• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Internasional Perubahan Demi Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Internasional Perubahan Demi Pe"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

Reza Pusparani Pertiwi – 071411231017 – Kelas A – Week 8

Hubungan Internasional, Perubahan Demi Perubahan dari Masa ke Masa

Hubungan Internasional, sebagai ilmu yang selalu berkembang pasti mendapati dinamika yang membuatnya menjadi ilmu yang lebih modern dan lebih maju dari masa–masa sebelumnya. Seperti halnya kita sebagai manusia, pada awalnya kita dilahrikan menjadi seorang bayi mungil yang lucu. Namun lambat laun kita berkembang menjadi seorang remaja, setelah itu menjadi orang dewasa. Kita mengalami perkembangan dari tahun ke tahun dan dari masa ke masa. Kita berkembang menjadi pribadi yang baru setiap harinya, tanpa kita sadari sepenuhnya. Gentili mengatakan bahwa manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dan hidup secara berkelompok (Knutsen, 1997). Dengan adanya kelompok–kelompok yang berinteraksi antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya atau dalam konteks ini adalah antara satu negara ke negara lainnya. Hal ini memberikan kesempatan bagi kemunculan Hubungan Internasional. Dan kelompok–kelompok (baca: negara) tersebut pasti akan beradaptasi dengan isu–isu yang ada dalam dunianya sehingga akan ada perkembangan yang memungkinkan untuk menggebvrak pintu-pintu perubahan yang signifikan. Hubungan Internasional adalah ilmu yang sangat dinamis dan tidak mungkin berhenti pada satu titik tertentu.

Awal mula tumbuhnya Hubungan Internasional dimulai sejak Peradaban Eropa Kuno yang pada saat itu sudah mulai mengenal interaksi antar negara. Pada saat itu pula, tiap–tiap negara akan memilih untuk mempertahankan kepentingan nasionalnya masing–masing. Sehingga banyak negara Eropa yang perang dengan beralasan untuk mempertahankan kepentingan nasionalnya sendiri. Sistem kerajaan mulai digunakan sebagai sistem negara pada sekitar tahun 1500an. Dimana kekuasaan suatu bangsa ataupun negara berada pada tangan raja yang merupakan kekuasaan mutlak bagi suatu negara.

(2)

2

Reza Pusparani Pertiwi – 071411231017 – Kelas A – Week 8

negara Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Namun setelah beberapa abad Romawi Kuno berjaya, mereka juga mengalami pemberontakan yang dilakukan oleh suku Bar–bar. Dan pada akhirnya kekaisaran Romawi mengalami kehancuran. Hancurnya kekaisaran Romawi menimbulkan beberapa fenomena–fenomena baru. Salah satunya adalah lahirnya jaman Middle Ages. Pada jaman ini juga menimbulkan banyak permasalahan dalam masyarakat. Watson (1992) mengatakan bahwa kekuasaan Romawi pada waktu itu menjadi dasar pembentukan bangsa Eropa pada era modern dengan praktik-praktik kontemporer, opini tentang negara, dan hukum internasional (Jackson & Sorensen, 1999). Siapa yang tak mengenal motto dari pahlawan nasional kita yang bernama R.A. Kartini? Ya, mottonya yang, “Habis gelap, terbitlah terang”, mungkin cocok untuk analogi dari perkembangan Hubungan Internasional yang berawal dari era pertengahan hingga ke era modern.

Pada jaman pertengahan, Eropa menikmati masa–masa kelam dengan adanya dominasi gereja yang sangat kuat. Dominasi gereja yang dimaksud adalah bahwa semua aktivitas yang berlaku harus sesuai dengan kebijakan–kebijakan yang telah ditetapkan oleh gereja. Bahkan kebijakan tersebut juga mengatur pemerintahan. Oleh karena itu, masa ini disebut dengan Dark Age atau “Jaman Kegelapan”. Lambat laun, dominasi gereja ini mendapatkan pertentangan yang menimbulkan gebrakan–gebrakan baru. Sehingga munculah jaman Renaissence. Renaissance sendiri berasal dari bahasa Perancis yang secara etimologi memiliki arti “Lahir Kembali”. Namun secara terminologi memiliki arti sebagai, “Bangkitnya revolusi pandangan hidup orang Eropa dari jaman pertengahan ke jaman baru, melalui proses jaman peralihan yang sangat cepat”. Pada era ini, kekaguman terhadap ilmu pengetahuan dan seni mulai membuncah di Eropa. Tokoh yang mendukung Renaissance ini adalah Machiavelli, dimana Machiavelli berkontribusi besar pada teori politik masa ini (Knutsen, 1997).

(3)

3

Reza Pusparani Pertiwi – 071411231017 – Kelas A – Week 8

memiliki kewenangan institusional. Sehingga kedaulatan (sovereignty) yang dimiliki oleh suatu negara adalah sebagai bentuk kewenangan yang secara keseluruhan mengatur aktivitasnya baik secara eksternal maupun secara internal yang mutlak diberikan bagi suatu negara tersebut. Kedaulatan pada masa ini berada pada seorang pemimpin negara yang memiliki kekuasaan penuh, namun masyarakat yang ada juga harus turut berpartisipasi (Mass Participation).

Kesimpulan yang dapa penulis tarik dari penjabaran diatas adalah bahwa Hubungan Internasional mengalami dinamika dari masa ke masa yang membuat Hubungan internasional itu sendiri menjadi berkembang dan lebih mengikuti jaman hingga pada saat ini. Sistem negara yang awalnya hanya mengenal dua sistem, yaitu: Agama dan Politik. Kini berubah menjadi sistem negara yang berdaulat yang memiliki territorial yang juga menjadi esensi dari dinamika Hubungan Internasional.

Referensi :

Carruthers, Susan L., (2001) International History 1900-1945, in Baylis, John & Smith, Steve (eds.), The Globalization of World Politics, 2nd edition, Oxford University Press, pp. 51-73

Knutsen, Torbjorn L. (1997) A History of International Relations Theory, Manchester University Press.

Jackson, R. & Sorensen, G. (1999) Introduction to International Relations,Oxford University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1) Dinamika tingkat daya saing Indonesia dan Malaysia telah mengalami

Berdasarkan penjabaran tabel 3, 4 dan penjabaran perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi beras di Kecamatan Praya Barat mengalami surplus, hal ini dapat dilihat

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, karena pada masa ini remaja telah mengalami

Abad-21 ini, ilmu hubungan internasional semakin berkembang luas dan besar, baik dari perkembangan aktornya maupun ruang lingkupnya yang semakin luas, ditambah

Setelah berubahnya pendekatan ideologi ke pendekatan ekonomi dalam hubungan dan politik internasional ditambah dengan kemajuan di bidang teknologi, komputer, dan

Namun dengan berbagai banyaknya isu-isu dan dinamika yang terjadi, Islam dalam hubungan internasional sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat negatif dan berangkat dari itu

Isu-isu dalam hubungan internasional Kesetaraan gender masih menjadi isu yang harus di bicarakan,dari zaman dulu sampai sekarang hanya sebagian kecil dari penduduk di dunia yang

Kesimpulan Sebagai pribadi internasional yang membu- tuhkan hubungan dengan negara lain atau subyek hukum internasional yang lain, negara baru tersebut membutuhkan pengakuan dari