• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Bahan Ajar Keterampilan Membaca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Bahan Ajar Keterampilan Membaca"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS BAHAN AJAR UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA DALAM BUKU INTERLANGUAGE: ENGLISH FOR SENIOR HIGH

SCHOOL STUDENTS X

Tugas Akhir Mata Kuliah Pengajaran Empat Keterampilan Bahasa

NAMA : PRIBADI HADHI

NOMOR MAHASISWA : 1206335703

DOSEN : CORNELIUS SEMBIRING, S.S., M.A.

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGUISTIK FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA (FIB)

DESEMBER 2013

(2)

DALAM BUKU INTERLANGUAGE: ENGLISH FOR SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS X

Pribadi Hadhi 1206335703 hadhi.pribadi@gmail.com

1. Pendahuluan

Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memainkan peranan penting di dalam semua aspek kehidupan manusia, seperti ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, sosial dan budaya serta pendidikan. Bahasa Inggris sebagai bahasa asing (English as a foreign language) dipelajari di berbagai negara termasuk Indonesia. Bahasa Inggris di Indonesia diajarkan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Di tingkat sekolah menengah atas, bahasa Inggris diajarkan sebagai mata pelajaran wajib dan pemelajar diharapkan bisa menguasai dan mengembangkan empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (listening), membaca (reading), berbicara (speaking) dan menulis (writing). Keterampilan tersebut saling berkaitan, seperti yang dikatakan oleh Nunan (2005) bahwa empat keterampilan bahasa sangat erat ikatannya dan saling memengaruhi satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa pemelajar diminta untuk menguasai keterampilan tersebut secara terintegrasi dan menyeluruh.

(3)

penting pembelajaran dan pemelajaran di kelas mengindikasikan bahwa pemilihan bahan ajar tersebut tidak dapat diabaikan dengan mudah.

Menurut Revell & Sweeney (1993), pemelajar sering membaca bahan ajar yang ditulis dalam bahasa asing (bahasa Inggris) dengan mengartikan setiap kata yang terdapat dalam bahan ajar tersebut. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencari arti di dalam kamus dibandingkan membaca. Hal ini berakibat pemelajar menjadi fasih dalam menerjemahkan teks tetapi tidak bisa memahami teks tersebut secara utuh. Oleh karena itu, pengajaran keterampilan membaca menjadi salah satu hal utama yang harus diperhatikan dalam mengajarkan bahasa Inggris di sekolah.

Analisis bahan ajar dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui bahan ajar mana yang tepat digunakan dalam kegiatan pemelajaran bahasa Inggris. Pihak-pihak terkait yang memiliki kepentingan dengan penggunaan bahan ajar dapat secara bijaksana memilih, menyeleksi dan menetapkan buku ajar yang sesuai dengan kebutuhan pemelajar. Dalam kaitannya dengan keterampilan membaca, hal ini berkenaan dengan berbagai ragam teks yang serta-merta diperlukan pengetahuan akan isi teks tersebut. Seleksi jenis teks bacaan dan apakah diambil dari teks otentik atau bukan merupakan salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan materi teks bacaan.

Atas latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis bahan ajar untuk keterampilan membaca. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memaparkan hasil analisis bahan ajar untuk keterampilan membaca dalam buku Interlanguage: English For Senior High School Students X yang diterbitkan oleh Pusbuk Depdibud RI. Makalah ini diawali dengan teori tentang membaca dan pemilihan bahan ajar membaca serta dilanjutkan dengan analisis bahan ajar untuk keterampilan membaca.

2. Landasan Teori

(4)

proses ini, seorang penulis melakukan pengkodean linguistik yang kemudian diuraikan oleh pembaca untuk mendapatkan pemahaman atau makna. Penulis tersebut mengkodekan pikiran ke dalam bahasa, lau pembaca menafsirkan kode tersebut menjadi pikiran dan makna. Dengan demikian dalam membaca terjadi interaksi antara bahasa dan pikiran.

Hedge (2000) menyebutkan terdapat enam tipe pengetahuan untuk membantu pembaca dalam memahami teks, yakni sebagai berikut. (1) pengetahuan yang berhubungan dengan sintaks (syntactic knowledge) (2) pengetahuan tentang morfologi (morphological knowledge) (3) pengetahuan umum dunia (general world knowledge) (4) pengetahuan sosial dan kultural (sociocultural knowledge) (5) pengetahuan topik (topic knowledge) dan (6) pengetahuan ragam teks (genre knowledge).

