Fakultas Ilmu Komputer
Rancang Bangun Pengenalan Modul Sensor Dengan Konfigurasi Otomatis
Berbasis Komunikasi I2C
Nicho Ferdiansyah Kusna1, Sabriansyah Rizqika Akbar2, Dahnial Syauqy3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1nicho.ferdia@gmail.com, 2sabrian@ub.ac.id, 3dahnial87@ub.ac.id
Abstrak
Wireless Sensor Network merupakan salah satu dari sekian banyak teknologi yang saat ini digunakan di berbagai bidang. Namun pada kenyataannya untuk dapat membuat suatu sistem WSN dapat bekerja membutuhkan banyak waktu, pengalaman dan juga pengetahuan yang memadai. Hal tersebut dikarenaka sulitnya mengkonfigurasi suatu node agar dapat bekerja dengan baik. Agar sensor node dapat digunakan sendiri proses yang harus dilalui cukup rumit, mulai dari penyusunan rangkaian, pengkabelan, pemrograman dan lain-lain. Salah satu solusi dari masalah tersebut yaitu dengan cara menerapkan sistem Modular WSN dimana bagian dari node dipisahkan menjadi modul tertentu berdasarkan jenis dan kegunaannya, jenis modul dibagi menjadi modul core (perangkat pengendali), modul komunikasi dan modul sensor. Pada modul yang ada diterapkan sistem Plug and Play agar tiap modul dapat langsung digunakan tanpa harus melalui proses konfigurasi apapun. Pada penilitian yang ini hanya berfokus pada modul sensor dimana nantinya modul sensor terdiri dari beberapa jenis sensor yang berbeda. Modul sensor yang telah diterapkan sistem PnP dapat langsung digunakan ketika dihubungkan pada perangkat pengendali. Proses pendeteksian dan proses identifikasi dilakukan dengan memanfaatkan komunikasi serial I2C (Inter Integrated Circuit). Dari hasil beberapa pengujian yang dilakukan diketahui bahwa proses pendeteksian, pengiriman data dan juga pemilihan modul aktif berhasil dilakukan tanpa mengalami kendala apapun.
Kata kunci: WSN, MWSN, PnP, I2C, modul sensor
Abstract
Wireless Sensor Network is one of the many technologies currently used in various fields. But in fact to be able to make a WSN system can work requires a lot of time, experience and also sufficient knowledge. It is difficult to configure a node to work properly. In order for the sensor node can be used alone the process to be traversed quite complicated, starting from the arrangement of the circuit, wiring, programming and others. Solution to this problem is by applying a Modular WSN system where part of the node is separated into specific modules by type and usability, the module type is divided into core module (controller device), communication module and sensor module. In the existing module itself applied Plug and Play system so that each module can be directly used without having to go through any configuration process. In this study only focuses on the sensor module where the sensor module consists of several different types of sensors. The sensor modules that the PnP system has implemented can be directly used when connected to the controller. The process of detection and identification process is done by utilizing serial communication I2C (Inter Integrated Circuit). From the results of several tests conducted known that the process of detection, data transmission and also the selection of active modules successfully done without experiencing any constraints.
Keywords: WSN, MWSN, PnP, I2C, sensor module
1. PENDAHULUAN
WSNs adalah sekumpulan sensing node yang terdistribusi yang memiliki tingkat perawatan yang rendah, dimana dapat memantau lingkungan sekitar secara otomatis dan secara kooperatif mengirim data melalui gateway
menuju database utama menggunakan Wireless Networking (Akyildiz & Kasimoglu, 2004)
.
perangkat untuk mengenal pasti penambahan perangkat eksternal secara otomatis. Dengan menggunakan teknologi Plug and Play maka perangkat eksternal dapat digunakan atau dihubungkan tanpa memerlukan konfigurasi tambahan lainnya. Tentunya kehadiran teknologi Plug and Play akan mempermudah proses konfigurasi yang ada dan mempermudah penggunaan suatu perangkat teknologi.
Salah satu kendala yang umum terjadi pada WSN sendiri yaitu mengenai sulitnya mengkonfigurasi suatu node agar dapat digunakan. Agar sensor node dapat digunakan proses yang harus dilalui cukup rumit, mulai dari penyusunan rangkaian, pengkabelan, pemrograman dan lain-lain. Terlebih jika jumlah dari node yang ada sangat banyak, tentunya akan semakin merepotkan jika harus mengulangi proses yang telah disebutkan diatas. Node yang ada dapat dibangun dengan menyatukan perangkat yang ada dengan metode Plug and Play (Mikhaylov & Huttunen, 2014). Dengan diterapkannya sistem Plug and Play pada Modular WSN tentunya dapat mengatasi permasalahan tersebut dan juga berimbas pada mudahnya proses konfigurasi yang ada.
