• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN PAHLAWAN BAGI PEMUDA MODAL MEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMAKNAAN PAHLAWAN BAGI PEMUDA MODAL MEM"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAKNAAN “PAHLAWAN” BAGI PEMUDA MODAL MEMBANGUN BANGSA DAN NEGARA

Oleh: Septiansyah Tanjung1

Pemuda sekali lagi dibicarakan. Tuntutan memang seperti sudah ditakdirkan kepada mereka. Bukan menolak tanggung jawab, melainkan mencoba memahami arti sesungguhnya dari pemuda.

Melalui tulisan ini, penulis akan mencoba memberikan pandangan mengenai pemuda yang mengambil pelajaran dan peneladanan dari para pahlawan. Maksud dari peneladanan itu tidak lain adalah untuk dijadikan suatu nilai yang diterapkan melalui dedikasinya. Pemuda yang diharapkan membangun bangsa dan negara ini haruslah memiliki modal. Seperti mereka akan membangun rumah yang indah. Tentu diperlukan banyak kemampuan (modal). Bukan hanya yang bersifat materil, tentu juga kemampuan intelektual. Tidak akan mungkin rumah yang indah akan bisa dibangun tanpa memiliki konsep desain yang apik.

Perspektif Pahlawan

Dalam kehidupan sehari-hari, pasti selalu ada pahlawan-pahlawan dalam kehidupan kita. Penyematan kata “pahlawan” ini sering diobral kepada siapapun yang dianggap punya jasa baik. Perspektif mengenai pahlawan sebenarnya sempit. Perlu pembatasan, hal yang bagaimana yang pantas dipandang sebagai kepahlawanan.

Harus ada pengertian yang jelas untuk hal ini. Sebab, apa yang bisa dikatakan pahlawan, pasti akan ada penghargaan kepadanya. Namun, pertanyaannya apakah penghargaan itu bisa dikatakan layak dan pantas? Apakah gelar pahlawan atau sebutan pahlawan itu hanya sekedar dibibir saja? Bagaimana dengan bentuk penghargaannya? Apa hanya selembar sertifikat pemberian gelar pahlawan? Tampaknya bila berpatok pada hal ini tidaklah cukup dan layak. Mereka-mereka yang digelari pahlawan akan merasa sangat dihargai, bila apa yang telah mereka lakukan diwarisi oleh penerusnya.

Perspektif “waris” ini harus dimengerti secara utuh. Tidak cukup memandang permukaannya saja. Bentuk-bentuk pewarisan itu bukan berarti mereka-mereka yang mengangkat senjata, juga diikuti pemuda juga. Melainkan yang diwarisi adalah semangatnya. Keluhuran perjuangan itu yang harus dimengerti dan ditanam dalam jiwa pemuda. Nilai-nilai yang tersembunyi sangat dalam pada diri pahlawan mesti digali. Nilai-nilai itu dididikkan kepada para pemuda. Bisa melalui pendidikan formal, dari program-program media elektronik, atau juga kampanye-kampanye pemerintah yang profesional.

Pelaksanaan tersebut akan memberikan pengaruh kepada pola pikir pemuda yang semakin diobok-obok zaman. Jadi, pemuda tidak lagi memandang pahlawan hanya sebatas dihafal ataupun memajang foto/gambar di ruang kelas. Harus ada pemaknaan mendalam akan pahlawan, baik mereka yang digelari oleh negara atau yang digelari oleh masyarakat.

1 Penulis adalah Mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan stambuk 2014.

(2)

Tantangan Hari ini

Masa yang sedang berlangsung hari ini adalah masa globalisasi. Diarus globalisasi dan moderenisasi dunia ini suatu bangsa akan semakin mudah untuk digoyahkan2.

Tantangan-tangan global harus dihadapi suatu negara yang telah memilih untuk membuka diri pada dunia. Termasuklah Indonesia dengan segala kebijakan politik luar negerinya, pasti harus menghadapi ini semua. Industrialisasi juga membawa moderenisasi. Semua saling berkait satu sama lain.

Deklarasi berdirinya suatu bangsa dan negara tidak menjamin bahwa bangsa dan negara tersebut akan tetap tegak jika tidak diiringi dengan usaha-usaha untuk menjaga tetap tegaknya bangsa dan negara itu3. Jawaban keras harus dikeluarkan oleh Indonesia.

Menanggapi pergeseran-pergeseran budaya Timur yang tercemar budaya Barat. Pengaruh-pengaruh westernisasi tidak dapat dipungkiri telah merasuk sejak lama dalam diri masyarakat Indonesia. Namun, bukan berarti penolakan menyeluruh harus dilakukan. Terkhusus di bidang teknologi. Indonesia bisa mengadopsi teknologi dari Barat yang bisa dikembangkan untuk memajukan Indonesia.

