggarakan dalam rangka mencapai tujuan. Maka prinsip ini ialah bahwa terlepas dari aneka ragam fungsi yang harus diselenggarakan, tiga hal perlu mendapat perhatian, yaitu :

a. Setiap fungsi yang diselenggarakan terus - menerus harus dilembagakan dalam arti bahwa fungsi “berinduk” pada satuan kerja tertentu

b. Tidak ada satu fungsi yang “berinduk” pada lebih dari satu satuan kerja dalam organisasi

c. Tidak ada satu fungsi pun yang tidak jelas “berinduk” pada satuan kerja yang mana

4. Kejelasan aktivitas

Makin besar suatu organisasi, makin banyak pula aktivitas dimana para anggotanya terlibat. Berbagai aktivitas tersebut pada dasarnya dapat digolongkan pada dua kategori utama, yaitu kegiatan pokok dan kegiatan penunjang. Seperti dimaklumi, kegiatan pokok adalah semua aktivitas yang secara langsung berkaitan dengan usaha pencapaian tujuan, seperti aktivitas di bidang produksi dan pemasaran - yang orientasinya adalah eksternal, sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan penunjang ialah semua aktivitas yang mendukung pelaksanaan tugas pokok, seperti manajemen sumber daya manusia dan kegiatan perkantoran, yang orientasinya adalah internal. Pada dasarnya, kejelasan aktivitas menyangkut deskripsi tentang tugas pekerjaan setiap orang dalam organisasi sehingga tidak terjadi duplikasi atau tumpang tindih.

5. Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab

Wewenang seseorang melekat pada jabatannya dan merupakan hak seseorang untuk bertindak atau tidak bertindak, termasuk menyuruh atau melarang orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sebaliknya, yang dimaksud dengan tanggung jawab ialah kewajiban seseorang untuk ditunaikannya sebagai anggota organisasi. Keseimbangan antara keduanya sangat penting karena :

a. Apabila wewenang seseorang tidak diimbangi oleh tanggung jawab, tidak mustahil yang bersangkutan akan menampilkan perilaku yang otoriter. b. Sebaliknya apabila seseorang hanya dibebani dengan tanggung jawab

(9)

apakah tindakannya itu masih dalam batas – batas kewenangannya atau tidak.

6. Pendelegasian wewenang

Gaya manajerial yang diharapkan oleh bawahan dari atasan masing – masing ialah gaya yang memberikan kesempatan bagi para bawahan tersebut untuk turut berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan tentang berbagai segi kekaryaan mereka. Salah satu implikasi gaya manajemen partisipatif ialah pendelegasian wewenang kepada para bawahan seseorang. Gaya ini sangat tepat untuk diterapkan apabila para bawahan menunjukan sikap yang matang dan perilaku yang positif dalam memikul tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya. Dalam kondisi demikian, para bawahan menginginkan pemberdayaan dalam arti :

a. Otonomi dalam pelaksanaan tugas

b. Direksi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi c. Pengawasan yang tidak terlalu ketat

d. Penguatan perilaku positif

e. Pengenaan sanksi yang objektif dan rasional

Dalam kaitan ini harus segera ditekankan bahwa pendelegasian wewenang sama sekali tidak berarti bahwa seorang manajer melepaskan tanggung jawabnya terhadap hasil akhir dari penggunaan wewenang yang didelegasikannya itu. Pendelegasian wewenang tidak berarti abdikasi tanggung jawab.

7. Pembagian pekerjaan

Salah satu ciri organisasi modern ialah adanya aneka ragam tugas pekerjaan yang harus diselesaikan yang sering menuntut pengetahuan dan keterampilan serta peralatan yang spesialistik. Karena keanekaragaman tugas pekerjaan itu, terjadilah pembagian pekerjaan yang diwadahkan dalam berbagai satuan kerja. Akan tetapi teori organisasi menekankan bahwa pembagian pekerjaan sama sekali tidak berarti terjadinya pengkotakan dalam organisasi. Memang benar bahwa dalam organogram terlihat berbagai jenis “kotak” sebagai wadah yang menunjukkan bahwa ke dalam “kotak” tersebutlah kegiatan tertentu “berinduk.” Tidak boleh ada satu “kotak” pun yang menjadi satu “pulau” tersendiri karena kegiatan dalam satu “kotak” itu berkaitan dengan kegiatan dalam “kotak” lain. Dengan perkataan lain, antara satu “kotak” dengan “kotak” lain terjadi interaksi dan terdapat interdependensi.

