• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kedaulatan Negara Penerima Modal Asing Dalam Pengaturan Penanaman Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kedaulatan Negara Penerima Modal Asing Dalam Pengaturan Penanaman Modal"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Segala kebijakan di bidang pembangunan yang terkait dengan penanaman

modal harus ditujukan untuk mencapai sebesar-besarnya kesejahteraan bagi

seluruh rakyat Indonesia. Hal ini sejalan dengan apa yang diamanahkan oleh Pasal

33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Didalam Pasal

33 ayat (2) dirumuskan bahwa, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara

dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Oleh

karena itu, pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara terencana,

cermat, terukur dan proporsional. Untuk melaksanakan pembangunan tersebut,

tidak dipungkiri membutuhkan modal yang tidak sedikit. Bila hanya

mengandalkan modal dari sumber dana pemerintah, hampir dipastikan agak sulit

untuk mencapai pembangunan yang dicita-citakan tersebut. Untuk itu perlu dicari

sumber dana lain.26

Pembangunan itu tidak boleh menimbulkan keengganan apalagi menolak

sama sekali untuk memanfaatkan potensi-potensi modal, teknologi, dan keahlian

yang tersedia di luar negeri selama hal itu semua benar-benar diabdikan kepada

kepentingan ekonomi rakyat tanpa mengakibatkan ketergantungan kepada luar

negeri. Tegasnya harus dibuka pintu bagi Penanam Modal Asing (PMA) dengan

26

(2)

pranata hukum investasi, sehingga diharapkan ada payung hukum yang jelas bagi

pelaksanaan kegiatan penanaman modal di Indonesia.27

Globalisasi ekonomi dewasa ini telah melahirkan berbagai kejadian baru

dalam perkembangan ekonomi dunia, yaitu terjadinya era pasar bebas

internasional, interdepedensi sistem yang baik dalam bidang politik maupun

ekonomi, lahirnya berbagai lembaga ekonomi internasional, pengelompokan

negara dalam kawasan ekonomi regional, maju pesatnya pelaku ekonomi

transnational corporation, dan lahirnya military industrial complex. Hal ini tidak

dapat dilaksanakan dalam kevakuman hukum dan kaidah-kaidah hukum sangat

diperlukan untuk mengatur mekanisme hubungan agar tidak menjadi konflik

kepentingan dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa.28

Era globalisasi menjadikan batas non fisik antarnegara semakin sulit untuk

dibedakan dan bahkan cenderung tanpa batas (borderless state). Dampak yang

sangat terasa terjadinya globalisasi yakni arus informasi yang begitu cepat sampai

di tangan masyarakat. Jadi tidaklah mengherankan, jika berbagai pihak khususnya

kalangan pebisnis sangat memburu informasi, sebab siapa yang menguasai

informasi dialah yang terdepan. Demikian juga halnya arus transportasi dari satu

negara ke negara lain, begitu cepat dan mudah diakses oleh masyarakat. Hal ini

semua tentu berkat dukungan teknologi yang digunakan dan dikembangkan oleh

ahlinya. Dengan semakin dekatnya batas satu negara dengan negara lain peluang

untuk berinvestasi, terlebih lagi hampir semua negara dewasa ini sudah membuka

diri bagi investor asing, sangat terbuka luas.29

27

Ibid. hlm. 34. 28

Abdul Manan, Peranan Hukum dalam Pembangunan Ekonomi (Jakarta : Kencana, 2014), hlm.3-4.

29

(3)

Penanaman modal merupakan sektor utama yang sangat diandalkan oleh

Negara-negara di dunia untuk menggerakan roda perekonomian negara.