Lebih lanjut, Hedge juga menjelaskan bahwa dalam keterkaitannya dengan proses membaca dan kesuksesan pembaca untuk berinteraksi dengan teks, sebaiknya tujuan pengajaran bahasa Inggris meliputi beberapa hal, yaitu (a) mampu membaca beragam jenis teks dalam bahasa Inggris, (b) mengaplikasikan berbagai strategi membaca seperti skimming dan scanning dalam kegiatan membaca, (c) membangun pemahaman tentang bahasa seperti kosakata dan tata bahasa yang akan membantu dalam proses membaca, (d) membangun pengetahuan skemata (schematic knowledge) dalam rangka penginterpretasian sebuah teks dan (e) mengembangkan kesadaran dalam struktur dan teks dalam bahasa Inggris dan mampu mengapikasikan rhetorical structure, discourse feature dan cohesive devices dalam memahami teks secara utuh.

3. Hasil dan Pembahasan

a) Hasil

(5)

diterbitkan tahun 2008 dan ditulis oleh Joko Priyana, Virga Renitasari dan Arnys Rahayu Irjayanti.

Terdapat dua alasan penulis dalam memilih bahan ajar. ini Alasan yang pertama adalah setiap unit ditulis dengan meliputi empat keterampilan bahasa, yaitu mendengarkan (listening), membaca (reading) berbicara (speaking) dan menulis (writing) disertai dengan komponen bahasa seperti tata bahasa (grammar), kosakata (vocabulary) dan pelafalan (pronunciation) Alasan yang kedua yaitu sebagai salah satu referensi dari Pusbuk Depdikbud, bahan ajar ini digunakan secara luas oleh pemelajar sekolah menengah atas di Indonesia. Dari sepuluh unit yang ada di dalam bahan ajar, penulis mengambil satu unit yaitu Unit 1 Let Me Introduce Myself sebagai fokus dalam analisis.

Unit 1 yang dimulai dari halaman 1 sampai 18 terdiri dari 25 tugas (tasks) yang meliputi keterampilan dan komponen bahasa Inggris. Agar lebih jelas, tugas

Task 3 Berbicara Memelajari dan mempraktekkan beragam ekspresi tentang greetings

Task 4 Menulis Melengkapi dialog rumpang dengan beragam ekspresi tentang greetings

Task 5 Pelafalan

(6)

Task 6 Mendengarkan Mendengarkan dialog dan menjawab pertanyaan

Task 7 Berbicara

Memelajari dan mempraktekkan beragam ekspresi tentang introducing yourself dan introducing someone

Task 8 Menulis Melengkapi dialog rumpang

Task 9 Berbicara Berlatih mengenalkan diri dengan teman (pair)

Task 10 Berbicara Berlatih mengenalkan diri dalam kelompok kecil

Task 11 Membaca

Membaca kalimat pendek yang dilengkapi dengan gambar untuk membandingkan kondisi sekarang (present) dengan lampau (past)

Task 12 Membaca

Membaca Recount Text yang berjudul Joining the Traditional Dance Competition dan menjawab pertanyaan salah atau benar (True or False)

Task 13 Fitur Linguistik (Text Genre)

Memahami definisi, pengorganisasian dan pola tata bahasa yang digunakan dalam Recount Text

Task 14 Membaca dan Kosakata Mencari arti dari kata dalam Task 12 Task 15 Membaca dan Kosakata Menjodohkan antara arti dan definisi

Tugas Keterampilan /

Komponen Bahasa Tujuan

Task 16 Kosakata

Melengkapi teka teka silang (crossword) menggunakan kata-kata yang terdapat dalam Task 12

Task 17 Tata bahasa Memelajari formula Simple Past Tense

Task 18 Membaca dan kosakata Melengkapi teks rumpang menggunakan kata-kata yang telah disediakan

Task 19 Menulis Menulis pengalaman mengikuti kompetisi / perlombaan

Task 20 Menulis Revisi draf dengan teman (pair draft revision)