Adapun jenis komunikasi yang dapat mendukung kinerja dari protokol Plug and Play adalah I2C (Inter Integrated Circuit). I2C merupakan komunikasi yang mendukung multiple bus master, I2C hanya memiliki dua sinyal yaitu SDA dan SCL dimana keduanya bersifat bi-directional. SCL digunakan untuk clock dan wait, sementara SDA digunakan untuk pengiriman data dan alamat (Hanabusa, 2007).Slave hanya akan mengirimkan data ketika diminta oleh master. Setiap perangkat I2C memiliki alamat yang spesifik untuk membedakan dengan antar perangkat yang berada pada bus I2C yang sama (Valdez & Becker, 2015).
Saat inipenerapan protokol Plug and Play pada WSN sendiri sangat jarang ditemukan. Pada tugas akhir ini diusulkan untuk membuat protokol Plug and Play pada modul sensor dan mengujinya pada perangkat WSN yang ada. Dengan menerapkan sistem Plug and Play nantinya modul sensor dapat digunakan ketika dihubungkan dengan perangkat lain. Dengan kata lain ketika modul sensor ditancapkan, maka data dari sensor dapat langsung digunakan tanpa melakukan konfigurasi apapun. Hal tersebut tentunya akan sangat menyelesaikan permasalahan mengenai sulitnya proses konfigurasi pada WSN yang ada.
Penelitian ini bertujuan agar proses konfigurasi yang ada pada WSN dapat dipermudah dengan membuat dan menerapkan protokol PnP pada Modular WSN.
2. TINJAUAN PUSTAKA
WSN telah menjadi salah satu tren teknologi saat ini. Berbagai macam inovasi dalam bidang WSN mulai bermunculan. Salah satunya yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempermudah proses konfigurasi pada WSN. Penelitian dengan judul “Modular Wireless Sensorand Actuator Network Nodes with Plug and Play Module Connection” (Mikhaylov & Huttunen, 2014) yang bertujuan untuk memperkenalkan konsep baru dari Wireless Sensor and Actuator power supply atau baterai.
Penelitian tersebut membahas mengenai bagaimana cara agar suatu node dapat terkoneksi secara otomatis pada suatu jaringan WSAN yang ada. Masalah yang akan dipaparkan yaitu bagaimana perencanaan konfigurasi, simulasi implementasi PnP pada WSN serta bagaimana pengaruh metode ini terhadap kinerja sistem. Pada PnP kita dapat mengkoneksikan suatu device tanpa melalui berbagai proses konfigurasi yang rumit terlebih dahulu. Persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan skpsi yang dikerjakan sendiri yaitu mengengenai bagaimana agai suatu node WSN dapat langsung digunakan tanpa melalui proses konfigurasi yang rumit terlebih dahulu. Hanya saja perancangan yang dilakukan pada skripsi yang dikerjakan berfokus pada modul sensor, berbeda dengan penelitian yang melakukan perancangan bukan hanya pada modul sensor tapi juga pada core
module, actuator module dan juga
communication module.
jaringan WSN yang ada dirasa sangat tidak simple dan efisien. Dalam paper ini menerapkan suatu system agar masalah mengenai tidak efisiennya proses konfigurasi dari suatu node dapat diatasi. Dengan menggunakan mekanisme Plug and Play, dijelaskan pada paper ini bahwa tidak perlu lagi melakukan konfigurasi fisik dan memudahkan perancangan aplikasi, network deployment dan layanan pun semakin mudah.
Pada paper ini juga membahas tentang kabel antarmuka digital (SPI, I2C) tanpa pemanfaatan komponen eksternal. Serial Peripheral Interface ( SPI ) sendiri merupakan salah satu mode komunikasi serial synchrounous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh ATmega 328. Komunikasi SPI membutuhkan 3 jalur yaitu MOSI, MISO, dan SCK. Melalui komunikasi ini data dapat saling dikirimkan baik antara mikrokontroller maupun antara mikrokontroller dengan peripheral lain di luar mikrokontroller. Sementara I2C atau Inter-Integrated Circuit sendiri merupakan cara komunikasi data secara serial diantara perangkat I2C dengan dua jalur. Pada protokol I2C, data dikirim secara serial melalui jalur SDA, sedangkan untuk clock dikirim melalui jalur SCL. Persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan skpsi yang dikerjakan sendiri yaitu mengenai salah satu jenis komunikasi yang digunakan pada penelitian ini untuk menghubungkan modul sensor yang ada yaitu menggunakan komunikasi I2C.