Penanaman modal asing dapat berperan dalam pembangunan ekonomi,

meningkatkan produksi, memberi perluasan kesempatan kerja, mengolah

sumber-sumber potensi ekonomi dalam negeri. Penanaman modal asing diharapkan dapat

pula ikut berperan dalam meningkatkan taraf hidup mayarakat dan pembangunan

ekonomi pada umumnya. Penanaman modal asing juga dipandang sebagai bidang

yang sangat menguntungkan bagi negara tuan rumah (host country), karena

dengan adanya penanaman modal asing ini, negara penerima modal asing dapat

menjamin dan mengalihkan modal dalam negeri yang tersedia untuk digunakan

bagi kepentingan publik.30

Penanaman modal asing ke negara sedang berkembang pada prinsipnya

bersangkutan dengan tiga hal pokok yaitu, ekonomi, politik dan hukum. Tiga

faktor tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap masuknya modal asing ke

suatu negara. Dalam praktik masuknya penanaman modal asing ke suatu negara

dengan perhitungan ekonomis saja kadang dapat mudah dilakukan, tetapi aspek

politik dan hukum sebenarnya yang memegang peranan penting dalam efektivitas

operasi modal asing tersebut. Bagi negara sedang berkembang termasuk dalam

bagian dari pada rencana pembangunan ekonomi negara tersebut.31

Penanaman modal asing telah berkembang pesat pada akhir abad ke-20

melebihi perkembangan perdagangan internasioanal dan mempunyai keterkaitan

secara prinsip dengan ekonomi nasional. Penanaman modal asing sejak tahun

30

M. Sornarajah, The Internasional Law Foreign Investment, (dalam) An An Chandrawulan, Hukum Perusahaan Multinasional, Liberalisasi Hukum Perdagangan Internasional dan Hukum Penanaman Modal (Bandung : Alumni, 2011), hlm 1.

(4)

1995 telah meningkat sebesar 40 %, mengalir dari negara maju ke negara

berkembang.32

Bagi Indonesia sendiri penanaman modal asing di Indonesia menjadi

sesuatu yang sifatnya tidak dapat dihindarkan (inevitable), bahkan mempunyai

peranan yang sangat penting dan strategis dalam menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional. Hal ini disebabkan pembangunan nasional Indonesia

memerlukan pendanaan yang besar untuk dapat menunjang tingkat pertumbuhan

ekonomi yang diharapkan. Kebutuhan pendanaan tersebut tidak hanya dapat

diperoleh dari sumber-sumber pendanaan dalam negeri, tetapi juga dari luar

negeri.33

Hal itu yang menyebabkan penanaman modal asing menjadi salah satu

sumber pendanaan luar negeri yang strategis dalam menunjang pembangunan

nasional, khususnya dalam pengembangan sektor riil yang pada gilirannya

diharapkan akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja secara luas.34

Seiring perkembangan waktu, negara-negara dewasa ini tengah menuju tahap

integrasi ekonomi yang baru dengan kehadiran penanaman modal langsung ke

bidang atau sektor yang semakin luas.35

Termasuk Indonesia sebagai negara dikawasan ASEAN, saat ini telah

menyepakati integrasi pasar yaitu Asean Economic Community (AEC) 2015

bersama negara-negara anggota ASEAN lainnya, dimana dengan adanya AEC

2015 ini maka akan terjadi pergerakan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja

(5)

terampil dan juga arus modal yang lebih bebas, hal ini tentu akan mendorong

peningkatan jumlah investor untuk menanamkan modalnya ke Indonesia.

Selain kesepakatan integrasi pasar negara-negara ASEAN yang tahun ini

mulai berlangsung, sebelumnya juga telah menjadi pokok perhatian yaitu

kesepakatan-kesepakatan atau perjanjian-perjanjian baik bilateral maupun

multilateral terkait dengan masuknya arus modal terutama melalui investasi,

seperti General Agreement On Tariff and Trade (GATT), Asean China Free trade

Area (ACFTA) dan kesepakatan-kesepakatan internasional lainnya dimana

kesepakatan-kesepakatan internasional tersebut melahirkan suatu prinsip-prinsip

yang kemudian harus dipedomani dan melekat kepada setiap negara-negara yag

menyepakatinya, terutama dalam membuat suatu produk hukum nasional yang

mengatur masalah-masalah yang menjadi objek dalam kesepakatan tersebut, yang

dalam hal ini penanaman modal merupakan salah satunya. Prinsip-prinsip tersebut

bertambah luas penerapannya sampai pada masalah-masalah yang terkait dengan

pembangunan suatu negara melalui peraturan penanaman modal asing.36

Selain itu, terhadap negara-negara anggota World trade Organisation

(WTO), yang telah meratifikasi kesepakatan perjanjian tentang pembentukan

WTO yang mana merupakan produk hukum Putaran Uruguay terutama Indonesia,

melalui Undang-Undang Nomor 7 tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement

Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi

Perdagangan Dunia), berakibat kepada terikatnya negara tidak saja pada

Perjanjian Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia tetapi juga terikat kepada

36

(6)

seluruh kesepakatan yang dihasilkan selama Putaran Uruguay, termasuk

didalamnya Agreement onTRIM’s dan GATS.37

Penataan masalah-masalah investasi dalam kerangka WTO telah

mengarah pada pembentukan sebuah rezim investasi multilateral,38 konsekuensi

dari hadirnya rezim investasi multilateral adalah semakin terdesaknya kedaulatan

negara untuk mengatur sendiri investasi asing yang berada diwilayah hukum

negara tersebut.39

Berdasarkan uraian diatas, menarik kemudian untuk mengkaji masalah kedaulatan

negara penerima penerima modal asing dalam membuat suatu peraturan

penanaman modal kedalam skripsi penulis.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini

adalah :

1. Bagaimana hubungan kedaulatan negara dengan penanaman modal ?

2. Bagaimana pengaturan penanaman modal baik secara nasional maupun secara

internasional?

3. Bagaimana pengaruh suatu perjanjian internasional terhadap kedaulatan

negara penerima modal asing dalam membuat suatu regulasi penanaman

modal?

37Ibid

, hlm. 13. 38

Ibid, hlm. 15. 39Ibid

(7)

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan penulisan

Adapun tujuan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah :

a. Untuk mengetahui hubungan antara kedaulatan negara dengan penanaman

modal

b. Untuk mengetahui pengaturan penanaman modal baik secara nasional

maupun secara internasional

c. Untuk mengetahui pengaruh suatu perjanjian internasional yang dibuat

oleh negara penerima modal asing terhadap kedaulatan negaranya didalam

membuat suatu regulasi penanaman modal

2. Manfaat penulisan

Manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah :

a. Secara teoritis

Diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan ilmu hukum, khususnya pengetahuan ilmu hukum ekonomi.

b. Secara praktis

Dapat diajukan sebagai bahan pedoman dan rujukan bagi rekan-rekan

mahasiswa, masyarakat, praktisi hukum, dan pemerintah agar lebih

mengetahui dan memahami tentang batasan – batasan dalam membuat suatu

regulasi dalam bidang penanaman modal, terutama penanaman modal asing

dikaitkan dengan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

peraturan lainnya yang terkait baik dalam skala nasional maupun

(8)

memenuhi persyaratan-persyaratan formal sebagai suatu peraturan, tetapi

menimbulkan rasa keadilan dan kepatutan yang dilaksanakan atau ditegakkan

dalam kenyataannya.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pemeriksaan dan hasil penelitian yang ada, skripsi ini

berjudul “Kedaulatan Negara Penerima Modal Asing dalam Pengaturan

Penanaman Modal” belum pernah dibahas oleh mahasiswa lain di lingkungan

Universitas Sumatera Utara. Beberapa skripsi yang sudah pernah ditulis terkait

dengan penanaman modal antara lain, Beberapa Permasalahan Penanaman Modal

Asing dalam Hubungannya dengan Hukum Ekonomi Internasional oleh Elvira

Dewi Ginting, tahun 2003 mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara, kemudian Tinjauan Hukum Ekonomi Internasional Terhadap Penanaman

Modal Asing dalam Upaya Restrukturasi Perekonomian Indonesia tahun 2000,

juga mahasiswa Fakultas Hukum Sumatera Utara.