(7)

Task 22 Membaca Membaca teks yang berjudul Swimming dan menjawab pertanyaan pilihan ganda

Task 23 Menulis Mencari Recount Text dan menuliskannya ke dalam buku catatan

Task 24 Berbicara Mempraktekkan dialog Task 25 Menulis Menulis paragraf pendek

Analis bahan ajar berfokus pada beberapa aspek dengan mengacu pada pendapat beberapa ahli yaitu sebagai berikut:

a. Apakah tahapan kegiatan membaca yang ada dalam teks sesuai dengan prosedur standar? (McDonough & Shaw, 1993)

b. Genre teks apakah yang digunakan? Mengapa pemelajar perlu membaca teks tersebut? (Hedge, 2000)

c. Bagaimanakah pengetahuan skemata (schematic knowledge) yang digunakan dalam kegiatan membaca? (Hedge, 2000)

d. Tugas apa sajakah yang dapat dilakukan untuk membantu pemelajar dalam mengembangkan kemampuan membaca? (Hedge, 2000)

b) Pembahasan

Pembahasan terhadap hasil analis bahan ajar untuk keterampilan membaca akan difokuskan untuk menjawab empat pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya yaitu sebagai berikut.

Tahapan Kegiatan Membaca

McDonough & Shaw (1993) menyatakan bahwa terdapat empat tahapan kegiatan membaca di dalam kelas. Keempat tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

Tahap 1 : Menumbuhkan ketertarikan dan motivasi pemelajar

(8)

ditemukan dalam teks.

Tahap 3 : Mendorong pemelajar untuk berdiskusi setelah membaca teks Tahap 4 : Mengembangkan keterampilan menulis dari informasi yang

didapat melalui teks

Di dalam tahap 1, penulis menemukan bahwa tugas yang diberikan dalam Task 11 bisa digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan dan motivasi pemelajar. Task 11 mendorong pemelajar untuk berdiskusi dengan teman sebaya (pair discussion) dan dilengkapi dengan gambar-gambar tentang perbandingan kondisi masa sekarang (present) dan masa lalu (past).

Penulis juga menemukan beberapa kata kunci seperti yang dijelaskan pada Tahap 2 yang digunakan dalam kalimat-kalimat sederhana dalam Task 11. Kata-kata kunci tersebut berupa “senior high school”, “junior high school” “play”, “played”, “now” dan “two years ago”. Kata kunci tersebut nantinya akan ditemui pemelajar ketika mereka membaca teks yang ada di Task 12. Hanya saja, pemberian kata kunci tersebut tidak diberikan secara eksplisit, melainkan secara implisit yaitu ditulis dalam bentuk kalimat sehingga sulit bagi pemelajar untuk membangun pengetahuan skemata yang akan dijelaskan pada poin ke tiga dalam analisis ini.

Pada tahap 3, penulis tidak menemukan adanya aktifitas yang bisa mendorong pemelajar untuk mendiskusikan teks yang terdapat dalam Task 12. Tugas yang terdapat dalam Task 13 lebih cenderung untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teks tersebut. Oleh sebab itu, guru memainkan peranan yang sangat penting untuk menghadapi permasalahan ini. Guru tersebut bisa mendorong kegiatan diskusi antara guru dengan pemelajar atau memfasilitasi diskusi antarpemelajar sehingga mereka bisa memahami dan mengungkapkan pemikiran mereka terkait topik di dalam teks yang dipelajari.

(9)

memengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, pemelajar memeroleh masukan (input) yang didapat melalui kegiatan membaca, selanjutnya ia berlatih untuk memproduksi (output) dalam bentuk tulisan.

Berdasarkan analisis bahan ajar pada unit 1 dalam buku Interlanguage, penulis hanya menemukan tiga tahapan yaitu tahap 1, 2 dan 4; sedangkan tidak ditemukannya tahap 3 yang terdapat dalam kegiatan membaca. Berdasarkan kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar tersebut, seorang pengajar diharapkan mampu untuk menumbuhkan ketertarikan dan motivasi pemelajar dengan cara menghubungkan topik yang ada di dalam teks dengan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki.