Kehidupan sosial Indonesia sangat banyak terpengaruh oleh globalisasi. Mulai mode berpakaian, gaya berbicara, penyimpangan sosial, menipisnya norma-norma dalam masyarakat dan lainnya. Pemuda dalam konteks ini tidak luput dari dampak itu. Kasus terburuk terjadi pada pemuda. Selain itu pornografi, narkoba, pergaulan bebas, program televisi yang tidak mendidik, dan lain sebagainya menjadi ancaman serius. Penanggulangan memang telah dilakukan oleh instansi terkait. Tetapi, itu tidak cukup. Sebab, peran masyarakat yang diedukasi juga penting untuk melawan ancaman-ancaman ini.

Pendidikan Karakter

Banyak yang telah menyadari pentingnya pendidikan karakter bagi bangsa ini. Pendidikan formal banyak dipilih sebagai garda terdepan penanaman karakter bagi generasi muda Indonesia. Salah satu permasalahan bangsa saat ini adalah disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi negara. Pancasila saat ini hanya sebatas pajangan dinding dan diucapkan dalam upacara saja. Pengamalan yang eksplisit sangat minim. Dari Pancasila saja, banyak karakter-karakter yang bisa ditanam kepada generasi muda.

Bergesernya nilai-nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga menjadi permasalahan yang harus diberi solusi. Pendidikan karakter menjadi jawabannya. Melalui implementasi kurikulum generasi muda dididik menjadi manusia yang memiliki etika. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa juga perlu mendapat perhatian. Perhatian maksimal harus diberikan kepada nilai-nilai budaya bangsa. Pengangkatan kearifan lokal yang terancam globalisasi mesti dilakukan. Selain itu, ancaman disintegrasi bangsa dan lemahnya kemandirian bangsa sangat menggangu kedaulatan NKRI.

Pendidikan karakter menjadi jawaban penting. Semua aspek kehidupan mestilah ditanam nilai-nilai Indonesia yang diangkat dari bumi Indonesia. Liberalisasi juga sekularisme telah banyak menyumbang kegoyahan bagi bangsa ini. Pencegahan optimal menjadi usaha bersama pemerintah dan masyarakat. Penulis beranggapan, tidak cukup bila pendidikan karakter hanya diberikan di bangku pendidikan formal. Masyarakat awam, anak

2 Lihat Rukmini, Manis hal.3 dalam Makalah Bela Negara Program Diploma Manajemen Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, 2011

3 Ratnaningsih, hal.68 dalam Majalah Tannas edisi 95-2013

(3)

jalanan, dan semua lapisan masyarakat harus mendapat jatah ini. Seluruh masyarakat Indonesia berperan penting dan memiliki tanggung jawab yang sama dalam mempertahankan kesatuan bangsa ini dan kedaulatan NKRI.

Memandang Karakter Maritim

Penulis dalam artikel ini memberanikan diri memberikan pandangan tentang karakter maritim. Penting untuk memandang karakter maritim ini. Kecenderungan pola pikir masyarakat Indonesia yang terlalu daratsentris menumbangkan ciri bangsa ini, bangsa Bahari. Laut merupakan sumber daya kehidupan yang sungguh luar biasa besarnya sekaligus memiliki kekhasan tersendiri berbeda dibanding dengan sumber daya di darat4.

Mengambil pendapat Mahan5 yang mengatakan bahwa “pengaruh karakter nasional

terhadap perkembangan kekuatan laut” merupakan unsur utama yang mendorongnya berlayar ke laut. Dalam kaitan itu tampaklah bahwa uraian Mahan menarik perhatian Theodore Roosevelt (Presiden AS) dan Henry Cabot Lodge (Senat). Perwujudan kekaguman pada pemikiran Mahan itu, dituangkan pemerintah AS dalam konsep dan perwujudan ekspansi seberang lautan yang segera didukung oleh rakyatnya. Mulailah pada akhir abad ke-19, AS menjadi kekuatan dunia yang didukung kekuatan lautnya6.

Indonesia yang notabene negara kepulauan dengan banyak laut, sudah semestinya (kembali) memberikan perhatian kepada laut. Sejarah mengatakan bahwa dimasa lalu, Sriwijaya, Singhasari, dan Majapahit sebagai penguasa maritim. Leluhur bangsa Indonesia yang jaya di laut. Sekarang, apakah kejayaan itu hanya milik masa lalu? Masa lalu Indonesia jaya di laut, maka masa depan Indonesia juga jaya di laut. Penanaman karakter maritim harus diberikan kembali kepada masyarakat Indonesia yang selama ini dibelokkan kolonialis. Pola pikir yang berubah dari maritim ke kontinental telah memandekkan bangsa dan negara ini. Mengabaikan dan menyia-nyiakan laut hanya sebagai halaman rumah belaka.

Modal Indonesia hari ini yang dikatakan negara agraris bisa menambah titelnya. Menjadi negara maritim-agraris. Keseimbangan pola pikir akan memajukan bangsa ini. Dengan memperhatikan daratan dan perairan. Sebab selama ini yang disebut-sebut adalah “karakter cinta tanah-air”. Jadi, tanah (daratan) dan air (laut-sungai-danau) yang dijadikan objek untuk dicintai

.

Pemuda Neo-Nasionalisme

Dalam bagian ini, penulis bukan hendak mengajukan suatu ideologi baru. Melainkan, penulis hanya ingin memberikan pandangan tentang nasionalisme yang bagaimanakah yang harusnya ada pada pemuda hari ini.