Perbedaan antara tulisan ini dengan berbagai tulisan yang sudah ada diatas

terletak pada materi pembahasan tentang penanaman modal asing yang dikaitkan

dengan kedaulatan negara. Dengan demikian ciri khas tulisan ini adalah

pembahasan mengenai kedaulatan negara penerima modal asing, bagaimana

pengaruh faktor eksternal seperti perjanjian internasional terhadap kedaulatan

negara penerima modal asing, terutama dalam hal pengaturan penanaman

modalnya, yang belum pernah dijumpai di tulisan-tulisan sebelumnya yang

membahas tentang penanaman modal asing.

Penulisan skripsi ini asli disusun oleh penulis sendiri dan bukan plagiat

(9)

dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan penanaman modal

dan kedaulatan negara serta Peraturan Pemerintah dan kesepakatan – kesepakatan

multilateral yang mengatur tentang penanaman modal, baik melalui literatur yang

diperoleh dari perpustakaan atau media cetak maupun media elektronik.

Bila di kemudian hari ternyata terdapat judul yang sama atau telah ditulis

oleh orang lain dalam bentuk skripsi sebelum skripsi ini dibuat, maka hal itu dapat

dimintakan pertanggungjawabannya.

E. Tinjauan Pustaka

1. Kedaulatan negara

Kedaulatan negara diartikan sebagai suatu kekuasan tertinggi negara atas

wilayahnya tanpa ada campur tangan dari pemerintah negara lain. Kedaulatan

merupakan kekuasaan tertinggi suatu negara yang berlaku atas seluruh wilayah

dan segenap rakyat dalam negara itu.40 Kedaulatan ini mempunyai empat sifat

yaitu asli, permanen, tidak terbagi-bagi dan tidak terbatas.

Schwarzenberger, secara singkat menjelaskan bahwa kedaulatan berarti

kekuasaan tertinggi (omnipotence) yang hanya dimiliki oleh negara. Kemudian

Louis Henkin berpendapat bahwa kedaulatan digunakan untuk menggambarkan

otonomi dan kekuasaan negara untuk membuat aturan-aturan hukum (hukum

nasional) yang berlaku di wilayahnya dan membuat lembaga-lembaga negara.

Dalam kedaulatan juga terefleksikan kekuasaan negara untuk mengadakan

hubungan internasional dan tindakan-tindakan lain sebagai perwujudan

40

(10)

kedaulatannya.41 Sedangkan Mochtar Kusumaatmadja menyebutkan bahwa

pengertian kedaulatan negara sebagai kekuasaan tertinggi yang mengandung dua

pembatasan penting. Pertama, kekuasaan itu terbatas pada batas-batas wilayah

negara yang memiliki kekuasaan itu. Kedua, kekuasaan itu berakhir dimana

kekuasaan suatu negara dimulai.42

Yang dianggap orang pertama yang membahas persoalan kedaulatan

adalah Jean Bodin (1530-1595), dimana dimasukan kedaulatan itu kedalam ,

ajaran politik (bahasa Belanda : souvereiniteit; bahasa Inggris : souvereignity;

bahasa Perancis : souverainite; bahasa Italia : sovranus; bahasa Latin : superanus,

yang artinya supremasi = di atas dan menguasai segala-galanya). Sehingga

kedaulatan dapat diartikan kekuasaan yang tertinggi yaitu kekuasaan yang tidak

berasal dan tidak di bawah kekuasaan lain. Bodin juga menggunakan kata

kedaulatan ini dalam hubungannya dengan negara, yakni sebagai ciri negara,

sebagai atribut negara yang membedakan negara dari persekutuan-persekutuan

lainnya. 43

Definisi “kedaulatan” menurut Jean Bodin ini hanya meninjau

souvereiniteit dalam hubungannya dengan masyarakat di dalam negeri itu saja.

Jadi perumusannya bersifat intern, karena pada waktu itu hubungan antar negara

belum intensif seperti sekarang ini. Tetapi keadaan sekarang , hubungan antara

negara yang satu dengan yang lainnya sudah sedemikian luas, maka suatu negara

pasti terkena pengaruh karena adanya hubungan antar negara tersebut.44

41

Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional : Suatu Pengantar (Jakarta : Raja Grafindo, 2003), hlm. 225-226.

