• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause - Hubungan Antara Keparahan Penyakit Periodontal Secara Klinis dengan Kehilangan Tulang Alveolar Pada Perempuan Menopause

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause - Hubungan Antara Keparahan Penyakit Periodontal Secara Klinis dengan Kehilangan Tulang Alveolar Pada Perempuan Menopause"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menopause

Seiring dengan bertambahnya usia, banyak hal yang terjadi dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun, pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan terjadi banyak perubahan pada fungsi tubuh manusia. Perubahan tersebut biasanya terjadi pada proses menua. Perubahan-perubahan itu banyak terjadi pada perempuan karena pada proses menuanya perempuan terjadi suatu fase. Fase tersebut disebut menopause.2

2.1.1 Pengertian Menopause

Kata menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu minminos (bulan) dan

pafsis (penghentian).21 Menopause sebagai berhentinya menstruasi disebabkan oleh hilangnya aktivitas folikel ovarium. 2,21 Umumnya menopause terjadi ketika seorang perempuan sudah 12 bulan atau lebih tidak lagi menstruasi tanpa sebab yang pasti dan bukan disebabkan oleh hal yang patologis.2

Pedoman WHO 1996 dan Stages of Reproductive Aging Workshop (STRAW) 2001 menyebutkan bahwasannya menopause adalah periode menstruasi terakhir yang terjadi pada usia 51 tahun.22,23,24 Meski 51 tahun merupakan usia rata-rata menopause, namun menopause biasanya terjadi pada usia antara 45 hingga 58 tahun dan dapat terjadi lebih awal pada beberapa perempuan.25 Sebagian besar perempuan mulai mengalami gejalanya pada usia 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan perempuan mengalami gejalanya kurang dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun.2,26

Gejala-gejala yang terjadi pada masa menopause yaitu sebagai berikut

(2)

bertambah gemuk, sering tidak mampu untuk menahan kencing, stress dan depresi, nyeri otot sendi, hot flush atau sering terasa panas, terjadinya kekeringan pada vagina karena berkurangnya produksi lendir pada vagina, terjadinya gangguan pada tulang, gelisah, khawatir, sulit konsentrasi dan mudah lupa.15

2.1.2 Tahapan Menopause

Menopause terdiri dari empat tahap antara lain (Gambar 2.1) :

1) Pramenopause, yaitu waktu sebelum periode menstruasi berakhir, biasanya sebelum gejala mulai muncul.25 Sebelum terjadinya menopause biasanya didahului dengan fase pramenopause, dimana masa ini merupakan peralihan dari masa subur menuju tidak adanya pembuahan.2 Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala pramenopause pada usia 40-an.2,15 Pramenopause seringkali mempunyai dua pengertian yaitu satu atau dua tahun segera sebelum menopause atau pada semua periode reproduktif sebelum menopause. Namun pramenopause, sebagai permulaan transisi klimakterik sering dimulai 2-5 tahun sebelum menopause.2 Pada fase ini seorang perempuan akan mengalami kekacauan menstruasi, terjadi perubahan psikologis dan fisik yang berlangsung selama antara 4-5 tahun.26,27 Gejala yang timbul pada masa pramenopause adalah siklus menstruasi tidak teratur, perdarahan menstruasi memanjang, jumlah darah

menstruasi menjadi lebih banyak, serta adanya rasa nyeri saat menstruasi.15,28 2) Perimenopause, yaitu waktu di sekitar menopause saat pendarahan menstruasi

(3)

Konsentrasi FSH meningkat disebabkan oleh penurunan eksponensial pada folikel ovarium gonadotropin-sensitif yang mendekati menopause.29 Gejala-gejala yang timbul pada masa perimenopause yaitu siklus menstruasi menjadi tidak teratur, siklus menstruasi menjadi lebih panjang.15

3) Menopause, yaitu masa berhentinya menstruasi, tenggang waktu sekitar satu sampai dua tahun.30Fase ini terjadi akibat adanya perubahan kadar hormon dalam tubuh yaitu menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh.15 Pada periode ini perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol.26,27 Menopause rata-rata terjadi pada usia 45-58 tahun.25

4) Pascamenopause, yaitu waktu dalam kehidupan perempuan setelah periode menstruasi berhenti paling tidak satu tahun.25 Pascamenopause terjadi saat perempuan telah mengalami menopause.3,15 Fase ini terjadi dua tahun setelah berhenti menstruasi yang disertai kadar estrogen sangat rendah.27 Pascamenopause biasanya terjadi pada usia diatas 60-65 tahun. Perempuan sudah beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik serta keluhan makin berkurang.26,27 Pada masa pascamenopause seorang perempuan akan mudah sekali mengidap penyakit jantung dan pengeroposan tulang (osteoporosis).15

(4)

2.1.3 Penyebab Menopause

Tubuh perempuan mempunyai persediaan sel telur atau ovum dengan jumlah yang terbatas dan masa menopause itu terjadi ketika ovarium atau indung telur telah kehabisan sel telur atau ovum, hal ini menyebabkan produksi hormon dalam tubuh terganggu yaitu berhentinya produksi hormon perempuan yang tidak lain adalah hormon estrogen dan progesteron.15