Teknologi yang diangkat dari tugas akhir ini juga mengusung sistem Plug and Play. Penerapan teknologi PnP pada Modular WSN bertujuan agar node sensor dapat langsung beroperasi menggunakan komunikasi I2C tanpa melalui proses konfigurasi terlebih dahulu ketika digunakan.
3. PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
Pada Gambar 1 dilakukan perancangan dan implementasi dari perangkat lunak dan perangkat keras pada sistem yang dibuat.
Gambar 1. Blok Diagram Sistem
3.1 Perancangan
Perancangan yang dilakukan terbagi menjadi perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak.
3.1.1 Perancangan Perangkat Keras
Perancangan terbagi menjadi perancangan modul sensor suhu, jarak, gas dan cahaya.
3.1.1.1 Perancangan Modul Sensor Suhu
Gambar 2. Skematik Modul Sensor Suhu
Seperti yang dapat dilihat dari Gambar 2 pin yang terdapat pada ATTiny85 dihubungkan dengan VCC, SCL, SDA, ground dan juga pin yang berfungsi untuk membaca masukan sensor LM35. Untuk membaca nilai sensor sendiri dilakukan dengan fungsi analogRead() pada pin 2. Pada ATTiny85 sendiri pembacaan input sinyal analog diubah kedalam 10-bit digital oleh ADC. Selain itu pada pin 8 ATTiny dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 5v, sementara ground dihubungkan pada pin 4. Agar modul sensor dapat berkomunikasi dengan perangkat lain melalui komunikasi I2C sendiri modul harus dihubungkan melalui pin SDA dan SCL. SDA berfungsi untuk mengirimkan data, sementara SCL sendiri berfungsi sebagai sumber clock nya.
3.1.1.2 Perancangan Modul Sensor Jarak
Gambar 3. Skematik Modul Sensor Jarak
yang didapat menggunakan pin echo yang terhubung pada pin3 ATTiny85. Setelah sinyal pantulkan dan diterima maka ATTiny85 akan menghitung jarak dari objek dihadapan sensor berdasarkan selisih waktu yang ada.
3.1.1.3 Perancangan Modul Sensor Gas
Gambar 4. Skematik Modul Sensor Gas
Seperti yang dapat dilihat dari Gambar 4 pin yang terdapat pada ATTiny85 dihubungkan dengan VCC, SCL, SDA, ground dan juga pin yang berfungsi untuk membaca masukan sensor ATTiny85. Untuk membaca nilai sensor sendiri dengan fungsi analogRead() pada pin 2.
Pada ATTiny85 sendiri pembacaan input sinyal analog diubah kedalam 10-bit digital oleh ADC. Selain itu pada pin 8 ATTiny dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 5v, sementara ground dihubungkan pada pin 4.
3.1.1.4 Perancangan Modul Sensor Cahaya
Gambar 5. Skematik Modul Sensor Suhu
Seperti yang dapat dilihat dari Gambar 5 pin yang terdapat pada ATTiny85 dihubungkan dengan VCC, SCL, SDA, ground dan juga pin yang berfungsi untuk membaca masukan sensor ATTiny85. Untuk membaca nilai sensor sendiri dilakukan dengan fungsi analogRead() pada pin 2. Seperti yang dapat dilihat dari skematik input yang didapat dari pin 2 merupakan hasil dari pembagi tegangan antara sensor LDR dengan resistor 10k. Metode pembagi tegangan digunakan kerana output dari sensor LDR sendiri berupa resistansi, sementara ADC pada ATTiny85 tidak dapat mengubah nilai resistansi kedalam sinyal analog. ADC sendiri hanya dapat
mengubah nilai tegangan, oleh karena itu metode pembagi tegangan dibutuhkan untuk mengubah nilai yang masuk pada ATTiny85 menjadi nilai tegangan.
Pada ATTiny85 sendiri pembacaan input sinyal analog diubah kedalam 10-bit digital oleh ADC. Selain itu pada pin 8 ATTiny dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 5v, sementara ground dihubungkan pada pin 4.
3.1.2 Perancangan Perangkat Lunak
Gambar 6. Diagram Alir Perangkat Lunak
dilakukan adalah proses pembacaan dari sensor yang terpasang. Proses terakhir yang dilakukan yaitu menerima perintah yang dikirim oleh perangkat pengendali, kemudian mengirim data berdasarkan perintah yang telah didapat sebelumnya.
