• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Penerapan Kekuatan dan Keutam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pentingnya Penerapan Kekuatan dan Keutam"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Pentingnya Penerapan Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika, dan Etika bagi Perawat Profesional

oleh Putri Atalya, 1406544381

Judul : Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika, dan Etika Pengarang : Bagus Takwin, Fristian Hadinata, Saraswati Putri.

Data Publikasi :

 Judul : Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika, dan Etika  Pengarang : Bagus Takwin, Fristian Hadinata, Saraswati Putri.

 Penerbit : Universitas Indonesia  Kota Terbit : Depok

 Tahun Terbit : 2013

Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika, dan Etika merupakan komponen penting untuk pengembangan diri individu dalam menghadapi kehidupan sosial yang mencakup masyarakat dan bangsa, serta kebudayaan. Seluruh komponen ini saling berkesinambungan dan menjadi kesatuan yang berkaitan satu dengan yang lain. Pelajaran-pelajaran yang dapat diperoleh di dalamnya bukan hanya mengenai fungsi yang harus dimiliki mahasiswa Ilmu Keperawatan dalam tuntutan masyarakatnya nanti sebagai perawat profesional, melainkan lebih daripada itu, yakni pelajaran tentang bagaimana kapabilitas mahasiswa dapat dikembangkan sehingga ia dapat mengembangkan dirinya sendiri dan masyarakatnya.

(2)

Takwin, 2013:5). Berbagai perilaku juga dapat dinilai berdasarkan keutamaan yang secara umum terdiri dari kebijaksanaan, courage (kesatriaan), kemanusiaan, keadilan, pengendalian atau pengelolaan diri, dan transendensi. Peterson dan Segliman (2004) pun menegaskan bahwa enam keutamaan ini universal dan memiliki dasar pada manusia secara biologis. Keenam keutamaan ini harus ada dalam pribadi perawat yang dipercaya sebagai orang yang memiliki karakter baik. Selain itu kekuatan dan keutamaan karakter erat sekali hubungannya dengan pencapaian kebahagiaan. Dalam menjalankan tugas, seorang perawat adalah orang yang berbahagia, mandiri, dan memberi sumbangan positif kepada kliennya. Kebahagiaan itu harus dibagikan kepada klien dengan menyebarkan pikiran positif, memandang hidup dan orang lain sebagai hal yang baik, serta memahami dunia dan seisinya sebagai kebaikan dari Tuhan yang dianugerahkan kepada kita. Jelas bahwa seorang perawat profesional sangat diharapkan mampu memiliki keutamaan dan kekuatan karakter untuk mampu memberi aura positif dan selalu membawa keceriaan bagi kliennya sehingga dapat menjalani hidup secara ringan meskipun dalam situasi-situasi yang sulit dan berat.

(3)

pernyataan tersebut jelas bahwa seorang perawat sebagai ahli medis memerlukan pemikiran filosofis demi mewujudkan kinerja perawat yang profesional dalam bidangnya.

Dalam menggunakan pemikiran filosofis untuk menerapkan teknik-teknik dan kaidah penalaran yang tepat, dibutuhkan logika Logika dapat diartikan sebagai cabang dari filsafat yang mengkaji prinsip, hukum dan metode berpikir yang benar, tepat dan lurus (Takwin, 2013:41). Sifat sistematis yang diperlukan untuk melakukan tindakan medis itu harus mencakup sifat logis. Selain itu berpikir logis juga mampu menghindari sesat berpikir, yaitu penalaran berupa penarikan kesimpulan-kesinpulan dengan langkah-langkah yang tidak sah, yang disebabkan oleh dilanggarnya kaidah-kaidah logika. Menurut Copi (1986) dalam Takwin (2013), sesat pikir adalah perbincangan yang mungkin dirasa betul, tetapi setelah diuji terbukti tidak betul. Sesat pikir ini mungkin bisa terjadi dalam dunia medis dan mengakibatkan hal yang fatal, seperti contoh kekeliruan dalam memberi resep karena kesalahan dalam analisis dan diagnosa. Oleh karena itu diperlukan penerapan kaidah logika secara tepat dalam mengaktualisasikan tindakan medis secara kritis, radikal dan sistematis.

Setelah tindakan seorang perawat menerapkan prinsip kekuatan dan keutamaan karakter, filsafat serta logika, yang terpenting adalah harus memastikan bahwa tindakan medis yang dilakukan itu etis. Terkadang apa yang telah kita lakukan secara logis belum tentu etis. Etika mengacu kepada studi sistematis dan filosofis tentang bagaimana seharusnya kita bertindak (Borchert, 2006:279 dalam Hadinata&Putri, 2013:135). Etika juga merupakan cabang ilmu filsafat yang menyelidiki suatu sistem prinsip moral, etika juga bisa berarti filsafat atas moral (Hadinata&Putri, 2013:136). Dalam menjalankan etika, kita membutuhkan moralitas. Moralitas mengacu pada nilai baik atau tidak baik yang disepakati dan diadopsi dalam suatu lingkungan tertentu (Borchert, 2006:280 dalam Hadinata&Putri, 2013:136). Dalam rangka melihat perilaku yang dapat diterima atau tidak dalam situasi tertentu, maka perilaku etis didefinisikan. Tindakan medis yang tidak etis akan menimbulkan hal yang fatal bagi klien.

Referensi

Dokumen terkait

Penyelesaian Persamaan Schrodinger Dimensi-4 Bagian Radial untuk Kombinasi Potensial Inverse Polinomial plus Potensial Scarf Trigonometri Menggunakan Metode Fungsi

Dengan adanya beragam nama perguruan tinggi yang ditawarkan kepada calon mahasiswa (sebagai konsumen), para konsumen tersebut memiliki kebebasan memilih

Nilai dari LPPM Universitas Riau yang dapat dipublikasikan melalui video profil setelah observasi dan wawancara adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh para

Pada Gambar 7, dan Gambar 8 diatas menunjukkan rancangan Interfase yang akan di buat. Berdasarkan spesifikasi desain yang diperoleh yaitu use case Diagram dan use case

Hasil analisis data pada perokok yang menjadi subyek dalam penelitian ini didapatkan bahwa ketergantungan fisik terhadap nikotin yang terjadi memang

HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan model Problem Based Learning ( PBL ) dengan media konkretdalam pembelajaran matematika tentang bangun ruang dilakukan melalui 5 langkah,

[r]

Dakwah maw’izah al -hasanah adalah metode dialog-dialog/pidato yang digunakan oleh komunikator, dimana objek dakwah dapat memahami dan menganggap bahwa pesan