42

Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional

(Bandung : Alumni, 2003), hlm. 18. 43

Samidjo, Ilmu Negara (Bandung : Armico, 2002), hlm. 136. 44

(11)

2. Penanaman Modal

Beberapa pengertian investasi yang dapat dikemukakan diantaranya :45

a. Kamus Istilah Keuangan dan investasi

Digunakan istilah investment (investasi) yang mempunyai arti :

“Penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang

menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi

ke risiko yang dirancang untuk mendapatkan modal. Investasi dapat pula

berarti menunjuk ke suatu investasi keuangan (dimana investor

menempatkan uang ke dalam suatu sarana) atau menunjuk ke investasi

suatu usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan dari

keberhasilan pekerjaannya.”

b. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Disebutkan, investasi berarti pertama, penanaman modal atau uang dalam

suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan, dan

kedua, jumlah uang atau modal yang ditanam.

c. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

(selanjutnya disebut UUPM). Pasal 1 angka 1 undang-undang tersebut

menyebutkan bahwa :

“Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik

oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk

melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.”

Yang dimaksud penanaman modal disini adalah penanaman modal yang

dilakukan secara langsung oleh investor lokal (domestic investment),

45

(12)

penanaman modal asing langsung (foreign direct invesment) dengan

kehadiran penanam modal tersebut di wilayah Republik Indonesia dengan

cara membentuk badan hukum.

2. Negara penerima modal asing

Mengenai negara penerima modal asing, UUPM sendiri tidak memberikan

pengertian mengenai negara penerima modal asing, pengertian negara penerima

modal asing disebutkan didalam business dictionary yang menyebutkan bahwa

negara penerima modal asing atau host country adalah :

“Nation in which individuals or organizations from other countries or states are

visiting due to government invitation or meeting (suatu negara dimana seseorang

atau badan hukum dari negara lain datang ke negara tersebut untuk melakukan

suatu kegiatan penanaman modal).”46

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dalam menyusun skripsi ini, maka jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Nama lain dari

Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum doktriner, juga disebut

sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen. Disebut penelitian hukum

doktriner, karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya pada

peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum yang lain. Dikatakan sebagai

penelitian perpustakaan ataupun studi dokumen, disebabkan penelitian ini lebih

banyak dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan.

46

(13)

Penelitian perpustakaan demikian dapat dikatakan pula sebagai lawan dari

penelitian empiris (penelitian lapangan).47

Tahapan pertama penelitian hukum normatif adalah penelitian yang

ditujukan untuk mendapatkan hukum obyektif (norma hukum), yaitu dengan

mengadakan penelitian terhadap masalah hukum. Tahapan kedua penelitian

hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum

subyektif (hak dan kewajiban). Metode pendekatan yang digunakan dalam

penelitian normatif ini menggunakan metode pendekatan perundang-undangan

(statuta approach) yaitu suatu metode penelitian yang mengacu pada norma

hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan

pengadilan serta norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

Selain itu, dengan melihat sinkronisasi suatu aturan dengan aturan lainnya secara

hierarki.48

2. Data penelitian

Materi dalam skripsi ini diambil dari data-data sekunder. Adapun data-data

sekunder yang dimaksud adalah :

a. Bahan hukum primer

Yaitu dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang

berwenang. Dalam tulisan ini diantaranya adalah Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade

Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia)

47

Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum (Bandung : Alfabeta, 2013), hlm. 51.