Gambar 7. Diagram Alir Fungsi Setup
Gambar 7 menunjukan perancangan bagian program setup yang bertujuan untuk menyiapkan modul sensor agar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan menetapkan alamat I2C agar dapat bergabung dengan bus komunikasi. Kemudian membuat modul sensor dapat menerima perintah dan mengirimkan data.
Gambar 8. Diagram Alir Pembacaan Data Sensor
Gambar 8 menunjukan perancangan bagian pembacaan sensor data dari modul yang ada. Proses dimulai dengan input data yang diperoleh dari sensor, kemudian mengolah data yang didapat dan menyimpan data hasil olahan tersebut.
Gambar 9. Diagram Alir Menerima Perintah dan Mengirim Data
Gambar 9 menunjukan perancangan bagian
program untuk menerima perintah dan mengirimkan data pada tiap modul sensor. Proses dimulai dengan menerima perintah dari perangkat pengendali. Kemudian proses yang selanjutnya dilakukan adalah mengecek permintaan yang dikirim oleh perangkat pengendali.Terdapat dua perintah yang dapat dilaksanakan oleh sensor modul yaitu perintah untuk mengirimkan data berupa data kode jenis sensor maupun data dari sensor itu sendiri.
3.2 Implementasi
Implementasi yang ada terbagi menjadi dua yaitu implementasi perangkat keras dan implementasi perangkat lunak
3.2.1 Implementasi Perangkat Keras
Gambar 10. Implementasi Modul Sensor Suhu
Gambar 10 menunjukan tampilan dari implementasi modul sensor suhu berdasarkan perancangan perangkat keras pada subbab 5.1.1.1, dimana pada modul sensor suhu terdapat komponen berupa ATTiny85 dan LM35.
Gambar 11. Implementasi Modul Sensor Jarak
Gambar 11 menunjukan tampilan dari implementasi modul sensor suhu berdasarkan perancangan perangkat keras pada subbab 5.1.1.2, dimana pada modul sensor suhu terdapat komponen berupa ATTiny85 dan LM35.
Gambar 12. Implementasi Modul Sensor Gas
Gambar 12 menunjukan tampilan dari implementasi modul sensor suhu berdasarkan perancangan perangkat keras pada subbab 5.1.1.3, dimana pada modul sensor suhu terdapat komponen berupa ATTiny85 dan LM35.
Gambar 13. Implementasi Modul Sensor Suhu
Gambar 13 menunjukan tampilan dari implementasi modul sensor suhu berdasarkan perancangan perangkat keras pada subbab 5.1.1.4, dimana pada modul sensor suhu terdapat komponen berupa ATTiny85 dan LM35.
3.2.2 Implementasi Perangkat Lunak
Implementasi perangkat lunak dari sistem yang ada meliputi perancangan dari kode program yang nantinya akan digunakan pada tiap modul sensor yang ada. Agar tiap modul sensor dapat digunakan dan dapat menjalankan program sesuai dengan perilaku sistem yang ditentukan. Implementasi yang dilakukan sendiri terbagi menjadi:
1. Implementasi Modul Sensor Suhu 2. Implementasi Modul Sensor Jarak 3. Implementasi Modul Sensor Gas 4. Implementasi Modul Sensor Cahaya
3.2.2.1 Implementasi Modul Sensor Suhu
Implementasi perangkat lunak modul sensor suhu dilakukan dengan menggunakan library TinyWireS sebagai komunikasi I2C dalam mode slave. Implementasi yang ada sendiri terbagi menjadi:
1. Implementasi kode program alamat I2C dan variabel yang digunakan.
2. Implementasi kode program konfigurasi komunikasi I2C.
3. Implementasi kode program pengambilan data sensor suhu.
4. Implementasi kode program menerima perintah dan mengirimkan data melalui i2C.
3.2.2.1 Implementasi Modul Sensor Jarak
Implementasi perangkat lunak modul sensor suhu dilakukan dengan menggunakan library TinyWireS sebagai komunikasi I2C dalam mode slave. Implementasi yang ada sendiri terbagi menjadi:
