Bab 3. MetodePenelitian
Bab 4. Hasil dan Pembahasan 4.1.Hasil Penelitian
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
2.1. 4.1.
4.2.
4.3.
Judul
Persyaratan Arang Aktif Standar Nasional Indonesia Data Absorbansi Larutan Standar Cr6+ dengan Metode Spektrofotometer Sinar Tampak
Penurunan Persamaan Garis Regresi Untuk Penentuan Konsentrasi logam Cr6+ Berdasarkan Pengukuran Intensitas Larutan Standar Cr6+ Hasil Penetuan Konsentrasi logam Cr6+ Dalam Limbah Elektroplating
Halaman
10
32
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
2.1. 2.3. 4.1. 4.2.
4.3.
Judul
Tanaman Salak 1,5-difenilkarbazida
Kurva kalibrasi larutan standar logam Cr6+
Kurva % daya serap arang aktif dengan variasi waktu kontak
Kurva % Daya serap arang aktif dengan variasi massa
Halaman
6 13 26
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran 1.
2.
3. 4. 5.
Judul
Baku Mutu Limbah Cair Pelapisan Logam Data Hasil Pengukuran Absorbansi Limbah Cair Elektroplating dengan Spektrofotometer visibel dengan λ = 540 nm
Persentase Penyerapan Logam Cr6+ dalam Limbah cair Elektroplating Variasi waktu kontak
Perhitungan Persentase penyerapan logam Cr6+ dalam limbah cair elektroplating variasi massa arang aktif Perhitungan Karakterisasi Arang Aktif Biji Salak
Halaman 50
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Air merupakan zat yang penting dalam kehidupan makhluk hidup didunia. Namun saat ini, sebagian besar air telah tercemar oleh polutan-polutan berbahaya yang dapat menimbulkan masalah bagi kehidupan. Air buangan atau limbah cair yang berasal dari kegiatan industri merupakan penyebab utama terjadinya pencemaran air (Wardhana, 1995). Berbagai polutan telah dilaporkan sebagai bahan berbahaya, salah satu diantaranya adalah logam berat yang telah dilaporkan baik di Negara maju maupun Negara yang sedang berkembang (Darmono, 1995).
Menurut Darmono (2006), logam berat yang berbahaya terutama yang mencemari lingkungan adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), arsen (As), kadmium (Cd), krom (Cr), dan nikel (Ni). Logam kadmium (Cd) merupakan unsur logam berat yang paling beracun setelah Merkuri (Hg). Krom merupakan logam berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan lingkungan. Krom mempunyai daya racun yang tinggi dan dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut serta keracunan kronis. Efek samping dari bentuk krom hexavalen pada kulit adalah termasuk dermatitis, dan reaksi alergi kulit. Selain itu menyebabkan timbulnya gejala pernafasan termasuk batuk, sesak napas, dan hidung gatal. Logam-logam tersebut dapat terakumulasi dalam rantai makanan, maka perhatian yang serius telah dilakukan untuk menemukan metode yang efektif dan efisien untuk menghilangkannya dari air limbah industri (Darmono, 1995).
adsorpsi, pertukaran ion (ion exchange), dan pemisahan dengan membran. Proses adsorpsi lebih banyak dipakai dalam industri karena lebih ekonomis dan juga tidak menimbulkan efek samping yang beracun serta mampu menghilangkan bahan-bahan organik.
Penggunaan bahan biomaterial sebagai penyerap ion logam berat merupakan alternatif yang dapat digunakan. Sejumlah biomaterial seperti lumut, daun teh, sekam padi serta beberapa organisme air, begitu juga dari bahan nonbiomaterial sepertip erlit, tanah gambut, lumpur aktif dan lain-lain telah digunakan sebagai bahan penyerap logam-logam berat dalam air limbah (Hariani dkk,2009). Berbagai jenis adsorben telah digunakan untuk menghilangkan logam berat. Contoh adsorben adalah berbagai variasi limbah c a i r yang digunakan untuk menghilangkan ion logam berat seperti arang aktif sekam padi untuk menghilangkan logam Cr dengan persentase serapan 87.24% (Khan,2004), serbuk gergaji kayu karet untuk menghilangkan logam Cr6+ dengan persentase daya serap 98.89% (Raja,2006), biji salak untuk menghilangkan Cr (VI) dengan persentase serapan 94.28% (Aji dkk, 2012).
Biji salak terkenal memiliki tekstur yang sangat keras. Menurut Bewley et al. (2013) tekstur biji yang sangat keras disebabkan oleh tumpukan hemiselulosa dalam dinding sel yang sangat tebal yang merupakan cadangan makanan utama bagi embrio biji tersebut. Bewley juga menyebutkan bahwa hemiselulosa yang paling sering muncul dalam biji adalah dalam bentuk mannan, yakni polimer manosa rantai panjang (antar manosa berikatan secara β1→4) dengan kemungkinan kecil terdapat sedikit rantai samping berupa gulalain (berikatan secara α 1→6 dengan rantai utama mannan) yang utamanya adalah galaktosa. Jumlah rantai cabang galaktosa yang sangat sedikit pada mannan atau dapat disebut sebagai mannan murni dalam biji, menyebabkan mannan tersebut tidak larut dalam air (Aji,2012).
secara fisika pada suhu tanur 800oC dengan metode batch dan kolom yang filtratnya kemudian dianalisa dengan uv-visible.
Berdasarkan hasil uraian tersebut, peneliti tertarik untuk memanfaatkan biji salak sebagai adsorben yang diaktivasi secara kimia dan diaplikasikan untuk menurunkan kadar kromium (VI) dalam limbah cair elektroplating.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu:
1. Berapakah kandungan logam Kromium (VI) yang terdapat dalam limbah cair Elektroplating.
2. Bagaimana kapasitas adsorpsi arang aktif biji salak yang diaktivasi secara kimia dapat menurunkan kadar logam kromium (VI) dalam limbah cair Elektroplating.
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini masalah dibatasi pada:
1. Salak diperoleh dari daerah Tanjung anom Deli serdang 2. Karbonisasi dilakukan pada suhu 600oC
3. Aktivasi yang digunakan adalah secara kimia dengan H3PO4 10% sebagai
aktivator
4. Limbah yang akan diteliti diambil dari limbah cair elektroplating Politeknik Negeri Medan
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. untuk mengetahui kandungan logam Cr6+ dalam limbah cair elektroplating 2. untuk mengetahui kapasitas adsorpsi arang aktif biji salak yang diaktivasi
secara kimia oleh H3PO4 10% terhadap kromium (VI) yang terdapat dalam
limbah cair elektroplating.
1.5. Manfaat Penelitian
Memberikan informasi kepada masyarakat umum, mahasiswa, maupun industri mengenai pemanfaatan biji salak yang dapat digunakan sebagai adsorben alternatif terhadap limbah Bahan berbahaya dan beracun untuk lebih memanfaatkan bahan-bahan yang selama ini dianggap tidak berguna yang hanya akan dibuang.
1.6. Lokasi Penelitian
1. Pengambilan sampel limbah cair elektroplating dilakukan di Politeknik Negeri Medan
2. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA USU Medan.
1.7. Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium yang meliputi beberapa tahapan: 1. Pembuatan larutan 1,5-difenikarbazida 0,5%.
2. Pembuatan larutan seri standar kromium 0.20; 0.40; 0.60; 0.80 dan 1.00 mg/L.
3. Preparasi sampel limbah cair elektroplating.