8. Kesatuan arah

Di muka telah ditekankan bahwa kejelasan tujuan menentukan arah yang harus ditempuh oleh organisasi yang dipilih untuk digunakan, juga tidak besaran organisasi, juga tidak jenis teknologi yang dimanfaatkan, juga terlepas dari kultur organisasi yang dianut. Justru semuanya itu harus lebih memperkokoh persepsi yang sama dan derap langkah yang seirama untuk menempuh satu, hanya satu arah tertentu.

9. Kesatuan komando

(10)

karena dalam kenyataan, setiap orang mempunyai lebih dari seorang atasan. Jumlahnya tergantung pada berbagai faktor seperti besaran organisasi, tipe struktur yang digunakan dalam pola pengambilan keputusan yang diterapkan. 10. Rentang kendali

Dikalangan teoritisi dan praktisi manajemen masih terdapat perdebatan yang sifatnya perenial tentang penerapan prinsip ini. Perdebatan dimaksud berkisar pada jawaban terhadap pertanyaan: Apakah rentang kendali ditujukan pada angka tentang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang pemimpin ataukah ada kriteria lain? Ada pakar yang memberikan angka tertentu, misalnya delapan orang bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif. Pandangan demikian ternyata tidak diterima secara “universal.” Pandangan yang lebih rasional dan mempunyai banyak “pengikut” mengatakan bahwa sifat pekerjaan para bawahan itulah yang menentukan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan. Menurut pandangan ini, makin banyak jumlah bawahan yang dapat diawasi oleh seorang pimpinan apabila:

a. Tugas yang dikerjakan oleh para bawahan bersifat rutin b. Prosedur yang harus ditempuh sudah baku

c. Standar mutu hasil pekerjaan sudah diketahui dengan jelas

d. Keterampilan operasional yang dituntut dari pelaksana tidak terlalu spesialistik

11. Sentralisasi versus desentralisasi

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam mengelola suatu organisasi ada hal – hal tertentu yang merupakan hak prerogatif manajemen. Artinya, ada kegiatan -kegiatan tertentu yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan sentralisasi. Akan tetapi sebaliknya, tidak sedikit kegiatan yang dapat dan bahkan sebaiknya didesentralisasikan penyelenggaraannya.

12. Departementalisasi

Seandainya semata – mata didasarkan pada pendapat bahwa organisasi mutakhir menuntut adanya pembagian tugas yang spesialistik, baik dilihat dari sudut pandang pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh para anggota organisasi maupun dari segi sarana dan prasarana yang digunakannya, jelaslah bahwa prinsip departementalisasi diperlukan, seperti aneka ragamnya bidang fungsional yang terdapat dalam organisasi, diversifikasi produk, kategorisasi pengguna produk yang dilayani dan berbagai proses terjadi.

PENGERTIAN KINERJA ORGANISASI

(11)

kondisi intern organisasi pengaruh lingkungan luar dan tenaga kerja atau pihak-pihak yang terlibat.

Ada beberapa pengertian kinerja organisasi menurut para ahli, diantaranya:

1. Swanson, mengungkapkan bahwa “kinerja organisasi mempertanyakan apakah tujuan atau misi suatu organisasi telah sesuai dengan kenyataan kondisi atau faktor ekonomi, politik, dan budaya yang ada; apakah struktur dan kebijakannya mendukung kinerja yang diinginkan; apakah memiliki kepemimpinan; modal dan infrastruktur dalam mencapai misinya; apakah kebijakan, budaya, dan sistem insentifnya mendukung pencapaian kinerja yang diinginkan; dan apakah organisasi tersebut menciptakan dan memelihara kebijakan-kebijakan seleksi dan pelatihan, dan sumber dayanya.”

2. Keban, mengungkapkan bahwa kinerja organisasi adalah sesuatu yang menggambarkan sudah sampai sejauh manakah sebuah kelompok telah melaksanakan seluruh kegiatan pokok sehingga bisa mencapai visi dan misi dari institusi tersebut.