1. Implementasi kode program alamat I2C dan variabel yang digunakan.
2. Implementasi kode program konfigurasi komunikasi I2C.
3. Implementasi kode program pengambilan data sensor jarak.
4. Implementasi kode program menerima perintah dan mengirimkan data melalui i2C.
3.2.2.1 Implementasi Modul Sensor Gas
dalam mode slave. Implementasi yang ada sendiri terbagi menjadi:
1. Implementasi kode program alamat I2C dan variabel yang digunakan.
2. Implementasi kode program konfigurasi komunikasi I2C.
3. Implementasi kode program pengambilan data sensor gas.
4. Implementasi kode program menerima perintah dan mengirimkan data melalui i2C.
3.2.2.1 Implementasi Modul Sensor Cahaya
Implementasi perangkat lunak modul sensor suhu dilakukan dengan menggunakan library TinyWireS sebagai komunikasi I2C dalam mode slave. Implementasi yang ada sendiri terbagi menjadi:
1. Implementasi kode program alamat I2C dan variabel yang digunakan.
2. Implementasi kode program konfigurasi komunikasi I2C.
3. Implementasi kode program pengambilan data sensor cahaya.
4. Implementasi kode program menerima perintah dan mengirimkan data melalui i2C.
4. PENGUJIAN
Bab ini membahas proses pengujian yang nantinya hasil dari pengujian tersebut akan dianalisis berdasarkan sistem yang telah dibuat. Proses pengujian dan analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat telah memenuhi kebutuhan atau tidaknya. Pada tahap pengujian ini sendiri dibagi menjadi beberapa tahap meliputi tahap pengujian pengenalan modul, pengujian pemilihan modul dan pengujian pengiriman data dari modul melalui komunikasi I2C.
4.1 Pengujian Pendeteksian Modul Sensor
Tujuan dilakukannya tahap ini yaitu untuk mengetahui terdeteksi atau tidaknya modul sensor ketika dihubungkan pada perangkat pengendali. Pengenalan dilakukan dengan mendeteksi alamat dari tiap modul komunikasi yang ada. Proses ini merupakan proses awal yang sangat penting mengingat komunikasi tidak dapat dilakukan jika alamat dari modul komunikasi tidak terdeteksi. Proses
pendeteksian dapat dilihat dari Gambar 14. Gambar 14. Pendeteksian Modul Sensor
Pengujian ini dilakukan beberapa kali dengan cara mengubah alamat dari modul sensor suhu untuk memastikan modul dapat terdeteksi walaupun alamat dari modul diubah. Prosedur pengujian pendeteksian modul sensor sendiri yaitu:
1. Menghubungkan modul sensor dengan perangkat pengendali.
2. Mengubah alamat dari modul sensor dan meg-upload program dari alamat yang telah diubah.
3. Mengamati terdeteksi atau tidaknya tiap modul sensor ketika alamat modul diubah beberapa kali.
Alamat yang diubah sendiri memiliki nilai antara 1 s/d 127, pembatasan nilai tersebut mengacu pada jumlah perangkat yang dapat didukung oleh komunikasi I2C. Hasil dari pengujian sendiri dapat dilihat pada Tabel 1. Dimana seluruh pengujian berhasil dilakukan.
Tabel 1. Hasil Pengujian Pengenelan Modul Sensor
Sensor
Tujuan dilakukannya tahap ini yaitu untuk mengetahui apakah seluruh modul sensor dapat mengirimkan data berupa kode sensor maupun data dari sensor ketika diminta oleh perangkat pengendali.
Gambar 15. Pengiriman Kode Jenis Modul Sensor
Dari Gambar 15 dapat dilihat data yang dikirimkan sendiri merupakan kode yang didapatkan dari kode yang tersimpan pada modul sensor.
Gambar 16. Pengiriman Data Modul Sensor
Pada Gambar 16 menunjukan data yang didapat dari sensor yang terpasang pada tiap modul yang ada. Prosedur pengujian pengiriman data modul sensor sendiri yaitu:
1. Menghubungkan modul sensor suhu dengan perangkat pengendali.
2. Menerima perintah dari perangkat pengendali.
3. Mengubah keadaan disekitar sensor untuk mengubah nilai yang didapat.
4. Mengirimkan data berdasarkan perintah yang diterima.
Tahap awal yaitu menghubungkan modul sensor dan menunggu modul sensor untuk dideteksi. Setelah terdeteksi maka modul sensor siap untuk menerima perintah dari perangkat pengendali. Setelah itu merubah keadaan disekitar sensor untuk mengubah nilainya. Dan terakhir yaitu mengirimkan data berdasarkan perintah yang diterima. Jika perintah yang diterima berupa permintaan kode sensor, maka kode sensor dikirimkan. Sebaliknya, jika perintah berupa permintaan data sensor maka data sensor dikirimkan. Sementara hasil dari pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2. Dimana seluruh pengujian berhasil dilakukan.