Penurunan fungsi hormon dalam tubuh akan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi tubuh dan gejala-gejala menopause akan mulai timbul dan terasa meskipun menstruasi masih datang. Saat itu akan mulai terlihat adanya perubahan pada haid yang mungkin menjadi lebih lama atau lebih singkat dan untuk jumlah darah menstruasi yang dikeluarkan menjadi tidak konsisten yaitu relatif lebih banyak dari sebelumnya.15

Hormon merupakan pembawa pesan kimia yang dilepaskan dalam sistem peredaran darah yang akan dipengaruhi organ yang ada di seluruh tubuh. Hipotalamus akan mengontrol menstruasi dengan mensekresikan hormon gonadotropin ke kelenjar pituitari. Selama masa reproduksi kelenjar pituitari akan

merespon dengan memproduksi dua hormon yaitu follicle-stimulating hormone

(FSH) dan luteiningsing hormone (LH). Hormon ini akan menentukan jumlah hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium atau indung telur.15

Hormon FSH akan merangsang produksi ovum atau sel telur dan hormon LH akan merangsang terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur. Ketika akan mendekati masa menopause maka ovulasi akan semakin jarang terjadi. Hal ini yang akan menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur dan tidak menentu sampai pada akhirnya sama sekali berhenti. Sehingga untuk mengimbanginya maka tubuh akan lebih banyak mensekresikan hormon FSH dan LH agar mampu merangsang produksi ovum atau sel telur.15

(5)

timbulnya gelisah, depresi, mudah tersinggung atau marah, libido menjadi rendah, dan bertambahnya berat badan.15

Bukan berarti karena hormon estrogen turun secara drastis setelah ovarium tidak lagi memproduksi sel telur atau ovum (sampai dengan 60%), hormon ini tidak akan hilang seluruhnya dalam tubuh. Tubuh akan menemukan cara untuk memproduksinya. Ketika kelenjar adrenal memproduksi androstenedion yang akan diubah menjadi estron sehingga sangat penting untuk tetap menjaga tubuh tetap sehat dengan gaya hidup sehat dan mengelola stress. Hal ini dikarenakan dalam keadaan stress maka kelenjar adrenal tidak sanggup untuk memproduksi androstenedion.15

2.2 Perubahan Jaringan Periodontal pada Menopause

Ada empat momen di mana seorang perempuan lebih berisiko terhadap penyakit periodontal, yaitu setelah menopause, pubertas, kehamilan, dan saat menstruasi.31 Perubahan jaringan periodontal yang biasa terjadi pada menopause adalah menipisnya keratinisasi pada epitel, berkurangnya aliran saliva, mulut kering, jaringan gingiva berwarna merah atau kepucatan, pendarahan pada saat probing dan

menyikat gigi.14

Umumnya pada perempuan menopause mengalami penurunan kadar estrogen dengan cepat sehingga dapat menyebabkan kehilangan tulang sistemik. Kehilangan

tulang pada perempuan pascamenopause diprediksi meyebabkan kehilangan gigi setiap 1% pertahunnya, menurunnya kepadatan mineral tulang di seluruh tubuh dan resiko kehilangan gigi meningkat empat kali lipat. Selain itu, perempuan dengan osteoporosis yang parah, tiga kali lebih mungkin menjadi edentulus dibandingkan yang sehat (dengan kontrol usia yang sama).20

(6)

dengan kehilangan tulang sistemik merupakan multifaktorial dan belum sepenuhnya dipahami. 20

Namun, American Academy of Periodontology menganggap osteoporosis merupakan faktor risiko pada penyakit periodontal. Faktanya, kehilangan tulang alveolar tidak hanya berkaitan dengan osteoporosis tetapi juga dengan osteopenia. 20 Osteopenia adalah pengurangan massa tulang akibat ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang yang mendukung resorpsi dan mengakibatkan demineralisasi serta osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan massa tulang rendah dan kerapuhan serta berakibat meningkatnya resiko fraktur.32

Pada kebanyakan perempuan, puncak massa tulang terjadi antara 20 sampai 30 tahun. Menopause mempercepat turunnya massa tulang. Diperkirakan bahwa 25 juta orang Amerika mengalami osteoporosis, 80% diantaranya adalah perempuan. Beberapa penelitian yang sedang berlangsung memeriksa hubungan osteoporosis primer pada pascamenopause dengan kepadatan tulang mineral maksila/mandibula, gigi, atrofi alveolar ridge, dan kehilangan perlekatan periodontal. Banyak bukti

terbaru menunjukkan adanya kemungkinan hubungan antara osteoporosis dan kehilangan gigi serta kehilangan tulang alveolar.32