48

(14)

yang didalamnya mencakup kesepakatan-kesepakatan mengenai Trade

Related Aspects of Investment Measures (TRIMs), dan the General

Agreement on Trade in Services (GATS), Peraturan Pemerintah, Peraturan

Kepala BKPM, dan Peraturan-Peraturan lainnya.

b. Bahan hukum sekunder

Yaitu semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian tentang

pengaturan penanaman modal oleh negara penerima modal asing, seperti

buku-buku, seminar-seminar, jurnal hukum, majalah, koran, karya tulis

ilmiah, dan beberapa sumber dari internet yang berkaitan dengan

permasalahan diatas.

c. Bahan hukum tersier

Yaitu semua dokumen yang berisi tentang konsep-konsep dan

keterangan-keterangan yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder, seperti kamus, ensiklopedi, dan sebagainya.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi,

maka digunakan metode pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan, yaitu

mempelajari dan menganalisis secara sistematis terhadap bahan-bahan yang

digunakan seperti buku-buku, surat kabar, makalah ilmiah, majalah, internet,

peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan

(15)

3. Analisis Data

Berdasarkan sifat penelitian yang digunakan yaitu mengunakan metode

penelitian bersifat deskriptis analitis, analisis data yang dipergunakan adalah

pendekatan kualitatif terhadap data sekunder, meliputi isi dan struktur hukum

positif, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh penulis untuk menentukan isi

atau makna aturan hukum yang dijadikan rujukan dalam menyelesaikan

permasalahan hukum yang menjadi objek kajian. Metode penarikan kesimpulan

yang digunakan adalah metode deduktif yaitu cara berfikir dalam penarikan

kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya umum kepada sesuatu yang

sifatnya khusus.49

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pendahuluan yang isinya antara lain

memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, keaslian judul, tinjauan pustaka, metode

penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II KEDAULATAN NEGARA DAN PENANAMAN MODAL

ASING

Pada bab ini akan dibahas tentang tinjauan umum tentang

kedaulatan negara dan penanaman modal asing, bentuk-bentuk dan

teori-teori kedaulatan negara, dasar hukun dan bentuk-bentuk

49

(16)

penanaman modal asing, serta hubungan kedaulatan negara dan

penanaman modal asing.

BAB III PENGATURAN PENANAMAN MODAL ASING SECARA

NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Bab ini akan membahas tentang pengaturan penanaman modal

asing dalam kerangka peraturan nasional dan

kesepakatan-kesepakatan multilateral terutama General Agreement on Trade

and Services atau GATS dan Trade Related Investment Measures

atau TRIM’s.

BAB IV PENGARUH PERJANJIAN INTERNASIONAL TERHADAP

KEDAULATAN NEGARA PENERIMA MODAL ASING

DALAM PENGATURAN PENANAMAN MODAL

Bab ini akan membahas tentang pengaturan penanaman modal

sebagai bagian dari kedaulatan negara, prinsip-prinsip perdagangan

bebas yang membatasi penanaman modal, serta pengaruh

perjanjian internasional terhadap pengaturan penanaman modal

negara penerima modal asing

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab kesimpulan dan saran, yaitu sebagai bab

yang berisikan kesimpulan mengenai permasalahan yang dibahas

Referensi

Dokumen terkait

yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Pajak karena jumlah kredit Pajak lebih besar dari pada

Hasil analisis koefisien determinasi (R 2 ) adalah sebesar 0,727 atau 72,7 persen, ini berarti bahwa volume penjualan rumah sederhana pada PT ABL Jayasebagian

UUD 1945, sebagai produk politik sangat dimungkinkan jika TAP MPR/MPRS tersebut merugikan hak konstitusional warga negara, namun UUD 1945 tidak mengatur lembaga mana yang

Mata pelajaran Bahasa Arab menjadi pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan Al-Irsyad; (3) penanaman nasionalisme keturunan Arab melalui sistem pendidikan

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran partisipatif dengan metode empat kotak adalah (1) untuk meningkatkan minat menulis cerita pendek melalui penerapan media empat

Dari segi kenyamanan, konsumen transportasi online merasakan tidak sedang berada di dalam angkutan umum karena mobil-mobil yang digunakan (taksi online)

Keputusan dicapai melalui kompromi bukannya membiarkan pihak-pihak yang berkonflik merasa tenggelam dalam frustasi dan bermusuhan, akan tetapi kompromi merupakan

Kedua , perang dagang industri rokok dengan BPPC. Pabrikan rokok memboikot BPPC dan memilih cengkeh impor dengan maksud memastikan kematian BBPC dan mencegah