Genre Teks dan Tujuan Penggunaannya

Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan, pemelajar sekolah menengah atas kelas X diharapkan mampu untuk menguasai berbagai genre teks seperti Procedural Text, Descriptive Text, Recount Text, dan News Item Text dan bahan ajar keterampilan membaca yang digunakan dalam Unit 1 adalah teks dengan genre Recount Text.

Secara khusus, penggunaan Recount Text seperti dikutip dalam Task 13 bertujuan untuk menceritakan rangkaian atau urutan peristiwa dan menafsirkan artinya ke berbagai cara (tell a series/sequence of events and evaluate their significance in some way). Penulis menginterpretasikan alasan pemelajar perlu untuk memahami Recount Text karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial dan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Dalam proses interaksi tersebut, menceritakan pengalaman individu tentang berbagai aktifitas atau kejadian yang dialami dapat menjadi satu bagian yang menarik dan bisa memperkuat kekerabatan.

(10)

Pengetahuan Skemata (Schematic Knowledge) dalam Kegiatan Membaca Barlett seperti dikutip McDonough & Shaw (1993) pertama kali menggunakan istilah teori skema (schema teory) untuk menjelaskan bagaimana pengetahuan yang kita miliki tentang dunia disusun melalui pola-pola yang saling berhubungan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang kita miliki sebelumnya. Lebih lanjut, Hedge (2000) menjelaskan bahwa kata atau frasa tertentu yang ada pada sebuah teks akan mengaktifkan pengetahuan yang telah dimuliki sebelumnya (prior knowledge).

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap bahan ajar untuk keterampilan membaca di unit 1, penulis tidak menemukan adanya tugas yang diberikan untuk membangun pengetahuan skemata dalam kegiatan awal membaca (pre-reading activity). Beberapa kata kunci yang terdapat pada Task 11 seperti yang telah dibahas pada poin pertama cenderung hanya untuk memberikan penjelasan aspek linguistik yang berhubungan dengan aspek tata bahasa seperti “play”, “played”, “now” dan “two years ago” tanpa disertai adanya tugas-tugas seperti memberikan pertanyaan ataupun diskusi yang berkaitan dengan teks yang akan dibaca oleh pemelajar pada Task 12. Oleh karena itu, sebaiknya seorang pengajar memahami kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar ini dalam keterkaitannya dengan pengetahuan skemata yang memungkinkan pembaca, dalam hal ini pemelajar, untuk memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya dalam sebuah teks. Jika pemelajar sudah memiliki prior knowledge, maka pemelajar tersebut akan lebih mudah memahami teks dan memiliki kecenderungan untuk lebih sukses dalam proses pemelajaran membaca dibandingkan pemelajar yang tidak atau belum memiliki prior knowledge. Dengan pengetahuan skemata terhadap topik tertentu, maka proses interaksi antara pengajar dan pemelajar atau antarpemelajar akan menjadi lebih komunikatif serta proses belajar dan mengajar akan menjadi lebih efektif.

Tugas untuk Mengembangkan Kemampuan Membaca

(11)

dapat dimasukkan ke dalam tiga tahapan membaca, yaitu kegiatan awal membaca (pre-reading), kegiatan pada saat membaca (while-reading) dan kegiatan setelah membaca (post-reading).

Pada kegiatan awal membaca (pre-reading), idealnya pemelajar dapat dimotivasi untuk melakukan berbagai kegiatan yang berorientasi pada isi sebuah teks. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan menyediakan gambar atau video yang berkaitan dengan teks yang akan dibahas lalu pengajar dapat berdikusi dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang ada dalam gambar atau video tersebut. Melakukan kegiatan diskusi seperti dikatakan Hedge (2000) dapat memunculkan ketertarikan dan sikap pemelajar serta memberikan kesempatan untuk membahas kata kunci terhadap topik yang akan dibahas, Kegiatan tersebut dapat dilakukan untuk membangun pengetahuan skemata pemelajar. Namun, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis tidak menemukan adanya tugas yang diberikan untuk membangun pengetahuan skemata dalam kegiatan awal membaca.