3. Atmosudirjo, mengemukakan bahwa kinerja organisasi adalah sebagai efektivitas organisasi secara menyeluruh untuk kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan melalui usaha-usaha yang sistemik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus-menerus untuk mencapai kebutuhannya secara efektif.

ORGANISASI BERKINERJA TINGGI

Kadang kala, sebuah kinerja organisasi tidak sesuai dengan harapan atau rencana. Terdiri dari berbagai macam karakter, pendapat yang berbeda, ide-ide kreatif, hal-hal tersebut harus dipadukan menjadi satu di dalam organisasi agar kinerja organisasi dapat dimaksimalkan dengan baik.

Pada dasarnya, manajemen yang berhasil mengelola organisasi dibedakan dengan mereka yang tidak atau kurang berhasil oleh kemampuan mereka untuk menjadikan organisasi yang dipimpinnya menjadi organisasi berkinerja tinggi. Ciri – ciri utama organisasi berkinerja tinggi, antara lain :

(12)

2. Manajemen yang berhasil menjadikan organisasi berkinerja tinggi selalu berupaya agar dalam organisasi tersedia tenaga – tenaga berpengetahuan dan keterampilan tinggi serta oleh semangat kewirausahaan. Manajer demikian sangat peka terhadap kebutuhan dan perilaku para pengguna produk yang dihasilkannya yang berarti berusaha memahami kecenderungan – kecenderungan yang terjadi di pasaran. Tidak kalah pentingnya ialah kecekatan mereka untuk memanfaatkan setiap peluang yang timbul. Manajer yang efektif dan berusaha selalu berupaya menjadi cara kerja yang lebih efisien dan efektif. Sumber gagasan untuk perbaikan pun digalinya dari berbagai pihak, termasuk para pelanggan dan nasabahnya. Pendekatannya dalam pelaksanaan tugas bersifat inovatif. Mereka tidak segan mencoba hal – hal baru meskipun dengan risiko kegagalan sekalipun. Satu kegagalan dipangannya sebagai “keberhasilan yang tertunda” dan oleh karena itu tidak takut menghadapi kekurangan berhasilan dan mencobanya lagi hingga keberhasilan diraih

3. Pada organisasi berkinerja tinggi, para manajernya membuat komitmen yang kuat pada suatu rencana aksi stratejik, yaitu rencana aksi yang diharapkan membuahkan keuntungan finansial yang memuaskan dan yang menempatkan organisasi pada posisi bersaing yang dapat diandalkan. Para manajer organisasi bisnis yang berhasil memandang keunggulan kompetitif lebih baik apabila bersifat dominan sebagai kunci untuk meraih keuntungan yang lebih tinggi dan kinerja tinggi yang berkelanjutan.

4. Organisasi suatu perusahaan berkinerja tinggi adalah “hasil” dan memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya efektivitas dan produktivitas yang meningkat. Bagi mereka yang mencapai sasaran tepat pada waktu yang ditetapkan merupakan hal yang amat penting. Oleh karena itulah mereka bersedia membayar tinggi tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang secara kualitatis memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, apabila kualifikasi tersebut disertai oleh perilaku yang positif seperti loyalitas, dedikasi, kemauan bekerja sama dan kesediaan menerima tanggung jawab yang lebih besar ketimbang kemampuan menuntut hak

5. Salah satu sifat penting yang dimiliki oleh para manajer yang berhasil ialah kesediaannya membuat komitmen yang mendalam pada strategi yang telah ditentukan dan berupaya bersama seluruh komponen organisasi lainnya agar strategi tersebut membuahkan hasil yang diharapkan. Manajemen yang efektif pada umumnya berusaha memahami persyaratan – persyaratan internal apa yang harus terpenuhi agar implementasi strategi berhasil.

MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI

Perlu dipikirkan bagaimana cara yang terbaik untuk meningkatkan kinerja organisasi. Sebuah organisasi tidak bisa hanya berputar pada putaran yang sama, namun harus keluar dari arena putaran untuk membuat putaran yang lainnya. Ada 5 kunci dalam mendongkrak (meningkatkan) kinerja organisasi, diantaranya:

(13)

Para karyawan (anggota) membutuhkan spesifikasi. Informasi spesifik secara lengkap dengan tata cara pelaksanaan yang lebih baik dan terarah dengan sangat membantu stabilitas kinerja, sekaligus memperbaiki kekurangan. Manajer tidak perlu sibuk memandori dan karyawan tahu apa yang menjadi keinginan perusahaan, tentunya hal ini akan menunjang kreativitas. Hal ini bisa dicapai dengan manajemen job description (pembagian bidang kerja, tugas pokok dan fungsi, kewenangan, dll) yang baik. Point ii dapat pula diwujudkan dengan penempatan orang yang tepat pada bidang keahliannya 2. Konsistensi

Informasi sebaiknya tidak saling bertentangan. Misalnya penilaian berkala baik, tapi penilaian tahunan buruk. Inkonsistensi yang seperti ini dapat meresahkan dan mengganggu kinerja. Pada point ini, sistem monitoring dan evaluasi perusahaan harus mempunyai arah capaian atau target yang jelas. Hal ini akan mempermudah perusahaan dalam melihat perkembangan kemajuan yang telah dicapai dan data laporan yang akurat. Sehingga dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang baik

3. Waktu yang tepat menyampaikan pesan kepada satu dengan yang lain, dan mendapat balasan dari pihak yang menerimanya. Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Karena dengan komunikasi, dapat disampaikan tentang apa yang menjadi keluhan, keinginan, saran ataupun pendapat yang berada dalam pikiran seseorang. Melalui komunikasi juga, akan terjadinya penyatuan dan sinkronisasi antara atasan dengan bawahan. Sering kali adanya kesalahpahaman yang salah satu penyebabnya berasal dari komunikasi yang salah atau meleset (miscommunication).

5. Niat baik dan kerja sama

Antara pihak atasan dan bawahan, perlu adanya niat baik dan kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Umpan balik yang hanya bertujuan untuk menjatuhkan atau mempermalukan tidak akan menciptakan kondisi kerja yang sehat.

KESIMPULAN

(14)
(15)

Daftar Pustaka

Hasibuan, Malayu S. P. 2014. Organisasi & Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara

Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Jakarta: Rajawali Pers

Sembiring, Masana. 2012. Budaya & Kinerja Organisasi. Bandung: FokusMedia Siagian, Sondang P. 2012. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara

Tika, Moh. Pabundu. 2012. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara

(16)

Biodata

Nama : Jana Mila

Tempat, Tanggal Lahir : Batam, 01 Januari 2000

Alamat : Pondok Asri Indah, Sei. Panas, Batam

Agama : Kristen

Kewarganegaraan : Indonesia

No. Telepon : 081210497858

Email : janatay01@gmail.com

Pekerjaan : Konsultan keuangan

Riwayat pendidikan:

1. TK Ananda Batam (2003 – 2005) 2. SD Ananda Batam (2005 – 2008)

3. SD Kasih Bangsa Tangerang (2008 – 2011) 4. SMP Kasih Bangsa Tangerang (20011 – 2015) 5. SMA Kristen Immanuel Batam (2015 – 2017) 6. Universitas Putera Batam (2017 – sekarang)

Riwayat pekerjaan:

Referensi

Dokumen terkait

14 ada informasi kepada ibu agar memberikan tindakan pada anak yang mengalami ISPA seperti melakukan nafas dalam ataupun batuk efektif.Penelitian ini bertujuan untuk

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Terlebih lagi, kasus AKP di Turki dapat menjadi contoh untuk melihat pergulatan antara Islam dan demokrasi dimana di satu sisi, kelompok Islam berhasil memperoleh

untuk mengetahui apakah metode spektrofotometri visibel untuk penetapan kadar amoksisilin menggunakan pereaksi asetilaseton dan formalin memenuhi parameter validasi metode

MES yang dihasilkan pada proses sulfonasi masih mengandung produk- produk samping yang dapat mengurangi kinerja surfaktan sehingga memerlukan proses pemurnian. Menurut Satsuki,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu nilai perbandingan manfaat biaya peternakan sapi rakyat di Desa Belabori Kecamatan Parangloe

usia kerja, dengan kata lain TPAK Kota Pontianak pada tahun 2013 adalah sebesar

Himpunan bilangan riil Himpunan bilangan