Tabel 2. Hasil Pengujian Pengiriman Modul Sensor
4.1 Pengujian Pemilihan Modul Sensor
Tujuan dilakukannya tahap ini yaitu untuk mengetahui apakah modul sensor dapat aktif ketika diminta oleh perangkat pengendali. Pengujian ini dilakukan dengan cara menghubungkan seluruh modul sensor dengan perangkat pengendali dan meminta salah satu modul sensor melalui alamat yang sebelumnya telah dideteksi untuk berkomunikasi dan mengirimkan data pada perangkat pengendali.
Gambar 17. Pengiriman Kode Jenis Modul Sensor
sensor yang ada. Prosedur pengujian pemilihan modul sensor sendiri yaitu:
1. Menghubungkan seluruh modul sensor ke perangkat pengendali.
2. Mendeteksi seluruh alamat dari modul sensor yang terhubung.
3. Memilih alamat dari modul sensor yang dipilih untuk mengirimkan data.
4. Mengamati dapat diterima atau tidaknya data dari modul sensor yang dipilih.
Sementara hasil dari pengujian sendiri dapat dilihat pada Tabel 3. Dimana seluruh pengujian berhasil dilakukan.
Tabel 3. Hasil Pengujian Pemilihan Modul Sensor
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini membahas tentang penarikan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.
5.1 Kesimpulan
Penerapan protokol Plug and Play pada tiap modul sensor yang ada dapat dibuat dengan cara menyimpan kode dari jenis sensor yang terhubung pada perangkat ATTiny85 yang ada. ATTiny85 yang berperan sebagai kontrol utama pada modul sensor sendiri memiliki tugas untuk menerima perintah dan menjalankan perintah yang didapat. Dari perintah yang didapat ATTiny85 mengirimkan data yang diminta baik itu data dari kode sensor maupun data dari hasil pembacaan data sensor. Adapun komunikasi yang dilakukan antara modul sensor dan perangkat pengendali seluruhnya dilakukan menggunakan komunikasi i2C.
Mendeteksi dan membedakan jenis dari sensor yang terhubung dengan perangkat
pengendali dilakukan ketika modul sensor pertama kali dihubungkan. Saat pertama kali dihubungkan, modul sensor akan menerima perintah berupa permintaan data kode sensor dari modul sensor kemudian mengirimkan kode tersebut pada perangkat pengendali. Pada proses pengenalan ini dapat dilakukan dengan komunikasi I2C dimana alamat dari modul sensor digunakan ketika proses pengiriman maupun penerimaan data antara perangkat pengendali dan modul sensor.
Proses pertukaran data pada I2C dapat dilakukan dengan menggunakan pin SDA dan SCL. SDA berfungsi untuk mengirimkan data, sementara SCL sendiri berfungsi sebagai sumber clock nya. I2C sendiridipilih karena untuk dapat berkomunikasi hanya diperlukan dua buah pin saja. Hal tersebut tentunya sangat membantu mengingat ketersediaan pin yang terdapat pada ATTiny85 hanya berjumlah 8 buah.
5.2 Saran
Saran yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang akan datang yaitu menggunakan jenis komunikasi yang lain sebagai perbandingan jenis komunikasi yang mana yang lebih baik untuk diterapkan sebagai komunikasi modul sensor. Selain itu juga dapat menggunakan jenis sensor yang berbeda untuk dipasangkan pada perangkat modul sensor yang ada. Dan juga dapat menambahkan perintah yang dapat dijalankan oleh modul sensor selain meminta data kode sensor maupun nilai sensor. Dan yang terakhir yaitu dapat menambahkan tampilan antarmuka pada modul sensor sehingga memudahkan untuk melihat proses yang berjalan pada modul sensor.
6 DAFTAR PUSTAKA
Akyildiz, F., & Kasimoglu, I. (2004). Wireless Sensor and Actor Neworks: Research Challenge. Ad Hoc Network, 2, 351-367.
Hanabusa, R. (2007). Comparing JTAG, SPI, and I2C. SPANSION.
Mikhaylov, K., & Huttunen, M. (2014). Modular Wireless Sensor and Actuator Network Nodes with Plug-and-Play Module Connection. SENSORS,2014 IEEE (pp. 1-4). IEEE.
Network Nodes. International Journal Sensor Network, 50-62.
Valdez, J., & Becker, J. (2015). Understanding