Kepadatan mineral tulang juga telah diteliti berhubungan dengan hilangnya

perlekatan ligamen periodontal. Perempuan pascamenopause yang memiliki kepadatan mineral tulang tinggi akan lebih mudah mempertahankan gigi dibandingkan mereka dengan kepadatan tulang rendah atau dengan osteoporosis, bahkan jika individu tersebut memiliki poket periodontal (tanda penyakit periodontal). Temuan ini menjelaskan pada perempuan osteoporosis ditemukan secara signifikan kehilangan perlekatan yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan yang tidak osteoporosis. 20

(7)

Penelitian lain menunjukkan hubungan yang lemah antara perubahan ketinggian tulang alveolar (pada penyakit periodontal, turunnya tinggi tulang) dengan level perlekatan. Meskipun adanya hubungan bisa terjadi, tetapi hubungan itu masih kompleks dan diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Para penulis tidak menemukan hubungan yang jelas antara level perlekatan klinis dengan kepadatan mineral tulang pada tulang belakang lumbar, tetapi mereka mengakui adanya kaitan kehilangan perlekatan yang mendahului hilangnya tulang alveolar dalam waktu yang signifikan.20

Beberapa penelitian menemukan adanya kemungkinan hubungan antara kepadatan tulang di rahang dengan kepadatan di seluruh tulang. Hilangnya kepadatan mineral tulang di pinggul, pergelangan tangan, dan daerah lumbal berkaitan dengan rendahnya kepadatan tulang di rahang bawah. Selain itu, kepadatan tulang belakang lumbar berhubungan dengan kepadatan korteks mandibula pada menopause dan kepadatan kedua korteks dengan tulang cancellous pada menopause. 20

Namun, apa pun hasil pengukuran statistik tersebut, kerentanan terjadinya periodontitis meningkat secara progresif saat perempuan sudah memasuki menopause

dan penyebab utamanya adalah plak bakteri. Perlindungan terbaik terhadap rentannya terjadi peningkatan yaitu melakukan perawatan gigi untuk menghilangkan plak bakteri. 20

2.3 Mekanisme Keparahan Penyakit Periodontal pada Menopause

(8)

Gambar 2.2. Skema bagaimana defisiensi estrogen menyebabkan penyakit periodontal yang parah.20

Defisiensi estrogen merupakan faktor risiko terjadinya penyakit periodontal. Defisiensi estrogen menghasilkan sitokin yang mengakibatkan resorpsi tulang yang diproduksi oleh sel imun (monosit dan makrofag) serta osteoblas. Ketika kondisi ini dimodulasi oleh adanya lapisan biofilm, faktor resorpsi tulang seperti lipopolisakarida dan toksin bakteri akan menyebabkan sistem imun memproduksi sitokin inflamatori yang menghasilkan osteoklas lebih banyak sehingga menyebabkan resorpsi tulang.

(9)
(10)

2.4 Kerangka Teori

Perempuan Menopause

Penyakit Periodontal Parah

Tahapan Menopause:

1. Pramenopause 2. Perimenopause 3. Menopause

4. Pascamenopause Penurunan Hormon

Estrogen

 Keratinisasi epitel menipis

 Aliran saliva berkurang

 Mulut kering

 Jaringan gingiva berwarna merah atau pucat

 Pendarahan saat probing dan menyikat gigi

 Massa tulang berkurang

 Kehilangan perlekatan

(11)

2.5 Kerangka Konsep

Menopause

Keparahan penyakit periodontal & kehilangan

tulang alveolar

 Pekerjaan

 Pemeliharaan

kesehatan gigi & mulut

 Umur

Oral Hygiene

 Periodontitis

 Tingkat

Gambar

Gambar 2.1. Fase klimakterium.28
Gambar 2.2. Skema bagaimana defisiensi estrogen menyebabkan penyakit periodontal yang parah.20

Referensi

Dokumen terkait

Cara pengayakan dalam metode ini, sampel terlempar ke atas secara vertikal dengan sedikit gerakan melingkar sehingga menyebabkan penyebaran pada sampel dan terjadi

Pengolahan biji nangka menjadi makanan keripik biji nangka memberikan alternatif lain kepada masyarakat untuk mengkonsumsi buah nangka dalam bentuk produk olahan lain

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif dan signifikan status ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi; (2) ada hubungan

Pemboleh ubah yang dikaji hanya skop kreativiti pelajar, skop persepsi pelajar terhadap amalan pengajaran guru, dan skop strategi keusahawanan dalam mengenal pasti peluang

Pemanfaatan internet juga bisa memberikan dampak negatif, yaitu : a) berkurangnya sifat sosial, b) merubah pola interaksi sosial; c) kecenderungan berbuat kejahatan; d)

Sebagai pendidik di lembaga pendidikan harusnya dapat membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), secara terperinci kegiatan tersebut harus jelas mulai dari

Perbandingan hipertensi lebih banyak menyerang perempuan dari pada laki – laki Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis hubungan aktifitas fisik dengan derajat

Sebagai contoh misalnya kita memiliki proyek konstruksi basement dengan volume galian 12.000 m3 berapa jumlah excavator dan dump truck