Nasionalisme adalah sebuah doktrin yang dijumpai di Eropa pada awal abad ke-19. Doktrin ini, pada dasarnya mengandung pengertian kemanusiaan yang dipisah ke dalam bangsa-bangsa bahwa suatu bangsa dikenal oleh karakter tertentu, yang dapat ditegaskan bahwa keabsahan pemerintah satu-satunya adalah pemerintahan nasional sendiri7.

4 Zuhdi, Susanto hal.187.

5 Dalam buku The Influence of Sea Power upon History 1660-1783. 6 Zuhdi, Susanto hal.187

7 Kedourie, Elie. Nationalism, Fourth, Expanded Edition, Oxford, Blackwell, 1993:1.

(4)

Disaat ini, perlu merumuskan ulang nasionalisme seperti apa yang harus dikembangkan ketika proses globalisasi memperlihatkan gejala dunia tanpa batas. Setiap negara dihadapkan pada tantangan globalisasi, dengan arus utama kapitalisme dan ekonomi global yang berciri pasar terbuka, arus modal tanpa pembatas, kegiatan perusahaan multinasional, dan teknologi informasi yang berkembang pesat8.

Nasionalisme yang harus dibangun adalah nasionalisme yang dilandasi pengetahuan dan pemahaman nilai sejarah yang telah teruji9. Pelajaran penting didapat dari persengketaan

dengan Malaysia bahwa kedaulatan negara, merupakan suatu unsur yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Jika dulu sebelum kemerdekaan, orientasi nasionalisme adalah menggalang kesatuan untuk mengusir penjajah dan menyatakan “merdeka” sebagai bangsa dengan pemerintahan yang berdaulat. Maka, hari ini orientasi nasionalisme harus berubah menjadi menggalang kesatuan untuk menjaga kedaulatan dan membangun bangsa dan negara. Hal inilah yang penulis sebut “neo-nasionalisme”.

Lawan-lawan dahulu sebelum merdeka adalah jelas, bangsa asing. Hari ini lawan-lawan itu adalah diri sendiri. Jiwa nasionalisme yang ditanam kepada pemuda harus lebih mencintai tanah-airnya. Sebab, musuh semakin banyak. Menanam rasa lebih mementingkan kepentingan negara dan bangsa dibandingkan kepentingan diri sendiri atau kelompok harus ada pada jiwa pemuda.

Penutup

Semua yang ada di bumi Indonesia, baik pada manusianya maupun alamnya mengandung karakter-karakter alami yang semestinya sudah ada pada diri semua masyarakat Indonesia. Tetapi, bertemunya kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Barat dan globalisasi memperlemah kakakter itu.

Pendidikan karakter yang dijadikan senjata menghadapi ancaman ini merupakan satu solusi. Pewarisan nilai-nilai kepahlawanan, pemahaman karakter maritim pada pemuda, pemeliharaan nilai-nilai budaya bangsa, dan landasan pembangunan yang seimbang antara darat dan lautan menjadi faktor penting. Guna menumbuhkan Neo-nasionalisme yang ditanam pada jiwa pemuda untuk mencintai tanah-air, menjaga kedaulatan NKRI, serta semangat bergotong royong membangun bangsa dan negara yang diwarisi dari nilai-nilai kepahlawan bangsa ini.

DAFTAR BACAAN

Kedouri, Elie. 1993. Nationalism, Fourth, Expended Edition. Oxford: Blackwell

Ratnaningsih, Rina Iriani Sri. 2013. Dalam majalah Tannas edisi 95.

Rukmini, Manis. 2011. Makalah Bela Negara. Yogyakarta: Prodi Manajemen Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Zuhdi, Susanto.2014. Nasionalisme, Laut, dan Sejarah. Depok: Komunitas Bambu

8 Zuhdi, Susanto hal.17. 9 Zuhdi, Susanto hal.31.

Referensi

Dokumen terkait

Tugas mata kuliah Pembelajaran IPS Dosen Pengampu Ibu Tri Istiningsih.. Disusun oleh kelompok 1

(2) Wajib retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk

57 “Struktur birokrasi di Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan SOP dan tanggung jawab pelaksana” (Wawancara, 2019). Pemaparan

Namun pada keadaan dimana web cache proxy tidak dapat melakukan web caching karena situs internet menggunakan URL HTTPS ( Hypertext Transport Protocol Secure ), terlebih

03), maka dengan ini Kami mengundang Saudara untuk hadir dalam klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya berdasarkan dokumen penawaran yang telah disampaikan melalui

Analisis Performansi Kontroler JST online Pada pelatihan online ini dilakukan dengan meng- gabungkan hasil pelatihan sebelumnya yaitu pelatihan JST plant dan JST kontroller

Rapid yeast test (RYT) sebagai sarana diagnostik baru digunakan untuk mendeteksi Candida pada duh tubuh vagina dengan sensitivitas dan spesifisitas yang

Menganalisis tindakan semi fowler dengan masalah keperawatan ketidakefektifan pola nafas pada pasien efusi pleura di Ruang IGD Prof. Menjelaskan hasil analisa