Pada kegiatan saat membaca (while-reading), Recount Text yang terdapat dalam Task 12 dapat digunakan untuk mendorong pemelajar lebih aktif ketika membaca dan tidak hanya berfokus pada komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosakata saja. Untuk membuat kegiatan dalam proses membaca lebih interaktif, pengajar dapat memberikan tugas kepada pemelajar untuk mengidentifikasi urutan ide-ide yang tersusun dalam teks, memberikan respons terhadap opini yang terdapat dalam teks, ataupun memprediksi kelanjutan isi teks berdasarkan petunjuk yang diberikan pengajar. Pemberian tugas pada kegiatan saat membaca seperti dilaporkan Hedge (2000) memberikan efek positif bagi para pemelajar sehingga sudah sewajarnya seorang pengajar dapat memotivasi pemelajar untuk melakukan berbagai macam tugas seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

(12)

sejauh mana pengetahuan tentang kosakata pemelajar. Task 15 dan Task 16 masih berhubungan dengan kosakata namun dibuat lebih menarik dalam bentuk menjodohkan definisi dengan arti dan melengkapi teka teki silang (crossword). Selain itu, Task 19 seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dibuat untuk mengembangkan kemampuan keterampilan menulis, dimana pemelajar diminta untuk menuliskan pengalaman pribadi dalam mengikuti kompetisi / perlombaan. Task 21 dan Task 22 diberikan agar pemelajar bisa berlatih mempraktekkan dialog yang ada di dalam bahan ajar, setelah sebelumnya mereka diminta untuk melengkapi dialog tersebut dengan kalimat yang tepat. Seorang pengajar dapat juga memberikan berbagai variasi tugas dalam kegiatan seperti bertukar peran (role-playing) dan debat dalam rangka mengembangkan kemampuan keterampilan berbicara pemelajar.

4. Kesimpulan

Analisis bahan ajar untuk keterampilan membaca dalam buku Interlanguage: English For Senior High School Students berfokus pada empat aspek, yaitu: tahapan kegiatan membaca, genre teks dan tujuan penggunaanya, pengetahuan skemata dalam kegiatan membaca dan tugas untuk mengembangkan kemampuan membaca. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa bahan ajar tersebut sebenarnya sudah cukup layak digunakan dalam kegiatan belajar dan mengajar di kelas walaupun masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Terlepas dari peranan penting sebuah bahan ajar, seorang pengajar masih memainkan peranan yang penting untuk mencari dan memodifikasi tugas yang bisa digunakan untuk mengembangkan kemampuan keterampilan membaca serta mengakses bahan ajar dari sumber lainnya.

(13)

Goodman, K. (1996). On reading. Portsmouth NH: Heinemann

Hedge, Tricia. (2000). Teaching and learning in the language classroom. Oxford: Oxford University Press.

McDonough, J., & Shaw, C. (1993). Materials and methods in English language teaching. NY: Blackwell Publishing.

Nunan, D. (2005). Practical English teaching grammar. NY: Mc Graw Hill Companies.

Revell, R. & Sweeney, S. (1993). Reading business English. Cambridge. Cambridge University Press

LAMPIRAN

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut suhartini (2013) panggung boneka merupakan media yang sangat tepat untuk dapat meningkatkan berbahasa pada anak karena didalam cerita panggung boneka

Peningkatan sikap yang terjadi pada responden dapat disebabkan oleh pengetahuan yang diperoleh pada saat mengikuti konseling dengan bantun media booklet dan

 Bila lebih dari 9 kemungkinan tingkat efisiensi pelayanan buruk, gambaran mutu pelayanan keperawatan yang jelek... TOI ( T URN O VER I

36/06/19/Th.III, 1Juni 2016 Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK.Hasil SBH 2012 sekaligus

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di puskesmas Cempaka Banjarbaru tahun 2013 diatas, maka diperoleh simpulan sebagai berikut: Responden dengan kehamilan remaja

Prosedur pengembangan modul menggunakan langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2012: 408-426) yaitu: (1) Potensi dan Masalah, pada tahap ini

Guru memberikan Apersepsi kepada siswa untuk mendorong rasa ingin tahu dan berfikir kritis, dalam mengetahui Jenis saklar manual3. Guru menjelaskan kompetensi yang

Jika model mendarat, atau setelah terjadi tali pengontrol saling mengait, mekanik harus.. segera menarik modelnya ke lingkaran luar sebelum memperbaiki